8 Mar 2008

Minggu ke 3 Maret


KEHENDAK BAPA
T : Apakah yang dikehendaki Allah Bapa bagi kita di dalam Kristus Yesus?
J : I Tesalonika 5 : 16-18 :1. Bersukacitalah senantiasa.
2. Tetaplah berdoa.
3. Mengucap syukurlah dalam segala hal.
T : Apakah mudah melakukan kehendak Allah ini dalam hidup kita setiap hari?
J : Perintah ini memang mudah dikatakan, diimani, diterima dan dimengerti, tapi susah untuk dilakukan. Untuk sungguh-sungguh dapat mentaati perintah Tuhan, melatih diri setiap hari. Untuk menjadi juara tidak bisa dicapai dalam 1 hari. Untuk menjadi juara harus dimulai dengan niat, kemauan keras, kerja keras, latihan dengan tekun dan sungguh-sungguh, tidak bosan, tidak mudah putus asa, berani menghadapi dan mengalahkan tantangan-tantangan, mempunyai visi yang kuat untuk mencapai target.
Dalam hidup di dunia ini kita selalu diperhadapkan atau akan mengalami dua macam kejadian:
1. BAIK = menerima berkat-berkat Tuhan, sukacita, bahagia dan sejahtera, seperti: seorang bayi lahir dalam keluarga, anak-anak yang bertumbuh dan berprestasi bagus di sekolah, mendapat rezeki berlimpah, promosi dalam pekerjaan, semua keinginan kita dikabulkan oleh Tuhan, dan lain-lain. Dalam keadaan demikian mudah saja kita melakukan kehendak Tuhan dalam bacaan di atas.
2. BURUK = menghadapi ujian hidup. Seperti datangnya penyakit, kecelakaan, PHK, bencana alam, kehilangan pasangan hidup karena kematian atau perselingkuhan, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti ini rasanya hampir setiap orang akan kesulitan untuk dapat melakukan kehendak Tuhan di atas. Itulah yang disebut sebagai latihan kita. Bila kita menghadapi masalah kita perlu ingat dan melakukan kehendak Bapa seperti di atas. Siapa yang dapat melakukan perintah ini tanpa kesulitan? Firman Tuhan berkata orang yang mempunyai hati seperti anak kecil yang masih polos dan tulus (Matius 19 : 14). Jadi kita perlu berlatih setiap hari supaya hati kita menjadi seperti hati anak kecil. Setiap orang dewasa telah kehilangan sikap polos dan tulus seorang anak. Perubahan itu disebabkan pengaruh lingkungan. Itu sebabnya kita perlu melatih diri sendiri supaya kepolosan dan ketulusan itu kembali kita miliki.
Setiap kali kita berdoa ada 3 kemungkinan jawaban dari Tuhan: 1. Ya; 2. Nanti/tunggu; 3. Tidak. Kita perlu mempunyai sikap hati yang tepat untuk bisa menerima jawaban dari Tuhan dengan ikhlas. Kita perlu berlatih supaya akhirnya seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego, kita juga bisa berkata, ” ... bila Ia tidak melakukannya juga, ... kami tidak akan memuja dewa Tuanku... " (Daniel 3 : 18). Banyak sekali orang Kristen yang belum bisa seperti mereka. Banyak orang mau menerima jawaban ”ya” dari Tuhan. sebagian sudah bisa menerima jawaban ”tunggu”, tetapi hanya sangat sedikit orang yang bisa menerima jawaban ”tidak”. Tindakan kitalah yang membuktikan sikap hati kita yang sesungguhnya.
Bila kita sudah dapat mengalahkan tantangan-tantangan di atas dan menjadi juara, maka dapat dipastikan kehidupan kita akan bersandar pada Tuhan Yesus Kristus, menuruti bimbingan Roh Kudus dan sudah sungguh-sungguh terlatih dengan baik. Firman Tuhan berkata bahwa kita lebih dari pemenang dan segala sesuatu yang kita kerjakan bersama dengan Tuhan akan mendatangkan kebaikan. (DeTe).

Senin, 10 Maret 2008
MULIAKAN YESUS!
Yohanes 3 : 30
Perkataan Yohanes Pembaptis dalam bacaan hari ini menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang rendah hati. Yohanes adalah seorang yang dipilih untuk membuka jalan bagi Tuhan. Boleh dibilang ia adalah penginjil pertama. Ia menarik banyak orang datang untuk mendengarkan dia, bertobat dan memberi diri mereka dibaptis, tetapi ia tidak menjadi sombong karenanya. Ia tetap ingat bahwa yang harus dibesarkan adalah Yesus.
Banyak orang sering menjadi sombong karena keberhasilannya, dan lupa bahwa semuanya itu berasal dari Tuhan. Yohanes berkata, ”Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.” (ayat 27). Kita harus mengingat bahwa apapun yang kita miliki, segala keberhasilan kita, semuanya adalah karena Tuhan. Seharusnya Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita. ”Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Jadi pribadi Yesus, karakter Yesus yang seharusnya makin nyata dalam hidup kita, bukan ”aku” (ego) kita. Tetapi seringnya justru kesombongan, kebanggaan, harga diri, gengsi; semua itu yang semakin menonjol dalam diri kita seiring dengan kesuksesan yang kita capai.
Marilah kita belajar dari Yohanes Pembaptis untuk mematikan ”aku” (ego) kita agar pribadi Yesus yang semakin besar di dalam hidup kita. (Ginny)
Karakter Yesus harus nyata dalam hidup anak Tuhan.

Selasa, 11 Maret 2008
DOA KITA PASTI DIJAWAB
Yesaya 45 : 19
Pada ayat di atas kita memperoleh kepastian bahwa Allah akan menjawab doa karena ”tidak pernah Aku menyuruh Yakub untuk mencari Aku dengan sia-sia” (ayat 19b). Allah tidak akan mengecewakan orang-orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Allah selalu memberitahu apa yang hendak dikatakan-Nya atau apa yang akan dilakukan-Nya. Hal itu Dia jelaskan pada ayat di atas, ”Tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi atau di tempat bumi yang gelap.” (ayat 19a). Allah dengan jelas mengungkapkan bahwa Dia akan mendengar doa dari mereka yang berseru kepada-Nya dan bahwa pernyataan itu tidak dapat ditentang. Allah tidak mengungkapkan pikiran-Nya dengan kata-kata yang sulit, tetapi dengan kata-kata yang jelas dan positif seperti, ”Mintalah, maka kamu akan mendapat.”. Karena itu marilah kita meyakinkan diri sendiri bahwa doa-doa kita pasti akan dijawab bila kita percaya kepada-Nya. (Aping)
Allah adalah Allah yang selalu menjawab doa anak-anak-Nya, tanpa kecuali!

Rabu, 12 Maret 2008
IMAN YANG GOYAH
Markus 14 : 66-71
Rasul Petrus adalah murid yang selalu bersama Tuhan Yesus. Mengapa saat Tuhan Yesus diperhadapkan pada Mahkamah Agama, Petrus menyangkal-Nya? Apa yang salah? Apakah pengajaran Yesus yang selama ini diterimanya? Bukan, pengajaran yang diberikan Yesus tidak salah. Yang salah adalah pengenalan akan Kristus. Petrus mengenal Yesus hanya sebatas Guru yang dapat melakukan banyak mujizat, padahal Yesus bukan hanya Guru tapi Ia adalah Tuhan yang berkuasa. Pengenalan yang salah ini yang mengakibatkan iman Rasul Petrus menjadi dangkal.
Untuk memiliki iman yang dewasa, kita harus memiliki pengenalan yang dalam akan Kristus. Kita harus berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Kristus (Kolose 2 : 6-7). Bagaimana caranya? Dengan membangun hubungan yang intim bersama Yesus melalui persekutuan pribadi dan setiap hari. Hidup kita harus diisi dengan firman Tuhan dan mengalami berjalan bersama Yesus. Dengan iman yang kuat maka kita akan tetap teguh apapun yang kita alami, kita tidak akan goyah oleh masalah dan cobaan. Bangunlah iman yang kuat agar kita tidak menyangkal Kristus bila pencobaan datang. Perlu diingat bahwa Allah kita adalah Allah yang setia yang tidak pernah meninggalkan kita. Bila kita menyangkal Kristus itu artinya kita tidak setia dan meninggalkan Kristus. Mari kita jadi murid yang setia dan memiliki iman yang teguh. (Giant)
Pengenalan yang dalam akan membentuk iman yang teguh dan kokoh.

Kamis, 13 Maret 2008
DOSA BISA DICEGAH
Kejadian 4 : 7
Konteks bacaan hari ini adalah tentang Kain yang sedang memupuk niat jahat terhadap adiknya karena persembahan Habel lebih diterima Tuhan. Pada saat Tuhan bicara kepada Kain, Kain belum melakukan dosa itu. Kain belum membunuh Habel, tapi keinginan itu sudah ada dalam hati Kain. Itulah yang diperingatkan Tuhan. Tuhan minta supaya Kain menguasai keinginan untuk berbuat dosa. Dosa selalu berawal dari pikiran. Dosa bisa dicegah. Caranya? Tuhan sudah memberi contoh bagaimana mencegah dosa ketika Yesus dicobai Iblis di padang gurun (Lukas 4), dengan menggunakan firman Tuhan. Dengan mencontoh apa yang Yesus telah ajarkan, kita juga bisa mencegah dosa diwujudkan dalam perbuatan. Caranya, setiap kali kita mempunyai pikiran buruk, kita lawan dengan memikirkan firman Tuhan. Contoh, ketika pikiran membunuh datang kepada Kain, dia seharusnya berpikir ‘kasihilah sesamamu manusia…’, dan orang yang mengasihi tidak akan membunuh. Kalau pikiran membunuh tetap disimpan, maka itu menjadi benih dosa, dan benih dosa akan bertumbuh sangat cepat, karena itu kita harus membuangnya secepat mungkin. Pikirkan hal-hal yang benar, yang mulia… (Filipi 4 : 8), itulah resep mujarab untuk mencegah dosa. (cubs)
Jangan sirami benih dosa supaya tidak bisa tumbuh. Cabut dengan firman Tuhan.
Jumat, 14 Maret 2008
HORMATI ALLAH DENGAN MENGUCAP SYUKUR
Yunus 2 : 1-10
Tentu tidak ada orang Kristen yang tidak percaya kebenaran firman Tuhan, tetapi anehnya mengapa ada orang Kristen yang tidak pernah mengucap syukur? Mengapa yang ada hanyalah keluhan demi keluhan? Padahal jika kita percaya dengan sungguh bahwa firman Allah adalah benar, pasti kita tidak akan tahan untuk tidak mengucap syukur atas berkat-Nya. Memang ada orang Kristen yang berdoa untuk persoalan yang dihadapinya, tetapi banyak yang tidak pernah mengucap syukur atas jawaban Allah. Orang sering menganggap enteng ucapan syukur. Jika demikian perlu dipertanyakan apakah perlu kita mengucap syukur? Sangat perlu! Bukankah jika kita sudah mendapat jawaban atas doa-doa kita, kita patut berterima kasih? Juga bila kita tidak bersyukur bukankah hal itu berarti kita egois, mementingkan diri sendiri saja? Rasul Paulus memberi nasihat, ”Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Yesus Kristus bagi kamu!” (I Tesalonika 5 : 18). Paulus katakan ”di dalam segala hal”, bukannya hal-hal tertentu saja, dan ini memang yang dikehendaki Tuhan. Kita yakin tidak ada satu kuasa gelap pun yang dapat menghambat berkat Allah bagi kita, karena itu bagi setiap kita yang percaya dengan sungguh, biarlah hati dan mulut kita selalu melimpah dengan ucapan syukur kepada Allah. Ada tertulis, ”Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” (Kolose 3 : 15). (DBR)
Ucapan syukur kita adalah pernyataan hormat kita kepada Allah.

Sabtu, 15 Maret 2008
BEDA BANGET…
Mazmur 139 : 17
Suatu hari cucu dan kakek neneknya mau berkunjung ke rumah saudara. Nenek membawa singkong rebus yang diparut dan diberi kelapa serta gula jawa untuk saudara yang dikunjungi itu. Setelah tiba di rumah saudaranya itu, nenek bertanya kepada cucunya: “Cu, singkong mana?” Cucu langsung menunjuk engkong yang berada tepat di belakang nenek. Cucu mengira nenek bertanya: ”Cu, si engkong mana?” Seringkali pikiran kita juga berbeda dengan pikiran Allah. Beda sekali! Kita sering merasa seperti yang dikatakan Daud dalam bacaan hari ini. Kita sering kesulitan memahami pikiran Tuhan, karena memang Tuhan dengan kita manusia itu berbeda sekali. Otak kita terbatas, pikiran kita juga terbatas, tapi Tuhan tidak. Dia adalah Roh yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Jadi bagaimana bisa yang terbatas sama dengan yang tidak terbatas? Supaya kita tidak salah melangkah, lebih baik kita taat saja sama Tuhan, ikuti perintah-Nya karena Dia telah menjelaskan dan memberikan perintah lewat firman-Nya, Alkitab kita. (FF)
Kalau tidak hati-hati bisa terjadi salah paham yang fatal akibatnya.

Minggu, 16 Maret 2008
BAPA, TOLONG AKU!
Lukas 22 : 39-46
Salah satu teladan yang Tuhan Yesus berikan bagi kita adalah saat kita memiliki masalah. Serahkan kepada Tuhan. Di taman Getsemani Yesus berdoa kepada Bapa karena Ia sadar bahwa ke depan Ia harus menghadapi ujian yang berat, yaitu Ia harus menyerahkan nyawa-Nya. Di taman itu Ia berseru kepada Bapa untuk meminta kekuatan. Bila dilihat dari sisi manusia, Tuhan Yesus tidak sanggup melakukan tugas yang berat ini. Tapi Ia tidak melarikan diri dari tugas-Nya, Ia hanya berdoa kepada Bapa agar diberi kekuatan untuk menghadapi ujian yang berat itu. Ia tidak mengandalkan kekuatan manusia-Nya, tapi Ia mengandalkan Tuhan. Inilah teladan yang diberikan Tuhan Yesus bagi kita. Sama seperti Dia, bila kita menghadapi masalah yang berat, datanglah kepada Bapa yang bisa memberi pertolongan dan kekuatan. Andalkan Tuhan dalam hidup ini maka kita akan menemukan perkara yang ajaib, jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan sendiri. Dan rasakan pertolongan Tuhan nyata! (Giant)
Percayakan setiap masalahmu pada Bapa yang bisa dan pasti menolongmu.