24 Nov 2007

MINGGU KE 5


7 KIAT BEKERJA MENURUT AMSAL SALOMO

1. ANDALKAN TUHAN
Amsal 3 : 5-6 berkata, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Sertakan Tuhan di dalam segenap pekerjaanmu karena banyak yang harus kita kerjakan tetapi tidak diajarkan di bangku sekolah dan banyak yang terjadi yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

2. CARILAH PENGETAHUAN
Amsal 19 : 2 berkata, “Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.” Ilmu pengetahuan, cara bekerja yang benar dan efisien perlu kita cari. Jangan sungkan belajar dan meminta petunjuk jika tidak mengerti.
Amsal 19 : 20 berkata, “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.”

3. RAJIN DAN CEKATAN
Hanya orang rajin dan cekatan yang akan diingat oleh pimpinannya, terutama waktu menetapkan promosi jabatan dan kenaikan gaji.
Amsal 10 : 4 berkata, “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”
Amsal 14 : 23 berkata, ”Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.”

4. BERLAKULAH JUJUR DAN BENAR
Amsal 16 : 8 berkata, ”Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan.”
Amsal 10 : 9 berkata, ”Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.”
Amsal 10 : 16 berkata, ”Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.”

5. JAGA MULUT
Mengerjakan tugas-tugas adalah suatu pekerjaan yang berat, jangan ditambahi lagi dengan masalah lain karena mulut kita yang bocor,
Amsal 21 : 23 berkata, ”Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.”
Amsal 10 : 19 berkata, ”Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”

6. SABAR DAN TENANG
Amsal 16 : 32 berkata, ”Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”
Amsal 14 : 30 berkata, ”Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”
7. JANGAN INGIN CEPAT KAYA
Menjadi kaya adalah impian kebanyakan orang dan sah-sah saja. Yang harus diperhatikan adalah :
1. Menjadi kaya bukanlah tujuan utama di dalam hidup ini.
2. Ingin cepat kaya seringkali menjebak orang-orang ke dalam perbuatan yang berdosa.
3. Menikmati hidup lebih penting dari menjadi kaya tetapi mempunyai banyak masalah.
Amsal 10 : 22 berkata, ”Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”
Amsal 13 : 11 berkata, ”Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.” (IR)

Senin, 26 Nopember 2007
PILIHANMU
Kejadian 13 : 9
Sukses atau gagal dalam hidup ditentukan oleh keputusan-keputusan yang kita ambil setiap hari. Hal yang baik akan kita dapatkan bila kita mengambil suatu keputusan yang baik. Keputusan yang baik itu biasanya adalah hasil pembelajaran dari keputusan-keputusan buruk yang pernah kita buat di masa lalu. Setiap hari kita diperhadapkan pada sebuah dilema kehidupan. Kita diperhadapkan dengan permasalahan yang menuntut keputusan yang bijaksana dari kita. Bila kita dapat mengambil keputusan yang tepat maka kita akan memperoleh sesuatu yang baik. Tetapi bila kita salah menjatuhkan keputusan maka kita akan mendapatkan sesuatu yang menyakitkan. Seorang pembuat keputusan adalah seorang pembuat sejarah, baik ia memilih yang baik atau yang buruk, semuanya akan masuk dalam sejarah kehidupannya, akan jadi bagian dari dirinya. Bila kita mau belajar membuat keputusan yang baik, mari baca firman Tuhan, renungkan secara mendalam, dan lakukan firman Tuhan itu, maka percayalah Anda akan menjadi orang yang bijaksana dalam mengambil keputusan. (Giant)
Masa depan kita ditentukan oleh keputusan kita hari ini.

Selasa, 27 Nopember 2007
KEKUATIRAN
matius 6 : 25-34
Di dalam Alkitab, berulang kali kita baca Yesus berkata, ”Jangan takut” atau ”Jangan kuatir”. Ketakutan atau kekuatiran sepertinya sudah menjadi bagian hidup manusia, dan dianggap sebagai hal yang biasa. Apalagi dengan keadaan sekarang ini, segala sesuatu tidak pasti, sepertinya tidak ada yang bisa dijadikan pegangan. Bencana alam yang terus-menerus terjadi, krisis ekonomi yang tidak kunjung selesai dan membuat harga-harga terus melonjak, pengangguran dan kejahatan yang semakin bertambah, semuanya membuat orang cenderung menjadi takut atau kuatir. Rasa aman menjadi suatu hal yang sangat berharga dan susah untuk dicari. Banyak anak Tuhan juga ikut mengalami hal seperti itu. Ketakutan atau kekuatiran membuat mereka tidak bisa lagi melihat dengan ”mata iman” akan janji-janji Tuhan bahwa Tuhan akan memelihara, Tuhan akan mencukupi, Tuhan akan melindungi, Tuhan menyertai senantiasa. Dalam bacaan hari ini Yesus berkata, ”Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (ayat 27).
Sesungguhnya ketakutan atau kekuatiran itu hanya ada dalam pikiran kita, tapi mengapa begitu sukar melawannya? Firman Tuhan berkata bahwa musuh kita adalah roh-roh jahat di udara (Efesus 6 : 12). Yang pertama diserang oleh Iblis adalah pikiran kita. Jika kita takut atau kuatir, kita sudah kalah lebih dulu karena iman kita goyah. Apa yang harus kita lakukan bila kita takut? Raja Daud berkata dalam Mazmur 56 : 4-5, ”Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Itulah yang dilakukan Daud ketika ia takut, mengembalikan kepercayaannya kepada Tuhan. Oleh sebab itu kita harus senantiasa membaharui iman kita. Mari kita belajar dari Daud, ketika kita takut, datang kepada Tuhan dalam doa dan bacalah firman-Nya. Iman datang dari mendengar firman Tuhan (Roma 10 : 17). Iman kita akan dikuatkan ketika kita membaca dan merenungkan firman Tuhan, dan menujukan kembali ”mata rohani” kita kepada-Nya. (Ginny)
Jangan kuatir karena Allah setia.

Rabu, 28 Nopember 2007
DOA YANG DIJAWAB
Markus 11 : 20-26
Ada seorang bapak bertanya kepada pendeta, “Pak Pendeta, setiap pagi dan malam saya berdoa kepada Tuhan Yesus memohon agar penyakit saya disembuhkan, tapi sampai sekarang saya masih tetap sakit. Apa doa saya salah? Atau saya manusia berdosa sehingga Tuhan tidak mau menyembuhkan saya?” Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul dalam hati kita ketika doa kita tidak dijawab oleh Tuhan. Bila kita renungkan ayat hari ini maka kita akan mengerti bahwa ada 2 hal yang menjadi dasar agar doa kita dikabulkan.
1. Beriman dengan segenap hati (ayat 22-24). Saat kita berdoa jangan hati kita bimbang. Bila hati kita bimbang itu berarti kita telah ragu akan kuasa Allah. Kita harus percaya dengan segenap hati bahwa Tuhan pasti akan mengabulkan doa kita. Bila kita berdoa kepada Tuhan maka kita harus beriman bahwa kita telah menerima jawaban dari Tuhan.
2. Mengampuni dengan segenap hati (ayat 25-26). Mengampuni adalah salah satu poin penting agar doa kita dijawab oleh Tuhan. Penting sekali kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Di ayat ini Tuhan Yesus menegaskan dengan “dahulu”, ini berarti bahwa jangan pernah memulai berdoa tanpa terlebih dahulu memberikan pengampunan. Jadi jangan jadikan kepahitan menjadi penghalang doa kita kepada Tuhan.
Dari renungan hari ini kita dapat mengerti bahwa doa yang dijawab bukan dengan kata-kata yang indah, atau dengan kalimat yang panjang atau dengan suara yang keras. Tetapi doa yang dijawab Tuhan adalah doa yang diucapkan dalam iman dengan segenap hati dan mengampuni dengan segenap hati. Lakukanlah kebenaran ini maka Anda akan menemukan jawaban atas doa-doa Anda. (Giant)
Allah hanya menjawab doa orang benar.

Kamis, 29 Nopember 2007
KALAU SAYA MATI, MAKA..?
Lukas 12 : 13-21
Pernahkah kita berpikir bila kita dipanggil Tuhan saat ini juga, bagaimana kira-kira rapor kehidupan kita? Apakah rapor kita bagus? Atau banyak merahnya? Mungkin ada di antara Anda yang berkata, “Ah, saya kan masih muda, masih lama hidup di dunia ini.” Atau mungkin ada juga yang berpikir, “Ah, saya kan masih sehat, kuat dan gagah, mana mungkin saya akan mati sekarang?” Kepada orang kaya yang bodoh, Tuhan berkata, “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu...” (ayat 20). Tuhan yang berkuasa atas hidup setiap manusia. Belum tentu yang tua akan mati lebih dahulu dari pada yang muda. Belum tentu yang sakit akan meninggal lebih dahulu dari pada yang sehat. Kita wajib menjaga rapor kita, karena kita tidak pernah tahu kapan saatnya kita dimintai pertanggungjawaban. Mari kita pelihara rapor kita dengan tidak mempermainkan kasih karunia Tuhan, dengan tidak berbuat yang menyakitkan dan mengecewakan hati Tuhan. Tuhan memang pemurah dan pengasih, tetapi Dia juga Tuhan yang tidak mau dipermainkan. Jangan sampai kita menjalani hidup yang sia-sia. (cubs)
Tuhan itu Allah dan Raja kita.

Jumat, 30 Nopember 2007
JAGALAH MATA
Amsal 4 : 25
Salah satu kunci sukses ditentukan oleh mata. Saat mata kita memandang terus-menerus dan menatap tetap kepada Allah maka hasilnya akan muncul kepekaan. Dengan kepekaan inilah akhirnya kita dapat mengetahui apakah ini kehendak Tuhan atau bukan. Tidak sedikit dari kita yang sering melihat obyeknya atau bentuk fisiknya, bukan melihat Tuhan yang akan memberkati kita. Kita sering berkata, “Ini adalah tambang emas yang dapat mendatangkan keuntungan besar.” Tapi kenyataannya bukan untung malah buntung. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena mata rohani kita belum peka, masih melihat samar-samar. Oleh sebab itu, jagalah mata Anda terus-menerus agar memandang ke depan dan tetap menatap kepada Allah. Daud raja yang hebat akhirnya jatuh ke dalam dosa perzinahan karena tidak menjaga mata. Isteri Lot binasa karena memandang ke belakang, yang seharusnya ia memandang ke depan, hingga menjadi tiang garam. Oleh karena itu kita perlu menjaga mata kita agar tetap tertuju kepada Allah. (Giant)
Mata itu pelita tubuh yang menentukan terang atau gelapnya hati kita.
Sabtu, 1 Desember 2007
KEBIJAKSANAAN
Filipi 3 : 13
Saya tidak terlalu pandai menjelaskan arti kebijaksanaan itu, tetapi catatan di bawah ini menolong saya; dalam lukisan tentang kebijaksanaan yang berjudul ”An allegory of prudence” karya seorang pelukis Venezia abad ke-16, kebijaksanaan digambarkan sebagai seorang pria dengan tiga kepala. Satu kepala berupa seorang muda yang menghadap ke masa depan, satu lagi kepala seorang dewasa dengan mata tertuju kepada masa kini, dan yang ketiga kepala seorang tua bijak yang menatap masa lalu. Di atas ketiga kepala itu, sang pelukis menuliskan sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya: ”Dari contoh masa lalu, manusia kini bertindak dengan begitu bijaksana agar tidak mencelakakan masa depan.” Gambaran tentang kebijaksanaan dari lukisan di atas dimaksudkan untuk mengatasi berbagai ketakutan, kekuatiran, yang terjadi oleh karena kegagalan masa lalu dan menghambat berbagai usaha untuk maju meniti masa depan. Oleh sebab itu, Rasul Paulus sudah memberikan satu gambaran yang jelas melalui komitmen hidupnya yakni mengenal Dia, Yesus Kristus, dalam segala aspek kehidupannya. Kuasa kebangkitan Yesus tentu menjadi kekuatan yang tidak tertandingi, tapi Paulus juga menikmati persekutuan dengan Kristus dalam penderitaannya. Kalau berpatokan pada masa lalunya, tentu ia punya alasan untuk berputus asa, karena ia telah menyiksa begitu banyak pengikut Kristus, tetapi dengan yakin ia melupakan dosa masa lalu dan tidak membiarkan dirinya terus-menerus tenggelam dalam rasa bersalah. Demikian juga segala bentuk kebanggaan hidup masa lalupun perlu dilupakan agar dapat mengarahkan diri pada tujuan utama yakni pengenalan pribadi akan Yesus. Dengan keyakinan akan pertolongan Tuhan, Paulus terus maju, walaupun banyak cobaan dan ancaman yang bisa menghalangi tercapainya tujuan hidupnya. Apa yang terjadi kemarin, entah itu kegagalan atau keberhasilan, jangan sampai menghambat perjalanan hidup kita saat ini untuk mencapai masa depan yang gemilang. Kita dapat melangkah maju bersama Tuhan. Ketika kita rindu menjadi serupa dengan Dia dalam hidup ini, maka sesukar apapun perjalanan iman kita, kita tidak perlu kuatir. Tataplah masa depan dan arahkan pandanganmu pada Yesus. (Aping)
Cobaan pasti ada, tapi Yesus ada di belakangmu, bersamamu, dan di depanmu.

Minggu, 2 Desember 2007
PENGINJIL YANG HEBAT
Matius 4 : 23
Salah satu pekerjaan yang Tuhan Yesus kerjakan di bumi adalah memberitakan Injil kepada semua orang. Bila kita telusuri arti kata Injil dalam bahasa Yunaninya adalah kabar baik dari sorga. Tuhan Yesus sangat mengerti bahwa manusia memerlukan kabar baik. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus memiliki beban untuk memberitakan kabar baik itu kepada semua orang. Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia dari dosa (Roma 1 : 16-17). Allah rindu agar manusia terbebas dari ikatan dosa, karena itu Ia mengirim Yesus untuk membawa kabar baik ini kepada semua manusia. Dalam menjalankan tugas-Nya ini Tuhan Yesus melakukannya dengan luar biasa. Banyak orang yang percaya dan mengalami perubahan dalam hidup mereka. Kemanapun Ia pergi di sana sudah ada orang-orang yang menantikan Injil yang akan diberitakan-Nya. Betapa bahagianya bila kita pergi ke suatu tempat dan di sana sudah ada orang-orang yang menantikan kita, karena kita membawa kabar baik itu. Maukah kita menjadi pembawa kabar baik ini seperti yang telah Tuhan Yesus lakukan? (Giant)
Penginjil yang hebat adalah penginjil yang membagikan kisah hidupnya bersama Yesus.

18 Nov 2007

Minggu ke 4 November


MENUNGGU WAKTU-NYA TUHAN

Seringkali kita menghadapi masalah dengan tergesa-gesa, maunya serba instant. Sekarang berdoa, sekarang juga jawabannya. Tuhan tidak selalu bekerja seperti itu. Adakalanya Dia minta kita menunggu. Ada tiga cara Tuhan menjawab doa: Ya, nanti dan tidak.
Kenapa demikian? Ada saatnya waktu Dia mengijinkan suatu peristiwa terjadi atas hidup kita itu adalah karena Dia mau:
1. Sebagai tegoran / pelurusan dari simpangan. I Korintus 11 : 31-32, "Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia."
2. Tuhan itu Allah yang cemburu. Apa yang menjadi berhala kita akan diminta-Nya dan itu akan menyakitkan.
3. II Korintus 6 : 18, "Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa." Sebagai anak, Tuhan membentuk kita, mengajar kita, dengan singkat: 'memproses' kita.
Karena itu sangat penting bagi kita untuk sabar menanti kalau Tuhan menghendaki demikian. Yang terpenting adalah melakukan kehendak-Nya.
Tujuan dari kita menanti Tuhan itu adalah supaya kita membuang semua penghalang dan supaya kita tidak bermegah diri, tetapi mengandalkan Tuhan sepenuhnya.

Ada tiga dasar orang yang mengandalkan Tuhan :
1. Percaya pada kuasa dan kekuatan Tuhan (Keluaran 14 : 31: "Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan Tuhan terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya itu.", II Timotius 1 : 12: "Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.")
2. Percaya pada kasih setia Tuhan (Mazmur 13 : 6: "Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku."
3. Percaya keselamatan dari Tuhan (Yesaya 12 : 2: "Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku."

Jadi apa yang perlu kita lakukan selama menunggu?
1. Memuji dan menyembah Tuhan (Mazmur 28 : 7, Mazmur 22 : 4).
2. Bertekun dalam iman (Ibrani 10 : 35-36).
3. Berpegang pada janji Allah (Roma 4 : 20-21, I Raja-raja 8 : 56-58).
4. Berserah sepenuhnya pada Tuhan. "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" (Matius 6 : 27).

Kalau kita bersabar menunggu waktu-Nya Tuhan maka ada tiga hal yang akan kita dapat sebagai 'buah' :
1. Kemakmuran (Amsal 28 : 25, Yeremia 17 : 7-8).
2. Damai sejahtera (Yesaya 26 : 3-4):
- bebas dari rasa takut (Mazmur 27 : 1).
- perlindungan (Mazmur 91 : 1-4).
- keamanan (Mazmur 37 : 4).
3. Kekuatan (Yesaya 30 : 15; 40 : 29-31)

Di dalam Alkitab salah satu contoh terbaik dari orang yang menanti waktu-Nya Tuhan adalah Daud, untuk bisa menjadi orang yang mengandalkan Tuhan marilah kita ikuti teladan Daud. Apa yang Daud lakukan sehingga dia bisa tahu waktu Tuhan telah tiba? Yohanes 15 : 7a: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu…”. Daud bertekun dalam doa dan membaca firman Tuhan terus-menerus. Hanya dengan cara itu kita bisa mengandalkan Tuhan terus-menerus dan dalam setiap keadaan. (cubs)

Senin, 19 Nopember 2007
GAGAL, GA MASALAH TUH!
Amsal 24 : 16
Pasti kita semua pernah mengalami yang namanya “KEGAGALAN”. Gagal dalam usaha atau pekerjaan, gagal menjalin hubungan dengan pacar, atau gagal yang lainnya. Meskipun kita pernah mengalami kegagalan, tapi kegagalan itu bukanlah akhir dari segalanya. Yang menjadi masalah bagi kita bukanlah mengapa kita dapat gagal tetapi dapatkah kita menjadikan kegagalan itu sebagai batu loncatan untuk menggapai keberhasilan. Orang-orang yang telah sukses sekarang ini, dahulunya mereka adalah orang-orang yang gagal. Tetapi mereka sekarang bisa menjadi orang yang sukses karena mereka dapat menjadikan kegagalan itu sebagai batu loncatan untuk melompat kepada kesuksesan. Waktu kita menghadapi kegagalan, jangan pernah kita putus asa dan menyesali keadaan, tetapi berusahalah untuk bangkit lagi hingga mencapai keberhasilan. Tidak peduli apapun kesalahan yang pernah kita lakukan, kegagalan tidak akan menjadikan kita sebagai seorang pecundang yang selalu dihantui oleh kegagalan. Kita harus bangkit dan menjadikan kegagalan itu sebagai pelajaran untuk melangkah maju. Arahkanlah matamu pada Kristus, di sana kamu akan melihat masa depan yang penuh harapan. (Giant)
Kegagalan adalah tangga-tangga yang kuat untuk menuju keberhasilan.

Selasa, 20 Nopember 2007
TIDAK SESUAI INSTING
Yudas 18-20
Berulang kali Yesus mendesak para pengikut-Nya untuk melakukan apa yang dinyatakan benar oleh Allah, bukan yang diperintahkan oleh hasrat, insting dan intuisi. Hasrat berkata, “Saya menginginkannya.” Yesus berkata, “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kisah Para Rasul 20 : 35). Insting berkata, “Sayalah yang utama.” Yesus berkata, “Orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.” (Matius 20 : 16). Intuisi berkata, “Perasaan saya akan menjadi lebih baik jika saya membalas dendam.” Yesus berkata, ”Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” (Lukas 6 : 27). Menginginkan sesuatu tidak membuat hal itu menjadi baik. Memperoleh sesuatu tidak menjadikan hal itu berharga. Memiliki perasaan yang kuat tentang sesuatu tidak menjadikannya benar. Seperti yang ditulis Yudas, mereka yang menuruti hasrat dan insting mereka sendiri akan mengantarkan sesama menuju konflik dan perpecahan (ayat 18, 19). (DBR)
Kebenaran adalah yang sesuai dengan firman Tuhan, bukan insting.

Rabu, 21 Nopember 2007
BUKAN YANG DI LUAR
I Samuel 16 : 7
Pernahkah kita berpikir, mengapa banyak orang yang penampilan luarnya tidak baik tetapi disenangi oleh orang-orang di sekitarnya, bahkan melebihi mereka yang berpenampilan jauh lebih baik? Mengapa Tuhan berulang kali lebih memilih menolong Zakheus, perempuan Samaria, orang-orang berdosa dari pada orang Farisi, ahli Taurat? Padahal dari sisi pandang manusia, orang Farisi, ahli Taurat adalah orang-orang yang jauh lebih santun, lebih baik dari orang-orang berdosa itu. Tuhan melihat dengan sudut pandang yang sangat berbeda dari kita. Dia tidak melihat penampilan luar kita. Dia melihat hati kita, ketulusan kita. Jadi kalau orang dari luar menilai kita baik, hati-hati, apakah hati kita juga baik? Apakah hati kita juga dinilai oleh Tuhan baik? Karena pada akhirnya, ingatlah bahwa yang berlaku adalah penilaian Tuhan, bukan manusia. (cubs)
Manusia menilai dari penampilan luar, Yesus menilai apa yang di hati kita.

Kamis, 22 Nopember 2007
RAJAWALI
yesaya 40 : 31
Tahukah Anda bagaimana caranya burung rajawali mengajari anaknya untuk terbang? Ia membawa anaknya ke atas puncak gunung yang tinggi. Setelah sampai di puncak yang paling tinggi sang induk mendorong anaknya. Sang anak dibiarkan untuk berusaha mengepakkan sayapnya. Bila dirasanya anaknya tidak sanggup maka ia menangkap anaknya itu dan membawa lagi ke puncak gunung. Setelah sampai di puncak ia menjatuhkan anaknya lagi. Sang induk melakukan hal itu berulang-ulang kali hingga anaknya bisa terbang. Kita seperti anak burung rajawali tersebut. Tuhan senantiasa mengajari kita untuk menjadi manusia yang kuat. Ia mengijinkan pencobaan datang ke dalam hidup kita agar kita semakin hari semakin kuat di dalam Dia. Ketika kita tidak sanggup dengan masalah kita maka Ia akan mengulurkan tangan-Nya untuk menopang kita. Ia akan memberikan kekuatan yang baru bagi kita sehingga kita dapat terbang tinggi mengatasi masalah hidup kita. Jadi janganlah menyerah, marilah kita berusaha terus hingga kita dapat terbang bersama Tuhan. (Giant)
Kita adalah rajawali-Nya Tuhan yang masih perlu belajar terbang tinggi.

Jumat, 23 Nopember 2007
KETIDAKTAATAN
Pengkhotbah 8 : 2-8
Entah kenapa, manusia suka sekali melanggar peraturan, bahkan sampai ada istilah, ”Peraturan memang dibuat untuk dilanggar.” Contohnya, orang suka melanggar peraturan lalu-lintas tanpa merasa bersalah; di jalan kita sering melihat bus umum menaikkan atau menurunkan penumpang seenaknya, padahal jelas-jelas ada tanda ’dilarang berhenti’; orang membuang sampah di mana saja, padahal telah disediakan tempat sampah dan ada tanda untuk ’tidak membuang sampah sembarangan’. ”Ketidaktaatan”, itulah dosa pertama manusia, ketika Adam dan Hawa melanggar peraturan (firman) Tuhan. Dan dosa itu diturunkan sampai sekarang, padahal seharusnya kita tahu bahwa setiap pelanggaran ada hukumannya, terlebih bila kita melanggar peraturan Tuhan.
Sebelum bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, Musa berkata kepada mereka, ”Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.” (Ulangan 30 : 15-16). Tetapi betapa seringnya bangsa Israel melanggar peraturan, sampai akhirnya mereka dibuang ke Babel. Firman Tuhan hari ini berkata, ”Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan, karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan, dan kejahatan manusia menekan dirinya.” (ayat 5-6). Bila kita melanggar peraturan dunia, seringkali kita masih bisa berkelit dan lepas dari hukuman. Bila kita melanggar peraturan Tuhan, kita tidak bisa lari dari hukuman Tuhan. Memang firman Tuhan berkata, ”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (I Yohanes 1 : 9), tetapi ingatlah, setiap pelanggaran pasti ada hukumannya. Jangan kita menyalahgunakan kasih karunia Tuhan untuk selalu melanggar peraturan-Nya. Mari kita belajar untuk menjadi anak-anak Tuhan yang taat kepada perintah dan peraturan Bapa. (Ginny)
Peraturan diberikan untuk ditaati, bukan untuk dilanggar. Tidak taat = dosa.

Sabtu, 24 Nopember 2007
CURANG
Yesaya 61 : 7-8
Seorang pemuda yang ingin menikmati betapa enaknya berada di atas sebuah pohon nekat memanjat sebuah pohon kelapa. Waktu ia memanjat dan mencapai pucuk pohon kelapa, dia belum takut. Saat ia melihat ke bawah, kengerian menyelimuti perasaannya. Apalagi disertai dengan tiupan angin yang menggoyang batang pohon kelapa, seakan jantungnya mau copot. Dalam ketakutannya ia berdoa, “Tuhan, kalau saja Tuhan mau membantu saya agar tidak jatuh ketika saya turun, saya akan memberikan semua harta saya kepada Tuhan.” Dengan perlahan, iapun turun. Ketika tinggal dua meter lagi sebelum mencapai tanah, iapun melepaskan pegangannya pada batang pohon dan terjatuh. Ia lalu berkata, “Kalau begitu saya tidak jadi memberikan harta saya, Tuhan, habis saya terjatuh ketika turun.” Tidak jarang kita berperilaku sama seperti pemuda itu. Pada saat menghadapi tantangan yang mengancam keselamatan jiwa kita, seringkali dengan tidak berpikir panjang apakah hal itu dapat dilakukan atau tidak, terucap janji-janji yang muluk-muluk yang pada akhirnya kita langgar sendiri. Jangan buru-buru berjanji kalau tidak sanggup untuk menepatinya karena dengan demikian kita telah mencurangi Tuhan. Hendaklah kita selalu sadar bahwa Tuhan membalas orang-orang yang berlaku curang kepada-Nya. (DBR)
Tuhan tidak senang dicurangi. Kalau bernazar tepatilah secepat mungkin.

Minggu, 25 Nopember 2007
PROSES TUHAN
Yeremia 18 : 3-6
Sama seperti halnya seorang tukang emas atau penjunan membuat karyanya, yang untuk mencapai keindahan sempurna, membutuhkan kesabaran dan waktu yang lama serta proses yang teratur, Tuhan juga butuh kesabaran kita untuk melalui setiap tahapan dan waktu yang dibutuhkan supaya kita bisa kembali menjadi ciptaan-Nya yang indah. Waktu mula-mula Tuhan menciptakan kita, kita sangat indah, tetapi karena dosa, kita menjadi ciptaan yang rusak. Untuk mengembalikan kita seperti semula, dibutuhkan proses yang tidak sebentar karena kerusakan kita parah sekali. Tuhan memproses kita lewat pengalaman-pengalaman dalam hidup kita. Baik itu pengalaman indah, menyenangkan, maupun pengalaman buruk dan menyedihkan. Asal kita menurut saja, maka pada waktu-Nya Tuhan kita akan kembali menjadi ciptaan indah. Memang sewaktu kita menjalani proses itu tidak enak, dan mungkin terasa lama sekali, tetapi bertahanlah karena besar upahnya. (cubs)
Bertahanlah dan belajarlah selama menjalani proses Tuhan. Jangan menyerah!