22 Aug 2008

Minggu ke 4 Agustus



POHON YANG TAK BERBUAH
Matius 21 : 18 - 22
Seringkali Tuhan mengibaratkan umat-Nya seperti sebuah tanaman yang tumbuh di sebuah kebun dan Tuhan Yesus sebagai pemilik kebun tersebut. Kita diharuskan untuk dapat menghasilkan buah, karena itulah yang dikehendaki oleh sang pemilik kebun. Tetapi ketika sang pemilik kebun itu melihat bahwa ada salah satu tanamannya tidak berbuah maka Ia akan menjadi kecewa, dan akhirnya Ia akan menebang tanaman itu. Agar Tuhan tidak kecewa melihat hidup kita maka kita harus dapat menghasilkan buah dalam hidup kita. Bagaimana caranya kita dapat menghasilkan buah?
Ø Miliki Benih Yang Baik (I Petrus 1 : 22–23).
Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang baik. Untuk menghasilkan benih yang baik harus lahir baru dulu. Pengertian lahir baru adalah kita harus dilahirkan dari air dan Roh (Yohanes 3 : 5). Maksudnya, kita harus melewati proses baptisan air dan baptisan Roh. Kita tidak cukup hanya dibaptis oleh baptisan air, tetapi kita harus dibaptis oleh baptisan Roh. Baptisan air merupakan suatu pengumuman atau lebih tepatnya proklamasi bahwa kita telah menjadi pengikut Yesus Kristus dan bukti bahwa kita telah bertobat. Sedangkan baptisan Roh adalah baptisan yang memberikan kita kuasa/power (Kisah Para Rasul 1 : 8). Jadi tidak cukup kita dibaptis oleh baptisan air, tetapi kita harus dibaptis oleh baptisan Roh.
Ø Memiliki Nutrisi / Makanan yang cukup (Yohanes 4 : 34; Matius 4 : 4).
Bukan hanya jasmani saja yang diberi makan tetapi rohani kita juga harus diberi makan. Buat apa kita memiliki tubuh yang sehat, tetapi rohani kita sekarat. Kesehatan yang sempurna adalah sehat jasmani dan sehat rohani. Oleh karena itu kita harus setiap hari memakan makanan rohani, yaitu firman Tuhan. Kita harus membaca firman, merenungkannya dan melakukan setiap hari. Bila kita dapat melakukan hal ini maka kita akan seperti Mazmur 1 : 2–3.
Ø Perawatan.
Suatu tanaman untuk bertumbuh dengan baik maka ia harus dirawat setiap hari. Bila tanaman hanya dibiarkan begitu saja maka ia akan bertumbuh manjadi tanaman yang biasa-biasa saja bahkan akan manjadi tanaman yang jauh dari yang diharapkan. Daun/ranting yang tidak berguna harus dipotong (Yohanes 15 : 2–3). Demikikan juga diri kita, ada bagian-bagian hidup kita yang harus dibersihkan. Seperti tumbuhan harus dibersihkan dari tumbuhan parasit/benalu yang merugikan tanaman itu, di dalam hidup kitapun ada tumbuhan parasit/benalu tersebut, tumbuhan parasit itu adalah Galatia 5 : 19–21. Perbuatan daging inilah yang harus kita berantas dari hidup kita. Karena keinginan daging belawanan dengan keinginan Roh. Bila kita hidup dipimpin oleh Roh maka kita harus melawan keinginan daging.
Ø Jangan Sering Dipindah-pindahkan/Tertanam Tetap.
Semakin sering tanaman dipindah-pindahkan maka tanaman itu akan cepat mati karena akar-akarnya tidak menjadi kuat. Demikian juga dengan rohani kita, bila kita sering berganti-ganti gereja maka rohani kita tidak akan bertumbuh secara maksimal. Kita harus memiliki gereja tetap, jangan menjadi orang Kristen yang gerejanya jalan-jalan. Hari ini di gereja A, besok ke gereja B, lusa ke gereja C. Biarlah kita menjadi domba-domba yang memiliki kandang tetap.
Mari kita senantiasa berjuang untuk menjadi tumbuhan yang bertumbuh dan menghasilkan buah agar Tuhan tersenyum melihat hidup kita. Bila kita tidak bertumbuh dan menghasilkan buah maka kita akan bernasib sama dengan pohon ara itu. (Giant)

Senin, 25 Agustus 2008
SUKSES
Yohanes 15 : 1-6
Setiap orang pasti mengejar kesuksesan selama mereka hidup. Kenapa? Karena sistem dunia hanya memberi penghargaan, kehormatan kepada mereka yang sukses. Mereka yang gagal, mereka yang tidak sukses dalam hidupnya, tidak dianggap oleh masyarakat. Mereka dianggap golongan terbuang, sampah, tidak berharga dan tidak dipandang sebelah mata. Orang tidak mau masuk golongan masyarakat terbuang, karenanya banyak yang berusaha sekuat tenaga dengan cara apapun untuk meraih kesuksesan. Main sikut kanan kiri, menerjang siapa saja yang menghalangi jalannya, bahkan banyak yang tega membunuh baik fisik maupun karakter untuk mendapat status sebagai orang sukses. Itu menurut pendapat dunia, itu yang berlaku bagi dunia. Firman Allah mengatakan bahwa sebagai pengikut Kristus kita berbeda. sukses seseorang bukan diukur dari apa yang dia miliki atau raih, tetapi dari apakah dia melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Seorang yang sukses di mata Tuhan adalah seorang yang berhasil menunaikan tugasnya selama di dunia ini. Kita semua punya tugas khusus dari Tuhan. Yang kelak akan dinilai adalah apakah kita berhasil menunaikan tugas kita atau tidak. Tuhan telah sangat jelas sekali menunjukkan kriteria keberhasilan kita yaitu apakah kita berbuah atau tidak. Itu kunci sukses-Nya Tuhan dan itu yang perlu kita kejar. Apakah kita seperti pohon ara yang karena tidak berbuah dikutuk Tuhan? Atau kita menjadi ranting anggur yang berbuah lebat? Apakah kita mencari sukses menurut cara dunia? Atau cara-Nya Tuhan? Yang satu bernilai sementara, yang lain bernilai kekal, mana kau pilih? (cubs)
Sukses menurut cara Tuhan berarti taat dan bergantung kepada-Nya.

Selasa, 26 Agustus 2008
KETIDAKTAATAN MENGHASILKAN HUKUMAN
Bilangan 20 : 2-13
Tuhan menghendaki setiap anak-Nya hidup dalam ketaatan. Kita harus berusaha agar kita tidak berbuat dosa sehingga kehilangan janji-janji Allah, ”Sebab upah dosa ialah maut.” (Roma 6 : 23a). Bila kita berbuat dosa tetapi kemudian kita mengakuinya dan memohon pengampunan, memang kita akan diampuni dan noda dosa itu dihapus oleh darah Kristus sesuai firman-Nya, ”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (I Yohanes 1 : 9). Walaupun demikian kita harus hidup dengan konsekuensi hasil dari perbuatan atau tindakan kita karena Alkitab mengatakan dengan tegas, ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6 : 7-8). Allah sangat tegas dan tidak mau kompromi dengan dosa sekecil apapun, jadi sebelum menyesal di kemudian hari, mari kita belajar taat. (DBR)
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat terhadap Bapanya.

Rabu, 27 Agustus 2008
DOA ANDA BELUM DIJAWAB ???????????
Mazmur 121 : 1-8
Terkadang kita bertanya dalam hati dan menyalahkan Tuhan, “Apa yang telah saya lakukan sampai saya mengalami ini semua?” Atau, “Kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi pada saya?“ Berikut adalah gambaran sederhana yang menjawab pertanyaan tersebut.
Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan apa yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai yang jelek dalam rapor, putus dengan pacarnya dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota. Dia merasa frustasi dan marah dengan hidupnya. Saat ibunya sedang membuat kue dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata, “Tentu saja, saya suka kuemu.” “Nih, cicipi mentega ini,” kata ibunya menawarkan. “Uuuggh,“ ujar anaknya. “Bagaimana dengan telur mentah?” Sambung sang ibu. “Yang benar saja bu?” “Mau coba tepung terigu atau soda kue?” “Bu, semua menjijikkan.” “Memang semua itu kelihatan tidak enak kalau dilihat satu persatu, tapi jika dicampur jadi satu melalui proses yang benar akan menjadi kue yang sangat enak,” ujar ibunya. “Itulah hidup, nak, kalau kita melihat satu persatu masalah hidup kita, rasanya tidak enak; tetapi kalau kita masukkan hidup kita dalam proses-Nya Allah maka kita akan melihat semua masalah kita sangat enak, karena Tuhan sudah memproses dan dia ada dalam setiap masalah kita.“
Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan, tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu persatu sesuai dengan rancangan-Nya, segala sesuatu akan menjadi sempurna tepat pada waktu-Nya. Kita hanya perlu percaya, proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita. Tuhan teramat sangat mencintai kita, Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi; setiap saat kita ingin bicara Dia mendengarkan, Dia ada setiap saat kita membutuhkan-Nya. Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita. (Yus)
Doa Anda belum dijawab karena Dia belum selesai dengan proses-Nya.

Kamis, 28 Agustus 2008
TERANG ATAU GELAP?
Yohanes 3 : 14-21
Yesus berkata, ”Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (ayat 17). Misi Tuhan Yesus datang ke dunia adalah untuk menyelamatkan manusia, tetapi sayangnya tidak semua orang mau diselamatkan. Mengapa? Karena mereka lebih suka tinggal dalam gelap agar kejahatan mereka tidak kelihatan (ayat 20). Tuhan memberi kebebasan kepada setiap orang untuk memilih. Jika manusia mau datang kepada terang itu, ia akan diselamatkan. Sayangnya banyak orang ternyata lebih cinta kepada perbuatan jahat mereka dari pada keselamatan jiwa mereka.
Bila kita memilih untuk datang kepada Yesus, kita tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi kita akan memiliki terang untuk menerangi jalan kita. Caranya? Dengan membaca firman Tuhan setiap hari. Pemazmur berkata, ”Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil.” (Mazmur 119 : 105-106). Rasul Paulus menulis dalam suratnya, ”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (II Timotius 3 : 16). Bila kita sungguh-sungguh mau belajar dan melakukannya, firman Tuhan akan menjadi penuntun setiap langkah kita, mengajar kita apa yang benar dan apa yang salah, apa yang harus dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Yesus berkata, ”Tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” (ayat 21). Maukah kita melakukan apa yang benar sesuai firman Tuhan? Tinggallah dalam terang supaya segala ”kotoran” akan kelihatan dan bisa dibersihkan. (Ginny)
Dosa membuat orang bersembunyi dalam kegelapan.
Jumat, 29 Agustus 2008
AKU SIAP
Matius 25 : 1-13
Perumpamaan yang terdapat dalam bacaan hari ini ingin mengingatkan kita agar selalu siap untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Di kisah ini, Yesus memberi dua gambaran orang yang sedang menantikan-Nya. Yang satu gadis yang bijaksana menggambarkan orang yang telah siap, dan yang lain gadis yang bodoh menggambarkan orang yang tidak siap. Orang yang siap adalah orang yang memiliki pemikiran yang jauh ke depan sehingga ia telah mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan untuk menyambut kedatangan mempelai pria. Orang yang tidak siap hanya memikirkan apa yang sekarang ia perlukan dan tidak memikirkan apa yang akan dibutuhkan. Sebagai orang Kristen kita harus berusaha supaya kita tidak termasuk kelompok yang tidak siap karena mereka ditolak untuk ikut pesta. Untuk itu kita perlu menyiapkan minyak tambahan. Caranya dengan melakukan kehendak Tuhan. Persiapan kita harus dilakukan mulai sekarang karena kita tidak tahu kapan Yesus akan datang. Bila Yesus sudah datang tidak ada waktu lagi buat kita, sudah terlambat. (Giant)
Sedia payung sebelum hujan, siap sedia mulai sekarang.

Sabtu, 30 Agustus 2008
TETAP BERLIMPAH
Filipi 4 : 19
W aktu saya masih SD papa saya stroke, kakak-kakak saya putus sekolah dan bekerja pada saudara kami yang ada di luar kota. Kakak-kakak saya yang menopang ekonomi keluarga. Saya ingat waktu itu saya makan nasi panas dengan garam atau kecap manis dan kerupuk. Mama juga sering membeli dari penjual sayur remahan dari angkutan sayur yang terjatuh. Sayur itu dijual dalam bentuk ikatan dan dengan harga murah. Mama memasaknya untuk kami. Tetapi semuanya terasa nikmat bagi saya. Saya tidak tahu kenapa tetapi pada waktu itu saya merasa berkelimpahan. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (FF)
Apapun kesulitan kita Allah tetap memberi kelimpahan bila kita tetap di jalan-Nya.

Minggu, 31 Agustus 2008
MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN TUHAN
I Petrus 5 : 1-11
Harus kita ketahui bahwa “merendahkan diri” adalah tanggung jawab kita, bukan tanggung jawab Tuhan, jadi kitalah yang harus melakukan satu tindakan untuk merendahkan diri. Merendahkan diri bukan berarti perasaan diri yang rendah atau minder, tetapi merendahkan diri berarti melepaskan ke-aku-an diri kita. Merendahkan diri berarti dalam keterbatasan menyadari bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan serta menghargai dan menganggap orang lain penting. Ayat 5b dengan tegas menyatakan bahwa Allah sangat menentang orang yang sombong tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Bagaimana mau merendahkan diri di hadapan Tuhan yang tidak nampak, kalau terhadap sesama saja masih “acuh” dan “tidak mau peduli”? Adakah dalam Alkitab kita baca bahwa Tuhan Yesus bersikap acuh tak acuh dan menganggap rendah orang-orang yang datang dan berbicara kepada-Nya? Siapakah kita ini sehingga kita sering menganggap diri kita lebih penting dan lebih utama dan tidak menghargai orang lain? Marilah kita meneladani hidup Yesus dengan selalu peduli dan mengasihi semua orang, dan ketahuilah bahwa, “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.” (Amsal 29 : 23). (DBR)
Hendaklah kamu saling mengasihi dan saling merendahkan diri.