7 Nov 2008

Minggu ke 2 November




AKU TIDAK MAMPU
Orang menggolongkan Yeremia sebagai salah seorang yang tidak percaya akan kemampuan dirinya sendiri seperti halnya Musa. Ketika Tuhan memanggil Yeremia dan memberitahukan kepadanya bahwa ia telah ditetapkan menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, Yeremia menanggapi panggilan Tuhan itu dengan sebuah penolakan dengan alasan tidak mampu. Ada dua hal yang terkandung dalam doa Yeremia.
Pertama, pengakuan akan ketidakmampuan Yeremia menjelaskan bahwa ia tidak fasih berbicara, ditambah lagi usianya masih muda dan belum berpengalaman. Doa Yeremia ini adalah doa yang spontan keluar dari isi hatinya, bukan doa yang sudah disusun seperti orang menyusun pidato. Yeremia dikenal sebagai nabi peratap, yaitu nabi yang banyak nangisnya. Hati Yeremia itu lembut. Itulah sebabnya ia merasa tidak sanggup untuk menjadi seorang nabi yang harus tegar memperkatakan apa yang Tuhan ingin ia katakana, seorang yang sering berbicara karena dosa-dosa yang sudah keterlaluan dibuat umat Tuhan. Itulah yang dibayangkan oleh Yeremia, sanggupkah aku untuk menyuarakan kehendak Tuhan? Sanggupkah aku berbicara dengan keras dan tegas?
Kedua, penyerahan. Orang yang menolak sebuah tugas karena alasan tidak mampu, sangatlah berbeda dengan orang yang menolak tugas karena memang tidak bersedia melakukan tugas tersebut. Di dalam doanya Yeremia menjelaskan keadaannya yang sesungguhnya bahwa ia mempunyai kelemahan. Tuhan juga tahu hal itu. Namun pengakuan Yeremia itu bukan sekedar untuk memberitahukan Tuhan, namun suatu bentuk penyerahan diri. Tuhan tidak butuh hal lain dari Yeremia, Ia hanya butuh kesediaan dan ketaatan Yeremia untuk melakukan apa yang Ia perintahkan. Kekurangan yang diutarakan Yeremia sama sekali tidak menjadi penghalang untuk Tuhan memakainya. Hanya dengan mengulurkan tangan-Nya ke mulut Yeremia, kesulitan itu teratasi.
Semua orang pasti memiliki kekurangan di dalam dirinya, yang seringkali menjadi penghalang baginya untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan. Tetapi apapun kekurangan itu, akuilah semua di hadapan Tuhan dengan tidak usah malu. Tuhan tahu bagaimana mengajar, memperlengkapi, memampukan sembari terus menyempurnakan, sehingga kita dapat melakukan apa yang Ia inginkan. Bahkan lebih dari semua itu, Ia juga memperlengkapi kita secara rohani dengan semua karunia-karunia Roh, di mana Roh Kudus berkarya di dalam kehidupan kita. Oleh karena itu jangan lagi ragu-ragu sekarang ini, nyatakanlah kepada Tuhan apa yang ada di dalam hati kita, segala kekurangan dan kelemahan kita, mintalah Tuhan memampukan kita sebagaimana Tuhan memampukan Yeremia. (Yeremia 1 : 4-10). (Jac)

SENIN, 10 Nopember 2008
HIDUPLAH BAGI ALLAH
I Petrus 4 : 1-3
Renungan kita hari ini hendak mengingatkan agar kita menggunakan waktu kita bukan untuk hal yang sia-sia, melainkan untuk mengerjakan tugas dari Bapa di sorga. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus telah mengalami penderitaan badani, dan kita para pengikut-Nya pasti kelak akan mengalami hal yang sama. Oleh karena itu Rasul Petrus mengingatkan agar kita mempersiapkan diri agar bila masa penderitaan itu datang kita sudah siap. Biarlah kita menggunakan waktu kita menurut kehendak Allah bukan menurut keinginan manusia kita. Seringkali kita mempergunakan waktu untuk melakukan keinginan daging, yang bertujuan untuk memuaskan nafsu kita. Padahal segala sesuatu yang kita kerjakan berdasarkan hawa nafsu akan mendatangkan kefanaan. Tetapi bila mempergunakan waktu untuk melakukan kehendak Bapa maka hal yang kekal yang akan kita terima. Seringkali lebih mudah kita melakukan keinginan daging kita dari pada melakukan firman Tuhan. Kita lebih suka mengejar yang fana dari pada mengejar yang abadi. Firman Tuhan berkata bila kita mempergunakan waktu menurut keinginan daging maka kita sama seperti orang yang tidak mengenal Allah (ayat 3). Orang yang hidupnya telah menjadi manusia baru pasti akan setia dan senang melakukan kehendak Bapa. Saya percaya Anda adalah orang yang telah menjadi ciptaan baru, oleh karena itu pergunakan waktu yang sisa ini untuk melakukan kehendak Bapa. (Giant)
Waktu yang tidak digunakan bagi Allah tetap harus dipertanggungjawabkan.
SELASA, 11 Nopember 2008
MENGAPA ADA DOA YANG TERHALANG?
I Petrus 3 : 1-7
Sudah sering kita mendengar banyak doa yang dipanjatkan anak-anak Tuhan yang tidak dijawab. Jika hal itu terjadi pada kita, kita perlu memeriksa diri apakah ada perbuatan yang tidak benar. Bacaan hari ini secara khusus membahas tentang banyaknya kegagalan dalam rumah tangga. Untuk itu marilah kita perhatikan ayat 7 yang memperingatkan para suami. Hubungan suami istri dalam Alkitab sering digambarkan sebagai hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Jadi kalau Kristus begitu mengasihi jemaat-Nya, bahkan sampai rela mengorbankan diri-Nya tersalib, demikian pula diharapkan para suami mengasihi istrinya dengan sepenuh hati. Bahkan secara lebih tegas lagi dikatakan bahwa ”hormatilah mereka (para istri)”. Bila para suami mentaati apa yang Tuhan perintahkan pasti tidak akan ada suami yang menyakiti hati istri, apalagi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, terutama pengkhianatan terhadap istri. Jadi bila ada doa yang tidak dijawab Tuhan, jangan pernah menyalahkan Tuhan, tetapi introspeksi terlebih dahulu. Firman Tuhan mengatakan, ”Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59 : 1-2). (DBR)
Hampirilah Tuhan dengan kekudusan maka Ia akan menjawab doamu.
RABU, 12 Nopember 2008
HIKMAT ALLAH
II Tawarikh 1 : 1-13
Ambisi untuk meraih keuntungan dengan cepat, ingin mendapat kekayaan dengan mudah, merupakan bagian hidup kebanyakan orang saat ini. Tak peduli bagaimana caranya, yang penting tujuan untuk memperoleh yang diinginkan bisa diwujudkan. Kalau kita pelajari dan pahami apa yang dilakukan Raja Salomo, sepertinya tidak sesuai dengan zaman sekarang. Salomo memilih hikmat Allah. Harta dan kekuasaan bukan menjadi tujuan utamanya, sebab ia sangat yakin bahwa Tuhan yang berpihak padanya akan memberkatinya. Kalau Salomo yang notabene adalah seorang raja, berdoa kepada Tuhan untuk memperoleh hikmat Allah, bagaimana dengan kita? Sudah seharusnya kita melihat teladan Salomo, yang mendulukan hikmat Allah. Sebab, hikmat Allah akan menuntun hidup kita pada berkat-berkat Allah yang telah tersedia. Bukanlah sesuatu yang berdosa jika kita memiliki harta atau kekuasaan. Tetapi yang seringkali terjadi adalah cara memperolehnya yang tidak benar, memanfaatkan segala cara, bahkan kadangkala rela melakukan hal yang tidak terpuji. Jadi, mintalah hikmat kepada Allah sehingga pikiran kita, hati, dan tindakan kita menjadi lebih bijaksana. Sebab harta kekayaan dan kuasa dapat dinilai, tetapi hikmat Allah sungguh tak ternilai. Ketika kita memperoleh hikmat Allah maka langkah-langkah hidup kita menjadi lebih jelas dan terang. Kita akan berjalan dengan tuntunan yang benar dan ke arah yang benar pula. Tiap rancangan yang kita susun dan selalu didasari oleh hikmat-Nya akan menghasilkan yang terbaik dalam kehidupan kita. Untuk itu, peliharalah cinta kasih terhadap Dia, tetaplah bertumbuh dalam rancangan-Nya, sehingga hikmat Allah akan terpancar dari pelbagai kegiatan yang kita lakukan. Tekunlah terus berdoa, jangan hilangkan waktu untuk selalu berkomunikasi dengan Allah, sebab melalui doa kita dapat menjalin pergaulan yang lebih akrab dan dekat dengan Tuhan Yesus. Kebajikan dan kemurahan-Nya akan mengikuti langkah hidup orang percaya. Tuhan Yesus memberkati. (IR)
Jangan mengandalkan hikmat sendiri tetapi gunakanlah hikmat Allah agar hidupmu diberkati.
KAMIS, 13 Nopember 2008
MENGAMPUNI DIRI SENDIRI
Markus 11 : 26
Mengampuni bukan suatu hal yang mudah. Ego kita, harga diri kita dan lain-lain menyebabkan kita tidak mau mengampuni. Mengampuni orang lain itu tidak gampang, tetapi mengampuni diri sendiri jauh lebih sulit. Ada yang bilang, bagaimana “saya bisa menyakiti saya”? Oh, sangat bisa! Ketika saya gagal dan saya tidak bisa menerima kegagalan itu, itulah saatnya “saya menyakiti saya”. Atau ketika saya melakukan kesalahan, tidak berbuat yang seharusnya, tidak mencapai prestasi gemilang, tidak punya berat badan yang ideal, ketika saya tidak seperti orang lain, ketika saya terjerat narkoba, ketika saya… masih banyak lagi hal-hal yang tidak memuaskan akan membuat “saya bisa menyakiti saya”. Pada dasarnya, manusia menghendaki kesempurnaan. Ketika itu tidak terjadi, manusia dapat menjadi kecewa kepada dirinya sendiri dan itu ternyata membuat banyak orang lebih mudah mengampuni orang lain dari pada dirinya sendiri. Mari kita belajar untuk mengampuni diri kita sendiri dengan menerima diri kita sendiri apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Hanya ketika kita dapat mengampuni diri kita sendiri, kita akan dapat datang kepada Tuhan karena seperti dikatakan firman hari ini ketika kita tidak mengampuni kesalahan orang termasuk kesalahan kita sendiri, Tuhan tidak dapat mengampuni kesalahan kita. (cubs)
Yang paling sulit di dunia ini adalah mengampuni diri sendiri.
JUMAT, 14 Nopember 2008
SAKSI HIDUP
Ibrani 12 : 1-2
Dalam Wahyu 15 : 4 dikatakan bahwa kita harus memiliki hati yang takut akan Tuhan. Artinya walaupun tidak dilihat orang tetapi tetap melakukan hal-hal yang baik dan ada ketakutan untuk melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Allah. Mengapa demikian? Dijelaskan dalam bacaan hari ini bahwa kita mempunyai banyak saksi yaitu:
Hati nurani kita. Ia merupakan saksi yang sangat dekat. Ketika kita berbuat dosa maka hati nurani kitalah yang pertama akan memberitahu kita.
Tuhan. Segala kejahatan kita yang kita pikir tidak dilihat siapapun tetap diketahui oleh Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi dari pada-Nya.
Setan/Iblis. Dialah yang selalu mengingatkan segala dosa kita, bahkan mendakwa kita sehingga kita cenderung tetap pada jalan kita sendiri. (Mar)
Setiap tindakan kita disaksikan oleh orang lain tanpa kecuali.
SABTU, 15 Nopember 2008
DOSA vs ANUGERAH
Yohanes 7 : 53 – 8 : 11
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah kepada Yesus untuk melihat apa yang akan dilakukan Yesus terhadapnya; karena sesuai dengan hukum Taurat, hukuman terhadap orang yang berbuat zinah adalah dilempari batu sampai mati. Tetapi Yesus hanya berkata, ”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (ayat 7). Akhirnya seorang demi seorang pun pergi meninggalkan tempat itu.
Kitapun sering berbuat seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, bukan? Kita suka menuding dan menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain tanpa menyadari bahwa kitapun sebenarnya adalah orang berdosa. Kita merasa diri kita jauh ’lebih baik’, ’lebih suci’ atau ’lebih rohani’ dari pada orang lain. Mungkin kita menganggap dosa yang kita lakukan tidaklah seberat yang dibuat orang lain, tetapi bagi Tuhan, dosa tetaplah dosa. Pelanggaran terhadap firman Allah adalah dosa, tidak ada dosa besar atau dosa kecil. Tetapi Tuhan memberi kesempatan baru kepada setiap orang yang mengakui dan bertobat dari dosanya. Yesus berkata kepada perempuan itu, ”Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (ayat 11b). Bila Tuhan telah mengampuni, jangan kita berbuat dosa lagi. Jangan sia-siakan anugerah-Nya! (Ginny)
Dosa mendatangkan hukuman. Anugerah Tuhan adalah pengampunan.
MINGGU, 16 Nopember 2008
PIKIRAN
Efesus 4 : 17
Pikiran adalah medan peperangan setiap hari. Sesungguhnya Tuhan telah memberikan otoritas kepada Anda untuk senantiasa menang dalam setiap petempuran, akan tetapi kadang-kadang kita menjadi pecundang karena telinga roh kita lebih kuat sinyalnya mendengar “Apa kata Iblis dari pada apa yang Tuhan katakan”. Dunia sekarang di mana kita tinggal adalah dunia yang sedang hanyut dengan segala keinginan dosa. Cara seseorang berpikir akan mempengaruhi cara bertindaknya. Ahli psikologi pernah berkata, “Apabila kita mengisi pikiran anak kita dengan kekerasan, maka kelak anak itu akan hidup bertindak dengan cara yang keras pula.” Untuk itu bila kita ingin menang dalam setiap petempuran, marilah kita isi pikiran dengan firman Tuhan. Bila pikiran kita penuh dengan firman Tuhan maka kita tidak akan pernah dikecoh oleh tipu muslihat Iblis. Semakin banyak kita memasukkan firman Tuhan dalam pikiran kita maka semakin kuat benteng yang telah kita bangun. Bila benteng yang ada di pikiran kita kuat maka Iblis tidak akan dapat merobohkannya. Iblis hanya dapat dikalahkan oleh firman Tuhan. Oleh sebab itu, penuhilah pikiran Anda dengan firman Tuhan. (Giant)
Pikiran jahat hanya dapat dikalahkan oleh firman Tuhan.

4 Nov 2008

Minggu ke-1 November


Tuhan, bebanku berat..
“Mengapa bebanku berat sekali?" Aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersender. "Tidak adakah istirahat dari hidup ini?" Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal. "Ya Tuhan," aku menangis, "Biarkan aku tidur... Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!" Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan. Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku. Ketika aku mulai sadar, aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib. "Anakku," orang itu bertanya, "Mengapa engkau datang kepada-Ku sebelum Aku siap memanggilmu?" "Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat, betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi." "Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu? Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." "Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu, tetapi kenapa bebanku begitu berat?" "Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?" "Aku bisa melakukan hal itu?" Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba semua ini. Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya. “Itu punya Joan," kataku. Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus. Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak. "Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul?" pikirku. Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung terjatuh seketika. "Lepaskan beban ini!" Teriakku. "Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?" "Lihat ke dalamnya." Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambar ibu mertua Joan dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, "Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak seharusnya menikah denganmu. Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku..." Aku segera meletakkan gambar itu dan mengangkat gambar yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu. Gambar yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba, telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi. "Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya..." "Apakah kau ingin mencoba yang lain?" Tanya Tuhan dengan pelan. Aku mencoba beberapa. Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia memelihara 4 orang anak laki-laki tanpa suami. Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai oleh penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan. Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo. "Beban mereka semua sangat berat, Tuhan." Kataku. "Kembalikan bebanku." Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain. "Mari kita lihat ke dalamnya," Tuhan berkata. Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. "Itu bukan ide yang baik," jawabku, "Mengapa?" "Karena banyak sampah di dalamnya." "Biar Aku lihat." Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku. Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku. "Katakan kepada-Ku mengenai hal ini." "Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna wisma di sini. Tetapi kami tidak memiliki asuransi, dan ketika anak-anak sakit kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter. Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas." "Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu.... dan semua anak-anakmu, Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di mata-Ku." Kemudian ia mengambil sebuah gambar seorang anak laki-laki. "Dan yang ini?" Tanya Tuhan. "Andrew..." Aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban. "Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya...""Anak-Ku," Tuhan berkata. "Jika kau percayakan kepada-Ku, Aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, Aku akan memberikan engkau kesabaran." Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku. "Ya, Tuhan.." Aku berkata sambil menarik nafas panjang. "Kerikil-kerikil itu memang kecil, tetapi semua itu adalah penting. Aku membenci rambutku. Rambutku tipis, dan aku tidak bisa membuatnya kelihatan bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku!" "Anak-Ku, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalam hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar, bahkan seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang dimakan waktu. Itulah yang berharga di mata-Ku." Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya. "Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang," kataku, "Yang terakhir, berikan kepada-Ku batu bata yang terakhir." Kata Tuhan. "Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya." "Anak-Ku, berikan kepada-Ku." Kembali suara-Nya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangan-Nya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat luka-Nya. "Tuhan....Bagaimana dengan tangan-Mu? Tangan-Mu penuh dengan luka!!" Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajah-Nya untuk pertama kalinya. Dan pada dahi-Nya, kulihat luka yang sangat dalam... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke daging-Nya. "Tuhan," aku berbisik. "Apa yang terjadi dengan Engkau?" Mata-Nya yang penuh kasih menyentuh kalbuku. "AnakKu, kau tahu itu. Berikan kepadaku bebanmu, itu adalah milik-Ku, Aku telah membelinya." "Bagaimana?" "Dengan darah-Ku." "Tetapi kenapa, Tuhan?" "Karena Aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepada-Ku." Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke tangan-Nya yang terluka. Beban itu penuh dengan kotoran dan Iblis dalam kehidupanku: kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku. Kemudian Ia mengambil salibku, menghempaskan salib itu ke kolam yang berisi dengan darah-Nya yang kudus. Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya. "Sekarang anak-Ku, kau harus kembali. Aku akan bersamamu selalu. Ketika kau berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang." "Ya, Tuhan, aku akan memanggil-Mu." Aku mengambil kembali bebanku. "Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau. Kau lihat beban-beban itu? Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kaki-Ku, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth... Ketika kau meninggalkan bebanmu di sini, Aku akan menggendongnya bersamamu. Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." Seketika aku meletakkan bebanku. Cahaya itu mulai menghilang, namun masih kudengar suara-Nya berbisik, "Aku tidak akan meninggalkanmu atau melepaskanmu." (IR)

SABTU, 1 Nopember 2008
TIDAK TERDUGA
Kolose 4 : 2
Banyak hal yang terjadi dalam hidup ini tidak dapat diprediksi atau diduga sebelumnya. Siapa yang menyangka tiba-tiba institusi keuangan di Amerika mengalami kesulitan yang besar? Bila tidak ditolong, mereka mengalami kebangkrutan. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, kemarin penghasilan besar, hari ini pengangguran. Perubahan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Begitu juga masalah dalam hidup kita, terjadi secara tiba-tiba. Beberapa waktu yang lalu di suratkabar ditulis rumah-rumah yang terbakar gara-gara sekelompok anak bermain api, belum lagi yang mengalami kecelakaan di jalan dan sebagainya. Saya yakin, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang pernah membuat rencana untuk mendapat masalah. Banyak orang yang berusaha keras supaya bisa terhindar dari masalah. Masalah selalu datang pada saat yang tidak terduga sama sekali, kita tidak akan pernah bisa menghitung kapan kita dapat masalah.
Firman Tuhan banyak berbicara tentang masalah dan bagaimana cara mengatasinya. Alkitab memuat setiap masalah yang mungkin terjadi di dunia dan dalam hidup setiap manusia. Bacaan hari ini yang meminta kita untuk berjaga-jaga adalah salah satu ‘resep’ Tuhan untuk menghadapi masalah dalam hidup ini. Bila kita berjaga-jaga, ketika masalah datang kita sudah siap, kita akan bisa tetap tenang karena kita sudah tahu bagaimana mengatasinya. Mari kita turuti firman Tuhan untuk selalu berjaga-jaga dengan tekun dan teratur membaca dan merenungkan firman serta melakukan firman itu supaya bila masalah datang kita pasti menang dan iman kita semakin bertumbuh. Masalah diberikan supaya iman kita dapat bertumbuh dan kita menjadi semakin serupa Kristus. (cubs)
Siap tidak siap yang tidak terduga pasti datang.
MINGGU, 2 Nopember 2008
FIRMAN PEDOMAN HIDUP
Lukas 8 : 15
Di Jakarta seseorang dalam satu hari Minggu bisa beribadah lebih dari satu kali di tempat yang berbeda-beda. Setelah dicek dan ricek ternyata orang tersebut hanya ingin mendengarkan khotbah dari pendeta idolanya atau sekedar mencari khotbah yang ”bermutu”. Apakah alasan yang kedua ini bisa menyebabkan orang tersebut disebut orang yang ”rohani”? Kelihatannya sih iya, tapi coba kita simak firman Tuhan hari ini. Dikatakan, ”...mendengar dan menyimpan dalam hati yang baik...”. Ini artinya sebagai orang percaya kita tidak hanya cukup mendengarkan firman Tuhan saja bahkan memilah-milah khotbah sesuai ”kesukaan” kita tapi kita juga perlu menyimpan firman itu dalam hati dan menjadi bagian hidup kita. Firman Tuhan tidak seharusnya hanya dianggap sebagai pengetahuan semata atau digunakan untuk membela diri atau menyerang orang lain. Jadikan firman sebagai rambu-rambu kehidupan dan menghasilkan buah yang menyenangkan hati Tuhan. (Mar)
Tidak ada yang sebaik firman Tuhan sebagai pedoman hidup kita.
SENIN, 3 Nopember 2008
JANGAN TERTIPU!
Matius 4 : 8-10
Ada sebuah cerita, sepasang suami istri tua mendapatkan ”cakar monyet” yang dapat mengabulkan tiga permintaan. Mereka lalu memikirkan apa yang akan mereka minta. Lalu mereka sepakat untuk meminta uang yang banyak, dan mereka menyebutkan permintaan pertama mereka kepada ”cakar monyet” itu. Tak lama kemudian mereka mendapat telpon yang mengabarkan bahwa putra mereka satu-satunya meninggal karena kecelakaan, dan mereka mendapat uang asuransi yang jumlahnya lumayan besar. Ibu yang kehilangan anaknya itu merasa sangat sedih dan memaksa suaminya untuk meminta kepada ”cakar monyet” agar anak mereka dikembalikan. Ketika malam hari mereka sedang tidur, tiba-tiba pintu rumah mereka digedor. Mereka terbangun dengan kaget dan sang ibu segera keluar untuk membuka pintu karena ia berkata, ”Itu anakku pulang.”. Suaminya yang menyadari bahwa anak mereka telah mati dan yang datang itu adalah arwahnya, dengan gemetar ketakutan segera mengambil ”cakar monyet” tersebut dan menyebutkan permintaan ketiga agar arwah anak mereka pergi. Apa yang dapat Anda petik dari cerita ini?
Banyak orang, termasuk juga di antaranya orang-orang Kristen, yang mencari kekayaan dengan pergi ke tempat-tempat penyembahan atau ke ‘orang pintar’, dengan atau tanpa menyadari bahwa mereka telah ”mengikat kontrak” dengan Iblis. Dalam bacaan hari ini, Iblis berkata kepada Yesus bahwa ia akan memberikan ’semua kerajaan dunia dan kemegahannya’ asal Yesus mau menyembah dia. Iblis selalu meminta imbalan untuk apa yang diberikannya. Yesus berkata, ”Ia (Iblis) adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” (Yohanes 8 : 44b). Hati-hati, jangan sampai Anda tertipu! Ada harga yang harus dibayar bila bermain-main dengan Iblis. Iblis tidak pernah memberikan sesuatu dengan cuma-cuma, dan harganya sangatlah mahal! (Ginny)
Hati-hati dengan kekayaan yang ditawarkan oleh Iblis!
SELASA, 4 Nopember 2008
AKRAB DENGAN BAPA
Yohanes 10 : 27
Kita pasti pernah dan sering mendengar kata ‘akrab’ dengan Bapa? Menurut Anda, apakah ciri orang yang akrab dengan Bapa? Kalau kita baca ayat renungan hari ini maka kita akan menemukan ciri orang yang akrab dengan Bapa. Di ayat itu Rasul Yohanes memberikan tiga ciri orang yang akrab dengan Bapa. Pertama, orang yang akrab dengan Bapa akan selalu mendengar suara Bapa. Untuk menjalin hubungan yang intim maka diperlukan yang namanya “KOMUNIKASI”. Bila kita ingin memiliki hubungan yang intim dengan Bapa di sorga maka kita harus selalu berkomunikasi dengan Bapa. Dengan seringnya komunikasi maka kita akan semakin mengenal Pribadi Bapa kita. Kedua, orang yang akrab dengan Bapa pasti akan dikenal oleh Bapa. Orang yang sudah menjalin hubungan yang akrab pasti mereka akan saling mengenal satu sama lain. Demikian juga bila kita akrab dengan Bapa maka Bapa akan mengenal kita dan kita mengenal Bapa. Mengenal di sini bukan hanya sebatas tahu, tapi maksud mengenal di sini adalah memahami dan mengerti sifat / karakter / Pribadi Bapa. Ketiga, orang yang akrab dengan Bapa, ia akan selalu berada di mana Bapa berada. Bila kita akrab dengan Bapa, kita pasti akan senantiasa ikut kemanapun Bapa pergi, kita mengetahui maksud dan tujuan yang Bapa inginkan. Inilah ciri orang yang akrab dengan Bapa. Marilah kita menjalin hubungan yang akrab / intim dengan Bapa. (Giant)
Alangkah indahnya hidup ini bila kita dapat akrab dengan Bapa.
RABU, 5 Nopember 2008
MERENDAHKAN DIRI
Yakobus 4 : 1-10
Bila Tuhan menghendaki anak-anak-Nya merendahkan diri, terutama di hadapan Tuhan, hal itu bukan untuk kepentingan Tuhan melainkan untuk kepentingan dan kebahagiaan kita sendiri. Dalam hati yang rendah berarti tidak ada kecongkakan, di situlah Tuhan tinggal. Marilah kita camkan apa yang dikatakan oleh Tuhan, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4 : 14-16). Oleh sebab itu perlu sekali kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, jangan membanggakan diri, dan katakan kepada Dia apa persoalan yang sedang kita hadapi yang tidak dapat diselesaikan sendiri. Banyak kegagalan yang dialami oleh anak-anak Tuhan karena mereka merasa mampu menyelesaikan persoalannya sendiri. Bila kita dengan jujur mau memohon pertolongan-Nya, Ia pasti menolong. Kepastian ini didapat dalam Yesaya 59 : 1. Hanya satu hal yang perlu kita ingat ketika kita minta tolong kepada Tuhan yaitu kita harus datang kepada-Nya dengan merendahkan diri kita. (DBR)
Orang yang merendahkan diri bukan berarti orang yang rendah diri.
KAMIS, 6 Nopember 2008
MAHKOTA KEMULIAAN
I Petrus 5 : 1-11
Alkitab jelas berkata bahwa Allahlah yang empunya segala kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Kita boleh lihat keadaan bergoncang, kita boleh lihat keadaan ekonomi tidak pasti, kita boleh lihat tekanan kepada orang percaya terjadi di mana-mana tetapi kembali pada hari ini kita diingatkan bersama-sama bahwa Dia, Allah, yang empunya segala kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Petrus adalah orang yang berbicara tentang Mahkota Kemuliaan ini. Kita tahu Petrus adalah orang yang pernah menyangkal Yesus sebanyak 3 kali sehingga kalau Petrus bicara tentang mahkota, dia hendak mengingatkan kita bukan karena tidak memiliki masalah atau Petrus lebih kuat, tetapi karena Tuhan yang empunya segala kuasa dan kekuatan yang akan memberi kemenangan. Mahkota Kemulian adalah mahkota yang kita raih sebagai upah kesungguhan kita dalam menggembalakan atau dalam melayani atau dalam menguatkan orang percaya yang lemah agar menjadi dewasa di dalam Tuhan. Siapa saja yang akan memperoleh Mahkota Kemuliaan :
1.Seorang yang menyadari tanggung jawabnya dalam proses keselamatan Allah (ayat 1-2).
Ada banyak orang yang berpikir bahwa proses keselamatan Allah hanyalah proses untuk menerima segala sesuatu yang diberikan Allah. Proses keselamatan Allah sifatnya dua arah: saya tidak akan menerima pengampunan dosa kalau saya tidak mau mengakui dosa saya; Allah tidak akan dapat menyelesaikan masalah saya kalau saya belum menyerahkannya kepada Tuhan.
2.Seorang yang tidak mencari keuntungan tetapi mau menjadi teladan (ayat 2-3).
Dunia ini penuh dengan orang yang mencari keuntungan. Alkitab berkata jangan kamu mencari keuntungan tetapi jadilah teladan.
3.Seorang yang berani melawan Iblis dengan iman (ayat 7–9).
Orang percaya yang lemah imannya adalah mangsa yang empuk bagi setan.
4.Seorang yang menyadari berkat-berkat yang Allah sediakan jika kita mendahulukan Tuhan (ayat 10-11). (IR)
Ingat bahwa Allah adalah sumber kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
JUMAT, 7 Nopember 2008
JANGAN DI AMBIL LAGI
I Yohanes 1 : 9
Seorang pendeta sebuah gereja di suatu kota senang mengamati jemaatnya. Dia memperhatikan ada seorang tua yang selalu memanggul sebuah karung yang kelihatannya berat ke manapun orang tua itu pergi. Karung itu hanya ditanggalkan ketika orang tua itu masuk ke gereja. Begitu keluar setelah ibadah, dia akan kembali memanggul karung itu. Suatu kali, pendeta itu tidak dapat menahan keingintahuannya dan bertanya kepada orang tua itu, “Pak, apa sih isi karungmu, boleh saya tahu?” Orang tua itu tidak berkata apa-apa, dia menurunkan karungnya dan membukanya. Isinya adalah ‘KESALAHAN’, ‘PENYESALAN’, ‘SAKIT HATI’, ‘DENDAM’, ‘KENANGAN BURUK’, ‘KEGAGALAN’, dan sebagainya. Pendeta itu kaget. Dia bertanya, “Kenapa pak, semua itu masih disimpan dan dibawa-bawa terus? Bukankah itu hanya memberatkan saja? Kenapa tidak diserahkan kepada Tuhan dan dibuang semuanya?” Pak tua itu menjawab, “Oo..semuanya sudah saya serahkan kepada Tuhan, itu sebabnya saya tidak pernah memanggul karung itu masuk ke dalam gereja. Di dalam gereja saya bebas karena saya sudah serahkan semua kepada Tuhan, maka selama saya di gereja, tugas Tuhanlah untuk memanggul karung saya itu.”
Bukankah kita juga seperti pak tua itu? Kita juga sering sekali mengambil kembali hal-hal yang kita sudah serahkan kepada Tuhan. Kita juga sering sekali memanggul “sampah masa lalu” ke manapun kita pergi dan hanya menanggalkannya ketika kita ke gereja. Mari kita belajar dari pak tua itu, jangan seperti dia yang punya pengertian yang salah. Segala yang sudah kita serahkan kepada Tuhan, apalagi hal-hal tersebut di atas, seperti kata bacaan hari ini sudah tidak ada lagi, sudah dibuang, jadi jangan diambil lagi untuk dibawa ke mana-mana. Nikmati hidup, jangan memperberat dengan membawa segala hal dari masa lalu. Akui, bereskan dengan Tuhan (bertobat) dan tinggalkan! (cubs)
Yang sudah dibuang jangan diambil lagi donk? Apalagi kalau itu sampah.
SABTU, 8 Nopember 2008
GOSIP...!!!
Yesaya 50 : 4
Secara tidak sadar infotainment tentang selebritis mengajarkan banyak orang untuk bergosip urusan orang lain. Anehnya, banyak pemirsa televisi sangat menantikan acara itu. Mari kita telusuri fakta tentang gosip yang tercantum dalam Amsal 18 : 21 :
Gosip membuat cara berpikir negatif terhadap seseorang.
Gosip menyebabkan hubungan terputus (kehilangan teman baik).
Gosip membuang waktu percuma.
Gosip harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan (Matius 12 : 35-37), karena itu merupakan perkataan yang sia-sia.
Jadi..., masih mau bergosip? Ingat dan sadarilah bahwa gosip itu dosa. Mulailah untuk memiliki pergaulan yang baik dan tekad untuk memiliki hidup yang berarti seperti dikatakan bacaan hari ini. (Mar)
Maukah Anda dijadikan bahan gosip? Kalau tidak mau, jangan menggosipkan orang!
MINGGU, 9 Nopember 2008
MENJADI ALAT TUHAN
Yohanes 4 : 4-30, 39-42
Banyak orang memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan, tetapi seringkali mereka merasa dirinya tidak layak dipakai oleh Tuhan karena masih banyak kekurangan, belum sempurna, masih sering berbuat dosa, dan banyak alasan lain. Dalam firman hari ini kita membaca tentang perempuan Samaria yang bertemu dengan Yesus. Perempuan ini bukan seorang yang sempurna, hidupnya berantakan; ia sudah pernah menikah lima kali, dan sekarang tinggal dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya. Jika dipikir, apakah Tuhan bisa memakai dia? Kenyataannya bisa! Saat ia percaya dan menerima apa yang Yesus katakan kepadanya, ia menjadi saksi yang hebat bagi Yesus.
Tuhan tidak mencari orang-orang yang sempurna karena tidak ada seorangpun yang sempurna. Kita semua sebenarnya tidak layak untuk melayani Tuhan, tetapi kita ”dilayakkan” oleh kasih karunia-Nya. Dalam Alkitab banyak orang-orang yang hidupnya tidak sempurna, tetapi kemudian dipulihkan dan menjadi alat Tuhan yang luar biasa. Mari serahkan hidup kita saat ini juga kepada Tuhan, biarkan Tangan-Nya yang kuat dan penuh kasih membentuk kita menjadi alat-alat yang berguna untuk memuliakan nama-Nya. (Ginny)
Jangan tunggu sempurna dulu untuk melayani Tuhan.