16 Apr 2011

BULAN APRIL

KOBARKAN KARUNIA UNTUK MELAYANI


I Korintus 12 : 4-6

Kita dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk satu tujuan yang mulia, yaitu melayani Tuhan di atas segala yang dipertuan. Ketika kita dipanggil dan dipilih oleh Allah, kita diperlengkapi dengan karunia dan talenta yang Tuhan percayakan. Melayani Tuhan haruslah didasari dengan sikap hati "membayar hutang". Tuhan sudah menyelamatkan kita dan mengaruniakan kila berbagai berkat dan anugerah. Melayani Dia dan sesama adaiah "tindakan balas budi". Bukan lagi mencari keuntungan pribadi bagi diri kita. Seperti apa yang diungkapkan Rasul Paulus, "Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil." (I Korintus 9 : 18).

Bagaimana kita dapat mengobarkan karunia untuk melayani? Minimal ada tiga hal yang harus kita miliki agar dapat mengobarkan semangat di dalam pelayanan:

1. Menyadari bahwa waktunya sangat mendesak. Hidup kita adaiah seperti "uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap" (Yakobus 4 : 14), kita benar-benar tidak mempunyai banyak waktu untuk hidup bagi Kristus. Dan hidup ini singkat saja bagi mereka yang tidak mengenal Kristus. Keadaannya sangat mendesak bagi tugas kita sebagai pemberita Kabar Baik Allah bahwa: orang-orang mati tanpa Kristus akan masuk neraka. Mereka tidak akan mendengar dan mengerti tentang keselamatan jika gereja tidak mengambil sikap mengobarkan karunia untuk melayani.

2. Hidup yang dilandasi oleh kasih. Hidup orang Kristen harus ditandai oleh kasih. Paulus berkata bahwa kasih merupakan karunia terbesar (I Korintus 13 : 13), dan Yohanes menyuruh kita saling mengasihi. Kasih merupakan bukti bahwa Kristus ada di dalam hidup kita. Kasihlah yang memotivasi pelayanan kita kepada orang lain tanpa mementingkan diri sendiri (Matius 25 : 34-40), dan merupakan jembatan .untuk menyampaikan Injil secara efektif. Segala sesuatu yang kita lakukan harus diliputi oleh kasih.

3. Memiliki roh yang menyala-nyala (Roma 12 : 11). Pada saat kita melayani orang lain, kita menjadi seperti kayu bakar yang menyala. Kita sendiri tidak menarik, tetapi kita memperlihatkan semangat dan kemuliaan Tuhan. Melayani dengan roh yang padam akan menghasilkan kematian. Tetapi .melayani dengan roh antusias dan semangat akan membawa kebangunan rohani dan pertumbuhan bagi tubuh Kristus.

Pertumbuhan timbul karena melayani, bukan karena dilayani. Sama seperti kekuatan tubuh bertambah dengan berolahraga, iman bertumbuh waktu kita memakainya. Mari kobarkan karunia yang Tuhan percayakan kepada kita untuk melayani Tuhan dan sesama. (GKG)

MENYANGKA

Amsal 14 : 12

Satu kata yang menjadi judul artikel ini dapat mengakibatkan bencana yang sangat dahsyat. Pembunuhan, perkelahian, bahkan juga perang antar bangsa dapat terjadi gara-gara menyangka. Menyangka bisa diungkapkan dengan istilah seperti ‘tak kira’, ‘ku pikir’, ‘ku duga’ dan sebagainya. Alkitab cukup banyak menggambarkan akibat dari kata menyangka ini. Dalam kitab II Raja-raja 5 : 1-14 tentang kisah Naaman, pada ayat 7 raja Israel mengoyakkan jubahnya karena dia ‘menyangka’ dia yang harus menyembuhkan penyakit Naaman. Kemudian pada ayat 11 Naaman tersinggung karena ‘menyangka’ Elisa akan keluar menemuinya, ternyata hanya pembantunya saja yang memberi petunjuk. Kemudian ayat 12, Naaman ‘menyangka’ bahwa sungai di Aram sama dengan sungai Yordan sehingga nyaris dia tidak mau melakukan perintah Tuhan dan menerima mujizat karena ‘menyangka’. Yang lain lagi, Lukas 19 : 20-23, kisah tentang uang mina. Hamba yang menerima hanya satu ‘menyangka’ bahwa tuannya tidak adil dan kejam sehingga dia takut dan tidak mengembangkan apa yang dipercayakan padanya. Akibatnya dia dihukum dan satu-satunya kepunyaannya diambil. Pelajaran yang bisa diambil dari sini adalah kita perlu berhati-hati jangan sampai Tuhan menghakimi kita menurut apa yang kita ‘sangka’. Bahaya!! Berikutnya orang Yahudi tidak bisa menerima Yesus sebagai Mesias walaupun sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya ratusan tahun sebelumnya karena mereka ‘menyangka’ Yesus akan datang dengan segala kemegahan dan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, bukan membebaskan dari sesuatu yang tidak bisa mereka lihat dengan mata yaitu dosa. Bahkan Salomo menyatakan akibat menyangka adalah maut (Amsal 14 : 12).

Jadi bagaimana supaya kita bisa terhindar dari bencana akibat ‘menyangka’? Ada 2 tindakan yang perlu kita lakukan:

1. Sebelum ‘menyangka’, tanya Tuhan dulu. “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”(Amsal 3 : 6). Jika kita punya hubungan pribadi dengan Tuhan dan mendahulukan serta mengakui kekuasaan Tuhan dalam setiap tindakan, pikiran dan perkataan, kita akan terhindar dari ‘menyangka’. Kita tidak akan mengira-ngira atau membayangkan (=menyangka) tetapi kita akan bergerak dalam kepastian sehingga tidak akan mengalami bencana. Tuhan kita tahu dan mengenal segala sesuatu. Hanya Dia yang dapat memberi kita petunjuk yang pasti, bukan kira-kira.

2. Minta roh pengertian dari Tuhan supaya tidak menduga-duga, supaya bisa memperoleh kepastian. Seperti halnya keputusan Salomo ketika mengadili

2 orang ibu yang memperebutkan bayi. Salomo bisa tahu siapa ibu yang sejati karena sebelumnya dia telah minta hikmat/pengertian dari Tuhan. Tanpa hikmat, tidak mungkin Salomo punya ide mengancam membelah bayi itu untuk mengetahui siapa ibu yang sebenarnya dari bayi itu. Roh pengertian dari Tuhan akan memampukan kita terhindar dari bencana akibat ‘menyangka’. Roh pengertian juga akan membuat kita siap setiap saat menghadapi apapun karena kita tidak pernah akan tahu kapan saatnya Tuhan datang ke-2 kali. Lukas 12 : 40 mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang lagi pada saat yang tidak terduga. Bila kita tidak siap kita akan tertinggal seperti 5 gadis bodoh. (cubs)

HIDUP MEMBERKATI SESAMA

"Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12 : 3).

Mengapa kita memberkati sesama? Karena memberkati sesama adalah nilai Kristen yang paling utama. Kita memberkati sesama karena kita mengasihi mereka. Beberapa orang memberkati sesama karena adanya kasih yang alami, misalnya orangtua kepada anaknya. Sebagian orang memberkati orang lain karena persahabatan, dan membawa sahabat-sahabat mereka ke gereja supaya mereka mendengar Injil. Sebagian lainnya memberkati sesama karena keyakinan yang dalam bahwa sudah menjadi kehendak Tuhan agar mereka meiayani orang lain. Tetapi berkat yang benar dan dimotivasi oleh Alkitab berlawanan dengan egoisme. Mereka tidak memperdayakan orang lain atau memberkati orang lain karena ingin lebih maju dalam hidupnya, itu adalah manipulasi. Kita harus percaya pada kasih, menghargainya dan menginginkan yang terbaik bagi orang lain supaya mendapatkan berkat yang llahi. Jadl, bagaimana caranya memberkati sesama?

1. Kita harus menjadi "Yesus" bagi sesama karena hanya Tuhanlah yang memberkati orang lain. Hal ini berarti kita harus mengijinkan Tuhan untuk mengalir melalui hidup kita, sehingga kita dapat menyalurkan berkat Kristus. Paulus dengan tegas berkata, "Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa." (II Korintus 2 : 15).

2. Saudara memberkati sesama ketika saudara mulai menumbuhkan iman di dalam hati mereka. Ingatlah bahwa ada berkat jasmani dan ada berkat rohani. Pada saat kita melakukan sesuatu untuk orang lain, kita memberi nilai dalam hidup mereka dengan cara alami. Suatu berkat tidak selalu harus dimotivasi secara rohani, juga tidak dilakukan hanya untuk tujuan rohani. Contoh misalnya tetangga kita ada yang meninggal dunia. Kita membawakan makanan agar mereka tidak direpotkan dengan urusan dapur supaya mereka bisa mengurus pemakaman. Mengunjungi mereka di rumah duka dan membagi firman Tuhan mengenai Yesus Kristus.

3. Memberkati sesama jangan memandang etnis, kedudukan, tua, kaya dan miskin. Janganlah memberkati sesama berdasarkan siapa mereka dan apa yang dapat dilakukan mereka untuk saudara. Tetapi berkatilah sesama karena mereka akan menjadi apa. Pikirkan orang-orang yang sedang ada dalam kebutuhan di dalam hidup saudara. Apa yang dibutuhkan orang-orang tersebut? Kebutuhan mereka yang paling besar adalah mungkin agar saudara mengatakan kepada mereka, "Ya, engkau pasti bisa!" Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik apabila setiap orang percaya dapat menjadi berkat bagi sesamanya. Selamat menjadi berkat bagi sesama. Tuhan Yesus memberkati. (GKG)


IRl

Bertahun-tahun petapa itu menjauhkan diri dari segala perkara duniawi, namun pada suatu hari seorang teman mengunjunginya dan membawa berita tentang adiknya yang juga menjadi petapa di tempat lain. "Adikmu telah diangkat menjadi kepala paguyuban petapa.". Mendengar berita tersebut sang petapa langsung berdiri dengan mata melotot. Mukanya merah karena amarah. Dengan nada jengkel ia berteriak, "Mengapa dia? Mengapa bukan aku?"

Mengapa sang petapa tiba-tiba bereaksi demikian? Jawabnya singkat saja! Hanya sebuah kata, terdiri dari tiga huruf: IRI. Iri adalah sifat yang tersembunyi di lapisan bawah hati orang. Iri hati alias sirik, dengki atau cemburu bisa ter¬sembunyi di balik kebaikan hati, senyum dan keramah-tamahan - Markus 7 : 21-22.

Faktor-faktor apa yang menimbulkan rasa iri? Alfred Adler (1870-1937) menelaah gejala kejiwaan yang disebut dorongan untuk mengungguli, yaitu dorongan untuk selalu melebihi orang lain dan berada di atas orang lain. Pengidap gejala ini mudah panas hati sebab dalam kenyataannya memang mustahil untuk selalu berada pada posisi unggul melebihi orang lain. Perasaan tersebut bisa berkembang menjadi kompleks inferior atau rasa rendah diri. Contoh: Di kelas ada seorang juara kelas. Reaksi kejiwaan para murid berbeda-beda. Ada yang merasa biasa-biasa saja, ada yang kecewa karena ia tidak menjadi juara namun mengakui bahwa ia memang kalah pandai, ada yang kagum, ada yang turut merasa gembira dan mengucapkan selamat, tetapi ada pula murid yang panas hati. la kurang senang kawannya menjadi juara kelas. Perasaan ini timbul karena di dalam dirinya ada dorongan untuk selalu harus mengungguli atau melebihi orang lain. Rasa ini bisa berkembang menjadi perilaku benci, memusuhi dan menyingkirkan.

Gejala ingin selalu mengungguli bisa jadi timbul akibat pendidikan yang keliru dalam keluarga. Mungkin orangtua anak itu memberi teladan sikap "tidak mau kalah" dari orang lain. Atau orangtua suka pilih kasih dan membanding-bandingkan adik dan kakak. Akibatnya di rumah itu ada suasana iri.

Seorang pengiri biasanya sulit merasa bahagia. Kitab Amsal berkata, "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." (14 : 30). Karena itu, "Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keiedainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.'' - Keluaran 20 : 17. (RTK)



VISI DAN PERENCANAAN: KUNCI SUKSES

Firman Allah merupakan buku yang berisikan pikiran-pikiran Allah dan segala kehendak-Nya. Ketika kita bertindak tegas atas firman Allah, maka segala sesuatunya akan berjalan atau bekerja bagi kita. Allah membiarkan kita untuk membuat pilihan atau perencanaan. Ketika kita membuat pilihan dan perencanaan maka kita perlu mengenal Allah dengan benar. Pengenalan terhadap Allah akan melahirkan visi. Tanpa pengenalan akan Allah sehebat apapun visi yang kita miliki tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang besar. Kunci sukses adalah memiliki visi dan perencanaan dalam terang firman Allah. Untuk dapat meraih sukses dan keberhasilan dalam kehidupan, maka kita perlu melakukan:

1. Temukan kehendak Allah. Visi mernbuat kita mampu melihat dengan jelas dan tepat akan masa depan yang lebih baik. Tetapi menemukan visi tanpa mengerti kehendak Allah maka apa yang kita rencanakan tidak akan membawa hasil yang maksimal. Ketika Nehemia mendengar keadaan kota Yerusalem yang sudah hancur, ia mencari kehendak Allah dengan berdoa dan berpuasa (Nehemia 1 : 1-11). Kerinduan yang dimiliki oleh Nehemia untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah hancur lahir dari sebuah pengenalan akan kehendak Allah. Dalam menemukan sebuah visi, kita perlu mencari kehendak Tuhan.

2. Melibatkan Tuhan dalam perencanaan. Alkitab dengan sangat jelas mernperingatkan kita bahwa kita tidak boleh melupakan Tuhan dalam perencanaan

(Yakobus 4 : 13-14). Perencanaan adalah membuat pertimbangan yang matang sebelum memutuskan sesuatu. Perencanaan sebagus apapun tanpa intervensi Tuhan di dalamnya maka apa saja yang kita rencanakan pada hakekatnya kita hanya mengerjakan proyek manusia yang pada titik tertentu akan mengalami kegagalan. Tetapi sebaliknya jika kita melibatkan Tuhan dalam perencanaan maka apa yang akan kita rencanakan dipastikan ada dalam kontrol-Nya Tuhan.

3. Melangkah dengan keyakinan. Perencanaan tidak akan menghasilkan kenyataan jika kita tidak berani bertindak. Visi dan perencanaan tanpa melangkah dengan pasti hanyalah sebuah pepesan kosong. Ketika kita melangkah untuk mencapai sebuah visi dan meraih kesuksesan bisa saja kita mengalami persoalan. Tetapi kita tidak boleh menyerah. Melangkahlah dengan pasti sebab Tuhan menyertai kita. Orang yang sukses adalah orang yang punya visi dan perencanaan. Selamat menjalani kehidupan yang disertai dengan visi dan perencanaan yang kuat di dalam Tuhan. (GKG)

SUARA HATI NURANI

Dalam kaitan dengan pengetahuan akan kehendak Tuhan, kita harus memberikan tempat sebenarnya pada hati nurani dan tunduk pada otoritasnya.

Ada ribuan hal kecil di mana hukum alam atau pendidikan mengajar apa yang benar dan baik. Tapi bahkan orang Kristen yang bersungguh-sungguh tidak menganggap perlu untuk menaati hal tersebut. Ingatlah apa yang. dikatakan Yesus, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16 : 10a). Jika Anda tidak setia dengan hal kecil, siapa yang akan mempercayai Anda dengan hal-hal lebih besar? Bukan Tuhan!

Jika suara hati nurani memberitahu bahwa satu tindakan adalah lebih baik atau terhormat, dan Anda memilih yang lain karena lebih mudah atau lebih menyenangkan dirimu, Anda menghalangi dirimu dari pengajaran Roh dengan tidak menaati suara Tuhan. Kerinduan kuat untuk selalu melakukan hal yang benar adalah sebuah kerinduan untuk melakukan kehendak Tuhan. Paulus menulis, "Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus...Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus." (Roma 9 : 1). Roh Kudus berbicara melalui hati nurani. Jika Anda tidak taat dan melukal nuranimu, Anda membuat Tuhan tidak mungkin bicara pada Anda. Mereka yang menaati kehendak Tuhan juga menghargai suara hati nuraninya. Ini juga benar dalam hubungan dengan makan dan minum, tidur dan istirahat, keuangan dan hiburan. Segala sesuatu seharusnya disesuaikan dengan kehendak Tuhan. Jika Anda rindu untuk hidup dalam kehidupan taat yang benar, pastikan bahwa Anda mempertahankan hati nurani yang baik di hadapan Tuhan dan tidak pernah dengan sengaja menelan apapun yang berlawanan dengan pikiran-Nya. George Muller mengaitkan semua kebahagiaannya selama 70 tahun dengan ketaatan dan kasihnya pada firman Tuhan. Dia mempertahankan hati nurani yang baik dalam segala sesuatu, tidak meneruskan setiap tindakan yang dia tahu berlawanan dengan kehendak Tuhan. Hati nurani adalah penjaga yang diberikan Tuhan untuk mengingatkan kita ketika kita berbuat kesalahan.

Menurut terang yang kau punya, dengarkan suara hati nuranimu. Minta Tuhan, dengan pengajaran akan kehendak-Nya, untuk memberikan lebih banyak terang. Carilah saksi hati nurani di mana Anda dapat bertindak menurut terang itu. Hati nuranimu akan menjadi penggerak dan penoiongmu. Hati nurani akan memberikan keyakinan, bahwa baik ketaatanmu diterima dan juga bahvva doamu bagi peningkatan pengetahuan akan kehendak Tuhan didengar. (cubs)

DOA=BERBICARA

Bilamana orang ingat akan dokter? Ketika sehat atau sakit? Tentu saja ketika ia sedang sakit. Untuk apa pergi ke dokter kalau memang sehat? Kapan orang ingat untuk berdoa? Ketika susah atau senang? Suatu penelitian di Belgia menunjukkan jawaban yang hampir berimbang. Kecenderungan berdoa pada situasi susah hanya sedikit lebih banyak dari pada situasi senang. Namun jika situasi susah atau sedih itu cukup besar, sehingga orang merasa cemas, terancam dan frustasi, maka pada semua responden penelitian tersebut, kecenderungan untuk berdoa meningkat tajam. Penelitian ini diperkuat dengan penyelidikan Stouffer tentang perilaku religius tentara Amerika di garis depan waktu Perang Dunia II: 75% tentara menjawab bahwa di tengah desingan peluru mereka ingat berdoa.

Menurut Sigmund Freud, kelakuan beragama, misalnya berdoa, timbul sebagai sarana untuk mengatasi frustasi, yaitu rasa kecewa karena tidak berhasil memenuhi dan memuaskan kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, rasa aman, penghargaan, cinta kasih, kepastian hari depan, atau lainnya.

Benarkah teori Freud tersebut? Ya dan tidak. Ya, sebab memang ada kelakuan religius yang timbul akibat frustasi. Tidak, sebab kelakuan religius pun dapat timbul walaupun orang tidak sedang mengalami frustasi.

Bagaimana kita mengatasi hal ini? Jika kehidupan doa timbul karena frustasi, maka doa hanyalah merupakan jeritan naluriah dalam keadaan lemah dan labil (dalam keadaan terdesak barulah orang berdoa). Tetapi sebaliknya, kehidupan doa pun dapat timbul pada waktu orang berada dalam keadaan kuat dan stabil.

Terlalu sering kita membayangkan manusia ibarat orang yang jatuh ke dalam sumur dan Allah ada di atas sumur itu. Pandangan ini menyempitkan arti hubungan manusia dengan Allah. Hubungan dengan Allah hanya dipandang sebagai hubungan antara peminta dan pemberi. Hubungan itu seolah hanya terjadi karena manusia berada dalam posisi yang lemah. Doa dianggap hanya sebagai jeritan minta tolong. Akibatnya, mungkin orang berhenti berdoa kalau pertolongan sudah tidak diperlukan lagi.

Padahal Alkitab menggambarkan hubungan manusia dengan Allah ibarat anak dengan ayah. Seorang anak berbicara dengan ayahnya bukan hanya untuk meminta pertolongan. Seorang anak pun berbicara dengan ayahnya, meskipun tidak sedang membutuhkan sesuatu. Justru hubungan seperti itulah yang sehat. Anak dapat berbicara dengan ayahnya secara wajar dan tenang. Hubungan seperti itulah yang diperlukan dalam kehidupan berdoa. Kita patut berbicara kepada Allah meski kita tidak sedang membutuhkan sesuatu. (Rtd)

DISAPA dan MENYAPA

Anjing pelacak di Bandar Udara Soekarno-Hatta dapat menemukan obat narkotik yang disembunyikan secara rapi di dalam koper. Burung dara laut dapat terbang dari Australia ke Jepang lalu ke Alaska dan kemudian melalui Meksiko kembali lagi ke tempatnya semula, padahal seorang pilot takkan dapat melakukannya kalau tidak mempunyai peralatan yang lengkap. Semut dan lebah mempunyai tingkat sosialisasi yang tidak kalah tingginya dengan masyarakat manusia yang modern. Para ahli serangga bahkan berkesimpulan, bahwa tidak ada sekelompok manusia manapun yang mempunyai sistem spesialisasi kerja seefisien semut dan lebah.

Setiap kali kita dibuat tercengang membaca hasil penelitian tentang perilaku binatang. Binatang seringkali menunjukkan perilaku dan keterampilan yang dapat menyamai kecakapan manusia. Bahkan dalam hal-hal tertentu, binatang bisa melebihi manusia.

Kalau begitu, apa bedanya manusia dan binatang? Menurut Kitab Kejadian, manusia dan binatang adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah. Perbedaannya adalah: manusia diciptakan "menurut gambar dan rupa Allah" (Kejadian 1 : 26).

Apa artinya ungkapan "menurut gambar dan rupa Allah"? Artinya: manusia mempunyai hubungan dengan Allah, atau manusia dapat menjadi subyek di depan Allah. Artinya: menjadi pribadi yang dapat bertatap muka dengan Allah sebagai "seorang aku" dengan "seorang Engkau". Tentang hal ini, Guillaume van der Graft, seorang penyair Belanda, berkata, "Burung tidak dapat diajak bicara, buian adalah dingin seperti ikan. Burung tidak dapat diajak bicara dan matahari tetap bungkam. Tetapi manusia disapa masing-masing dengan namanya. Tetapi manusia ditanya untuk menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’”.

Itulah kelebihan manusia. la tidak sekedar hidup sebagaimana tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia hidup dengan keistimewaan: dapat disapa dan dapat menyapa Allah. Tatap muka dan sapa itu terjadi di dalam doa. Di sinilah terletak salah satu perbedaan utama manusia dari binatang. Manusia dapat berdoa, binatang tidak. Doa menjadi semacam jawaban manusia terhadap sapaan Allah. Dan jawaban itu sekaligus merupakan pertanggungan-jawabnya. Dalam bahasa Belanda atau Jerman hal itu tampak jelas; sebab kata-kata sapaan, jawaban dan pertanggungan-jawab dalam bahasa itu mempunyai akar kata yang sama, yaitu woord atau wort. Allah memberi woord (sapaan/sabda), manusia member! antwoord (jawab). Dan itu menjadi verantwoordelijkheid (pertanggungan-jawabnya). Itulah dimensi doa: menjawab dan memberi pertanggungan-jawab kepada Allah. (GKT)


APA YANG TUHAN TIDAK DAPAT LAKUKAN?


1. Dia tidak dapat lelah. “Tidakkah kautahu dan tidakkah kaudengar? Tuhan ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.” (Yesaya 40 : 28).

2. Mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan-Nya. Allah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya dengan tangan-Nya yang penuh kuasa sehingga tidak ada yang sulit buat Allah (Yeremia 32 : 17).

3. Dia tidak bisa tidak suci. Suci, suci, suci Tuhan, seluruh bumi penuh oleh kemuliaan-Nya (Yesaya 6 : 3).

4. Dia tidak bisa pilih kasih. Dia penuh kebenaran dan tidak pilih kasih, semua bangsa diberinya karunia keselamatan dan diterima di pelataran-Nya

(Kisah Para Rasul 10 : 34-35).

5. Dia tidak dapat ingkar janji. ”Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.” (Mazmur 89 : 35).

6. Dia tidak dapat mengingat dosamu. “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” (Yesaya 43 : 25).

7. Dia tidak dapat menciptakan anak-anak yang kalah. “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.”

(II Korintus 2 : 14a).

8. Dia tidak bisa menelantarkanmu. “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, DIalah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (Ulangan 31 : 6).

9. Dia tidak bisa berhenti memikirkanmu. “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.”

(Mazmur 139 : 17-18)

10. Dia tidak bisa berhenti mencintaimu. “Dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (Yeremia 31 : 3). (AAS)

MENGENAL YESUS SECARA PRIBADI

Yohanes 1 : 35-42

Siapa yang tidak mengenal Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes? Semua kita pasti mengenal nama ketiga murid Yesus ini, karena Alkitab sering menyebutkan nama tersebut. Tapi bagaimanakah dengan Andreas, yang juga merupakan salah satu dari murid Yesus? Hari ini kita akan belajar dari sosok Andreas yang tidak popular tetapi memiliki pribadi yang sangat mengagumkan.

Andreas adalah seorang Yahudi sejati yang merindukan kedatangan Mesias. Suatu ketika saat Andreas bersama-sama dengan Yohanes Pembaptis dan beberapa rekannya, ia bertemu dengan Yesus. Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Yesus-lah Mesias yang sesungguhnya maka dengan segera Andreas meninggalkan Yohanes dan mengikuti Yesus. Ini bukanlah suatu sikap pengkhianatan karena Andreas meninggalkan Yohanes Pembaptis lalu mengikuti Yesus, tetapi ini menunjukkan betapa besar kerinduan Andreas untuk bertemu dan mengenal sang Mesias yaitu Yesus secara pribadi.

Inilah kerinduan yang ingin Tuhan temukan dalam kehidupan setiap umat-Nya. Ada banyak orang percaya pergi ke gereja, rajin berdoa, taat memberikan perpuluhan namun mereka melakukan semua itu agar hidupnya selalu diberkati Tuhan dan terhindar dari bahaya. Motivasinya bukanlah bertemu dan mengenal Yesus secara pribadi dan mengalami pertumbuhan dalam iman. Matius 6 : 33 katakan, “…carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu…” Kerinduan kita kepada Tuhan haruslah lebih besar dari kebutuhan kita saat kita datang kepada-Nya.

Marilah kita kembali memeriksa kehidupan kita, apakah pengiringan kita kepada Tuhan selama ini sungguh-sungguh karena kita menginginkan Tuhan atau berkat-Nya? Biarlah kita menjadi pengikut-pengikut Kristus yang selalu punya kerinduan untuk mengenal dan dekat dengan-Nya secara pribadi. (MAR)


MANA IMAN DAN PERBUATANMU

I Korintus 13 : 1; Yakobus 2 : 1-26

Seorang pemuda hendak naik kereta api yang hari itu tampaknya dijejali calon penumpang. Di tengah jalan dia jengkel ketika melihat seorang calo menjual tiket kereta kepada seorang bapak. Segera setelah mendapatkan tempat duduk, dia segera duduk sambil menghela nafas lega. Sementara itu, seorang ibu bersusah payah berjalan di selasar sambil matanya mencari-cari kalau ada bangku yang kosong. Ternyata semua bangku sudah terisi. Seorang bapak yang mengetahui hal itu pura-pura tidak melihat dengan menutupi wajahnya dengan selembar koran. Pemuda itu bangkit, menyerahkan kursinya untuk ibu itu dan membantunya meletakkan tasnya di rak di atas, sedangkan dia sendiri berdiri dengan muka penuh senyuman. Ibu itu memandang wajah pemuda itu dengan perasaan bangga, rasa syukur dan terima kasih.

Iklan yang sering muncul di layar kaca ini menunjukkan bahwa perbuatan dan tindakan sederhana jauh lebih bermakna ketimbang ucapan yang muluk-muluk. Firman Tuhan bahkan berkata tegas bahwa kefasihan lidah – maupun bicara dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat – disamakan dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Pepatah Indonesia berkata, ”Tong kosong nyaring bunyinya!” Orang yang bodoh, biasanya banyak bicara tetapi tidak ada isinya. Yakobus pun menulis, ”Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: ’Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan’, aku akan menjawab dia: ’Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.’" (Yakobus 2 : 17-18). Yakobus tidak bermaksud mengatakan bahwa perbuatan lebih penting dari iman. Jika kita memperhatikan kata-katanya, jelas kita akan tahu bahwa dia mementingkan keduanya: ”Aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”. Artinya, iman + perbuatan = sempurna. (Giant)


LUKISAN ANDA DIRUSAK?
 Roma 8 : 28

Suatu hari ada seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisannya. Lukisan ini adalah lukisan yang sangat bagus dan akan diperlihatkan pada suatu pameran besar. Pelukis sangat senang ketika menyelesaikan lukisannya. Sambil memandangi lukisan berukuran 2x8m itu, si pelukis berjalan mundur. Ketika berjalan mundur pelukis tersebut tidak melihat ke belakang. dia terus berjalan mundur hingga di belakangnya adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia akan mengakhiri hidupnya. Ada seorang melihat pelukis tersebut dan hendak berteriak untuk mengingatkan pelukis tersebut. tetapi tidak jadi karena dia berpikir mungkin ketika mendengar teriakannya, pelukis itu akan kaget dan malah jatuh ke belakang. Kemudian orang tersebut mengambil kuas dan cat yang ada di depan lukisan tersebut, lalu mencoret-coret lukisan si pelukis tersebut sampai rusak. Pelukis tersebut sangatlah marah dan maju hendak memukul orang tersebut. Beberapa orang yang ada di situ menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh. Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari yang indah bersama dengan pasangan yang kita idamkan. Tetapi lukisan itu kelihatannya dirusak oleh Allah, karena Allah melihat bahaya yang ada pada kita kalau kita melangkah. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap Allah atau juga terhadap pemimpin kita. Tapi perlu kita ketahui Allah selalu menyediakan yang terbaik untuk kita, anak-anak-Nya. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (IR)


DUNIA BUKAN FlRDAUS
II Korintus 5 : 1-10

Renungan ini dengan tidak pernah bosan mengajak saudara seiman untuk selalu memperhatikan keadaan dunia ini. Kalau saja kita lebih seksama mengIkuti perkembangan zaman, sungguh cuma ada satu kata yang dapat kita gunakan untuk keadaan ini, yaitu: MENGERIKAN. Sebab setiap hari selalu saja kita dihadapkan pada berita-berita tentang banjir, bencana alam, gempa bumi, kejahatan, kehancuran moral, penyakit-penyakit yang tidak ada obatnya dan masih banyak yang lain. Sungguh benar jika orang katakan dunia ini bukan firdaus, sehingga kita pun bisa merasakan ngeri mencekam. Kita tahu bahwa ada jaminan keselamatan buat setiap kita yang percaya pada Tuhan. Sering kita mendengar pembicaraan orang dunia yang bernada mengejek mengatakan bahwa orang Kristen hanya membicarakan kematian. Justru di sinilah kita melihat perbedaan antara orang percaya dan orang dunia. Bagi kita bukan persoalan "mati" itu sendiri, sebab setiap yang hidup pasti suatu saat akan mati. Sebagai orang percaya kita tahu hidup ini hanya sekedar mampir. Bukankah setelah hidup ini masih ada kehidupan lain lagi? Sebab pengharapan setiap orang percaya justru adalah kehidupan yang akan datang. Persoalannya, apakah sorga bisa didapat? Setiap orang percaya yang punya keyakinan kokoh tahu bahwa Tuhan menyediakan tempat buat kita. (DBR)

TUHAN PENOLONG KITA
Yesaya 41 : 10-13

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Sesungguhnya, semua orang yang bangkit amarahnya terhadap engkau akan mendapat malu dan kena noda; orang-orang yang membantah engkau akan seperti tidak ada dan akan binasa; engkau akan mencari orang-orang yang berkelahi dengan engkau, tetapi tidak akan menemui mereka; orang-orang yang berperang melawan engkau akan seperti tidak ada dan hampa. Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."



PENDAMAI
Roma 14 : 19; Mazmur 34 : 15

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai..” (Matius 5 : 9). Di dunia ini ada orang-orang tertentu yang dlanugerahkan dengan kemampuan khusus untuk membawa perdamaian. Faktanya memang kita jumpai ada beberapa orang mempunyai "bakat istimewa" untuk membawa damai ke manapun mereka pergl. Padahal sebenarnya kita semua dapat menjadi pembawa damai karena Tuhan Yesus memanggil kita semua untuk hidup dalam damai

(I Korintus 7 : 15). Untuk berdamai dengan orang-orang ter¬tentu kita harus berusaha lebih keras dan tidak hanya sekedar mencari da¬mai, tetapi juga mengejarnya sampai dapat (Mazmur 34 : 15). Kadang-kadang upaya pengejaran itu sangat melelahkan dan menguras waktu, tenaga dan emosl. Rupanya itulah yang Tuhan harapkan dari kita. Selain itu Roma 12 : 18 berkata, "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Kadang-kadang kita berusaha terlalu keras mencerna kata-kata "kalau hal itu bergantung padamu". Dengan mundur teratur ketika dihadapkan pada pilihan apakah kita harus mengambil langkah awal untuk mengajak saudara kita berdamai ataukah kita harus menunggu. Yesus menjelaskan tidak penting apakah kita menyakiti orang lain atau mereka yang menyakiti kita, kita harus mengambil langkah awal untuk ber¬damai dengan mereka. (DBR)



ARTI PASKAH
Yohanes 3 : 16

Dalam Perjanjian Lama, Paskah menandakan luputnya anak sulung bangsa Israel ketika Tuhan menimpakan tulah kepada bangsa Mesir. Pada Perjanjian Baru Paskah berarti bangkit-Nya Yesus dari antara orang mati mengalahkan maut. Dengan percaya kepada Yesus kita menerima Paskah, tanda yang meluputkan kita dari maut yang kekal. Bagi setiap orang ada kemungkinan mengalami dua kali kematian. Yang pertama dari tubuh fisik dan yang kedua secara kekal. Kalau seseorang percaya Kristus, dia hanya mengalami satu kali saja kematian, yaitu dari tubuh fisik ini, dari dunia fana ini, sedangkan untuk yang kedua dia telah diluputkan oleh darah Yesus, oleh Paskah. Karena itulah janji Tuhan seperti dinyatakan dalam bacaan hari ini. Memang tidak biasa, tetapi itulah sebenarnya arti Paskah. (cubs)



KARUNIA + KARAKTER

I Korintus 13 : 2; 12 : 7-10; Galatia 6 : 22-23

Seorang pengkhotbah KKR yang memiliki karunia kesembuhan sedang berkhotbah di sebuah stadion yang besar. Orang datang membanjiri stadion itu baik dari dalam maupun luar negeri. Ketika sesi untuk mendoakan orang sakit tiba, banyak orang ingin naik ke panggung. Body guard (pengawal) pengkhotbah itu segera saja mencegah orang-orang itu. Karena ada orang yang nekad naik, body guard itu ikut naik ke panggung. Tiba-tiba pengkhotbah itu memandang body guard itu dan berkata, ”Kamu turun. Tempat itu kudus!” Seorang aktivis gereja yang menyaksikan peristiwa itu syok. ”Masa pengkhotbah kaliber internasional memperlakukan anak buahnya sekasar itu!” Ujarnya. Putri seorang gembala sidang besar itu berkata, ”Jujur saja, rasa hormat saya kepadanya menjadi berkurang.”. Kita sering lebih menekankan karunia dari pada karakter seseorang. Karunia memang penting, tetapi karunia tidak disertai karakter yang baik bukan saja menghambat pelayanan, tetapi juga menjadikannya batu sandungan bagi orang lain. Perlu kita ingat bahwa ketika kita mendapat suatu karunia dari Tuhan (I Korintus 12 : 7-10), itu merupakan anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Sedangkan ketika kita memiliki karekter Kristus (Galatia 6 : 22-23), kita mendapatkannya melalui suatu proses sampai akhirnya kita mendapatkannya. Oleh sebab itu, kejarlah karakter Kristus sampai kita mendapatkannya. (Giant)



RENDAH HATI MEMBAWA DAMAI

Roma 12 : 3-10; I Korintus 1 : 3

Salah satu musuh terbesar bagi damai sejahtera adalah rasa tidak puas de¬ngan apa yang telah kita miliki. Sedikit sekali orang yang puas dengan apa yang telah mereka peroleh dalam hidup ini. Sebenarnya kebanyakan orang yang merasa tidak puas itu disebabkan karena merasa apa yang rnenjadi haknya diabaikan atau ia merasa "lebih" berjasa dan orang di sekitarnya berhutang kepadanya. Cara berpikir yang berpusat pada keakuan dan diri sendiri ini dapat merasuki kegiatan usaha, perkawlnan, gereja dan lembaga-lembaga lain serta dapat menimbulkan berbagai perpecahan serta mendatangkan akibat yang tidak diinginkan. Apakah Anda seperti ini? Hal ini tercermin di dalam Alkitab di Kejadian pasal 13, ketika Abraham dan keponakannya Lot tinggal di tempat yang ternyata menjadi terlalu kecil untuk menampung seluruh harta benda mereka. Terjadilah perkelahian antara gembala Abraham dan gembala Lot yang membuat mereka harus berpisah. Abraham berusaha meredakan ketegangan tersebut dengan menyuruh Lot memilih tempat yang disukainya (Kejadian 13 : 9). Dari;pada ribut de¬ngan keponakannya, Abraham memilih jalan damai. Abraham melakukan apa yang disarankan oleh rasul Paulus kepada kita, “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” (Roma 12 : 10). Apakah Abraham rugi? Tidak sama sekali. Perhatikan firman Tuhan kepada Abraham setelah ia membiarkan keponakannya mengambil wilayah yang terbaik dan pergi meninggalkannya. Tuhan berjanji akan memberikan se¬mua tanah dan bahkan wilayah yang tidak dipilih oleh Lot kepada Abraham dan keturunannya (Kejadian 15 : 14-15). (DBR)

SEMUA BISA
 Filipi 4 : 13

Allah berjanji bahwa bersama-Nya kita akan sanggup menanggung segala sesuatu yang harus kita hadapi. Cara menghadapi persoalan sulit bukanlah menghindar, tetapi menghadapi dan mengalahkannya. Seperti bangsa Israel, ketika pertama kali mereka sampai di tepi tanah Kanaan, mereka takut menghadapi raksasa-raksasa dan memilih berputar selama 40 tahun. Beda dengan Yosua dan Kaleb, mereka memilih menghadapi dan mengalahkan raksasa dengan Tuhan dan mereka bisa. Tuhan yang memberi kesanggupan. Memang masalah tidak mudah, tapi semua bisa diselesaikan bila kita bersama Tuhan Yesus. (cubs)

CARA TUHAN TIDAK PERNAH SAMA

II Samuel 5 : 17-25

Ada pelajaran menarik yang dapat kita ambil dari bacaan hari ini. Daud berperang 2 kali menghadapi musuh yang sama yaitu Filistin. Di tempat yang sama, lembah Refaim (ayat 18 dan 22). Setiap kali sebelum berperang, Daud bertanya pada Tuhan apa yang harus dia lakukan (ayat 19a dan 23a). Jawaban Tuhan berbeda. Yang pertama Tuhan memerintahkan Daud untuk maju menyerang musuh (ayat 19 b), sedangkan yang kedua Tuhan memerintahkan Daud untuk menunggu aba-aba dari puncak pohon Kertau (ayat 23b-24). Tuhan ingin menunjukkan bahwa Dia bukan Tuhan yang kaku dan monoton. Allah kita adalah Allah Mahakreatif dan segala sesuatu adalah murni. Yakobus mengatakan bahwa hikmat Allah adalah murni, artinya bukan tiruan dan selalu baru. Kalau diperhatikan kunci yang harus kita pelajari dari Daud adalah sebelum mengambil tindakan apapun Daud selalu tanya Tuhan dulu. Mari kita ikuti caranya itu. Karena Allah tidak pernah sama, Dia penuh kejutan dan tidak pernah terpikirkan apa yang Dia akan lakukan. Walaupun masalah sama berulang, solusinya tidak. (cubs)

MEMBERI DENGAN KASIH

I Korintus 13 : 3; Matius 6 : 1-4

Seorang bapak dengan penampilan awut-awutan menemui seorang psikiater. Dia merasa kosong dan ingin mendapat penguatan. Dia merasa bingung kepada siapa dia harus berkonsultasi. Setelah berbincang-bincang, psikiater itu berkata, ”Pak, kebetulan sekali di kota ini kedatangan seorang pelawak terkenal dari ibu kota. Pelawak itu sungguh terkenal. Banyak orang yang menanti-nantikan kedatangannya. Cobalah bapak datang ke sana. Siapa tahu lawakannya bisa membuat bapak tertawa, melupakan kekosongan hidup yang bapak alami dan pulang dengan perasaan terhibur.” Mendengar ucapan itu, bapak itu menunduk. Dia tampak lebih sedih dari pada sebelumnya. Tentu saja hal ini membuat psikiater itu keheranan. “Maaf, pak, kalau pertanyaan saya membuat bapak sedih. Bapak kenal dengan pelawak itu?” Dengan wajah ditekuk bapak itu berkata, “Perlu dokter ketahui, pelawak itu adalah diri saya sendiri.” Pelawak pun manusia. Profesinya menghibur orang lain. Dia berusaha memberikan apa saja yang dia miliki, mengeluarkan semua jurus lawakannya untuk membuat orang lain tertawa. Namun di lubuk hatinya yang paling dalam, dia mengalami kekosongan. Apa gunanya membuat orang lain tertawa kalau hanya tuntutan profesi? Orang yang sungguh-sungguh dermawan adalah orang yang melakukan dengan landasan kasih, jika tidak, maka pemberiannya itu akan menguap begitu saja. Jika kita dilandasi kasih, maka yang penting bukanlah agar dirinya mendapatkan pujian dan liputan media massa secara luar biasa. Firman Tuhan berkata tegas, “Tetapi jika engkau memberi sedekah, jangan diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (Matius 6 : 3). (Giant)

JANGAN BERI KESEMPATAN PADA IBLIS

II Korintus 12 : 1-10

Sering kita berkata, "Cukuplah kasih karunia Allah!", tetapi kasih karunia itu cukup untuk apa? Kasih karunia Allah cukup untuk segala perkara yang kita alami dalam hidup kekristenan kita. Kasih karunia Allah terutama kita perlukan dalam menghadapi pencobaan, persoalan dan bencana. Iblis ingin mencobai kita dan dia ingin memberi berbagai problem; dia ingin tahu apakah kita benar-benar berdiri teguh atas keyakinan kita bahwa "cukuplah kasih karunia Allah". Iblis ingin mengukur berapa besar iman kita. Seperti kata Petrus, "...janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu." (I Petrus 4 : 12). Lagi pula Iblis ingin mengalahkan setiap orang yang dengan tekun melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Iblis adalah musuh jiwa kita dan dia berusaha datang kepada kita dengan siksaan api ujian yang dahsyat. Apabila kita tetap berdiri dan berpegang teguh bahwa "kasih karunia Allah cukup bagiku dan aku akan menggantungkan iman dan pengharapanku dalam Tuhan", maka kita tak akan gagal. Seringkali orang Kristen hidup dalam kekalahan terus sebab kita tak mengerti kuasa firman Allah. Apabila kita tak mengerti firman Allah, maka Iblis akan menggunakan kesempatan untuk menaruh dalam hati kita keragu-raguan agar kita berpikir "Tuhan telah meninggalkan kita". Alkitab berkata bahwa pencobaan itu biasa (I Korintus 10 : 13a). (DBR)

SABAR YA, JOHN

I Korintus 13 : 4; Galatia 6 : 22-23

Seorang pria eksekutif berjas dan berdasi sedang mendorong kereta bayi. Di dalamnya ada seorang anak batita rewel menangis keras. Bapak itu tampak kebingungan. Dia tampak gelisah. Dengan suara pelan dia bergumam, ”Sabar John, Sabar!” Meskipun pelan, karena ditekankan, suara itu terdengar oleh ibu-ibu di sekelilingnya. Mereka menaruh simpati kepada bapak ini. Seorang ibu menolong dan menghibur. ”Wah, Anda sungguh luar biasa. Bayi serewel ini Anda masih sabar, tenang dan tidak emosi.” ”Menurut saya, John memang rewel. Jangan-jangan pampersnya penuh?” Tanya ibu lainnya. ”Kalau bayi rewel terus seperti ini, pasti ada yang tidak beres. Jangan-jangan dia sakit. Di mana sih ibunya?” Seorang ibu lain ikut nimbrung. Saat diberondong dengan pertanyaan ibu-ibu itu, bapak itu tampak semakin kebingungan. Ada keragu-raguan di wajahnya. Dia bingung mana dulu yang harus dia jawab. Akhirnya, setelah menghela nafas berkali-kali dengan tersenyum kecut, bapak itu berkata, ”John itu nama saya, Bu. Nama anak saya adalah Michael. Saya sebenarnya tidak sesabar itu. Emosi saya hampir meledak. Agar saya tidak berbuat yang kasar, saya mencoba menyabarkan diri saya sendiri!”

Jika Anda tertawa dengan cerita di atas, jangan-jangan Anda menertawakan diri Anda sendiri. Oleh karena itu, renungan kita hari ini menunjukkan bahwa kesabaran itu merupakan salah satu buah roh. Jika kita memiliki kasih sejati, kita pasti belajar untuk sabar baik terhadap orang lain maupun diri sendiri. Kesabaran tidak muncul dengan sendirinya. Kita harus berlatih keras untuk menjadi orang yang sabar. Selamat berjuang untuk menjadi orang yang sabar di hadapan Tuhan. (Giant)

DUA PILIHAN
 Ulangan 11 : 27-28

Buat orang Kristen hanya ada 2 pilihan yang tersedia, berkat atau kutuk. Tidak ada lain. Apa syaratnya? Mendengarkan dan melakukan perintah Tuhan. itu saja yang membedakan. Bila menaati, berarti berkat. Bila tidak berarti kutuk. Pilihan ada di tangan kita. Keputusan yang kita ambil menentukan hidup kita, apakah diberkati atau dikutuk. Bagi Tuhan tidak ada setengah-setengah. Kitab Wahyu mengatakan kalau tidak panas ya dingin, mereka yang suam-suam, tidak panas atau tidak dingin akan dimuntahkan. Pilihan jelas, tegas, kalau tidak hitam ya putih. Tidak ada abu-abu. Seperti kata Yosua, pilihlah pada hari ini…pilihan sudah dinyatakan, akibat juga sudah diberitahukan, tinggal kita ambil keputusan dan bertanggung-jawab atasnya. (cubs)

SEGALA SESUATU BAIK SEKALI
 Kejadian 1 : 26

Dapatkah klta membayangkan kehidupan Adam dan Hawa waktu itu? Tiada gunung yang gundul, tiada sungai yang keruh dan kotor? Tiada sakit penyakit dan juga tiada kekerasan apalagi pembunuhan? Sangat sulit, bahkan mustahil untuk kita bayangkan.

Betapa saya iri terhadap kehidupan mereka sebelum mereka jatuh dalam dosa. Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu amat balk untuk dilihat dan dinikmati sebagai makanan. Adam dapat memerintah semua burung dan binatang itu tanpa senjata macam apapun. Adam dapat berkomunikasi langsung dengan Allah. Bayangkan kemudian Adam dipertemukan untuk pertama kali dengan Hawa. Cinta yang tulus dan murni.

Tidak mengherankan bagi kita, Tuhan Allah melihat segala yang diciptakan-Nya itu, sungguh sangat baik. Jikalau Pencipta mengatakan demikian bagaimana perasaan Adam dan Hawa waktu itu?

Nah,sekarang ini apa yang demikian sangat baik itu tidak berbekas lagi. Segala sesuatunya seakan-akan menuju kehancuran dan pembusukan. Seluruh penciptaan mengeluh dan menantikan pembebasan

(Roma 8 : 19-22). Namun, ada pengharapan dalam karya keselamatan Tuhan Yesus, "…sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru..."

(II Petrus 3 : 13). Ajaib bukan? Kita akan mengalaminya. (DBR)



MEMBERI DENGAN MURAH HATI

I Korintus 13 : 4; I Raja-Raja 17 : 7-14

Di Singapura ada seorang pemilik salon bernama David Gan. Dia memiliki kebiasaan unik. Setiap tahun, beberapa bulan sebelum Natal, dia sudah berbelanja kado. Ada sekitar 100 orang yang mendapat bingkisan Natal setiap tahunnya. Dia selalu memberikan barang-barang bermerek dengan mutu tinggi. Yang menarik, dia tidak mengharapkan balasan kado dari orang-orang yang dia beri. Itulah sebabnya oleh orang-orang Singapura dia disebut ”Santa David”. Belakangan ini semakin banyak saja orang kaya, bahkan super kaya, yang menjadi murah hati di saat mereka berada di puncak kejayaannya. Warren Buffet (orang terkaya sejagad) menyumbangkan 44 milyar dolar ke yayasan sosial yang dipimpin oleh Bill Gate dan istrinya. Li Ka Shing (raja properti Hongkong) dikabarkan memberikan 1/3 kekayaannya untuk pekerjaan sosial. Anita S. Rodicks (pendiri The Body Shop) memberikan lebih dari seratus juta dolar AS untuk menolong orang-orang miskin.

Kemurahan hati tidak ditentukan oleh seberapa besar harta kekayaan kita. Ketika nabi Elia berada di tepi sungai Kerit, dia dipelihara oleh burung-burung gagak. Namun, ketika sungai kerit itu kering, Elia pergi ke Sarfat dan di sana dia bertemu dengan seorang janda satu anak yang sedang mengumpulkan kayu bakar untuk membuat roti bundar terakhir. Elia meminta janda yang sangat kekurangan itu membuat roti bundar baginya dan baru setelah itu untuk dirinya serta anaknya sendiri. Ternyata janda di Sarfat itu taat. Akibatnya, tepung dan minyak miliknya tidak pernah habis sampai masa kelaparan usai. Ketika kita memberi dengan murah hati maka Allah berkenan akan pemberian kita dan Ia akan mengembalikan lipat kali ganda ke dalam hidup kita. (Giant)

TUHAN TAU BENAR SEGALA KESESAKAN ANAK-ANAK-NYA.
 I Petrus 1:13-25

Di dunia ini, status seseorang ditentukan oleh seberapa tinggi ilmu yang dimiliki, seberapa banyak harta yang dipunyai dan seberapa besar kekuasaan yang ada padanya. Oleh karena itu, orang yang punya "lebih", selalu lebih dihormati dari pada mereka yang "tidak punya". Itulah manusia. Sekarang bagaimana pandangan Allah terhadap manusia? Mari kita perhatikan firman Tuhan, "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak." (Roma 3 : 10-12). Dengan ayat ini nyata, siapapun orangnya, baik yarg kaya maupun yang miskin, balk penguasa atau orang biasa, baik orang yang berilmu maupun yang tidak, di hadapan Tuhan semuanya tidak benar. Kalau kita pakai bahasa yang sedikit keren,, kita semua adalah "barang rongsokan”. Maka sesungguhnya, kita sebagai umat Tuhan adalah orang- orang yang amat bahagia di muka bumi ini. Bukan untuk rnenyombongkan diri, sebab bila saat ini bisa menjadi um¬at Tuhan, semata-mata karena anugerah-Nya saja. Hal ini jelas sekali seperti yang Tuhan Yesus sendiri katakan, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." (Yohanes 15 : 16a). Andai kita dipilih oleh pre¬siden untuk menjadi anaknya, bukankah kita bangga? Apalagi kalau yang memilih kita adalah Tuhan. Terlebih lagi, barang rongsokan seperti kita, yang terbuang dan tidak ada harganya. Tetapi karena kebesaran kasih-Nya kita dipilih dan ditebus bukan dengan emas dan perak, tetapi dengan darah Yesus sendiri sehingga kita menjadi barang yang baru di dalam Dia. Hanya sayangnya masih ada orang Kristen yang meskipun sudah ditebus, masih punya kualltas barang rongsokan! (DBR)

CEMBURU BUTA
I Korintus 13 : 4

Ada seorang istri pencemburu. Ketika suaminya pulang dari kantor, dia selalu menyambutnya bak seorang pedagang ternak memeriksa kambing yang mau dibelinya. Dia memeriksa suaminya dari ujung rambut sampai ujung jari kaki. Dia ciumi suaminya seperti anjing pelacak di bandara mencari penumpang yang menyelundupkan narkoba. Ketika menemukan sehelai rambut panjang, dia mencak-mencak, dia menuduh suaminya selingkuh. Karena merasa tidak melakukan apa yang dituduhkan istrinya, suaminya marah. Mereka bertengkar hebat dan memanggil pak pendeta untuk mendamaikan mereka. ”Benarkah engkau selingkuh dengan wanita berambut panjang?” Tanya pendeta. Suami itu menggeleng, Pendeta berkata, ”Bisa saja dia berpapasan dengan wanita berambut panjang yang secara tidak sengaja pula rambutnya rontok dan jatuh di jasnya.”. Setelah mendamaikan pasangan itu, pendeta pulang. Seminggu kemudian, istrinya kembali marah karena menemukan rambut keriting. Pendeta diminta mendamaikan kembali karena suaminya dituduh selingkuh dengan wanita itu. Seminggu kemudian, pendeta dipanggil lagi. ”Apa ibu mencium bau parfum di jas?” Tanya pendeta. ”Tidak!” Jawab sang istri. ”Apa ibu menemukan sehelai rambut di jas suami ibu?” Tanya pendeta. ”Tidak!” Jawab sang istri. ”Kalau begitu, mengapa ibu menuduh suami ibu selingkuh?” ”Saya berambut indah, tapi kok tega-teganya dia selingkuh dengan wanita gundul!”. Orang yang cemburu buta memang sangat menggelikan. Akal sehatnya jadi tidak jalan. Dia memikirkan hal-hal yang negatif melulu, dan akibatnya, pikirannya pun selalu negatif. Ada orang yang mengatakan, ”Jealosy is a sign of love”. Bagi saya, “Jealosy is the absent of trust!”. Jika kita mengasihi pasangan kita, kita tidak mencurigainya terus, bukan? Percayalah pada pasangan Anda karena itulah yang akan membuat pasangan Anda lebih mengasihi Anda. (Giant)


KHOTBAH YANG BERKUASA
 Yunus 3 : 1-10

Bayangkan seluruh kota Niniwe bertobat. Raja bahkan turun dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya...dan memaklumkan... “Manusia dan ternak...tidak boleh makan apa-apa..” (ayat 7). Saya bisa membayangkan suara bayi yang menangis dan suara binatang yang kehausan dan kelaparan. Suara hiruk pikuk terdengar di seluruh kota Niniwe.

Banyaklah para nabi yang dapat berkhotbah dengan penuh kuasa. Raja Ahab menyebut nabi Elisa sebagai "yang mencelakakan Israel” (I Raja-raja 18 : 17). Raja Zedekia dalam murkanya memasukkan nabi Yeremia ke dalam perigi (Yeremia 38 : 6). Mereka yang mendengarkan khotbah Petrus di hari Pentakosta menjadi sangat terharu (Kisah Para Rasul 2 : 37), Khotbah nabi Yunus menghasilkan pertobatan meskipun disampaikan dengan ogah-ogahan atau bahkan dengan kebencian. Paulus menyadari bahwa Tuhanlah yang bekerja bukan manusia (I Korintus 2 : 4-5) Bagaimana khotbah yang pernah Anda dengar? Dan bila Anda seorang pendeta, apakah Anda bergantung pada hikmat manusia atau kepada kekuatan Allah? (DBR)

ORANG YANG BERHUTANG
 Matius 6 : 9-13

Seorang nenek di Pantl Werda pada suatu petang bersoal jawab dengan pendetanya, la kurang setuju bahwa pendetanya meminta pengampunan dosa setlap kali mengucapkan doa. "Benar, saya Ini banyak dosa. Tetapi tidak setiap hari, bukan?" Ujarnya sambil tersenyum membenarkan diri. "Misalnya hari Ini, bagaimana saya dapat dikatakan berdosa, bertemu satu orang pun belum. Hari ini saya sama sekali belum keluar kamar. Sejak tadi pagi saya hanya merajut di dalam kamar saya." Pendeta itu menjawab, "Kalau begitu, justru itulah dosa ibu. Ibu tidak keluar kamar, padahal ibu tahu ada tetangga ibu yang sedang sakit. Ibu sebetulnya dapat mengunjungi dan menghibur dia."

Biasanya kita menganggap dosa sebagai perbuatan melakukan sesuatu. Tetapi, sebetulnya justru tidak melakukan sesuatu dapat pula merupakan dosa. Dalam arti itulah Tuhan Yesus menyebut kata kesalahan atau dosa dalam Doa Bapa Kami: "... dan ampunilah kami akan kesalahan kami ..." Dalam Bahasa Aram yang digunakan Tuhan Yesus istilahnya adalah choba. Ketika penulis Injil Matius mencatat Doa Bapa Kami dalam Bahasa Yunani, ia menggunakan istilah ophei-iema. Baik choba maupun ophei-iema secara harfiah berarti hutang, misalnya hutang uang yang harus dibayar atau hutang barang yang harus dikembalikan. Dalam arti yang luas choba dan ophei-iema berarti kewajiban yang masih harus dilunasi.

Di zaman Tuhan Yesus, para nabi Yahudi menekankan ajaran, bahwa umat dipanggil untuk menaati perintah-perintah Allah. Jadi, orang yang tidak taat kepada perintah-perintah Allah adalah ibarat orang yang berhutang ketaatan kepada kehendak Allah.

Bilamanakah kita berhutang ketaatan pada kehendak Allah? Tuhan Yesus mengucapkan kalimat tentang permohonan pengampunan dosa ini senafas dengan kalimat tentang makanan sehari-hari: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami…"

(ayat 11-12). Agaknya Tuhan Yesus hendak menunjukkan, bahwa sama seperti meminta makanan, demikian pula meminta pengampunan adalah urusan sehari-hari.

Jadi, selama kita masih hidup, selama itu pula kita mendapat kesempatan untuk melunasi hutang-hutang kita. Dan kesempatan itu diberikan setiap hari. Tetapi sanggupkah kita membayar semua hutang sampai betul-betul lunas? Tidak. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajar kita berdoa, ".... dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami..." (GKT)


IA HARUS SEMAKIN BESAR

I Korintus 13 : 4; Yohanes 3 : 30

Dalam sebuah arisan, pada saat ramah tamah, ada dua orang ibu yang saling berbeda pandangan tentang masalah yang sepele. Namun karena sama-sama tidak mau mengalah, suara mereka makin meninggi dan berakhir dengan pertengkaran. Ibu yang tampak dominan berkata keras, ”Perlu kamu ketahui, saya punya lima rumah dan lima mobil lho!” Semua orang yang di ruang itu terkejut. Mereka tidak menduga bahwa ibu itu akan mengeluarkan kata-kata yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pertengkaran dan tidak pada tempatnya. Dalam hati mungkin mereka berkata, ”Emang gue pikirin!” Yang lebih menggelikan, ibu itu tidak tahu bahwa yang diajak bertengkar adalah developer yang biasa membangun dan memiliki rumah!

Itu sebabnya mengapa kasih itu, kata firman Tuhan, tidak memegahkan diri. Sikap memegahkan diri adalah membesar-besarkan apa yang dia miliki. Dia ingin menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa dia orang yang pintar, cerdas, kaya, cantik dan sebagainya. Dia ingin orang lain tahu apa yang dia miliki, meskipun sebenarnya tidak perlu diungkapkan. Untuk menghindari sikap semacam ini, kita harus benar-benar menerapkan doa yang berbunyi, ”Sembunyikan aku di balik salib-Mu, Tuhan!” Artinya, biarlah nama Tuhan yang dipermuliakan. Yohanes berkata, ”Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yohanes 3 : 30). Dia sadar bahwa tugas dan pelayanannya adalah membuka jalan bagi Yesus. Hendaknya kita seperti Yohanes Pembaptis yang menyadari Kristus semakin besar dan kita semakin kecil. Bila kita memiliki prinsip ini maka Kristus akan menjadi Raja atas hidup kita. (Giant)

SEBUAH KEBENARAN DOA
I Tesalonika 5 : 17

Apa bedanya mengambil waktu untuk menonton TV atau mengambil waktu untuk berdoa? Dengan menonton TV. perhatian kita dapat menyebabkan pemikiran yang dangkal yang melayang dan dari satu pemikiran ke yang lain tanpa berakhir. Berdoa menyebabkan kebalikannya. Doa membawa kita jauh dari pemikiran yang tak menentu kepada isi hati yang sangat dalam yang sesungguhnya dan diri kita yang sebenarnya. Kita dapat berfokus kepada dasar kedalaman hati kita. Dengan berdoa kita masuk dalam "waktu Tuhan", lalah waktu yang kekal. Memasuki waktu Tuhan berarti; la selaiu bersedia menoiong kita. la tldak bersembunyi dan harus dipanggil.

Tuhan bersedia sekarang. Datanglah pada-Nya. Daiam berdoa hendaknya kita tidak hanya memohon pelepasan, tetapi juga kasih karunia Allah, supaya Allah memakai penderitaan itu untuk menyatakan kenendak-Nya dalam hldup kita. Maka kita akan kuat di tengah malapetaka dan merasa damai di mana pun Allah menempatkan kita. (DBR)

MENYEMBAH SUJUD
Matius 2 : 11

Orang Majus jarang ketinggalan dalam cerita atau kartu Natal. Anda tentunya pernah melihat gambar tiga orang Majus sedang berlutut di depan palungan bersama Maria, Yusuf dan para gembala. Siapa sebenarnya orang-orang Majus itu? Orang Majus berarti orang pandai yang berilmu, dalam hal ini llmu Falak. Alkitab mengatakan bahwa mereka datang dari Timur. Mungkin dari BabeL

Dari mana orang-orang Majus mengetahui tentang "Raja Orang Yahudi"? Agaknya para ahli llmu Falak Babel sudah mengetahui tentang pengharapan datangnya Mesias itu dari orang-orang Yahudi yang dulu ditawan di Babel.

Akhirnya orang-orang Majus itu tiba di tempat Yesus. Matius 2 : 11, "…mereka…melihat Anak itu bersama Maria, ibunya." Apa yang terjadi pada perjumpaan ini? Berbeda halnya dengan gembala yang berkata-kata kepada Maria dan Yusuf, maka tentang orang-orang Majus ini tidak disebutkan bahwa mereka mengucapkan sesuatu. Mungkin perbedaan bahasa menjadi rintangan.

Memang, bukan perkataan yang diperlukan, melainkan perbuatan. Itulah yang dilakukan orang-orang Majus. Mereka hanya menyembah sujud dengan teduh dan takjub. Dalam keadaan teduh yang bersih dari bunyi dan kata, justru terjadi perjumpaan antara manusia dengan Allah. Bibir orang-orang Majus itu tertutup rapat, tetapi hati mereka terbuka dekat dengan Allah. Di saat seperti itu kita yang insani menyatu dengan Dia yang Ilahi. Di saat itu kita tidak usah berkata apa-apa kecuali menyembah sujud. (Rtn)

MENYONGSQNG
 Lukas 2 : 8-20

Apakah yang dapat Anda lihat dalam keadaan gelap? Apakah juga perasaan Anda jika kegelapan itu Anda alami di tengah hutan rimba? Takut, bukan? Gembala di padang Efrata pun mengalami perasaan sama, ketika tiba-tlba keadaan berubah karena kehadiran malaikat. Gembala yang telah cekatan dan akrab dengan malam, ternyata masih juga punya rasa takut. Namun utusan Allah Itu berkata, “Jangan takut!" (ayat 10). Sebab kesukacitaan dianugerahkan kepada para gembala dan seluruh manusia: Yesus Kristus sudah lahir. Kehadiran-Nya membawa damai dan kesejahteraan seluruh kehidupan manusia, terutama kepada orang-orang yang mengasihi Tuhan Maha-Besar dan Mulia.

Marilah kita datang kepada Dia, Allah Juruselamat, yang menganugerahkan kepada kita hidup kekal di dalam Yesus Kristus, Tuhan dan perantara gereja. TERPUJILAH ALLAH! (DBR)

UNTUK SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA

Pengkotbah 3 : 11

Saya mempunyai tante yang saat ini sedang cuci darah karena gagal ginjal. Sudah setahun ini tante menjalani cuci darahnya dan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Pada suatu hari Minggu, tante saya menelpon saya dan mengabarkan anaknya meninggal mendadak. Saya kaget mendengarnya, karena anaknya sehat-sehat saja. Kadang dalam pikiran manusia menganggap orang yang usianya lebih tua dan sakit-sakitan akan lebih dulu dipanggil Tuhan. Tetapi Tuhan punya rencana dalam hidup manusia yang tidak kita mengerti. Dan Dia Allah yang berkuasa atas hidup kita. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (FF)

PERBEDAAN
 Roma 12 : 2

Bacaan hari ini dimulai dengan kata ‘jangan’ yang berarti sebuah larangan. Dilarang untuk apa? Umat percaya diminta untuk menjadi tidak serupa dengan dunia ini. Di mana perbedaannya? Berikut beberapa hal tersebut:

POLA DUNIA POLA KERAJAAN ALLAH

Bila disakiti Tiada maaf bagimu. Mata ganti mata Ditampar pipi kiri beri juga pipi kanan.

Gaya hidup Suka-sukaku saja. Tidak kudus Suka-sukamu Tuhan

Hidup kudus

Sikap terhadap orang lain Yang penting saya dan hanya saya. Semua untuk saya. Dahulukan kepentingan orang lain, lebih memberkati dari pada ingin diberkati

Karakter/sifat Galatia 5 : 19-21: percabulan, iri hati, amarah, dengki…dan lain-lain Galatia 5 : 22-23:

Kasih, sukacita, damai sejahtera.. dan lain-lain. 9 buah Roh.

Yang tercantum di atas hanya sebagian kecil. Anda dapat meneruskan dengan mempelajari Alkitab. Perubahan jelas. Tinggal bagaimana respon setiap orang percaya?? Apakah mau berubah atau tetap kukuh mempertahankan pola dunia tersebut?? Bila mau berubah memang sulit dan diperlukan kerja keras dan bantuan serta pertolongan Roh Kudus, tetapi hasilnya adalah bahagia di dunia dan mendapat bagian dari Kerajaan Allah. Mana pilihanmu? (cubs)

NGOBROL DENGAN TUHAN
Yeremia 33 : 3

Ketika pertama kali Allah menciptakan Adam, salah satu kegiatan mereka adalah bercakap-cakap. Berdialog. Bahasa sekarang mengatakan mereka ngobrol. Kegiatan itu yang disukai Tuhan. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah tidak bisa lagi ‘ngobrol’ karena DIa suci sedang manusia najis. Karena itu Allah berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan hubungan-Nya dengan manusia supaya Dia dapat ngobrol lagi. Itu sebabnya dalam ayat hari ini Allah mengatakan “berserulah kepada-Ku…”. Yesus yang adalah Allah sangat senang bersekutu dengan murid-murid-Nya. Setiap saat Dia berkomunikasi, baik dengan Bapa maupun dengan murid-murid-Nya. Mari biasakan ngobrol dengan Tuhan. kita bisa curhat, tertawa, menceritakan apa saja, termasuk isi hati yang paling dalam. Dijamin Allah tidak akan membocorkan kepada siapapun. (cubs)


SAHABAT
Yohanes 15 : 14-15

Karen dirawat di wisma anak cacat di Calgary, Kanada. Usianya sepuluh tahun. Tiap hari Karen duduk di kursi roda dengan kepala tertunduk. Wajahnya muram, sorot matanya kosong. la tidak mau berbicara dengan siapa pun juga. Penyakit cerebral palsy (lumpuh akibat kerusakan saraf otak) mengakibatkan Karen bukan hanya sulit menggerakkan otot tangan dan kaki, tetapi juga otot bibirnya. Lebih parah lagi, otot-otot jantungnya juga menjadi lemah. Para perawat berupaya agar Karen mau berkomunikasi, entah melalui cara berbicara, menulis atau menggambar. Namun Karen tetap bungkam seribu bahasa. Satu-satunya bentuk komunikasi yang dilakukan Karen adalah isak tangis. Tiap malam Karen mendekapkan mukanya di bantal sambil terisak tangis.

Semua perawat sudah menyerah, kecuali Lena. Lena terus berusaha menciptakan hubungan akrab dengan Karen. Tiap hari Lena mendorong kursi roda Karen. Karen diajak ke taman, bermain, mendengarkan cerita dan bergurau. Sedikit demi sedikit Karen mau berkomunikasi dengan Lena, la mulai memandang wajah Lena. Kemudian ia mulai tersenyum dan mau berbicara. Keterbukaan Karen membawa dampak pemulihan. Karen mulai mau bermain dengan kawan-kawannya. Karen menjadi senang pada musik. la sangat menggemari lagu-lagu Elvis Presley. Lena menganjurkan agar Karen menulis surat pada bintang pujaannya itu. Dengan tangannya yang lumpuh terkulai, huruf demi huruf ditulisnya dengan susah payah: "Dear Elvis, my name is Karen. I am a cerebral palsy patient. I like your music. Please reply....".

Pucuk dicinta ulam tiba. Bintang tenar Elvis Presley membalas surat Karen. Elvis menulis, "You are my friend.". Hati Karen melonjak kegirangan. Karen terus berkirim surat pada Elvis. Semua surat-suratnya dibalas. Bahkan Karen sering dikirimi piringan hitam Elvis. Sekarang Karen merasa bahwa hidupnya tidak kosong lagi. la mempunyai sahabat. la mempunyai pujaan. la mempunyai dambaan.

Hubungan doa antara kita dengan Tuhan Yesus adalah ibarat surat-menyurat Karen dengan Elvis. Yesus berkata, "Kamu adalah sahabatKu..., Aku menyebut kamu sahabat..." Bayangkan, kita mempunyai sahabat. Kita mempunyai pujaan. Kita mempunyai dambaan. Namanya Yesus Kristus! Bukankah sepatutnya kita melonjak kegirangan, karena Tuhan Yesus menyebut kita sahabat? (RTD)


GIAT BERTUMBUH
 I Petrus 2 : 1-5

Sebagian umat beriman berpikir bahwa setelah dibaptis mereka telah menjadi anggota keluarga besar Allah dan tidak perlu berbuat apa-apa lagi. Jelas inilah anggapan yang keliru. Bagaimanakah kita tahu bahwa kita benar-benar anak Allah? Amanat Agung Tuhan tidak berhenti pada perintah untuk membaptis tetapi berlanjut dengan, "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.". Jadi penekanannya pada melakukan segala sesuatu. Bukan teori saja, tetapi praktek. Inilah kegiatan seumur hidup kita yang mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan. Baptisan memang menandakan kelahiran seorang manusia spiritual yang menurut rasul Petrus adalah sama seperti bayi yang "selalu ingin akan air susu murni dan yang rohani" agar bisa tumbuh dengan sehat. Keinginan atau kehausan akan air susu menunjukkan bahwa bayi itu normal. Oleh karenanya perintah untuk mengajar orang beriman melakukan segala perintah Yesus mengharuskan gereja selalu giat dalam pembinaan anggota baru dan yang lama. Umat beriman mengalami pertumbuhan terus-menerus. Bila ada yang tidak tumbuh perlu diperiksa sebab-sebabnya. Mungkin pem¬binaan terbatas pada teori atau pengetahuan saja atau mungkin tidak ada pembinaan sama sekali. Marilah kita berusaha bertumbuh bersama. (DBR)

JANGAN TAKUT
Yesaya 41 : 8-10, 13

Bila kita berfokus pada keadaan, kita dapat menemukan alasan untuk takut. Namun haruskah orang percaya membiarkan dirinya dikendalikan oleh rasa takut? Kita bisa saja memiliki saat-saat di mana kita merasa takut, tapi kita harus lebih percaya pada kedaulatan Tuhan bukan pada keadaan (Mazmur 103 : 19). Karena ketika kita berkutat pada masalah, maka kita akan kehilangan perspektif. Meskipun segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana, tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kendali Tuhan (Roma 8 : 28). Kita akan terus diserang dengan kebohongan dunia yang berusaha mengubah perspektif kita dan membuat kita takut. Itulah sebabnya kita harus terus memperbaharui pikiran kita dengan firman Tuhan (Mazmur 119 : 97-105). Kita harus membangun hubungan yang semakin intim dengan Tuhan. Ketika Daud mengalami peristiwa yang sangat mengerikan di Ziklag, di mana semua anak-anak dan perempuan ditawan dan harta benda habis dijarah, rasa takut menyerang Daud. Apalagi dalam keadaan tersebut semua rakyat yang mengikutinya juga hendak menyerangnya karena kesedihan yang amat mendalam. Pastilah Daud sangat ketakutan dan frustasi dengan keadaan tersebut. Tetapi I Samuel 30 : 6 mengatakan, “….tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allah-nya.”. Sikap inilah yang harus kita ambil ketika menghadapi saat-saat terjepit, kesulitan menghimpit hidup kita. Jangan biarkan ketakutan mengendalikan hidup kita. Karena itu bukanlah kehendak Tuhan. Ingatlah, apapun yang terjadi, Bapa sorgawi memegang kendali sepenuhnya. Ia dapat memakai situasi yang paling menghancurkan sekalipun dan mengubahnya menjadi berkat. Jangan takut sebab Tuhan senantiasa menguatkan dan menolong kita dalam segala keadaan. (MAR)


DIBEBASKAN UNTUK HIDUP
 Yohanes 8 : 1-36

Kebebasan merupakan salah satu harta yang paling berharga bagi semua orang. Pada masa peperangan melawan penjajahan, para pahlawan berjuang dan memberikan nyawanya untuk suatu kemerdekaan, dan kita tahu bahwa kebebasan yang kita nikmati sekarang berasal dari harga yang mahal. Begitu juga ketika Yesus membebaskan kita dari belenggu dosa, Ia membayarnya dengan darah-Nya yang sangat mahal. Namun tragisnya adalah, sekalipun kita sudah dimerdekakan dari dosa melalui Kristus, terkadang kita memilih untuk tetap dibelenggu. Kita menyerahkan kendali hidup kita kepada seseorang atau sesuatu hal lainnya, dan kita menjadi sangat menderita dan putus asa karenanya.

Untuk kebebasan dari dosa, masalahnya bukan hanya kita ingin bebas. Melainkan kita harus membuat satu pilihan untuk berpaling dari cara hidup yang merusak dan kemudian menaati Tuhan. Dengan kasih karunia Tuhan, pilihlah untuk tidak mengambil bagian dalam perilaku itu lagi. Dengan ketulusan dan berharap penuh, berserulah kepada-Nya dari dalam hatimu dan yakinlah bahwa Ia akan menolongmu.

Bila Anda diperbudak oleh kepahitan, tidak mau mengampuni, Anda tidak akan dapat sungguh-sungguh mengasihi orang lain atau menerima kasih mereka. Anda sedang berada di jalan menuju patah hati dan kehancuran, namun Anda tidak perlu untuk tinggal di jalan itu. Yesus ingin membebaskanmu. Ia adalah Pembebas Agung, Penebus jiwamu dan Ia dapat menolong Anda lebih dari pada orang lain. Ia ingin memberikan kepada Anda kebebasan, sukacita dan hidup yang berkelimpahan. Ia memperdamaikan Anda dengan Allah dan dengan dirimu sendiri. Jadi, janganlah tinggal dalam perbudakan. Jadilah merdeka untuk dapat hidup bebas dan mengasihi dengan cara memberi diri sepenuhnya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan. (MAR)







merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.



Shalom teman

Kau kirimi aku surat dengan ucapan SELAMAT PASKAH, terima kasih. Sedangkan aku belum menulis padamu. Aku terlambat, teman, karena Paskah jatuh pada akhir bulan April, jadi aku tunda karena aku ingin menulis pengalamanku waktu merayakan Paskah di gerejaku. Perayaannya sangat meriah untuk ukuran mereka yang di desaku. Terutama bagi anak-anak dan cucu-cucuku yang datang merayakan Paskah bersamaku. Banyak permainan yang dilombakan untuk mendapat hadiah. Untuk lansia tidak ketinggalan, juga disediakan perlombaan dan hadiah. Bukan yang menang lomba saja yang dapat hadiah. Pada akhirnya semua dapat hadiah juga. Sebelumnya ada kebaktian dengan khotbah yang menghibur dan menyentuh kami semua dengan judul "MEMIKUL SALIB”. Pendeta mulai dengan sebuah ilustrasi, "Ada 3 orang; A, B dan C diberi tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besarnya dan sangat berat menuju sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke sorga. Di tengah jalan ke tiga orang itu melihat sebuah gergaji. B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan. Namun kedua temannya tidak menuruti usul B karena mereka taat dan mengasihi Tuhan. Kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa keluhan. Singkat cerita B memotong salibnya sehingga dengan mudah ia mendahului kedua temannya. Sampal di puncak bukit, B melihat sebuah jurang yang teramat lebar memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang sorga. Di seberang jurang terlihat malaikat Tuhan yang sudah menanti kedatangan mereka. Dengan bersemangat B menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang sorga. Malaikat Tuhan menjawab, "Tuhan sudah sediakan jalan itu.". B sangat bingung karena dia sama sekali tidak melihat jalan yang dimaksud malaikat Tuhan. Beberapa saat kemudian, A dan C tiba di puncak bukit tersebut. Seperti halnya B, mereka bertanya tentang jalan ke seberang pada malaikat Tuhan. Mereka mendapatkan jawaban yang sama, "Tuhan sudah menyediakan jalan itu". Kemudian Roh Kudus bukakan pikiran mereka berdua dan mereka mengerti sesuatu. Ukuran salib yang berat dan besar itu sudah Tuhan buat tepat sa¬ma dengan jarak antara puncak bukit dan gerbang sorga. Itulah jalan yang Tuhan sudah sediakan. Mereka segera sadar akan hal itu dan bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang. B kebingungan karena salib yang Tuhan beri untuk dia sudah dia potong hingga tidak bisa berfungsi sebagai jembatan. Dipikirnya dia dapat meminjam salib A atau C untuk menyeberang. Sungguh kasihan. begitu A dan C selesai menyeberang dengan salib mereka, salib itu tiba-tiba menghilang. Berarti B tidak dapat menyeberang ke pintu sorga.” Ilustrasi ini.menunjukkan bahwa sering kita menganggap Tuhan begitu kejam mengijinkan "salib" itu ada dalam hidup kita. Kita juga sering mengeluh karena sepertinya pemrosesan yang pahit itu tidak kunjung selesai. Akibatnya kita terlalu sering mencari jalan keluar sendiri dan tidak mau taat pada Tuhan sehingga memotong salib yang seharusnya kita pikul. Justru "salib" itulah yang akan menolong kita menjadi semakin sempurna. Itulah kita, ya teman. Mulai sekarang kita bersedia memikul salib dan mengalami pemrosesan yang sulit supaya kita mengerti akan kasih Tuhan kepada kita. la ijinkan itu supaya kita semakin sempurna. Bacalah dari Ibrani 12 : 6-11. Cucuku bertanya padaku, "Mengapakah kita harus bangun subuh dan mengikuti ibadah fajar?" 0rang tua harus menceritakan, teman, bahwa melalui cara seperti itu orang Kristen mengenang dan merayakan kebangkitan Yesus Kristus pada minggu menjelang dini hari. Ibadah itu menghangatkan penghayatan iman bahwa melalui kebangkitan Tuhan Yesus, Allah Bapa menjamin kehidupan orang percaya. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah kemenangan Allah menaklukkan kuasa maut dan meniadakan dosa. Peliharalah ibadah Paskah subuh.

Marilah kita berdoa: Ya Allah Bapa yang di sorga, kemampuan kami peroleh dari-Mu saja untuk mengangkat salib kami. Terima kasih Tuhan atas kebangki¬tan Tuhan Yesus Kristus yang menaklukkan kuasa maut atas kami. Engkau beserta kami. Amin.

"SELAMAT PASKAH"



Salam





Debora

SERBA SERBI :

PETAI

Petai mengandung tiga macam gula: sukrosa, fruktosa dan glukosa. Ditambah dengan serat, Petai memberikan tambahan tenaga besar secara instan dan sanggup bertahan lama. Penelitian membuktikan bahwa hanya dengan dua butir petai dapat memberikan tenaga yang cukup untuk melakukan latihan berat selama 90 menit. Tidak heran jika petai menjadi makanan utama bagi atlet tingkat dunia. Tenaga bukan satu-satunya manfaat petai untuk membuat kita fit. Petai juga dapat mengatasi atau mencegah beberapa penyakit dan kondisi tidak baik, membuat petai menjadi keharusan dalam menu makanan kita sehari-hari. Beberapa penyakit dan kondisi tidak baik tersebut :

DEPRESI

Menurut survei yang dilakukan oleh suatu badan pada orang-orang yang menderita depresi, banyak yang mengalami perbaikan setelah makan petai. Hal ini disebabkan karena petai mengandung tryptophan, sejenis protein yang oleh tubuh kita diubah menjadi serotonin, hormon yang membuat kita relaks, memperbaiki mood kita dan secara umum membuat kita merasa lebih bahagia.

PMS (premenstrual syndrome)

Lupakan obat, makan petai. Vitamin B6 yang terkandung di dalamnya memperbaiki tingkat glukosa dalam darah yang dapat mempengaruhi mood kita.

ANEMIA

Mengandung besi yang tinggi, petai dapat menstimulasi produksi hemoglobin dalam darah dan dengan demikian membantu mengatasi anemia.

TEKANAN DARAH

Buah tropis yang satu ini mengandung kalium tinggi tapi sedikit garam, membuatnya sempurna untuk mengatasi tekanan darah. Sebegitu baiknya sehingga badan otoritas makanan dan obat-obatan Amerika mengijinkan produsen petai untuk membuat klaim resmi tentang kehebatan petai untuk mengurangi resiko tekanan darah tinggi dan stroke.

KECERDASAN OTAK

200 murid di sebuah sekolah sangat terbantu selama ujian tahun ini dengan makan petai saat sarapan, istirahat antar waktu dan makan siang dalam sebuah uji coba untuk meningkatkan kecerdasan otak mereka. Penelitian membuktikan bahwa potassium tinggi yang dikandungnya dapat membantu murid belajar lebih giat. Harap dimengerti bahwa pisang juga mengandung potassium yang tinggi. Jadi para murid yang akan menghadapi ujian boleh juga makan pisang selama masa belajar. Lihatlah monyet si pemakan pisang. Mereka selalu aktif, awas, pintar dan juga cerdik.

KONSTIPASI (SEMBELIT)

Tinggi serat, memakan petai dapat memperbaiki kerja usus, sehingga mengatasi masalah tanpa menjadi tergantung pada obat.

OBESITAS (kelebihan berat badan)

Penelitian di Institut Psikologi di Austria menemukan bahwa tekanan dalam pekerjaan menyebabkan kecanduan pada makanan seperti coklat dan keripik. Meneliti pada 5000 pasien rumah sakit, ditemukan bahwa orang paling kelebihan berat badan adalah orang-orang yang bekerja pada pekerjaan bertekanan tinggi. Laporan itu menyimpulkan bahwa untuk menghindari coklat dan keripik kita perlu mengontrol kadar gula dalam darah kita dengan mengkonsumsi makanan karbohidrat setiap dua jam sekali untuk menstabilkan kadar gula.

MEROKOK

Petai juga dapat membantu orang yang sedang berusaha berhenti merokok. Vitamin B6 dan B12 yang dikandung petai, ditambah kalium dan magnesium membantu pemulihan dari akibat pengaruh nikotin.

STRES

Kalium adalah salah satu mineral yang vital untuk membantu menormalisasi detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Ketika seseorang stres, tingkat metabolisme tubuh melonjak dan akibatnya tingkat kalium dalam tubuh turun. Hal ini dapat diseimbangkan dengan pertolongan petai yang tinggi dalam kalium.

STROKE

Menurut penelitian di Eropa, makan petai sebagai bagian dari diet secara teratur dapat mengurangi resiko kematian akibat stroke sebanyak 40%. (cubs)