26 Dec 2007

Minggu ke 1 January






Hidup ini adalah suatu pilihan.


Ada hal-hal yang telah ditetapkan yang kita tidak dapat memilih, misalnya: kita tidak bisa memilih kapan kita mau dilahirkan, di mana kita akan lahir, dalam keluarga mana, siapa yang akan menjadi orang tua kita. Kita tidak bisa memilih apakah kita mau dilahirkan sebagai anak konglomerat atau anak petani miskin di desa. Kita tidak bisa memilih apakah mau dilahirkan dalam keluarga yang harmonis atau dari keluarga broken home, atau lahir sebagai anak di luar nikah. Kita tidak bisa memilih apakah kita mau memiliki orang tua yang bijaksana yang mengasihi dan mendidik anak-anaknya dalam takut akan Tuhan atau orang tua pemabuk yang setiap hari memukuli anak-anaknya. Semua itu adalah ketetapan dari Tuhan yang berdaulat atas hidup kita. Apapun keadaan kita, kita tidak boleh menyesalinya. Tetapi setelah kita hidup di dunia ini, setelah kita bisa mengerti dan bisa membedakan, kita akan harus memilih untuk hidup kita. Setiap keputusan yang kita ambil hari ini menentukan hari esok kita.
Bila kita lahir dalam suatu keluarga yang ”rusak”, mungkin dengan ayah tiri yang suka memukul atau bahkan sampai memperkosa, anak-anak terlibat narkoba dan seks bebas, bukan berarti kita harus tetap tinggal dalam keadaan seperti itu. Adalah pilihan kita sendiri apakah kita mau memperbaiki hidup kita atau tidak. Kita bisa bangkit meninggalkan masa lalu kita dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan untuk dipulihkan, atau kita tidak mau berjuang dan menyerah saja pada ”nasib”. Itu adalah pilihan kita.
Seorang karyawan yang diberhentikan dari kantornya mempunyai pilihan, apakah ia akan marah, kecewa, menyesali keadaan, menjadi murung dan stres dengan tinggal di rumah terus, atau ia akan bangkit dan berusaha mencari kerja, apapun yang bisa ia lakukan. Itu adalah pilihannya.
Setiap pilihan yang kita ambil pasti ada resikonya, jangan pernah disesali. Tidak ada gunanya kita meratapi dengan ”seandainya”. Seorang yang mengambil pilihan untuk pindah tempat tinggal akan menghadapi perjuangan untuk memulai kehidupan dengan situasi yang baru, beradaptasi dengan lingkungan yang baru, mencari pekerjaan baru. Jangan pernah menyesali dengan, ”Seandainya dulu saya tidak pindah, pasti saya tidak akan susah begini.” Suami istri jangan pernah menyesali pasangan yang telah dinikahi dengan, ”Seandainya dulu saya menikah bukan dengan dia, mungkin saya akan lebih bahagia.” Seorang ibu yang mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dan merawat anak-anaknya di rumah, jangan pernah menyesali dengan, ”Seandainya dulu saya tidak berhenti bekerja, pasti sekarang saya sudah mencapai jenjang karier yang tinggi.” Sebaliknya seorang ibu yang mengambil keputusan untuk bekerja, jangan pernah menyesali dengan, ”Seandainya dulu saya berhenti bekerja untuk merawat anak, pasti anak saya tidak akan jatuh dalam narkoba.” Kita harus memikirkan baik-baik setiap keputusan yang akan kita ambil dengan segala resikonya, keuntungan dan kerugiannya, kebaikan dan keburukannya. Jangan pernah menyesali keputusan apapun yang telah kita ambil. Hanya orang bodoh yang akan hidup dalam impian ”seandainya”.
Begitupun, dalam mengikut Tuhan kita harus memilih. Yesus berkata, ”Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6 : 24). Bila kita memilih mengabdi kepada Tuhan, kita harus melepaskan ”segalanya” untuk mengikut Dia. Kita tidak bisa mengatakan kita mau mengikut Tuhan, tapi hati kita masih terikat pada hal-hal duniawi. Kita masih suka kemewahan, masih ingin bersenang-senang mengikuti cara hidup orang dunia. Keputusan yang kita ambil hari ini akan menentukan langkah kita. Dalam kitab Wahyu tertulis, ”... Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat. Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 21 : 10-11). Waktunya sudah sangat singkat, kita harus memilih apakah kita mau menguduskan diri kita atau kita mau terus menjadi cemar.
Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di Roma, ”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12 : 1-2). Kita harus bisa memilih yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Pilihan kita hari ini menentukan masa depan kita. Jangan sampai ketika kita menghadap Tuhan nanti, Ia berkata, ”... Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7 : 22). Apakah pada waktu itu baru kita akan berkata, ”Seandainya....”? Terlambat sudah! Tidak ada gunanya lagi disesali! Mari, hari ini, di awal tahun yang baru ini kita tetapkan pilihan kita; pikirkanlah dengan sungguh-sungguh dan benar agar kita tidak salah memilih. Jangan sampai kita menjadi orang bodoh yang berkata, ”Seandainya...”. Menyedihkan bukan? Amin! (LH)



Senin, 31 Desember 2007

LUPAKAN DAN TINGGALKAN

Filipi 3 : 13-14
Jika Anda diberi kesempatan untuk mengulang hidup Anda kembali, apakah Anda akan menjalaninya seperti yang telah Anda lewati, ataukah Anda akan memilih yang lain? Dalam hidup, seringkali kita menyesali sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang telah kita lakukan, mungkin karena kita merasa hal itu salah dan tidak bisa diperbaiki atau diulang kembali. Mungkin kita berpikir, ”Kalau saja saya boleh mengulang kembali, saya tidak akan melakukannya.” Atau, ”Kalau saya bisa memilih kembali, saya tidak akan mengambil keputusan itu.”
Firman Tuhan hari ini mengajar kita untuk melupakan segala yang ada ”di belakang”, segala yang telah berlalu. Rasul Paulus, sebelum ia mengenal Tuhan, adalah seorang yang kejam, yang membunuh banyak pengikut Kristus. Tetapi setelah ia ”ditangkap” oleh Tuhan, ia berkata, ”..., aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” (ayat 13). Introspeksi baik untuk kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi agar tidak mengulang kembali, tetapi bukan untuk kita menyesalinya terus-menerus. Di hari terakhir tahun ini, mari kita renungkan, mungkin ada dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan sepanjang tahun ini, mungkin ada perkataan-perkataan menyakitkan yang telah melukai hati orang lain, mungkin ada pilihan atau keputusan yang telah salah kita ambil; ada banyak hal yang telah terjadi yang tidak bisa kita ulang kembali. Mari kita belajar dari Rasul Paulus, jangan terus menyesalinya, tetapi lupakan dan tinggalkan, artinya jangan mengulang kembali kesalahan yang sama; arahkan diri kita kepada apa yang di depan dan ”berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (ayat 14). (Ginny)
Introspeksi adalah untuk memperbaiki diri, bukan untuk bergumul terus dengan penyesalan.
SELASA, 1 Januari 2008

HIDUP BARU DALAM TUHAN

Yesaya 43 : 18-21
Banyak di antara kita memiliki masa lalu yang buruk, mungkin pernah mengalami pelecehan seksual, pernah jatuh ke dalam narkoba dan obat-obatan, pernah dianiaya oleh orang tua yang pemabuk, dan lain sebagainya. Seringkali masa lalu itu menjadi trauma untuk kita dalam melangkah ke depan. Firman Tuhan hari ini berkata, ”Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.” (ayat 18-19). Trauma masa lalu dapat menjadi penghambat bagi rencana Tuhan yang indah dalam hidup kita bila kita terus menyimpannya dalam ingatan kita. Tuhan mau kita melupakannya.
Rasul Paulus berkata dalam suratnya, ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (II Korintus 5 : 17). Bila kita ada dalam Kristus, kita adalah ciptaan yang baru. Yesus telah mati untuk menebus dosa kita dan menutup segala masa lalu kita. Sakit hati, kepahitan, kemarahan, luka-luka yang ada dalam hati hanya akan terus merusak hidup kita. Yang perlu kita lakukan adalah membuang dan tidak mengingat-ingatnya lagi. Memang tidak mudah untuk melupakan hal-hal yang menyakitkan di masa lalu, tetapi jika kita mau menyerahkannya pada Tuhan, percayalah Dia akan membaharui hidup kita. Di hari yang baru di awal tahun ini, mari kita melangkah bersama Tuhan. Jangan biarkan masa lalu menghambat langkah kita untuk maju terus. (Ginny)
Jangan biarkan masa lalu mengikat kita dan membuat kita tidak bisa melangkah maju.
RABU, 2 Januari 2008

TAHUN BARU, BERKAT BARu

Mazmur 5 : 13
Bagaimana kabar Anda di tahun baru ini? Apakah Anda mengalami sesuatu yang dahsyat dalam hidup Anda? Atau malah Anda sedang mengalami kesusahan yang tak berujung? Hari ini kita dingatkan bahwa Tuhan senantiasa memberkati umat-Nya yang hidup dalam kebenaran. Hanya orang yang benar di mata Tuhan yang akan merasakan berkat-Nya yang melimpah. Bila Anda di tahun ini ingin senantiasa merasakan berkat Tuhan maka Anda harus menjadi orang benar di hadapan-Nya. Bagaimana caranya kita dapat menjadi orang yang benar?
Orang yang benar pasti suka akan firman Tuhan, karena firman Tuhan adalah sumber dari kebenaran.
Orang yang benar pasti hidupnya akan tinggal dalam kebenaran, yaitu firman Tuhan.
Orang benar pasti akan mengeluarkan perkataan dan perbuatan yang benar. Pohon itu dapat dikatakan baik bila ia dapat mengeluarkan buah yang baik. Demikian juga hidup orang itu dikatakan benar bila ia dapat mengeluarkan buah kebenaran itu.
Di tahun yang baru ini marilah kita menjadi orang Kristen yang benar di hadapan Tuhan, karena kita akan merasakan berkat-Nya yang melimpah dan Tuhan juga akan memagari kita dengan perisai anugerah-Nya. (Giant)
Berkat baru hanya dapat disyukuri oleh orang yang melekat kepada Tuhan.

KAMIS, 3 Januari 2008

HARUS DISIPLIN

II Tesalonika 3 : 13
Orang Kristen harus berbuat apa yang baik. Ini adalah kalimat yang sangat sering kita dengar, tapi seringkali kita tidak senang dengan kalimat ini. Nama Kristen itu bukan sekedar julukan yang pasif, tetapi itu adalah menggambarkan gaya hidup sehari-hari. Artinya jika kita percaya kepada Yesus, maka iman percaya kita tidak hanya berada di pikiran saja, tetapi harus menjadi nyata dalam setiap pikiran, perkataan dan juga perbuatan. Paulus meminta kepada jemaat di Tesalonika agar setiap orang Kristen mengikuti teladan hidupnya (ayat 7) dan tidak meniru perbuatan orang dunia yang cuma ingin mencari kesenangan saja. Melihat orang yang hidupnya tidak tertib, Paulus dengan tegas mengatakan agar orang yang tidak bekerja janganlah ia diberi makan (ayat 10). Mengapa Paulus menegor begitu keras? Sebab Paulus tidak ingin orang-orang Kristen hidup tidak tertib, karena hidup tidak disiplin bisa merusak iman dan kesalehan. Bagi Paulus, menjadi orang Kristen artinya harus disiplin dalam segala hal, baik dalam pekerjaan, belajar, ibadah, menggunakan waktu, uang, menjalankan hukum dan menegakkan keadilan. Paulus meminta, “... supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan tidak menuruti ajaran dari kami.” Ini berarti Paulus tahu jika kita bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sifat buruk, kitapun bisa terpengaruh dan akhirnya menjadi sama buruk. Memang benar bahwa tidak ada gunanya kita menjadi orang Kristen apabila hidup kita sendiri tidak tertib. Hal itu akan membuat hidup kita tidak menjadi berkat bagi orang lain. Kita yang telah menjadi pengikut Kristus, marilah berjuang dengan disiplin yang tinggi yang telah diajarkan Kristus sehingga hidup kita bisa mempengaruhi dunia. Sekalipun dunia ini semakin jahat, kita tidak boleh menyerah begitu saja dengan keadaan yang tidak menguntungkan iman kita. Ajaran Tuhan Yesus yang kita laksanakan bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita sendiri harus lebih tegas lagi dalam menegor diri sendiri sebelum kita mengingatkan orang lain. (Aping)
Yesus akan melatih kita untuk disiplin bila kita mau.
JUMAT, 4 Januari 2008

BERANI MEMBUANG

Markus 2 : 22
Dalam hidup ini, seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal yang seharusnya kita buang. Masalahnya, banyak orang yang senang menimbun, tidak mau membersihkan, merasa sayang akan kenangan dan sebagainya. Banyak sekali alasan kenapa orang tidak membuang hal atau barang yang tidak berguna, sampah. Dalam rumah, banyak ibu-ibu yang senang menimbun kotak bekas pembungkus makanan, barang pecah belah yang sudah tua, bocor dan tidak berguna. Banyak ibu yang beralasan, “Siapa tahu masih bisa dipakai?” Padahal bila membutuhkan, banyak juga ibu yang tidak menggunakan apa yang sudah disimpannya. Begitu juga dengan bagian rohani. Banyak orang yang tidak mau membuang hal-hal yang tidak berguna. Banyak orang tidak mau membuang sakit hati, kecewa, kegagalan dan sebagainya. Padahal bacaan hari ini berkata, kantung anggur yang lama tidak bisa dipakai mengisi anggur baru karena anggur baru akan tumpah ke mana-mana. Bila kita mau punya hidup dengan sifat yang diubahkan Tuhan, bila kita ingin menjadi ciptaan baru, maka kita juga harus rela membuang sifat lama , kebiasaan lama, pikiran lama, sakit hati dan latar belakang kita. Baru setelah itu kita bisa menerima sifat baru yang sesuai dengan sifat-Nya Yesus. Maukah kita membuang yang lama? Sungguh-sungguh? Dari lubuk hati yang paling dalam? (cubs)
Lama dan baru tidak bisa bercampur. Kalau yang lama jelek, kenapa tidak dibuang?

SABTU, 5 Januari 2008

DAMPAK PENGAMPUNAN

Kolose 2 : 11-15
Perkara yang seringkali membuat anak Tuhan tidak bisa maju adalah keterikatan dengan dosa masa lalu. Ketika kita bertobat, kita memulai hidup baru bersama Tuhan. Kita berjalan dalam janji pemulihan, hidup berkelimpahan dan masa depan yang penuh harapan. Namun banyak yang meragukan anugerah Tuhan sehingga membuatnya hidup dalam penyesalan atas kegagalan, tidak bisa keluar dari masalah, keputusan yang buruk dan tidak mampu melepaskan masa lalu. Jika orang hidup seperti di atas, banyak sekali kesempatan yang tidak dapat dipergunakan. Hal demikian hanya membuat suatu keadaan di mana orang itu tidak bisa menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Mereka terbenam dalam penyesalan, punya gambar diri yang buruk, terluka oleh kenangan yang pahit, dan sebagainya. Yesus Kristus tahu akan kesalahan kita. Dia datang untuk menghapus secara total dan mengubah lembaran hidup kita yang kotor menjadi bersih. Ketika kita menghampiri-Nya, mengakui dosa dan minta ampun, maka Allah memutuskan untuk melupakan kesalahan dan kegagalan kita. Jangan lagi hidup dalam kenangan dosa masa lalu. Dia membatalkan dosa masa lalu kita dan membebaskan kita untuk menjalani masa sekarang dan berpengharapan untuk masa depan. (Neke)
Pengampunan-Nya membatalkan dosa masa lalu.

MINGGU, 6 Januari 2008

BERSYUKURLAH

Mazmur 92
Mazmur 92 adalah sebuah nyanyian untuk hari Sabat. Tempat manusia mencari perteduhan di hari-hari yang melelahkan. Lagu mazmur itu mulai dengan sebuah pujian, “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan.” (ayat 2). Adalah baik untuk mengalihkan pikiran kita dari dunia yang tak menentu dan menakutkan kepada pernyataan tentang Allah, “Kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam.” (ayat 2b). Allah mengasihi kita dan Ia setia. Ia membuat kita selalu bersukacita, “Sebab telah Kau buat aku bersukacita ya Tuhan dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.” (ayat 5). Dengan memuji membuat kita selain bersukacita, juga memberi kita hikmat. Kita akan mulai mengerti kebesaran Tuhan dan semua yang Ia ciptakan. Kita memperoleh hikmat-Nya yang tersembunyi bagi mereka yang tidak mengenal Allah. “Orang bodoh tidak akan mengetahui dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan dan orang–orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.” (ayat 7-8). Yang benar akan berkumpul dengan Yang Maha Kuasa yang tinggal dalam kekekalan. Mereka akan bertunas, “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma; akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.” (ayat 13). Sebuah lambang untuk keindahan dan kekuatan yang tak terpatahkan karena mereka ditanam dalam rumah Allah. “Mereka yang ditanam di bait Allah akan bertunas di pelataran Tuhan kita.” (ayat 14). Akar-akar mereka masuk dalam tanah kesetiaan Allah; mereka ditarik dalam kasih-Nya yang tak terpadamkan. Bersyukurlah dan pujilah Tuhan sekarang juga. Berilah pada Allah di dalam sorga ucapan syukur. Ia sumber kasih abadi. (DBR)
Sebuah hati yang seirama dengan hati-Nya akan selalu memuji-muji dan bersyukur kepada-Nya.

23 Dec 2007

MINGGU KE 4



SEKARANGLAH WAKTUNYA !

Pernahkah Anda menyadari bahwa hidup kita di dunia ini sangat singkat waktunya dan bahwa waktu yang telah berlalu tidak bisa diputar kembali? Banyak orang sering tidak ingat akan hal ini dan karenanya banyak sekali hal-hal berharga yang mereka lewatkan. Banyak kehilangan yang mungkin tidak akan pernah bisa diraih kembali.
Banyak pasangan muda yang memiliki anak, terlalu sibuk mengejar karier dan pekerjaan sehingga melewatkan waktu bersama anak mereka. Anak--anak hanya diurus oleh pembantu sehingga hubungan mereka lebih erat dengan pengasuh mereka dari pada dengan orang tua. Ketika anak-anak menjadi besar, orang tua tidak bisa lagi mendekati mereka. Anak-anak sudah mempunyai agenda mereka sendiri dan tidak mau lagi bergabung dengan acara orang tua. Mereka lebih suka pergi dengan teman-teman dari pada dengan orang tua. Hubungan yang tidak terjalin dengan baik sejak kanak-kanak menyebabkan komunikasi yang tidak baik antara orang tua dan anak. Akibatnya orang tua tidak tahu apa yang diperbuat anak-anak mereka. Bila anak-anak memiliki pergaulan yang buruk, mudah sekali mereka terbawa oleh teman-teman mereka. Firman Tuhan berkata, ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22 : 6). Adalah tugas orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, bukan hanya sekedar memberi makan dan mencukupi kebutuhan materi mereka. Bila Anda tidak mau kehilangan anak-anak Anda, sekaranglah waktunya, jangan tunggu sampai terlambat!
Banyak anak-anak yang setelah dewasa, karena kesibukan mereka, tidak lagi memiliki hubungan dengan orang tua. Terlebih bila mereka telah menikah dan memiliki keluarga sendiri, seringkali mereka lupa dan tidak memiliki waktu untuk orang tua. Akibatnya banyak orang tua yang kecewa dan sakit hati kepada anak-anak mereka karena merasa ditelantarkan, merasa anak-anak melupakan jasa mereka. Firman Tuhan mengajarkan, ”Hormatilah ayahmu dan ibumu – ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” (Efesus 6 : 2-3). Banyak anak-anak yang setelah orang tuanya meninggal, baru merasa menyesal karena tidak mempedulikan mereka semasa masih hidup dan berusaha memperbaikinya dengan membangun makam yang indah dan megah buat mereka. Apakah gunanya? Mereka tidak melihat dan tidak bisa menikmatinya. Bila Anda mau menghormati dan mengasihi orang tua Anda, sekaranglah waktunya!
Banyak pasangan suami istri, setelah menikah beberapa lama, kehilangan api cinta mereka. Masing-masing sibuk dengan aktivitasnya sehingga kehilangan komunikasi dan kebersamaan. Mereka tidak lagi saling mengasihi dan saling memperhatikan sehingga banyak yang mengambil jalan berpisah untuk mencari cinta yang lain. Percayalah, tidak ada cinta yang lain. Hanya yang Tuhan ijinkan menjadi pasangan kita, itulah yang terbaik. Yesus berkata, ”Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19 : 4-6). Firman Tuhan mengajarkan, ”Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan. Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (Efesus 5 : 22, 25). Tuhan sanggup memulihkan kembali hubungan suami istri yang retak. Pertanyaannya adalah, ”Apakah Anda mau?” Kata kuncinya adalah ”saling” dan ”kasih”. Saling mengasihi, saling memperhatikan, saling mengampuni, saling mengalah, saling berkorban, saling mendengarkan, saling merendahkan diri, dan sebagainya. Jangan tunggu lagi, sekaranglah waktunya!
Banyak orang ingin memberikan hidupnya kepada Tuhan dan melayani Dia, tetapi ”nanti”. Nanti setelah tua dan pensiun, nanti setelah kesibukan pekerjaan berkurang dan ada waktu, nanti setelah hidup menjadi mapan dan segala kebutuhan tercukupi, nanti setelah anak-anak besar dan tidak butuh diasuh lagi, nanti..., nanti... Firman Tuhan mengingatkan, ”Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yakobus 4 : 14). Tuhan memanggil Anda saat ini, jangan tunda lagi sampai nanti. Serahkan hidupmu kepada Tuhan hari ini juga, esok mungkin tidak ada kesempatan lagi. Sekaranglah waktunya!
Banyak juga orang yang karena menyadari bahwa hidup ini singkat, jadi mengejar hal yang sia-sia dan melewatkan hal-hal yang berharga. Kita harus bijaksana dalam memilih karena waktu tidak bisa diputar kembali. Mulai saat ini, kejarlah hal-hal yang bernilai kekal, bukan yang fana. Jangan sia-siakan hidup Anda, sekaranglah waktunya! (LH)

Senin, 24 Desember 2007
MEMAHAMI KASIH ALLAH
Yohanes 3 : 16
Allah mengasihi kita bukan karena perbuatan kita, bukan juga karena kemurahan hati kita pada orang lain, bukan juga karena kerajinan kita beribadah, tetapi Tuhan mengasihi kita karena Dia adalah Allah. Tuhan mengasihi kita karena Dia adalah Pencipta kita. Dia adalah Bapa kita. Dia tetap mengasihi kita apapun keadaan kita. Dia memang sedih kalau kita susah, atau tertimpa masalah, Dia juga kecewa kalau kita tidak menaati-Nya, Dia mungkin marah kalau kita tidak mau bertobat, tetapi semua itu tidak menghalangi Tuhan untuk tetap mengasihi kita. Bahkan karena kasih-Nya pada kita, Dia mengorbankan Anak-Nya sendiri menjadi korban penebusan kita. Kita yang seharusnya dihukum mati, kita yang sudah tidak punya pengharapan sama sekali, kita yang tidak ada kesempatan secuilpun untuk diselamatkan, hanya dengan kasih-Nya Dia berikan kesempatan seluas-luasnya buat kita yang mau menerima-Nya. Kita tidak mungkin memahami kasih Allah, yang dapat kita lakukan adalah menerima kasih-Nya yang Dia berikan melalui Yesus Kristus. Kalau kita mau menerima kasih Allah, maka kita akan menerima Yesus Kristus. (cubs)
Satu-satunya cara memahami kasih Allah adalah melalui Yesus.

Selasa, 25 Desember 2007
KATAKANLAH
Keluaran 4 : 12
Sebagai seorang mahasiswa, David Livingstone pernah diutus untuk berkhotbah di Stanford Rivers. Pada saat di mimbar, ia samasekali lupa apa yang harus dikatakannya. Peristiwa ini sungguh-sungguh memalukan dan mengakhiri kariernya. Namun ia menyadari bahwa ia tidak boleh putus asa karena Allah telah memanggil ia menjadi seorang penginjil. Kemudian ia menulis, ”Saya bukanlah seorang pengkhotbah yang baik dan cara berpidato saya jelek. Bahkan beberapa orang berkata, seandainya mereka tahu saya yang berkhotbah, mereka tidak akan datang.” Seringkali kita diam ketika Allah memerintahkan kita agar menceritakan anugerah-Nya, kasih-Nya. Kita mengatakan, ”saya berat mulut dan berat lidah”. Padahal kalau Tuhan sudah suruh, yang kita perlu lakukan tinggal berkata-kata saja. Allah akan melakukan sisanya. Dia yang akan membuat orang yang mendengar merespon firman Allah. Lagipula yang perlu kita bagikan adalah apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita, pengalaman hidup kita. Tuhan tidak mencari orang yang pandai bicara, tetapi orang yang mau bicara. Ketika Musa dipanggil Tuhan untuk pergi dan membebaskan bangsa Israel, ia berdalih dengan mengatakan, ”Siapakah aku ini?” (Keluaran 3 : 11). Tetapi Tuhan kembali meneguhkan hatinya dan berfirman bahwa ”Aku akan menyertai engkau” (Keluaran 3 : 12). Kalau Allah menyuruh maka Dia akan memperlengkapi dan memberikan apa yang kita butuhkan. Marilah kita bersaksi tentang apa yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita supaya orang lain juga boleh mendapat keselamatan. (Aping)
Tidak mau masuk sorga sendirian? Bersaksilah supaya orang lain ikut juga.

Rabu, 26 Desember 2007
TENANGLAH, JANGAN TAKUT!
Markus 4 : 35-41
Setiap hari kita pasti mengalami masalah berat atau ringan, tetapi apapun masalahnya janganlah sampai iman kita menjadi goyah. Tuhan Yesus mengingatkan agar kita tenang saat masalah yang kita hadapi menjadi tidak terkendalikan. Kita jangan panik, karena kepanikan itu akan membuat kita tidak dapat berpikir dengan jernih. Kita harus senantiasa ingat bahwa Yesus selalu di pihak kita. Firman Tuhan berkata bila Yesus di pihak kita maka tidak ada yang dapat melawan kita. Oleh karena itu kita harus tenang agar kita dapat berdoa dan meminta pertolongan Tuhan. Karena hanya Tuhan sajalah sumber pertolongan kita. Dengan ketenangan maka kita akan dapat beriman kepada Kristus, tetapi dengan kecemasan dan ketakutan maka kita akan kehilangan iman kita. Jadi jangan takut saat masalah datang, tetaplah tenang. (Giant)
Hanya dengan tinggal tenang, kita dapat memecahkan masalah.

Kamis, 27 Desember 2007
SABAR
Yakobus 5 : 7-11
Di zaman serba cepat ini, orang tidak sabar dengan hal-hal yang lambat, semua maunya yang instant, cepat, ekspres. Begitu juga dengan orang Kristen dalam menantikan waktu Tuhan. Jika menghadapi masalah dan berdoa tetapi tidak mendapat jawaban, segera mencari jalan sendiri untuk memecahkan masalah. Bila Tuhan tidak segera menepati janji-Nya, jadi bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan. Firman Tuhan hari ini mengajar agar ”bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan”; seperti petani yang sabar menantikan panennya. Seorang petani harus tahu kapan waktu menanam dan kapan waktu panen. Bila ia terburu-buru, ia tidak akan mendapat hasil yang memuaskan. Sabar artinya tidak mudah terpancing, tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar. Sabar artinya tidak mudah goyah, kuat menanggung cobaan (tahan menderita). Seperti Ayub yang bertekun dalam penderitaan. Orang yang sabar tidak akan terburu-buru, sanggup menantikan waktu Tuhan. Orang yang sabar dapat mengendalikan dirinya. Penulis Amsal berkata, ”Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16 : 32). Kesabaran adalah salah satu buah Roh yang harus dihasilkan anak-anak Tuhan. Karena itu kita perlu belajar untuk dapat menjadi orang yang sabar, walaupun itu bukan hal yang mudah. (Ginny)
Kesabaran menandakan kekuatan dalam diri seseorang.

Jumat, 28 Desember 2007
MELATIH PERTUMBUHAN IMAN
Ibrani 12 : 1-12
Seringkali kita mengeluh kepada Tuhan, mengapa persoalan yang kita hadapi tidak ada habis-habisnya? Jika persoalan muncul dalam hidup kita, pasti Tuhan punya rencana yang indah bagi hidup kita. Sungguh benar apa yang firman Tuhan katakan dalam ayat 7 dan 8 bacaan kita hari ini. Keadaan yang demikian ini juga dialami oleh empat orang kusta yang dicatat dalam II Raja-raja 7. Mereka putus asa karena jelas mereka tidak akan bisa sembuh dengan akal mereka sendiri, dan karena penyakitnya mereka semua dibuang ke luar kota. Mereka tidak melakukan apa-apa sama sekali dan hanya menunggu kematian saja. Apa yang terjadi pada empat orang kusta itu juga dialami oleh orang Kristen dewasa ini. Tentu bukan penyakit kusta yang kita hadapi, tetapi ”kusta-kusta” zaman modern yang jauh lebih ganas dari penyakit kusta itu sendiri. Anehnya tidak sedikit di antara kita yang terkejut menghadapi semua ini sehingga mereka tidak tahu harus berbuat apa, mereka hanya duduk dalam keputusasaan. Apakah dengan demikian pertolongan Tuhan akan datang dengan sendirinya? Memang kita sebagai umat Tuhan tahu bahwa Tuhan sudah menyediakan pertolongan bagi setiap kita, tetapi Tuhan ingin agar kita juga bertindak. Di pihak Tuhan, Dia telah menyediakan pertolongan-Nya; di pihak kita, kita harus melangkah untuk menerima pertolongan itu. Dengan demikian iman kita menjadi terlatih dan semakin matang. Sebab itu seburuk apapun persoalan atau penderitaan yang kita hadapi, jangan putus asa atau hanya berdiam diri menunggu nasib. Yakinlah Allah sedang melatih iman kita. (DBR)
Masalah dan persoalan adalah cara Allah melatih pertumbuhan iman kita.

Sabtu, 29 Desember 2007
KITA BISA
Filipi 4 : 13
Dalam hidup ini, pengalaman masa lalu sangat menentukan sikap kita pada setiap masalah yang terjadi. Sebagian besar yang kita ingat biasanya adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, sejarah kelam. Akibatnya, kita menjadi takut, menjadi kuatir, menjadi ragu-ragu, tidak yakin apakah kita bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi. Terutama kalau kita merasa bahwa masalah kita terlalu besar, terlalu berat untuk kita. Firman hari ini jelas-jelas memberi jaminan buat kita bahwa kita bisa melakukan apa saja di dalam Tuhan yang memberi kita kekuatan. Seperti Daud, sama seperti orang Israel lain, dengan kekuatan sendiri tidak mungkin dia mengalahkan Goliat yang besar badannya dua kali lipat. Tetapi dengan Tuhan, Daud yang mungil dapat mengalahkan raksasa Goliat. Kita juga bisa kalau bersama Yesus. Itu kuncinya. (cubs)
Tuhan yang memberi kita kekuatan! Ayo maju! Kita bisa.

Minggu, 30 Desember 2007
TIDAK ADA ALASAN
Roma 10 : 1-13
Manusia punya beberapa alasan untuk tidak menerima firman Tuhan. Seringkali mereka menyalahkan orang Kristen karena tingkah laku mereka. Mereka berkata, ”Aku tahu seorang Kristen yang tidak memperlakukanku dengan baik.” Atau, ”Aku masuk ke gereja, tapi tak seorangpun mau menyapaku.” Benar, orang Kristen tidak sempurna, dan banyak yang menjadi contoh yang tidak baik. Menyalahkan orang lain tidak akan menghilangkan tanggung jawab kita terhadap Tuhan. Kebenaran firman tidak tergantung bagaimana seseorang menjalankan iman dalam hidupnya. Penyelamatan adalah hanya dari Yesus sendiri. Ayat 9 bacaan hari ini berkata, ”Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Beberapa orang memakai orang Kristen sebagai alasan untuk menolak firman, tetapi jelas mereka tidak dapat menuding pada Yesus sebagai penyebabnya. Ia tidak berdosa dan sempurna adanya. Pilatus berkata tentang Dia, ”Aku tidak mendapat kesalahan apapun pada-Nya.” (Yohanes 18 : 38b). Tuhan Yesus berbuat apa yang tidak dapat dilakukan manusia. Ia menderita sampai mati di kayu salib supaya ada pengampunan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Manusia keras kepala saja yang dapat mengatakan, “Aku tidak senang menjadi orang Kristen karena aku tidak suka apa yang Yesus lakukan.” Jangan menyimpang karena melihat kesalahan orang lain. Lihatlah pada Yesus, di sana ada jalan menuju sorga. (DBR)
Tak ada alasan untuk berkata ’tidak’ kepada Yesus.

15 Dec 2007

MINGGU KE 3 DESEMBER


PENGAMPUNAN

Seseorang yang pernah mengalami suatu peristiwa mengenaskan dalam hidupnya akan mempunyai luka batin. Luka batin itu perlu disembuhkan supaya orang itu bisa melihat kemuliaan Tuhan dalam hidupnya. Yang bisa menyembuhkan luka batin seseorang hanyalah orang itu sendiri dan Roh Kudus.
Kendala terbesar untuk penyembuhan batin biasanya adalah pengampunan. Termasuk dalam penyembuhan batin adalah penyembuhan hubungan sosial yang dipulihkan melalui pengampunan. Apabila Anda mengampuni, Anda dimerdekakan dari ikatan-ikatan dengan masa lalu. Bila Anda melepaskan pengampunan, Anda akan terlepas dari luka batin. Pengampunan yang sejati bukanlah:
Menghakimi kesalahan orang lain yang telah dilakukan terhadap Anda (misalnya mengatakan, “Oh, mereka sedang mengalami banyak tekanan sehingga mereka melakukan kesalahan itu.”).
Menyangkal bahwa Anda terluka. Penyangkalan membawa kita pada depresi.
Menerima dengan pasrah apa yang telah dilakukan terhadap Anda.
Menunggu waktu dengan harapan bahwa luka batin akan sembuh dengan sendirinya (tidak pernah ada).
Pengampunan sejati adalah:
1.Mengenali bahwa apa yang telah dilakukan terhadap Anda adalah salah.
Ini akibat perbuatan dari seorang berdosa yang tinggal dalam dunia yang berdosa. Tidaklah perlu kembali ke masa lalu dan menghidupkan kembali kejadian itu secara mental.
2.Mengakui luka Anda di hadapan Tuhan.
Datanglah kepada Tuhan dalam doa dan akui sejelas-jelasnya tentang luka Anda. Jangan ada yang ditutupi. Ingat Tuhan sebenarnya sudah tahu, Dia hanya mau Anda mengatakannya. Ceritakan kesakitan Anda kepada-Nya.
3.Minta Tuhan untuk menolong Anda mengampuni orang lain.
Hanya Tuhan Yesus yang telah mengampuni orang-orang yang menyiksa dan menyalibkan Dia yang dapat menolong Anda mengampuni orang lain. Kekuatan Anda sendiri tidak akan pernah sanggup mengampuni orang lain sepenuhnya. Dalam Kolose, Paulus berkata, “...sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3 : 12-13).
4.Ampunilah dirimu sendiri.
Ini bahkan jauh lebih sukar dari pada mengampuni orang lain. Mengampuni diri sendiri adalah langkah vital dalam proses penyembuhan luka batin. Jangan lupa! Berikut adalah beberapa cara mengampuni diri sendiri:
A.Jangan menoleh ke belakang. Jangan simpan lebih lama lagi luka-luka batin masa lalu. Jangan menyeret masa lalu dan membangkitkan ingatan-ingatan lama. Jika setan mencoba mengingatkan masa lalu, tolaklah segera.
B.Tolaklah imajinasi sia-sia; jangan terlalu sering berpikir “seandainya”, berandai-andai ria itu tidak ada, hadapilah kenyataan.
C.Latihlah roh Anda untuk mengatur emosi Anda. Jika setan mencoba mengingatkan kembali perasaan marah, mengasihani diri sendiri, penyesalan dan sebagainya, berdoalah, akui perasaan ini kepada Tuhan lalu dengan otoritas dalam nama Yesus usir perasaan itu.
D.Belajarlah kuasa pujian dan penyembahan. Bila emosi negatif timbul, mulailah memuji dan menyembah Tuhan, bahkan jika Anda tidak merasa ingin melakukan itu. Dalam waktu tidak lama setan akan menangkap fakta bahwa setiap kali dia mencoba menjerat Anda untuk beremosi negatif, Anda mulai memuji Tuhan. Dia benci pujian dan penyembahan dan dia akan mundur, membawa pergi tali-tali roh jahat dengannya.
5.Mengakui dosa yang menyebabkan Anda bersalah dan emosi-emosi dosa. Bertobatlah!
6.Ketahuilah bila Tuhan mengampuni, Dia melupakan.
7.Klaim I Yohanes 1 : 9 dan Roma 8 : 1.
8.Bebaskan diri Anda sendiri dari tuduhan dengan pikiran Anda.

Senin, 17 Desember 2007
PERCAYA DIRI
Lukas 19 : 1-10
Kisah Zakheus dalam bacaan hari ini adalah cerita yang menarik menurut saya. Pada suatu hari, Tuhan Yesus masuk kota Yerikho dikerumuni banyak orang yang ingin melihat-Nya. Ia yang mereka sebut “Yang membuat keajaiban”. Ada satu orang yang tidak berada di tengah-tengah orang banyak tersebut. Orang itu adalah Zakheus. Karena tubuhnya pendek ia tidak dapat melihat Tuhan Yesus. Oleh karenanya ia naik ke atas sebuah pohon menunggu Tuhan Yesus lewat. Zakheus adalah seorang Yahudi yang berpengaruh di dalam pemerintahan Romawi sebagai pemungut cukai, tetapi orang-orang Yahudi tidak menyukainya. Orang yang bertubuh pendek ini menjadi pemungut pajak dengan harapan menjadi kaya karena ia bisa memungut lebih dari yang ditentukan. Dengan menjadi kaya ia berharap dapat berkuasa, dan kekuasaan memberinya percaya diri. Tetapi mengapa pada hari itu ia sangat ingin melihat Yesus? Untuk minta uang pajak? Tidak! Ia hanya ingin punya percaya diri yang lebih besar yang ia tahu dapat ia peroleh hanya di dalam Yesus. Hanya Tuhan Yesus yang dapat memberi kepuasan itu. Uang, kuasa, mengikuti kerumunan itu, tetapi tidak ada siapapun yang memberi kepuasan dan percaya diri yang tepat kepada kita selain jika kita mencari dan menyerahkan diri kita ke dalam tangan Tuhan. Itu yang dicari Zakheus dengan naik pohon untuk dapat melihat Tuhan Yesus, dan dari atas pohon itulah ia dapat melihat Tuhannya dan memperoleh kepuasan dan percaya diri yang tepat dari Yesus. (DBR)
Hari ini aku akan mencari percaya diriku di dalam Yesus.

Selasa, 18 Desember 2007
PERBUDAKAN vs KEMERDEKAAN
Matius 11 : 30
Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, kita semua sebagai keturunannya juga jatuh dalam dosa. Sebagai bukti yang paling gampang adalah bahwa kita, seperti Adam dan Hawa, tidak boleh masuk taman Eden dan menikmati persekutuan yang erat dengan Allah. Hubungan kita dengan Tuhan juga terputus. Itu tandanya kita keturunan Adam dan Hawa, keturunan dosa, yang harus menanggung hukuman dosa.
Dosa itu dapat diartikan sebagai jatuh dalam perbudakan Iblis. Di mana-mana jadi budak itu tidak enak. Jadi budak artinya kehilangan kebebasan, kehilangan hak azasi, segala sesuatu diatur, diperintah, tidak ada kesempatan sama sekali untuk maju, berkembang, apalagi menikmati hidup. Tidak ada sama sekali! Mungkin kita akan membantah pernyataan di atas, saya tidak jadi budak siapa-siapa koq? Saya orang merdeka, saya bisa pergi ke mana saya mau, saya punya pekerjaan bagus, rumah bagus, dan sebagainya. Kita tidak sadar bahwa sebenarnya yang dimaksud itu adalah dunia roh! Yang diperbudak adalah roh kita, jiwa kita. Itu sebabnya, kita merasa tidak tenang, gelisah, tidak bahagia dan sebagainya. Mungkin kita punya segala sesuatu, tapi kita tidak merasa bahagia; kita punya uang banyak, tapi tetap merasa kuatir, kekurangan dan terdorong mencari uang lebih banyak lagi. Itu tandanya kita berada dalam perbudakan. Ingat apa kata firman Tuhan? Hendaklah kamu bersyukur selalu, hendaklah kamu mencukupkan diri dengan apa yang ada padamu. Firman Tuhan mengajarkan bahwa kalau kita menerima Yesus, kalau kita merdeka, maka kita akan bisa bersyukur walaupun mungkin uang kita sedikit, rumah kita tidak besar. Kalau kita bersyukur, itu artinya kita bisa berbahagia, kita adalah orang merdeka! (cubs)
Tanda orang merdeka, puas dan bahagia dengan apa yang dimilikinya.

Rabu, 19 Desember 2007
TANAH YANG SUBUR
Matius 13 : 8, 23
Untuk menjadi orang Kristen yang bertumbuh dengan baik maka kita harus memiliki hati seperti tanah yang subur. Mengapa? Karena hati seperti tanah subur yang dapat menerima firman dengan baik. Di hati yang seperti itu firman Allah dapat tertanam dan bertumbuh dengan baik. Bagaimana caranya hati kita dapat seperti tanah subur? Pertama, kita harus memiliki kerinduan dan rasa haus untuk dipenuhi oleh firman Allah. Kedua, kita harus menyadari behwa kita sangat memerlukan firman Allah. Karena hanya firman Allah sajalah yang menjadi kekuatan kita. Oleh sebab itu bila kita ingin memiliki hati seperti tanah yang subur maka kita harus memiliki dua hal di atas itu. Milikilah hati yang subur agar hati kita dapat ditaburi oleh firman Allah. (Giant)
Hanya di hati yang subur firman Allah bisa menghasilkan perubahan hidup.

Kamis, 20 Desember 2007
HIDUP TANPA KRISTUS
Efesus 2 : 2
Pohon mangga tidak mungkin dapat tumbuh kalau batangnya tidak berakar. Dalam firman hari ini, Paulus menuliskan betapa mengerikannya hidup tanpa Kristus. Mengapa demikian?
Kehidupan tanpa Kristus adalah kehidupan yang mati. Kata ”mati” berarti hidup jauh dari persekutuan dengan Allah.
Kehidupan tanpa Kristus berarti hidup dalam pelanggaran dan dosa. Pelanggaran dan dosa memisahkan manusia dari Allah. Pelanggaran dapat berarti tergelincir atau jatuh. Istilah ini biasanya dipakai untuk menggambarkan seseorang yang kehilangan arah atau tersesat. Pelanggaran ini dapat juga berarti mengikuti jalan yang salah, menyimpang dari kebenaran firman Allah. Dosa menunjuk kepada keadaan di mana seseorang telah gagal untuk menjadi sebagaimana yang seharusnya Allah maksudkan ketika menciptakan manusia.
Kehidupan tanpa Kristus adalah hidup yang mengikuti jalan dunia ini.
Kehidupan tanpa Kristus adalah kehidupan di bawah kuasa Iblis.
Kehidupan tanpa Kristus adalah kehidupan yang tidak taat.
Kehidupan tanpa Kristus adalah memenuhi keinginan daging.
Kehidupan tanpa Kristus adalah kehidupan di bawah murka Allah.
Benarkah Kristus telah hadir dalam hidupmu, atau hidupmu hampa tanpa kehadiran-Nya? Bangkitlah jika kamu sungguh-sungguh telah menyadari bahwa Kristus belum hadir dalam dirimu. Jangan biarkan hidupmu semakin jauh dari Tuhan. (Aping)
Hidup tanpa Kristus adalah hidup yang hampa dan menderita.

Jumat, 21 Desember 2007
PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA
Wahyu 19 : 6-10
Pernahkah Anda datang ke pesta pernikahan? Apa yang Anda perhatikan di sana? Dekorasinya? Pelaminan? Kue pengantin? Makanannya? Semakin mahal biaya yang dikeluarkan maka akan semakin mewah pula pestanya. Tetapi semewah apapun pesta perkawinan yang kita hadiri, tidak akan bisa menandingi pesta perjamuan kawin Anak Domba yang kita baca hari ini, yang tidak akan bisa kita bayangkan seperti apa. Firman Tuhan berkata, ”Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” (ayat 9). Inginkah Anda menghadirinya? Sayang, ternyata tidak semua orang berminat untuk itu. Dalam perumpamaan-Nya (Lukas 14 : 15-24), Yesus berkata bahwa ada seorang yang mengadakan perjamuan besar dan mengundang banyak orang, tetapi orang-orang yang diundang ke perjamuan memberikan banyak alasan untuk tidak datang, sehingga menyebabkan tuan rumah murka. Dan Ia berkata, ”Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.” Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda meresponi undangan Tuhan ini?
Dalam firman hari ini kita membaca, ”Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.” (ayat 7). Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menulis, ”Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (II Korintus 11 : 2). Zaman dulu, seorang pengantin perempuan haruslah suci ketika ia menikah dengan seorang laki-laki. Dengan semakin menurunnya standar moralitas di zaman sekarang ini, banyak gadis-gadis yang ternyata tidak perawan lagi ketika masuk dalam pernikahan. Tetapi Tuhan kita adalah Tuhan yang kudus, Tuhan yang tidak pernah menurunkan ”standar moral”-Nya. Rasul Paulus berkata bahwa Yesus telah menyerahkan diri-Nya untuk menguduskan kita, menyucikan kita dengan air dan firman, ”supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Efesus 5 : 25-27). Sebagai calon mempelai Kristus, Tuhan menuntut kesucian kita. Firman Tuhan berkata, ”Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (I Petrus 1 : 15-16). Mari kita jaga kekudusan hidup kita bagi Tuhan. (Ginny)
Hari ini, maukah Anda meresponi undangan-Nya?

Sabtu, 22 Desember 2007
DIA MENYERTAI
Yesaya 43 : 1-2
Seringkali kita merasa berjalan sendirian di tengah-tengah dunia ini, kita merasa ditolak, ditinggalkan, atau tidak dipedulikan oleh orang-orang yang kita kasihi. Firman Tuhan hari ini memberi pengharapan bagi kita. Ayat 1 berkata, ”Janganlah takut.” Ini adalah perkataan Tuhan. Dia berjanji akan menyertai kita dan tidak ada sesuatu yang dapat menenggelamkan atau menghancurkan kita. Oleh sebab itu, tidak peduli apapun yang kita hadapi dalam kehidupan ini, kita tidak akan menghadapinya sendirian. Yakinlah akan penyertaan Tuhan yang setia dan sempurna. (Neke)
Bahkan di lembah kematian Dia menyertai kita. Jangan takut!

Minggu, 23 Desember 2007
HIDUP INI ADALAH SATU PILIHAN
Lukas 13 : 22-30
Hidup ini adalah satu pilihan. Hal ini sudah jelas. Sebab tidak akan ada orang bisa berdiri di atas dua perahu dengan kedua kakinya, jadi mau atau tidak mau orang harus memilih. Pilihan yang kita ambil akan menentukan apakah kita hidup atau mati. Demikian juga dalam hidup kerohanian, mau tidak mau kita tetap harus memilih apakah kita mau kehidupan rohani kita hidup atau mati. Keadaan yang kita alami dewasa ini sudah dialami oleh mereka yang hidup di Perjanjian Lama, ”Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati Tuhan, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa, tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.” (Ulangan 30 : 15-18). Oleh karena itu apapun pilihan yang harus kita hadapi, perlu sekali kita mohon pimpinan Roh Kudus untuk memberi kita hikmat pilihan mana yang harus kita ambil. ”Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya.” (Matius 7 : 13). (DBR)
Pilihan kita menentukan masa depan kita.

9 Dec 2007

MINGGU KE 2 DECEMBER




PINTU PINTU YANG TERTUTUP








Pernahkah Anda mengucap syukur kepada Tuhan untuk "pintu-pintu" yang tertutup dalam kehidupan Anda sebagaimana Anda mengucap syukur untuk "pintu-pintu" yang terbuka?
Mungkin saat ini Anda sedang bertanya-tanya, mengapa Tuhan tidak mengabulkan doaku untuk bisa bekerja di perusahaan itu? Mengapa usaha dan bisnis yang aku rintis dan doakan tidak berhasil bahkan sering gagal? Mengapa hubunganku dengan kekasihku kandas di tengah jalan? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu seringkali muncul dalam pikiran kita di saat impian, harapan dan cita-cita kita tidak tercapai dan bahkan berantakan.
Pernahkah kita berpikir bahwa setiap kali Tuhan menutup sebuah pintu, sebenarnya Tuhan sedang mengarahkan kita kepada pintu yang lain di mana berkat yang lebih baik sedang menunggu kita?
Seringkali kita tidak bisa berpikir jernih dan melihat kebenaran tentang hal tersebut karena jiwa kita merana karena kesedihan dan mata kita buram dengan airmata. Kita lupa sama sekali tentang kebenaran yang mengatakan bahwa Allah menuntun kita seperti seorang ayah menuntun anaknya, seperti seorang gembala yang baik menuntun domba-dombanya yang lemah dan bodoh. Kita lupa tentang kebenaran yang mengatakan, "...jika kamu yang jahat tahu memberikan apa yang baik untuk anak-anakmu, terlebih lagi Bapamu yang di sorga!......"
Salah satu alasan kenapa Tuhan menutup sebuah pintu atau beberapa pintu dalam kehidupan kita, yaitu karena di balik pintu-pintu itu tidak tersedia sesuatu yang berharga bagi hidup kita, atau juga mungkin ada sesuatu hal yang tidak akan membawa suatu kebaikan bagi kita.
Seringkali Tuhan menutup beberapa pintu dalam kehidupan kita hanya untuk membuat kita lebih dewasa, lebih tangguh, lebih berkualitas dan membuat kita lebih tahan uji! Tuhan memilih melakukan hal itu karena dalam keadaan demikianlah kita lebih mudah untuk menjadi rendah hati untuk belajar mendengarkan nasihat-Nya; belajar tentang hal-hal yang lebih berarti, lebih bersifat kekal, belajar tentang menghargai orang lain dan belajar untuk tidak lagi bernafsu meninggikan diri sendiri!
Seorang penjual burung harus menyelubungi sangkar burungnya dengan sehelai kain hitam saat menginginkan burung yang ada di dalam sangkar itu untuk mengeluarkan suara kicauannya yang merdu dan indah. Konon dengan menutupi sangkar burung dan menjadikannya gelap akan membuat burung tersebut berkonsentrasi sehingga memunculkan hal-hal yang baik dari dirinya, yaitu kicauannya. Dan ketika sang burung melihat cahaya terang kembali, kicauannya selalu menjadi bunyi yang riang dan menyegarkan.
Seorang pandai besi harus memanaskan berkali-kali batang besi yang berbentuk jelek dan kemudian harus menghajarnya juga berkali-kali di atas landasan tempa untuk kemudian menjelmakan bentuk besi jelek tersebut menjadi sebuah perkakas yang kuat, tahan banting dan berguna untuk banyak orang atau menjadikannya sebagai sebuah benda seni yang sangat indah dan mahal.
Nah, sekarang dapatkah Anda percaya bahwa pintu-pintu yang tertutup dalam hidup Anda bukan berarti Tuhan menghukum atau tidak mengasihi Anda dan maukah Anda mulai belajar mempercayakan hidup Anda kepada-Nya, kepada Dia yang Maha Tahu, Maha Bijaksana dan yang sangat mengasihi Anda? Baiklah Anda mulai belajar bersyukur kepada-Nya untuk pintu-pintu yang tertutup dalam kehidupan Anda, karena itu hanya mengarahkan Anda kepada pintu anugerah dan berkat yang terbaik yang dibuka oleh Tuhan untuk kehidupan Anda! (ES)





Buah Roh
Ada kekuatan dalam KASIH. Orang yang sanggup memberikan kasih adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri.

Ada kekuatan dalam tawa SUKACITA. Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah terlarut dalam tantangan dan cobaan.

Ada kekuatan dalam kedamaian diri. Orang yang dirinya penuh DAMAI SEJAHTERA adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan.

Ada kekuatan dalam KESABARAN. Orang yang sabar adalah orang yang kuat karena ia sanggup menanggung segala sesuatu dan tidak pernah merasa disakiti.

Ada kekuatan dalam KEMURAHAN. Orang yang murah hati adalah orang yang kuat karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.

Ada kekuatan dalam KEBAIKAN. Orang yang baik adalah orang yang kuat karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang.

Ada kekuatan dalam KESETIAAN. Orang yang setia adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama.

Ada kekuatan dalam KELEMAH-LEMBUTAN. Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam.

Ada kekuatan dalam PENGUASAAN DIRI. Orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian.

Sadarkah Anda bahwa Anda juga memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi segala permasalahan dalam hidup ini? Di manapun, seberat dan serumit apapun juga. Karena pencobaan tidak pernah akan dibiarkan melebihi kekuatan kita.
(IR)


Senin, 10 Desember 2007
BERANI TAMPIL BEDA
Roma 12 : 1-2
Apakah kita ingat cerita tentang tiga pemuda Israel yang tidak mau membungkuk di depan patung raja Nebukadnezar sehingga mereka dibuang ke dalam api yang menyala-nyala (Daniel 3)? Mengapa mereka dapat selamat dari api itu? Karena mereka tidak mau kompromi. Sebagai anak Tuhan, kita mempunyai standar atau nilai-nilai yang berbeda dengan dunia ini karena standar atau nilai-nilai kita berasal dari Allah. Jadi sebagai orang Kristen kita harus berbeda dengan dunia ini, harus lebih baik. Tetapi zaman sekarang dunia ini memberi tekanan yang sangat kuat kepada kita orang Kristen untuk berkompromi dengan standar atau nilai-nilai dunia kalau tidak mau tersingkir. Sayangnya, banyak anak Tuhan yang berkompromi dan berusaha menjadi sama dengan dunia ini. Yohanes berkata, ”..., janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. ...” (III Yohanes 11). Jika kita ingin mempertahankan kebenaran, kira harus memiliki keberanian untuk tampil beda dari dunia ini. Kadangkala kebenaran berarti bersedia untuk sendirian. Kita mungkin akan dikucilkan, tapi timbulkan keberanian untuk tetap berada dalam kebenaran. Dengan demikian kita akan menjadi anak-anak kesukaan Tuhan dan memuliakan Dia. (Neke)
Nyatakan identitas kita sebagai orang Kristen, yang memang jelas berbeda, dengan cara yang santun.

Selasa, 11 Desember 2007
MENGERTI KEBENARAN FIRMAN TUHAN
Roma 1 : 16-17
Setiap anak Tuhan perlu punya pemahaman yang benar akan Injil sebab bila tidak akan timbul penafsiran yang dapat menyebabkan salah pengertian. Jadi siapapun yang percaya dengan sungguh dan yakin akan kebenaran firman Tuhan, dia pasti selamat Orang dapat saja mendengar berita Injil atau firman Tuhan berkali-kali, tetapi bila dia tidak percaya dengan tidak menaati apa yang dikatakan Tuhan lewat firman-Nya, jelas orang ini tidak akan pernah menerima keselamatan. Yakobus memperingatkan, ”Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” (Yakobus 1 : 22). Dengan memahami dengan benar akan Injil maka segenap kegiatan hidup kita pasti kita landaskan pada kebenaran firman-Nya. Hal ini dengan jelas dikatakan Rasul Paulus, ”Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.” (I Tesalonika 2 : 13). Injil dapat menyelamatkan karena Injil yang memimpin kita untuk berjalan dalam kebenaran Allah, asal saja kita mau taat melakukan apa yang tertulis dalam Injil yaitu firman Tuhan dan mempercayainya. (DBR)
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya.

Rabu, 12 Desember 2007
KEPUASAN SEJATI
I Tesalonika 5 : 18
Banyak orang berusaha mati-matian untuk memperoleh kepuasan. Kepuasan setiap orang juga berbeda-beda. Ada yang merasa akan puas kalau sudah menikah, ada yang merasa akan puas kalau sudah punya uang banyak, atau ada yang merasa akan puas kalau sudah menjadi direktur. Tetapi ketika mereka sudah melakukan atau mencapai impian mereka, ternyata mereka mendapati bahwa kepuasan yang mereka alami hanya berlangsung sebentar saja. Setelah itu, mereka mulai merasa jemu, mencari kepuasan baru dan seterusnya. Mereka akan terjerat dalam ’lingkaran setan’ yang tidak akan pernah menghasilkan kepuasan sejati. Kepuasan sejati hanya bisa didapat kalau kita bisa mengucap syukur atas apa yang sudah Tuhan berikan, bukan apa yang Tuhan belum berikan. Kepuasan sejati bisa didapat kalau kita bisa mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita saat ini. (cubs)
Kepuasan sejati hanya ada di dalam Tuhan.
Kamis, 13 Desember 2007
TOLONG MENOLONG
Galatia 6 : 2
Di puncak sebuah gunung di Spanyol dapat ditemukan seekor kambing gunung yang besar dan indah, kambing gunung itu tidak pernah bisa ditembak. Mengapa? Karena dia memiliki teman, yaitu seekor kambing muda yang bersuara jika ada musuh di dekat mereka. Ada juga persahabatan seekor badak dan seekor burung yang saling membantu. Banyak binatang berbeda jenis yang saling bekerja sama untuk bertahan hidup. Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat di Galatia supaya mereka juga saling membantu satu dengan yang lain sebagai jemaat. Hal ini sangat penting untuk dilakukan supaya mereka dapat bertahan dan saling menguatkan. Manusia adalah makhluk sosial yang Tuhan ciptakan untuk saling membantu sesuai fungsinya masing-masing. Tidak ada seorangpun manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri. Ketika Adam diciptakan, Allah juga menciptakan Hawa sebagai penolong dalam hidupnya (Kejadian 2 : 18). Hal tersebut berbeda sekali dengan keadaan saat ini. Dengan berkembangnya budaya dan ekonomi akibat modernisasi, manusia cenderung bersifat individualistis. Harga sebuah pertolongan menjadi rendah karena diukur dengan uang. Setiap manusia butuh bantuan orang lain. Oleh karena itu kita tidak boleh menyombongkan diri atau menganggap diri lebih dari yang lain. Marilah kita mempunyai sifat yang mau memberikan bantuan kepada orang lain karena Kristus telah menolong kita keluar dari lumpur dosa yang membawa kepada kebinasaan. (Aping)
Kalau kita menolong orang, kita juga pasti akan ditolong di saat perlu.

Jumat, 14 Desember 2007
CIPTAAN BARU
II Korintus 5 : 17
Renungan hari ini hendak mengingatkan kita bahwa orang yang berada di dalam Kristus adalah ciptaan baru. Jadi bila kita mengaku berada di dalam Kristus maka kita harus menjadi ciptaan baru. Segala sesuatu yang bersifat kedagingan harus kita hilangkan dalam hidup kita. Selama kita masih menyimpan sifat kedagingan itu di dalam hidup kita maka kita masih berada di dalam manusia lama. Kita harus mematikan setiap keinginan daging kita, agar kita dapat menjadi ciptaan baru. Orang yang telah menjadi ciptaan baru pasti hidupnya dipenuhi oleh buah Roh. Untuk dapat dipenuhi oleh buah Roh maka kita harus mengalami namanya proses. Proses yang dilakukan Tuhan atas hidup kita akan membawa dampak kepada kesempurnaan. Oleh sebab itu, bila saat ini hidup kita sedang mengalami proses dari Tuhan maka kita harus sabar. Karena setelah proses itu selesai maka kita akan menjadi seperti emas yang murni yang sangat berharga. Mari kita mematikan kedagingan kita dan bersabar dalam proses Tuhan karena semuanya itu akan menyempurnakan hidup kita. (Giant)
Ciptaan baru berbeda dengan ciptaan lama dan bisa dilihat orang lain.
Sabtu, 15 Desember 2007
DIDIKAN YANG MENGHASILKAN
Ibrani 12 : 5-11
Sebagai anak-anak Tuhan, banyak orang mengerti dan bisa menerima bahwa masalah atau ujian dalam hidup ini adalah suatu proses dari Tuhan untuk mendidik dan mengajar, tetapi sayangnya tidak semua orang bisa menghasilkan buah yang baik lewat proses itu. Firman hari ini berkata, ”Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (ayat 11). Sebenarnya itulah yang Tuhan inginkan, agar lewat proses kita mencapai apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita, entah itu berupa suatu perubahan dalam sifat kita (pembentukan karakter), pertumbuhan dalam iman dan pengenalan kita akan Tuhan, atau sesuatu yang Tuhan mau kita lepaskan dalam hidup kita. Banyak orang tidak mengerti akan hal ini, sehingga setelah mereka melewati proses, mereka tidak menghasilkan apa-apa. Akibatnya kemudian mereka masuk lagi dalam proses yang sama. Seperti seorang anak sekolah yang menghadapi ujian, bila ia belajar dengan baik, ia akan lulus dan mendapat hasil yang memuaskan. Tetapi bila ia tidak belajar sehingga tidak lulus dan tidak naik kelas, ia akan menghadapi ujian yang sama lagi. Begitu juga jika kita menghadapi proses, kita harus ”belajar” agar bisa melewati ujian dengan mencapai hasil yang baik sehingga kita bisa ”naik kelas”. Karena itu bila kita menghadapi masalah, mari kita belajar untuk mengerti, apa sebenarnya yang Tuhan inginkan dari kita? Jangan sampai kita susah-susah menjalani proses tanpa hasil. (Ginny)
Ujian bukanlah tanpa tujuan. Mari belajar agar memberi hasil!
Minggu, 16 Desember 2007
KEMBANGKAN TALENTA
I Petrus 4 : 10
Allah telah menganugerahi kita beberapa kemampuan rohani atau bakat. Allah telah membuat investasi dalam diri kita. Dia ingin dan mengharapkan keuntungan atas investasi itu dari bakat yang diberikan-Nya kepada kita. Artinya, kita bertanggung jawab kepada Tuhan untuk mengembangkan bakat yang Tuhan sudah berikan dengan setia. Kesetiaan tidak bergantung pada apa yang tidak saya miliki atau yang tidak dapat saya lakukan. Kesetiaan bergantung pada apa yang saya lakukan dengan apa yang saya miliki. Saya tidak bertanggung jawab untuk bermain musik bagi Allah bila Dia tidak memberikan bakat itu. Kita tidak dapat menjadi hebat dalam semua hal tetapi kita dapat menjadi orang yang setia. Kesetiaan kita akan diperhitungkan oleh Allah. (Neke)
Tuhan memberi kita talenta bukan untuk disimpan atau dikagumi, tapi untuk digunakan.

1 Dec 2007

Minggu ke 1 December


Kalahkan:
RASA TAKUT


Ketakutan adalah suatu perasaan yang selalu timbul ketika seseorang menghadapi sesuatu yang ‘baru’ dalam hidupnya. Rasa takut seringkali membuat orang mundur, tidak berani melangkah masuk menghadapi tantangan yang ‘baru’ tersebut, padahal setelah menguasai tantangan tersebut, setelah mengalahkan rasa takutnya orang akan mendapat sesuatu yang sangat diinginkannya, sesuatu yang indah. Tantangan perlu ditaklukkan terlebih dahulu sebelum seseorang mendapatkan hasil. Ujian perlu diselesaikan dulu sebelum ijazah diberikan. Dalam Alkitab, contoh yang sangat jelas tentang rasa takut yang mem’batal’kan terwujudnya ‘Janji Tuhan’ adalah ketika bangsa Israel yang sudah tiba di seberang tanah Kanaan tidak berani masuk dan merebut tanah itu, karena mereka takut menghadapi raksasa-raksasa di sana. Akibatnya, mereka tidak menikmati susu dan madu tetapi harus berkelana di padang gurun selama 40 tahun dan orang-orang yang sudah berusia 20 tahun ke atas bahkan tidak bisa masuk sama sekali kecuali Yosua dan Kaleb.
Perasaan atau tindakan kita yang merupakan perwujudan dari rasa takut antara lain, minder, malu, depresi, gelisah, kuatir, ragu-ragu, sembunyi, tidak bisa tidur, resah, menunda tugas, stres dan sebagainya.
Rasa takut bisa menyebabkan:
1.JANJI TUHAN TIDAK TERWUJUD DALAM HIDUP KITA.
Seperti contoh di atas, pemenuhan janji Tuhan kepada keturunan Abraham sudah di depan mata, tinggal diambil saja, tetapi karena takut, bangsa Israel tidak mau mengambilnya. Apa yang Tuhan bisa buat? Dia sudah berjanji, Dia sudah siap menepati, tapi bangsa Israel tidak mau?? Begitu juga kita, seringkali kita juga melakukan hal yang sama. Kita sudah bersusah payah menanti janji Tuhan, kita sudah bersusah payah taat perintah Tuhan, tetapi ketika Tuhan akan menepati janji-Nya, kita ketakutan sendiri dan memilih untuk tidak menerima. Ya, keputusan menerima janji Tuhan ada di tangan kita, bukan di tangan Tuhan. Keputusan menerima janji Tuhan adalah keputusan saya dan pilihan saya. Jangan lihat ‘raksasa’-nya, tapi lihatlah Tuhan yang memberikan janji dalam hidup kita. Kalau Tuhan mau memberi tapi kita tidak mau terima, salah siapa?
2.KITA TIDAK BISA MELIHAT JANJI-NYA ATAS HIDUP KITA.
Rasa takut menghalangi penglihatan kita. Seperti halnya kabut di pagi hari menghalangi indahnya gunung-gunung dan pemandangan di hadapan kita, demikian jugalah efek rasa takut dalam hidup kita. Rasa takut bisa membuat kita tidak bisa melihat janji-Nya yang begitu indah buat hidup kita. Rasa takut bangsa Israel membuat mereka tidak bisa melihat anggur yang besar, susu dan madu yang banyak di tanah Kanaan. Rasa takut membuat kita tidak bisa melihat keindahan, tetapi yang kita lihat hanya keburukan saja. Dalam segala sesuatu yang terjadi di dunia, ada baik dan buruk. Iman kepada Tuhan membuat kita bisa melihat keindahan dan kebaikan dalam segala sesuatu, rasa takut membuat kita hanya bisa melihat keburukan saja. Hati-hati!
3.PUTUS ASA DAN FRUSTASI.
Rasa takut mengakibatkan segala sesuatu terasa lama dan sukar sekali. Akibatnya, kita bisa putus asa dan frustasi. Akibatnya kita bisa bersungut-sungut. Seseorang yang putus asa adalah seseorang yang terkurung dalam tembok besar dan tinggi, yang merasa sudah tidak ada jalan keluar lagi. Karena takut menghadapi raksasa, bangsa Israel menjadi putus asa karena harus berkeliling padang gurun tanpa harapan berhenti, tanpa harapan untuk memiliki tanah dan rumah serta menikmati tuntunan Tuhan. Seseorang menjadi putus asa karena dia takut.
4.KEHILANGAN KEPERCAYAAN BAHWA JANJI-NYA BENAR.
Ketakutan membuat janji Tuhan kelihatannya tidak nyata, mengakibatkan kita bertanya-tanya apakah janji-Nya itu benar? Apakah Tuhan itu ada? Seperti orang Israel, kalau kita mau menempatkan segala sesuatu dengan benar, Tuhan itu benar ada, Dia mau menepati janji-Nya, tetapi karena orang Israel takut mendengar banyak raksasa di tanah Kanaan, akibatnya mereka tidak berani masuk dan mengambil tanah Kanaan. Mereka harus berputar-putar di padang gurun, akibatnya mereka kehilangan kepercayaan apakah Tuhan benar ada? Itu adalah akibat rasa takut yang cukup berat, semua hanya karena ketakutan tidak berani menghadapi tantangan dan ujian yang mendahului kemenangan dan hadiah. Karena takut, jadi ragu-ragu, jadi bimbang, masa iya?
5.KELUAR DARI JALAN-NYA TUHAN.
Akhirnya rasa takut bisa menyebabkan orang keluar dari jalan-Nya Tuhan. Mereka lebih memilih binasa dari pada menghadapi tantangan dan menang. Mereka lebih memilih meninggalkan Tuhan, karena jalan Tuhan sempit dan penuh tantangan. Banyak orang yang memilih keluar dari jalan-Nya Tuhan, lupa bahwa keputusan itu berarti memilih mati, sama seperti orang Israel. Mereka lupa bahwa tidak menerima janji Tuhan karena takut berakibat penderitaan yang panjang dan berujung pada kematian. Hanya tetap berada di jalan Tuhan dan mengalahkan tantangan yang ada, membunuh raksasa, menghancurkan tembok-tembok penghalang yang dapat membuat kita menikmati ‘susu dan madu’.

Kita harus mengalahkan rasa takut dalam diri kita. Tuhan berfirman, “…bukan roh ketakutan…” (II Timotius 1 : 7). Tuhan tidak mau kita jadi takut, karena kalau kita takut, seperti orang Israel, kita tidak akan menerima janji Tuhan dan hanya berputar-putar dan akhirnya mati di padang gurun. Kalahkan rasa takut! Bagaimana caranya?
1.KENALI RASA TAKUT ITU DENGAN JUJUR.
Kita harus berani berkata ‘ya, saya takut’. Yosua berkata kepada Musa, “Ya, memang di sana banyak raksasa dan kota-kota mereka bertembok tinggi, TETAPI Tuhan yang bersama kita pasti dapat menghancurkan mereka.” Itulah yang harus kita lakukan ketika kita takut. “Ya, saya memang takut dengan ......... (sebutkan tantangan yang sedang Anda hadapi) ini, tetapi Tuhan yang menyertai saya akan membuat saya berhasil.”, dan kemudian kita bertindak seperti yang Tuhan janjikan. Kalau kita menyangkal ketakutan kita berarti kita belum mau berjuang mengalahkan ketakutan itu karena keterbukaan adalah awal pemulihan. Pengakuan bahwa kita takut membuat kita mau berjuang mengalahkannya dan hidup kita dipulihkan.
2.AKUI RASA TAKUT SEBAGAI DOSA.
Setelah kita menyadari bahwa kita takut, berikutnya kita perlu datang kepada Dia yang memberi keberanian. Kita perlu berdoa mengakui ketakutan kita di hadapan Tuhan dan minta ampun kepada-Nya karena ketakutan adalah dosa. Ketakutan bukan dari Allah dan segala sesuatu yang bukan dari Allah adalah dosa. Setelah kita berdoa, seperti dalam I Yohanes 1 : 9 maka kita harus percaya bahwa kita sudah diampuni dari dosa ketakutan. Bila kemudian Iblis menyerang kita, maka kita perlu melawan dengan membaca ayat-ayat dalam Alkitab tentang ketakutan seperti II TImotius 1 : 7.
3.KLAIM JANJI TUHAN TENTANG PERLINDUNGAN.
Selanjutnya, kita harus mengklaim janji Tuhan tentang perlindungan. Ini perlu kita lakukan karena firman Tuhan berkata, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10 : 17). Telinga kita perlu mendengar, Iblis juga perlu mendengar bahwa kita mendapat perlindungan dari Tuhan, dan orang yang dilindungi Tuhan adalah orang yang tidak takut.
4.BANGUN HUBUNGAN INTIM DENGAN TUHAN.
Orang mengklaim sesuatu karena dia yakin akan apa yang diklaimnya itu. Kalau seseorang berani mengklaim bahwa Tuhan adalah pelindungnya tetapi dia tidak yakin bahwa Tuhan bisa melindunginya, maka klaimnya akan mubasir, sia-sia saja. Kalau kita mau mendapat perlindungan dari Tuhan, kalau kita mau menang dalam pertempuran melawan rasa takut, kita harus tahu dan yakin bahwa Tuhan bisa, bahwa Tuhan sanggup. Satu-satunya cara adalah kita harus membangun hubungan intim dengan Tuhan. Bagaimana caranya? Minta dalam doa, katakan, “Tuhan, saya mau membangun hubungan intim dengan Yesus, tolong saya, nyatakan diri-Mu kepadaku.” Tuhan pasti akan melakukannya karena Dia sudah berjanji. Setelah itu, kita perlu melatih diri kita untuk menjadikan ”3 in 1 rohani, yaitu berdoa, membaca firman dan melakukannya” menjadi gaya hidup kita. Menjadi kebiasaan kita setiap hari. Kalau kita mempunyai hubungan yang intim dengan Dia, maka kita yakin dan klaim kita punya kuasa yang besar untuk mengalahkan musuh yaitu rasa takut.
5.SERAHKAN HIDUPMU SEPENUHNYA KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS.
Akhirnya, biarlah hidup kita dipimpin dan dituntun oleh Tuhan Yesus Kristus. Sama seperti Yosua dan Kaleb, mereka berani melawan raksasa karena hidup mereka diserahkan kepada Tuhan. Tanda orang yang hidupnya dipimpin oleh Tuhan dapat dilihat di Roma 8, antara lain mereka tahu bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya pasti akan membawa kebaikan (ayat 28), mereka yakin pasti menang karena Allah di pihak mereka (ayat 31), dan yang paling nyata, hidup mereka berubah, tidak lagi menuruti daging, tetapi menuruti Roh (ayat 13-14). Terjadi perubahan karakter yang jelas dan dapat dilihat orang lain, bukan atas pengakuan kita saja.

Rasa takut adalah salah satu sifat alami manusia. Yesus ketika menjadi manusia juga takut ketika Dia akan menghadapi tantangan di salib dan ditinggalkan Allah karena menanggung hukuman manusia. Tetapi Yesus mengakui ketakutan-Nya, mengklaim janji Tuhan dan menyerahkan hidup-Nya kepada Tuhan dan Dia menang dari rasa takut-Nya, mengalahkan tantangan-Nya dan menerima kemuliaan tinggi dari Allah. Orang dunia bahkan punya pernyataan, ”no pain no gain”. Tanpa perjuangan tidak ada hasil. Mari kita ikuti teladan Yesus. Mari kita kalahkan rasa takut kita, karena ketakutan menghalangi berkat Tuhan. (cubs)

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (II Timotius 1 : 7)


Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8 : 31b)

Senin, 3 Desember 2007
RUMAH KITA DI SORGA
Yohanes 14 : 1-3
Banyak orang merasa takut menghadapi kematian, bahkan juga mereka yang menyebut diri sebagai orang Kristen, karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah mereka mati. Seharusnya, sebagai orang percaya yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, kematian tidak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi kita. Dalam bacaan kita hari ini, Yesus berkata bahwa Ia pergi ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat bagi kita. Bukankah ini sebuah janji yang seharusnya menguatkan iman kita? Apabila telah tiba waktunya untuk kita meninggalkan dunia ini, kita akan pergi ke rumah Bapa di sorga. Yesus telah mati bagi kita di salib supaya kita beroleh hidup yang kekal bersama Dia. Jadi kita tidak perlu lagi takut akan kematian. Penulis Ibrani berkata, ”Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut, dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.” (Ibrani 2 : 14-15).
Takut akan kematian bisa terjadi bila kita masih mencintai dunia ini, bila hati kita masih lebih suka tinggal di dunia dari pada tinggal bersama Tuhan di sorga. Hal itu bisa terjadi bila masih ada hal-hal yang mengikat hati kita. Yesus berkata, ”Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 5 : 21). Harta bukan hanya berupa uang atau benda, tetapi mungkin juga suami atau istri, anak-anak, kekasih, kesenangan dunia yang belum puas dinikmati; apapun juga yang berharga bagi kita lebih dari Tuhan. Semua itu membuat hati kita tidak rela untuk meninggalkan dunia ini. Bila kita ingin bebas dari ketakutan akan kematian, mari arahkan hati kita kepada Bapa di sorga. Bila kita mengasihi Tuhan lebih dari apapun, kita akan memiliki kerinduan untuk tinggal bersama Dia. Percayalah, Tuhan telah menyediakan tempat tinggal yang jauh lebih baik bagi kita di sorga. Suatu tempat yang indah dan penuh dengan sukacita, di mana tidak ada lagi duka dan airmata. Tidak inginkah Anda tinggal di sana? (Ginny)
Kematian adalah awal kehidupan yang baru bagi kita.

Selasa, 4 Desember 2007
MENJAGA PIKIRAN
Filipi 4 : 8
Pikiran kita sangat menentukan apa yang kita lakukan. Pikiran positif akan membuat kita melakukan hal yang positif, demikian sebaliknya pikiran negatif akan mengakibatkan tindakan yang negatif. Jika kita ingin melakukan hal yang baik, maka kita harus belajar mengendalikan aktivitas pikiran kita. Hal ini sangat penting sekali karena cara seorang berpikir akan menentukan kepribadiannya. Dosa selalu dimulai dari pikiran. Kebanyakan orang sangat ceroboh tentang apa yang mereka ijinkan masuk ke dalam pikiran, misalnya tontonan acara televisi yang menyimpang dari kebenaran. Mereka berpikir itu tidak akan mengganggu. Setan menanamkan gagasan yang disebut godaan di dalam kepala kita dimulai dari apa yang kita lihat (Matius 6 : 22). Mungkin kita tidak mengingat semuanya, namun segala sesuatu yang kita lihat dan dengar ada di alam bawah sadar kita. Semua itu bercampur di dalam pikiran, dan bila kita menuruti godaan di dalam pikiran kita akan menjadi nyata dalam kehidupan kita. Bila kita dibombardir dengan hal-hal tidak berguna dari televisi kita mempunyai pilihan: menonton terus atau mematikan/mengubah saluran. Jadi jika kita ingin melakukan hal yang baik, pikirkanlah hal-hal yang baik dan lebih seksama dengan apa yang kita lihat. Jangan lagi mengijinkan hal-hal yang mengandung racun masuk ke dalam pikiran. Ingat! Dosa selalu dimulai dari pikiran, maka jagalah pikiran kita. (Neke)
Medan perang orang Kristen adalah di pikiran. Kita perlu menjaganya setiap saat.

Rabu, 5 Desember 2007
MEMPERHATIKAN PERINGATAN TUHAN
Filipi 2 : 1-11
Sudah bukan rahasia lagi bahwa manusia yang hidup di zaman ini sudah tidak lagi memiliki kasih. Di mana-mana kita melihat orang berlomba-lomba mencari nama dengan tidak lagi memperhatikan aturan, pokoknya kepentingan diri sendiri lebih ditonjolkan dari pada kepentingan bersama. Apalagi hidup saleh, rasanya sudah tidak ada lagi dalam kamus hidup ini. Paulus menasihatkan pada bacaan hari ini (ayat 3b-4). Tetapi sayangnya banyak manusia sudah tidak lagi memperhatikan nasihat dan peringatan firman Tuhan. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia memperingatkan dengan keras, ”Terhadap semuanya itu (perbuatan daging) kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Galatia 5 : 21b). Banyak orang berkata di zaman ini bila kita tidak menuruti cara dunia, terutama dalam bisnis, sulit akan berhasil. Jadi kalau ada orang yang memberi sedikit hadiah kepada pejabat agar urusannya selesai, tidak apa-apa bukan? Mari kita perhatikan apa yang firman Tuhan katakan tentang suap, ”Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.” (Keluaran 23 : 8). Selanjutnya Tuhan juga berkata, ”Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.” (Amos 5 : 12). Jelas suap adalah perbuatan jahat di mata Tuhan. Marilah kita dengan sungguh hati memperhatikan peringatan Tuhan dan marilah kita belajar mentaati setiap perintah-Nya. (DBR)
Orang bisa celaka kalau mengabaikan peringatan, apalagi peringatan yang dari Tuhan.

Kamis, 6 Desember 2007
MENJADI DEWASA
I Korintus 13 11-12
Setiap bayi yang dilahirkan perlu bertumbuh. Bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga jiwa dan emosinya. Seseorang tidak bisa terus-menerus menjadi bayi seumur hidup. Itu tidak normal, itu tidak logis. Bahkan orang yang tinggal di pedalamanpun pasti bertumbuh, pasti berkembang. Demikian juga dengan kerohanian kita. Perjalanan kehidupan rohani kita menurut Alkitab dimulai saat kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, yaitu saat kita dibaptis. Setelah itu, sebaiknya kita bertumbuh dengan cara belajar dari firman Allah dan dari persekutuan kita dengan sesama umat Allah. Sangat disayangkan masih banyak orang Kristen yang tidak mau bertumbuh, mereka memilih terus menjadi bayi. Bukan itu kehendak Tuhan. Tuhan menghendaki setiap anak-Nya bertumbuh dan menjadi dewasa. Paulus berkata, “Ketika aku masih kanak-kanak aku berpikir seperti kanak-kanak, setelah aku dewasa aku berpikir seperti orang dewasa.” Kita bertumbuh lewat ‘proses’-Nya Tuhan, lewat setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Kemenangan Tuhan sudah jamin, tetapi yang kita perlukan adalah bagaimana belajar lebih mengerti kehendak Tuhan dari setiap pengalaman hidup kita. Lewat pengalaman, lewat ujian, setapak demi setapak, selangkah demi selangkah kita akan bertumbuh menjadi dewasa. (cubs).
Menjadi dewasa tidak bisa dilakukan hanya dengan diam saja, perlu belajar.

Jumat, 7 Desember 2007
BERGEMBIRALAH
Amsal 17 : 22
Firman hari ini adalah sebuah kebenaran yang sangat mendasar. Hati merupakan bagian tubuh yang sangat mempengaruhi apa yang kita lakukan. Jika hati busuk, maka apa yang kita buat juga busuk, tetapi jika hati kita baik, maka apa yang kita buat juga baik. Itulah sebabnya mengapa kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan. Orang yang memiliki hati yang gembira terlihat dari kehidupannya sehari-hari, penuh sukacita di dalam Tuhan. Kegembiraan ini juga berpengaruh pada tubuh sehingga tubuh kita menjadi lebih segar dan sehat. Sebaliknya, jika semangat kita patah, kesehatan kita pun lebih cepat terganggu. Sebagai anak Tuhan, marilah kita penuh dengan semangat dan sukacita. Jangan kita putus asa walau apapun juga terjadi dalam kehidupan kita. Datanglah kepada Tuhan dan berilah diri kita seutuhnya. Tuhan akan membuat kita bergembira dan menguatkan semangat kita kembali. (Aping)
Buat apa susah? Dalam Kristus ada jalan keluar, pasti!

Sabtu, 8 Desember 2007
SEMAKSIMAL MUNGKIN
Filipi 3 : 12
Di ayat ini Rasul Paulus berkata, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, …” Ini adalah pernyataan seorang pemenang sejati. Paulus tidak merasa puas dengan prestasi rohani yang sudah dicapainya saat itu. Sifat tidak cepat merasa puas dengan prestasi rohani yang sudah diraih akhirnya mendorong Paulus untuk meningkatkan dan bekerja lebih lagi dalam mempertahankan keberhasilan yang sudah ada dan yang akan dicapainya. Banyak orang Kristen merasa puas dengan prestasi rohaninya. Mengapa demikian? Karena mereka sering membandingkan prestasi rohaninya dengan orang lain. Sering kita berpikir bahwa kita lebih baik dari orang lain, baik dalam pelayanan, persembahan, dan sebagainya. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain akan memunculkan rasa cepat puas dengan apa yang telah dicapai. Rasul Paulus tidak memiliki rasa puas dengan prestasi rohaninya, karena ia tidak pernah membandingkan rohaninya dengan rohani orang lain. Ia hanya membandingkan prestasi rohaninya dengan Kristus, sehingga ia terus terpacu untuk dapat mencapai level seperti Kristus. Saat kita membandingkan apa yang telah kita perbuat dengan apa yang Yesus perbuat, maka kita akan terpacu untuk berkarya lebih lagi hingga tingkat yang paling maksimal. (Giant)
Kalau belum maksimal, tingkatkan dengan doa dan usaha.

Minggu, 9 Desember 2007
WAKTU TELAH SINGKAT
II Petrus 3 : 3-14
Bacaan hari ini mengatakan bahwa pada akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek. Mereka bukanlah orang-orang yang tidak mengenal firman, karena mereka tahu tentang janji kedatangan Tuhan, tapi sayang mereka menganggap remeh janji itu. Memang benar, Yesus berkata tak seorang pun tahu akan hari kedatangan-Nya, dan bila ada yang berkata dengan pasti kapan Yesus akan datang, itu adalah penyesatan. Firman Tuhan berkata bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada waktu malam, tak seorangpun tahu saatnya. Yesus pun berkata, ”Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Matius 24 : 42), tetapi Yesus juga sudah memberitahu tanda-tandanya (Matius 24 : 4-8, 32-33). Bila kita melihat segala sesuatu yang terjadi di dunia sekarang ini, seharusnya kita sadar bahwa tanda-tanda yang Yesus berikan telah terjadi. Peperangan, bencana yang silih berganti, gempa bumi yang terus-menerus terjadi, kelaparan, penyakit-penyakit, krisis ekonomi, krisis moralitas, kejahatan yang semakin meningkat, semua itu adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ”waktu Tuhan” telah sangat singkat. Sayangnya, banyak orang sengaja tidak mau tahu, tidak mau ”membuka mata” mereka untuk melihat; mereka tidak mau percaya karena masih suka hidup seenaknya.
Rasul Petrus mengingatkan kita yang percaya agar menjaga hidup kita tak bercacat dan tak bernoda di hadapan Tuhan (ayat 14). Karena segala sesuatunya akan dihancurkan, betapa suci dan salehnya kita harus hidup (ayat 11). Yesus pun sudah mengingatkan, ”Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” (Matius 24 : 44). Mari kita jaga hidup kita agar berkenan kepada Tuhan, bukan saatnya lagi untuk ”bermain-main” dengan kesabaran Tuhan. Hargailah kasih karunia-Nya! (Ginny)
Ingatlah! Tuhan tidak pernah ingkar janji, Ia akan segera datang kembali!

24 Nov 2007

MINGGU KE 5


7 KIAT BEKERJA MENURUT AMSAL SALOMO

1. ANDALKAN TUHAN
Amsal 3 : 5-6 berkata, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Sertakan Tuhan di dalam segenap pekerjaanmu karena banyak yang harus kita kerjakan tetapi tidak diajarkan di bangku sekolah dan banyak yang terjadi yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

2. CARILAH PENGETAHUAN
Amsal 19 : 2 berkata, “Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.” Ilmu pengetahuan, cara bekerja yang benar dan efisien perlu kita cari. Jangan sungkan belajar dan meminta petunjuk jika tidak mengerti.
Amsal 19 : 20 berkata, “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.”

3. RAJIN DAN CEKATAN
Hanya orang rajin dan cekatan yang akan diingat oleh pimpinannya, terutama waktu menetapkan promosi jabatan dan kenaikan gaji.
Amsal 10 : 4 berkata, “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”
Amsal 14 : 23 berkata, ”Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.”

4. BERLAKULAH JUJUR DAN BENAR
Amsal 16 : 8 berkata, ”Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan.”
Amsal 10 : 9 berkata, ”Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.”
Amsal 10 : 16 berkata, ”Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.”

5. JAGA MULUT
Mengerjakan tugas-tugas adalah suatu pekerjaan yang berat, jangan ditambahi lagi dengan masalah lain karena mulut kita yang bocor,
Amsal 21 : 23 berkata, ”Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.”
Amsal 10 : 19 berkata, ”Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”

6. SABAR DAN TENANG
Amsal 16 : 32 berkata, ”Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”
Amsal 14 : 30 berkata, ”Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”
7. JANGAN INGIN CEPAT KAYA
Menjadi kaya adalah impian kebanyakan orang dan sah-sah saja. Yang harus diperhatikan adalah :
1. Menjadi kaya bukanlah tujuan utama di dalam hidup ini.
2. Ingin cepat kaya seringkali menjebak orang-orang ke dalam perbuatan yang berdosa.
3. Menikmati hidup lebih penting dari menjadi kaya tetapi mempunyai banyak masalah.
Amsal 10 : 22 berkata, ”Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”
Amsal 13 : 11 berkata, ”Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.” (IR)

Senin, 26 Nopember 2007
PILIHANMU
Kejadian 13 : 9
Sukses atau gagal dalam hidup ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil setiap hari. Hal yang baik akan kita dapatkan bila kita mengambil suatu keputusan yang baik. Keputusan yang baik itu biasanya adalah hasil pembelajaran dari keputusan-keputusan buruk yang pernah kita buat di masa lalu. Setiap hari kita diperhadapkan pada sebuah dilema kehidupan. Kita diperhadapkan dengan permasalahan yang menuntut keputusan yang bijaksana dari kita. Bila kita dapat mengambil keputusan yang tepat maka kita akan memperoleh sesuatu yang baik. Tetapi bila kita salah menjatuhkan keputusan maka kita akan mendapatkan sesuatu yang menyakitkan. Seorang pembuat keputusan adalah seorang pembuat sejarah, baik ia memilih yang baik atau yang buruk, semuanya akan masuk dalam sejarah kehidupannya, akan jadi bagian dari dirinya. Bila kita mau belajar membuat keputusan yang baik, mari baca firman Tuhan, renungkan secara mendalam, dan lakukan firman Tuhan itu, maka percayalah Anda akan menjadi orang yang bijaksana dalam mengambil keputusan. (Giant)
Masa depan kita ditentukan oleh keputusan kita hari ini.

Selasa, 27 Nopember 2007
KEKUATIRAN
matius 6 : 25-34
Di dalam Alkitab, berulang kali kita baca Yesus berkata, ”Jangan takut” atau ”Jangan kuatir”. Ketakutan atau kekuatiran sepertinya sudah menjadi bagian hidup manusia, dan dianggap sebagai hal yang biasa. Apalagi dengan keadaan sekarang ini, segala sesuatu tidak pasti, sepertinya tidak ada yang bisa dijadikan pegangan. Bencana alam yang terus-menerus terjadi, krisis ekonomi yang tidak kunjung selesai dan membuat harga-harga terus melonjak, pengangguran dan kejahatan yang semakin bertambah, semuanya membuat orang cenderung menjadi takut atau kuatir. Rasa aman menjadi suatu hal yang sangat berharga dan susah untuk dicari. Banyak anak Tuhan juga ikut mengalami hal seperti itu. Ketakutan atau kekuatiran membuat mereka tidak bisa lagi melihat dengan ”mata iman” akan janji-janji Tuhan bahwa Tuhan akan memelihara, Tuhan akan mencukupi, Tuhan akan melindungi, Tuhan menyertai senantiasa. Dalam bacaan hari ini Yesus berkata, ”Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (ayat 27).
Sesungguhnya ketakutan atau kekuatiran itu hanya ada dalam pikiran kita, tapi mengapa begitu sukar melawannya? Firman Tuhan berkata bahwa musuh kita adalah roh-roh jahat di udara (Efesus 6 : 12). Yang pertama diserang oleh Iblis adalah pikiran kita. Jika kita takut atau kuatir, kita sudah kalah lebih dulu karena iman kita goyah. Apa yang harus kita lakukan bila kita takut? Raja Daud berkata dalam Mazmur 56 : 4-5, ”Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Itulah yang dilakukan Daud ketika ia takut, mengembalikan kepercayaannya kepada Tuhan. Oleh sebab itu kita harus senantiasa membaharui iman kita. Mari kita belajar dari Daud, ketika kita takut, datang kepada Tuhan dalam doa dan bacalah firman-Nya. Iman datang dari mendengar firman Tuhan (Roma 10 : 17). Iman kita akan dikuatkan ketika kita membaca dan merenungkan firman Tuhan, dan menujukan kembali ”mata rohani” kita kepada-Nya. (Ginny)
Jangan kuatir karena Allah setia.

Rabu, 28 Nopember 2007
DOA YANG DIJAWAB
Markus 11 : 20-26
Ada seorang bapak bertanya kepada pendeta, “Pak Pendeta, setiap pagi dan malam saya berdoa kepada Tuhan Yesus memohon agar penyakit saya disembuhkan, tapi sampai sekarang saya masih tetap sakit. Apa doa saya salah? Atau saya manusia berdosa sehingga Tuhan tidak mau menyembuhkan saya?” Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul dalam hati kita ketika doa kita tidak dijawab oleh Tuhan. Bila kita renungkan ayat hari ini maka kita akan mengerti bahwa ada 2 hal yang menjadi dasar agar doa kita dikabulkan.
1. Beriman dengan segenap hati (ayat 22-24). Saat kita berdoa jangan hati kita bimbang. Bila hati kita bimbang itu berarti kita telah ragu akan kuasa Allah. Kita harus percaya dengan segenap hati bahwa Tuhan pasti akan mengabulkan doa kita. Bila kita berdoa kepada Tuhan maka kita harus beriman bahwa kita telah menerima jawaban dari Tuhan.
2. Mengampuni dengan segenap hati (ayat 25-26). Mengampuni adalah salah satu poin penting agar doa kita dijawab oleh Tuhan. Penting sekali kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Di ayat ini Tuhan Yesus menegaskan dengan “dahulu”, ini berarti bahwa jangan pernah memulai berdoa tanpa terlebih dahulu memberikan pengampunan. Jadi jangan jadikan kepahitan menjadi penghalang doa kita kepada Tuhan.
Dari renungan hari ini kita dapat mengerti bahwa doa yang dijawab bukan dengan kata-kata yang indah, atau dengan kalimat yang panjang atau dengan suara yang keras. Tetapi doa yang dijawab Tuhan adalah doa yang diucapkan dalam iman dengan segenap hati dan mengampuni dengan segenap hati. Lakukanlah kebenaran ini maka Anda akan menemukan jawaban atas doa-doa Anda. (Giant)
Allah hanya menjawab doa orang benar.

Kamis, 29 Nopember 2007
KALAU SAYA MATI, MAKA..?
Lukas 12 : 13-21
Pernahkah kita berpikir bila kita dipanggil Tuhan saat ini juga, bagaimana kira-kira rapor kehidupan kita? Apakah rapor kita bagus? Atau banyak merahnya? Mungkin ada di antara Anda yang berkata, “Ah, saya kan masih muda, masih lama hidup di dunia ini.” Atau mungkin ada juga yang berpikir, “Ah, saya kan masih sehat, kuat dan gagah, mana mungkin saya akan mati sekarang?” Kepada orang kaya yang bodoh, Tuhan berkata, “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu...” (ayat 20). Tuhan yang berkuasa atas hidup setiap manusia. Belum tentu yang tua akan mati lebih dahulu dari pada yang muda. Belum tentu yang sakit akan meninggal lebih dahulu dari pada yang sehat. Kita wajib menjaga rapor kita, karena kita tidak pernah tahu kapan saatnya kita dimintai pertanggungjawaban. Mari kita pelihara rapor kita dengan tidak mempermainkan kasih karunia Tuhan, dengan tidak berbuat yang menyakitkan dan mengecewakan hati Tuhan. Tuhan memang pemurah dan pengasih, tetapi Dia juga Tuhan yang tidak mau dipermainkan. Jangan sampai kita menjalani hidup yang sia-sia. (cubs)
Tuhan itu Allah dan Raja kita.

Jumat, 30 Nopember 2007
JAGALAH MATA
Amsal 4 : 25
Salah satu kunci sukses ditentukan oleh mata. Saat mata kita memandang terus-menerus dan menatap tetap kepada Allah maka hasilnya akan muncul kepekaan. Dengan kepekaan inilah akhirnya kita dapat mengetahui apakah ini kehendak Tuhan atau bukan. Tidak sedikit dari kita yang sering melihat obyeknya atau bentuk fisiknya, bukan melihat Tuhan yang akan memberkati kita. Kita sering berkata, “Ini adalah tambang emas yang dapat mendatangkan keuntungan besar.” Tapi kenyataannya bukan untung malah buntung. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena mata rohani kita belum peka, masih melihat samar-samar. Oleh sebab itu, jagalah mata Anda terus-menerus agar memandang ke depan dan tetap menatap kepada Allah. Daud raja yang hebat akhirnya jatuh ke dalam dosa perzinahan karena tidak menjaga mata. Isteri Lot binasa karena memandang ke belakang, yang seharusnya ia memandang ke depan, hingga menjadi tiang garam. Oleh karena itu kita perlu menjaga mata kita agar tetap tertuju kepada Allah. (Giant)
Mata itu pelita tubuh yang menentukan terang atau gelapnya hati kita.
Sabtu, 1 Desember 2007
KEBIJAKSANAAN
Filipi 3 : 13
Saya tidak terlalu pandai menjelaskan arti kebijaksanaan itu, tetapi catatan di bawah ini menolong saya; dalam lukisan tentang kebijaksanaan yang berjudul ”An allegory of prudence” karya seorang pelukis Venezia abad ke-16, kebijaksanaan digambarkan sebagai seorang pria dengan tiga kepala. Satu kepala berupa seorang muda yang menghadap ke masa depan, satu lagi kepala seorang dewasa dengan mata tertuju kepada masa kini, dan yang ketiga kepala seorang tua bijak yang menatap masa lalu. Di atas ketiga kepala itu, sang pelukis menuliskan sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya: ”Dari contoh masa lalu, manusia kini bertindak dengan begitu bijaksana agar tidak mencelakakan masa depan.” Gambaran tentang kebijaksanaan dari lukisan di atas dimaksudkan untuk mengatasi berbagai ketakutan, kekuatiran, yang terjadi oleh karena kegagalan masa lalu dan menghambat berbagai usaha untuk maju meniti masa depan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus sudah memberikan satu gambaran yang jelas melalui komitmen hidupnya yakni mengenal Dia, Yesus Kristus, dalam segala aspek kehidupannya. Kuasa kebangkitan Yesus tentu menjadi kekuatan yang tidak tertandingi, tapi Paulus juga menikmati persekutuan dengan Kristus dalam penderitaannya. Kalau berpatokan pada masa lalunya, tentu ia punya alasan untuk berputus asa, karena ia telah menyiksa begitu banyak pengikut Kristus, tetapi dengan yakin ia melupakan dosa masa lalu dan tidak membiarkan dirinya terus-menerus tenggelam dalam rasa bersalah. Demikian juga segala bentuk kebanggaan hidup masa lalupun perlu dilupakan agar dapat mengarahkan diri pada tujuan utama yakni pengenalan pribadi akan Yesus. Dengan keyakinan akan pertolongan Tuhan, Paulus terus maju, walaupun banyak cobaan dan ancaman yang bisa menghalangi tercapainya tujuan hidupnya. Apa yang terjadi kemarin, entah itu kegagalan atau keberhasilan, jangan sampai menghambat perjalanan hidup kita saat ini untuk mencapai masa depan yang gemilang. Kita dapat melangkah maju bersama Tuhan. Ketika kita rindu menjadi serupa dengan Dia dalam hidup ini, maka sesukar apapun perjalanan iman kita, kita tidak perlu kuatir. Tataplah masa depan dan arahkan pandanganmu pada Yesus. (Aping)
Cobaan pasti ada, tapi Yesus ada di belakangmu, bersamamu, dan di depanmu.

Minggu, 2 Desember 2007
PENGINJIL YANG HEBAT
Matius 4 : 23
Salah satu pekerjaan yang Tuhan Yesus kerjakan di bumi adalah memberitakan Injil kepada semua orang. Bila kita telusuri arti kata Injil dalam bahasa Yunaninya adalah kabar baik dari sorga. Tuhan Yesus sangat mengerti bahwa manusia memerlukan kabar baik. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus memiliki beban untuk memberitakan kabar baik itu kepada semua orang. Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia dari dosa (Roma 1 : 16-17). Allah rindu agar manusia terbebas dari ikatan dosa, karena itu Ia mengirim Yesus untuk membawa kabar baik ini kepada semua manusia. Dalam menjalankan tugas-Nya ini Tuhan Yesus melakukannya dengan luar biasa. Banyak orang yang percaya dan mengalami perubahan dalam hidup mereka. Kemanapun Ia pergi di sana sudah ada orang-orang yang menantikan Injil yang akan diberitakan-Nya. Betapa bahagianya bila kita pergi ke suatu tempat dan di sana sudah ada orang-orang yang menantikan kita, karena kita membawa kabar baik itu. Maukah kita menjadi pembawa kabar baik ini seperti yang telah Tuhan Yesus lakukan? (Giant)
Penginjil yang hebat adalah penginjil yang membagikan kisah hidupnya bersama Yesus.