19 Apr 2008

Minggu ke 4 April


KASIH ALLAH YANG TIDAK TERBATAS

Suatu hari, aku bangun dini hari untuk menyaksikan sang surya terbit. Keindahan karya ciptaan Tuhan sungguh tak terlukiskan. Sementara aku mengaguminya, aku memuliakan Tuhan oleh karena karya-Nya yang mempesona. Sementara aku duduk di sana, aku merasakan kehadiran Allah dalam diriku.
Ia bertanya kepadaku, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Aku menjawab, "Tentu saja Tuhan! Engkaulah Allah dan Juruselamatku!" Kemudian Ia bertanya, "Seandainya engkau cacat jasmani, apakah engkau akan tetap mengasihi Aku?" Aku terpana. Aku memandangi tanganku, kakiku dan seluruh bagian tubuhku yang lain sambil memikirkan betapa banyak pekerjaan yang tidak akan dapat aku lakukan, pekerjaan-pekerjaan yang selama ini aku anggap biasa. Dan aku menjawab, "Akan sangat berat Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau."
Kemudian Tuhan berkata, "Seandainya engkau buta, apakah engkau akan tetap mengagumi ciptaan-Ku?" Bagaimana aku dapat mengagumi sesuatu tanpa dapat melihatnya? Kemudian pikiranku melayang kepada orang-orang buta di muka bumi ini dan betapa banyak di antara mereka yang mengasihi Tuhan dan mengagumi ciptaan-Nya. Jadi aku menjawab, "Sulit dibayangkan Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau.".
Kemudian Tuhan bertanya kepadaku, "Seandainya engkau tuli, apakah engkau akan tetap mendengarkan firman-Ku?" Bagaimana aku dapat mendengar jika aku tuli? Aku tersadar, mendengarkan firman Tuhan tidak hanya dengan telinga, tetapi dengan hati. Maka aku menjawab, "Akan sangat berat, Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan firman-Mu."
Kemudian Tuhan bertanya, "Seandainya engkau bisu, apakah engkau akan tetap memuliakan Nama-Ku?" Bagaimana aku dapat memuji tanpa bersuara? Lalu menjadi jelas bagiku: Tuhan menghendaki kita menyanyi dari kedalaman hati dan jiwa kita. Tidak jadi soal apakah suara kita terdengar sumbang. Dan memuliakan Tuhan tidak selalu dengan nyanyian, tetapi dengan berbuat baik kita menyampaikan pujian kepada Tuhan dengan ucapan syukur. Jadi aku menjawab, "Meskipun aku tidak dapat melantunkan nyanyian pujian, aku akan tetap memuliakan Nama-Mu." Dan Tuhan bertanya, "Apakah engkau sungguh mengasihi Aku?" Dengan tegas dan penuh keyakinan, aku menjawab lantang, "Ya Tuhan! Aku mengasihi Engkau karena Engkaulah satu-satunya Allah yang Benar." Aku pikir aku telah menjawab dengan benar, tetapi ....Tuhan bertanya, "JIKA DEMIKIAN, MENGAPA ENGKAU BERDOSA?" Aku menjawab, "Karena aku hanyalah seorang manusia yang tidak sempurna.""JIKA DEMIKIAN, MENGAPA PADA SAAT SUKA ENGKAU MENYIMPANG JAUH? MENGAPA HANYA PADA SAAT DUKA SAJA ENGKAU BERDOA DENGAN KHUSUK?" Tidak ada jawaban, hanya airmata. Tuhan melanjutkan: "Mengapa melantunkan pujian hanya di gereja dan di tempat-tempat retret? Mengapa datang kepada-Ku hanya pada saat doa? Mengapa meminta dengan demikian egois? Mengapa tidak setia?" Airmata mengalir jatuh di pipiku.
"Mengapa engkau malu akan Aku? Mengapa engkau tidak mewartakan Kabar Sukacita? Mengapa pada saat aniaya engkau berpaling kepada yang lain sementara Aku menyediakan punggung-Ku untuk memikul bebanmu? Mengapa mengajukan alasan-alasan ketika Aku memberimu kesempatan untuk melayani dalam Nama-Ku?" Aku berusaha menjawab, tetapi tidak ada jawab yang keluar.
"Engkau dikaruniai hidup. Aku menciptakan engkau, jangan sia-siakan hidupmu. Aku memberkati engkau dengan talenta-talenta untuk melayani Aku, tetapi engkau senantiasa menghindar. Aku telah menyingkapkan rahasia firman-Ku kepadamu, tetapi pengetahuanmu tidak bertambah. Aku berbicara kepadamu, tetapi telingamu tertutup rapat. Aku menunjukkan belas kasih-Ku kepadamu, tetapi matamu tidak melihat. Aku mengirimkan penolong-penolong bagimu, tetapi engkau duduk berpangku tangan sementara mereka engkau singkirkan. Aku mendengarkan doa-doamu dan Aku telah menjawab semuanya. APAKAH ENGKAU SUNGGUH MENGASIHI AKU?"
Aku tidak mampu menjawab. Bagaimana mungkin? Aku amat malu. Aku tidak punya penjelasan. Apa yang dapat aku katakan? Ketika hatiku menjerit dan airmata telah membanjir, aku berkata, "Ampuni aku, Tuhan. Aku tidak layak menjadi anak-Mu."
Tuhan menjawab, "Itu anugerah, anak-Ku."
Aku bertanya, "Jika demikian, mengapa Engkau terus-menerus mengampuni aku? Mengapa Engkau demikian mengasihi aku?"
Tuhan menjawab, "Karena engkau adalah ciptaan-Ku. Engkau adalah anak-Ku. Aku tidak akan meninggalkan engkau. Jika engkau menangis, hati-Ku hancur dan Aku akan menangis bersamamu. Jika engkau bersorak kegirangan, Aku akan tertawa bersamamu. Jika engkau putus asa, Aku akan menyemangatimu. Jika engkau jatuh, aku akan mengangkatmu. Jika engkau lelah, Aku akan menggendongmu. Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman, dan Aku akan selalu mengasihimu selamanya."
Belum pernah aku menangis sedemikian pilu sebelumnya. Bagaimana mungkin aku bersikap dingin dan beku selama ini? Bagaimana mungkin aku melukai hati-Nya dengan segala kelakuanku? Aku bertanya kepada Tuhan, "Berapa besar Engkau mengasihi aku, Tuhan?" Tuhan merentangkan kedua belah tangan-Nya, dan aku melihat tangan-Nya yang berlubang tertembus paku. Aku bersimpuh di kaki Kristus, Juruselamatku. Dan untuk pertama kalinya aku berdoa dengan segenap hati. (IR)

Senin, 21 April 2008
MENGENAL ALLAH
II Petrus 1 : 2-3
Apakah kita ingin mengenal Allah lebih dalam lagi hari ini? Bukan hanya mendengar tentang Dia atau pernah membaca tentang Dia, tetapi sungguh-sungguh ingin mengenal-Nya? Di dalam Alkitab dikatakan bahwa Tuhan itu kasih. Pada-Nya ada damai, pada-Nya ada kebenaran. Jika kita mengenal-Nya kita akan memperoleh kasih, kedamaian dan kebenaran-Nya dalam hidup kita. Sama seperti jika kita mengenal seseorang dan berada bersama dengannya, bercakap-cakap setiap hari. Kita dapat mengenal Allah juga dengan cara itu, setiap hari berada di dekat-Nya dengan membaca Alkitab dan berdoa serta melakukan kehendak-Nya. Bila Allah tinggal dalam hati kita, maka di manapun kita berada, Dia ada juga di sana. Bila kita bicara kepada-Nya, Dia mendengarkan dan menanggapi. Jika kita mulai mengenal-Nya dengan lebih dalam lagi, kita akan mengalami kedamaian, kebaikan, kekuatan dan kemenangan-Nya dalam semua segi kehidupan kita. (DBR)
Allah menciptakan kita untuk mengenal Dia.

Selasa, 22 April 2008
TUJUAN ALLAH
Kejadian 1 : 26
Ketika Allah menciptakan manusia, Ia memiliki tujuan. Allah ingin supaya manusia segambar dan serupa dengan-Nya, bukan hanya dalam hal bentuk fisik tapi memiliki sifat dan karakter seperti Allah. Inilah tujuan utama Allah menciptakan manusia. Selanjutnya Allah ingin supaya manusia berkuasa atas ciptaan Allah lainnya. Manusia sangat berharga di mata Tuhan, sampai-sampai Allah memberikan kuasa pada manusia atas ciptaan-Nya. Tetapi bila kita lihat sekarang ini, manusia tidak lagi memiliki kuasa ini. Manusia tidak berkuasa atas ciptaan-Nya tapi sekarang manusia yang dikuasai oleh ciptaan-Nya. Manusia bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang. Mereka telah diperbudak oleh uang, padahal seharusnya mereka berkuasa atas uang. Mengapa hal ini dapat terjadi? Karena manusia telah kehilangan rupa dan gambar Allah. Mereka tidak lagi segambar dan serupa dengan Allah, karena dosa manusialah yang menghancurkan citra diri Allah. Bila manusia ingin kembali berkuasa atas ciptaan-Nya maka manusia harus menemukan kembali citra diri Allah supaya mereka dapat kembali segambar dan serupa dengan Allah. (Giant)
Sudahkah kita segambar dan serupa dengan Allah?

Rabu, 23 April 2008
JADI SEPERTI BAYI YANG BARU LAHIR
I Petrus 2 : 1-3
Renungan kali ini mengajar kita untuk membuang segala jenis kejahatan (ayat 1). Untuk itu jadilah seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin air susu yang murni dan bergizi tinggi. Rasul Petrus mengajar semua orang percaya untuk menjadi seperti bayi yang baru lahir. Apa yang menjadi keunikan dari seorang bayi yang baru lahir? Dia masih polos, tidak tahu apa-apa, bahkan harus dirawat serba ekstra dengan diberi air susu yang murni, bukan makanan atau minuman yang lain. Masalahnya sulit bagi kita untuk menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang masih polos tidak tahu apa-apa. Kita menganggap sudah dewasa, sudah tahu segalanya, sehingga perkara duniapun yang salah kita halalkan dengan berbagai macam pertimbangan.
Ada kalanya anak Tuhan banyak mengalami gangguan dalam kehidupan rohaninya dan masih hidup dalam cara hidup yang lama sehingga membuat dia tidak bertumbuh. Hal ini disebabkan karena kita menganggap bahwa kita sudah dewasa rohani, sudah banyak tahu firman, sudah melayani, sudah merasa nyaman dan aman, akhirnya membuat kita gampang jatuh dalam tabiat hidup yang lama yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Melalui renungan ini, jika kita benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan, mari kita buang segala jenis kejahatan dan jadi seperti bayi yang baru lahir. (Ane)
Bayi yang baru lahir tidak punya kejahatan dalam hatinya.

Kamis, 24 April 2008
JADILAH ORANG TERPILIH
Matius 22 : 14
Tidak semua orang yang dipanggil menjadi orang yang dipilih, ada syarat-syaratnya. Musa membawa kurang lebih tiga juta orang ketika keluar dari Mesir. Tidak semua mereka masuk tanah Kanaan. Hanya sebagian dari mereka (Bilangan 32 : 11), ditambah Kaleb dan Josua. Mengapa bisa demikian? Karena mereka yang binasa tidak percaya kepada Tuhan. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan bisa menolong mereka mengalahkan raksasa yang menduduki tanah Kanaan. Mereka dipanggil untuk keluar dari Mesir, tetapi mereka tidak dipilih masuk tanah Kanaan. Jadi apa kunci untuk bisa menjadi orang yang dipilih? IMAN DAN KETAATAN. Itulah yang dilakukan Yosua dan Kaleb, mereka beriman, percaya bahwa Tuhan sanggup. Mereka telah mengatakan iman mereka sebelum mereka benar-benar menyeberang sungai Yordan, sebelum mereka berperang melawan raksasa. Mereka juga taat kepada perintah Tuhan, mereka tahu bahwa Tuhan telah menyuruh mereka untuk menguasai tanah Kanaan. Akhirnya mereka, Yosua dan Kaleb, menerima upah dari Tuhan, mereka menjadi orang-orang yang dipilih. Kita juga bisa baca dari kisah dua raja Israel, Saul dan Daud. Dua-duanya diurapi Tuhan, tetapi nasib mereka beda sekali. Kuncinya juga IMAN dan TAAT. Pilihan ada di tangan kita. Apakah kita mau jadi orang dipilih atau cukup puas menjadi orang yang dipanggil? (cubs)
Jadilah orang terpilih dan nikmati berkat berlimpah dari Tuhan.


Jumat, 25 April 2008
BERHARGA DI MATA TUHAN
Yesaya 43 : 4
Dalam perjalanan mengunjungi suatu daerah, kami melihat ada pengrajin ukiran kulit telur. Kulit telur itu terdiri dari bermacam-macam jenis: telur ayam, bebek, angsa dan burung unta. Setelah diukir, di dalam telur itu dipasang lampu, yang kalau menyala berubah warna. Kami merasa begitu terkesan dengan ukirannya. Telur yang setelah dipakai, kulitnya biasanya kita buang karena tidak berharga, menjadi indah dan mahal harganya di tangan si pengukir. Demikian juga kita sebagai manusia yang berdosa, begitu kotor. Mungkin orang lain tidak mempedulikan kita karena kekurangan dan kelemahan kita, serta seringkali direndahkan oleh orang lain. Tetapi di tangan Tuhan kita menjadi indah karena Dia mengukir kehidupan kita dalam rencanaNya yang indah. Di tangan Tuhan kita menjadi berharga karena Dia menghargai kita sebagai ciptaan-Nya yang indah. (FF)
Kita berharga di mata Tuhan, apapun keadaan kita saat ini.

Sabtu, 26 April 2008
JANGAN MENGECEWAKAN
Matius 11 : 2-6
Yohanes Pembaptis yang dipenjara menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus, apakah Ia Mesias yang ditunggu-tunggu. Yesus menyuruh mereka menceritakan kepada Yohanes apa yang mereka dengar dan lihat Yesus perbuat, dan Ia berkata, ”Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (ayat 6). Apakah Yohanes kecewa? Yohanes adalah pembuka jalan bagi Yesus, tapi setelah ia ditangkap dan dipenjara, mungkin ia menjadi ragu, apakah benar Yesus adalah Mesias? Apakah yang dapat membuat seseorang menjadi kecewa? Biasanya adalah karena keinginan atau harapan yang tidak tercapai.
Sebagai anak Tuhan, kita harus percaya bahwa Yesus tidak akan pernah mengecewakan kita. Bila keinginan atau harapan kita tidak terwujud, mari kita introspeksi, mungkin keinginan kita itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, atau belum waktu-Nya Tuhan. Jangan kita menjadi kecewa dan meninggalkan Tuhan. Kita harus percaya bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik bagi anak-Nya. Tapi sebagai anak Tuhan, pernahkah kita sadari bahwa kita bisa membuat orang lain kecewa dan menolak Tuhan? Banyak orang dunia menaruh harapan terlalu tinggi terhadap anak Tuhan sehingga mereka kecewa. Berapa banyak orang yang belum mengenal Tuhan tidak mau menerima Yesus karena kecewa melihat hidup mereka yang menyebut diri sebagai ”anak Tuhan”? Seharusnya anak Tuhan menjadi saksi yang membawa orang datang kepada Yesus, dan bukan membuat orang menolak Yesus. Oleh sebab itu mari kita berhati-hati dengan hidup kita, jadilah saksi bagi Yesus. (Ginny)
Kekecewaan bisa memahitkan hati orang. Berhati-hatilah!

Minggu, 27 April 2008
KEKUATAN DARI SEBUAH KETAATAN
Yesaya 1 : 19
Adakah sesuatu dalam hidupmu yang engkau tahu Allah minta engkau melakukannya tetapi belum dilakukan? Mungkin Ia minta padamu untuk melepaskan suatu kebiasaan yang jelek? Atau suatu hubungan yang tidak sehat? Atau mungkin Ia minta engkau membuat suatu perjanjian yang belum sempat kau lakukan? Engkau takkan mengerti mengapa itu semua perlu dilakukan? Ketahuilah, Tuhan menginginkan yang terbaik bagimu. Ia ingin mencurahkan berkat-Nya atasmu, tetapi engkau dan Dia perlu bekerja sama. Bukalah hatimu dan bersedia untuk taat. Minta pada-Nya untuk memberitahu bagaimana cara mengatur hidup agar menyenangkan hati-Nya. Jika engkau memilih untuk menjadi taat dalam setiap segi hidupmu, engkau akan mengalami kebaikan Allah dan hidup berkelimpahan menurut janji-janji-Nya. (DBR)
Kekuatan dari sebuah ketaatan terletak pada pengharapan akan janji-Nya.

13 Apr 2008

MINGGU KE 3


BELAJAR DARI KISAH YUSUF DAN POTIFAR
(Kejadian 39 : 1-23)



Yusuf dibeli oleh Potifar dan dibawa ke rumahnya sebagai budak, tetapi Tuhan menyertai Yusuf dan membuatnya berhasil dalam segala yang dikerjakannya. Ketika Potifar melihat bahwa Yusuf disertai oleh Tuhan, ia lalu memberi kuasa atas rumah dan segala miliknya kepada Yusuf. Tuhan memberkati rumah Potifar oleh karena Yusuf. Tetapi kemudian Yusuf difitnah oleh istri Potifar sehingga dimasukkan ke dalam penjara.
Sebagai seorang tuan/majikan yang telah melihat hasil kerja Yusuf dan tahu bahwa Tuhan menyertainya, seharusnya Potifar mempercayai ”kredibilitas” Yusuf dan tidak mudah termakan oleh hasutan istrinya. Tetapi emosi/amarah yang menguasainya membuat Potifar tidak bisa berpikir dengan bijaksana sehingga langsung mengambil tindakan. Alkitab kemudian tidak menceritakan tentang Potifar lagi, tapi setelah beberapa tahun kemudian Yusuf diangkat menjadi raja muda di Mesir, kira-kira bagaimana reaksi Potifar? Malu? Menyesal? Apa yang bisa kita pelajari dari Potifar? Sebagai anak Tuhan, bila kita menjadi atasan/majikan, kita harus bijaksana dan jangan mudah termakan oleh hasutan. Di zaman sekarang di mana orang berlomba-lomba untuk mencari posisi penting, memfitnah untuk menjatuhkan sesama sudah menjadi hal biasa. Karena itu bila kita mendengar cerita tentang seorang bawahan/karyawan, selidikilah dahulu kebenarannya, jangan langsung ambil tindakan dengan memecat/memberhentikannya. Pertimbangkan juga riwayat kerjanya selama ini, karena tidak mudah untuk mencari orang yang bisa kita percaya/andalkan. Bila ternyata apa yang kita dengar tidak benar dan kita salah memecat karyawan yang baik, sayang sekali bukan?
Bila kita menjadi bawahan/karyawan yang mengalami seperti Yusuf, difitnah oleh rekan kerja kita, janganlah marah atau sakit hati, mari belajar seperti Yusuf. Yusuf adalah seorang yang lembut hati, ia tidak melawan, tidak marah, tidak memberontak, tidak mengamuk saat difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara. Yusuf tidak membela dirinya, tetapi Tuhan menunjukkan pembelaan-Nya kepada Yusuf (ayat 21). Bila hidup kita benar di hadapan Tuhan, Tuhan akan menjadi Pembela kita. Pada waktunya, Tuhan akan mengangkat kita. Pemazmur berkata, ”Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.” (Mazmur 37 : 5-7, 9). Amin! (LH)

Senin, 14 April 2008
MENUJU KE TINGKAT YANG LEBIH TINGGI
Markus 10 : 46-52
Seorang anak kecil akan bertumbuh semakin hari semakin besar, dengan tingkat intelektual yang semakin berkembang. Tapi jika seorang anak kecil tidak mengalami pertumbuhan baik secara fisik maupun mental, maka sang orangtuapun pasti sangat kuatir akan keberadaannya. Demikian pula dengan kita sebagai anak-anak Allah, kitapun harus memiliki tingkat pertumbuhan rohani yang semakin baik.
Miliki kerinduan untuk berubah (ayat 47-48).
Kerinduan inilah yang memacu kita untuk hidup semakin hari semakin berkenan kepada Allah.
Meninggalkan hidup yang lama (ayat 50).
Kerinduan untuk berubah tanpa disertai tindakan adalah sia-sia. Kita perlu bertindak untuk mencapai kehidupan yang berkenan kepada Allah. Mari tinggalkan kehidupan yang lama, jangan terikat, dan melangkahlah dalam kehendak Tuhan.
Membuka diri untuk Yesus (ayat 51b).
Biarkan Yesus bekerja membersihkan kehidupan kita. Mintalah hati yang rela untuk dibersihkan supaya setiap rencana Allah terjadi dalam kehidupan kita.
Menjadi seperti Yesus (ayat 52).
Inilah tujuan hidup kita, menjadi seperti Yesus. Memiliki karakter dan pribadi Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Bukanlah hal yang mudah tapi perlu latihan setiap hari sampai kita bisa segambar dan serupa dengan Yesus. (Maria)
Sesuatu yang bertumbuh pasti meninggi.

Selasa, 15 April 2008
SESUATU YANG BARU
Yesaya 43 : 19a
Dapatkah kita melihat “sesuatu yang baru” yang Tuhan akan lakukan dalam hidup kita? Kadangkala kita dapat melihat tangan Tuhan bekerja, kadangkala awan gelap menutupi pandangan kita. Tidak masalah di mana kita sedang berada hari ini, arahkan pandangan kita pada apa yang Tuhan sedang kerjakan. Kita dapat percaya pada-Nya karena Ia setia. Rancangan-Nya adalah memberi kita harapan untuk masa depan. Rancangan-Nya adalah membuat sesuatu yang baru dalam hidup kita. Alkitab mencatat bahwa yang menyenangkan hati Tuhan adalah jika kita mengikuti kehendak-Nya. Mintalah kepada-Nya untuk memperlihatkan rencana-Nya hari ini. Jika kita melepaskan pemikiran akan masalah dan membuka hati untuk apa yang Tuhan sudah lakukan untuk kita, kita akan maju menerima kemenangan dan meraih “sesuatu yang baru” yang sudah disediakan Tuhan bagi kita. (DBR)
Allah selalu memberi sesuatu yang baru bila kita mau menerima-Nya.

Rabu, 16 April 2008
MEMBERI DARI KEKURANGAN
Lukas 21 : 1-4
Ada satu hal yang menarik dari bacaan hari ini. Tuhan Yesus mempunyai pandangan yang berbeda mengenai banyaknya jumlah pemberian. Seringkali manusia mengukur banyak sedikitnya pemberian dari besar kecilnya harga sesuatu yang ia berikan. Tetapi pandangan ini tidak sama dengan pandangan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berkata saat kita memberi dari kekurangan kita meskipun jumlahnya sedikit, di hadapan Tuhan pemberian kita itu sangat banyak. Seperti janda miskin ini, meskipun ia hanya memberi dua peser, tetapi di hadapan Tuhan ia memberi lebih banyak dari pada orang kaya yang memberi banyak dari kelimpahannya. Memang lebih susah ketika dalam kekurangan kita harus memberi dibanding dengan saat kita dalam kelimpahan. Intinya bukan banyak atau sedikit kita memberi tetapi ketulusan hati kita. Janda ini memberi dengan tulus hati, hal ini dapat kita lihat ketika ia memberikan semua hartanya kepada Tuhan meskipun ia sangat membutuhkan uang itu. Hati seperti inilah yang harus kita punya, saat kita hendak mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Kita harus memiliki hati yang rela dan tulus, maka persembahan kita akan berkenan di hadapan-Nya dan sangat berharga di mata-Nya. (Giant)
Ketulusan hati kita akan menyempurnakan persembahan kita.


Kamis, 17 April 2008
TANAMKAN BENIH KEBENARAN ALLAH
Yesaya 32 : 17
Benih yang baik akan menghasilkan pohon yang baik. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan dapat dinikmati oleh siapa saja yang memakannya. Pohon yang rindang akan memberi kesejukan dan keteduhan dan menjadi tempat burung-burung membangun sarang. Semuanya ini berawal dari satu benih yang kualitasnya baik. Nabi Yesaya dalam renungan kali ini menulis tentang kebenaran, bahwa di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran adalah ketenteraman dan ketenangan untuk selama-lamanya. Dapat dikatakan bahwa kebenaran di sini bagaikan benih yang tumbuh dan menghasilkan. Berarti dalam pertumbuhan ada kehidupan. Luar biasa berkat Tuhan di ayat ini. Dikatakan bahwa di mana ada kebenaran akan tumbuh damai sejahtera, sebaliknya tidak ada kebenaran tidak ada damai sejahtera. Jadi kebenaran adalan fondasi atau dasar yang harus kita tanam dalam kehidupan kita. Kebenaran yang dimaksud di sini tentunya adalah kebenaran Allah bukan kebenaran manusia atau duniawi. Karena kebenaran dunia akan menghasilkan kekacauan, sehingga tidak heran sekarang banyak terjadi kekacauan di segala bidang, bahkan di lingkungan gereja atau pelayanan, karena yang tumbuh adalah kebenaran manusia yang hanya mementingkan diri sendiri, atau menganggap diri lebih dari orang lain. Sebagai anak Tuhan, tanamkan benih kebenaran Allah yang nampak melalui buah Roh dalam sikap hidup dan ucapan, maka kehidupan kita akan dinikmati oleh orang lain dan mereka akan diberkati. Akibat kebenaran adalah damai sejahtera, ketenangan dan ketenteraman selama-lamanya bagi diri sendiri dan sesama. (Ane)
Pohon dilihat dari buahnya. Kebenaran Allah dan dunia jelas beda!

Jumat, 18 April 2008
SEBENTAR LAGI
Yesaya 56 : 1
Banyak orang yakin bahwa sebentar lagi Yesus akan datang kembali, tanda-tandanya sudah jelas. Firman Tuhan berkata, kedatangan Yesus kedua kali didahului oleh bencana di mana-mana, perang, kesulitan untuk bertahan hidup, pengkhianatan satu sama lain, egoisme yang meninggi, itu semua sudah terjadi. Jadi apa yang harus kita lakukan? Firman hari ini jelas sekali berkata, “…taatilah hukum dan tegakkan keadilan…”. Wow, perintah yang mahal sekali harganya! Lebih gampang menjumpai orang-orang yang tidak taat hukum dari pada yang taat hari-hari ini. Contoh yang kecil saja, lampu merah di jalan. Begitu juga yang namanya keadilan, segala sesuatu sudah begitu terputar balik, tidak jelas lagi mana yang benar, mana yang salah, bagaimana mau tegak? Sebagai orang Kristen, bila kita juga belum taat kepada hukum dan menegakkan keadilan, sadarlah bahwa sebentar lagi Tuhan Yesus datang dan membawa keselamatan. Mulailah taat hukum dan menegakkan keadilan dari diri sendiri, jangan tunggu orang lain. Ingat! Sebentar lagi… (cubs)
Sebentar berarti tidak lama lagi. Jangan sampai ketinggalan dan tidak selamat!

Sabtu, 19 April 2008
DIINDAHKAN TUHAN
Mazmur 8 : 4-5
Beberapa waktu yang lalu kami pergi ke daerah Utara Cina. Sebelum pergi kami mendengar ada badai salju dan cuaca yang kurang bersahabat. Tadinya kami merencanakan untuk batal karena banyak yang menyarankan demikian, tetapi biro perjalanan mengatakan tidak dapat dibatalkan. Kami berdoa dan berserah kepada Tuhan, kalau ini adalah rencana-Nya pasti Tuhan beri jalan keluar. Ketika kami akhirnya pergi ke sana cuaca masih dingin, air di danau menjadi es. Menurut tour guide cuaca waktu kami ke sana selama 4 hari lebih hangat dari beberapa hari sebelumnya. Salju ternyata turun di Selatan, daerah di mana belum pernah terjadi salju turun. Bagi kami itu merupakan campur tangan Tuhan dengan memindahkan salju supaya kami bisa menikmati perjalanan kami. (FF)
Tuhan selalu mengindahkan ciptaan-Nya.

Minggu, 20 April 2008
HANYA KASIH KARUNIA
I Korintus 15 : 8-11
Rasul Paulus, seorang rasul yang besar, sadar bahwa segala yang diperolehnya adalah ”kasih karunia”. Keselamatan yang ia peroleh dalam Yesus adalah kasih karunia. Karunia yang ia dapatkan adalah kasih karunia. Ia bekerja lebih keras dari semua rasul karena kesadaran akan dirinya yang dahulu adalah penganiaya jemaat Tuhan; tetapi bila ia dapat melayani Tuhan, iapun sadar bahwa itu adalah kasih karunia (ayat 10). Sayang, sekarang ini banyak orang yang seringkali tidak sadar akan hal itu. Mereka bangga dengan talenta/karunia yang mereka miliki, dan menjadi sombong bila telah bisa melayani Tuhan dengan bermain musik, menjadi pemimpin pujian, berkhotbah, atau memiliki karunia yang ’besar’. Apalagi dengan pujian dan sanjungan yang mereka terima, mereka jadi merasa diri hebat dan lupa bahwa semua itu adalah ”kasih karunia”.
Kita harus sadar bahwa talenta/karunia yang kita terima adalah dari Tuhan. Tuhan memberikannya kepada kita untuk melayani Dia, bukan untuk menyombongkan diri. Yesus berkata, ”Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15 : 5). Tanpa Tuhan kita tidak akan bisa berbuat apapun. Karena itu jangan mengandalkan kemampuan atau kepintaran kita, tetapi bersandarlah kepada Tuhan saja. Dan ingatlah selalu, apapun yang kita lakukan, itu adalah ”kasih karunia”. (Ginny)
Dengan mengingat kasih karunia Tuhan, kita akan menjadi rendah hati.