27 May 2007

Minggu ke -1 Juni

Mengalami KASIH dan MUJIZAT-NYA.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6 : 33)

Untuk mengalami kasih dan mujizat Tuhan kunci pertama adalah melakukan seperti yang tercantum di atas. Ayat ini terdiri dari 3 bagian :
I. Carilah dahulu Kerajaan Allah, itu artinya :
Sudahkah kita lahir baru menjadi warganegara Kerajaan Allah? Lahir baru itu adalah sebuah langkah yang teramat sangat penting untuk mencari Kerajaan Allah. Kalau kita ingin mendapat perlindungan, fasilitas dari negara Republik Indonesia, maka kita harus menjadi warganegara Indonesia, demikian juga kalau kita ingin mendapat perlindungan dan fasilitas Kerajaan Allah kita harus menjadi warganegara Kerajaan Allah, caranya adalah dengan lahir baru (Yohanes 3 : 3). Seperti Nikodemus yang bertanya bagaimana caranya untuk lahir baru, itu adalah simbol/gambaran apa yang perlu dilakukan, atau proses kelahiran baru itu artinya adalah :
1. Bertobat, mengakui segala dosa kita dan minta ampun di hadapan Tuhan.
2. Menerima dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Salah satu tipuan Iblis sering adalah karena nenek moyang kita sudah Kristen, kita menganggap diri kita juga sudah Kristen. Kita lupa bahwa kita sebagai seorang individu harus juga membuat pernyataan di depan umum untuk mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, menerima Yesus secara pribadi, bukan karena faktor lain, apapun itu.
3. Dibaptis, manusia lama kita mati, manusia baru lahir (I Korintus 5 : 17). Secara manusiawi kita tidak bisa mematikan manusia lama kita, hanya Kristus yang sanggup, kita harus minta kepada-Nya untuk mengubah kita.
Setelah kita memastikan kewarganegaraan kita, kita perlu memiliki dasar-dasar untuk hidup sebagai warganegara yaitu :
1. Percaya (Yohanes 6 : 28–29). Taat, serahkan kepemimpinan pada Tuhan/Roh Kudus. Tuhan Yesus bukanlah Tuhan yang bermetode, jadi untuk setiap kasus Dia bisa menggunakan cara yang sangat berbeda. Itu sebabnya walaupun kasusnya sama kita tetap harus bertanya kepada Dia apa yang harus kita lakukan kali ini, seperti Daud yang walaupun menghadapi musuh yang sama berkali-kali tetap setiap kali selalu minta petunjuk dari Tuhan.
2. Setia. Kita bisa taat tetapi tidak setia. Setia itu adalah terus menanti sampai janji Tuhan digenapi (Pengkotbah 3 : 11a). Contoh kesetiaan yang terbaik dalam Alkitab adalah Abraham yang harus menunggu 25 tahun untuk mendapatkan seorang anak Ishak (Kejadian 21 : 5).
II. Kebenaran-Nya, maksudnya :
a. Firman/pengajaran yang benar. Pada akhir zaman ini banyak penyesat yang timbul, karena itu kita pribadi harus mengerti firman Tuhan. Tuhan berkata fondasi rumah kita harus kokoh supaya tidak mudah goyah, hal itu tidak bisa tergantung pada orang lain, siapapun itu, tetapi pada kita pribadi.
b. Iman yang benar. Dengan iman yang benar maka hanya iman sebesar biji sesawi saja sudah mampu memindahkan gunung ke laut. Ibrani 11 : 1 menggambarkan bahwa dasar kita menerima kasih dan mujizat Allah itu adalah kalau kita memiliki iman. Kenapa harus memiliki iman? Karena iman adalah bukti. Kita harus memiliki pengalaman iman secara pribadi baru bisa mengerti, dan iman itu harus didapatkan sendiri, tidak bisa lewat orang lain; tetapi kita mempunyai Yesus, kita bisa minta untuk mempunyai iman, seperti dalam Matius 7 : 7, Tuhan pasti akan memberi kita iman.
c. Kasih yang benar. Kalau iman itu menggambarkan hubungan kita dengan Tuhan (vertikal) maka kasih ini menggambarkan hubungan kita dengan sesama kita. Tuhan memberikan contoh yang sangat baik untuk menerangkan bagaimana kasih yang benar itu, yaitu seperti seorang bapa yang mendidik anaknya. Mengasihi adalah beda dengan memanjakan.
III. Maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Akhirnya kalau kita sudah menjadikan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya menjadi cara hidup kita sehari-hari maka Tuhan sudah pasti akan menambahkan semuanya itu kepada kita. Apakah yang dimaksud dengan semuanya?
1. Hidup yang berarti (Amsal 12 : 28).
2. Mujizat dan pertolongan (Mazmur 34 : 16).
3. Pemeliharaan dan pembelaan Tuhan (Mazmur 55 : 23; Yesaya 33 : 15–16).
4. Berhasil dalam setiap usaha (Yesaya 3 : 10; Mazmur 92 : 13).
5. Mempunyai kuasa yang besar (Yakobus 5 : 16).
Apapun masalah dan persoalan yang sedang dihadapi, lakukanlah Matius 6 : 33a dahulu, jangan dibalik. Secara tidak sengaja kita sering membalik ayat ini, kita sering minta Tuhan menambahkan semuanya dulu (kelima berkat) baru kita mencari Tuhan. Bukan itu yang Tuhan minta dan Tuhan firmankan. Tanggalkan dulu, lupakan semua persoalan kita, introspeksi diri apakah kita sudah benar di hadapan Tuhan, kalau belum bertobat dan lepaskan semua, kembali ke jalan Tuhan maka Tuhan pasti memberikan semuanya itu kepada kita. (cubs)


Senin, 28 Mei 2007

BERANI BAYAR HARGA

I Petrus 1 : 13-25

Setiap keberhasilan dalam hidup ini pasti ada pengorbanan baik materi, waktu, maupun sesuatu yang menyenangkan. Tidak ada keberhasilan yang diperoleh dengan “cuma-cuma”. Demikian juga Allah, di dalam menyelamatkan manusia tidak segan-segan membayar harganya, seperti ada tertulis, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3 : 16). Suatu teladan yang luar biasa telah ditunjukkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Demi menyelamatkan manusia, Dia tidak segan-segan mengorbankan segala-galanya. Karena itu benar sekali nasihat Rasul Paulus bagi setiap kita (Filipi 2 : 5-8). Sangat disayangkan sampai saat ini masih banyak hamba-hamba Tuhan yang selalu bicara tentang keberhasilan pelayanannya dibandingkan bicara tentang keajaiban Tuhan Yesus yang sanggup membuat perkara-perkara besar. Hal ini berbeda sekali dengan sikap Paulus seperti yang dinyatakannya dalam II Korintus 3 : 5-6. (DBR)

Tidak ada suatu keberhasilan tanpa ada orang yang berani bayar harga.

Selasa, 29 Mei 2007

ORANG LAIN KENA GETAHNYA

Lukas 19 : 2-8

Zakheus adalah orang yang curang sebelum dia bertemu Yesus. Sebagai pemungut cukai, dia suka memeras orang untuk memperkaya dirinya. Dia suka meminta lebih dari yang seharusnya. Banyak orang menderita akibat perbuatannya itu. Ketika dia bertemu Yesus dan bertobat, maka dia mengembalikan semua yang diperasnya itu empat kali lipat. Orang lain menikmati juga dampak pertobatan Zakheus itu. Hari ini mari kita renungkan bahwa orang lain pasti terkena getah perbuatan kita. Kalau perbuatan kita jahat, tidak benar, maka orang lain akan sakit, rugi dan menderita; sebaliknya, kalau perbuatan kita baik, sesuai firman Tuhan, maka orang akan datang kepada Tuhan. Jadi kunci kesaksian, bukti bahwa kita murid Yesus, adalah kalau kita berbuat baik, kalau kita memuliakan nama Tuhan lewat perbuatan kita yang membuat orang lain kena getah berupa kebahagiaan, damai sejahtera dan mendapat keselamatan kekal. Mari kita buktikan bahwa kita murid Tuhan sejati. (cubs)

Apapun yang kita lakukan, ada orang lain yang terkena getahnya!

Rabu, 30 Mei 2007

ROH KUDUS

Wahyu 22 : 1-3

Mengenal Roh Kudus adalah pengalaman seumur hidup yang penuh dengan kejutan-kejutan. Pada permulaan perjalanan kekristenan kita, kita mendapatkan bahwa Ia adalah sahabat yang bijaksana dan menyenangkan yang membawa kita kepada “mata air kehidupan”. Kemudian kita mulai menemukan kekuatan-Nya yang luar biasa sebagai penguasa alam semesta ini. Berangsur-angsur kita menyadari bahwa pembimbing yang ramah ini adalah penggerak dan pengguncang utama di dunia ini. Ia ada dalam semesta sejak permulaan, berperan pada waktu Tuhan menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1 : 2). Beberapa penafsir Alkitab menyatakan bahwa Ia akan tampil di saat terakhir sebagai mata air kehidupan yang keluar dari takhta Allah (ayat 1, 2). Dari semua gambaran yang dinyatakan dalam Alkitab untuk melukiskan sahabat kita yang mengagumkan ini, gambaran tentang sungai di dalam kitab Wahyu adalah yang paling menarik. Roh Kudus dilukiskan sebagai sumber bagi pohon kehidupan, buah-buahnya adalah makanan yang menyehatkan dan daun-daunnya obat bagi kesembuhan bangsa-bangsa. Jadi bila kerohanian kita ada masalah, buah yang diberikan akan memulihkan kita. Atau jika masalah itu berlangsung lama dan membuat kita terkena penyakit, daun-daun dari pohon yang diairi sungai itu akan menyembuhkan kita. Bahkan yang paling buruk sekalipun, yaitu jika kita tengah berada dalam kutuk, sungai itu akan menghapuskannya (ayat 3). Tak ada kutuk yang dapat bertahan di hadapan kekuatan-Nya yang mengagumkan itu. Alkitab memastikannya dengan kata-kata yang tegas ini, “Maka tidak akan ada lagi laknat.” (ayat 3). Terakhir ketahuilah bahwa Roh pemberi hidup yang sama ini kita tinggal di dalam kita. Mari kita hormati Dia, karena Dia memang layak menerimanya. (Aping)

Roh Kudus adalah Roh Allah yang tinggal di dalam kita.

Kamis, 31 Mei 2007

MEMINTA KEPADA TUHAN

Matius 7 : 7-11

Yesus berkata: ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; ... Karena setiap orang yang meminta, menerima...” (ayat 7-8). Seringkali kita salah mengartikan ayat firman ini. Karena Yesus berkata demikian, kita jadinya setengah ”memaksakan” bila meminta sesuatu dari Tuhan. Bila Tuhan tidak memberi apa yang kita minta, kita menganggap Tuhan ingkar janji, dan mengungkit-ungkit firman-Nya dengan berkata, ”Tuhan, Kau bilang kalau kami meminta akan diberikan, tapi kenapa saya minta Engkau tidak memberi?” Atau mungkin kita jadi berpikir, apakah kita yang kurang beriman kepada Tuhan? Bila doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, kita harus belajar untuk mengerti. Mungkin keinginan kita itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan; ataukah mungkin Tuhan mau memproses kita lebih dulu sebelum mengabulkan keinginan kita; atau mungkin Tuhan mau memberikan yang lebih baik dari apa yang kita minta; atau mungkin juga Tuhan tahu bahwa bila permintaan kita diberikan akan membawa keburukan bagi kita sehingga Ia tidak mau mengabulkan doa kita. Seperti yang dikatakan Yakobus, ”Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yakobus 4 : 3). Daud berkata dalam mazmurnya, ”Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.” (Mazmur 138 : 2). Tuhan kita adalah Tuhan yang setia, yang tidak pernah ingkar janji, dan Ia tidak akan pernah mengingkari firman-Nya, karena Ia menjunjung nama-Nya dan janji-Nya lebih dari segala sesuatu, karena itu kita bisa berpegang kepada firman Tuhan. Kalau kita mau percaya bahwa Ia tahu dan akan memberikan yang terbaik bagi kita, kita tidak akan pernah kecewa. (Ginny)

Kita boleh meminta, tapi Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita.

Jumat, 1 Juni 2007

HIDUP INI SINGKAT!

Mazmur 103 : 15-16

Ketika seorang masih kanak-kanak atau masih muda, biasanya jarang sekali ia berpikir tentang kematian. Tetapi saat seorang beranjak tua, dan teman-temannya mulai satu per satu meninggalkan dunia ini, mulailah pikiran tentang kematian datang. Dan barulah ia mulai berpikir tentang dunia yang akan datang, ke mana ia akan pergi apabila ia mati.
Dalam Lukas 12 : 13-21, Yesus menceritakan tentang seorang kaya yang bodoh, yang hanya memikirkan bagaimana mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tanpa tahu bahwa saat kematiannya sudah dekat. Banyak orang hidup seperti orang kaya ini, mereka bekerja, bekerja, dan bekerja. Hidup mereka hanya untuk bekerja, dengan tujuan mencari uang sebanyak-banyaknya. Alangkah bodohnya! Mereka tidak sadar bahwa kematian bisa datang setiap saat. Bukan hanya orang yang sudah lanjut umur, tetapi orang muda, bahkan anak-anak pun bisa meninggal setiap saat. Jika waktunya tiba, tak seorangpun dapat menghindarinya. Yakobus berkata hidup manusia seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yakobus 4 : 14b). Jadi seharusnya kita mempersiapkan diri agar jika kematian itu datang kita sudah siap. Yesus memberi nasihat agar kita mengumpulkan harta kita di sorga, bukan di bumi (Matius 6 : 19-20).
Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengingatkan bahwa kita semua akan menghadap takhta pengadilan Kristus suatu hari nanti untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita (II Korintus 5 : 10). Jika kita selalu ingat akan hal ini, tentu kita akan berhati-hati menjaga hidup kita. Bayangkan seandainya saat kita sedang ”menyimpang” dari jalan Tuhan dan kematian itu datang, apa jadinya? Oleh sebab itu, sebagai orang-orang yang telah ditebus, yang telah disucikan dengan darah Yesus, mari kita menjaga agar hidup kita selalu berkenan kepada Tuhan. (Ginny)

Hiduplah seolah-olah hari ini adalah hari terakhir hidupmu.

Sabtu, 2 Juni 2007

PENCOBAAN PEMBENARAN

Matius 4 : 1-11

Saya percaya kita pernah membaca dan mendengar kisah pencobaan di padang gurun ini. Dalam kisah ini, Tuhan Yesus dicobai oleh Iblis setelah Ia berpuasa 40 hari dan 40 malam. Iblis bukan sekedar mencobai Yesus mengenai makanan, harta dunia atau penggenapan janji Allah, tetapi lebih dari pada itu, Iblis ingin mencobai Yesus mengenai pembenaran ke-Anak Allahan-Nya. Kalau kita perhatikan di ayat 3 dan 6, di sana Iblis berkata, “Jika Engkau Anak Allah....”. Kalimat ini bukan sekedar kata pembukaan untuk mencobai Yesus, tetapi kalimat ini mau berkata, “Yesus, jika benar Engkau Anak Allah, tunjukkanlah!”. Iblis memancing Yesus dengan memberikan batu untuk diubah menjadi roti. Bila Yesus terpengaruh untuk menunjukkan kebenaran bahwa Ia adalah Anak Allah, maka Ia pasti akan mengubah batu itu menjadi roti. Dan bila Yesus melakukan hal itu, maka Ia akan kalah menghadapi pencobaan Iblis tersebut. Meskipun Yesus tidak mau menunjukkan kebenaran ke-Anak Allahan-Nya, itu tidak berarti Yesus tidak sanggup menunjukkan kebenarannya. Tetapi Yesus tahu itu semua adalah tipu muslihat Iblis untuk mencobai Dia, sehingga Iapun melawan pencobaan Iblis itu dengan firman Allah. Firman Allah adalah senjata yang paling ampuh dan dahsyat untuk mengalahkan Iblis. Dalam hidup ini kita sering diperhadapkan kepada pencobaan pembenaran. Mungkin kita pernah difitnah oleh teman atau orang lain. Di saat seperti itu biasanya kita langsung berusaha meluruskan kebenaran yang sesungguhnya. Kita mulai mengeluarkan perkataan pembelaan. Kita terus membela diri, sehingga ujung dari pembelaan kita itu mengarah kepada pertengkaran. Karena merasa dirugikan kitapun balik menyerang orang yang memfitnah kita. Ketika kita menghadapi masalah seperti ini, kita harus berbuat seperti yang dilakukan Yesus yaitu tidak terpengaruh dengan pencobaan itu. Ia tidak berusaha untuk membenarkan diri meski Ia benar adanya. Rasul Paulus menasihatkan dalam I Korintus 4 : 13, “Kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah.” Marilah kita berbuat seperti yang Rasul Paulus katakan, kita harus tetap ramah kepada orang yang berbuat jahat kepada kita. Kita harus percaya Tuhan tidak akan tinggal diam bila umat-Nya diperlakukan tidak adil. Tuhan akan membela umat pilihan-Nya. (Giant)

Kebenaran tidak dapat disembunyikan. Yang benar pasti kelihatan dan menang.

Minggu, 3 Juni 2007

KLAIM POSISI KITA

Lukas 15 : 28-32

Bacaan hari ini mengajarkan kepada kita tentang anak sulung yang tidak pernah meninggalkan rumah bapanya, tidak pernah lalai melakukan tugasnya, tidak pernah minta yang macam-macam. Dari luar orang pasti berpendapat bahwa dia adalah anak teladan, tidak seperti adiknya si bungsu yang kurang ajar terhadap ayahnya. Tetapi ternyata si sulung juga mempunyai satu kesalahpahaman, yaitu dia tidak pernah menyadari posisinya yang sebenarnya. Dia merasa dirinya adalah seorang hamba yang tidak berhak meminta, hanya menunggu diberi saja. Padahal, dia adalah anak dari bapanya, dia juga yang empunya kekayaan bapanya, sehingga kapanpun sebenarnya dia bisa saja mengambil seekor kambing, menyembelihnya dan berpesta dengan teman-temannya. Karena dia tidak tahu dan tidak mau mengklaim posisinya, maka dia tidak bisa menikmati berkat-berkat yang tersedia untuk anak, dia hanya menikmati berkat yang tersedia untuk hamba. Betapa jauh beda antara keduanya.
Sebagai orang Kristen, kita juga sering melakukan kesalahan yang sama. Kita jarang mengklaim posisi kita sebenarnya sebagai anak, kita lebih suka mengklaim posisi kita sebagai hamba. Padahal, Tuhan bilang bahwa kita bukan lagi hamba, tapi kita adalah anak Allah (Roma 8 : 15), ahli waris bersama Kristus. Bedanya juga jauh sekali antara hamba dan anak. Mari kita klaim posisi kita yang sebenarnya, kalau kita adalah anak, jangan kita hanya mengklaim sebagai hamba, rugi! (cubs)

Kita adalah anak dengan hak waris penuh, mari kita nikmati itu.