7 Dec 2008

MInggu Ke 2 Desember 2008


BELAJAR MENGASIHI ORANG LAIN

Suatu malam BAPA menyapa seorang anak-Nya, hamba perempuan-Nya yang setia, "Selamat malam, anak-Ku." Hamba perempuan itu membalas salam TUHAN dengan lembut, "Selamat malam, TUHAN." "Anak-Ku, maukah kau belajar tentang KASIH?" Saat itu dia dipenuhi sukacita dan menjawab, "Tentu, TUHAN!" "Baiklah," kata BAPA, "Aku akan menunjukkan KASIH padamu." Beberapa waktu berlalu, hamba perempuan itu dengan setia menantikan panggilan TUHAN kembali. Suatu hari dia menemukan janin tertanam dalam kandungannya. Dipenuhi kegembiraan, dia bersama suami dan keluarganya merayakan momen itu. Bulan demi bulan berlalu, hamba perempuan ini kian menyayangi janin dalam kandungannya, anaknya. Akhirnya waktu bersalin pun tiba. Dipenuhi degup-degup emosi, perjuangan antara hidup dan mati, dia melahirkan anaknya, seorang anak perempuan yang mungil dan cantik seperti dirinya. Hatinya dan seluruh keluarganya dipenuhi sukacita. Namun tidak berlangsung lama, beberapa menit sesudahnya, dokter menyatakan bahwa bayi yang dilahirkannya tidak bisa bertahan hidup dan akhirnya meninggal dalam hitungan jam. Di tengah rasa kecewa, BAPA datang menyapanya, "Anak-Ku." Dengan bibir bergetar, antara marah dan kecewa, dia menjawab, “Kenapa TUHAN? Kenapa ini semua terjadi?" Dengan penuh kasih TUHAN menjawab, "Anak-Ku yang terkasih, bukankah kau ingin belajar KASIH? Apakah kau sudah belajar sesuatu? Bagaimana rasanya kehilangan?" Dengan isakan dia menjawab, "Tak terkatakan TUHAN.. Sakiiiit sekali..." Kata TUHAN, "Syukurlah kau mengerti sekarang. Kau telah kehilangan seorang anak yang kau kasihi. Rasanya sungguh amat sakit. Pernahkah kau bayangkan begitu amat banyak anak-Ku yang terhilang di dunia ini? Mengertikah kau perasaan-Ku sekarang?" Hamba perempuan itu hanya bisa terdiam memikirkan pernyataan TUHAN. Itulah KASIH. KASIH adalah rasa sakit saat kita kehilangan sesuatu yang kita kasihi. Terlebih saat kita kehilangan KASIH itu sendiri. Di sekeliling kita banyak sekali orang yang sangat membutuhkan KASIH. Kita bisa menemukan mereka di lingkungan terdekat kita. Mereka adalah orang-orang yang kita kasihi dan kita tidak ingin kehilangan mereka. Mulai sekarang berikanlah KASIH pada setiap orang yang kamu cintai setiap hari. Jangan sampai kamu menyesal saat kehilangan mereka. Ingatlah! Orang-orang yang kelihatan tegar dari luar, yang biasanya menjadi pelindung bagi orang lain, justru merekalah yang lebih membutuhkan perlindungan. Mereka bahkan lebih rapuh dari orang-orang yang mereka lindungi. Jika kamu menemukan orang-orang seperti itu, mereka sangat membutuhkan KASIH darimu. Ingin mulai dari sekarang? Mulailah dari hal kecil. Katakan "Aku mengasihimu" kepada setiap orang yang kamu kasihi. Aku mengasihimu. TUHAN memberkati. (IR)

SENIN, 8 Desember 2008

EMPATI LEBIH DARI PADA CUMA BICARA

Yesaya 53 : 4-5

Baru-baru ini aku terkena virus. Entah dari mana, tiba-tiba kepalaku sakit dan seluruh tubuhku berbintik-bintik merah. Virus ini menyerang aku, rasanya sakit seluruh tubuhku. Aku berkata kepada suamiku,”Rasanya aku tidak tahan nih, virus ini benar-benar membuatku sakit sekali.” Suamiku berkata, ”Terlebih Tuhan Yesus di kayu salib menanggung penyakitmu.” Ya, benar juga, kataku dalam hati, betapa aku tidak peduli kasih Tuhan dalam hidupku, penderitaan-Nya untuk menanggung dosa dan penyakitku, karena kasih-Nya yang besar kepadaku. Suamiku berkata, ”Nyeri sendi ini punya tujuan pada waktu kamu melayani opa oma.” Kadang kalau kita tidak mengalami, kita tidak akan mengerti penderitaan orang lain. Mungkin kita cuma bisa menghibur, orang yang kita hibur bertanya kepada kita, ”Tapi kamu tidak mengalami kan?” Kadang kita menjadi jengkel pada orang yang kita kasihi yang sedang sakit, kelihatannya banyak maunya, mengeluh saja. Rasanya kita sudah capek. Tetapi kalau kita berada dalam posisi dia, seperti Tuhan juga mengalami, Dia mengerti seluruh perasaan kita, rasa sakit dan seluruh hidup kita, lebih dari siapapun di dunia ini; kita akan lebih mengerti orang lain. “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (FF)

Yesus telah mengalami semua yang mungkin kita alami, bahkan lebih berat.

SELASA, 9 Desember 2008
BERJALAN DENGAN IMAN
Bilangan 13 : 1-33

Sebelum memasuki tanah Kanaan, Musa melepas 12 orang pengintai untuk melihat-lihat negeri yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Mereka kembali dengan membawa laporan kepada Musa. Tetapi kesepuluh orang pengintai, selain menceritakan tentang kesuburan tanah yang mereka lihat, juga menyampaikan kabar busuk tentang negeri itu, sehingga menimbulkan ketakutan kepada bangsa Israel (ayat 27-33). Hanya Yosua dan Kaleb yang memiliki iman bahwa Tuhan pasti akan menepati janji-Nya untuk membawa mereka masuk ke tanah Kanaan. Akibatnya seluruh bangsa Israel yang berumur 20 tahun ke atas ketika keluar dari Mesir, tidak ada yang masuk ke tanah perjanjian selain Yosua dan Kaleb. Mereka tidak bisa menikmati janji Tuhan.

Dalam menjalani hidup ini, kita juga kerap bersikap seperti 10 orang pengintai itu, bukan? Kita memiliki janji-janji Tuhan, tetapi kita tidak bisa melihat berkat-berkat yang Tuhan sediakan karena yang kita lihat adalah masalah-masalah, rintangan, tantangan-tantangan yang kita hadapi. Dan semua itu membuat kita menjadi takut. Sering iman kita tidak cukup besar untuk percaya bahwa Tuhan sanggup menggenapi dan memberikan apa yang telah Ia janjikan.

Hari ini, mari kita belajar untuk mempercayai Tuhan agar tidak kena hukuman seperti bangsa Israel. Sekalipun mungkin banyak ujian, tantangan yang kita hadapi, percayalah bahwa bersama Tuhan kita akan keluar sebagai pemenang. (Ginny)

Iman adalah mempercayai Tuhan sepenuhnya bahwa Ia sanggup

Rabu ,10 Desember 2008

Kesukaan Allah

Hosea 6: 6

Menurut Anda apa yang Tuhan sukai agar kita lakukan? Apakah Ia suka saat kita mempersembahkan korban persembahan? Atau apakah Tuhan senang bila kita rajin ke gereja? Itu semua adalah baik dan menyukakan hati Allah, tapi ada yang lebih Allah sukai. Allah lebih menyukai kasih setia kita dan pengenalan akan Allah yang dalam. Buat apa kita banyak memberikan korban persembahan kepada-Nya bila dalam hati kita tidak ada kasih setia. Tanpa kasih maka sia-sialah yang kita persembahkan kepada Tuhan (I Korintus 13 : 3). Tidak heran bila nabi Hosea mengingatkan bangsa Israel akan hal ini. Sebab Allah menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan, menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. Nabi Hosea berkata demikian karena nabi Hosea melihat ada kepalsuan/kepura-puraan dalam bangsa Israel. Segala sesuatu yang dilakukan dengan kepura-puraan tidak akan membawa faedah bagi kita. Hendaknya saat kita melakukan segala sesuatu untuk Tuhan harus didasarkan pada kasih setia. Mengapa pengenalan akan Allah jauh lebih menyukakan hati Tuhan dari pada persembahan kita? Karena dengan mengenal Pribadi Allah kita akan mengerti apa yang Tuhan inginkan. Jadi kejarlah kasih setia dan pengenalan akan Allah karena itu adalah sesuatu yang dapat menyukakan hati Allah. (Giant)

Allah hanya punya satu kesukaan, bersekutu intim dengan manusia. Your browser may not support display of this image. Your browser may not support display of this image.

KAMIS, 11 Desember 2008

BACA DAN LAKUKAN

Yakobus 1 : 23

Banyak orang mengaku orang Kristen tetapi tidak pernah atau jarang membaca Alkitab, apalagi melakukan apa yang diperintahkan. Mereka tidak tahu kebenaran tetapi sering merasa sudah benar. Banyak orang Kristen terutama yang sudah menjadi Kristen sejak kecil bahkan tidak tahu kebenaran penting yaitu bahwa setiap orang secara pribadi harus bertobat sendiri. Banyak yang merasa bahwa karena dia sudah Kristen sejak lahir tidak perlu lagi bertobat, dan karena tidak pernah berbuat “dosa” seperti berbohong, mencuri, berzinah dan lain-lain, merasa sudah suci, sudah benar. Padahal Yesus sendiri dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus mengatakan bahwa setiap orang harus dilahirkan kembali. Kebenaran seperti ini tidak akan diketahui bila kita tidak membaca firman Tuhan, dan terlebih lagi firman Tuhan tidak akan menjadi bagian hidup kita bila tidak dilakukan. Bacaan hari ini mengatakan bila kita tidak melakukan firman, itu sama seperti orang yang melihat dirinya sendiri di cermin. Dia merasa mengenal wajahnya, dia merasa tahu keadaan dirinya, tetapi setelah dia berlalu dari cermin itu semuanya hilang kembali. Kita tidak bisa mengandalkan “perasaan”. Dibutuhkan lebih dari “saya merasa” untuk masuk ke sorga. Untuk menjadi seorang Kristen yang sejati, setiap orang tanpa kecuali harus membaca dan kemudian melakukan firman Tuhan. Hanya itu jalannya, hanya itu caranya. (cubs)

Hanya dengan membaca dan melakukan firman Tuhan kita akan paham kebenaran sejati.

JUMAT, 12 Desember 2008
TUHAN YESUS ADALAH SUMBER
Roma 15 : 13

“Lho, kok dispensernya ga nyala?” Aku melihat gulungan stop kontak yang ada. Kelihatannya semua kabel sudah tercolok semua. Tapi kenapa dispenser air ini mati? Airnya jadi tidak panas. Mau buat teh panas jadi tidak bisa. “Oh, ini penyebabnya,” kata suamiku. Ternyata colokan sumber listriknya sudah dicabut, yang ada handphone (yang sedang discharge oleh pembantu kami yang baru) sedang dicolok pada sumber listriknya. Pantas saja dispensernya mati, karena sumber listriknya dicabut. Dalam hidup kita, kita juga seperti itu, mau mendapatkan berkat saja dari Tuhan. Sering kita juga bergantung pada manusia, kekayaan, kekuasaan, kekuatan kita. Kita berkata kita dapat hidup tanpa Dia. Tetapi tanpa Dia, kita mati. Karena kekuatan berasal dari Dia. Sumber segala sesuatunya dari Dia. Dia Tuhan Pencipta semesta langit dan bumi. Roma 11 : 36, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!“ Hari ini, maukah kita berkata, ”Tuhan Yesus, Engkau adalah sumber segalanya bagiku. Aku tidak dapat hidup tanpa Engkau.”? Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. (FF)

Bila Yesus sumber kehidupan kita, dijamin tidak akan kering.

SABTU, 13 Desember 2008
YANG BERTOBAT SELAMAT
Yunus 3 : 1-10

Kisah Yunus dalam bacaan firman Tuhan hari ini tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Namun ada satu hikmat yang luar biasa kita dapati, yaitu maha besarnya pengampunan Allah bagi siapa saja yang bertobat (Yunus 3 : 10). Ada satu sikap yang terpuji yang diambil oleh orang-orang Niniwe, baik itu raja sampai kepada rakyatnya, semua mengenakan kain kabung dan berpuasa, dan berbalik dari segala kejahatan mereka. Maka kebesaran Allah sungguh terbukti
(ayat 10). Di zaman sekarang kelihatannya kita tidak jauh berbeda dengan orang-orang Niniwe, namun demikian kita boleh bersyukur, sebab kita hidup di zaman ANUGERAH! “Tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (II Petrus 3 : 9b). (DBR)

Maksud kemurahan Allah ialah menuntun kita kepada pertobatan.

MINGGU, 14 Desember 2008
ORANG FARISI
Lukas 18 : 9-14

Kalau kita baca renungan hari ini maka kita akan melihat bagaimana Tuhan Yesus mengecam orang Farisi. Mengapa Tuhan Yesus tidak suka dengan orang Farisi? Pertama, orang Farisi adalah orang yang senantiasa menganggap dirinya benar padahal belum tentu mereka benar. Mungkin mereka kelihatan benar di hadapan manusia tapi belum tentu mereka benar di hadapan Tuhan. Kedua, orang Farisi suka menganggap rendah orang berdosa, karena mereka telah menguasai isi Taurat. Ketiga, orang Farisi bangga dengan apa yang telah mereka lakukan, padahal segala yang mereka lakukan bukan karena keahlian mereka tapi karena Tuhan. Keempat, orang Farisi melakukan perbuatan baik agar dilihat manusia, mereka hanya mencari pujian dari manusia. Inilah sifat orang Farisi yang tidak disukai oleh Tuhan Yesus. Maka tak heran bila Tuhan Yesus begitu mengecam sikap orang Farisi. Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita agar jangan meninggikan diri karena kita akan direndahkan. Akan tetapi hendaknya kita merendahkan diri agar ditinggikan oleh Tuhan. Jangan pernah menganggap diri kita sebagai orang yang benar karena perbuatan kita, tapi kita adalah orang yang dibenarkan oleh Allah. Jadi tidak ada yang patut kita banggakan karena semuanya itu hanya dari Tuhan. (Giant)

Semua adalah dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan. Tidak ada yang bisa disombongkan.