18 Feb 2007

MINGGU KE 4 FEBRUARI 2007

PAKU YANG TERTANCAP

Seorang ayah ingin mendidik anaknya yang pemarah. Ia memberi sebuah palu dan sepuluh buah paku serta mengatakan: “Setiap hari, bila engkau marah, ‘pakukan’ sebuah paku di tembok kamar tidurmu. Tetapi pada hari engkau dapat menahan amarahmu, ‘cabut’ sebuah paku yang telah engkau pakukan di tembok.”
Secara bertahap, akhirnya si anak menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah dari pada memakukan paku ke tembok. Dua minggu telah berlalu dan si anak memberitahu bahwa semua paku telah tercabut. Ayahnya mengajak si anak ke tembok yang pernah dipaku tersebut dan berkata, “Anakku, kau telah berhasil meredam amarahmu. Tetapi lihatlah lubang bekas paku pada tembok ini. Tembok ini tidak akan pernah bisa seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu akan meninggalkan bekas seperti lubang bekas paku di hati orang yang mendengarnya. Tidak peduli berapa kali kau minta maaf, luka itu tetap ada dan membekas di hatinya.”
Ilustrasi di atas jelas sekali mengatakan kepada kita bahwa setiap kali kita marah, itu membekas di hati orang yang kita sakiti, jadi usahakan jangan marah! Karena kalau kita menyakiti orang lain, firman Tuhan berkata bahwa itu sama dengan menyakiti Tuhan juga.


Senin, 19 Pebruari 2007

LUPAKAN!

Filipi 3 : 13-14

Apa yang sudah terjadi di masa lalu tidak bisa diubah kembali. Sering kita tidak bisa maju karena masih banyak hambatan yang tetap kita simpan. Sering orang berkata, “Ah, saya tidak bisa bersaksi karena saya dulu…” atau “Jangan saya yang disuruh berdoa karena saya dulu…” I Yohanes 1 : 9 berkata, ”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Kalau Tuhan bilang bahwa Dia sudah menyucikan kita, artinya bahwa dosa kita itu sudah tidak ada dalam buku-Nya Tuhan dan kalau dosa itu sudah tidak ada ya jangan kita ingat terus! Iblis itu senangnya menimbulkan kembali dosa lama kita yang sudah kita akui dan sudah diampuni, karena dia adalah penuduh! Jadi jangan mau dijebak oleh Iblis! Lupakan apa yang sudah di belakang kita dan seperti Paulus bilang maju terus untuk mendapat hadiah mahkota dari Tuhan! Ingatlah, Tuhan berfirman bila kita tidak malu untuk mengakui-Nya di depan orang, Dia juga tidak akan malu mengakui kita di depan Bapa dan salah satu cara mengakui Yesus di depan orang adalah melalui kesaksian kita. (cubs)

Apa yang sudah ya sudah! Belajar apa yang perlu, buang yang tidak perlu dari masa lalu!

Selasa, 20 Pebruari 2007

SERAHKAN PADA YESUS

Markus 4 : 35-41

Istri seorang pendeta bertanya pada suatu pagi kepada suaminya, kenapa pada malam sebelumnya sesudah berdoa untuk jemaatnya sang suami bisa segera tertidur. Kata suaminya, “Ada saatnya dalam sehari kita harus dapat melepaskan beban kita dan menyerahkan dalam tangan Tuhan. Seperti ketika pada suatu malam Yesus dan murid-murid-Nya menyeberang danau Galilea. Karena kelelahan Yesus tertidur di buritan kapal. Sekonyong-konyong datanglah badai dengan dahsyatnya sehingga murid-murid Yesus yang adalah nelayan yang berpengalaman menjadi takut. Tuhan Yesus tetap tertidur dengan nyenyak sampai murid-murid membangunkan-Nya sambil berteriak, “Guru, Engkau tidak peduli jika kita binasa?” (ayat 38). Yesus terbiasa dengan selalu menyerahkan kekuatiran-Nya kepada Bapa sorgawi, karena Ia percaya kepada Bapa-Nya. Karena itu Tuhan Yesus dapat tidur dengan nyenyak.” Jika masalah dan kesulitan menyerang kita, serahkan pada Yesus dan jangan memikul beban itu lagi (I Petrus 5 : 7). Inilah rahasia ketenangan yang kita dapat peroleh jika menghadapi badai kehidupan seberapapun besar geloranya. (DBR)

Serahkan pada Yesus beban kita dan tidak usah kuatir.

Rabu, 21 Pebruari 2007

HARI INI

Ibrani 3 : 12-14


Penulis surat Ibrani berkata: ”...nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan ”hari ini”,...” (ayat 13). Mengapa demikian? Karena yang kita miliki hanyalah hari ini. Hari kemarin sudah berlalu. Segala kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan kemarin tidak dapat diubah lagi. Kita hanya bisa menyesal dan minta pengampunan Tuhan. Sedangkan hari besok bukanlah milik kita, kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah kita masih akan hidup besok? Yakobus berkata: ”..kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yakobus 4 : 14). Jadi yang kita punya hanya ”hari ini” Hari ini, saat kita masih bisa bangun di pagi hari, mengucap syukurlah kepada Tuhan buat hidup yang masih Dia berikan. Hari ini, saat kita masih dapat berbuat kebaikan kepada sesama kita, lakukanlah. Hari ini, saat kita masih bisa menyatakan kasih kita, tunjukkanlah kasih itu. Hari ini, saat kita masih memiliki kesempatan untuk bertobat dari kejahatan kita, bertobatlah! Hari ini, saat kita masih dapat memberikan hidup kita kepada Tuhan dan melayani Dia, berikanlah hidup kita saat ini juga. Hari ini, bila Tuhan mengetok pintu hatimu, bukalah hatimu dan biarkan Dia masuk! Apa yang bisa kita lakukan bagi Tuhan hari ini, lakukanlah, jangan tunggu sampai besok, karena mungkin besok tidak ada kesempatan lagi! (Ginny)

Gunakanlah hari ini, karena besok mungkin sudah terlambat!

Kamis, 22 Pebruari 2007

BERSUNGUT-SUNGUT

Bilangan 20 : 2-5

Kita jangan anggap enteng kebiasaan bersungut-sungut atau menggerutu, dan kita juga jangan membiasakan diri untuk mengeluh. Bila kita lihat bangsa Israel, mereka adalah bangsa yang sering bersungut-sungut kepada Musa dan Harun saat mereka diperhadapkan pada kesulitan selama berada di padang gurun. Karena persungutan mereka inilah Tuhan menghukum satu generasi dari bangsa Israel. Ini merupakan peringatan keras bagi kita untuk belajar mensyukuri setiap keadaan dan apapun yang kita miliki. Bersungut-sungut dan mengeluh menandakan bahwa kita tidak puas dengan pemberian Tuhan. Begitu banyak keadaan yang seringkali membuat kita tidak merasa puas yang akhirnya membuat kita bersungut-sungut dan tidak mengucap syukur. I Tesalonika 5 : 18 mengatakan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Di dalam ucapan syukur ada kekuatan baru, rasa puas dan sukacita. Dengan demikian kita dapat menjalani kehidupan ini “tanpa beban”. Di dalam ucapan syukur Allah akan semakin memberkati dan mempercayakan banyak hal yang baik kepada kita. Sebaliknya bersungut-sungut mengandung kemarahan dan sifat pemberontakan yang akhirnya hidup kita akan semakin terasa berat. Oleh sebab itu, jangan pernah bersungut-sungut mengenai apapun juga, karena Tuhan telah menganugerahkan banyak hal yang patut kita terima dengan ucapan syukur. (Giant)

Bersungut-sungut menghalangi kita untuk melihat sisi baik suatu keadaan.

Jumat, 23 Pebruari 2007

HARGAI ANUGERAH-NYA!

Matius 11 : 25-27


Kita seringkali berpikir bahwa kitalah yang telah memilih untuk mengikut Tuhan. Memang benar, Tuhan memberi kebebasan kepada kita untuk memilih apakah kita mau mengikut Dia atau tidak, dan kitalah yang mengambil pilihan itu. Tapi yang tidak kita sadari adalah bahwa anugerah keselamatan itu Tuhanlah yang memberikan kepada kita. Yesus berkata: ”Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yohanes 6 : 44). Dalam bacaan hari ini Yesus berkata bahwa tak seorang pun mengenal Bapa kalau Anak tidak berkenan menyatakannya. Kesadaran akan hal ini seharusnya membuat kita bersyukur bahwa Tuhan mau menyatakannya kepada kita.
Bila kita memberikan suatu hadiah, yang menurut kita nilainya sangat berharga, kepada seseorang yang kita kasihi, dan ia tidak menghargainya bahkan meremehkannya, bagaimana perasaan kita? Tentu kita akan merasa sedih dan kecewa. Lalu, bagaimana perasaan Yesus jika kita tidak menghargai keselamatan yang telah diberikan kepada kita? Keselamatan kita adalah sebuah hadiah yang tak ternilai harganya, yang dibayar dengan darah Yesus. Sebuah anugerah yang luar biasa! Adakah kita menghargainya? Berapa banyak orang yang masih suka bermain-main dengan keselamatannya? Masih belum mau sepenuhnya meninggalkan kehidupannya yang lama? Rasul Paulus berkata: ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (II Korintus 5 : 7). Seharusnyalah, setelah kita menerima Yesus dalam hidup kita, kita menjalani hidup yang baru, yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan berkenan kepada-Nya. Seharusnyalah, kita taat kepada Tuhan yang telah memberikan anugerah keselamatan dan hidup kekal kepada kita.
Yesus berkata: ”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” (Yohanes 15 : 16). Yesus memilih kita adalah untuk menghasilkan buah bagi-Nya. Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada jemaat di Korintus: ”Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.” (II Korintus 6 : 1). Hargailah anugerah yang Tuhan telah berikan kepada kita, jangan anggap remeh! Jangan bermain-main dengan keselamatan kita, harganya sangat mahal! (Ginny)

Kita selamat karena Tuhan yang memberikan anugerah itu. Hargailah!

Sabtu, 24 Pebruari 2007

TIDAK TERBATAS

Yohanes 3 : 34

Suatu kesalahan besar yang sering dilakukan orang Kristen adalah membatasi Tuhan. Kita sering berpikir dan percaya bahwa kalau yang mendoakan kita bukan pendeta tidak manjur, kalau yang menyampaikan firman Tuhan tidak sekolah Alkitab tidak akurat, kalau ibadah tidak di gereja kurang kudus, dan sebagainya, banyak sekali pembatasan yang kita berikan kepada Tuhan. Padahal Yesus yang adalah Tuhan sendiri, tidak terbatas. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa Dia tidak terbatas adalah ketika Dia mati di kayu salib, tirai yang menutupi Ruang Maha Kudus di Bait Allah terbelah dari atas ke bawah, bahkan disebutkan sampai diulang 3x dalam Alkitab (Matius 27 : 51, Markus 15 : 38, Lukas 23 : 45). Itu tandanya bahwa Yesus sendiri yang menyatakan bahwa sejak saat itu, sejak kematian Tuhan, hutang dosa dibayar lunas sekali untuk selamanya, tidak ada lagi pembatas antara umat dan Tuhan. Kuasa Allah berlaku atas setiap orang yang percaya kepada-Nya. Yang diperlukan hanya iman percaya kita. Kalau kita percaya, maka doa kita juga manjur! Kalau kita percaya firman Tuhan yang kita sampaikan juga akurat, dan sebagainya. Jadi mari kita berhenti membatasi Tuhan dengan menyadari bahwa kitalah yang terbatas! Sering kita tidak bisa mengerti apa yang terjadi karena pikiran dan nalar kita sebagai manusia sangat terbatas, tetapi Tuhan tidak! Biarkan Tuhan bekerja menurut ‘akal pikiran-Nya’ yang jauh lebih besar dari kita. (cubs)

Masa yang sedikit membatasi yang banyak? Terbalik donk! Jangan batasi Tuhan.

Minggu, 25 Pebruari 2007

RENCANA TUHAN TIDAK PERNAH GAGAL

Kejadian 37 : 12-36

Allah pasti punya rencana dalam hidup anak-anak-Nya. Seringkali untuk sampai pada apa yang Allah rencanakan itu kita harus melalui liku-liku perjuangan yang tidak ringan. Justru di saat demikianlah keyakinan kita akan rencana Allah ditantang, apakah kita tetap percaya atau tidak. Dalam kasus Yusuf, kesempatan yang diberikan Allah demikian indah dalam sejarah umat Allah. Karena itu persiapannya sangat menggetarkan. Yusuf menghadapi tantangan dari saudara-saudaranya. Amarah serta kebencian saudara-saudaranya demikian ekstrim dan rencananya terhadap Yusuf sangat keji. Perlakuan mereka terhadap Yusuf, adik bungsunya ini, sangat brutal. Mereka bermaksud merusak impian masa depan anak muda ini. Bagaimana dengan mimpi Yusuf? Apakah Allah melupakan dia serta mimpi yang diberikan-Nya kepada Yusuf? Tidak! Allah justru sedang bekerja mempersiapkan hamba-Nya (Yusuf) untuk suatu tugas istimewa. Satu langkah untuk mewujudkan rencana Allah dalam mimpi Yusuf tercapai ketika Yusuf dijual ke Mesir kepada Potifar (ayat 36). Sering kita mengalami penderitaan sebagai “jembatan” untuk memenuhi rencana Allah yang indah bagi hidup kita. Oleh karena itu ucapkan syukur dan jangan menggerutu serta putus asa. Nantikanlah dengan sabar sebab Allah sedang bekerja mempersiapkan Anda masuk dalam rencana-Nya yang indah. Allah mempunyai saat yang tepat di mana kita dinilai sudah cakap menerima berkat-Nya. (DBR)

Ingat! Tidak ada rencana Allah yang gagal.