4 Jun 2010

June 2010

Bertanding dijalurnya TUHAN

Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
1 Timotius 6 : 11-12

Kepada Timotius, Paulus menasIhatkan untuk bertanding yang benar, artinya Paulus ingin Timotius dan kita semua sekarang ini menemukan panggilan tertinggi yang Tuhan sudah sediakan buat kita dan kemudian memenuhi apa yang Tuhan sudah rancangkan sejak kita belum dibentuk dalam kandungan ibu kita. Setiap atlet lari pasti tahu bahwa untuk mendapat hadiah dia harus berlari menyelesaikan jarak lomba dan berada di jalurnya. Biarpun dia menyelesaikan jarak lomba tetapi bila dia berlari di jalur orang lain dia tetap akan didiskualifikasi, tidak berhak mendapat hadiah walaupun dia menyelesaikan pertandingan sebagai nomor satu. Kedua syarat itu harus dipenuhi secara bersama-sama, baru dapat diperhitungkan. Demikian juga kita sebagai orang Kristen. Ada dua syarat yang harus kita penuhi untuk mendapat mahkota yang kekal, yaitu memenuhi panggilan tertinggi kita dan tetap setia sampai akhir.
Akibat dosa, banyak manusia yang tidak dapat mengenali apakah panggilan tertingginya dari Tuhan? Banyak yang ‘tersesat’, salah berlari di jalur orang, akibatnya kena diskualifikasi, tidak dapat memperoleh mahkota, walaupun sudah bersusah payah, sudah mengorbankan segalanya. Tetap saja, di mata Tuhan orang itu tidak berhak mendapat mahkota. Dalam Matius 7 : 21-23 Yesus telah menerangkan hal ini. Orang-orang yang disebut di sana telah bertanding, mungkin dengan ‘baik’ menurut mereka dan telah setia sampai akhir, tetapi mereka tidak bertanding di jalur yang benar, mereka berlari di jalur orang lain. Jadi pertanyaannya sekarang, bagaimana kita menemukan apa panggilan tertinggi pribadi dari Tuhan? Banyak orang Kristen akan berkata menjadi saksi Kristus itulah panggilan tertinggi orang Kristen. Benar, tetapi itu adalah panggilan secara umum, berlaku untuk setiap orang Kristen. Di samping itu ada panggilan pribadi, setiap orang Kristen adalah bagian dari tubuh Kristus yang punya fungsi tertentu dan khusus, berbeda untuk setiap orang. Itulah yang dimaksud di sini. Jangan sampai semua yang kita lakukan pada akhirnya sia-sia, karena tidak masuk kriteria Tuhan untuk memperoleh mahkota kehidupan.
Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengetahui apa panggilan tertinggi saya di dunia ini?
1. Berjumpa pribadi dengan Yesus.
Selama Yesus hidup di dunia, setiap kali mujizat Dia lakukan, langkah pertama adalah orang-orang bertemu Yesus secara pribadi. Bartimeus, wanita yang pendarahan 12 tahun, dan sebagainya, mereka selalu bertemu Yesus secara pribadi dulu, baru kemudian menerima pemulihan dalam hidupnya. Begitu juga kita, perlu berdoa minta bertemu Yesus dulu secara pribadi, baru dapat menemukan ‘jalur pertandingan iman’ kita yang benar. Tanpa perjumpaan pribadi dengan Yesus, hal itu tidak mungkin. Inilah kunci menuju hidup berkemenangan.
2. Berdoa minta petunjuk.
Setelah kita berjumpa pribadi dengan Yesus, kemudian seperti dikatakan dalam Matius 7 : 8, “Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.”. Sudahkah kita mendoakan hal ini? Penting sekali, karena ini adalah hal terpenting yang perlu kita temukan dan lakukan.
3. Inventarisasi kekuatan kita.
Tuhan sudah memberikan semua yang kita perlukan untuk mengerjakan apa yang Dia tetapkan buat kita. Semua karunia, talenta dan karakter yang kita perlukan telah ada pada kita. Jadi jangan iri kalau orang lain punya karunia yang kita tidak punya. Setiap orang punya kekuatan masing-masing. Yang menjadi masalah, banyak yang tidak mau menggali kekuatannya itu. Kita perlu tahu berapa talenta yang Tuhan berikan sehingga kita bisa mengembangkan secara maksimal. Ingat perumpamaan 5-2-1 talenta (baca Matius 25)? Kenapa yang satu diberi 5 dan yang lain 2 atau 1 itu hak-Nya Tuhan. Yang penting buat kita adalah mengembangkan yang diberikan pada kita. Bila kita diberi 2 tetapi mencoba mengembangkan 5 ya tidak mungkin. Atau sebaliknya, diberi 5 tetapi hanya dikembangkan 2 atau 1, tidak maksimal. Tuhan menghendaki setiap anak-Nya mengembangkan talentanya secara maksimal. Jadi perlu sekali mengetahui apa saja yang kita punyai. Tuhan juga memberi kita petunjuk yang luar biasa jelas. Dari mana? Dari kelakuan kita sehari-hari, dari hobi, lingkungan, pendidikan, keluarga, dan sifat kita, semuanya itu adalah petunjuk dari Tuhan supaya kita bisa tahu apa saja talenta kita. Juga sekarang ada pertanyaan-pertanyaan yang bisa membantu kita. Bila perlu kita juga bisa bertanya pada gembala, atau orang yang dekat dengan kita, yang tahu ‘keseharian’ kita. Seperti halnya kedokteran, psikologi juga diciptakan Tuhan untuk membantu mengetahui apa talenta kita.
4. Lakukan sesuai kata hati.
Hati nurani adalah tempat Roh Kudus diam dan memberitahu kita apa yang perlu kita ketahui. Begitu juga dengan panggilan tertinggi. Bila kita belajar mendengarkan hati nurani kita, berarti kita mendengarkan Roh Kudus. Berkali-kali telah diberitakan di media, bahwa orang menemukan keberhasilan ketika dia menuruti kata hatinya. Bahkan walaupun apa yang dikatakan hatinya bertentangan dengan norma banyak orang yang berlaku saat itu. Bill Gates keluar dari kuliah untuk membentuk Microsoft dengan modal relatif sangat sedikit dan menuruti kata hatinya. Kita lihat sekarang, betapa besarnya Microsoft. Thomas Alfa Edison tidak naik kelas dan dikeluarkan dari sekolah, tetapi tidak putus asa dan melakukan percobaan berkali-kali sampai akhirnya menemukan lampu dan aneka temuan lain dan dia diakui sebagai salah satu ilmuwan. Banyak lagi yang lain. Banyak dari mereka yang bahkan tidak menyelesaikan kuliah atau sekolah mereka. Jangan salah, hal itu tidak bisa dijadikan alasan ‘saya tidak mau sekolah’ karena kita malas belajar. Banyak juga orang yang berhasil setelah menyelesaikan bangku sekolah. Yang mau dikatakan di sini adalah, apapun yang kita lakukan, bila mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, maka kemungkinan besar itulah panggilan tertinggi kita. Tuhan juga bisa menjawab doa kita melalui suara kecil hati nurani. Jangan abaikan hal itu.
Setelah kita tahu mana jalur kita, yang selanjutnya diperlukan adalah mengambil langkah pertama seperti yang diperintahkan Yesus kepada orang muda yang kaya
(Matius 19 : 21). Menjual semua harta kita, yang berarti menyingkirkan semua hal yang mengikat dan menghalangi jalan kita, dan kemudian melakukannya dengan tekun, yang masuk syarat kedua, setia sampai akhir. Bila kita sudah yakin ada di jalur yang benar, apapun yang terjadi sepanjang jalan, jangan bergeming, jangan menyimpang ke kiri atau ke kanan, jangan melihat rumput tetangga yang lebih hijau, setialah dan akan tiba saatnya kita mendapat mahkota kemenangan, senyum Yesus menyambut kita dengan perkataan, “…sabaslah, hai hamba-Ku yang setia.”. Tidak ada sukacita lebih besar yang dapat menandingi sambutan Yesus itu. (cubs)

BERKAT DI BALIK PERGUMULAN.
Ayub 2 : 10
Di mana ada kehidupan, di situ ada tawa dan tangis, untung dan rugi, susah dan senang, sehat dan sakit, kaya dan miskin, baik dan buruk. Inilah dua sisi kehidupan yang diungkapkan Ayub dalam menjawab sikap istrinya yang hanya mau menerima yang baik dari Tuhan saja dan tidak mau menerima sisi yang buruk. Bukankah banyak di antara kita sama seperti istri Ayub? Saat terjadi dalam hidup kita sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, kualitas hidup kita menjadi hilang. Tidak ada semangat, keyakinan, kesungguhan, kesabaran, ketekunan, kasih, sukacita, damai sejahtera dan di atas segalanya iman kita goyah. Kita lalu bertindak menyalahkan lingkungan, menyesali rahim yang melahirkan kita, bahkan lebih parah lagi, kita menyalahkan Allah karena menganggap Dia tidak adil dalam tindakan-Nya. Alkitab memberikan tiga langkah bagaimana dengan hati yang bersukacita dan bersyukur kita menerima segala pergumulan yang diijinkan Allah terjadi dalam hidup kita.
1. Kerelaan untuk menerima sisi baik dan buruk sebagai warna kehidupan.
Hidup ini diwarnai dua sisi yaitu baik dan buruk. Jika kita tidak bersedia menerimanya maka kita dianggap tidak memakai akal sehat, kasarnya dianggap tidak waras alias gila. Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti permpuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayub 2 : 10). Akal sehat kita harus membantu kita menerima dua sisi kehidupan, baik dan buruk sebagai bahagian dari karunia-Nya.
2. Jangan ijinkan hal-hal yang buruk menggoyahkan iman kita.
Banyak orang percaya pada saat menghadapi hal yang buruk, iman mereka goyah. Beberapa di antara mereka adalah Elia (I Raja-raja 19 : 1-8), Yohanes Pembaptis, dan Rasul Petrus yang karena ancaman menyangkal Tuhan Yesus sampai tiga kali. Kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus berdoa supaya iman mereka jangan digoncangkan oleh segala macam kesusahan. Iman yang sesungguhnya adalah iman yang tahan uji. Allah dalam hikmat-Nya memakai kesusahan untuk menguji iman kita.
3. Tidak ada yang buruk di dalam Allah yang baik.
Allah itu baik dan besar kasih setia-Nya. Ia mampu menghadirkan sesuatu yang baik di belakang hal-hal yang buruk. Iman yang kita miliki harus mampu menuntun kita melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah. Pada pandangan Allah, segala sesuatu adalah indah dan baik. Tidak ada satupun yang terjadi tanpa seijin-Nya. Itu berarti apapun yang terjadi dan di manapun hal itu terjadi, pasti bertujuan baik demi kepentingan kita dan kemuliaan nama-Nya. Di balik pergumulan ada berkat yang besar. (GKG)

BERPIKIR SEPERTI SEORANG HAMBA
Pelayanan bermula di pikiran Anda. Tuhan selalu lebih tertarik pada mengapa Anda melakukan sesuatu dari pada apa yang Anda lakukan. Sikap lebih berharga dari pada pencapaian. Pelayan-pelayan sejati melayani Tuhan dengan sebuah kerangka berpikir yang terdiri atas lima sikap. Pelayan:
1. Lebih memikirkan orang lain dari pada diri sendiri.
Sayangnya, kebanyakan pelayanan Anda bersifat melayani diri sendiri. Anda melayani agar disukai orang lain, dikagumi, atau mencapai tujuan-tujuan Anda sendiri. Itu adalah manipulasi, bukan pelayanan. Pelayan-pelayan sejati tidak mencoba memanfaatkan Tuhan bagi tujuan mereka. Mereka membiarkan Tuhan memakai mereka bagi tujuan-Nya.
2. Berpikir seperti seorang penjaga, bukan pemilik.
Untuk menjadi seorang pelayan sejati Anda harus menyelesaikan masalah keuangan dalam kehidupan Anda. Uang memiliki potensi terbesar untuk menggantikan Tuhan dalam hidup Anda. Apabila Yesus menjadi tuan Anda, uang akan melayani Anda, sebaliknya apabila uang menjadi tuan, Anda menjadi budaknya. Pelayan-pelayan Tuhan harusnya selalu lebih mementingkan pelayanan dari pada uang. Bagaimana cara Anda mengelola uang mempengaruhi seberapa banyak Tuhan dapat memberkati hidupmu.
3. Memikirkan pekerjaan mereka, bukan apa yang dikerjakan orang lain.
Mereka tidak membandingkan, mengkritik atau bersaing dengan pelayan-pelayan lainnya. Mereka terlalu sibuk melakukan pekerjaan yang Tuhan berikan kepada mereka. Pelayanan Anda bagi Kristus tidak pernah terbuang percuma terlepas dari apapun yang dikatakan orang.
4. Mendasarkan jati diri mereka dalam Kristus.
Semakin dekat Anda kepada Kristus, semakin sedikit Anda mempromosikan diri.
5. Memandang pelayanan sebagai sebuah peluang, bukan sebuah kewajiban.
Mereka menikmati menolong orang, memenuhi kebutuhan dan melakukan pelayanan.
Bayangkan apa yang dapat terjadi jika sepuluh persen saja dari semua orang Kristen di dunia serius terhadap peran mereka sebagai pelayan. Apakah Anda bersedia menjadi salah satu dari orang-orang itu? Tuhan akan memakai Anda jika Anda mau mulai bertindak dan berpikir seperti seorang pelayan. Albert Schweitzer berkata, “Orang yang benar-benar bahagia hanyalah mereka yang telah belajar bagaimana melayani.” (GKG)

RANTING YANG BERBUAH
Yohanes 15 : 2
Gambaran orang percaya dengan yang dipercayai yaitu Yesus Kristus seperti pokok anggur yang benar dengan ranting-ranting yang tetap melekat atau menempel pada pokoknya, sedangkan yang menjadi pemilik pokok anggur yang benar ini adalah Bapa yang bertindak sebagai pengusaha yang mempunyai tujuan mulia terhadap pokok anggur yang benar beserta dengan ranting-rantingnya yaitu berbuah banyak. Memahami keberadaan kita orang percaya sebagai ranting dari pokok anggur yang benar sangat mempengaruhi hubungan kita dengan pokok, dengan pengusaha dan terhadap dunia di mana kita hidup yang membutuhkan hasil dari ranting anggur yang benar itu.
1. Ranting terhadap pokoknya (Tuhan Yesus). Membutuhkan komitmen atau penyerahan diri total untuk hidup di dalam Dia yang mengakibatkan ranting dapat hidup dan berfungsi sebagaimana mestinya. Pengaruh zat-zat kehidupan yang baik yang akan mengalir dari pokok kepada ranting dan mempengaruhi keberadaan ranting menjadi sehat dan mampu mengeluarkan buah yang baik. Firman (sebagai makanan dan minuman), doa (hubungan pribadi), ibadah (persekutuan bersama sesama ranting).
2. Pengusaha (Bapa) dengan ranting. Kerinduan pengusaha pokok anggur adalah ranting berfungsi yang positif dan memuaskan yaitu mengeluarkan buah yang baik, berkualitas dan banyak karena buah itu harus mampu menceritakan siapakah pokoknya dan siapakah pengelolanya atau pemiliknya. Agar hal itu terjadi maka harus terjadi pemberian perhatian yang khusus dari pengusaha yaitu berupa proses pembersihan ranting dari tunas yang bukan bakal buah, dari serangga, daun yang layu dan kering. Proses pembersihan itu harus merupakan kerelaan ranting untuk merasa terusik, sakit, tidak setuju (pemberontakan) karena merasa diatur atau ditentukan harus mengalami proses itu.
3. Hasil ranting yaitu buah. Buahnya dibutuhkan dan dinikmati oleh dunia (manusia) karena bermanfaat. Buah pertobatan dan kelahiran baru di mana kita beralih dari hidup dalam daging kepada hidup dipimpin oleh Roh
(Galatia 5 : 22-23) mampu membawa pengaruh bagi dunia yang tidak menentu.
Kalau mau menjadi ranting yang berbuah, tetaplah melekat pada pokok agar engkau tetap memiliki kehidupan itu dan percayakan keberadaan hidupmu sepenuhnya kepada pengusaha yang menjadi pemilik dengan tujuan yang mulia itu. “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” (Roma 15 : 13). (Giant)

KEMBALI KE PANGGILAN SEMULA
I Raja-raja 19 : 1-18
Setelah berperang melawan 450 orang nabi-nabi Baal
(I Raja-raja 18 : 20-46) Elia melarikan diri karena ancaman Izebel. Dalam ketakutannya ia berkata kepada Tuhan, “Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” (ayat 4). Tetapi Tuhan tidak membiarkan Elia, seorang malaikat datang membawa roti dan air untuk menguatkan dia sehingga dia dapat melanjutkan perjalanannya sampai ke gunung Horeb. Ketika Tuhan datang kepadanya dan bertanya, “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?” Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.”
(ayat 9-10; 13-14). Kekecewaan dapat membuat seorang yang hebat seperti Elia menjadi takut dan frustasi sehingga ingin mati. Elia merasa dia sudah bekerja segiat-giatnya untuk Tuhan tetapi tidak ada hasilnya. Tetapi firman Tuhan kepada Elia, “Pergilah, kembalilah ke jalanmu,…” (ayat 15). Dan Tuhan memberikan janji, “Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.” (ayat 18). Kitapun, dalam melayani Tuhan, mungkin pernah kecewa karena merasa apa yang kita buat seperti tidak ada hasilnya. Kita sudah berjuang dan berusaha segiat-giatnya untuk melakukan yang terbaik, tapi ternyata hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Rasanya segala usaha kita sia-sia dan itu membuat kita menjadi kecewa. Mungkin kita juga pernah merasa frustasi dan putus asa seperti Elia, dan berpikir untuk meninggalkan saja “panggilan” kita. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk “kembali”. Kita harus tetap percaya dan pegang janji Tuhan. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Ataukah mungkin, dalam perjalanan kita melayani Tuhan kita “lupa” kepada panggilan Tuhan semula karena ‘silau’ oleh hal-hal lain? Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita untuk “kembali”. Kembalilah kepada-Nya saat ini juga, saat kita mendengar suara Tuhan; seperti ketika kita mendengar Tuhan memanggil kita suatu saat lalu untuk pertama kali dan kita menjawab panggilan-Nya. Mari kembali saat ini juga, jangan tunda lagi! (Ginny)

HIDUP BERFOKUS KRISTUS
Lukas 24 : 2-3
Kebangkitan Kristus Yesus Tuhan adalah peristiwa besar yang pernah terjadi dalam sejarah dunia. Tidak ada orang yang pernah bangkit dari antara orang mati sebelum Kristus. Alkitab katakan, Ialah yang sulung yang pertama bangkit dari antara orang mati sehingga Ia lebih utama
(Kolose 1 : 1). Kebangkitan Kristus menjadi peristiwa besar yang dirayakan setiap tahun di berbagai negara di seluruh dunia. Perayaan itu disebut Paskah karena Kristus juga bangkit pada saat orang Israel merayakan hari raya Paskah. Namun Paskah yang kita rayakan sekarang ini mempunyai makna yang berbeda dengan Paskah yang dirayakan oleh orang Yahudi saat itu. Apa tanggapan kita terhadap kebangkitan Kristus pada hari raya Paskah membawa pengaruh yang khusus bagi setiap orang percaya. Paulus berkata, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.”. Ini berarti ada kerinduan yang besar dari Paulus untuk mengenal Allah dan fokus kepada Kristus. Sungguh luar biasa kasih Tuhan kita. Dia mau mengerjakan pekerjaan yang sangat mulia bagi kita yang penuh dengan kelemahan dan dosa. Dia ingin kita juga mengalami kemenangan seperti yang Yesus kerjakan bagi kita. Yesus tahu kita lemah dan tak berdaya melawan serangan Iblis. Itu sebabnya Dia kerjakan lebih dulu kemenangan bagi kita. Melalui Paskah, mari kita ambil komitmen untuk hidup berfokus pada Kristus. Kristus harus menjadi penguasa atas hidup kita. Segala perkara yang sia-sia yang pernah kita perbuat harus kita tanggalkan dan menjadi manusia yang terus-menerus diperbaharui di dalam Dia. Tanpa fokus pada pribadi Kristus kita akan mudah mengalami pergeseran iman. Dewasa ini banyak orang sudah mulai tawar hati dan tidak lagi antusias dalam mengiring Tuhan karena fokus mereka bukanlah Kristus melainkan kesenangan dunia. Sadar atau tidak kita sedang dininabobokan oleh Iblis lewat tawaran dunia dan kenikmatan dunia. Hati-hati dengan “Kekristenan yang dibungkus dengan pelayanan”. Jikalau pelayanan yang kita lakukan tidak berfokus pada Kristus maka dapat dipastikan pelayanan kita akan bermuara ke Mamon. Kristus harus menjadi pusat/sentral dalam kehidupan kita. Kristus tidak boleh dinomorduakan dalam kehidupan kita. Ia harus menjadi penguasa tunggal atas hidup kita. Mari jadikan Kristus Tuhan (Penguasa Tunggal) dalam kehidupan kita sehingga kita dapat menjadi serupa dengan Dia. (GKG)

KEBAHAGIAAN
Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari, rambutnya teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini. Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal sehingga dia mau masuk ke panti jompo. Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap. Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. “Saya menyukainya,” katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah. “Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut.” “Hal itu tidak ada hubungannya,” jawabnya. “Kebahagiaan adalah suatu yang kamu putuskan sejak awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur, tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur. Aku punya sebuah pilihan, aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhku yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian tubuh yang masih berfungsi. Setiap hari adalah hadiah dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi nasihatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita. Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya. Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more).
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expect less).”
(Aping)

RENUNGAN HARIAN

PERKARA BESAR ATAU PERKARA KECIL
Mazmur 126 : 1-6
Seorang pengusaha terlambat menghadiri sebuah rapat penting. Ketika tiba di gedung pertemuan, tempat parkir sudah terisi penuh. Dikelilinginya semua lahan parkir, lantai demi lantai. Tak ada juga tempat kosong! Dengan panik ia berseru: "Tuhan, kasihani aku. Berikanlah tempat parkir sekarang juga. Aku janji akan berhenti mabuk-mabukan dan ke gereja lagi setiap Minggu!" Tiba-tiba, persis di depannya sebuah mobil keluar. Spontan ia berkata, "Tidak jadi janji deh, Tuhan! Aku sudah menemukan satu."
Tuhan kerap kali melakukan perkara besar dalam hidup kita. Namun, seberapa peka kita menyadarinya? Saat sebuah doa dijawab, sering kita menganggapnya suatu kebetulan, bukan karya Tuhan. Mazmur 126 digubah saat Israel baru pulang dari pembuangan. Penjajahan telah lewat. Kini mereka bisa kembali ke tanah air. Pemazmur mengingatkan: ini semua terjadi bukan karena perjuangan para pahlawan, ataupun kebaikan hati penjajah. Ini terjadi karena Tuhan telah melakukan perkara besar (ayat 1-3). Bahkan, Tuhan masih akan terus berkarya, di tengah kondisi tanah air yang masih porak-poranda. Dia akan terus bekerja, saat umat harus kembali membangun dari nol, dengan cucuran air mata (ayat 4-6).
Pernahkah Anda sembuh dari sakit? Pulih dari hubungan yang retak? Merasakan kekuatan dalam kelemahan? Mengalami berkat di tengah krisis? Itu adalah bukti nyata: Tuhan telah melakukan perkara besar dalam hidup Anda di masa lalu. Hebatnya, Tuhan tak pernah bekerja separuh jalan. Dia masih menyiapkan perkara besar untuk hari esok Anda. Jangan khawatir atau meragukan pimpinan-Nya! Tuhan sudah melakukan perkara besar bagi kita, untuk apa kita merisaukan perkara-perkara kecil? (Giant)

BUKAN SEKEDAR PERCAYA
Yohanes 3 : 16
Firman yang kita baca hari ini adalah ayat mas bagi orang percaya. Yesus berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Sayangnya, banyak orang menganggap remeh firman ini dan menyalahgunakannya. Mereka berpikir ‘asal saya sudah percaya pasti selamat’. Jadi yang penting percaya, dan tidak memperhatikan bagaimana selanjutnya. Memang benar, jika saat ini kita menerima Yesus sebagai Juruselamat, lalu saat ini juga kita meninggal, sudah pasti kita menerima hidup yang kekal. Tetapi masalahnya, setelah kita percaya dan masih melanjutkan hidup, bagaimana iman kita? Iman bukan hanya sekedar mengatakan, “Ya, aku percaya!”. Iman itu harus kita buktikan dengan sikap dan perbuatan kita, dengan kasih kita yang tidak berubah kepada Tuhan, dengan ketaatan kita terhadap perintah Tuhan, dengan kerinduan kita untuk mengenal Tuhan lebih dalam, dengan usaha kita untuk terus bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus. Banyak orang berpikiran dangkal, percaya hanya ‘sekedar’ percaya. Jika percaya hanya sedangkal itu untuk beroleh hidup yang kekal, Yesus tidak akan berkata, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” (Lukas 13 : 24). Kita harus berjuang untuk masuk ke dalam hidup yang kekal. Ingat, Yesus berkata, ”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7 : 21). Jadi, ayo berjuang! (Ginny)

ADA PERBEDAAN
Yehezkiel 44 : 23
Lewat nabi Yehezkiel Tuhan memerintahkan orang-orang yang diangkat menjadi imam untuk mengajarkan perbedaan antara yang kudus dan yang najis kepada umat Israel. Hal ini masih berlaku sampai saat ini. Tuhan bukan Tuhan yang kompromi. Dia tidak akan mengijinkan umat-Nya untuk mencampur-adukkan kekudusan dengan kenajisan. Sebagai anak Allah, kita perlu dengan serius memperhatikan hal ini. Dalam ayat-ayat sebelumnya Tuhan juga sudah menggambarkan persyaratan yang perlu dipatuhi oleh imam. Setiap anak Allah, yaitu kita, yang percaya kepada Kristus telah diangkat menjadi imamat yang rajani
(I Petrus 2 : 9). Apa tugas kita? Juga memberitakan Kristus dan mengajarkan bahwa ada beda antara kudus dan najis. Pertanyaan yang perlu direnungkan hari ini, bisakah kita mengajar orang lain bila kita sendiri belum kudus? Ingat seperti kata Paulus jangan sampai sesudah kita mengajar orang lain, mereka masuk sorga tapi kita sendiri ketinggalan. (cubs)

MAKNA PERJAMUAN KUDUS
I Korintus 11 : 29
Paulus mengajak orang Kristen di Korintus menghayati makna perjamuan kudus bagi pembanguan gereja selaku tubuh Kristus yang esa dan kudus. Sia-sia saja melaksanakan perjamuan kudus, jikalau tidak menjadi motivasi untuk membangun persekutuan keluarga dan jemaat. Sebab itu Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar mereka menguji diri (ayat 31) sebelum duduk bersama makan dan minum dari tubuh dan darah Kristus. Memasuki ibadah perjamuan kudus berarti kita menghayati persekutuan dengan Kristus yang tersalib. Dalam persekutuan itulah kita, bukan kau atau aku, terikat satu dengan lainnya berdasarkan kasih kepada Kristus. Jadi jika kita bersekutu bersama di sekitar perjamuan kudus maka kitapun bertanggung jawab memelihara pembangunan persekutuan dalam keluarga dan dalam Jemaat. (DBR)

PIKIRAN YANG BENAR
Filipi 4 : 9
Sadarkah kita bila pikiran kita menentukan apa yang akan kita kerjakan? Pikiran merupakan penggerak kehidupan kita. Bila kita dapat menghasilkan sebuah pemikiran yang dahsyat maka kita akan merasakan perkara yang dahsyat akan kita alami. Jadi, pikiran kita sangat menentukan hidup kita.
1. Pikiran adalah kunci kehidupan kita. Seringkali kita menjumpai orang yang bingung dan stres dalam menghadapi hidup ini. Dalam kebingungan tidak jarang orang tergesa-gesa mengambil keputusan penting tanpa berpikir jernih. Apa yang terjadi kemudian? Mereka hanya dapat menyesali keputusan salah yang telah diambilnya, karena ternyata keputusannya yang salah telah menghancurkan hidupnya karena hidup manusia itu ditentukan oleh keputusan sekarang. Demikian ungkapan orang bijak, "Jika pikiran kita baik, maka hidup kita akan baik.".
2. Pikiran perlu kita kendalikan. Setelah kita menjadi orang percaya, di dalam hati kita ada Roh Kudus. Karena itu setan tidak dapat menyerang hati kita lagi. Sekalipun dia tidak dapat menyerang hati orang percaya tetapi dia terus bekerja. Itu sebabnya, pikiran kita merupakan pusat peperangan melawan pengaruh-pengaruh kuasa kegelapan. Sebagai orang percaya kita perlu mengendalikan pikiran kita dan mengarahkannya kepada Yesus (II Korintus 10 : 5).
3. Pikiran kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita dengar dan kita lihat (Filipi 4 : 9). Saya teringat ketika Musa mengutus 12 orang dan hanya 2 orang saja yang memberitakan laporan positif kepada Musa, yaitu Yosua dan Kaleb, sedangkan sisanya memberikan laporan yang menyebabkan hati umat Tuhan menjadi tawar hati. Karena itu jika Anda melihat atau mendengar berita negatif jangan bersedih ataupun bingung tetapi percayalah kepada Tuhan, maka pikiran yang negatif akan berubah menjadi pikiran yang positif. (Giant)

DAMAI DI TENGAH BADAI
Filipi 4 : 9b
Apakah saat ini Anda sedang ditimpa pencobaan hidup yang sangat berat? Rumah tangga berantakan? Perkawinan gagal? Hidup serba kacau? Bagaimana Anda bisa mendapatkan damai sejahtera di tengah setumpuk permasalahan ini? Murid-murid Yesus pun pasti mengajukan pertanyaan serupa ketika Yesus mengatakan, “…hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, …” (Yohanes 13 : 33). Artinya, kehidupan bersama Yesus yang selama ini mereka jalani akan berakhir. Hal ini merupakan pencobaan terberat bagi hidup mereka. Tetapi Yesus menjelaskan bahwa Ia menghendaki supaya mereka mempunyai damai sejahtera yang telah disediakan-Nya itu. Hal ini masih berlaku sampai saat ini. Untuk mendapatkan damai itu kuncinya sederhana saja, yaitu mempercayai-Nya. Kita tidak hanya harus percaya kepada-Nya saja tetapi juga mempercayai apa yang dikatakan-Nya. Ia selalu memikirkan yang terbaik bagi kita dan Ia tahu segalanya dari awal sampai akhir. Hidup kita akan berubah kalau kita mau mempercayai rencana Tuhan bagi hidup kita. Hidup ini tidak luput dari halangan, kesukaran dan kesulitan. Tantangan bagi orang percaya adalah tetap tenang, sekalipun mereka berada di tengah-tengah pencobaan berat dalam hidup ini. Janji-Nya bagi setiap orang percaya adalah mengetahui bahwa Tuhan menghendaki kita mendapatkan damai sejahtera. Ia akan selalu membuka jalan untuk mewujudkan damai sejahtera itu ada di dalam hidup kita (FIlipi 4 : 6-7). (DBR)

MEMANG BERBEDA
I Korintus 12 : 14-20
Salah satu kehebatan Tuhan yang tak tertandingi oleh manusia adalah bagaimana Dia menciptakan manusia yang begitu banyak tanpa sekalipun membuat dua orang yang sama persis. Bahkan juga dua orang kembar yang terlahir dari satu telur, tetap berbeda. Yang menjadi masalah adalah manusia yang sering tidak bisa menerima orang lain berbeda dari dirinya. Apalagi bila orang itu sukses, punya kedudukan tinggi, dia tidak akan mengerti orang yang gagal, tidak sesukses dia. Jika ada orang punya gaya hidup berbeda, banyak orang juga yang tidak bisa menerima, mereka menuntut semua orang harus seperti mereka, punya nilai seperti yang mereka punya dan sebagainya. Bacaan hari ini mengingatkan bahwa Tuhan tidak begitu. Dia menciptakan setiap manusia itu berbeda. Begitu pula dengan gaya hidup. Memang ada gaya hidup yang tidak disetujui-Nya seperti homoseksual, tetapi banyak gaya hidup yang sesuai kehendak-Nya tetapi sering tidak sesuai kehendak manusia dan itu sering menjadi keributan dan perselisihan. Contohnya orang-orang yang serius tidak bisa menerima orang-orang yang ramai. Jadi kalau Tuhan saja mengakui perbedaan antar manusia, kenapa kita tidak bisa? Mari pegang firman Tuhan yang berkata, “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Matius 7 : 2). (cubs)

JENIS IMAN-NYA ALLAH
Markus 11 : 22
Dalam bacaan hari ini menurut terjemahan King James dikatakan, “milikilah iman-Nya Allah”. Tetapi menurut para ahli bahasa Gerika apa yang Yesus katakan itu seharusnya diterjemahkan sebagai berikut, “milikilah jenis iman-Nya Allah”. Yesus telah mendemonstrasikan jenis iman-Nya Allah kepada kita, karena itu Ia berkata, milikilah jenis iman yang demikian. Yesus ingin kita mengerti dan memiliki jenis iman-Nya Allah. (DBR)

MENJADI DEWASA
Kolose 4 : 12
Dalam bacaan hari ini, Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Kolose bahwa Epafras, seorang hamba Kristus Yesus, selalu bergumul dalam doanya untuk mereka, yaitu ‘supaya mereka berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah’. Kesempurnaan inilah yang menjadi tujuan kita dalam Kristus. Seperti dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menulis, “Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” (Efesus 4 : 13-15). Sangatlah penting untuk kita menjadi dewasa supaya kita tidak mudah tertipu dan tersesat. Firman Tuhan telah memperingatkan bahwa di akhir zaman akan ada banyak nabi-nabi palsu, guru-guru palsu, pengajaran-pengajaran yang sesat. Seorang yang dewasa akan tahu membedakan yang benar dan yang salah, tidak mudah terpengaruh dan digoyahkan. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk bertumbuh, menjadi dewasa dan matang dalam Kristus. (Ginny)

BIJAKSANA DALAM BERBELANJA
Yesaya 55 : 2
Sebagai orang Kristen seharusnya kita hanya menyembah dan mengabdi kepada Tuhan Yesus. Sayangnya, dalam praktek hidup sehari-hari banyak yang lebih mengabdi kepada Mamon. Orang demikian lebih mengasihi kekayaan dari pada Tuhan. Prioritas utama dalam hidupnya adalah uang, karena itu dia berani melanggar firman Tuhan demi mendapatkan kekayaan (I TImotius 6 : 10). Banyak orang berpikir bahwa dia bisa bahagia dan puas hidupnya jika memilki banyak kekayaan, tetapi orang terkaya di dunia (Salomo) berkata lain, “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.” (Pengkhotbah 5 : 10). Masalah yang paling sering terjadi dalam keuangan adalah ketika kita membelanjakannya. Banyak orang berbelanja tanpa perencanaan yang baik dan tepat. Akibatnya sering terjadi pemborosan yang tidak perlu. Uang yang seharusnya dapat dipakai untuk keperluan yang lebih penting ternyata habis dibelikan barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
Amsal 20 : 14 berkata bahwa orang yang bijaksana dan terpuji adalah orang yang bisa menahan diri untuk membeli sesuatu. (GKG)


YESUS ADALAH TUHAN
Kisah Para Rasul 2 : 36
Di berbagai tempat sering kita jumpai bahwa kata yang sama sering dimengerti lain. Pengertian kata yang berubah memang dapat membingungkan. Sebagai pengikut Kristus, kitapun sering bingung ketika apa yang kita pikirkan tentang kebenaran Alkitab berbeda dengan maksud Tuhan. Ingat kisah Hawa, ia memilih untuk berpikir mengikuti kata-kata ular dari pada Tuhan dan akibatnya ia diusir dari Firdaus bersama Adam. Maria, ibu Yesus, memilih untuk mempercayai kata malaikat dan ia diberkati. Itulah sebabnya, sangat penting membangun pikiran menurut Alkitab. Tanyakan pada diri Anda sendiri, beberapa pertanyaan berikut:
1. Apakah saya percaya bahwa Tuhan telah menjadikan Yesus Kristus penguasa mutlak atas seluruh kehidupan?
(Yohanes 17 : 2; Kolose 1 : 15-17).
2. Apakah saya percaya bahwa keselamatan hanya datang melalui Yesus Kristus? Bahwa di luar Yesus, tidak ada yang dapat saya lakukan untuk memperoleh keselamatan?
(Yohanes 14 : 6; Efesus 2 : 8-9).
3. Sudahkah saya menyerahkan seluruh aspek kehidupan saya di bawah kehendak Yesus?
(Yohanes 15 : 5; Galatia 2 : 20).
Apabila apa yang kita percayai sesuai dengan kebenaran Alkitab, tindakan kita akan memuliakan Tuhan
(I Yohanes 8 : 31-32; Matius 5 : 16). Karena itu luangkan waktu setiap hari untuk membandingkan dan menyelaraskan pemikiran Anda dengan pemikiran Tuhan, supaya hidup Anda terus mengumandangkan proklamasi yang berbunyi : “Yesus adalah Tuhan”. (DBR)

BERKAT BERLIMPAH
Mazmur 23 : 5
Ketika membaca firman Tuhan kadang-kadang kita perlu sedikit menggunakan imajinasi kita untuk membayangkan situasi ketika firman ini ditulis dan keadaan penulisnya. Daud adalah panglima perang. Orang yang sedang berperang tidak biasanya makan di hadapan lawannya. Apa yang hendak dikatakan Daud? Maksud Daud adalah Allah yang menyediakan hidangan di hadapan lawannya adalah Allah yang telah mengalahkan musuhnya itu, sehingga ketika Daud makan musuhnya itu sudah tidak berdaya, sudah kalah. Juga Daud ingin mengatakan bahwa kita perlu percaya kepada Allah. Jangan takut, percaya kepada Tuhan dan makan dengan nikmat di depan musuh kita. Apa yang Daud nyatakan itu sungguh luar biasa. Bagian berikut dari ayat lima ini menyatakan bahwa bila kita menang dari perang, Allah akan memberkati kita secara luar biasa yang digambarkan dengan piala yang penuh melimpah, berkat yang bisa dalam banyak bentuk. Jadi apa lagi yang kita tunggu? Perangi semua sifat jelek, ketakutan, amarah, iri hati dan terima berkat melimpah dari Allah setelah kita menang. (cubs)

NYANYIAN DALAM PENJARA
Kisah Para Rasul 16 : 25
Apakah Anda akan menyanyi lagu-lagu rohani saat Anda berada di dalam penjara? Bila Anda seorang anak Tuhan, maka saya rasa Anda akan melakukan hal itu. Dalam perang Vietnam, orang-orang Amerika yang ditawan dan dipenjara telah membuktikan bahwa dengan doa dan menyanyikan lagu-lagu rohani, mereka mampu bertahan dalam kesepian dan trauma yang mereka alami.
Dalam pujian kita hari ini, marilah kita mengingat mereka yang sedang dipenjara oleh karena nama Yesus di tanah air, maupun di seluruh dunia. Walaupun kita tidak berada dalam tahanan, namun kita dapat menyanyi dan memuji Tuhan bersama mereka. Berlatihlah untuk menyanyi dan memuji sampai Anda benar-benar mengalami kekuatan dan kesegaran. Mungkin Anda tidak berada dalam penjara secara fisik, namun dalam penjara tekanan, kekalutan, masalah dan penyakit. Pujian Anda adalah alat untuk melepaskan kuasa Allah yang membebaskan. Alkitab mengisahkan, bahwa orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Iman Paulus dan Silas telah merupakan kesaksian yang kuat. Ketika iman kita diuji, bagaimana kita memberi respons? Iman yang sungguh-sungguh bersaksi melalui nyanyian, kata-kata dan sikap kita bahwa Yesus lebih berkuasa dari kuasa manapun di dunia ini, Apakah Anda siap untuk menyaksikan iman Anda kepada orang lain? (Giant)

TAKUT KEPADA TUHAN
Mazmur 33 : 8
Apakah Tuhan pilih kasih? Sepertinya Tuhan berkenan pada orang-orang tertentu seperti Maria, Musa dan Samuel. Kepada Maria, malaikat Gabriel berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Lukas 1 : 28). Kepada Musa, Tuhan berbicara muka dengan muka seperti seorang yang berbicara dengan sahabatnya (Keluaran 33 : 11). Tuhan pun berkenan kepada Samuel yang “semakin disukai, baik di hadapan Tuhan (Yahwe) maupun di hadapan manusia”
(I Samuel 2 : 26). Samuel makin besar dan Tuhan menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur (I Samuel 3 : 19). Apakah ini bukan pilih kasih namanya? Sepertinya begitu, tetapi sesungguhnya tidak. Tuhan dapat memberikan perkenanan dari Tuhan terjadi secara sembarangan. Perkenanan dari Tuhan tersedia untuk setiap orang. Lalu bagaimana supaya kita berkenan pada Tuhan? Pertama-tama carilah perkenan-Nya. Amsal 3 : 3-4 berkata, “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.” Ayat yang sangat membantu dalam hal ini adalah Mazmur 25 : 14 yang berkata, “Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”. Kata “perjanjian” dalam konteks ini menunjuk pada keakraban yang intim dan bersifat pribadi yang tersedia bagi mereka yang takut kepada Tuhan; dan ini bukan untuk segelintir orang saja. Perjanjian-Nya yang berharga tersedia bagi setiap orang yang memilih kebaikan, taat dan takut akan Tuhan. (DBR)

AKRAB DENGAN TUHAN
Mazmur 63 : 1-8
Daud banyak menulis mazmur. Dia juga dikenal
sebagai orang yang berkenan kepada Allah
(Kisah Para Rasul 13 : 22). Ketika kita membaca apa yang ditulisnya hari ini, sangat jelas bagaimana Daud seperti seorang anak yang bermanja-manja kepada Bapanya. Dia mengagumi, dia memberikan penghormatan, dia mengakui semua perbuatan Tuhan kepadanya. Itulah bukti bahwa seseorang akrab dengan Tuhan, bila dia dapat menyatakan isi hatinya, kekagumannya kepada Tuhan. Itu yang patut kita tiru dari Daud. Kita akrab dengan Tuhan bila kita mengenali semua yang Dia lakukan buat kita dan berterima kasih kepada-Nya. Bila kita bisa seperti Daud, menyatakan rasa terima kasih dan pemujaan kita kepada Tuhan dari lubuk hati terdalam dengan penuh kesungguhan, maka itulah bukti bahwa kita akrab dengan Tuhan dan sudah pasti Tuhan juga akrab dengan kita. (cubs)

DAMAI SEJAHTERA
Kolose 3 : 15
Ayat di atas ini mengungkapkan sejumlah kebenaran tentang mendapatkan dan mempertahankan damai sejahtera. Ayat ini sekaligus merupakan perintah untuk ditaati. Artinya, apabila hal-hal tertentu dilakukan, maka damai sejahtera akan mengalir seperti sungai dan memenuhi kehidupan kita. Ingatlah bahwa setiap kali Tuhan menyuruh kita melakukan sesuatu kita pasti diberi-Nya kemampuan untuk melakukannya. Damai sejahtera dari Tuhan berkuasa untuk menenangkan hati yang gundah. Kata “berkuasa” di sini juga dapat berarti “bertindak sebagai hakim.”. Hakim adalah orang yang berkuasa atau berwenang memutus suatu sengketa. Pertanyaannya, sengketa apa? Sengketa dalam hal ini dapat timbul dari dalam atau berasal dari luar yang antara lain tercermin dari pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apakah saya benar-benar telah diampuni?” atau “Apakah saya benar-benar mempercayai Tuhan?”. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu dan juga pertanyaan-pertanyaan lain yang serupa sehingga kita menjadi ragu dan gelisah tanpa alasan. Namun kita mempunyai seorang Imam/Hakim yang dapat mengambil keputusan yang sangat adil bagi kita yaitu dengan memberi “damai sejahtera”. Kita dapat bekerja sama dengan-Nya untuk melakukan apa yang diperintahkan pada akhir ayat di atas yaitu: BERSYUKURLAH. (DBR)

HARI ITU PASTI DATANG
Yakobus 5 : 7-8; Matius 24 : 46; Yakobus 1 : 12;
II Timotius 2 : 12
Pernahkah kita memperhatikan seorang petani yang sedang bekerja di ladang? Sebelum ia menanam benih, apakah yang ia lakukan? Bukankah ia memulainya dengan mempersiapkan tanah yang gembur dan subur, yang siap ditanam? Jika dirasakan dan dilihat olehnya bahwa tanahnya masih keras maka petani tersebut tidak henti-hentinya akan terus-menerus membajak ladangnya hingga lahannya itu menjadi gembur dan subur. Apakah yang dilakukan oleh petani setelah tanahnya subur? Tentunya si petani mulai menabur benih yang baik, lalu dipeliharanya benih itu, supaya benih itu tumbuh dengan baik. Menyirami benih setiap hari sesuai dengan kebutuhan lalu memberi pupuk yang baik merupakan hal yang pasti dilakukannya agar benih itu dapat bertumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang melimpah. Petani tahu persis bahwa tumbuhan yang ditanamnya itu tidak akan serta merta menghasilkan buah yang lebat dan baik. Ia perlu merawat dan memeliharanya, sebab ia mempunyai keyakinan dan sekaligus pengharapan bahwa tanaman yang ia tanam sekali kelak akan bertumbuh dan menghasilkan buah yang melimpah. Dari pelajaran petani ini, kita diingatkan oleh firman Tuhan bahwa suatu kali kelak Tuhan Yesus Kristus pasti akan datang kembali untuk yang kedua kali sebagai Hakim yang adil. Dia akan memberikan upah kepada hamba-hamba-Nya yang setia bekerja untuk kerajaan-Nya. Dan memberikan hukuman kepada setiap hamba-Nya yang tidak setia dan jahat. Untuk itu, meskipun terasa sulit dan berat, banyak tantangan dan rintangan, ingatlah sang petani itu! Tetap tekun dan percaya bahwa sekali kelak pasti apa yang kita tabur akan kita tuai. Ya, kita pasti akan menuai sesuatu yang hebat, yang mulia, yang besar yang belum pernah kita lihat, yang belum pernah terpikirkan, yang belum pernah kita dengar sebelumnya, yaitu kerajaan-Nya yang kekal. (Giant)

FIRMAN-NYA
Yohanes 1 : 14
Berikan tempat untuk firman Tuhan dalam hidupmu, khususnya Perjanjian Baru. Biarkan firman-Nya memenuhi hidupmu dan memerintah dalam hidupmu dengan demikian Anda sedang menjadikan Yesus sebagai Tuhan, karena Yesus dan firman-Nya adalah satu dan dengan demikian Anda sedang melayani Tuhan. (DBR)

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
Matius 5 : 13
Mami saya sejak muda suka sekali mengunjungi orang-orang yang sakit dan menghibur serta mendoakan mereka. Walaupun mami dalam keadaan sakit stroke di mana kata-kata beliau sering tidak bisa dimengerti orang lain dan kalau berjalan harus dipapah dan lebih banyak berbaring di tempat tidur, dengan kondisi begitu beliau selalu bersemangat untuk mengunjungi orang-orang sakit dan mendoakan mereka. Walaupun doanya tidak dimengerti, tapi Tuhan mendengar dan menjawab. Orang-orang sakit yang dikunjungi mami merasa terharu, mami menjadi berkat buat mereka, karena mami dengan kondisi seperti itu sanggup menghibur dan mendoakan mereka. Mereka menjadi lebih kuat menghadapi hidup ini. Kita diberkati untuk memberkati orang lain. Mungkin Saudara saat ini merasa ‘saya tidak mampu Tuhan, saya tidak bisa berjalan, saya sudah tua, saya punya banyak kelemahan’, Tuhan melihat hati kita. Di manapun kita berada, kita bisa menjadi berkat dalam doa-doa kita untuk orang lain. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya, selain dibuang dan diinjak orang.”. (FF)

ANUGERAH TUHAN
Yakobus 1 : 7
Banyak orang merasa bahwa keberhasilan yang mereka peroleh dari hasil usaha mereka. Banyak yang berkata bahwa, “coba kalau saya tidak bekerja keras, tidak mungkin usaha ini berhasil”, atau, “karena doa dan perjuangan sayalah maka ini sukses”. Padahal sebenarnya tanpa anugerah dari Tuhan tidak ada apapun yang kita lakukan yang akan mendatangkan keberhasilan. Yohanes 15 : 5 mengatakan bahwa di luar Yesus orang tidak bisa berbuat apa-apa. Segala sesuatu yang kita miliki itu adalah anugerah yang patut kita syukuri. Bacaan hari ini berkata bahwa setiap anugerah yang dari Tuhan itu pasti baik dan tidak pernah berubah. Kalau Tuhan menganugerahi Daud pengampunan dari perzinahan, Dia juga akan menganugerahi kita dengan pengampunan juga. Tidak berubah. Jadi mari kita syukuri anugerah yang kita telah terima dari Tuhan. Tahukah Anda anugerah apa itu? Baca firman Tuhan hari ini dan mulai ingat-ingat kembali, kebaikan apa saja yang telah kita terima dari Tuhan? Dijamin, pasti banyak! Jadi ucapkan syukur. (cubs)

KESELAMATAN JIWA
Kisah Para Rasul 16 : 31
Anda tidak dapat memaksakan kehendakmu atas orang lain melalui doa-doamu. Sekalipun Tuhan berkata, “Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya.”. Mengapa demikian? Karena setiap manusia diberi kehendak bebas oleh Tuhan. Itulah yang disebut hak asasi. Kita tidak dapat melanggar hak asasi seseorang kecuali dalam hal yang satu ini, “keselamatan jiwa”nya. Karena Tuhan berkehendak menyelamatkan mereka yang terhilang. (DBR)

PENCOBAAN YANG BIASA
I Korintus 10 : 13
Suatu ketika semua orang di dunia ini berkumpul dan mengeluh kepada Tuhan mengenai masalah-masalah mereka. Setiap orang bersungut-sungut dan berkata bahwa beban mereka begitu berat, ini tidaklah tidak adil bagi mereka. Maka Tuhan menyuruh mereka menaruh masalah-masalah mereka di atas sebuah meja yang besar dan menyuruh mereka memilih salah satu masalah orang lain dan membawa pulang masalah tersebut. Setelah mereka menerimanya dan menjalaninya maka mereka merasakan betapa berat masalah yang mereka ambil sendiri tersebut. Mereka sadar bahwa Tuhan adil dalam hidup mereka karena Tuhan memberikan pencobaan yang tidak melampaui kekuatannya.
Dari cerita di atas dapat kita peroleh pelajaran yang luar biasa, bahwa sering kita mengira beban masalah orang lain lebih ringan dari kita. Kita kadang-kadang merasa bahwa tidaklah adil karena masalah kita sangat besar dan orang lain bersenang-senang, sepertinya tidak mempunyai masalah. Merasa “kasihan” itu sangat mengikis dan merusak iman kita. Ia akan me-“makan” sukacita kita, membuat kita mempertanyakan keadilan Allah, dan sering mencobai kita untuk meninggalkan panggilan kita. Dalam hal ini Rasul Paulus menasihati kita mengenai dua kenyataan. Pertama, sebuah fakta: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami tidak melebihi kekuatan manusia.” Sering kita rasa bahwa masalah-masalah kita yang paling berat, dan kita berkeluh-kesah sepanjang hari, merasa tidak adil bahwa orang lain dapat hidup bersenang-senang dan kita tidak. Ternyata banyak orang pada saatnya mengalami pula pencobaan-pencobaan yang berat. Kedua, sebuah janji: ”Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (Giant)

GAK NYAMBUNG
Markus 4 : 40-41
Dalam renungan hari ini kita dapat membaca kekesalan Tuhan Yesus karena murid-murid yang sudah cukup lama bergaul dengan-Nya, yang selalu ikut ke manapun Dia pergi, yang telah melihat semua mujizat yang dibuat-Nya, mendengarkan semua ajaran-Nya bahkan lebih, karena Yesus telah menjelaskan arti perumpamaan-Nya kepada mereka, tetapi tetap saja mereka tidak mengerti, mereka tidak percaya. Mereka tetap bertanya, “Siapa Dia…?” Kalau bahasa gaul sekarang mungkin Yesus akan menjawab, “Ini gue gitu loh”. Pernahkah Anda mengalami hal seperti Yesus itu? Sudah berkali-kali dengan berbagai cara mencoba menjelaskan sesuatu yang penting kepada orang lain, tetap saja orang itu tidak mengerti? Bila pernah, sekaranglah saatnya untuk menyadari bahwa kitapun sebagai orang Kristen sering juga melakukan hal itu. Sudah berminggu-minggu selama bertahun-tahun kita ke gereja, membaca Alkitab setiap hari, tetapi tetap tidak mengerti, tetap tidak mengenal Yesus, tetap bertanya, “Siapa Dia…?”. Bandingkan cara Anda membaca Alkitab dengan membaca surat dari pacar Anda yang sedang di luar kota. Mari kita ubah cara pikir kita. Jangan lagi menggunakan cara pikir dunia tetapi ubah menjadi cara pikir Tuhan. Kita membaca Alkitab seharusnya dengan gairah yang menyala-nyala, dilanda kerinduan membara untuk mengenal Tuhan Yesus. Bukankah Dia Sahabat kita? Bagaimana caranya? Serahkan hidup kita pada Tuhan, minta tolong Roh Kudus untuk membukakan hati kita dan lakukan apa yang Tuhan katakan. Percaya Dia pasti akan membuat hubungan Anda dengan Tuhan jadi nyambung lagi. (cubs)

SELALU BERSYUKUR
Yesaya 12 : 5
Sebagai orang Kristen setiap hari kita pasti selalu berdoa kepada Tuhan. namun doa yang bagaimana yang senantiasa kita naikkan kepada Tuhan? Apakah dalam doa kita hanya berisikan sederet permintaan dan juga keluh kesah saja? Apakah dalam doa tersebut kita bersukacita sambil menaikkan mazmur bagi Tuhan? Karena biasanya ketika kita bangun pagi dan memulai hari baru, kita pasti langsung mengingat setumpuk masalah yang kita alami, sehingga di hari yang baru, raut muka kita tidak ada sukacita karena diliputi rasa kuatir dan cemas. Bila menghadapi hari yang baru dan kita diliputi oleh perasaan jengkel serta murung akan terbawa terus sepanjang hari itu dan sudah pasti kita akan kehilangan sukacita dan pikiran kitapun jadi gelap. Secara otomatis berkat Tuhan akan sulit turun, segala tugas yang kita kerjakan serasa tidak beres dan tidak menjadi berkat bagi orang lain, malah berdampak buruk. Jangan biarkan hal ini berlarut-larut! Pergunakanlah bibir kita untuk memegahkan dan meninggikan Tuhan saja, karena kebaikan-Nya sungguh sangat terbukti di dalam hidup kita dan jangan menggunakan bibir untuk membicarakan kelemahan dan menghakimi orang lain. “Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.”(Mazmur 63 : 4) (DBR)
MENDERITA TAPI MENGUNTUNGKAN
Kisah Para Rasul 8 : 4
Rasa sakit karena derita itu sering menyelesaikan suatu masalah, yang tidak dapat dilakukan oleh kenikmatan. Seorang laki-laki yang ditinggalkan oleh istrinya, tiba-tiba sadar atas harga yang harus dibayar olehnya karena lebih mengutamakan karier ketimbang keluarganya. Rasa sakit karena peristiwa ini membuat suami itu sadar dan mengubah pola hidup dan kerja serta dapat mengadakan "membuat bingkai baru” terhadap arti pernikahan. Rasa sakit yang dahsyat dalam tubuh kadang-kadang membuat seseorang merubah pola hidup dan pola makannya menjadi lebih sehat. Dalam Kisah Para Rasul 8 kita membaca tentang gereja yang tersebar karena tekanan dan aniaya yang dahsyat. Murid-murid Tuhan ditangkapi dan dipenjara, bahkan tidak sedikit yang dibunuh. Namun murid-murid Tuhan yang dalam tekanan itu justru tanpa direncanakan mendapatkan kesempatan untuk memberitakan Injil di tempat-tempat ke mana mereka diserakkan. Apa yang dihasilkan oleh keadaan yang terdesak itu tak akan tercapai bila mereka berada dalam keadaan aman dan makmur. Misi gereja sampai hari ini telah sampai ke daerah-daerah yang jauh dan sulit terjangkau, karena adanya rasa sakit dan aniaya. Dengan ini tentu tidak berarti bahwa kita mengharapkan datangnya aniaya dan penderitaan itu. Tak ada orang sehat yang sengaja mencari penyakit. Tidak ada orang yang sehat pikirannya menginginkan konflik dalam pernikahan, atau menginginkan penyakit dan lain-lain malapetaka. Dijauhkan kiranya oleh Tuhan penderitaan atas kita dan keluarga yang sangat kita kasihi. Tetapi kita akui bahwa penderitaan dapat dikuduskan oleh Allah. Karena anugerah Allah, penderitaan dan sakit itu akan menghasilkan sesuatu, yang tak akan pernah dilakukan oleh kenikmatan. Dalam rasa sakit kita, kita dapat berseru kepada Allah untuk pertolongan. Namun, saat kita berdoa minta pertolongan, kita pun harus bijaksana dan minta agar Tuhan mau memakai penderitaan kita untuk menyelesaikan rencana-Nya. (Giant)

RAJA DAMAI
Filipi 4 : 6-9
Salah satu tragedi budaya modern adalah apa yang dicari dan diupayakan untuk dicapai oleh banyak orang melalui kerja keras pada kenyataannya bukanlah hasil dari prestasi dan usaha mereka. Berjuta-juta orang “menjungkir-balikkan” isi dunia dengan mencari damai tanpa pernah menyadari bahwa damai yang sejati tidak berasal dari dunia ini. Hal itu tidak dapat dibeli, sementara keberhasilan dan kemashyuran tidak pernah dapat menjaminnya. Damai di dalam batin sama sekali tidak akan pernah Anda dapatkan sampai Anda berdamai dengan Tuhan. Damai yang sejati tidak tergantung pada segala akal sekalipun kita sedang mengalami saat yang paling tragis dalam hidup ini. Damai yang sejati tidak mungkin didapat kecuali tidak ada halangan sama sekali dalam hubungan antara kita dengan Tuhan dan satu-satunya cara untuk menyingkirkan penghalang dosa dan keakuan diri sendiri adalah peristiwa Golgota. Kalau kita mau menyerahkan perjuangan dan kebutuhan kita di kaki salib, kita akan menemukan sumber damai yang melimpah. Hati yang penuh damai tidaklah berakar pada prinsip atau filosofi dunia; hati yang penuh damai hanya dapat diwujudkan melalui hubungan yang akrab dengan Yesus Kristus (Efesus 2 : 14-15). Iblis selalu berusaha merebut setiap kesempatan untuk menghancurkan damai yang kita miliki dengan menjauhkan kita dari Kristus dan menarik perhatian kita pada hal-hal yang tampaknya penting padahal sesungguhnya ia hanya ingin mengalihkan pandangan kita dari Tuhan. (DBR)

KALAU MAU SEMUA
Ayub 6 : 14
Seorang wanita yang baru pulang dari belanja, mendapati ada 3 orang tua yang berdiri di muka rumahnya. Salah seorang dari orang tua itu bertanya kepadanya, “Apakah suamimu ada di rumah?” Wanita itu menjawab bahwa suaminya sedang bekerja di kantor. Ketiga pria itu kemudian berkata mereka akan menunggu. Wanita itu kemudian masuk ke rumahnya. Ketika hari telah malam, suami dan anaknya sudah pulang ke rumah, wanita itu melihat bahwa ketiga pria masih menunggu di muka pintu. Wanita itu keluar dan bertanya, “Apa yang bisa dibantu?” Kemudian salah satu dari pria itu berkata, “Nama saya KEKAYAAN, dia KESUKSESAN dan yang berjanggut KASIH-SAYANG. Salah satu dari kami akan masuk ke rumahmu dan makan malam bersama. Tolong tanyakan suamimu, siapa yang boleh masuk?” Dengan sedikit heran wanita itu masuk dan bertanya pada suaminya, “Mungkin KEKAYAAN ya yang kita undang?” Kata suami. “Jangan,” “KESUKSESAN saja,” kata istrinya. Anak mereka yang juga ada di ruangan itu menjawab, “Bagaimana kalau KASIH-SAYANG?” Mereka akhirnya menuruti anak mereka. Wanita itu keluar dan berkata, “Kami telah memutuskan untuk mengundang KASIH-SAYANG.”. Pria berjanggut masuk dan kedua pria lain mengikutinya. Wanita itu heran dan bertanya, “Kalian sendiri yang mengatakan hanya satu yang bisa diundang, mengapa sekarang semua masuk?”. Pria berjanggut menjawab, “Seandainya engkau mengundang KEKAYAAN atau KESUKSESAN, maka hanya satu saja yang masuk, tetapi karena engkau mengundang KASIH-SAYANG maka KEKAYAAN dan KESUKSESAN akan selalu menyertai ke mana saja KASIH-SAYANG berada. Hanya KASIH-SAYANG yang dapat melihat dan menuntun ke mana KEKAYAAN dan KESUKSESAN harus melangkah. Di mana ada KASIH-SAYANG, di situ pasti ada KEKAYAAN dan KESUKSESAN.”. Begitu juga dengan hidup kita. Bila engkau menghendaki kekayaan dan kesuksesan, mulailah dengan mempraktekkan kasih sayang. (IR) 

BADAI PASTI BERLALU
Matius 14 : 25
Murid-murid Yesus sepanjang malam itu telah bergumul melawan gelombang dan angin ribut di danau Galilea, Tuhan Yesus tidak bersama mereka, Ia sedang berada di gunung untuk berdoa. Murid-murid Yesus sebagian adalah nelayan-nelayan berpengalaman dan telah terbiasa menghadapi angin ribut di danau, tempat mereka menangkap ikan dan menghidupi keluarga mereka. Mereka mengenal musim-musim angin besar atau air teduh. Mereka mengetahui tempat-tempat di mana berjenis-jenis ikan dalam jumlah banyak. Biasanya mereka mulai berlayar pukul 6 petang. Alkitab mencatat bahwa mereka baru beberapa mil dari pantai, ketika datang angin sakal dan mereka diombang-ambingkan gelombang yang ganas. Namun Markus 6 : 48 mencatat bahwa Yesus melihat pergumulan mereka. Bahkan Ia melihat keputus-asaan mereka. Pukul 3 subuh Ia turun dari gunung dan mendatangi mereka. Mengapa mereka harus menghadapi badai sekian lama? Kira-kira 9 jam? Mungkin kita berpikir bahwa Tuhan Yesus telah melupakan kita, yang sedang berada dalam badai kehidupan. Mungkin juga kita berpikir, bahwa kita tidak masuk golongan yang akan ditolong oleh Dia. Tetapi hal itu tidak benar. Allah melihat Anda dan melihat apa yang sedang Anda dan saya alami. Saya pun tidak mengerti, mengapa kadang-kadang Allah membiarkan kita bergumul untuk sekian lama namun yang pasti adalah bahwa Ia ingin kita lebih mengandalkan Dia dan mempercayai bahwa Dia pasti datang dan tidak membiarkan perahu kita karam dan tenggelam. Saat Ia datang, badai pasti berlalu! (Giant)

RABUN ROHANI
Lukas 12 : 16-21
Dalam Lukas pasal 12 Yesus mengisahkan seorang petani bodoh yang melakukan dua kesalahan. Pertama, ia salah memperhitungkan produktivitas lahannya. Hasil panennya begitu melimpah sehingga ia harus merombak lumbungnya untuk membangun lumbung yang lebih besar lagi. Setelah itu selesai, Tuhan mengatakan bahwa malam itu juga jiwanya akan diambil. Ketika itulah ia baru menyadari betapa sempit cara pandangnya. Tuhan menyimpulkan hidupnya dengan dua kata saja, “dasar bodoh” (ayat 20). “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (ayat 21). Untuk kaya di hadapan Tuhan, kita perlu membuat bagi diri kita “pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, satu harta di sorga yang tidak akan habis” (Lukas 12 : 33). Bagaimana caranya? Itu yang dipikirkan Petrus ketika ia berkata pada Tuhan, “Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau.”
(Lukas 1 : 2). Yesus memuji pernyataan Petrus itu. Yesus berjanji bahwa pengorbanan semacam ini akan mendapatkan penghargaan besar di dunia ini dan di dunia yang akan datang (ayat 30). Untuk menaruh “deposito” di bank sorga, kita harus berani “meninggalkan bagian yang kita punya”. Berapa banyak dari kita dapat sungguh-sungguh berkata bahwa kita memberikan prioritas yang lebih tinggi pada kerajaan Tuhan dari pada apa yang menjadi milik kita termasuk rumah, pekerjaan bahkan suami/istri dan anak kita? Berapa banyak dari kita yang menjadi bodoh seperti petani tadi? Meninggalkan semua yang kita miliki dan mendahulukan kerajaan-Nya itu kehendak-Nya. (DBR)

SIAPA YANG DIANIAYA
Filipi 2 : 1-11
Dalam sebuah ibadah Natal, ada tiga kelompok paduan suara yang akan tampil. Karena tempat terbatas, tidak semua bisa duduk di depan. Maka, salah satu kelompok diminta duduk di balkon. Masalahnya, tidak ada yang mau ditempatkan di sana, karena tidak terlihat oleh jemaat. Ketika panitia Natal mendesak salah satu kelompok, para anggota paduan suara itu menjadi marah. Mereka pun lantas mengadakan aksi walk out. Tidak jadi melayani dalam ibadah itu.
Pelayanan di gereja tak jarang diwarnai perselisihan. Ada yang suka memaksakan keinginan. Ada yang mengambek jika usulnya ditolak. Ada yang tersinggung kalau dirinya kurang disanjung. Akar masalahnya terletak pada keakuan. Orang kerap mengaku melayani Tuhan, padahal yang dilayani dirinya sendiri. Akibatnya, tak ada kerendahan hati. Para pelayan sulit untuk mengalah. Kepentingan pribadi atau kelompok dinomorsatukan. Kalau sudah begini, kesehatian sulit tercipta. Yang ada malah perpecahan. Itulah kondisi jemaat di Filipi.
Maka, Rasul Paulus mengajak jemaat Filipi untuk berkaca kepada Kristus. Ciri utama pelayan Yesus adalah perendahan diri. Mulai dari kelahiran sampai kematian-Nya, Yesus menempuh jalan menurun. Dia kesampingkan hak-hak-Nya demi kepentingan umat yang Dia layani.
Di tengah kesibukan pelayanan, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, "Siapa sebenarnya yang aku layani? Apakah aku mengalah karena mementingkan status, gengsi, dan ambisi pribadi?" Jika jawabannya "ya", jelas kita bukan pelayan Tuhan.. Kita telah menjadi tuan. Bahkan, mungkin "tuhan kecil". Melayani Tuhan berarti menaruh diri sendiri di tempat paling belakang. (Giant)

merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.

Shalom teman,
Kuterima suratmu dengan sangat sedih, teman, karena kau menulis bahwa desamu terkena bencana tanah longsor. Mengucap syukur pada Tuhan bahwa kau luput dari padanya. Ini terjadi di luar desamu di kaki sebuah bukit. Yang tertimpa longsor ada 3 rumah yang penduduknya menanam jagung, kol, kentang dan cabe di lereng itu. Rumah-rumah berada di bawah dan tidak tertimpa semua, tidak ada korban. Hanya seorang nenek yang tinggal di rumah sendirian, terjepit, karena semua ada di luar rumah pada saat itu. Ada yang sedang ke sungai untuk mandi, anak-anak ke sekolah, lainnya bekerja di lain tempat. Kata mereka itu longsor kecil-kecilan. Yah, biarpun longsor kecil-kecilan tetap sudah bencana. Karena apa itu bisa terjadi? Kita hanya mengira-ngira saja. Karena itu, karena ini. Tentu gerejamu dan semua jemaat langsung turun tangan dan kau juga. Sedangkan kau baru sembuh dari sakit flu, tetapi merasa perlu untuk pergi membantu. Terbukti sakit flu tidak menjadi parah malah cenderung lebih cepat sembuh.
Dalam hal ini, bencana yang kita dengar dan lihat di televisi, membuat aku berpikir, apakah Tuhan sudah mau datang, teman? Karena Ia katakan di Alkitab mengenai tanda-tanda akhir zaman seperti peperangan, ketakutan dan bencana alam. Tetapi jangan kita mereka-reka. Yesus juga berbicara mengenai akhir zaman di dalam Lukas 21 : 9- 11, “Dan Apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”. Manusia boleh saja menunjuk tanda-tanda datangnya akhir zaman, tetapi manusia tidak menentukan secara pasti kapan hari itu akan terjadi. Teman, melalui firman Tuhan kita semua disadarkan bahwa jangan menghabiskan waktu hidup kita hanya dengan mencari tahu atau meramalkan kapan hari terakhir terjadi. Salahlah kita tiap saat diperingatkan akan hari itu? Tuhan justru menghendaki agar kita menyiapkan diri secara sungguh untuk menyambut kedatangan akhir zaman. Kita berusaha dalam iman dan menyambutnya dengan gembira. Akan tetapi dalam situasi seperti ini Yesus sebenarnya hendak menyampaikan perlindungan-Nya. Bahwa sesudah segala sesuatu di dunia berakhir, umat-Nya boleh menaruh harapan kepada Allah karena Ia tak pernah meninggalkan kita. Allah tetap menyertai umat-Nya. Bersama Allah masa depan yang serba tidak pasti menjadi terang-benderang. Maka sambutlah Dia, teman, dengan penuh keyakinan dan harapan.
Mari kita berdoa: Allah Bapa, beri kami kepastian akan penyertaan-Mu supaya kami tidak takut dan percaya akan penyertaan dan keselamatan yang dari pada-Mu saja. Terima kasih, Yesus. Amin.


Salam

Debora


DOA

Doa berawal dari hati yang gelisah, dengarkanlah gejolaknya
Doa adalah suatu kerinduan terhadap rumah kita yang sebenarnya,
ikutilah bimbingannya
Doa itu seperti kebun, peliharalah maka doa akan berbuah
Doa bisa dilakukan dengan berbagai cara,
lakukanlah sesuai dengan cara Anda
Berdoalah selalu, tapi jadwalkan juga waktu khusus.
Roh, seperti halnya badan, membutuhkan latihan-latihan teratur
Buatlah doa Anda pendek, cinta membutuhkan sedikit kata-kata
Berdoalah di mana saja Anda berada, Tuhan ada di mana-mana
Jika Anda menginginkan sesuatu, bertanyalah pada diri Anda sendiri,
"Apakah saya menginginkan hal yang dikehendaki Tuhan?"
Dia menghendaki kebaikan sejati Anda
Bila doa Anda menjadi kering dan rutin, teruskan saja,
tanah yang kering-kerontang menyambut datangnya hujan
Bawalah kemarahan Anda dalam doa, logam yang panas bisa dibentuk
Bila Anda berdosa dan terus-menerus jatuh, berdoalah,
Tuhan tetap mencintai Anda
Berdoalah bila Anda cemas,
doa membuat segala sesuatu bisa dipikirkan dan dipertimbangkan secara sehat
Bila karena sesuatu hal Anda tidak bisa berdoa, bersantailah,
keinginan untuk berdoa itu sudah merupakan doa
Bila doa mengajak Anda untuk mengambil resiko, beranilah,
Tuhan akan mendukung Anda
Bila Anda merasa sedih atau menyesal, menangislah,
air mata adalah doa dari hati
Jika Anda tidak menyukai seseorang, berdoalah untuknya,
doa mengungkapkan Tuhan yang tersembunyi
Bila Anda menerima kabar buruk, tegarlah, doa memberi cahaya
Bila penyakit, usia, kepedihan, atau kecemasan merusak konsentrasi Anda, bersantailah, Tuhan adalah seorang Sahabat yang penuh pengertian
Jika doa membuat Anda jadi pasif dan acuh tak acuh, itu bukanlah doa,
doa sejati akan membuahkan kepedulian dan pelayanan
Gunakanlah saat-saat tenang untuk berdoa,
ketenangan menarik Anda kepada Sang Maha Besar
Gunakanlah saat-saat ribut untuk berdoa,
kegaduhan adalah hiruk-pikuk ciptaan yang mencari Tuhan
Berdoalah bila Anda merasa kesepian,
doa membuat Anda ditemani oleh para malaikat
Bila hidup ini terasa kejam dan tak adil, berdoalah terus,
Tuhan adalah karnanya, bukan penyebabnya
Bila hati Anda penuh dengan rasa syukur, biarkanlah demikian,
Roh Allah sedang berdoa di dalam diri Anda. (IR)