11 Nov 2007

MINGGU KE 3 NOVEMBER



KESEMBUHAN

Tak ada sakit hati yang terlalu dalam, tak ada luka terlalu besar yang Tuhan tidak dapat sembuhkan. Mungkin sekarang ini Anda sedang mengalami luka batin yang menyakitkan sekali dan sakit hati yang parah seakan-akan Anda tidak dapat menanggungnya lagi. Anda mungkin luka batin begitu dalamnya sehingga Anda merasa tidak mungkin dipulihkan kembali. Perjanjian Tuhan mengenai kesembuhan mencakup keseluruhan. Tuhan ingin Anda utuh dalam segala segi: rohani, jasmani dan emosi. Dia ingin menyembuhkan sakit dan luka dalam hidupmu, namun Anda harus datang di hadapan Tuhan secara terbuka dan jujur dan minta kepada Dia untuk memunculkan luka-luka yang belum disembuhkan. Dari mana datangnya luka batin itu? Luka batin bisa datang antara lain dari hubungan yang tidak baik antara suami-istri, orang tua-anak, sesama saudara, rekan bisnis, anggota gereja, sesama teman, dan lain-lain. Strategi setan mencoba menjatuhkan kita agar kita bereaksi menuruti hawa nafsu sehingga mengakibatkan luka dalam hidup kita. Tujuh strategi yang dibidikkan setan adalah:
1Marah. Ingat Efesus 4 : 26-27.
2Kemunduran.
Membawa akibat kita takut berhubungan dengan orang lain. Kita lebih senang menyendiri dalam isolasi. Akibatnya kemunduran akan membawa kita dalam kondisi lemah rohani dan lemah emosi. Kita tidak boleh mengasingkan diri karena kita semua adalah anggota tubuh Kristus dan kita membutuhkan satu sama lain (I Korintus 12 : 21-26).
3.Mengasihani diri sendiri.
4.Membalas dendam.
Dari pada membalas dendam kita harus mencari perbaikan. Kita dipanggil untuk menjadi duta-duta perdamaian (II Korintus 5 : 18-21). Manusia butuh didamaikan dengan Tuhan dan sesama. 5.Kepahitan.
6.Tidak mengampuni.
7.Kebencian.
Tuhan ingin membawa kita kembali ke posisi semula seperti sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Namun kita tidak dapat menjadi seperti yang Tuhan rencanakan bila masih ada luka batin. Kalau kita tidak membereskan luka batin yang ada di dalam hidup kita maka kita akan selalu dalam keadaan lemah dan tidak berdaya untuk melawan kekuatan yang tidak menginginkan kita kembali menjadi ciptaan Allah yang sempurna. Akar kepahitan akan terus tumbuh dan akhirnya merusak hidup kita baik rohani, jasmani, apalagi emosi.
Selidikilah kondisi emosi kita. Allah menghendaki kita menjadi manusia seutuhnya, roh, tubuh, pikiran dan emosi. Yeremia 30 : 17: ”Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman Tuhan, ...” Anda dapat meneliti kondisi emosi yang butuh disembuhkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah ada ingatan-ingatan spesifik yang masih menyebabkan sakit sekali bila Anda memikirkan itu? Jika demikian halnya Anda butuh penyembuhan dari emosi-emosi yang merugikan ini.
2. Apakah Anda masih memegang prasangka yang belum mampu Anda lepaskan? Hal ini mungkin berakar dalam luka batin.
3. Apakah Anda merasa takut sekali terhadap sesuatu? Penyembuhan batin akan melepaskan dari ketakutan.
4. Apakah ada hal-hal yang Anda rasa sukar sekali melakukannya? Apakah Anda merasa rendah diri? Merasa sebagai orang yang gagal? Ini mungkin adalah dampak dari luka batin masa lalu.
5. Apakah Anda merasa tertarik atau tertolak yang di luar batas terhadap sesuatu benda atau orang? Pengalaman masa lalu biasanya menyebabkan reaksi yang abnormal seperti itu. (DeTe)

KUNCI KEBAHAGIAAN
(Matius 5 : 3-12)

*Berbahagialah orang yang MISKIN di hadapan Allah, karena merekalah yang
EMPUNYA KERAJAAN SORGA.
*Berbahagialah orang yang berDUKACITA, karena mereka akan diHIBUR.
*Berbahagialah orang yang LEMAH LEMBUT, karena mereka akan MEMILIKI BUMI.
*Berbahagialah orang yang LAPAR DAN HAUS akan kebenaran, karena mereka akan diPUASkan.
*Berbahagialah orang yang MURAH HATInya, karena mereka akan beroleh keMURAHan.
*Berbahagialah orang yang SUCI HATInya, karena mereka akan MELIHAT ALLAH.
*Berbahagialah orang yang MEMBAWA DAMAI, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
*Berbahagialah orang yang diANIAYA oleh sebab keBENARan, karena merekalah yang empunya KERAJAAN SORGA.
*Berbahagialah kamu,
jika karena Aku kamu diCELA dan diANIAYA dan kepadamu diFITNAHkan segala yang jahat.
BerSUKACITA dan berGEMBIRAlah, karena upahmu besar di sorga,
sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

Senin, 12 Nopember 2007
BUKAN KARENA ”SAYA”
I Korintus 1 : 25-31
Banyak di antara kita sering merasa dirinya kecil, bodoh dan tidak berarti. Ketika diminta untuk terlibat dalam kegiatan atau pelayanan, mereka selalu menolak dengan berkata, ”Dia aja deh, dia lebih pintar kok”, atau ”Ah, jangan saya, saya tidak bisa”, atau ”Aduh, saya malu, nanti ditertawakan orang”, dan sebagainya. Firman Tuhan hari ini mengingatkan, ”Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.” (ayat 25).
Ketika Tuhan memilih murid-murid-Nya, Tuhan tidak memilih ahli Taurat atau orang Farisi yang pintar-pintar, tetapi Tuhan memanggil orang-orang biasa seperti nelayan dan pemungut cukai; orang-orang yang tidak dianggap dan tidak terpandang. Mengapa? Firman Tuhan berkata, ”Supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.” (ayat 29). Jika kita merasa diri kita bisa, kita akan mengandalkan kekuatan sendiri untuk melakukan suatu tugas, tetapi kalau kita merasa tidak mampu, kita akan bergantung kepada Tuhan. Tuhan tidak mau kita menjadi sombong karena merasa bahwa kita sanggup melakukan apapun bagi Tuhan. Rasul Paulus pun berkata, ”Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, ...” (II Korintus 3 : 5-6).
Tuhan memanggil kita untuk menjadi murid-Nya dan Ia memberikan talenta kepada setiap kita. Jangan merasa diri kecil dan tidak berarti, jangan merasa tidak bisa. Walaupun hanya satu talenta yang kita miliki, kalau kita mempersembahkan kepada Tuhan, Ia akan memakainya untuk kemuliaan nama-Nya. Yang Tuhan minta adalah kesediaan kita. Apakah kita mau? (Ginny)
Dalam tangan Tuhan, yang kecil pun bisa menjadi besar.

Selasa, 13 Nopember 2007
BERKENAN KEPADA SIAPA?
Matius 16 : 26
Kita semua yang mengaku murid Tuhan Yesus, apalagi yang berani mengatakan bahwa ‘saya hamba Tuhan’ mempunyai tanggung jawab yang besar. Kita telah memilih untuk menjadi pengikut Yesus. Setiap pilihan ada resikonya. Resiko dari pilihan kita untuk menjadi pengikut Kristus menurut firman hari ini adalah menyangkal diri dan memikul salib. Itu artinya kita harus siap untuk menjadi tidak terkenal, siap untuk melayani bukan dilayani, membesarkan nama Yesus bukan nama kita sendiri dan hanya melakukan pelayanan yang diperintahkan Tuhan. Kita semua punya orang yang berada di bawah otoritas kita seperti anak, pembantu, karyawan bahkan istri. Kalau kita minta mereka untuk melakukan sesuatu tetapi mereka melakukan hal lain, walaupun yang mereka lakukan jauh lebih baik, tetapi tetap saja kita akan kesal karena mereka tidak melakukan yang kita minta. Begitu juga Tuhan. Dia lebih senang kita melakukan sesuai perintah-Nya dan bukannya melakukan apa yang kita mau saja. Setiap anak Tuhan punya tugas dan tanggung jawab sendiri. Persoalannya, siapakah bosnya? Siapakah pemimpinnya? Dalam segala sesuatu yang kita lakukan bila itu tidak berkenan kepada Tuhan yang adalah Tuan kita, yang adalah Raja kita, semuanya sia-sia belaka dan pada akhirnya nanti Dia akan berkata, “Aku tidak kenal kamu”. Capeek deh! (cubs)
Kalau tidak berkenan kepada Allah maka semua sia-sia, buat apa?

Rabu, 14 Nopember 2007
YESUS SEBAGAI WARISAN
Yohanes 17
Saya pernah bertanya kepada seorang nenek, “Kalau nenek meninggal, siapakah yang akan mewarisi kekayaan nenek?” Jawab nenek, “ Yang akan mewarisi kekayaan nenek adalah siapa yang selama ini tinggal bersama nenek.” Cerita ini memberikan gambaran kepada kita, orang percaya, bahwa ketika kita bersama-sama dengan Kristus, maka segala hal yang berkaitan dengan janji-Nya akan menjadi bagian kita. Janji Tuhan yang selalu menyertai kita adalah janji pemeliharaan. Dalam pemeliharaan-Nya, nama Yesus adalah jaminan bagi orang percaya. Dengan nama Yesus, kita disembuhkan, dikuatkan, dihiburkan dan bahkan diselamatkan. Dalam situasi apapun kita ada dan kondisi apapun yang menghampiri kita, ingat, nama Yesus adalah nama yang akan membebaskan kita dari setiap persoalan yang kita hadapi. Saat ini, mungkin ada banyak pergumulan menghinggapi kita sehingga kita seolah tidak kuat lagi untuk menanggung semuanya. Pada saat kita dalam kondisi seperti itu, ingat, nama Yesus merupakan jalan keluar yang paling tepat untuk diserukan. (DBR)
Yesus berkata dengan nama-Nya sendiri Ia memelihara kita.

Kamis, 15 Nopember 2007
AKU SELALU ADA
Yohanes 14 : 16-18
Seorang anak kecil sedang bermain-main di pesisir pantai. Ia berlari-lari berkejaran dengan ombak. Ia sangat bahagia bisa merasakan keindahan alam ciptaan Tuhan. Setelah ia puas bermain-main, ia berjalan di tepi pantai sambil menikmati indahnya laut. Ketika ia melangkahkan kakinya ke pasir, ia terkejut. Ternyata ada sepasang kaki orang dewasa di dekat jejak kakinya. Jejak kaki itu adalah jejak kaki Tuhan. Ia terus berjalan mengikuti jejak kaki itu, sampai tak terasa ia telah jauh melangkah. Ketika ia mau melangkah lagi jejak kaki itu tidak ada lagi, dan saat ia melihat sekelilingnya, ia tidak tahu sekarang ada di mana. Ia tersesat dan mulai ketakutan karena tidak tahu harus melangkah ke mana lagi. Anak itupun berteriak sekeras-kerasnya, “Tuhan, kenapa Engkau meninggalkan aku? Tuhan, tolonglah aku!” Tiba-tiba terdengar suara, “Anak-Ku, jangan takut, Aku tidak meninggalkan engkau. Tidak tahukah kamu bahwa dirimu sedang dalam pelukan-Ku?” Mendengar perkataan itu anak kecil itupun senyum dan merasa senang. Mungkin kita pernah merasakan seperti anak itu, seolah-olah Tuhan Yesus tidak di sisi kita. Dia sepertinya membiarkan kita berjalan sendiri dan tidak peduli dengan semua permasalahan yang sedang kita alami. Kita merasa dunia ini begitu gelap dan kita tidak dapat melihat secercah pengharapan. Tetapi percayalah itu semua hanyalah perasaan kita saja. (Giant)
Allah tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun, Ia selalu ada bagi kita!

Jumat, 16 Nopember 2007
BERJALAN BERSAMA TUHAN
Keluaran 33 : 1-6, 15-17
Bangsa Israel membuat Tuhan murka karena menyembah patung anak lembu emas, sehingga Tuhan tidak mau lagi berjalan bersama mereka. Dalam firman hari ini kita membaca, berfirmanlah Tuhan kepada Musa, ”Pergilah, berjalanlah dari sini, engkau dan bangsa itu yang telah kaupimpin keluar dari tanah Mesir, ... Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu... Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan.” (ayat 1-3). Tetapi Musa berkata kepada Tuhan, ”Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.” (ayat 15).
Seringkali dalam hidup kita, kita sukanya berjalan sendiri tanpa mau dipimpin oleh Tuhan. Mungkin karena kita pikir kita lebih tahu dari Tuhan apa yang baik menurut kita, atau mungkin karena kalau mengikut Tuhan banyak aturannya, banyak larangannya, atau karena kalau menunggu Tuhan seringkali lama dan kita tidak sabar menunggu waktu Tuhan, dan alasan-alasan lainnya. Tetapi Musa tidak begitu, ia tidak mau berjalan kalau tidak dipimpin oleh Tuhan. Ia berkata, ”Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” (ayat 16). Musa tahu, berjalan dengan Tuhan membuat perbedaan dari segala bangsa lain.
Mari kita belajar dari Musa untuk minta Tuhan yang memimpin setiap langkah kita. Percayalah bahwa kalau kita berjalan bersama Tuhan, walaupun banyak masalah dan kesulitan, Tuhan akan membuat perbedaan dengan orang yang tidak mengenal Tuhan. Bukankah senang bila kita mendengar Tuhan berkata, ”Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau.”? (Ginny)
Jangan kita berjalan tanpa pimpinan Tuhan. Berbahaya!

Sabtu, 17 Nopember 2007
AKU YANG PALING ...
I Timotius 1 : 15b
Sebelum saya bertobat, saya merasa bahwa apa yang telah saya lakukan selama ini wajar-wajar saja. Saya berpikir, ”Ah, saya masih lebih baik dari pada mereka, kan apa yang saya buat belum termasuk dalam tingkat kenakalan sekarang ini.” Padahal ada banyak hal yang harus dibenahi dalam diri saya, tetapi saya belum menyadarinya. Termasuk pikiran yang sombong, menganggap diri sendiri masih lebih baik dari pada orang lain. Sampai akhirnya firman Tuhan menegor saya dengan keras yang menyadarkan saya bahwa sebenarnya saya ini adalah orang berdosa yang membutuhkan keselamatan dari-Nya. Biasanya kalau saya baca buku, saya suka mengoreksi kekurangan-kekurangan apa yang ada dalam buku tersebut, namun ketika saya membaca buku yang satu ini yaitu Alkitab, malahan sebaliknya, bukan saya yang mengoreksi tetapi saya yang dikoreksi. Dan saya menyadari akan keberdosaan dan kesombongan saya selama ini. Firman Tuhan itulah yang kita baca hari ini. Semua yang ditulis dalam Alkitab, Paulus menyebutnya bahwa ”perkataan ini benar”, kata ”benar” dapat lebih tepat diterjemahkan ”dapat dipercaya” yang artinya ucapan itu dijamin kebenarannya, apalagi ditambahkan kata ”dan patut diterima sepenuhnya”, maka hal itu tidak perlu diragukan lagi. Ayat 15 ini adalah ayat yang terkenal. Paulus menyebutnya sebagai berita Injil. Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan orang berdosa. Yesus tidak hanya memperlihatkan kepada kita bagaimana hidup dengan baik, tetapi Ia datang untuk menawarkan keselamatan yang menuju kepada hidup yang kekal. Dan sudahkah kamu menerima tawaran-Nya itu? Selanjutnya dalam ayat 15 ini juga dapat kita lihat bahwa Paulus menyebutkan dirinya sebagai ”yang paling berdosa”. Pernyataan Paulus ini bukan dibuat-buat, melainkan ini adalah suatu kesadaran yang dalam yang dirasakan oleh Paulus setelah ia bertobat. Semakin Paulus memahami anugerah Allah, semakin pula ia menyadari akan keberdosaannya, dan hal inilah yang membawa Paulus untuk semakin bersyukur kepada Tuhan. Saya yakin kalau bagian firman ini telah memberkati dan menyadarkan saya, pasti berkat yang saya terima itu juga akan menjadi bagian dalam hidup Anda. Kita adalah orang berdosa yang membutuhkan anugerah keselamatan dari Tuhan.
Sadarlah hal itu dan bukalah hatimu untuk menerima anugerah keselamatan yang ditawarkan-Nya bagi kita. (Aping)

Minggu, 18 Nopember 2007
PLEASE DONK AAH..
II Timotius 3 : 1-4
Tuhan sungguh luar biasa! Ribuan tahun yang lalu Dia mengilhami hamba-Nya untuk menulis seperti bacaan hari ini. Dan pada masa ini firman Tuhan itu sungguh menjadi kenyataan. Kasih telah menjadi dingin, orang lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada menolong orang lain. Hal ini tidak hanya terjadi di antara orang dunia tetapi juga telah terjadi di gereja, di rumah Tuhan. Sesama jemaat tidak lagi tolong menolong. Mereka yang tergerak hatinya takut untuk menolong. Mereka yang butuh pertolongan takut untuk minta tolong. Banyak orang yang tidak peduli lagi akan tetangganya, temannya, saudaranya bahkan keluarganya. O ya, mungkin banyak juga dari mereka yang pandai menasihati orang lain, mengkhotbahkan tentang kasih dari mimbar ke mimbar, tetapi bagaimana dalam hidup mereka sehari-hari? Ingat, hukum terpenting menurut Tuhan Yesus adalah, “Kasihilah Tuhan Allahmu…dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22 : 37–40). Jadi kasih itu perlu diwujudkan dalam perbuatan bukan hanya perkataan saja! Please donk aah.. (cubs)
Mari kobarkan kembali kasih kepada kita lewat perbuatan nyata tanpa syarat