5 Sept 2008

Minggu ke 2 September

DOA UNTUK JIWA
Kekuatan gereja sejak dahulu sampai sekarang hanya ada pada doa. Kekuatan gereja tidak ada pada manusia, pada hal-hal yang ada di dunia ini, tetapi pada Allah, pada Yesus Kristus, pada Roh Kudus. Karena itu gereja harus berdoa. Hanya dengan berdoalah jawaban dari Allah kita dapatkan (Matius 6 : 8). Dalam menghadapi tantangan, aniaya dan berbagai kesukaran karena nama Yesus, gereja mula-mula menghadapinya dengan “doa”. Senjata mereka yang paling ampuh namanya “doa”. Doa mereka didasari pada keyakinan bahwa Allah yang mereka sembah memiliki segala kuasa, mampu mengatur segala sesuatu, menolong mereka yang berseru memanggil nama-Nya. “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.“ (Kisah Rasul 4 : 31).
Demikian juga hendaknya gereja dan umat Allah di zaman sekarang ini, khususnya gereja dan umat Allah di Indonesia yang tidak ada bedanya dengan gereja mula-mula menghadapi banyak sekali tantangan dan kesulitan dari berbagai macam sumber. Doalah yang akan menghadirkan kuasa Allah dalam memulihkan gereja dan bangsa kita serta dunia ini. Salah satu ciri dari gereja Yesus Kristus yang hidup adalah “doa”. Gereja Yesus Kristus haruslah gereja yang berdoa. Apa yang terjadi jika gereja atau umat Allah berdoa?
1. Jika gereja dan umat Allah berdoa akan ada jawaban dari Allah.
Di kala gereja mula-mula berdoa, jawaban dari Allah dan kedua hamba Tuhan Petrus dan Yohanes dilepaskan dari penjara. Apa yang dilakukan Petrus dan Yohanes setelah mereka dilepaskan dari penjara? Mereka berdoa.
2. Jika gereja dan umat Allah berdoa, pintu pekabaran Injil terbuka lebar.
Jika Tuhan tidak membuka jalan maka kita tidak dapat mengabarkan Injil, karenanya kita perlu terus berdoa supaya pintu pekabaran injil tetap terbuka.
3. Jika kita berdoa, para rasul diberikan Tuhan keberanian untuk memberitakan Injil.
Salah satu hambatan dari pekabaran Injil adalah ‘rasa malu’. Memberitakan Injil membutuhkan keberanian dan dukungan doa yang kuat dan terus-menerus. Keberanian itu harus dimintakan dari Tuhan karena Dia berkata, “…namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah…” (I Tesalonika 7 : 2).


SENIN, 8 September 2008

KASIH MULA-MULA

Wahyu 2 : 1-7
Ingatkah Anda saat jatuh cinta kepada Yesus? Bagaimana rasanya? Tentu Anda memiliki kasih yang menyala-nyala kepada Tuhan dan rela memberikan segalanya bagi Tuhan: waktu, tenaga, uang, apapun juga. Begitu bukan? Dengan berlalunya waktu kasihpun menjadi surut, segala sesuatu menjadi rutinitas, bahkan mungkin akhirnya seperti kewajiban dan menjadi beban. Tidak ada lagi kasih dan semangat yang menyala-nyala bagi Tuhan.
Dalam bacaan hari ini, Tuhan menegor jemaat di Efesus karena mereka telah meninggalkan kasih yang mula-mula. Tuhan memuji pekerjaan, ketekunan dan jerih lelah mereka, tetapi semua ternyata tidak ada artinya bila tidak disertai kasih. Karena itu tegoran Tuhan yang keras datang, ”Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” (ayat 5).
Hari ini, mari introspeksi diri kita, masihkah kita memiliki kasih yang mula-mula? Ataukah kasih itu sudah hilang ditelan waktu? Mintalah Tuhan untuk mengembalikan kasih yang mula-mula itu ke dalam hati kita. (Ginny)
Setiap hari biar kita jatuh cinta lagi kepada Yesus.

SELASA, 9 September 2008

KESALAHAN NAPOLEON

Yosua 1 : 1-9
Sejarah mencatat, salah satu penyesalan Napoleon adalah ketika membaca buku “Suntzu’s Art of War” (buku berasal dari negeri Cina). “Saya tidak akan pernah dikalahkan seandainya saya membaca buku ini lebih awal!” Kata Napoleon. Setelah membaca buku itu dia sering bangun malam untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh buku tersebut. Tapi penyesalan datang terlambat. Karena kesalahan strategi Napoleon kalah dalam peperangan. Menurut saya kesalahan terakhir dan terbesar dalam hidup Napoleon adalah jarang membaca “Alkitab” yang ada di bawah laci tempat tidurnya. Andaikan dia membaca, merenungkan dan menerapkan isi Alkitab lebih awal, maka pastilah keselamatan abadi akan menjadi milik Napoleon.
Jangan pernah ada penyesalan dalam diri kita saat kita sudah tidak ada lagi kesempatan untuk membaca Alkitab. Mari gunakan waktu yang ada yang masih diberikan Tuhan kepada kita untuk terus membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan setiap hari, jangan sampai terlambat. Dan jangan kita buat kesalahan dalam hidup kita dengan mengabaikan firman Tuhan. (Yus)
Penyesalan selalu datang terlambat, ketika kesempatan sudah lewat.

RABU, 10 September 2008

PILIHAN-PILIHAN LAMA

Yakobus 3 : 2-13
Ada sebuah artikel di surat kabar mengenai seorang perempuan Cina yang mendapat lidah baru. Para dokter telah mengambil sebagian dari daging di lengannya dan mencangkoknya untuk mengganti sebagian lidah yang diserang penyakit itu. Sementara kita dapat kagum pada pengetahuan kedokteran dan ilmu pengetahuan yang memungkinkan operasi tersebut, tetaplah benar apa yang dikatakan oleh Yakobus mengenai lidah. Sekalipun perempuan itu telah mendapat lidah baru, pilihan-pilihan lama tetap tak dapat dielakkannya. Ia tetap dapat memilih untuk berbicara baik atau jahat. Setiap hari kita diberi kesempatan-kesempatan untuk berbicara. Kita dapat bercanda dengan teman, memesan sesuatu untuk usaha kita, memarahi atau memuji anak-anak kita, dan memuliakan atau menyumpahi Tuhan. Tidak ada orang ataupun kuasa yang memaksa kita untuk melakukan hal-hal tersebut. Kita mengucapkan kata-kata itu karena kita memilih untuk berbuat begitu. Marilah kita ingat bahwa mendapat lidah baru bukanlah berarti kita berbicara dengan bijaksana. Yang kita perlukan adalah membiarkan lidah kita dikontrol oleh Allah supaya perkataan yang diucapkan adalah perkataan Allah. (DBR)
Apakah saya telah memilih untuk berkata-kata di bawah pengontrolan Allah?

KAMIS, 11 September 2008

BERGERAK BERSAMA ALLAH

Keluaran 33 : 15
Tuhan Tritunggal kita adalah Allah yang aktif bekerja setiap hari. Ia bukan Allah yang diam, tetapi Ia adalah Allah yang sangat dinamis. Ia bukan Allah yang santai-santai bersemayam di sorga nun jauh di sana, tetapi Dia Allah yang aktif bekerja sampai saat ini. Setiap hari, Allah memiliki rancangan yang mendatangkan kebaikan bagi umat pilihan-Nya. Ia adalah Bapa yang sangat memperhatikan dan mempedulikan kita, yang adalah umat pilihan-Nya. Di dalam rancangan atau rencana-rencana-Nya tersebut, Tuhan pasti hendak melibatkan setiap orang percaya, tidak ada yang tidak dilibatkan kecuali umat tersebut tidak dapat dipercayai Tuhan karena dosanya, dan belum hidup dalam pertobatan, dan masih kanak-kanak rohani. Harus dimengerti bahwa kehadiran Tuhan dalam dunia ini terbatas, sebab ada saat di mana Tuhan tidak lagi menggarap dunia ini. Ingatlah bahwa segala sesuatu ada masanya. Sisi lain yang harus kita sadari, bahwa waktu hidup kita juga terbatas. Suatu saat apa yang ada pada kita pun dalam hidup ini, akan kita lepaskan. Betapa bahagianya hidup seseorang yang benar-benar ditujukan kepada Tuhan, sebab hanya dengan berbuat demikian, ia mengisi hidup ini dengan benar. Bila kita memiliki warna hidup seperti ini, maka hidup kita akan jauh lebih berarti dari pada seorang konglomerat, pemain film, atau artis terkenal mana pun. Inilah sebenarnya kehidupan yang harus kita dambakan. Kita harus menjadi seseorang yang memiliki fokus hidup benar, atau orientasi hidup yang benar. Oleh sebab itu, kita hendaknya tidak menunda untuk melangkah bergerak bersama Tuhan. Ini adalah suatu pola kehidupan yang tidak terlalu sukar dilakukan, bila kita mau bersungguh-sungguh. Dengan kesungguhan hati dan tekad yang tulus, maka kita akan memiliki kehidupan yang dinamis. Setiap pribadi anak Tuhan, dipanggil untuk hidup bagi Tuhan, bergerak bersama Tuhan, menjadi alat-Nya untuk memperluas kerajaan-Nya di muka bumi ini, dan merebut jiwa-jiwa dari belenggu dosa untuk dipersembahkan kepada Allah sebagai emas yang murni dan mulia. (Mar)
Bergerak bersama Allah berarti maju ke depan, tidak bisa lain.

JUMAT, 12 September 2008

AHLI WARIS

Roma 8 : 17
Seorang ahli waris pasti menerima sesuatu sebagai warisan. Biasanya berupa sesuatu yang berharga, yang berguna. Hampir tak pernah terjadi seorang ahli waris menerima warisan berupa utang, atau sesuatu yang merugikan. Apalagi kalau kita menjadi ahli waris-Nya Tuhan. Dalam berbagai kesempatan dinyatakan bahwa dunia dan segala isinya adalah milik Tuhan. Bayangkan kalau itu diwariskan..?? Luar biasa bukan? Dan diwariskan kepada siapa? Ya, pasti kepada ahli waris-Nya, jelas…siapa ahli waris-Nya? Secara jelas firman berkata Yesus dan kita..wow!! Hebat!! Luar biasa!! Siapa yang mau? Pasti setiap orang mau.
Untuk menerima warisan itu ada syaratnya, kita harus jadi anak. Bagaimana jadi anak Tuhan? Firman berkata menderita bersama Yesus sekarang…wah, berat juga ya? Memang, tapi ingat donk apa warisan-Nya. Tidak apa-apalah menderita sebentar untuk dapat sesuatu yang luar biasa!! Ayo maju…upahnya asyiik lo?? (cubs)
Ahli waris pasti menerima apa yang menjadi haknya pada waktunya.

SABTU, 13 September 2008
DIHAJAR OLEH ALLAH
Ibrani 12 : 5-11
Anda percaya bahwa Anda adalah anak Allah? Bila kita telah menjadi anak Allah maka kita harus siap menerima hajaran dari Tuhan. Bila kita dihajar oleh Allah, itu tidak berarti bahwa Allah sedang murka kepada kita, melainkan Allah sangat mengasihi kita, karena kita anak-Nya. Allah tidak akan membiarkan kita bila kita melakukan pelanggaran. Hajaran Allah mendatangkan kebaikan bagi kita. Memang pada awalnya terasa tidak enak tetapi setelah itu kita akan menemukan maksud rencana Allah yang indah itu. Ketika kita sedang dihajar Allah itu berarti kita sedang diproses oleh Allah. Setelah kita melewati proses itu maka kita akan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai bagi jiwa kita. Oleh sebab itu, relakan diri Anda untuk dihajar oleh Tuhan. karena hajaran Tuhan mendatangkan kebaikan bagi Anda. Jangan bersungut-sungut bila kita sedang dihajar oleh Tuhan, tetapi hendaknya kita bersukacita menerima proses Tuhan itu. Yang perlu kita perhatikan, ketika dihajar Tuhan, itu menandakan bahwa kita telah diakui oleh Allah sebagai anak-Nya (ayat 6). Berbahagialah kita yang dihajar oleh Allah karena kita adalah anak Allah. (Giant)
Jika Anda dihajar Tuhan, berarti Anda anak-anak-Nya.

MINGGU, 14 September 2008
BERILAH DI SAAT KAMU PERLU MENDAPAT
Lukas 6 : 38
Hari ini aku merasakan hati ini jauh dari Tuhan, dan mau curhat, tetapi kepada siapa? Hatiku tergerak untuk SMS seorang teman. Menanyakan apa dia lagi sedih? Ternyata teman itu menjawab, ”Kok tahu sih?” Ya, aku bilang aku tergerak dan aku mau memberitahu dia, betapa Tuhan Yesus begitu mengasihinya. Aku memberi firman Tuhan yang menguatkan dia. “Terima kasih, kata-kata itu membuatku sedih dan terharu,” katanya. Aku juga bersyukur kepada Tuhan karena taat kepada-Nya. Kalau aku tidak taat, aku tidak dapat “encourage” temanku itu pada saat dia membutuhkan. Aku juga belajar dari Tuhan bahwa saat kita merasa butuh didoakan, perlu dukungan, pada waktu kekurangan dan merasa perlu sesuatu, kita justru harus memberi. Pada saat kita memberi, kita menerima. Firman Tuhan yang aku berikan kepada temanku itu, ditujukan untukku juga. Firman Tuhan seperti pedang bermata dua. Aku dan temanku merasa dikuatkan dan diberi penghiburan oleh Tuhan. (FF)
Lebih berbahagia orang yang memberi dari pada menerima.