21 Dec 2008

Minggu ke 4 Desember 2008


Shalom teman
Suratmu sudah kuterima, dan yang sangat menyenangkan adalah dapat bernostalgia dengan kiriman foto-foto kita berdua yang lama, yang kita buat waktu liburan bersama di negeri Belanda. Sudah berapa tahun yang lalu? Saya sudah tidak ingat lagi mengenai foto-foto yang kau kirim karena saya tidak punya itu. Terima kasih. Apa kau tidak merasa lucu dan menggelikan melihat foto-foto itu? Terutama di mana kita sedang berhenti di sebuah taman dalam perjalanan kita keluar dari desa kecil (Dorp: dalam bahasa Belanda) yang jual buah cherry hitam (zwarte bessen) kesukaan kita berdua. Kita sengaja membuat putaran yang jauh untuk sampai di desa itu, hanya untuk dapat buah cherry hitam, yang memang banyak terdapat di sana dan lagi musimnya. Pada saat itu kita sungguh senang karena keinginan kita terkabul untuk makan cherry hitam yang tidak ada di negeri kita. Yang ada, dijual dalam kaleng, yang tentunya sudah tidak segar lagi. Tetapi pada saat kita memperolehnya, segar, baru dipetik dan matang pohon. Penjualnya memakai dandanan baju petani (boerin) yang lazim dipakai di desa itu sejak zaman dulu, baju panjang yang lebar dan topi berenda, lengkap memakai sepatu “klompen” (sepatu dari kayu yang dilukis bunga-bunga). Saya merasa yang paling lucu adalah kita berfoto sedang makan cherry hitam yang membuat bibir, mulut, gigi, lidah kita menjadi hitam, sungguh menggelikan. Warna hitam sekitar mulut baru hilang ketika sampai di rumah, di mana ada kesempatan untuk membersihkannya dengan seksama, tetapi juga masih memakan waktu lama. Saran orang, lebih baik tutup mulut sementara, karena melihat mulut yang hitam sampai di dalam menakutkan. Saya lalu berpikir, yang membuat mulut kita “hitam” kali ini sesuatu yang dari luar yang kita makan, yang sesudahnya sulit dihilangkan. Bagaimana jika sesuatu yang dari dalam membuat mulut kita hitam. Firman Tuhan berkata, “Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.” (Matius 15 : 18). Ini yang menjadikan mulut kita “hitam”. Lebih baik kita ikuti nasihat Rasul Paulus di Efesus 4 : 29-32. Firman mengajar kita untuk selalu menjaga mulut kita, jangan sampai keluar dari mulut kita kata-kata kotor, menyedihkan dan menyakitkan sesama. Seperti kita makan cherry hitam, meninggalkan bekas yang susah untuk dihilangkan dan orang akan mengingatnya sampai lama, mungkin dengan sakit hati dan kesedihan. Lebih baik kita mengeluarkan kata-kata yang menghibur atau memuji. Allah senang kita mengeluarkan kata-kata yang baik dan manis untuk sesama. Bagaimana jika pada hari-hari menjelang Natal kita mengatur tutur kata, penampilan kita di depan orang lain? Mengatakan kata-kata yang menyenangkan dan menghibur, terutama jika kita mengunjungi sesama yang dalam keadaan susah. Orang akan melihat penampilan dan tutur kata yang menyenangkan, penuh empati dan kasih, itu akan menghibur mereka. Bahwa kita harus ikut prihatin akan kesusahan orang lain kita sudah tahu, tetapi ditambah dengan tutur kata dan penampilan bersahaja kita yang baik, seperti Tuhan inginkan dari kita, memperoleh nilai plus dari Tuhan Allah dan sesama kita. Biarlah ini menjadi tekad kita pada hari Natal dan seterusnya.
Marilah kita berdoa, “Bapa kami yang ada di dalam sorga, terima kasih Engkau selalu memberi kami peringatan melalui saat-saat sekecil apapun, tentang apa yang Engkau kehendaki kami perbuat. Berilah kiranya selalu kepekaan pada kami untuk mengerti kehendak-Mu, juga apa yang akan dilakukan pada hari Natal dan tahun baru. Kami mau memuliakan nama-Mu saja. Puji syukur terima kasih atas kebaikan-Mu. Demi nama Yesus. Amin.”
Sekian suratku. Semoga hari-hari mendatang sungguh menyenangkan dan penuh sukacita bila keluarga berkumpul nanti. Tuhan memberkatimu sekeluarga. SELAMAT NATAL DAN DAMAI SEJAHTERA, YANG DIBERIKAN YESUS PADA DUNIA.
Salam,
Debora

SENIN , 22 Desember 2008
TUHAN TIDAK PEDULI PADAKU LAGI?
Roma 8 : 28
Suatu hari seorang teman bercerita kepada saya bahwa teman anaknya yang baru SMP kelas 3 meninggal karena kecelakaan ketika mengendarai motor dengan mengebut. Teman saya menyalahkan orang tua anak itu yang membelikan motor baru bagi anaknya, karena anak itu tidak tahu bahaya mengancam di jalan. Sebenarnya orang tua anak itu cuma memenuhi permintaan anaknya, dia mengasihi anaknya, tapi tanpa mempertimbangkan kalau memberikan motor bagi anak di bawah umur, justru membahayakan jiwa anak itu. Seringkali dalam hidup kita, kita meminta sesuatu dari Tuhan, Tuhan menjawab, ‘Tunggu dulu, anak-Ku, sampai tiba waktunya.’ atau Tuhan bilang. ‘Tidak.’. Pada waktu menerima jawaban dari Tuhan sering kita marah kepada-Nya, kenapa Tuhan tidak mau menjawab doa kita? Tuhan lebih mengerti kita dari pada kita sendiri. Dia tahu kalau Dia memberikan sesuatu, hal itu akan berbahaya buat kita, atau menjauhkan kita dari-Nya. Bukan Tuhan tidak mengasihi kita, Dia mengasihi kita dengan kasih-Nya yang tidak bersyarat. Kalau Dia tidak memberikan apa yang kita inginkan, itu karena kasih-Nya bagi kita. ”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (FF)
Tuhan tidak pernah berubah, Dia selalu peduli pada setiap anak-Nya.
SELASA, 23 Desember 2008
DURI DALAM DAGING II
Korintus 12 : 1-10
Rasul Paulus adalah seorang yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Dengan karunia-karunia yang dahsyat, penyataan-penyataan yang hebat dari Tuhan, semuanya dapat membuat ia jadi sombong/bermegah. Oleh sebab itu ia diberi suatu ”duri di dalam daging” agar ia tidak meninggikan diri. Rasul Paulus berkata bahwa sudah tiga kali ia berseru kepada Tuhan agar ia dilepaskan, tetapi jawaban Tuhan, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (ayat 9).
Mungkin kita juga merasakan seperti Rasul Paulus. Kita rindu untuk lebih lagi berbuat sesuatu bagi Tuhan, untuk lebih giat lagi dalam melayani Dia, tetapi ternyata ada hal-hal yang menghambat diri kita, atau beban yang mengikat kita yang membuat kita tidak ”bebas”; entah itu berupa penyakit/kelemahan fisik, keluarga (orangtua, suami atau anak yang menuntut perhatian ekstra dari kita), atau kekurangan/ketidakmampuan kita. Jangan kecewa karena Tuhan mengijinkan semua itu ada agar kita tidak menjadi sombong, tetapi supaya kita tetap bergantung kepada Tuhan.
Dalam suratnya yang lain, Rasul Paulus menulis, ”Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (II Korintus 4 : 7). Sebagai bejana tanah liat, kita rapuh dan mudah sekali hancur, kita tidak ada apa-apanya; kekuatan dan kemampuan kita berasal dari Tuhan. Mari selalu ingat agar kita tetap merendahkan diri dan bergantung kepada Tuhan. (Ginny)
Tuhan memberikan ”duri” justru karena Ia mengasihi kita.
RABU, 24 Desember 2008
MENJADI SERUPA DENGAN KRISTUS
Filipi 2 : 5
Teman kami di kantor pandai sekali meniru cara berjalan pimpinan kami. Waktu itu teman-teman sedang bercanda di dalam ruangan. Tiba-tiba mereka berhenti tertawa dan suasana menjadi hening, ternyata mereka tertipu oleh teman kami yang pintar meniru pimpinan kami itu. Kita sebagai murid Kristus, seharusnya juga serupa dengan Kristus. Sehingga setiap orang yang melihat kita, melihat Kristus dalam kita. Hidup kita mencerminkan Dia, cara bicara, cara berpikir, cara hidup, serupa dengan Dia. (FF)
Murid sejati akan serupa dengan gurunya.
KAMIS, 25 Desember 2008
RENUNGAN NATAL
Bulan ini adalah bulan Desember, bulan yang dinantikan oleh setiap orang Kristen di seluruh dunia. Bulan ini merupakan bulan yang spesial karena seluruh umat Tuhan merayakan Natal. Bila kita ingat waktu masih kecil, maka kita akan teringat bagaimana bahagianya kita menyambut hari Natal ini. Yang ada dalam pikiran kita adalah kita akan mendapat kado dari orang tua kita/gereja. Di bulan ini pula banyak orang Kristen yang sudah tidak pernah ke gereja akan ke gereja lagi, biasanya orang seperti itu disebut KrisTal (Kristen Natal). Ada suatu penghargaan yang begitu besar akan hari Natal ini, karena kita memperingati kelahiran Yesus Tuhan kita. Sebagai orang Kristen yang dewasa hendaknya kita memiliki pengertian yang lebih dari pada itu. Kita jangan memaknai Natal hanya sebagai peringatan kelahiran Tuhan Yesus sebagai penyelamat manusia, tetapi biarlah kita jadikan Natal ini sebagai pengingat akan kedatangan-Nya yang kedua sebagai Sang Hakim yang Adil. Bila kita memaknai Natal hanya sebatas memperingati kelahiran Yesus sebagai penyelamat maka kita bersantai-santai saja. Tetapi bila kita memaknai Natal sebagai pengingat kedatangan-Nya yang kedua maka kita akan menyiapkan diri kita sebaik mungkin agar saat Kristus datang, Ia berkenan atas hidup kita. Biarlah Natal tahun ini membuat kita semakin mempersiapkan diri untuk meyongsong kedatangan-Nya. (Giant)
Sudah dekat waktunya Yesus datang lagi.
JUMAT, 26 Desember 2008
PENGAMPUNAN MEMBEBASKAN
Lukas 6 : 37
Di kantor ada seorang teman yang sering menyakiti saya dengan kata-kata dan perbuatannya yang menyakitkan hati. Saya harus sering bertemu dan berhubungan dengan orang ini karena tugas kami yang berkaitan. Sampai rasanya saya tidak tahan lagi, karena setiap saat saya sudah mengampuni, dia menyakiti saya lagi. Saya membaca sebuah buku. Di buku itu dikatakan kalau ‘mengampuni adalah sebuah pilihan’, dan kita mengampuni karena Tuhan terlebih dulu mengampuni kita. Saya mau taat pada firman Tuhan, lalu saya berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, tolong saya melihat seperti Engkau memandang dia (teman saya yang menyakiti saya itu). Saya mengampuni dia dan memberkati dia. Dalam nama Yesus. Amin.”. Tuhan merubah cara pandang saya terhadap teman saya itu sehingga ketika saya bertemu dengan dia, saya tidak mempunyai perasaan sakit hati lagi; tetapi seperti Tuhan memandang dia dengan kasih, saya pun memandang dia dengan cara pandang Tuhan. “Ampunilah, dan kamu akan diampuni.. ”. (FF)
Ketika kita mengampuni, kita akan mengalami kelegaan.
SABTU , 27 Desember 2008
KERENDAHAN HATI
MAZMUR 25 : 9
Dewasa ini sangatlah jarang kita temukan seseorang yang memiliki kerendahan hati, terlebih bagi orang-orang yang hidup di kota-kota besar. Kita harus akui, menjalani hidup di kota besar tentu sangat berbeda dengan tinggal di daerah pedesaan. Di kota besar persaingan hidup sangat ketat. Kondisi inilah yang membuat setiap individu cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak mengindahkan orang lain. Setiap orang lebih terpacu untuk menunjukkan kelebihan masing-masing, yang pada akhirnya mengarah pada sikap tinggi hati.
Tinggi hati adalah lawan dari rendah hati. Rendah hati adalah suatu sikap yang tidak menganggap diri sendiri lebih penting dari orang lain. Sikap inilah yang harus dimiliki oleh setiap anak-anak Tuhan, karena “… orang yang rendah hati dikasihi-Nya” (Amsal 3 : 34). Sikap rendah hati seseorang akan terlihat melalui sikap yang ditunjukkan terhadap sesamanya. Orang yang memiliki kerendahan hati akan menyadari bahwa orang lain itu sama pentingnya dengan dirinya. Seperti tertulis, “…hendaklah dengan rendah hati seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri, dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2 : 3-4).
Orang yang rendah hati tidak pernah memuji dirinya sendiri, justru pujian akan datang dari mulut orang lain karena orang lainlah yang menilai sikap kita selama ini. Jadi pujian itu tidak perlu dicari-cari. Dengan sangat jelas firman-Nya berkata bahwa, ”Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian,” (Amsal 29 : 23). Orang yang rendah hati juga sangat terbuka dengan kritik atau saran dari orang lain. Dengan demikian bila ia membuat kesalahan, maka dengan jiwa besar ia akan meminta maaf pada orang lain. Oleh karenanya kita harus dapat menjaga sikap kita di manapun berada. Ingat! Kita hidup di dunia ini mengemban tugas yang sangat berat yaitu menjadi terang bagi orang lain. Bagaimana bisa menjadi terang bagi orang lain, kalau kita tidak memiliki kerendahan hati? (DBR)
Jadilah orang yang rendah hati supaya berkenan kepada Tuhan.
MINGGU, 28 Desember 2008
AKHIR TAHUN
Ulangan 11 : 12
Beberapa hari lagi tahun 2008 akan berakhir dengan membawa segala kenangan baik dan buruk bagi setiap orang. Kita tahu bahwa selama beberapa bulan terakhir, banyak sekali kejadian yang terjadi di seluruh dunia. Krisis finansial yang terjadi secara merata di seluruh dunia, terpilihnya senator Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat, suatu hal yang tidak terduga, dan sebagainya. Di Indonesia, memasuki tahun 2009 berarti kita menyongsong pemilu dan lain-lain lagi. Mari kita renungkan apa yang telah terjadi selama tahun 2008 ini. Apa yang baik kita ambil, kita pegang. Apa yang buruk kita buang, segala iri hati, sakit hati dan sebagainya, jangan diingat-ingat lagi. Mari pada akhir tahun ini kita melepaskan semua pengampunan dan minta ampun atas segala pikiran, perasaan dan perbuatan kita yang telah menyakiti orang lain. Akhir tahun adalah waktu terbaik untuk terlebih lagi mensyukuri anugerah dan pemeliharaan-Nya yang telah diberikan sepanjang tahun, dari awal sampai akhir. (cubs)
Akhir tahun adalah waktu untuk menutup buku dan membersihkan diri.

14 Dec 2008

Minggu ke 3 Desember

TUHAN MEMBUKA PINTU
Tuhan adalah Tuhan yang ’membuka pintu’ bagi anak-anak-Nya. Firman Tuhan berkata, ”Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (Wahyu 3 : 8). Kunci untuk Tuhan membuka pintu bagi kita adalah ketaatan akan firman Tuhan.
Ada 3 pintu yang akan Tuhan buka bagi kita yang menuruti firman Tuhan :
1.Pintu berkat.
Tuhan akan memberkati anak-anak-Nya, ini adalah janji Tuhan. Yesus berkata, ”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15 : 7). Yesus berkata, ’Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu’, jadi kita harus melakukan lebih dulu firman Tuhan. Seringkali kita hanya suka bagian ayat ’mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya’ tanpa mau melakukan bagian depannya. Itu salah! Tuhan pasti akan memberkati kita jika kita telah melakukan bagian kita. Banyak orang mengidentikkan ’berkat’ yang Tuhan berikan dengan berkat jasmani sehingga bila seseorang belum kaya, belum sukses, artinya belum diberkati. Betapa kelirunya pemikiran seperti itu. Berkat Tuhan tidak hanya sebatas berkat jasmani, tetapi juga berkat rohani (Efesus 1 : 3) seperti: iman, sukacita, damai sejahtera. Ini adalah berkat yang Tuhan berikan kepada anak-anak-Nya.
2.Pintu kesempatan.
Dalam hidup ini, Tuhan seringkali membuka pintu kesempatan bagi kita, tetapi sayang kita sering tidak menyadarinya sehingga terlewat begitu saja. Misalnya: Tuhan membuka kesempatan bagi kita untuk bersaksi, berbuat baik dan menolong orang, tetapi karena kita tidak ’peka’ (karena malu, malas, segan), kita biarkan kesempatan itu berlalu. Atau Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk mengampuni dan memulihkan hubungan dengan orang yang telah menyakiti hati kita, tetapi karena gengsi dan kesombongan yang menghambat, kita lepaskan kesempatan itu. Mari
kita belajar agar kesempatan-kesempatan berharga yang Tuhan buka bagi kita tidak kita sia-siakan begitu saja.
3.Pintu anugerah.
Di zaman Perjanjian Lama, keselamatan hanya untuk bangsa Israel. Tetapi kemudian Yesus datang dan membuka ’pintu anugerah’ bagi bangsa-bangsa lain. Dalam Yohanes 10 : 9 Yesus berkata, ”Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”. Selama pintu anugerah masih terbuka, tidak ada yang dapat menghalangi orang datang kepada Yesus. Pintu anugerah juga terbuka bagi kita saat kita jatuh ke dalam dosa. Yohanes menulis, ”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (I Yohanes 1 : 9). Tetapi kitapun harus ingat bahwa pintu anugerah tidak selamanya terbuka, ada saatnya pintu itu akan tertutup. Firman Tuhan berkata, ”...apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” (Wahyu 3 : 7b). Sama seperti ketika di zaman Nuh, setelah Nuh dan keluarganya masuk ke dalam bahtera, Tuhan menutup pintu di belakang Nuh (Kejadian 7 : 16b). Dan jika Tuhan telah menutup pintu, tidak ada yang dapat membukanya. Dalam Injil Lukas tertulis, ”Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: ’Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?’ Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: ’Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang.’” (Lukas 13 : 23-25). Oleh karena itu kita harus berhati-hati, jangan mempermainkan anugerah Tuhan! Saat ini pintu masih terbuka lebar untuk kita masuk, jangan sampai terlambat! (LH)

SENIN, 15 Desember 2008
DOSA YANG MENGINTIP
Ibrani 13 : 5
Anjing kami Pluto senang sekali keluar rumah menyeberang jalan dan mencari pohon untuk buang air kecil di bawahnya. Rumah kami terletak di pinggir jalan raya dan banyak kendaraan lalu lalang, ramai sekali. Pernah sekali Pluto menyeberang jalan dan tertabrak motor, salah satu kaki depannya terluka. Sejak itu dia kapok. Tetapi seiring dengan waktu berlalu, Pluto lupa. Setiap ada kesempatan, atau ada celah, pintu terbuka, dia lari menyeberang jalan. Sering kami berteriak memanggil namanya, tetapi dia tidak menghiraukan kami. Kami tidak ingin Pluto terluka, karena kami menyayangi dia. Begitu juga kita, kita cenderung untuk berbuat dosa. Seperti dalam Kejadian 4 : 7, “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." Ketika kita keluar dari rencana Allah bagi hidup kita, suara-Nya memanggil kita kembali, tetapi kita sedang asyik berada di luar sana. Dia begitu mengasihi kita, Tuhan tidak ingin kita terluka, Dia terus memanggil nama kita, Dia katakan, ”Engkau berharga di mataku dan mulia dan Aku mengasihi engkau.” Sampai akhirnya kita mendengar suara-Nya, merendahkan diri, mencari wajah-Nya, berbalik dari jalan kita yang jahat dan Tuhan memeluk kita dengan kasih-Nya. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (FF)
Berjaga-jaga dan waspada senantiasa, jangan pernah membuka celah untuk dosa.
SELASA, 16 Desember 2008
PERCAYA DENGAN HATI
Roma 10 : 8-11
Banyak orang dengan mudah mengatakan percaya kepada Tuhan, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Firman Tuhan hari ini mengatakan. ”Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” (ayat 10). Apa buktinya kalau kita percaya dengan hati? Kita menjadikan Tuhan penguasa atas hidup kita! Tidak ada artinya kita berkata percaya tetapi tidak membiarkan Tuhan memiliki hidup kita. Yakobus berkata bahwa setan juga percaya bahkan gemetar (Yakobus 2 : 19), tapi setan tidak tunduk kepada Tuhan. Iman harus kita buktikan dengan penyerahan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, dengan taat kepada perintah-perintah-Nya yaitu firman Tuhan, dan membiarkan Tuhan berdaulat atas hidup kita. (Ginny)
Jangan cuma asal bilang percaya. Buktikan imanmu!
RABU, 17 Desember 2008
SYUKURKU BAGI-MU TUHAN
Mazmur 104 : 33-34
Mazmur 104 : 33-34 ini merupakan ungkapan hati sang pemazmur atas kebesaran Tuhan. Ia menyadari kemahabesaran Tuhan, sehingga ia ingin senantiasa bernyanyi dan bermazmur kapada Tuhan dalam hidupnya. Pemazmur ingin bersyukur kepada Tuhan atas perbuatannya yang dahsyat melalui pujian dan mazmurnya. Ia sadar bahwa selama masih hidup ia harus senantiasa bernyanyi dan bermazmur bagi Allah. Tanpa Tuhan maka manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Tuhan telah memberikan semua yang terbaik bagi kita, jadi pujian dan mazmur kita merupakan ungkapan syukur kita kepada Tuhan. Tuhan senang mendengar setiap pujian dan mazmur yang keluar dari dalam hati kita. (Giant)
Nyatakanlah syukur melalui pujian dan mazmur kita.
KAMIS, 18 Desember 2008
WAKTU-NYA SUDAH DEKAT
I Tesalonika 5 : 1-3
Ketika Yesus naik ke sorga dan murid-murid-Nya masih terpana dengan kenaikan-Nya itu, malaikat turun dan berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.". Jadi Yesus pasti akan datang lagi ke dunia ini dan seperti yang dikatakan dalam bacaan hari ini, memang kedatangan Tuhan kali kedua akan seperti pencuri. Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu persis kapan Yesus akan datang. Seperti yang dikatakan dalam kitab Yesaya, “…Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu." (Yesaya 42 : 9). Sekarang ini Tuhan sedang memberikan tanda-tanda-Nya, Dia sedang memberikan kesempatan seluas-luasnya buat setiap orang untuk bertobat, untuk berbalik dari dosa. Walaupun tidak seorangpun tahu kapan persisnya Yesus akan datang kembali, tetapi Dia telah memberikan banyak sekali tanda berupa penggenapan nubuat dan lain-lain dengan satu tujuan supaya kita bersiap-siap karena waktu-Nya sudah sangat dekat sekali. Jangan lengah, bersiaplah. Bagaimana caranya? Pertama-tama bertobatlah dari semua dosa. Minta pada Tuhan untuk membersihkan seluruh keberadaan kita, kemudian milikilah hidup baru dengan menjadikan 3-in-1 rohani yang terdiri dari doa-firman-taat sebagai fokus dan pusat kehidupan kita setiap hari. Tuhan sudah mau datang, bila Dia datang, yang lain akan sirna, musnah, hilang. Jangan fokus pada yang sementara, fokuslah pada hal yang kekal. (cubs)
Mendung berarti sebentar lagi pasti hujan.
JUMAT, 19 Desember 2008
LAKUKAN KEBAIKAN DENGAN TULUS
Yeremia 39 : 18
Suatu hari saya mengikuti training di sebuah gedung. Tetapi saya masuk dari arah yang salah di gedung itu, di sisi yang berlawanan. Saya sudah berada di lantai 9, ternyata bukan tempat yang saya tuju. Kebetulan ada orang yang keluar dari ruangan di lantai 9 itu dan saya bertanya ruangan training yang saya maksud. “Oh, ibu salah, harusnya ibu masuk dari arah yang berbeda. Mari saya antar, bu.” Dia mengantar saya melalui kantin dan tempatnya cukup jauh dari ruangan yang saya tuju. Saya merasa bersyukur bertemu orang ini, kalau tidak saya tersesat dan akan memakan waktu yang lama untuk sampai tujuan, padahal saya sudah terlambat. Saya diingatkan Tuhan kalau saya juga sering menolong orang dengan tulus. Seperti kisah Yeremia yang dimasukkan ke dalam perigi dan ditolong oleh Ebed-Melekh, orang Etiopia, seorang sida-sida yang tinggal di istana raja. Janji Tuhan kepada Ebed-Melekh, ”….Tetapi dengan pasti Aku akan meluputkan engkau; engkau tidak akan rebah oleh pedang; nyawamu akan menjadi jarahan bagimu, sebab engkau percaya kepada-Ku, demikianlah firman Tuhan.”. Lakukanlah kebaikan dengan tulus, karena kita percaya dan mengasihi Tuhan. Tuhan selalu mengingat kita dan upah berasal dari Tuhan, bukan dari manusia. (FF)
Kebaikan yang dilakukan dengan tulus pasti menerima upah yang besar.
SABTU , 20 Desember 2008
MENGGUNAKAN PERKATAAN DENGAN BAIK
Efesus 4 : 17-32
Semua orang pasti sudah tahu, bahwa perkataan yang diucapkan seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap orang lain. Ada perkataan yang sangat sejuk didengar, sehingga membawa damai sejahtera. Sebaliknya, ada perkataan yang tajamnya seperti pedang, yang membikin sakit hati. Terlebih di akhir zaman yang sangat “keras” ini, orang gampang emosi, gampang lupa diri, gampang dendam oleh perkataan sesama. Ada nasihat dari Paulus di Efesus 4 : 17-18. Kita sebagai manusia baru di dalam Kristus tentunya dalam segala hal harus berbeda dengan orang yang belum bertobat. Sebagai anak-anak Allah, kita wajib menggunakan talenta yang Tuhan berikan supaya bisa menjadi berkat. Jangan sampai ada anak-anak Tuhan yang perkataannya baik, tetapi perilakunya tidak baik. (DBR)
Jadi harus ada keseimbangan antara perkataan dan perbuatan.
MINGGU, 21 Desember 2008
KUCARI WAJAH-MU
Mazmur 105 : 4
Bila saya perhatikan banyak orang Kristen yang hanya mencari tangan Tuhan dari pada mencari wajah Tuhan. Kita sering datang kepada Tuhan meminta agar Tuhan menunjukkan kemahadahsyatan-Nya untuk melepaskan kita dari masalah. Jarang sekali kita datang kepada Tuhan untuk mencari wajah-Nya. Kita berdoa kepada Tuhan hanya meminta, meminta dan terus meminta, tidak pernah kita berkata, “Tuhan, apa yang Kau inginkan dariku?”. Pemazmur mengingatkan kepada kita agar mencari wajah-Nya selalu. Karena di dalam wajah-Nya terpancar kemuliaan, kedamaian, kelembutan dan kasih-Nya. Setiap orang yang dapat memandang wajah-Nya akan merasakan sukacita yang luar biasa. Carilah wajah-Nya maka kita akan menemukan Pribadi Allah yang sesungguhnya, sehingga kita akan mengenal-Nya. Bila kita hanya melihat tangan-Nya yang kuat itu maka kita hanya mengerti bahwa Allah kita adalah Allah yang perkasa, tapi kita tidak akan pernah mengenal Pribadi Allah. Marilah kita mulai mencari wajah-Nya ketika datang menghadap pada-Nya. (Giant)
Kemuliaan Allah paling jelas terlihat di wajah-Nya.

7 Dec 2008

MInggu Ke 2 Desember 2008


BELAJAR MENGASIHI ORANG LAIN

Suatu malam BAPA menyapa seorang anak-Nya, hamba perempuan-Nya yang setia, "Selamat malam, anak-Ku." Hamba perempuan itu membalas salam TUHAN dengan lembut, "Selamat malam, TUHAN." "Anak-Ku, maukah kau belajar tentang KASIH?" Saat itu dia dipenuhi sukacita dan menjawab, "Tentu, TUHAN!" "Baiklah," kata BAPA, "Aku akan menunjukkan KASIH padamu." Beberapa waktu berlalu, hamba perempuan itu dengan setia menantikan panggilan TUHAN kembali. Suatu hari dia menemukan janin tertanam dalam kandungannya. Dipenuhi kegembiraan, dia bersama suami dan keluarganya merayakan momen itu. Bulan demi bulan berlalu, hamba perempuan ini kian menyayangi janin dalam kandungannya, anaknya. Akhirnya waktu bersalin pun tiba. Dipenuhi degup-degup emosi, perjuangan antara hidup dan mati, dia melahirkan anaknya, seorang anak perempuan yang mungil dan cantik seperti dirinya. Hatinya dan seluruh keluarganya dipenuhi sukacita. Namun tidak berlangsung lama, beberapa menit sesudahnya, dokter menyatakan bahwa bayi yang dilahirkannya tidak bisa bertahan hidup dan akhirnya meninggal dalam hitungan jam. Di tengah rasa kecewa, BAPA datang menyapanya, "Anak-Ku." Dengan bibir bergetar, antara marah dan kecewa, dia menjawab, “Kenapa TUHAN? Kenapa ini semua terjadi?" Dengan penuh kasih TUHAN menjawab, "Anak-Ku yang terkasih, bukankah kau ingin belajar KASIH? Apakah kau sudah belajar sesuatu? Bagaimana rasanya kehilangan?" Dengan isakan dia menjawab, "Tak terkatakan TUHAN.. Sakiiiit sekali..." Kata TUHAN, "Syukurlah kau mengerti sekarang. Kau telah kehilangan seorang anak yang kau kasihi. Rasanya sungguh amat sakit. Pernahkah kau bayangkan begitu amat banyak anak-Ku yang terhilang di dunia ini? Mengertikah kau perasaan-Ku sekarang?" Hamba perempuan itu hanya bisa terdiam memikirkan pernyataan TUHAN. Itulah KASIH. KASIH adalah rasa sakit saat kita kehilangan sesuatu yang kita kasihi. Terlebih saat kita kehilangan KASIH itu sendiri. Di sekeliling kita banyak sekali orang yang sangat membutuhkan KASIH. Kita bisa menemukan mereka di lingkungan terdekat kita. Mereka adalah orang-orang yang kita kasihi dan kita tidak ingin kehilangan mereka. Mulai sekarang berikanlah KASIH pada setiap orang yang kamu cintai setiap hari. Jangan sampai kamu menyesal saat kehilangan mereka. Ingatlah! Orang-orang yang kelihatan tegar dari luar, yang biasanya menjadi pelindung bagi orang lain, justru merekalah yang lebih membutuhkan perlindungan. Mereka bahkan lebih rapuh dari orang-orang yang mereka lindungi. Jika kamu menemukan orang-orang seperti itu, mereka sangat membutuhkan KASIH darimu. Ingin mulai dari sekarang? Mulailah dari hal kecil. Katakan "Aku mengasihimu" kepada setiap orang yang kamu kasihi. Aku mengasihimu. TUHAN memberkati. (IR)

SENIN, 8 Desember 2008

EMPATI LEBIH DARI PADA CUMA BICARA

Yesaya 53 : 4-5

Baru-baru ini aku terkena virus. Entah dari mana, tiba-tiba kepalaku sakit dan seluruh tubuhku berbintik-bintik merah. Virus ini menyerang aku, rasanya sakit seluruh tubuhku. Aku berkata kepada suamiku,”Rasanya aku tidak tahan nih, virus ini benar-benar membuatku sakit sekali.” Suamiku berkata, ”Terlebih Tuhan Yesus di kayu salib menanggung penyakitmu.” Ya, benar juga, kataku dalam hati, betapa aku tidak peduli kasih Tuhan dalam hidupku, penderitaan-Nya untuk menanggung dosa dan penyakitku, karena kasih-Nya yang besar kepadaku. Suamiku berkata, ”Nyeri sendi ini punya tujuan pada waktu kamu melayani opa oma.” Kadang kalau kita tidak mengalami, kita tidak akan mengerti penderitaan orang lain. Mungkin kita cuma bisa menghibur, orang yang kita hibur bertanya kepada kita, ”Tapi kamu tidak mengalami kan?” Kadang kita menjadi jengkel pada orang yang kita kasihi yang sedang sakit, kelihatannya banyak maunya, mengeluh saja. Rasanya kita sudah capek. Tetapi kalau kita berada dalam posisi dia, seperti Tuhan juga mengalami, Dia mengerti seluruh perasaan kita, rasa sakit dan seluruh hidup kita, lebih dari siapapun di dunia ini; kita akan lebih mengerti orang lain. “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (FF)

Yesus telah mengalami semua yang mungkin kita alami, bahkan lebih berat.

SELASA, 9 Desember 2008
BERJALAN DENGAN IMAN
Bilangan 13 : 1-33

Sebelum memasuki tanah Kanaan, Musa melepas 12 orang pengintai untuk melihat-lihat negeri yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Mereka kembali dengan membawa laporan kepada Musa. Tetapi kesepuluh orang pengintai, selain menceritakan tentang kesuburan tanah yang mereka lihat, juga menyampaikan kabar busuk tentang negeri itu, sehingga menimbulkan ketakutan kepada bangsa Israel (ayat 27-33). Hanya Yosua dan Kaleb yang memiliki iman bahwa Tuhan pasti akan menepati janji-Nya untuk membawa mereka masuk ke tanah Kanaan. Akibatnya seluruh bangsa Israel yang berumur 20 tahun ke atas ketika keluar dari Mesir, tidak ada yang masuk ke tanah perjanjian selain Yosua dan Kaleb. Mereka tidak bisa menikmati janji Tuhan.

Dalam menjalani hidup ini, kita juga kerap bersikap seperti 10 orang pengintai itu, bukan? Kita memiliki janji-janji Tuhan, tetapi kita tidak bisa melihat berkat-berkat yang Tuhan sediakan karena yang kita lihat adalah masalah-masalah, rintangan, tantangan-tantangan yang kita hadapi. Dan semua itu membuat kita menjadi takut. Sering iman kita tidak cukup besar untuk percaya bahwa Tuhan sanggup menggenapi dan memberikan apa yang telah Ia janjikan.

Hari ini, mari kita belajar untuk mempercayai Tuhan agar tidak kena hukuman seperti bangsa Israel. Sekalipun mungkin banyak ujian, tantangan yang kita hadapi, percayalah bahwa bersama Tuhan kita akan keluar sebagai pemenang. (Ginny)

Iman adalah mempercayai Tuhan sepenuhnya bahwa Ia sanggup

Rabu ,10 Desember 2008

Kesukaan Allah

Hosea 6: 6

Menurut Anda apa yang Tuhan sukai agar kita lakukan? Apakah Ia suka saat kita mempersembahkan korban persembahan? Atau apakah Tuhan senang bila kita rajin ke gereja? Itu semua adalah baik dan menyukakan hati Allah, tapi ada yang lebih Allah sukai. Allah lebih menyukai kasih setia kita dan pengenalan akan Allah yang dalam. Buat apa kita banyak memberikan korban persembahan kepada-Nya bila dalam hati kita tidak ada kasih setia. Tanpa kasih maka sia-sialah yang kita persembahkan kepada Tuhan (I Korintus 13 : 3). Tidak heran bila nabi Hosea mengingatkan bangsa Israel akan hal ini. Sebab Allah menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan, menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. Nabi Hosea berkata demikian karena nabi Hosea melihat ada kepalsuan/kepura-puraan dalam bangsa Israel. Segala sesuatu yang dilakukan dengan kepura-puraan tidak akan membawa faedah bagi kita. Hendaknya saat kita melakukan segala sesuatu untuk Tuhan harus didasarkan pada kasih setia. Mengapa pengenalan akan Allah jauh lebih menyukakan hati Tuhan dari pada persembahan kita? Karena dengan mengenal Pribadi Allah kita akan mengerti apa yang Tuhan inginkan. Jadi kejarlah kasih setia dan pengenalan akan Allah karena itu adalah sesuatu yang dapat menyukakan hati Allah. (Giant)

Allah hanya punya satu kesukaan, bersekutu intim dengan manusia. Your browser may not support display of this image. Your browser may not support display of this image.

KAMIS, 11 Desember 2008

BACA DAN LAKUKAN

Yakobus 1 : 23

Banyak orang mengaku orang Kristen tetapi tidak pernah atau jarang membaca Alkitab, apalagi melakukan apa yang diperintahkan. Mereka tidak tahu kebenaran tetapi sering merasa sudah benar. Banyak orang Kristen terutama yang sudah menjadi Kristen sejak kecil bahkan tidak tahu kebenaran penting yaitu bahwa setiap orang secara pribadi harus bertobat sendiri. Banyak yang merasa bahwa karena dia sudah Kristen sejak lahir tidak perlu lagi bertobat, dan karena tidak pernah berbuat “dosa” seperti berbohong, mencuri, berzinah dan lain-lain, merasa sudah suci, sudah benar. Padahal Yesus sendiri dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus mengatakan bahwa setiap orang harus dilahirkan kembali. Kebenaran seperti ini tidak akan diketahui bila kita tidak membaca firman Tuhan, dan terlebih lagi firman Tuhan tidak akan menjadi bagian hidup kita bila tidak dilakukan. Bacaan hari ini mengatakan bila kita tidak melakukan firman, itu sama seperti orang yang melihat dirinya sendiri di cermin. Dia merasa mengenal wajahnya, dia merasa tahu keadaan dirinya, tetapi setelah dia berlalu dari cermin itu semuanya hilang kembali. Kita tidak bisa mengandalkan “perasaan”. Dibutuhkan lebih dari “saya merasa” untuk masuk ke sorga. Untuk menjadi seorang Kristen yang sejati, setiap orang tanpa kecuali harus membaca dan kemudian melakukan firman Tuhan. Hanya itu jalannya, hanya itu caranya. (cubs)

Hanya dengan membaca dan melakukan firman Tuhan kita akan paham kebenaran sejati.

JUMAT, 12 Desember 2008
TUHAN YESUS ADALAH SUMBER
Roma 15 : 13

“Lho, kok dispensernya ga nyala?” Aku melihat gulungan stop kontak yang ada. Kelihatannya semua kabel sudah tercolok semua. Tapi kenapa dispenser air ini mati? Airnya jadi tidak panas. Mau buat teh panas jadi tidak bisa. “Oh, ini penyebabnya,” kata suamiku. Ternyata colokan sumber listriknya sudah dicabut, yang ada handphone (yang sedang discharge oleh pembantu kami yang baru) sedang dicolok pada sumber listriknya. Pantas saja dispensernya mati, karena sumber listriknya dicabut. Dalam hidup kita, kita juga seperti itu, mau mendapatkan berkat saja dari Tuhan. Sering kita juga bergantung pada manusia, kekayaan, kekuasaan, kekuatan kita. Kita berkata kita dapat hidup tanpa Dia. Tetapi tanpa Dia, kita mati. Karena kekuatan berasal dari Dia. Sumber segala sesuatunya dari Dia. Dia Tuhan Pencipta semesta langit dan bumi. Roma 11 : 36, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!“ Hari ini, maukah kita berkata, ”Tuhan Yesus, Engkau adalah sumber segalanya bagiku. Aku tidak dapat hidup tanpa Engkau.”? Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. (FF)

Bila Yesus sumber kehidupan kita, dijamin tidak akan kering.

SABTU, 13 Desember 2008
YANG BERTOBAT SELAMAT
Yunus 3 : 1-10

Kisah Yunus dalam bacaan firman Tuhan hari ini tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun ada satu hikmat yang luar biasa kita dapati, yaitu maha besarnya pengampunan Allah bagi siapa saja yang bertobat (Yunus 3 : 10). Ada satu sikap yang terpuji yang diambil oleh orang-orang Niniwe, baik itu raja sampai kepada rakyatnya, semua mengenakan kain kabung dan berpuasa, dan berbalik dari segala kejahatan mereka. Maka kebesaran Allah sungguh terbukti
(ayat 10). Di zaman sekarang kelihatannya kita tidak jauh berbeda dengan orang-orang Niniwe, namun demikian kita boleh bersyukur, sebab kita hidup di zaman ANUGERAH! “Tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (II Petrus 3 : 9b). (DBR)

Maksud kemurahan Allah ialah menuntun kita kepada pertobatan.

MINGGU, 14 Desember 2008
ORANG FARISI
Lukas 18 : 9-14

Kalau kita baca renungan hari ini maka kita akan melihat bagaimana Tuhan Yesus mengecam orang Farisi. Mengapa Tuhan Yesus tidak suka dengan orang Farisi? Pertama, orang Farisi adalah orang yang senantiasa menganggap dirinya benar padahal belum tentu mereka benar. Mungkin mereka kelihatan benar di hadapan manusia tapi belum tentu mereka benar di hadapan Tuhan. Kedua, orang Farisi suka menganggap rendah orang berdosa, karena mereka telah menguasai isi Taurat. Ketiga, orang Farisi bangga dengan apa yang telah mereka lakukan, padahal segala yang mereka lakukan bukan karena keahlian mereka tapi karena Tuhan. Keempat, orang Farisi melakukan perbuatan baik agar dilihat manusia, mereka hanya mencari pujian dari manusia. Inilah sifat orang Farisi yang tidak disukai oleh Tuhan Yesus. Maka tak heran bila Tuhan Yesus begitu mengecam sikap orang Farisi. Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita agar jangan meninggikan diri karena kita akan direndahkan. Akan tetapi hendaknya kita merendahkan diri agar ditinggikan oleh Tuhan. Jangan pernah menganggap diri kita sebagai orang yang benar karena perbuatan kita, tapi kita adalah orang yang dibenarkan oleh Allah. Jadi tidak ada yang patut kita banggakan karena semuanya itu hanya dari Tuhan. (Giant)

Semua adalah dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan. Tidak ada yang bisa disombongkan.

29 Nov 2008

Minggu ke 1 Desember


Arti NATAL
Natal adalah salah satu dari peristiwa yang punya arti sangat penting dalam kekristenan. Natal adalah awal dari penggenapan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah sedih luar biasa, sangat kecewa bahwa manusia yang begitu dikasihi-Nya, ciptaan-Nya telah melanggar kepercayaan-Nya. Tetapi Allah tidak larut begitu saja dalam kesedihan. Dia segera merancang dan mengatur dengan begitu cermat suatu rencana untuk memungkinkan manusia kembali kepada-Nya. Ketika tiba waktu-Nya, maka Natal menjadi peristiwa pertama. Dengan Natal, Yesus Kristus yang adalah Raja, yang punya posisi sangat-sangat tinggi telah merendahkan diri-Nya sendiri dan menjadi seorang bayi mungil yang tidak berdaya di kandang domba. Yesus taat kepada Allah Bapa. Dengan adanya Natal maka ada kesempatan buat kita untuk menerima keselamatan kekal, untuk menerima mujizat terbesar yang ada di dunia ini. Tanpa Natal, seluruh rangkaian dan penggenapan rencana Allah tidak mungkin terjadi. Natal adalah awalnya dan kenaikan Yesus ke sorga adalah penyempurnaan-Nya. Itulah bukti paling nyata bahwa Allah tidak pernah bekerja setengah–setengah, Dia selalu menyelesaikan dengan sempurna. Itu tidak saja berlaku dalam penyelamatan manusia, tetapi itu berlaku dalam setiap rencana-Nya, termasuk dalam rencana-Nya bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Terjadinya Natal juga menunjukkan ketaatan orang-orang yang dipakai Allah untuk menjadi sarana. Yesus tidak mungkin langsung jatuh dari langit dengan begitu saja. Dia membutuhkan seorang wanita untuk mengandung-Nya selama sembilan bulan sebelum Dia lahir menjadi bayi. Mari kita lihat firman Tuhan seputar kelahiran Yesus menurut kitab Matius. “Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ”Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.” (Matius 1 : 18-25).
Mengapa Allah memilih Maria yang belum menikah hanya bisa dimengerti oleh-Nya, tetapi bahwa Maria memilih untuk taat, itu diperhitungkan Allah. Dengan ketaatannya kepada Tuhan itu Maria melakukan sesuatu yang sangat membahayakan dirinya menurut hukum pada masa itu. Dia mengambil resiko diputuskan oleh Yusuf tunangannya, dia dapat dirajam sampai mati bila diketahui orang-orang lain bahwa dia sudah hamil sebelum menikah. Tetapi Maria tahu bahwa itulah harga yang harus dia bayar dan dia juga tahu bahwa Tuhan bertanggung jawab untuk melindunginya sehingga semua resiko itu tidak terjadi. Sekali lagi, Tuhan membuktikan bahwa bila manusia berada di jalan-Nya, Dia bertanggung jawab terhadap hamba-hamba-Nya. Maria rela tubuhnya dipakai untuk menjadi tempat Yesus menjalani setiap bagian proses manusiawi yang diperlukan. Setiap ibu yang pernah hamil tahu bahwa kehamilan itu tidak selalu menyenangkan. Maria dengan sukacita menjalani semua supaya rencana Tuhan menjadi nyata. Demikian juga dengan Yusuf. Dia mau menjadi bagian dalam penggenapan rencana Allah paling mulia sepanjang masa. Yusuf bisa saja memutuskan Maria dengan begitu saja. Walaupun Yusuf didatangi oleh malaikat, tetapi dia berhak untuk menolak. Yusuf tidak menggunakan haknya itu. Dia memilih untuk melakukan kehendak Tuhan. Itu juga membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Apa itu? Setelah Yusuf menikahi Maria, dia tidak dapat berhubungan dengan istrinya itu sampai Yesus lahir. Buat seorang laki-laki itu adalah pengorbanan yang besar. Yusuf rela menjalaninya. Ketaatannya itu juga diperhitungkan Tuhan.
Kalau kita melihat dan merenungkan apa yang terjadi di seputar Natal seperti yang diuraikan di atas, maka kita seharusnya menyadari bahwa Natal berarti pengorbanan, Natal berarti ketaatan terhadap kehendak Allah, Natal berarti tidak mementingkan diri sendiri. Yang tidak kalah pentingnya Natal berarti kerendahan hati, tidak sombong.
Ketika kita menyadari arti Natal yang begitu luar biasa itu, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita memaknai Natal dalam kehidupan kita? Tuhan ingin agar kita mengikuti teladan-Nya yaitu mau berkorban untuk menyelamatkan orang lain. Sebelum naik ke sorga, Yesus minta pada murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28 : 19-20), dengan kata lain Yesus ingin kita murid-Nya sampai saat ini menjadi saksi-Nya sehingga orang bisa melihat Kristus di hidup kita dan mereka juga ingin memilikinya. Itu bukan tugas ringan, itu membutuhkan semua arti Natal yang telah ditunjukkan oleh Yesus. Untuk bersaksi, membutuhkan pengorbanan, ketaatan, tidak mementingkan diri sendiri dan kerendahan hati. Mari kita hadirkan Natal dalam hidup orang lain seperti halnya Yesus telah menghadirkan Natal dalam hidup kita. Amin.

SENIN, 1 Desember 2008
ALLAH YANG MENYEDIAKAN
Kejadian 22 : 8a
Suatu hari Minggu, sepulang gereja aku ke rumah seorang teman. Entah kenapa aku ingin sekali makan kue lopis (sejenis kue jajanan pasar, terbuat dari ketan berbentuk segitiga dan ditaburi kelapa, dimakan dengan gula jawa cair). Setelah makan siang di rumahnya kami pergi mencari lopis berkeliling sampai ke seluruh penjual kue yang ada di pasar dan tidak ada. Waktu pulang kami melihat ada tukang tape uli. Di sana ada jual lopis, tetapi lebih berbentuk seperti lemang (lontong ketan), aku beli saja. Waktu kami makan di rumah temanku, rasanya tidak seperti yang aku harapkan jadi aku masih ingin lopis. Hari Selasa berikutnya jam 21.30 aku ke rumah kakakku. Di mejanya aku melihat ada 2 lopis dari ketan putih dan ketan hitam. Hm…seperti lopis yang kuinginkan, padahal kakak tidak tahu aku mencari lopis sejak hari Minggu. Setelah berbincang-bincang, kakakku menyajikan lopis itu. Aku memakannya bersama suamiku. Dalam hati aku bersyukur, ‘Tuhan, ternyata Engkau begitu mempedulikan aku’. Hal yang kecil Tuhan perhatikan. Keinginan untuk makan lopis Tuhan sediakan. Kalau kita melihat situasi saat ini, kita menjadi takut. Tetapi percayalah kepada Tuhan, Dia Allah yang menyediakan. Kalau Tuhan memperhatikan bahkan hal yang kecil, Dia mengetahui kebutuhan kita lebih dari segalanya. Allah yang akan menyediakan…. (FF)
Allah yang empunya bumi dan langit akan menyediakan apa yang kita butuhkan.
SELASA, 2 Desember 2008
TUHAN SABAR MENANTI
II Petrus 3 : 8-9
Bacaan hari ini menyatakan kesabaran Tuhan yang menghendaki agar semua orang berbalik dan bertobat. Seringkali orang berpikir bahwa ayat tersebut ditujukan bagi orang yang belum mengenal Tuhan, tetapi sebenarnya ayat tersebut juga bagi kita yang menyebut diri ‘orang Kristen’. Berapa banyak orang yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi ternyata belum bertobat dari dosa-dosanya? Berbalik artinya hidup berlawanan arah dari kehidupan yang lama. Nyatanya masih banyak orang Kristen yang hidupnya belum berubah walaupun setiap Minggu ke gereja. Kebiasaan-kebiasaan lama, sifat-sifat yang jelek masih terus dipertahankan. Orang yang bertobat adalah orang yang sudah benar-benar mengenal Tuhannya sehingga hidupnyapun akan berubah, makin memiliki karakter seperti Kristus.
Mari kita introspeksi diri kita, apakah kita sudah berbalik dan bertobat dari hidup yang lama? Kesabaran Tuhan dalam menanti adalah juga bagi kita untuk kembali kepada-Nya. Jangan sampai terlambat! (Ginny)
Ingat! Kesabaran Tuhan juga ada batasnya.
RABU, 3 Desember 2008
SUDAH TERLAMBAT
Lukas 16 : 19-31
Masih ingatkah Anda dengan pepatah yang mengatakan, “Penyesalan datangnya terlambat”? Hal inilah yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Lukas ini. Ia menceritakan kisah mengenai seorang yang kaya dan seorang yang miskin. Selama di dunia orang kaya ini sangat bahagia sedangkan orang yang miskin bernama Lazarus itu sangat menderita. Di dalam kekayaannya orang kaya itu kerjanya hanya berpesta pora, ia lupa kepada Tuhan dan sesamanya yang menderita. Lazarus orang yang miskin itu bukan hanya menderita karena kekurangan materi tetapi ia juga menderita karena penyakit yang ia alami. Di tengah penderitaan dan kemiskinannya itu ia tetap percaya dan setia kepada Tuhan. Memang Allah kita adalah Allah yang Maha Adil. Orang yang setia kepada-Nya akan mendapat anugerah sedang orang yang melupakan-Nya akan mendapat hukuman. Kemahaadilan Allah dapat kita lihat dalam kisah ini. Orang yang kaya itu mendapat hukuman atas perbuatannya, sedangkan Lazarus mendapat anugerah karena kesetiaannya. Di dalam penghukumannya orang yang kaya itu mulai menyesal, tapi penyesalannya itu sudah terlambat. Karena pintu anugerah Allah telah tertutup baginya, dan tidak ada yang dapat membukanya lagi (Wahyu 3 : 7). Sekarang ini pintu anugerah itu masih terbuka lebar bagi kita. Oleh sebab itu marilah kita mematikan kedagingan kita dan hiduplah menjadi orang yang benar di hadapan-Nya. Bila pintu anugerah itu sudah tertutup maka kita tidak akan dapat membukanya lagi dan kita akan menyesal kemudian. Anda pasti tidak ingin menyesal seperti orang yang kaya itu kan? Jadilah orang yang berkenan di hadapan Tuhan! (Giant)
Bila sudah terlambat tidak dapat diperbaiki lagi!!! Sengsara adanya…

KAMIS, 4 Desember 2008
JANGAN SAMPAI TERJADI
Hosea 4 : 6
Kalau kita merenungkan firman hari ini sungguh mengerikan, ternyata umat Allah juga dapat binasa. Apa yang menyebabkan kebinasaan itu? Karena kita tidak kenal Allah kita. Sebenarnya ada 3 terjemahan kata kenal yaitu kenal secara umum, kenal biasa dan kenal akrab. Yang Tuhan minta adalah setiap orang yang menjadi umat-Nya mengenal Dia secara akrab. Yesus sering menggunakan kata-kata sahabat, Bapa, untuk menggambarkan keakraban yang Dia inginkan. Kita perlu berusaha mengenal Dia sampai akrab supaya apa yang dinyatakan dalam bacaan hari ini jangan sampai terjadi kepada kita. Binasa karena tidak kenal! Wow! Bagaimana cara mengenal Allah supaya bisa akrab? Hanya ada 1 resep, 3-in-1 rohani yang terdiri dari doa, membaca firman dan melakukannya. Tidak ada cara lain! Mari kita lakukan itu setiap hari supaya kita bisa akrab dengan Tuhan dan tidak binasa karena tidak mengenal Dia. (cubs)
Allah sangat senang bila kita akrab dengan-Nya.
JUMAT, 5 Desember 2008
MENGALAH ITU INDAH
Roma 12 : 18
“Huh, kenapa aku yang lebih kecil harus mengalah pada kakak, padahal dia yang salah?” Mama cuma menjawab, ”Kamu harus mengalah karena kamu anak yang lebih kecil.” Sampai dewasa prinsip itu masih aku lakukan pada orang yang lebih tua atau lebih muda, selalu mengalah. Walaupun aku tidak mengerti, tetap aku lakukan. Tapi sering aku melihat pembelaan Tuhan dalam hidupku. ”Itu baik bagimu, anak-Ku,“ kata Tuhan. ”Anak yang Kusayang, dia Kuhajar. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Aku memproses engkau seperti emas. Sampai engkau menjadi serupa dengan Aku, sehingga orang melihat Aku dalam hidupmu.” Salah satu cara Tuhan mengajar aku adalah dengan mengalah, sama seperti yang diajarkan mama. Dengan mengalah berarti aku telah mendahulukan kepentingan orang lain dan itu indah di mata-Nya Tuhan. (FF)
Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah berarti mendahulukan kepentingan orang lain.
SABTU , 6 Desember 2008
HATI YANG PEDULI
Lukas 10 : 25-37
Ketika membaca ayat-ayat di atas, kita sangat terharu dengan apa yang diperbuat oleh orang Samaria, Justru ia yang menolong dan sangat peduli seperti dalam firman Tuhan (Lukas 10 : 33). Orang Samaria mempedulikan orang lain? Peduli berarti mengambil bagian untuk menolong orang lain walaupun bukan bagiannya. Orang yang memiliki kepedulian berarti ia punya hati penuh belas kasihan (Amsal 14 : 21). Bila kita mengaku diri kita adalah anak-anak Tuhan, maka kita harus punya kepekaan atas penderitaan orang lain. Mari kita meneladani Yesus, yang begitu peduli terhadap kita, sehingga Dia rela mengorbankan hidup-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan dan menebus dosa kita padahal siapakah diri kita? Apakah kita seperti orang Samaria itu? Atau justru kita seperti imam dan orang Lewi yang tidak mau peduli padahal kita tahu firman? (DBR)
Tuhan sendiri yang akan memperhitungkan setiap kepedulian kita terhadap orang lain.
MINGGU, 7 Desember 2008
KEHENDAK-MU JADILAH
Matius 26 : 39
Pernahkah Anda mengalami masalah yang begitu berat yang membuat Anda putus asa? Apa yang Anda lakukan ketika mengalami keadaan seperti itu? Apakah Anda bersyukur dan berserah kepada Tuhan atau malah Anda mencoba menyalahkan Tuhan? Permasalahan yang sangat berat pernah Tuhan Yesus alami ketika Ia harus menyelesaikan misi dari Bapa, yaitu menyerahkan diri untuk disalib. Di saat mengalami masalah yang berat itu Ia menyerahkan kepada Bapa di sorga. Ini suatu teladan yang harus kita ikuti. Saat menghadapi masalah hendaknya kita menyerahkan kepada Tuhan. Minta agar Tuhan memberikan hikmat dan kekuatan untuk menghadapi masalah yang sedang kita hadapi. Hendaknya kita berkata, “Terjadilah kehendak-Mu, bukan kehendakku.”. Kehendak Tuhan adalah rancangan yang begitu indah dan luar biasa. Meskipun kehendak Tuhan terasa berat untuk kita jalani tapi itu adalah sesuatu yang terbaik bagi kita. Seperti kehendak Bapa kepada Tuhan Yesus yang harus menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia. Meskipun berat untuk Tuhan Yesus jalani, tapi itu kehendak Bapa yang membawa kemuliaan bagi Tuhan Yesus. Dengan kematian-Nya di atas kayu salib, menandakan kemenangan besar atas rencana penyelamatan manusia. Oleh sebab itu bila menghadapi masalah berkatalah, “Kehendak-Mu jadilah, bukan kehendakku yang jadi.” agar kita mampu menjalani kehendak Tuhan. (Giant)

22 Nov 2008

MInggu ke 4 November

SENIN, 24 Nopember 2008
ANDAIKAN AKU HARUS MEMILIH
Yosua 24 : 15
Ada sebuah true story yang sangat menyentuh hati saya. Sebenarnya saya tidak mengenal pelaku true story ini, karena saya memperoleh kesaksian ini dari sahabat sang tokoh utama true story ini. Pada hari H pernikahan yang menjadi dambaan semua pasangan kekasih, sepasang calon mempelai sedang berada di dalam mobil pengantin yang segera menuju gedung gereja tempat pemberkatan pernikahan akan diadakan. Semua keluarga dan sahabat dari kedua belah pihak mempelai sedang menantikan kedatangan mereka di gedung gereja tersebut. Tiba-tiba di tengah perjalanan menuju ke gereja, mempelai pria berkata kepada mempelai wanita, "Ini adalah terakhir kalinya saya menginjakkan kaki di gereja.". Dengan kata lain sesudah pemberkatan pernikahan yang memang harus diselenggarakan di gereja, mempelai pria yang kelak akan menjadi kepala dalam rumah tangga mengatakan bahwa ia tidak akan menjadi pengikut Tuhan Yesus. Ternyata selama ini ia mau datang ke gereja hanyalah sebagai pendekatan kepada kekasihnya yang sangat mengasihi Tuhan Yesus. Sang mempelai wanita mendadak berada di persimpangan jalan. Apa yang harus dilakukannya? Tiba-tiba diperhadapkan dalam suatu pengambilan keputusan yang sangat sulit, justru di hari bahagianya. Apakah pernikahan ini akan tetap diselenggarakan dengan konsekuensi suaminya yang akan menjadi pemimpin dalam keluarga (yang harus dihormatinya) bukanlah seorang pengikut Kristus? Apa yang diputuskan sang mempelai wanita bukanlah suatu keputusan yang populer. Dan saya percaya 'tidak banyak orang' yang berani mengambil keputusan ini dan mempertaruhkan masa depannya. "IA MEMBATALKAN PERNIKAHANNYA". (IR)
Perlu keberanian untuk memilih Yesus.
SELASA, 25 Nopember 2008
PERLU LATIHAN
I Timotius 4 : 7-8
Apapun keahlian atau keterampilan yang ingin kita kuasai harus diasah terlebih dahulu. Seorang pembuat pisau harus mengasah ‘calon’ pisau terus-menerus sampai akhirnya menjadi pisau. Seorang juara atau ilmuwan sudah pasti melalui latihan melelahkan dan dalam waktu yang panjang. Tidak ada juara instan. Tidak ada ahli instan. Semua membutuhkan latihan dan kerja keras lama sebelum prestasi yang diinginkan tercapai. Sejak kecil sekali, setiap anak pasti didorong oleh orangtuanya untuk menentukan cita-citanya dan kemudian dengan segala daya upaya berusaha mencapainya. Pertanyaan yang paling sering diajukan kepada seorang anak adalah “kalau besar mau jadi apa?”.
Demikian juga dengan kerohanian kita. Dalam Alkitab, mulai Kejadian sampai Wahyu, setiap orang yang dipakai Tuhan pasti melalui masa latihan yang berat. Mereka harus melalui ujian demi ujian, sampai akhirnya mereka bisa melakukan tugasnya. Abraham dilatih selama 25 tahun sebelum mendapatkan Ishak, Yusuf dilatih bertahun-tahun sebagai budak dan tahanan sebelum menjadi perdana menteri Mesir, dan sebagainya. Tuhan sendiri yang melatih kita karena Tuhan tahu kita perlu persiapan matang sebelum bisa menunaikan tugas kita dengan sempurna seperti yang Dia kehendaki. Apa sih artinya latihan? Latihan berarti melakukan setiap ketentuan dan mengulanginya sampai ketentuan itu menjadi bagian hidup kita. Contoh, seorang pemain sepakbola akan berlatih menendang terus-menerus sampai akhirnya dalam mimpipun, dia bermimpi menendang bola. Latihan juga berarti melakukan evaluasi terus-menerus sampai menjadi sempurna. Jadi dalam kerohanianpun kita perlu berlatih setiap ketentuan Allah seperti mengampuni, mengasihi dan sebagainya, sampai setiap hal itu menjadi bagian hidup kita dan sampai mengampuni dan mengasihi itu kita lakukan dengan sempurna. (cubs).
Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Berlatih dahulu, menang kemudian.
RABU, 26 Nopember 2008
YANG DITABUR PASTI DITUAI
II Samuel 12 : 1-25
Yang terjadi di dunia ini adalah banyak anak-anak Tuhan yang sebenarnya sudah tahu firman Tuhan tetapi tetap melakukan dosa yang jelas-jelas merupakan larangan Tuhan, bahkan hal tersebutpun dilakukan juga oleh pelayan-pelayan/hamba-hamba Tuhan. Memang orang yang hidup dalam dosa berbeda dengan orang yang jatuh. Dosa tidak menghancurkan orang seketika itu juga. Dosa itu seperti rayap yang menggerogoti sebuah bangunan atau seperti karat yang menghancurkan tiang besi. Jadi pekerjaan dosa sangat halus, perlahan dan tidak segera tampak. Itu sama seperti seseorang tidak bisa menjadi gemuk atau kurus dalam semalam. Dengan kenyataan seperti ini seringkali orang menganggap remeh dosa meskipun orang itu tahu bahwa yang diperbuatnya itu dosa. ”Dosa kecil tidak apa-apa, bukan?” Harus diingat, dosa tetap dosa, dan setiap dosa pasti ada hukumannya. Hal ini terjadi pada Daud. Daud adalah orang pilihan Tuhan sendiri dan Daud dikenal sebagai orang yang mengandalkan Tuhan. Tetapi Daud jatuh dalam dosa karena Batsyeba. Meskipun akhirnya Tuhan mengampuni Daud karena Daud telah bertobat, tetapi tetap akibat dari perbuatannya itu ia harus menuai buahnya seperti dikatakan nabi Natan pada ayat 14. Mari kita mendisiplin diri sendiri dan melawan setiap godaan agar kita tidak jatuh dalam dosa. Bila kita jatuh sadarilah dan bertobatlah. Tuhan pasti mengampuni, tetapi kita tetap harus menerima akibat dari perbuatan dosa itu, karena apa yang kita tabur harus kita tuai. (DBR)
Tuhan mengampuni jiwa. Tuaian secara jasmani tetap untuk keadilan.
KAMIS, 27 Nopember 2008
PERKATAAN YANG PENUH KASIH
Kolose 4 : 6
Hari ini Rasul Paulus hendak mengingatkan kita agar mengisi hari dengan perkataan yang penuh kasih. Setiap hari manusia mengeluarkan banyak kata, tapi apakah kata yang kita keluarkan adalah perkataan yang penuh kasih atau perkataan yang hambar yang tidak ada artinya? Perkataan yang penuh kasih adalah perkataan yang dapat membangun, menegor dan menguatkan. Sedangkan perkataan yang hambar adalah perkataan yang berisi mengenai gosip dan kejelekan orang lain. Biasanya perkataan yang hambar akan mendatangkan perpecahan bahkan perkelahian, sedangkan perkataan yang penuh kasih akan mendatangkan berkat dan jawaban bagi yang mendengarkannya. Seandainya kita diminta untuk memilih berkata penuh kasih atau perkataan hambar, pasti kita akan memilih berkata dengan penuh kasih. Tapi mari kita koreksi diri, apakah selama ini kita telah berkata dengan perkataan penuh kasih? Bila selama ini kita masih banyak mengeluarkan perkataan yang hambar, mari mulai sekarang kita berkata dengan penuh kasih. Dengan perkataan yang penuh kasih maka kita akan menjadi berkat dan akan diberkati. (Giant)
Marilah kita menjadi orang yang senantiasa mengeluarkan perkataan kasih.
JUMAT, 28 Nopember 2008
ALLAHKU PENOLONGKU
II Timotius 4 : 18
Ayat renungan hari ini adalah salah satu pesan terakhir yang Rasul Paulus tulis dalam suratnya kepada Timotius. Ini merupakan ungkapan iman Rasul Paulus. Ia percaya Tuhan tidak akan tinggal diam ketika ia berada dalam pencobaan, dan Tuhan akan melepaskan dirinya dari setiap orang yang hendak berbuat jahat. Ia mempunyai keyakinan bahwa hanya Tuhan Yesuslah yang akan menyelamatkan dirinya dari mara bahaya. Bila kita baca ayat ini maka kita akan merasa tidak heran bila ia tetap teguh pada imannya meskipun banyak pencobaan yang datang dan hampir membuat ia binasa. Rasul Paulus memiliki iman yang luar biasa dahsyatnya. Karena imannya itulah ia sanggup menjalani setiap pencobaan yang dialaminya. Iman yang kuat ini tidak muncul seketika tetapi melalui sebuah proses. Pencobaan yang datang dalam hidupnya ia jadikan tempat untuk belajar semakin mempercayai Tuhan. Inilah yang hendak Rasul Paulus wariskan kepada Timotius, agar ia memiliki iman yang kuat dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah penolong hidupnya. Hendaknya kita juga memiliki iman yang demikian, jangan pernah kita meragukan kekuatan Tuhan. Ia dapat menolong kita dengan seribu macam cara. (Giant)
Bila Allah Penolongku, aku pasti selamat.
SABTU, 29 Nopember 2008
TETAP SETIA
Matius 25 : 14-30
Selama Yesus ada di dunia, Dia banyak bicara tentang Kerajaan Allah dalam banyak perumpamaan. Sebagai orang percaya, kita perlu belajar dari hal-hal tersebut supaya kita siap dan mengerti menjadi bagian dari Kerajaan Allah. Dari perumpamaan tentang talenta ini kita dapat belajar tentang kesetiaan. Kesetiaan adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap anak Tuhan. Ini harus menjadi ciri khas orang percaya. Kalau manusia saja selalu mencari orang yang setia apalagi Tuhan. Di zaman seperti ini kesetiaan adalah “Barang yang langka”. Kita bisa setia kalau ada yang melihat kita, bisa setia kalau apa yang dipercayakan besar dan banyak. Padahal ujian kesetiaan kita bukanlah ketika kita melakukan sesuatu dan ada orang yang melihat tetapi ketika kita sendiri dan tidak ada orang yang melihat. Kita kadang berpikir bahwa kalau kepada saya dipercayakan hal yang besar / banyak, saya pasti akan mengerjakan semua itu dengan baik dan setia. Padahal ujian kesetiaan kita adalah apakah kita dapat menghargai sesuatu yang sedikit dan kecil serta mensyukurinya, sehingga kita mengerjakan hal yang kecil tersebut dengan sungguh-sungguh dan setia. Belajarlah dari Daud (I Samuel 17 : 34-36), kepada dia dipercayakan pekerjaan yang kecil dan tidak ada yang melihatnya yaitu menjadi gembala. Setia itu artinya mengerjakan sesuatu dengan tekun (konsisten) dan antusias. Setia itu artinya bukan hanya kelihatan tetap ada di tempat atau tetap mengerjakan sesuatu tetapi setia itu artinya mengerjakan sesuatu dengan segenap hati dan melakukan yang terbaik. Setia itu artinya sabar menunggu janji Tuhan, sampai tiba waktu-Nya Tuhan. Setiap kesetiaan pasti akan menghasilkan sesuatu dari Tuhan kalau kita setia kepada perkara yang kecil dan tidak ada yang melihat, Tuhan akan memberikan perkara yang besar. Tetaplah setia dengan apa yang Tuhan percayakan walaupun keadaan belum berubah seperti yang kita harapkan, tetaplah setia. Kita pasti akan menerima upah atas kesetiaan kita kalau kita tidak menjadi lemah (Galatia 6 : 9). ( Gid)
Tetap setia kepada Allah dalam suka dan duka.

MINGGU, 30 Nopember 2008
DITENTUKAN OLEH UCAPAN
Roma 10 : 4-15
Ucapan atau perkataan adalah wujud pernyataan dari pikiran atau hati seseorang. Hubungan antar manusia akan menjadi lebih baik apabila ucapan-ucapan yang dikeluarkan selalu baik. Sebaliknya perselisihan, pertengkaran dan bahkan perkelahian terjadi akibat ucapan yang menyakitkan. Begitu juga secara rohani, bila ucapan-ucapan kita selalu positif maka yang terjadi dalam hidup kita juga positif. Sebaliknya bila ucapan kita lebih banyak keluhan, kemarahan, kesusahan, kesedihan dan lainnya yang sifatnya negatif, maka dalam hidup kita bisa terjadi seperti apa yang diucapkan. Kehidupan anak-anak Tuhan dituntun oleh firman Tuhan seperti dikatakan oleh Daud, ”Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119 : 105). Demikian juga ada tertulis, ”Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.” (Ulangan 30 : 14). Firman itu kebenaran Tuhan, bukan kebenaran manusia. Pertanyaannya adalah, bagaimana mempraktekkannya? Jawabannya, ucapkan firman Tuhan (ayat 10b) dan lakukanlah sesuai firman tersebut. (DBR)
Manusia dibenarkan atau dihukum sesuai ucapannya

16 Nov 2008

Minggu ke 3 November

Semua karena karunia-NYA
Seorang kakek hidup di perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Amerika dengan cucu lelakinya yang masih muda. Setiap pagi kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu bertanya, “Kakek, aku mencoba untuk membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab?" Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, sambil melobangi keranjangnya ia menjawab, "Bawa keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya. Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang itu untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah ia berkata kepada kakek bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, "Aku tidak mau ember, aku hanya mau keranjang arang itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," Sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucunya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah. Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai di depan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, “Lihat kek, percuma!" "Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek. Kakek berkata, "Lihatlah keranjangnya." Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang arang yang tua kotor dan kini bersih luar dalam. "Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Alkitab. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membacanya lagi, kamu akan berubah luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita." Sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah hati akan tenang. Sepenggal kata mutiara: "Teman yang baik adalah seseorang yang dapat berkata BENAR kepada kita, dan bukan orang yang selalu MEMBENAR-BENARKAN perkataan kita, tanpa koreksi dan NASIHAT." (IR)

SENIN, 17 Nopember 2008
MENJAGA PIKIRAN
Filipi 4 : 2-9
Pikiran adalah tempat melahirkan semua tindakan kita, entah itu tindakan yang baik atau jahat, benar atau salah. Demikian juga dengan perbuatan dosa dalam bentuk apapun, juga diawali dari pikiran. Jadi pikiran adalah kunci utama dan pemegang kendali kehidupan seseorang. Tuhan sudah menetapkan apa yang seharusnya kita pikirkan, yaitu semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua kebajikan, dan semua yang patut dipuji. Dengan demikian kita dapat mengoreksi diri dan mengetahui apakah pikiran kita sudah berpadanan dengan firman Tuhan ataukah pikiran kita sudah melenceng jauh dari koridornya. Sebab apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi perasaan kita, apa yang kita rasakan akan mempengaruhi sikap kita, dan kemudian pasti akan mempengaruhi tindakan kita. Jadi sesungguhnya pikiran adalah medan peperangan, lebih-lebih bila seseorang sedang menghadapi masalah atau tantangan; apakah ia dapat menang atau semakin terpuruk dan kalah sangat ditentukan oleh pikirannya. Hal utama yang harus dilakukan adalah bagaimana seseorang bisa menguasai pikirannya. Firman Tuhan memberikan caranya yaitu, ”Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.” (Roma 12 : 3). Firman Tuhanlah yang harus menjadi benteng terhadap tipu muslihat Iblis yang selalu mencari celah terutama melalui pikiran. Kita harus memiliki tekad yang kuat untuk menyerahkan pikiran kita kepada pimpinan Roh Kudus dan terus berusaha menghancurkan pikiran-pikiran buruk. (DBR)
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
SELASA, 18 Nopember 2008
JADILAH BAPA
I Korintus 4 : 6-21
Kesatuan tubuh Kristus bukanlah tawaran. Kesatuan itulah kunci penuaian jiwa tanpa batas. Tidak ada gambaran yang cukup baik dalam memahami kesatuan, selain sebuah keluarga yang mempunyai hubungan darah yang kuat. Hubungan darah secara jasmani masih bisa terputus jika maut datang. Tetapi apabila kita sudah diikat dengan darah Yesus, maka hubungan kita tidak akan terputus sampai di sorga nanti. Karena darah Yesus bersifat kekal dan abadi. Tuhan panggil kita untuk menjadi bapa bagi dunia ini, tetapi hubungan bapa dengan anak lebih kuat dari pada semuanya. Bagaimana kita bisa menjadi bapa:
1.Mengalami secara pribadi kasih Bapa dalam hidup kita (Yohanes 13 : 34).
Dunia merusak gambaran seorang bapa, di mana ada bapa yang tidak mau mengampuni kesalahan anaknya, yang membuang anaknya, menyiksa anaknya, memperkosa anaknya, bahkan sampai ada yang membunuh anaknya sendiri. Dunia ini tidak mempunyai bapa lagi, maka kitalah yang harus menjadi bapa bagi mereka yang merindukan bapa. Kasih Kristus menerima kita apa adanya, tanpa syarat. Beberapa kali kita gagal, kita bersalah, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan kita, Dia selalu setia. Semuanya ini dimulai dari kita bisa menerima diri kita apa adanya (bersyukur senantiasa), lalu melangkah taat dan melakukan firman-Nya.
2.Beri teladan dalam kasih (Yohanes 13 : 15).
Permohonan maaf sering sulit bagi daging, tetapi ini senjata pamungkas untuk menerima dan diterima oleh orang lain. Permohonan maaf berarti penyelesaian, bukan justru senjata untuk menekan orang lain. Bapa yang baik tahu persis waktu untuk menghajar dan waktu untuk menerima kembali mereka yang bersalah, sebab bapa yang baik melimpah dengan pengampunan.
3.Berani transparan (I Tesalonika 2 : 8).
Transparan yang bagaimana yang harus kita lakukan? Transparan yang dimaksud ialah transparan bagaimana kita menang hadapi kelemahan sendiri dan mau berdiri bersama-sama dengan mereka yang kita anggap tidak selevel dengan kita untuk memerangi kelemahan mereka alias menerima kekurangan orang lain. (IR)
Menjadi bapa perlu pengalaman bersama Tuhan.
RABU, 19 Nopember 2008
HABIS GELAP TERBIT TERANG
Yesaya 42 : 16
Ketika Adam jatuh dalam dosa, dia berubah dari terang menjadi gelap. Ketika Yesus mati di kayu salib, setiap orang yang percaya kepada-Nya berubah lagi, dari gelap menjadi terang. Hal itulah yang sudah dikatakan oleh Yesaya lama sebelum Yesus lahir ke dunia ini. Hanya di dalam persekutuan yang erat dengan Allah kita menjadi terang. Itu yang Yesus katakan dalam Matius 5 : 16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.". Dia menjadikan kita terang supaya kita memuliakan Bapa di sorga, supaya siapapun di sekitar kita menjadi tertarik akan hidup kita dan mau memiliki juga apa yang kita miliki, keselamatan kekal di dalam Yesus Kristus. Sudah belum hidup kita menjadi teladan yang baik bagi orang sekeliling kita? Bila belum mungkin kita perlu introspeksi dan bertobat, karena tandanya kita murid Yesus bila hidup kita telah membuat orang lain di sekitar kita ingin memiliki apa yang kita miliki. Bila hidup kita telah menjadi terang, karena Yesus itu terang sedang Iblis gelap. (cubs).
Terang dan gelap tidak bisa bersama-sama.
KAMIS, 20 Nopember 2008
MENDENGAR ITU LEBIH BAIK
Pengkhotbah 4 : 17
Bacaan hari ini berkata kepada kita bahwa “menghampiri untuk mendengar itu lebih baik dari pada korban”. Kalimat “menghampiri untuk mendengar” berarti ada tindakan aktif, datang ke rumah Allah dengan maksud untuk mendengar firman. Tindakan semacam inilah yang disebut lebih baik dibandingkan dengan orang-orang bodoh yang datang ke rumah Allah dengan mempersembahkan korban, namun hatinya belum tentu sungguh-sungguh siap mendengar firman Tuhan. Mengapa orang-orang ini disebut bodoh? Sebab mereka tidak tahu bahwa mereka telah berbuat jahat. Orang yang datang ke rumah Allah dengan tujuan tidak sungguh-sungguh mendengar firman dikatakan berbuat jahat. Mengapa demikian? Di dalam mendengar ada kecenderungan untuk taat. Hampirilah rumah Allah untuk mendengar dengan ketaatan di hati, maka firman dapat diterima dengan penuh sukacita. Mendengar juga berarti takut akan Tuhan, tidak terburu-buru dengan mulutnya untuk mengeluarkan perkataan. Di sini sifat rendah hati dengan menghormati Tuhan ada dalam tindakan mendengar. Marilah kita lebih banyak mendengar suara Tuhan yang menghidupkan kita dan yang mengoreksi sifat-sifat kita yang buruk. (Jac)
Tuhan lebih mau kita mendengarkan dan mentaati Dia.
JUMAT, 21 Nopember 2008
APA FOKUS HIDUPMU?
Ibrani 11 : 8-10
Apakah yang menjadi fokus utama kita dalam hidup ini? Hal itu dapat diketahui dari apa yang kita pikirkan pertama saat bangun pagi. Apakah kita langsung berpikir tentang pekerjaan kita, bagaimana cara menjalankan bisnis dengan lebih baik, bagaimana mencari uang lebih banyak? Atau pikiran kita langsung tertuju kepada anak, suami, istri, kekasih? Atau pikiran kita dipenuhi oleh kekuatiran akan masalah-masalah yang kita hadapi? Ataukah pikiran kita langsung tertuju kepada Tuhan, apa yang dapat kita lakukan bagi-Nya, bagaimana kita dapat menyenangkan hati-Nya sepanjang hari? Memang benar, selama kita hidup di dunia ini banyak hal yang harus kita pikirkan, tetapi jangan sampai hal-hal lain membuat fokus kita melenceng dari Tuhan. Dalam firman hari ini kita membaca tentang Abraham yang dipanggil keluar menuju ke tanah perjanjian. Walaupun ia telah tinggal di tanah yang dijanjikan dan memperoleh banyak harta, tetapi hatinya tetap ’menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah’ (ayat 10). Abraham tidak membiarkan fokus hidupnya berubah.
Coba renungkan, apakah masih ada hal-hal lain yang menarik hati kita, membuat kita tidak bisa fokus kepada Tuhan? Mari jaga hati kita agar tetap tertuju kepada Tuhan. (Ginny)
Jangan sampai hal-hal duniawi mengalihkan fokus kita dari Tuhan.
SABTU, 22 Nopember 2008
SABAR DAN PENDERITAAN
Yakobus 5 : 7-11
Di zaman akhir ini diperlukan kesabaran, terlebih saat mengalami pencobaan. Rasul Yakobus mengingatkan agar kita sabar dan menguatkan hati kita hingga kedatangan-Nya, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Janganlah kita mwnjadi tawar hati dan bersungut-sungut tatkala sedang mengalami pencobaan. Biarlah seperti Ayub yang sabar dan setia dengan imannya, karena orang yang sabar dalam pencobaan akan menerima kebahagiaan dari Tuhan. Hal itu dapat kita lihat dari kisah hidup Ayub, karena ia sabar maka ia menerima hadiah yang Tuhan sediakan baginya. Rasul Yakobus menggambarkan orang yang sabar seperti seorang petani yang menunggu hasil panen. Pada awalnya ia bersusah payah menanam benih, lalu ia sabar menantikan turunnya hujan sampai masa panen tiba. Setelah masa panen datang maka ia akan merasa bahagia karena apa yang telah ia kerjakan membuahkan hasil. Demikian bila kita sabar dalam penderitaan maka kita akan merasa bahagia ketika masa pencobaan usai. Jadi sabarlah dalam pencobaan, karena hasil yang kita terima akan lebih besar dari pencobaan yang kita alami. (Giant)
Sabar dan penderitaan tidak dapat dipisahkan untuk mendapat kemenangan sempurna.
MINGGU, 23 Nopember 2008
HARUS DAPAT MEMBEDAKAN
Mazmur 37 : 1-20
Daud menasihatkan supaya kita tidak marah kepada orang yang berbuat jahat dan tidak iri hati kepada orang yang berbuat curang (ayat 1), karena ”mereka akan lisut seperti rumput” (ayat 2a). Oleh sebab itu jangan risau tentang apa yang terlihat di luar dan jangan panas hati karena kekayaan orang fasik. Kita pasti tergoda oleh pikiran kita melihat kekayaan orang lain yang sebenarnya kita tahu hidupnya tidak benar di hadapan Tuhan, tetapi justru pada saat itu kita harus membedakan antara yang terlihat di luar dan apa yang sesungguhnya ada di dalam kehidupan orang tersebut. Jangan sekali-kali marah atau iri hati kepada kekayaan dan kemujuran orang fasik, sebab semuanya itu hanya sementara. Bukankah kita sering berkata, ”Mengapa Tuhan tidak memberkati aku, bukankah aku sudah rajin berbakti, membaca firman Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan?” Jika ini ada dalam hati kita, ingatlah bahwa pertanyaan seperti itu merupakan suatu pemberontakan secara tidak langsung kepada Tuhan. (DBR)
Anak Tuhan harus dapat membedakan kesejatian dan kesemuan.

7 Nov 2008

Minggu ke 2 November




AKU TIDAK MAMPU
Orang menggolongkan Yeremia sebagai salah seorang yang tidak percaya akan kemampuan dirinya sendiri seperti halnya Musa. Ketika Tuhan memanggil Yeremia dan memberitahukan kepadanya bahwa ia telah ditetapkan menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, Yeremia menanggapi panggilan Tuhan itu dengan sebuah penolakan dengan alasan tidak mampu. Ada dua hal yang terkandung dalam doa Yeremia.
Pertama, pengakuan akan ketidakmampuan Yeremia menjelaskan bahwa ia tidak fasih berbicara, ditambah lagi usianya masih muda dan belum berpengalaman. Doa Yeremia ini adalah doa yang spontan keluar dari isi hatinya, bukan doa yang sudah disusun seperti orang menyusun pidato. Yeremia dikenal sebagai nabi peratap, yaitu nabi yang banyak nangisnya. Hati Yeremia itu lembut. Itulah sebabnya ia merasa tidak sanggup untuk menjadi seorang nabi yang harus tegar memperkatakan apa yang Tuhan ingin ia katakana, seorang yang sering berbicara karena dosa-dosa yang sudah keterlaluan dibuat umat Tuhan. Itulah yang dibayangkan oleh Yeremia, sanggupkah aku untuk menyuarakan kehendak Tuhan? Sanggupkah aku berbicara dengan keras dan tegas?
Kedua, penyerahan. Orang yang menolak sebuah tugas karena alasan tidak mampu, sangatlah berbeda dengan orang yang menolak tugas karena memang tidak bersedia melakukan tugas tersebut. Di dalam doanya Yeremia menjelaskan keadaannya yang sesungguhnya bahwa ia mempunyai kelemahan. Tuhan juga tahu hal itu. Namun pengakuan Yeremia itu bukan sekedar untuk memberitahukan Tuhan, namun suatu bentuk penyerahan diri. Tuhan tidak butuh hal lain dari Yeremia, Ia hanya butuh kesediaan dan ketaatan Yeremia untuk melakukan apa yang Ia perintahkan. Kekurangan yang diutarakan Yeremia sama sekali tidak menjadi penghalang untuk Tuhan memakainya. Hanya dengan mengulurkan tangan-Nya ke mulut Yeremia, kesulitan itu teratasi.
Semua orang pasti memiliki kekurangan di dalam dirinya, yang seringkali menjadi penghalang baginya untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan. Tetapi apapun kekurangan itu, akuilah semua di hadapan Tuhan dengan tidak usah malu. Tuhan tahu bagaimana mengajar, memperlengkapi, memampukan sembari terus menyempurnakan, sehingga kita dapat melakukan apa yang Ia inginkan. Bahkan lebih dari semua itu, Ia juga memperlengkapi kita secara rohani dengan semua karunia-karunia Roh, di mana Roh Kudus berkarya di dalam kehidupan kita. Oleh karena itu jangan lagi ragu-ragu sekarang ini, nyatakanlah kepada Tuhan apa yang ada di dalam hati kita, segala kekurangan dan kelemahan kita, mintalah Tuhan memampukan kita sebagaimana Tuhan memampukan Yeremia. (Yeremia 1 : 4-10). (Jac)

SENIN, 10 Nopember 2008
HIDUPLAH BAGI ALLAH
I Petrus 4 : 1-3
Renungan kita hari ini hendak mengingatkan agar kita menggunakan waktu kita bukan untuk hal yang sia-sia, melainkan untuk mengerjakan tugas dari Bapa di sorga. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus telah mengalami penderitaan badani, dan kita para pengikut-Nya pasti kelak akan mengalami hal yang sama. Oleh karena itu Rasul Petrus mengingatkan agar kita mempersiapkan diri agar bila masa penderitaan itu datang kita sudah siap. Biarlah kita menggunakan waktu kita menurut kehendak Allah bukan menurut keinginan manusia kita. Seringkali kita mempergunakan waktu untuk melakukan keinginan daging, yang bertujuan untuk memuaskan nafsu kita. Padahal segala sesuatu yang kita kerjakan berdasarkan hawa nafsu akan mendatangkan kefanaan. Tetapi bila mempergunakan waktu untuk melakukan kehendak Bapa maka hal yang kekal yang akan kita terima. Seringkali lebih mudah kita melakukan keinginan daging kita dari pada melakukan firman Tuhan. Kita lebih suka mengejar yang fana dari pada mengejar yang abadi. Firman Tuhan berkata bila kita mempergunakan waktu menurut keinginan daging maka kita sama seperti orang yang tidak mengenal Allah (ayat 3). Orang yang hidupnya telah menjadi manusia baru pasti akan setia dan senang melakukan kehendak Bapa. Saya percaya Anda adalah orang yang telah menjadi ciptaan baru, oleh karena itu pergunakan waktu yang sisa ini untuk melakukan kehendak Bapa. (Giant)
Waktu yang tidak digunakan bagi Allah tetap harus dipertanggungjawabkan.
SELASA, 11 Nopember 2008
MENGAPA ADA DOA YANG TERHALANG?
I Petrus 3 : 1-7
Sudah sering kita mendengar banyak doa yang dipanjatkan anak-anak Tuhan yang tidak dijawab. Jika hal itu terjadi pada kita, kita perlu memeriksa diri apakah ada perbuatan yang tidak benar. Bacaan hari ini secara khusus membahas tentang banyaknya kegagalan dalam rumah tangga. Untuk itu marilah kita perhatikan ayat 7 yang memperingatkan para suami. Hubungan suami istri dalam Alkitab sering digambarkan sebagai hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Jadi kalau Kristus begitu mengasihi jemaat-Nya, bahkan sampai rela mengorbankan diri-Nya tersalib, demikian pula diharapkan para suami mengasihi istrinya dengan sepenuh hati. Bahkan secara lebih tegas lagi dikatakan bahwa ”hormatilah mereka (para istri)”. Bila para suami mentaati apa yang Tuhan perintahkan pasti tidak akan ada suami yang menyakiti hati istri, apalagi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, terutama pengkhianatan terhadap istri. Jadi bila ada doa yang tidak dijawab Tuhan, jangan pernah menyalahkan Tuhan, tetapi introspeksi terlebih dahulu. Firman Tuhan mengatakan, ”Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59 : 1-2). (DBR)
Hampirilah Tuhan dengan kekudusan maka Ia akan menjawab doamu.
RABU, 12 Nopember 2008
HIKMAT ALLAH
II Tawarikh 1 : 1-13
Ambisi untuk meraih keuntungan dengan cepat, ingin mendapat kekayaan dengan mudah, merupakan bagian hidup kebanyakan orang saat ini. Tak peduli bagaimana caranya, yang penting tujuan untuk memperoleh yang diinginkan bisa diwujudkan. Kalau kita pelajari dan pahami apa yang dilakukan Raja Salomo, sepertinya tidak sesuai dengan zaman sekarang. Salomo memilih hikmat Allah. Harta dan kekuasaan bukan menjadi tujuan utamanya, sebab ia sangat yakin bahwa Tuhan yang berpihak padanya akan memberkatinya. Kalau Salomo yang notabene adalah seorang raja, berdoa kepada Tuhan untuk memperoleh hikmat Allah, bagaimana dengan kita? Sudah seharusnya kita melihat teladan Salomo, yang mendulukan hikmat Allah. Sebab, hikmat Allah akan menuntun hidup kita pada berkat-berkat Allah yang telah tersedia. Bukanlah sesuatu yang berdosa jika kita memiliki harta atau kekuasaan. Tetapi yang seringkali terjadi adalah cara memperolehnya yang tidak benar, memanfaatkan segala cara, bahkan kadangkala rela melakukan hal yang tidak terpuji. Jadi, mintalah hikmat kepada Allah sehingga pikiran kita, hati, dan tindakan kita menjadi lebih bijaksana. Sebab harta kekayaan dan kuasa dapat dinilai, tetapi hikmat Allah sungguh tak ternilai. Ketika kita memperoleh hikmat Allah maka langkah-langkah hidup kita menjadi lebih jelas dan terang. Kita akan berjalan dengan tuntunan yang benar dan ke arah yang benar pula. Tiap rancangan yang kita susun dan selalu didasari oleh hikmat-Nya akan menghasilkan yang terbaik dalam kehidupan kita. Untuk itu, peliharalah cinta kasih terhadap Dia, tetaplah bertumbuh dalam rancangan-Nya, sehingga hikmat Allah akan terpancar dari pelbagai kegiatan yang kita lakukan. Tekunlah terus berdoa, jangan hilangkan waktu untuk selalu berkomunikasi dengan Allah, sebab melalui doa kita dapat menjalin pergaulan yang lebih akrab dan dekat dengan Tuhan Yesus. Kebajikan dan kemurahan-Nya akan mengikuti langkah hidup orang percaya. Tuhan Yesus memberkati. (IR)
Jangan mengandalkan hikmat sendiri tetapi gunakanlah hikmat Allah agar hidupmu diberkati.
KAMIS, 13 Nopember 2008
MENGAMPUNI DIRI SENDIRI
Markus 11 : 26
Mengampuni bukan suatu hal yang mudah. Ego kita, harga diri kita dan lain-lain menyebabkan kita tidak mau mengampuni. Mengampuni orang lain itu tidak gampang, tetapi mengampuni diri sendiri jauh lebih sulit. Ada yang bilang, bagaimana “saya bisa menyakiti saya”? Oh, sangat bisa! Ketika saya gagal dan saya tidak bisa menerima kegagalan itu, itulah saatnya “saya menyakiti saya”. Atau ketika saya melakukan kesalahan, tidak berbuat yang seharusnya, tidak mencapai prestasi gemilang, tidak punya berat badan yang ideal, ketika saya tidak seperti orang lain, ketika saya terjerat narkoba, ketika saya… masih banyak lagi hal-hal yang tidak memuaskan akan membuat “saya bisa menyakiti saya”. Pada dasarnya, manusia menghendaki kesempurnaan. Ketika itu tidak terjadi, manusia dapat menjadi kecewa kepada dirinya sendiri dan itu ternyata membuat banyak orang lebih mudah mengampuni orang lain dari pada dirinya sendiri. Mari kita belajar untuk mengampuni diri kita sendiri dengan menerima diri kita sendiri apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Hanya ketika kita dapat mengampuni diri kita sendiri, kita akan dapat datang kepada Tuhan karena seperti dikatakan firman hari ini ketika kita tidak mengampuni kesalahan orang termasuk kesalahan kita sendiri, Tuhan tidak dapat mengampuni kesalahan kita. (cubs)
Yang paling sulit di dunia ini adalah mengampuni diri sendiri.
JUMAT, 14 Nopember 2008
SAKSI HIDUP
Ibrani 12 : 1-2
Dalam Wahyu 15 : 4 dikatakan bahwa kita harus memiliki hati yang takut akan Tuhan. Artinya walaupun tidak dilihat orang tetapi tetap melakukan hal-hal yang baik dan ada ketakutan untuk melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Allah. Mengapa demikian? Dijelaskan dalam bacaan hari ini bahwa kita mempunyai banyak saksi yaitu:
Hati nurani kita. Ia merupakan saksi yang sangat dekat. Ketika kita berbuat dosa maka hati nurani kitalah yang pertama akan memberitahu kita.
Tuhan. Segala kejahatan kita yang kita pikir tidak dilihat siapapun tetap diketahui oleh Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi dari pada-Nya.
Setan/Iblis. Dialah yang selalu mengingatkan segala dosa kita, bahkan mendakwa kita sehingga kita cenderung tetap pada jalan kita sendiri. (Mar)
Setiap tindakan kita disaksikan oleh orang lain tanpa kecuali.
SABTU, 15 Nopember 2008
DOSA vs ANUGERAH
Yohanes 7 : 53 – 8 : 11
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah kepada Yesus untuk melihat apa yang akan dilakukan Yesus terhadapnya; karena sesuai dengan hukum Taurat, hukuman terhadap orang yang berbuat zinah adalah dilempari batu sampai mati. Tetapi Yesus hanya berkata, ”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (ayat 7). Akhirnya seorang demi seorang pun pergi meninggalkan tempat itu.
Kitapun sering berbuat seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, bukan? Kita suka menuding dan menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain tanpa menyadari bahwa kitapun sebenarnya adalah orang berdosa. Kita merasa diri kita jauh ’lebih baik’, ’lebih suci’ atau ’lebih rohani’ dari pada orang lain. Mungkin kita menganggap dosa yang kita lakukan tidaklah seberat yang dibuat orang lain, tetapi bagi Tuhan, dosa tetaplah dosa. Pelanggaran terhadap firman Allah adalah dosa, tidak ada dosa besar atau dosa kecil. Tetapi Tuhan memberi kesempatan baru kepada setiap orang yang mengakui dan bertobat dari dosanya. Yesus berkata kepada perempuan itu, ”Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (ayat 11b). Bila Tuhan telah mengampuni, jangan kita berbuat dosa lagi. Jangan sia-siakan anugerah-Nya! (Ginny)
Dosa mendatangkan hukuman. Anugerah Tuhan adalah pengampunan.
MINGGU, 16 Nopember 2008
PIKIRAN
Efesus 4 : 17
Pikiran adalah medan peperangan setiap hari. Sesungguhnya Tuhan telah memberikan otoritas kepada Anda untuk senantiasa menang dalam setiap petempuran, akan tetapi kadang-kadang kita menjadi pecundang karena telinga roh kita lebih kuat sinyalnya mendengar “Apa kata Iblis dari pada apa yang Tuhan katakan”. Dunia sekarang di mana kita tinggal adalah dunia yang sedang hanyut dengan segala keinginan dosa. Cara seseorang berpikir akan mempengaruhi cara bertindaknya. Ahli psikologi pernah berkata, “Apabila kita mengisi pikiran anak kita dengan kekerasan, maka kelak anak itu akan hidup bertindak dengan cara yang keras pula.” Untuk itu bila kita ingin menang dalam setiap petempuran, marilah kita isi pikiran dengan firman Tuhan. Bila pikiran kita penuh dengan firman Tuhan maka kita tidak akan pernah dikecoh oleh tipu muslihat Iblis. Semakin banyak kita memasukkan firman Tuhan dalam pikiran kita maka semakin kuat benteng yang telah kita bangun. Bila benteng yang ada di pikiran kita kuat maka Iblis tidak akan dapat merobohkannya. Iblis hanya dapat dikalahkan oleh firman Tuhan. Oleh sebab itu, penuhilah pikiran Anda dengan firman Tuhan. (Giant)
Pikiran jahat hanya dapat dikalahkan oleh firman Tuhan.