20 Jul 2008

Minggu ke 3 July


PUASA

Apakah artinya puasa?
Puasa artinya mencari hadirat Allah dengan merendahkan diri di hadapan-Nya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan. Bila Allah berkenan mengadakan perdamaian dengan kita, maka saat itulah Ia akan mendengarkan, menjawab dan melepaskan kita dari persoalan yang menimpa kita. Jadi, puasa bukanlah suatu ritual keagamaan yang ditujukan untuk mendapatkan berkat tertentu. Banyak orang berpikir jika dia berpuasa sekian lama maka doanya akan terkabul. Berkat dan pertolongan Allah itu mengikuti puasa yang dilakukan dengan motivasi yang benar, sebagaimana Tuhan Yesus katakan didalam Matius 6: 33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Jadi, tujuan puasa adalah mencari hadirat Allah, merendahkan diri, dan memohon ampun dan pemulihan dari Tuhan. Hal ini jelas dapat kita lihat didalam Imamat 16: 29-31. Puasa merupakan hal yang wajib dilakukan oleh bangsa Israel karena diatur dalam Hari Raya Pendamaian (Hari Grafirat). Tetapi, sekalipun puasa termasuk dalam perayaan keagamaan bangsa Israel, bukan berarti umat Perjanjian Baru tidak perlu lagi melakukannya. Puasa, sama halnya seperti membaca Firman dan berdoa, sekalipun ada di dalam tata upacara keagamaan bangsa Israel, bukan berarti membaca Firman dan berdoa tidak perlu lagi dilakukan oleh umat Perjanjian Baru. Umat Perjanjian Baru tetap perlu untuk membaca Firman Tuhan dan berdoa, demikian juga dengan berpuasa. Di dalam Matius pasal 6, Tuhan Yesus mensejajarkan hal berpuasa dengan hal memberi sedekah dan hal berdoa . dengan demikian puasa juga dapat dilakukan secara pribadi maupun secara bersama-sama, sebagaimana halnya berdoa.
Bagaimana cara berpuasa yang benar
Karena puasa adalah persoalan mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapanNYa agar terjadi pendamaian dengan Tuhan, maka bukan metode puasa yang terutama di sini, tetapi sikap hatilah yang menjadi hal yang terutama untuk dibenahi. Oleh karena itu, Alkitab tidak menjelaskan secara rinci apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, apa yang boleh dimakan atau yang tidak boleh dimakan, apa yang boleh diminum dan yang tidak boleh diminum ketika kita berpuasa. Sekalipun kata “puasa” yang dalam bahasa Yunaninya “Nesteia” ialah berpantang atau menahan nafsu dari makan dan minum, tetapi aturan tentang berpantang makan dan minum itu sendiri tidak dijelaskan secara rinci.
Ø Puasa Musa
Sekalipun tidak disebutkan sebagai puasa, saat Musa mengahadap Tuhan di gunung Sinai, ia tidak makan dan tidak minum sama sekali selama 40 hari 40 malam. Umumnya para ahli Alkitab mengatakan bahwa puasa Musa ini adalah suatu pengecualian karena ia langsung berhadapan dengan Tuhan(Keluaran 34: 28).
Ø Puasa Hari Raya Pendamaian
Pada Hari Raya Pendamaian, orang-orang Israel diwajibkan berpuasa dari matahari terbenam hingga matahari terbenam. Tidak dengan jelas dikatakan mereka tidak boleh makan dan tidak boleh minum, yang jelas dikatakan adalah : merendahkan diri, berpuasa, tidak boleh bekerja dan mempersembahkan korban kepada Allah(Imamat 23:32).
Ø Puasa Daud
Saat Allah menulahi anak Daud yang diperolehnya dari Betsyeba, Daud berdoa dan berpuasa dengan tekun. Dikatakan bahwa Daud tidak mau makan, tetapi tidak dijelaskan bahwa ia tidak minum (2 Samuel 12: 16-17)
Ø Puasa Elia
Elia berpuasa selama 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum di dalam perjalanan menuju ke gunung Horeb, juga dipandang merupakan suatu pengecualian karena Elia mendapatkan makanan langsung dari malaikat Tuhan(1 Raja-raja 19: 8). Puasa Musa dan puasa Elia dapat dikatakan sebagai luar biasa karena Tuhan yang berinisiatif dan memberi kekuatan untuk bertahan.
Ø Puasa Ester
Nampaknya puasa Ester adalah satu-satunya catatan yang jelas dari puasa tanpa makan dan tanpa minum yang pernah dilakukan secara normal oleh manusia selama 3 hari 3 malam(Ester 4: 16). Puasa tanpa makan dan tanpa minum ini, atau puasa total, juga dilakukan oleh Ezra (Ezra 10: 6) dan oleh rasul Paulus selam 3 hari (Kisah Rasul 9: 9).
Ø Puasa Daniel
Penjelasan atas puasa Daniel lebih lengkap dari puasa-puasa yang disebutkan sebelumnya. Dalam puasa Daniel dikatakan Daniel tidak makan makanan (roti) yang sedap, padanannya untuk kita hari ini adalah makan nasi. Ia juga tidak makan daging dan anggur, tetapi tidak dikatakan ia tidak minum air(Daniel 10: 2-3). Puasa Daniel disebut juga puasa sebagian.
Ø Puasa Yesus
Sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus, mengadakan puasa selama 40 hari 40 malam(Matius 4: 1-4). Para ahli Alkitab percaya bahwa puasa yang dilakukan oleh Yesus adalah puasa terhadap makanan karena dikatakan “akhirnya laparlah Yesus”, tidak dikatakan bahwa Yesus dahaga. Puasa yang Yesus lakukan ini disebut puasa normal.
J
adi puasa yang bagaimana yang harus kita lakukan? Kita bisa melakukan puasa total dengan tidak makan dan tidak minum, dalam kurun waktu yang tidak lama, paling lama 3 hari 3 malam. Atau, kita dapat berpuasa normal, yaitu dengan tidak makan tetapi minum air. Bahkan ada hamba Tuhan yang menganjurkan untuk minum air dan jus. Atau, kita dapat melakukan puasa sebagian, misalnya dengan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan tidak makan daging. Pilih dan lakukan puasa yang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Jika kita sudah terbiasa dengan puasa yang ringan, kita bias meningkatkan lagi puasa kita kepada tahap yang lebih berat. Yang lebih penting dari persoalan makan dan minum yang hanya menyangkut masalah fisik, adalah masalah rohani di balik puasa itu sendiri, yaitu:
Ø Mencari Tuhan
Hal terpenting dari berpuasa bukanlah hal tidak makan atau tidak minum melainkan hal mencari Tuhan. Banyak anak-anak Tuhan yang terjebak ke dalam puasa sebagi ritual keagamaan (Yoel 2: 12). Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa (2 Tawarikh 20: 3).
Ø Merendahkan diri
Hal kedua yang penting di dalam puasa adalah merendahkan diri dihadapan Tuhan (Imamat 16: 29). Merendahkan diri artinya kita mengakui bahwa kita membutuhkan Tuhan, kita mengakui bahwa kita telah berdosa keapada-Nya. Merendahkan diri kita sebaliknya berarti kita meninggikan Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu menaikkan doa mohon pengampunan dan menaikkan puji syukur mengagungkan-Nya.
Ø Membuka belenggu kelaliman dan melepaskan tali kuk
Hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalah bertobat dari kesalahan dan dosa yang kita lakukan(Yesaya 58: 6).Tuhan tidak senang dengan segala bentuk ketidakadilan, kebengisan , kekejaman dan penganiayaan, termasuk di dalamnya mendesak buruh, berbantahan dan berkelahi (Yesaya 58: 3-4), menunjuk-menunjuk orang dan memfitnah (Yesaya 58: 9).
Ø Mengasihi dan berbelaskasihan
Sebagai wujud nyata pertobatan, maka kita mulai menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada sesame, khusunya kepada mereka yang benar-benar membutuhkan pertolongan(Yesaya 58: 7).
Apa manfaatnya berpuasa
Puasa dapat dilakukan saat kita sungguh-sungguh mau mencari wajah Tuhan dan memohon petunjukNya. Puasa juga dapat dilakukan secara berkala dengan teratur, misalnya setiap minggu. Ada banyak manfaat yang akan kita peroleh jika puasa dilakukan dengan benar. Mari kita simak Yesaya 58: 8-12, disini kita bisa melihat paling tidak ada 10 berkat yang tersedia bagi mereka yang melakukan puasa dengan benar.
Ø Tersinggung (ay 8a), berbicara soal hak kita yang sedang ditindas dan diinjak-injak orang.
Ø Kesembuhan (ay 8b), berbicara soal kesembuhan baik jasmani maupun rohani, termasuk luka-luka jiwa dan kekecewaan.
Ø Kebenaran (ay 8c), berbicara soal kebenaran kita yang diremehkan atau tidak dianggap oleh orang-orang.
Ø Kemuliaan (ay 8d), berbicara soal nama baik, penghormatan dan kemuliaan.
Ø Doa yang terkabul (ay 9a), pergumulan dan permohonan kita dikabulkan oleh Tuhan.
Ø Tuntunan yang berkesinambungan (ay 11a), Tuhan menjanjikan untuk memberi tuntunan kepada kita untuk apa yang akan kita lakukan atau kerjakan, termasuk juga untuk visi hidup dan pelayanan kita.
Ø Kepuasan hati (ayat 11b), orang yang melakukan puasa akan mendapatkan hati yang penuh dengan kepuasan sekalipun keadaan disekitarnya kering tandus. Ia tidak akan dipenuhi oleh keserakahan lagi karena Tuhan sudah ada di dalam hatinya.
Ø Kekuatan diperbaharui (ay 11c), berpuasa akan memberikan kekuatan baru. Mereka yang tadinya tidak punya harapan akan mendapat pengharapan baru karena Tuhan sudah membuka jalan. Mereka yang sudah letih lesu akan disegarkan kembali.
Ø Berkat kehidupan (11d), bagaikan taman yang dialiri dengan baik, bagaikan mata air yang tidak berhenti mengalir, begitulah berkat yang akan diterima oleh orang yang suka mencari wajah Tuhan.dan puasa.
Ø Pemulihan (ay 12). Membangun reruntuhan, memperbaiki dasar, memperbaiki tembok yang tembus dan membetulkan jalan menunjukkan pada suatu pemulihan. Apa yang tadinya terbengkalai, tidak dapat dikerjakan, bertemu jalan buntu, sekarang terbuka jalan dan semuanya dapat dikerjakan dengan baik.
Siapa saja yang harus berpuasa
Pertanyaan ini sama saja dengan kita bertanya, “Siapa yang harus memberi sedekah? Siapa yang harus berdoa?” Tentunya, semua orang percaya dituntut untuk memberikan sedekah dan dituntut untuk berdoa. Hanya saja karena kurangnya pengertian tentang memberi kepada sesama, berdoa dan berpuasa, maka banyak jemaat Tuhan yang tidak melakukan hal ini. Berpuasa dianggap sebagai suatu keharusan bagi hamba-hamba Tuhan saja. Bila kita melihat manfaat atau berkat yang dapat kita peroleh jika kita berpuasa maka sebenarnya tidak ada alasan untuk kita tidak berpuasa. Lebih banyak manfaat yang dapat kita peroleh daripada ruginya, bahkan mungkin sekali tidak ada kerugian apapun yang akan kita dapatkan jika kita berpuasa.
Jadi, bagaimana? Mari, kita mencari wajah Tuhan, merendahkan diri, bertobat dari perbuatan kita yang berdosa. Sambil berpuasa kita mendekatkan diri kepada Tuhan dan mulai menjalankan apa yang Tuhan inginkan, yaitu membuangkan segala kelaliman, melepaskan kuk penindasan, penekanan dan mulai berbagai kasih kepada sesame serta menaruh belas kasihan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Sola Gracia.(Giant)
Senin, 21 Juli 2008
BERJAGA-JAGA
Matius 24 : 42-44
Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa kita tidak tahu kapan hari kedatangan Tuhan untuk kedua kali, karenanya kita diminta untuk berjaga-jaga. Apa artinya berjaga-jaga? Artinya kita tidak boleh tidur atau lengah, kita harus siap sedia setiap saat, selalu waspada, tidak ada kesempatan bersantai dan melamun. Setiap tentara yang maju berperang harus selalu berada dalam keadaan siaga, berjaga-jaga, tidak boleh lengah sedikitpun. Kubu pertahanan mereka harus senantiasa dijaga, supaya tidak direbut oleh musuh. Jadi berjaga-jaga bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi apa yang kita miliki, terutama yang sangat berarti. Apakah milik yang sangat berarti? Keselamatan kita! Dan itu juga yang paling diincar oleh iblis, oleh musuh kita, oleh sebab itu sangat penting untuk dijaga dengan segenap kemampuan kita, dengan bantuan Roh Kudus. Bagaimana cara menjaganya? Dengan melakukan 3-in-1 rohani(berdoa, membaca/merenungkan firman dan melakukan perintah-Nya) secara teratur setiap hari dan hidup dalam penyembahan dan kekudusan. Hanya itu cara kita dapat menjaga milik yang paling berharga di dunia ini, mari kita berjaga-jaga karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan datang.(cubs)
Siapa lengah pasti kalah.
Selasa, 22 Juli 2008
LAHIR BARU
Yohanes 3 : 1-8
Kita sering berpikir bahwa ”lahir baru” adalah menjadi orang Kristen. Kenyataannya, banyak orang Kristen pergi ke gereja, bahkan sudah terlibat dalam pelayanan, tetapi belum lahir baru. Firman Tuhan dalam bacaan kita hari ini berkata bahwa kita harus ”dilahirkan kembali” untuk dapat melihat Kerajaan Allah. Kalau kita menganggap bahwa menjadi orang Kristen adalah lahir baru, bagaimana dengan orang yang sejak lahir sudah menjadi Kristen karena orangtuanya? Kapan ia ”dilahirkan kembali”?
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menulis, ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (II Korintus 5 : 17). Dilahirkan kembali artinya adalah menjadi ciptaan yang baru. Sesuatu yang baru tentu berbeda dengan yang lama, artinya: ada perubahan. Seorang Kristen yang telah dilahirkan kembali haruslah ada perubahan dalam hidupnya. Bila orang mengaku Kristen tapi hidupnya tidak pernah berubah, patut dipertanyakan, apakah ia benar-benar sudah lahir baru? Ketika Yesus ada di dunia, Ia banyak mencela ahli-ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka mengetahui hukum-hukum Taurat tetapi hidup mereka tidak pernah berubah.
Rasul Paulus menasihatkan, ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12 : 2). Perubahan dimulai dari pikiran. Cara berpikir yang berbeda dengan cara berpikir dunia, tetapi yang sesuai dengan kehendak Allah sehingga kita tahu apakah yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Perubahan dalam cara berpikir akan menghasilkan perubahan dalam cara kita bersikap. Dan itu yang akan membuat perubahan dalam hidup kita, dalam sifat dan kebiasaan kita, karakter kita. Itulah yang disebut lahir baru.
Hari ini, mari introspeksi diri kita, apakah kita benar-benar sudah lahir baru? Atau masih menjadi ciptaan yang lama? Rasul Paulus menulis, ”Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” (Galatia 6 : 15). (Ginny)
Lahir baru dibuktikan dengan adanya perubahan karakter menjadi seperti Kristus.
Rabu, 23 Juli 2008
PENYAMBUNG LIDAH
Yeheskiel 33 : 2-9
Betapa bersyukurnya kita bahwa Tuhan tidak memakai malaikat-Nya untuk menyampaikan pesan, pengajaran dan peringatan buat kita. Tuhan memakai sesama kita untuk menjadi penyambung lidah-Nya. Termasuk juga Dia memakai kita untuk menjadi penyambung lidah-Nya buat orang-orang di sekitar kita. Kita perlu ingat itu. Walaupun malaikat lebih hebat atau lebih taat, tetapi Dia tidak melakukan-Nya. Kalau Tuhan memberi kehormatan itu kepada kita, mari kita taat dan melakukan apa yang sudah diberikan-Nya, mari jadi penyambung lidah yang baik dan benar kepada orang lain. Ingat, seperti kata bacaan hari ini, bila kita tahu saudara kita berbuat salah dan kita tidak menegornya, maka kita juga ikut bersalah seperti dia(ayat 8).
Kepada jemaat di Tesalonika paulus berkata, “Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.” Itulah tugas kita sebagai penyambung lidah-Nya Tuhan buat sesama.
Penyambung lidah hanya menyampaikan apa yang benar-benar dari Tuhan
Kamis, 24 Juli 2008
TENANG SAJA
Mazmur 116 : 7
Suatu hari saya dan suami beserta kakak dan isterinya pergi ke Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. Waktu perjalanan pulang ombak begitu besar dan angin begitu kencang, akibatnya pengemudi perahu tersesat. Biasanya laut Untung Jawa begitu tenang, tetapi tidak kali ini. Perahu hanya berputar putar mengelilingi pulau Untung Jawa yang hendak kami tinggalkan, udara berkabut, dan air hujan membasahi muka dan badan kami semua. Didalam perahu ada 7 orang termasuk pengemudi. Kami semua tidak bersuara karena takut dan tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya berdoa saja. Kami semua merasa sangat kecil di tengah lautan yang luas. Perahu kecil itu terombang ambing nyaris tak terkendali. Tuhan menjawab doa kami. Kami tiba di pulau tujuan kami dengan selamat. Sungguh benar kata firman dalam Mazmur 107:29 “dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.”, dan seperti bacaan hari ini kita perlu melatih untuk tetap tenang dalam keadaan apa saja karena Tuhan beserta kita. (FF)
Tenang saja kan ada Tuhan?
Jumat, 25 Juli 2008
JALAN HIDUP MANUSIA
Amsal 20: 24
Seringkali orang bingung akan masa depannya, maka tidak heran banyak orang yang datang kepada para normal atau dukun untuk mengetahui masa depannya. Renungan kita hari ini hendak mengingatkan bahwa langkah orang ditentukan oleh Tuhan. Jalan hidup kita tidak dapat ditentukan oleh manusia. Para normal hanya bisa mereka-reka tetapi tidak bisa memastikan masa depan kita. Jadi buat apa kita datang kepada para normal bila mereka tidak dapat memberitahu kepastian masa depan kita. Bila kita ingin tahu akan masa depan kita datanglah kepada Tuhan karena Dialah yang menciptakan kita. Allah mengasihi orang yang takut akan Tuhan dan segala ketetapan akan diberitahukan kepadanya. Anda ingin mengetahui masa depan Anda? Jadilah orang yang takut akan Tuhan. orang yang takut akan Tuhan hidupnya pasti mengasihi Tuhan dan perintah-perintah-Nya. Dan ia akan senantiasa bergaul karib dengan Allah. Oleh karena itu, jadilah menjadi orang yang takut akan Tuhan. (Giant)

Sabtu, 26 Juli 2008
SESUATU YANG DIPEROLEH TANPA BERBUAT APA-APA
Yesaya 55 : 1-7
Banyak orang tertarik pada bisnis undian (lotere). Jutaan orang sebetulnya membeli sesuatu yang mereka harapkan tetapi belum tentu mendapatkannya. Namanya juga undian. Untung-untunglah jika dapat, tetapi inilah gambaran manusia yang berharap dapat uang banyak dengan sekali-kali beli undian.
Jika ia menariknya. Karena mereka berharap akan bisa hidup mewah, berkecukupan dan terjamin, tanpa berbuat apa-apa, hanya menunggu penarikan lotere saja sambil duduk-duduk pangku kaki, sudah dapat uang banyak. Waktu Allah bertanya pada umatNya melalui Nabi Yesaya : “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air dan hai orang yang tidak punya uang, marilah!... Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti… Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu; …dengarkanlah, maka kamu akan hidup! (Yesaya 55:6). Dengan Nama Allah penuh kasih karunia, kita dapat menerima sesuatu dariNya dengan cuma-cuma. Kasih karunia Allah yang mengagumkan, tidak terhingga, dan tak tertandingi, diberiNya pada semua orang yang percaya padaNya dengan limpahnya serta cuma-cuma.(DBR)
‘easy come easy go’ = cepat dapat, cepat hilang!

Minggu, 27 Juli 2008
TEGORLAH
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. “(Matius 18 : 15). “Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.”(Lukas 17 : 3). “tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.” ( 2 Tesalonika 3 : 15). “Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu,”(1 Timotius 5 : 1). “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”(2 Timotius 4 : 2). Tuhan menghendaki kita saling menegor dalam kasih dan persaudaraan. Jangan biarkan siapapun masuk neraka karena kita takut menegor!