13 Jul 2008

Minggu ke 2 July

KUASA MENGUCAP SYUKUR

Ketika dunia serasa runtuh menimpa kita karena masalah yang dating bertubi-tubi dan begitu beratnya, kita bisa memilih untuk runtuh juga bersamanya atau kita bisa memilih jalan yang lebih positif. Mengucap syukur akan membawa kita ke jalan yang positif itu. Melawan kenegatifan hanya akan menghasilkan kenegatifan yang lebih banyak lagi. Ketika kita bisa bersyukur atas apa yang terjadi, separah apapun masalah itu, saat itulah kita akan menemukan jalan untuk merubah masalah itu menjadi lebih baik.
Mengucap syukur tidak berarti pasrah saja atau menyerah. Mengucap syukur berarti terus melangkah maju, seolah kita sudah menang. Tidak ada gunanya berperang jika kita sudah kalah sebelumnya, atau tidak ada gunanya mengijinkan kerugian yang kita alami menghambat pertumbuhan kita, kadang-kadang kita perlu mundur satu langkah untuk kemudian maju dua langkah ke depan. Taktik yang tepat ketika kita menghadapi masalah adalah mengucap syukur kepada Tuhan dan kemudian berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi dan memecahkan masalah itu.
Mengucap syukur tidak berarti mengijinkan orang untuk mempermainkan kita. Mengucap syukur itu berarti bahwa kita bisa melihat kenyataan yang ada secara obyektif dan kemudian membuat kita melihat kesempatan apa yang ada yang dapat membawa kearah perbaikan. Tidak ada masalah yang tidak punya celah untuk membawa kita kepada keadaan yang lebih baik.
Ketika kita bisa mengucap syukur, itu tandanya kita siap untuk meninggalkan masalah dan masuk dalam masa depan yang lebih baik. Ketika kita berhenti mengeluh tentang masalah kita, kita siap untuk mulai mengubah masalah menjadi hasil yang positif. Marilah kita belajar dari pengalaman hidup kita dan dari firman Tuhan. Segala firman dan nasehat yang bagus tidak ada artinya bila kita tidak melakukannya dan menjadikannya pedoman hidup kita. (DBR)

Senin, 14 Juli 2008
MEMBALAS
Efesus 4 : 25 – 5 : 1
Jika salah satu kekasih kita dilukai orang lain, pikiran kita adalah untuk membalas.“Balas dendam tak akan pernah memuaskan. Tiap-tiap kita membalas dengan cara kita sendiri. Pengampunan adalah salah satu cara untuk menghentikan lingkaran sakit hati yang dilakukan dalam ingatan kita.”. Rasul Paulus menulis : “Segala kepahitan, kegeraman,kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain penuh kasih mesra dan saling mengampuni,sebagaimana Allah didalam Kristus telah mengampuni kamu” (Filipi 31 : 32). Rasul tahu bahwa Roh pengampunan perlu bagi pertumbuhan rohani kita. Permintaannya berdasarkan pengampunan Kristus bagi kita. Pengampunan bukan saja melupakan, memaafkan atau menghilangkan persoalan, tetapi mengampuni, mematahkan lingkaran balas dendam dan menciptakan kemungkinan baru dimana kita dapat melepaskan diri dari masa lalu yang tidak adil. Mengampuni adalah pekerjaan kasih dan juga resiko besar dari kasih itu. Untuk mengampuni adalah mengikuti kehendak hati Allah yang penuh dengan kasih. Itu adalah mengikuti gelombang besar dan kuat dari kasih itu. Dengan mengampuni kita membebaskan seorang tawanan, dan menemukan bahwa sebenarnya yang ditawan adalah diri kita sendiri.(DBR)
Jangan membalas, ampuni saja. Itu yang Allah mau!
Selasa, 15 Juli 2008
JITU
Matius 25 : 34-36
Dalam pertandingan sepakbola kemenangan ditentukan oleh berapa kali sebuah kesebelasan dapat melakukan tembakan jitu sehingga bola akan bersarang di gawang lawannya. Apa artinya jitu? Dalam firman hari ini Tuhan dengan jelas menyatakan apa yang dikehendaki-Nya. Kepada yang lapar perlu diberi makan, bukan pakaian. Kepada yang haus perlu minum, bukan tumpangan. Kalau kita renungkan, memberi makan atau pakaian dua-duanya adalah kebaikan, bedanya yang satu jitu dan yang lain melenceng, tidak tepat sasaran. Niat baik saja tidak cukup, kita perlu menolong dengan jitu, menolong sesuai apa yang dibutuhkan oleh orang yang ditolong, karena kalau tidak, segala jerih payah dan pengorbanan kita tidak berarti karena tidak memenuhi kebutuhan orang lain, sayang bukan? (cubs)
Kalau tidak jitu bukan gol namanya! Tidak masuk hitungan.
Rabu, 16 Juli 2008
MENANTI
Kisah Para Rasul 1 : 6-8
Satu hal yang paling menjengkelkan, membosankan dan membutuhkan kesabaran adalah ”menanti”. Saat menantikan sesuatu yang tak kunjung datang, bahkan tak kelihatan tanda-tandanya, benar-benar membutuhkan kesabaran dan iman yang besar. Itulah yang dirasakan oleh murid-murid Yesus yang sangat mengharapkan pemulihan bagi kerajaan Israel. Ketika Yesus yang mereka harapkan menjadi raja ternyata kemudian mati disalib, mereka sangat tergoncang dan kehilangan pengharapan mereka. Lalu Yesus bangkit, dan harapan merekapun bangkit kembali. Itulah sebabnya mereka bertanya kepada Yesus, ”Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (ayat 6). Seringkali kitapun mengalami seperti murid-murid itu, bukan? Mungkin kita mengharapkan jawaban dari doa yang telah lama kita panjatkan, atau kita mengharapkan pemulihan bagi diri dan keluarga kita, atau kita mengharapkan kesembuhan dari suatu penyakit yang telah lama kita derita, tetapi seperti murid-murid itu, kita tidak melihat ”tanda-tanda” dari apa yang kita harapkan akan terjadi. Dan kitapun mulai bertanya-tanya, ”Kapan Tuhan? Kapan?” ”Kapan Engkau mau menjawab doaku?” ”Kapan Engkau akan memulihkan hidupku?” ”Kapan Engkau mau menyembuhkan penyakitku?” Firman Tuhan hari ini memberikan jawabannya, ”Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.” (ayat 7). Kita tidak perlu bertanya kepada Tuhan kapan waktunya, yang kita perlukan adalah ketekunan dan kesabaran, iman yang teguh untuk tetap setia menanti dan tidak kehilangan pengharapan. Kita harus percaya bahwa Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3 : 11a). (Ginny)
Tuhan bekerja tepat pada waktu-Nya, Ia tidak pernah terlambat.
Kamis, 17 Juli 2008
KEKUATAN ALLAH
Efesus 3 : 16
Apa yang dibutuhkan oleh orang sakit, orang yang berdukacita, orang yang kekurangan dan orang yang berbeban berat? Sudah berangtentu kita akan menjawab sesuai dengan pertanyaan kebutuhan tersebut, yaitu: kesembuhan, sukacita, harta dan kelegaan. Ada kalanya di dalam realita kehidupan ini sebagai langkah awal dan mungkin langkah-langkah selanjutnya Allah tidak langsung memberikan kesembuahn bagi yang sakit, sukacita bagi orang yang berduka dan sebagainya. Yang Dia berikan adalah kekuatan Allah yang dikerjakan oleh Roh-Nya di dalam batin mereka seperti yang dinyatakan dalam bacaan hari ini. Kekuatan Allah itulah sesungguhnya yang menjadi kebutuhan paling mendasar bagi manusia sebelum datangnya kesembuhan dan lainnya itu. Kekuatan Allah adalah kebutuhan yang paling pokok dalam menjalankan hidup di masa-masa kritis dan serba sulit saat ini. Dengan kekuatan Allah membuat kita dapat tetap bertahan untuk tetap setia dan taat pada Tuhan di tengah-tengah badai krisis yang menerpa hidup kita. Dengan kekuatan Allah kita dapat mengatasi segala masalah dan keadaan. Alkitab berkata, “ segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku(Filipi 4 : 13)
Kekuatan Allah yang membuat kita maju terus
Jumat, 18 Juli 2008
MASA KALAH?
Kisah Rasul 5 : 29
Waktu saya tertidur lelap, tiba-tiba saya bangun, hati saya digerakkan untuk berdoa, tetapi tubuh ini menolak dan mau melanjutkan tidur, saat itu jam 4 pagi. Dorongan untuk tidur membuat saya malas berdoa. Tetapi pintu kamar tidur saya dicakar-cakar oleh anjing kami dan suaranya berisik sekali, membuat saya tidak bisa tidur lagi. Saya lalu membuka pintu, Pluto masih mencakar-cakar pintu kamar. Saya mencoba tidur kembali, tetapi Pluto masih terus mencakar-cakar pintu kamar. Akhirnya saya berdoa dan membaca firman Tuhan. Waktu saya berdoa, tanpa disuruh siapapun Pluto berhenti mencakar-cakar pintu. Tuhan bisa bicara lewat siapapun, atau apapun. Bahkan seekor anjing dapat diperintahkan-Nya untuk membangunkan saya supaya berdoa dan Pluto lebih taat kepada suara Tuhan daripada saya, masa kita kalah dari binatang? Manusia adalah ciptaan Allah yang paling tinggi. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan-Nya, binatang tidak. Kalau ketaatan kita kepada Allah lebih buruk dari ketaatan binatang, kita pantas menjadi malu sekali dan perlu bertobat sekarang juga! Seperti yang dikatakan Petrus, kita harus lebih taat kepada Allah. (FF)
Jangan mau kalah sama apapun kalau soal taat kepada Tuhan!
Sabtu, 19 Juli 2008
GENERASI YOSUA
Yosua 1: 6-9
Generasi Yosua adalah generasi yang gagah perkasa, mereka terlahir di padang gurun. Generasi ini mengalahkan bangsa-bangsa yang ada ditanah Kanaan. Bagaimana caranya mereka menjadi generasi yang hebat? Sebelum mereka memasuki tanah Kanaan, Tuhan Allah berfirman kepada Yosua. Dan Firman inilah kunci keberhasilan bangsa Israel menaklukkan bangsa-bangsa yang ada ditanah Kanaan. Inlah bunyi Firman itu, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindak hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; jangan menyimpang kekanan atau kekiri, supaya engkau beruntung kemanapun engakau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”(Yos 1: 7-8). Bila kita ingin menjadi seperti generasi Yosua, maka kita harus mendengar, merenungkan dan melakukan Firman ini. Karena Firman ini merupakan pintu gerbang menuju keberhasilan. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu berarti kita harus memiliki iman yang bertumbuh dan kuat di dalam Kristus. Bertindak hati-hati sesuai dengan seluruh hukum dan jangan menyimpang kekanan atau kekir, berarti kita harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, ini berarti bahwa setiap hari kita harus membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Bila kita dapat melakukan Firman ini maka Tuhan berjanji akan meluruskan jalan hidup kita dan membuat hidup kita menjadi berhasil.(Giant)
Kasih allah tersedia bagi orang yang taat kepada-nya
Minggu, 20 Juli 2008
BUKAN MENGAPA “TETAPI SIAPA”
Mazmur 42
Sedang mengikuti pelayanan pastoral untuk mereka yang berduka, sangat mengherankan bahwa saya dapat belajar banyak dengan hanya mendengarkan mereka. Seorang ibu yang baru kehilangan bayinya, sharing dengan kami sesuatu kebenaran yang menyentuh saya. Ibu itu sudah menanyakan kepada ayahnya tentang pertanyaan “Mengapa?”. Ayahnya mengatakan bahwa ia tidak akan pernah tahu mengapa anaknya yang masih bayi harus meninggal, tetapi yang ia harus tanyakan “Siapa” Tuhan itu dalam peristiwa yang mengharukan ini. Pikirkanlah apa artinya bagi kita jika peristiwa seperti ini terjadi pada kita. Jika kita tiba-tiba menghadapi kedukaan, dan menanyakan “Siapa” bukan mengapa Tuhan” akan mendapatkan jawaban : “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan … “ (2 Kor 1 : 3). Jika kita mengalami kelemahan, kita akan mendapatkan bahwa : “Allah gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (Mazmur 18:2). Jika kita melihat mereka yang tak beriman membanjiri dunia ini, kita akan tahu bahwa : “Allah sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis dibawah kakimu” (Roma 16:20A)(DBR)
Yesus datang untuk manusia bukan yang lain.