4 Aug 2009

VOLUME 4




Saat aku berada di Pengadilan
Saat saya melihat sang Jaksa, dia melirik ke arah saya dan tersenyum licik, menurut saya dia adalah orang tersadis yang pernah saya lihat. Saya duduk dan menoleh ke sebelah saya dan di sana duduk Pengacara saya, seorang yang lembut yang sepertinya pernah saya lihat.Pintu di sudut ruangan terbuka dan keluarlah Hakim dengan pakaian berjubah. Dia menjadikan mata saya terfokus pada-Nya, begitu besar karisma-Nya. Sesaat setelah Ia duduk, "Mari kita mulai," kata-Nya. Sang Jaksa berdiri dan berkata, "Saya bernama Setan dan saya berada di sini untuk menunjukkan mengapa terdakwa ini adalah milik dunia saya yaitu neraka.". Dia meneruskan perkataannya dengan mengatakan semua kebohongan yang pernah saya katakan, barang yang saya curi di masa dulu, dan saat saya menipu orang lain. Saya begitu malu sampai-sampai saya tidak mampu untuk mengangkat kepala saya, melihat ke Pengacara sayapun saya malu. Setan terus mengatakan kesalahan-kesalahan saya .. yang kebanyakan sudah tidak saya ingat. Saat Setan mengatakan semuanya itu ... sayapun merasa kesal dan sedih terhadap Pengacara saya yang hanya diam dan tidak mencoba membela saya. Saya berpikir memang semua itu benar tapi tidak sedikit juga saya berbuat baik di dunia semasa saya hidup dan saya pikir semua itu bisa dibandingkan dengan kesalahan saya tersebut, ya kira-kira sebandinglah. Setan selesai dengan nafas menggebu dan berkata, "Orang ini milik neraka, dia bersalah atas semua yang saya katakan dan tidak ada satu orangpun yang dapat mengambilnya dariku.".
Kemudian tiba giliran Pengacara saya. Pertama Dia minta untuk diijinkan menghampiri sang Hakim. Hakim mengijinkan walau sempat disanggah oleh sang Setan. Saat Pengacara saya berdiri dan mulai menghampiri sang Hakim, saat dapat melihat Dia secara utuh penuh dengan kemuliaan-Nya, saat itu saya baru tersadar mengapa Dia kelihatan begitu familiar .....Dia adalah Yesus, Tuhan dan Rajaku.....Dia berhenti pada meja Hakim dan berbisik pada-Nya, "Halo, Bapa," dan berbalik sambil berkata, "Semua yang Setan katakan adalah benar bahwa orang ini telah berdosa, Saya tidak akan menyanggah argumen tadi. Dan benar upah dosa adalah maut... orang ini pantas dihukum!!!". Yesus menarik nafas dalam-dalam dan berbalik menatap Hakim dan berkata, "Tetapi, Saya telah mati di kayu salib sehingga orang ini beroleh hidup yang kekal dan dia telah menerima Saya sebagai penyelamatnya, jadi dia adalah milik-Ku.". Tuhanku melanjutkan kalimat-Nya, "Namanya tertulis dalam kitab kehidupan dan tidak ada satu orangpun yang dapatmengambilnya dari pada-Ku. Setan masih saja tidak mengerti, orang ini tidak memerlukan keadilan, melainkan belas kasihlah yang ia perlukan.". Yesus duduk lalu berkata, "Tidak ada hal lain yang perlu dilakukan, semuanya telah Aku selesaikan.". Sang Hakim lalu mengangkat palu-Nya dan “blammmmmm”; lalu terdengar Dia berkata, "Orang ini bebas dari segala tuduhan karena ia telah dibayarkan penuh, kasus ditutup!!!!". Saat Yesus menggandeng tangan saya, sempat terdengar Setan menggerutu, "Saya tidak akan berhenti, saya akan menang lain kali.". Lalu saya memberanikan diri bertanya pada Yesus, "Bapa, pernahkah Engkau kalah dalam kasus seperti ini???". Yesus tersenyum dan berkata, "Semua yang datang kepada-Ku dan minta Aku untuk mewakili mereka telah menerima hasil yang sama seperti kasusmu ini.... semua telah dibayarkan penuh!!!". (IR)


Baca kalau kamu punya waktu untuk Tuhan...
Baca kalau kamu punya waktu khusus untuk TUHAN. Suatu hari Setan dan Yesus sedang ngobrol bareng. Setan baru dikeluarkan dari Taman Eden, dan ia sedang kesal. “Saya baru melihat dunia dengan banyak manusia di bawah sana. Saya (Setan) memasang perangkap dan menggunakan umpan. Saya yakin mereka tidak bisa menolaknya. Saya akan mendapatkan mereka semua!” Yesus bertanya, “Apa yang akan kamu lakukan kepada mereka?” Setan menjawab, “Oh, saya akan bersenang-senang! Saya akan mengajar mereka bagaimana untuk menikah dan bercerai dengan sesamanya, bagaimana juga untuk membenci sesamanya, bagaimana untuk mabuk, merokok, dan mengutuk. Saya akan mengajar mereka bagaimana cara membuat senjata, bom, dan cara membunuh sesamanya.. Saya benar-benar akan bersenang-senang!” Yesus bertanya, “Dan apa yang akan kamu lakukan ketika semua itu telah kamu ajarkan kepada mereka?” Kata Setan dengan bangga, “Oh, saya akan bunuh mereka,” Yesus bertanya, “Berapa harga yang harus dibayar untuk menebus mereka?” Jawab Setan, “Oh, Kamu tidak akan menginginkan mereka. Tidak ada bagusnya mereka. Lihat, Kamu akan mengambil mereka dan mereka akan membenci-Mu. Mereka meludahi-Mu, mengutuk-Mu dan membunuh-Mu. Kamu tidak akan menginginkan mereka!!” Yesus bertanya lagi, “Berapa harganya?” Setan melihat Tuhan dan berkata, “Semua darah, air mata, dan hidup-Mu.” Yesus berkata dengan tegas, “BAIK!”. Lalu Ia membayar harga tersebut.
Bukankah lucu bagaimana manusia semudah itu membuang Tuhan dan bertanya kenapa dunia seperti NERAKA?
Bukankah lucu bagaimana seseorang berkata, “Saya percaya kepada Yesus”, tapi tetap mengikuti jalan Setan?
Bukankah lucu bagaimana kamu bisa menceritakan ribuan cerita lucu, tetapi ketika kamu menceritakan kebaikan Tuhan, kamu berpikir dua kali?
Bukankah lucu bagaimana saya jadi tambah kuatir dengan apa yang orang lain pikir dari pada apa yang Tuhan pikir tentang saya? (IR)

BERTUMBUH MELALUI KONFLIK
Dalam salah satu nasehatnya kepada jemaat Filipi, Rasul Paulus menyampaikan pesan tentang mengatasi konflik sebagai berikut, ”Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” (Filipi 2 : 1-3). Nasehat ini ternyata masih valid sampai sekarang, abad 21, ribuan tahun setelah Paulus hidup. Dalam kehidupan setiap manusia yang berhubungan atau berkomunikasi dengan manusia lain, apapun bentuk hubungan itu, tidak mungkin tidak pasti terjadi konflik. Mengapa? Karena setiap manusia mempunyai pola pikir atau paradigma tertentu yang dibentuk atau sangat dipengaruhi oleh keluarga, adat, budaya, pendidikan, pergaulan dan banyak lagi yang lain. Dua orang manusia berbeda yang menjalin hubungan sebagai teman, pasangan hidup, kolega, pasti mengalami konflik. Sekuat apapun berusaha, kita tidak bisa menghindari konflik. Ada dua macam konflik, satu terbuka, satu tertutup. Orang-orang di Amerika, Eropa atau yang umum disebut dunia Barat, banyak yang menganut konflik terbuka. Mereka cenderung menyelesaikan konflik dengan membicarakan dan mencari penyelesaian yang baik buat kedua pihak. Sebaliknya, secara umum, orang-orang yang hidup di Asia, atau yang disebut masyarakat Timur, cenderung menganut penyelesaian konflik tertutup. Mereka tidak membicarakan konflik secara terbuka, tetapi cenderung menerima saja keadaan yang terjadi, atau hanya menggerutu dalam hati. Jadi banyak masalah dalam kehidupan orang di timur yang bersifat status quo, masalah tidak selesai tetapi dibiarkan mengambang saja, yang penting di permukaan kelihatan damai, baik dan lancar.
Sebenarnya Alkitab tidak mengajarkan demikian. Amsal berkata, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” (Amsal 27 : 7). Konflik diperlukan untuk menyadarkan setiap orang. Konflik berguna untuk pertumbuhan rohani dan kebaikan setiap orang. Jangan takut berkonflik bila konflik itu diselesaikan dengan baik. Jangan lari bila ada konflik. Seperti Paulus katakan dalam Filipi 2 : 3, rendahkanlah dirimu dan anggaplah yang lain lebih penting, Alkitab memberikan 3 kunci untuk menyelesaikan konflik dengan baik:
1. Harus ada keterbukaan.
Banyak konflik disebabkan oleh tidak adanya keterbukaan. Tanpa keterbukaan maka hubungan tidak akan membawa kebahagiaan buat kedua pihak. Yakobus 5 : 12b mengatakan, “Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.”. Keterbukaan membutuhkan kejujuran dari kedua belah pihak. Banyak kekerasan dan konflik yang tajam tak terselesaikan bila tidak ada kejujuran. Ingat Tuhan menggunakan konflik untuk mendewasakan setiap kita. Orang yang dewasa cirinya bisa berkonflik dengan terbuka, orang yang tidak dewasa atau kekanak-kanakan tidak berani menghadapi konflik.
2. Jangan saling berbantah atau mencela.
Berhentilah saling menyalahkan. Jangan membela atau membenarkan diri sendiri. Seorang rekan memberikan saran yang baik, “Sampaikan isi hatimu dan kemudian kita renungkan bersama, baru mengambil keputusan.”. Kita jangan mengambil keputusan ketika hati sedang panas, sedang emosi. Lebih baik kita saling menyampaikan isi hati, kemudian semua berdiam diri dan merenungkan perkataan orang yang berkonflik dengan kita. Bila dia benar akuilah dan bertobatlah, bila dia salah, ampunilah dan tegorlah secara baik-baik. Berusahalah untuk rendah hati dan mengakui kesalahan. Janganlah mengkritik, terutama bila tidak tahu seluruh fakta yang ada. Jauhi perbantahan atau mencela. Salomo berkata bahwa dia lebih suka tinggal di atas atap dari pada serumah dengan istri yang suka bertengkar (Amsal 25 : 24). Baca dan resapi Efesus 5 tentang hubungan suami-istri yang dikehendaki Tuhan dan Efesus 6 tentang hubungan orangtua-anak, karyawan-atasan. Bukan berarti kita tidak boleh menegor atau menasihati, tetapi lakukanlah dengan tanpa emosi, atau dengan kepala dingin, maka nasehat atau tegoran itu akan membawa dampak yang sangat berbeda dari pada bila disampaikan dengan emosi.
3. Sadar bahwa orang yang berkonflik bukan orang yang sempurna.
Kita harus sadar bahwa keberadaan orang-orang di sekitar kita diijinkan oleh Tuhan untuk membentuk kita. Tidak ada satu orangpun di dunia ini selain Yesus yang sempurna. Untuk membuat kita menjadi dewasa dan sadar akan dosa kita, Tuhan banyak sekali menggunakan orang lain. itu sebabnya dalam kitab Kejadian Tuhan berkata, “Tidak baik manusia seorang diri saja…” (Kejadian 2 : 18). Karena itu jika kita ingin hidup kita menjadi lebih baik, lebih kuat dan memiliki karakter ilahi, kita harus mengijinkan orang lain mengoreksi kita, menegor dan menasihati kita. Dan kita juga harus meresponi dengan pertobatan dan perubahan yang disertai oleh pertolongan Roh Kudus.
Akhir kata seperti dikatakan dalam Ibrani 3 : 15, “Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman.". Ketika orang lain menegor kita, jangan langsung dibantah, jangan membenarkan diri, tetapi renungkan, akui dan bertobat dengan sikap seperti perkataan Paulus dalam Filipi 2. (cubs)
Mari Kita Bersyukur!

AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU
MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.


Kata-kata di atas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap dan pasangan yang terbaik, tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu, bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, berapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur. Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Ke manapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya menjadi gemar berganti-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu.". Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus-menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu.". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” Tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu."
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di sorga."

ANDALAN HIDUPKU
Yeremia 17 : 5-8
Bergantung kepada Tuhan sama dengan menanti-nantikan Tuhan atau mengandalkan Tuhan. Dunia mengandalkan kekuatan diri sendiri dan kekuatan-kekuatan lain, sebaliknya Alkitab mengajarkan bahwa kekuatan kita ada pada Tuhan. Paling sedikit ada 2 hal tentang perlunya kita bergantung kepada Tuhan:
1. Mengapa kita bergantung kepada Tuhan?
Orang yang bergantung kepada kekuatannya sendiri atau orang lain akan terkutuk (menderita dan tidak berhasil dalam hidupnya). Tetapi orang yang bergantung kepada Tuhan akan diberkati dan akan terus-menerus berbuah (berhasil). Orang yang bergantung kepada Tuhan tetap akan menghadapi masalah, tetapi dia akan menghadapinya dengan tenang, penuh hikmat dan pada akhirnya akan mengalahkan masalahnya itu dengan kemenangan karena dia menghadapinya bersama Tuhan.
2. Apakah artinya bergantung?
Orang yang mengandalkan Tuhan itu berani mempercayakan diri kepada Tuhan. Banyak orang yang lebih percaya kepada kekayaan atau kepandaian dari pada kepada Tuhan. Untuk bergantung kepada Allah kita harus berani melepaskan gantungan kita pada kekayaan, kepandaian atau apapun selain Tuhan.
Seperti orang Israel yang harus melewati padang gurun, kitapun harus melewati padang gurun untuk mengerti arti bergantung kepada Tuhan. Lakukan semua firman Tuhan yang kita tahu supaya akhirnya kita bisa masuk tanah perjanjian. Renungkan pertanyaan berikut ini bila Anda sadar telah melakukan kesalahan, bertobatlah, ubah gantungan hidupmu menjadi kepada Tuhan dan engkau akan mengalami perubahan yang tidak pernah engkau pikirkan bisa terjadi dalam hidupmu:
1. Pernahkah kamu mengandalkan kekuatan manusia? Apakah akibatnya?
2. Pernahkah kamu mengandalkan Tuhan dalam hidupmu? Apakah hasilnya?
3. Maukah kamu terus setia mengandalkan Tuhan dalam hidupmu?
Berdoalah supaya kita tidak lagi mengandalkan manusia, tetapi kita terus mengandalkan Tuhan (percaya kepada Tuhan) dalam seluruh situasi yang kita hadapi. (Gid)

PERKATAAN KITA BERDAMPAK
Yosua 1 : 8
Perkataan adalah satu kekuatan. Perkataan iman akan mendatangkan berkat, sebaliknya perkataan yang sia-sia akan menghasilkan sesuatu yang negatif. Jangan lupa untuk memperkatakan Taurat Tuhan siang dan malam. Perkataan kita mencerminkan pribadi kita. Beberapa kuasa yang disebabkan oleh perkataan :
1. Perkataan firman Tuhan menciptakan imajinasi/pikiran.
Pikiran yang sesuai dengan firman Tuhan akan menghasilkan tindakan yang sesuai dengan firman Tuhan. Tuhan ingin menaruh firman-Nya dalam pikiran/akal budi kita (Ibrani 8 : 10). Pikiran yang dipenuhi Firman Tuhan akan mendatangkan kesuksesan.
2. Perkataan Firman Tuhan mengalahkan musuh.
Firman Tuhan yang kita ucapkan dengan iman membuat musuh (Iblis) yang ingin menghalangi kita takut. Firman Tuhan adalah senjata Pedang Roh kita.
3. Perkataan yang salah akan berakibat fatal dan harus ditanggung akibatnya.
4. Perkataan firman Tuhan akan membuat Tuhan mendukung kita. Dia mendukung (tidak dapat mengingkari) firman-Nya.
Semakin sering kita memperkatakan firman Tuhan dengan iman, semakin besar kekuatan kita. Dalam Keluaran, Tuhan berfirman tentang berkat dan kutuk. Berkat didapat bila kita berkata positif, kutuk didapat bila kita berkata negatif. Hati-hati dengan perkataan kita, apalagi bila perkataan itu mengenai orang yang kita kasihi, suami/istri, orangtua, anak, sahabat atau siapa saja. Jangan kita jadi orang yang sering berkata negatif karena itu membuat kita jadi orang yang mengutuki orang lain dan itu jahat di mata Tuhan.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Coba ceritakan pengalamanmu dengan perkataanmu yang negatif. Apa yang terjadi dengan hidupmu?
2. Berkat-berkat apa yang kamu terima ketika kamu mengucapkan firman Tuhan dengan iman?
3. Apakah kamu mau terus mengucapkan/ memperkatakan firman Tuhan siang dan malam?
Berdoalah supaya kita dapat dengan setia mengucapkan firman Tuhan dengan iman, siang dan malam. Berdoalah supaya kita dapat membuang perkataan yang negatif/sia-sia. (Gid)

RENUNGAN HATI

merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.


Shalom teman,
Dengan ini aku mau mengirim sumbanganku untuk pembangunan gereja di kotamu. Tentu, biarpun di mana kau tinggal adalah kota kecil (desa), tetapi jemaat di sana juga perlu suatu gereja yang memadai. Sudah ada sumbangan sebuah tanah dari salah satu jemaat dan di atasnya kalian mau membangun. Tuhan sudah menyediakan keperluannya sampai memperoleh ijin untuk membangun. Puji Tuhan, mohon berkat Tuhan atas pembangunan ini. Ada sebuah kata hikmat yang kubaca: “lebih mudah membangun rumah Allah dari pada menjadi rumah Allah”. Ada benarnya, teman, menjadi rumah Allah sungguh sulit. Kita harus minta pertolongan Roh Kudus, karena tercakup seluruh keberadaan kita, tutur kata – tingkah laku kita, supaya kelihatan baik oleh orang lain sekeliling kita, jika berkata bahwa kita mau menjadi rumah Allah. Kita masuk rumah Allah (gedung gereja), membawa rumah Allah (diri kita) tidak dengan sembarangan. Ada protokol (peraturan) untuk masuk gereja, terutama bagi mereka yang mau memberi dirinya menjadi rumah Allah. Dalam Ibrani 11 : 6: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”. Itu yang diminta-Nya dari kita, memasuki rumah Allah dengan penuh iman percaya. Juga di dalam Yakobus 1 : 5-6a: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit –, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, …”. Sebelum kita memasuki rumah Allah, kita tinggalkan segala keresahan hati kita di luar. Kita masuk dan mengikuti protokolnya, yaitu hati yang penuh iman percaya. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” (Filipi 4 : 19). Hafalkan ayat ini dengan sungguh.
Mari kita berdoa, “Allah Bapa sorgawi, berilah aku iman seorang anak kecil. Iman yang memandang pada-Mu, yang tak akan pernah bimbang dan gagal, hanya mengikuti-Mu penuh percaya. Amin.”
Sampai lain kali, teman. Kita mau menjadi rumah Allah mulai sekarang. Tuhan memberkati kau dan keluarga.

Salam

Debora.

1.RENUNGAN HARIAN MENGINDAHKAN TEGORAN
Amsal 15 : 5
Teguran adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Apalagi bila kita yang kena tegoran dari orang lain. Biasanya, siapapun yang ditegor oleh orang lain langsung memasang perisai pembelaan diri dan kemudian berbalik menyalahkan penegornya. Memang, adakalanya orang menegor sesamanya dengan tidak pada tempatnya, di depan orang banyak misalnya atau untuk satu hal terus diulang-ulang. Tetapi dalam kondisi apapun tegoran itu diberikan, menurut bacaan hari ini adalah bijak untuk mengindahkannya. Memang awalnya kita marah, kita berusaha membela diri, tetapi hendaknya kita mengendalikan diri supaya jadi tenang dan kemudian renungkanlah tegoran itu secara jujur dan tanpa pembenaran diri sendiri. Bila tegoran itu benar adanya, terimalah, bertobat dan berubah. Bila tidak benar, ampunilah yang menegor dan kemudian lupakan saja. Setiap kali ditegor, terlepas apakah tegoran itu benar atau tidak, hendaklah kita bersyukur bahwa masih ada orang yang mau menegor, artinya memperhatikan dan mengasihi kita. Ingatlah bahwa Tuhan menggunakan orang di sekeliling kita untuk menegor seperti dikatakan kitab Amsal, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” (Amsal 27 : 17). Orang lain yang lebih bisa melihat kekurangan kita dari pada kita sendiri, karena bagian dari dosa adalah ke’aku’an yang besar dan selalu merasa benar sendiri. Setiap manusia pasti pernah salah, tidak terkecuali para pelayan pekerjaan Tuhan. Mengindahkan tegoran adalah latihan rendah hati. Jadi jangan marah bila ada orang yang menegor kita, tetapi seperti halnya yang diperintahkan Alkitab terhadap segala sesuatu yang kita dengar, ujilah dan peganglah yang baik (I Tesalonika 5 : 21). (cubs)


2.TUTUPLAH PINTU!
Matius 6 : 5-13
Bertahun-tahun lalu, seorang pria yang tengah berkunjung ke Amerika hendak menelepon. Ia masuk ke dalam boks telepon dan mendapati bahwa boks itu berbeda dengan boks telepon di negaranya. Waktu itu sudah hampir gelap, jadi ia sulit menemukan nomor telepon dalam buku telepon. Ia melihat sebuah lampu di langit-langit, tetapi ia tak tahu bagaimana menghidupkannya. Ketika laki-laki itu terus mencoba mencari nomor telepon dalam gelap, seorang pejalan kaki melihatnya dan berkata, "Pak, jika Anda ingin menyalakan lampunya, tutuplah pintu boks ini." Ternyata tatkala pintu ditutup, lampu dalam boks telepon itu pun menyala. Dalam waktu singkat ia menemukan nomor yang dicari dan ia pun segera menelepon.
Dengan cara yang hampir serupa, ketika "menyingkir" untuk berdoa (Matius 6 : 6), kita pun harus "menutup pintu" dari gangguan dunia yang sibuk. Ketika kita membuka hati kepada Bapa, kita akan menerima cahaya kebijaksanaan-Nya. Tuhan Yesus sendiri sering menyingkir untuk menyendiri dengan Bapa sorgawi, memohon kekuatan dan tuntunan.. Terkadang hal itu dilakukan setelah seharian Dia sibuk mengajar dan menyembuhkan orang sakit (Lukas 5 : 12-16). Pada kesempatan lain hal itu dilakukan sebelum Dia membuat keputusan besar (Lukas 6 : 12,13).
Kita harus yakin bahwa "Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya" (I Yohanes 5 : 14). Selain itu, kita harus ingat bahwa untuk "menyalakan lampu", kita harus "menutup pintu" terlebih dahulu dengan menyendiri bersama Bapa. (Giant)
SATU RAHASIA KEBERHASILAN DOA ADALAH BERDOA SECARA RAHASIA.

3.PILIH YANG BENAR
Ulangan 30 : 15-20
Hidup adalah pilihan! Mungkin kita sudah sering mendengarnya. Dalam hidup kita selalu dihadapkan kepada situasi-situasi di mana kita harus memilih. Seperti ketika kita berjalan dan sampai di persimpangan, kita harus memilih, mau terus, belok ke kanan atau ke kiri? Pilihan yang kita ambil menentukan jalan kita selanjutnya, dan apa yang akan kita hadapi kemudian. Kalau kita salah memilih jalan yang kita tempuh, kita akan salah jalan atau tersesat.
Dalam bacaan hari ini, Musa berkata kepada orang Israel, “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, …” (ayat 19-20). Musa menasihati orang Israel untuk memilih kehidupan dan memberitahu mereka caranya. Musa bisa menasihati, menganjurkan, memberi saran kepada orang Israel, tetapi tetap keputusan ada di tangan mereka yang memilih.
Begitupun dalam hidup kita, orang-orang (suami/istri, saudara, keluarga, teman atau pendeta) bisa memberi saran, menunjukkan yang baik, memberitahu yang benar, tetapi keputusan tetap ada di tangan kita, apakah kita mau melakukan yang benar ataukah yang salah, yang baik ataukah yang jahat. Setiap kita akan harus bertanggung jawab sendiri atas pilihan kita. Rasul Paulus menulis, “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” (II Korintus 5 : 10). Karena itu, mari kita berhati-hati dalam memilih. Sebelum mengambil keputusan pikirkan dulu baik-baik akibatnya. (Ginny)

4.BAIK HATI KEPADA SESAMA
Yakobus 2 : 8
Bersukacitalah! Buatlah sekelilingmu penuh rasa bahagia. Kasihilah biarpun hari-harimu tidak menyenangkan. Menjadi murid Tuhan Yesus berarti ada hari-hari yang kelabu tetapi ada juga yang penuh sukacita. Apapun keadaannya kita harus tetap setia dan melakukan tugas-tugas kita. Kita perlu punya hati yang baik dan ramah kepada sesama, yang selalu mencoba untuk mengerti keadaan mereka. Berdoalah untuk mereka. Allah mengasihi kita semua. (DBR)
5.HIDUP DALAM KEKUDUSAN
I Petrus 1 : 15-16
7Berbicara tentang kekudusan adalah berbicara tentang Yesus. “Kudus” dalam bahasa aslinya adalah “dipisahkan”. Kekudusan berarti memisahkan diri dari kehidupan lama yang dikuasai dosa dan perbuatan daging (Roma 8 : 5-8). Kemudian memulai hidup yang baru, yaitu hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus.
- Ada berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi orang yang hidup dalam kekudusan yaitu :
1. Orang yang hidup kudus berkenan melihat, bertemu, bergaul karib dengan Tuhan (Ibrani 12 : 14; Matius 5 : 8).
2. Hidup kudus menuntun pada kemenangan (Yohanes 3 : 5). Dengan hidup kudus kita dapat mengatasi persoalan dan tekanan hidup.
3. Orang kudus tidak akan melihat kebinasaan (Mazmur 16 : 10). Orang yang hidupnya kudus tidak akan mengalami kematian kekal tetapi sebaliknya akan mengalami kehidupan yang kekal.
4. Orang kudus diberi hak oleh Tuhan untuk ikut menghakimi dunia (I Korintus 6 : 2).
Inilah jaminan bagi setiap kita yang mau hidup dalam kekudusan (Ria).
6.MENGAPA KITA PERLU HIKMAT ?
Pengkhotbah 10 : 10
Hikmat adalah kekuatan untuk mendapatkan harta. Hikmat dunia terbatas, tetapi hikmat Allah tidak terbatas. Hikmat Allah membuat kita sukses seutuhnya, secara rohani, jiwa dan jasmani. Hikmat adalah kekuatan untuk :
1. Memperoleh berkat seutuhnya (Amsal 3 : 15-16).
Kita mendapatkan berkat jasmani (umur panjang), berkat jiwa (kehormatan), berkat materi (kekayaan) dan berkat rohani (kebahagiaan dan kesejahteraan).
2. Memperoleh kemenangan (Yesaya 2 : 2-3).
3. Memperoleh jalan keluar yang tuntas (Yakobus 3 : 17, I Korintus 1 : 30).
Masalah kita menjadi tuntas kalau kita menggunakan hikmat Allah, yaitu Kristus.
4. Memperoleh kreatifitas Allah.
Kita mampu menciptakan kesempatan-kesempatan, usaha-usaha yang sesuai dengan kehendak Allah. Hikmat ini kita peroleh kalau kita setia merenungkan firman Tuhan.
Untuk direnungkan dan dilakukan :
1. Di manakah kamu memperoleh hikmat dan bagaimanakah cara memperolehnya?
2. Ceritakan, bagaimana hikmat yang kamu peroleh membuat kamu menemukan jalan keluar yang tuntas?
3. Manakah yang lebih sering kita gunakan, hikmat duniawi atau hikmat dari Allah?
Berdoalah minta himat dari Tuhan (Yakobus 1 : 5-6) yang merupakan kekuatan kita, supaya perjanjian Allah sungguh-sungguh kita nikmati. Berdoalah supaya kita terus menggunakan hikmat Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita. (Gid)

7.HATI-HATI
Matius 7 : 15
Sebelum kedatangan Yesus kali kedua, banyak sekali peringatan yang telah diberikan tentang penyesatan. Orang yang tersesat adalah orang yang kehilangan arah dan tujuan. Orang yang mau ke kota A, bila tersesat tidak sampai ke kota A, tetapi ke kota B, atau malah tidak sampai ke mana-mana. Itu sebabnya kita perlu berhati-hati. Memang penyesatan yang dimaksud bukan secara jasmani, tetapi rohani. Dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika, Paulus mengingatkan untuk menguji segala sesuatu dan peganglah apa yang baik (I Tesalonika 5 : 21). Ketika kita menguji sesuatu, pasti ada jawaban yang benar. Dalam hal ini kebenaran hanya ada di Alkitab. Banyak orang zaman sekarang senang dengan hal-hal ‘spektakuler’, seperti mujizat, nubuat dan lain-lain. Itu memang bagian dari pekerjaan Tuhan. Buktinya selama Yesus hidup di dunia menjadi manusia, Dia banyak sekali melakukan mujizat spektakuler, seperti memberi makan 5000 orang laki-laki dengan lima roti dan dua ikan, menubuatkan penyangkalan Petrus sebelum ayam berkokok, dan sebagainya. Tetapi seperti halnya yang dikatakan Yesus dalam Matius 7 : 21-23, orang-orang yang melakukan hal-hal spektakuler itu tidak semuanya berasal dari Tuhan. Di sinilah kita perlu berhati-hati. Kita tetap perlu menguji apa motivasi orang itu untuk melakukan mujizat, ketulusannya, kesesuaiannya dengan pribadi Kristus? Dalam setiap saat, bila kita memiliki hubungan pribadi dengan Yesus kita dapat bertanya kepada-Nya, “Tuhan, apakah ini benar-benar dari Engkau?” Percayalah Roh Kudus dalam kita akan memberi jawaban dan yang kita butuhkan adalah kepekaan untuk mendengar jawaban itu. (cubs)

8.PENGUASAAN DIRI
Galatia 5 : 23-24
Saya melihat suatu acara tv ‘The American Greatest Dog’ yang diikuti beberapa peserta anjing dan pemiliknya. Ada suatu ujian tantangan ketaatan. Anjing-anjing itu diberi sepiring daging steak yang enak di depan matanya. Ada anjing yang diberitahu tuannya untuk tidak menyentuh daging itu, langsung memalingkan muka dan taat pada tuannya. Ada juga yang tidak tahan dan memakan steak itu. Ada peserta seekor bulldog namanya Tillman, dia begitu tergoda dengan daging steak ini, dia mengendus-endus, tapi tuannya bilang, ”Tillman, aku beri kamu 1 skateboard.”. Tillman suka sekali main skateboard. Tillman tetap mengendus-endus., merasakan nikmatnya aroma steak ini. Tuannya bilang lagi, ”Tillman, aku beri kamu 2 skateboard.”. Lalu Tillman berhenti mengendus-endus steak ini dan dia lulus dalam ujian ketaatan. Salah satu dari 3 orang juri merasa salut pada Tillman bagaimana penguasaan dirinya dalam hal ini. Juri itu berkata, kalau juri itu disodorkan sepiring coklat yang dia sukai, pasti dia tidak bisa menguasai dirinya untuk makan kue coklat itu. Apakah kita punya penguasaan diri seperti yang ada dalam firman Tuhan di Galatia 5 : 22-23, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (FF)
9.SAMA SEPERTI YESUS
Galatia 5 : 22-23
Dalam perjalanan hidup kita, orang mengenal kita sebagai siapa dan orang macam apa. Itulah yang disebut identitas, baik di rumah, di sekolah ataupun di pekerjaan. Identitas memang umumnya dihubungkan dengan KTP atau kartu pelajar. Namun, siapakah sebenarnya saya? Dunia luar memang mengenal saya dari suku saya (Batak, Jawa, Tionghoa dan lain-lain), tingkat pendidikan atau dari profesi saya. Tetapi bukankah semuanya itu hanya sebagian identitas saya yang bersifat sementara dan tidak abadi? Firman Allah mengatakan bahwa identitas saya yang abadi adalah bahwa saya anak Allah, dilahirkan oleh Roh Kudus dalam Yesus Kristus. Apa yang saya alami dalam perjalanan hidup saya berlaku pula bagi semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sementara ini kita mempersiapkan diri untuk menyambut-Nya dengan menanggalkan apa yang jahat dalam diri kita dan mengenakan sifat-sifat Tuhan Yesus seperti dinyatakan dalam bacaan hari ini. Itulah karya Roh Kudus dalam diri kita. (DBR)

10.JANGAN MENGINGINI MILIK SESAMAMU!
I Raja-raja 21 : 1-19
Raja Ahab tertarik kepada kebun anggur Nabot dan mengingininya. Karena Nabot tidak mau memberikan secara sukarela, akhirnya Izebel istri raja Ahab membuat siasat untuk bisa mendapatkannya, dengan membunuh Nabot. Itulah cerita yang kita baca hari ini. Raja Daud juga pernah jatuh dalam dosa perzinahan dan pembunuhan karena mengingini istri Uria orang Het yang sedang pergi berperang (II Samuel 11 : 1-27). Padahal Tuhan telah jelas-jelas memberi perintah, “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.” (Keluaran 20 : 17). Kita bisa melihat betapa banyaknya kejadian seperti itu kini. Ketidakadilan menimpa orang-orang kecil yang terkena gusur dan dibayar murah karena tempat tinggal mereka mau dibangun menjadi mal atau apartemen mewah; orang-orang membunuh karena menginginkan uang atau barang milik orang lain; banyak rumah tangga rusak karena suami/istri yang digoda oleh WIL/PIL. Semua itu hanya karena keinginan untuk memiliki sesuatu yang seharusnya bukan menjadi hak orang itu. Bila raja Ahab dan raja Daud dihukum Tuhan karena kesalahan mereka mengingini milik sesamanya, tentu Tuhan juga akan menghukum kita bila kita melanggar perintah Tuhan ini. Rasul Paulus menulis dalam suratnya, “Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (Roma 13 : 9). Dan ini adalah kehendak Tuhan: agar kita mengasihi! Bila kita mengasihi, tentu kita tidak akan pernah mengingini apa yang bukan menjadi milik kita. (Ginny)
11.STOP
Lukas 24 : 1-8
Sementara mengikuti ibadah pemakaman, saya selalu melihat satu kesan kuat: berakhirnya sebuah perjalanan. Rambu ‘stop’ terpasang jelas. Sosok yang terbaring dalam peti itu dihentikan oleh kematian. Langkahnya sudah tiba di garis finish. Itulah sifat kematian: menghentikan, tanpa minta persetujuan dari kita. Titik. Lain halnya dengan kematian Yesus. Lukas menggambarkan Yesus sebagai Dia yang terus berjalan. Berjalan dari Galilea ke Yudea. Berjalan dari kota ke kota, desa ke desa, rumah ke rumah. Berjalan untuk berkarya. Sampai Golgota menyongsong-Nya. Iblis menanti kesempatan terbaik. Salib menghadang. Kematian menghentikan-Nya.. Makam membungkam-Nya. Semua mengira perjalanan-Nya sudah terhenti, termasuk para murid. Mereka salah. Makam tak dapat membendung-Nya. Dia bangkit. Dan terus berjalan. Dia berjalan di samping Kleopas dan temannya. Dia berjalan di pantai Genesaret. Dia "berjalan" di awan-awan, naik ke sorga. Dia "berjalan" dalam wujud Roh, menyertai para murid bersaksi. Tak ada yang dapat menghentikan-Nya, bahkan kematian. Dia mengubah titik menjadi koma.
Hidup ini penuh rintangan. Banyak rambu ‘stop’. Palang menghadang. Langkah kita sering dihentikan oleh kemalasan, kegagalan, keraguan, penyakit, musibah, kesukaran, kepahitan, trauma masa silam, dan sebagainya. Jika kita sendirian, besar kemungkinan untuk berhenti. Namun tidak bila bersama Tuhan. Bersama Dia, hambatan sebesar apa pun dapat kita lewati. Jika kematian pun tak sanggup menghentikan-Nya, semua yang lain pun tidak. Hidup kita adalah sebuah perjalanan; agar tak mudah dihentikan oleh penghalang, berjalanlah bersama Dia yang bangkit! (Giant)
MESKI RINTANGAN MENGHADANG LANGKAH, BERSAMA YESUS KITA TERUS MELANGKAH.
12.SALING MEMBANTU
Galatia 6 : 1-10
Di persekutuan minggu lalu yang biasa saya hadiri ada seorang ibu paruh baya berbagi cerita tentang sebuah buku bagus yang dibacanya. Buku itu mengenai berbuat baik sebagai investasi kita disorga nantinya. Semakin banyak kita berbuat baik kepada sesama semakin banyak harta yang kita simpan di sorga. Harta-harta itu nantinya dapat kita gunakan di sorga layaknya harta-harta kita di dunia ini. Sebaliknya seorang koruptor menghabiskan hartanya di sorga. Cerita si ibu sangat membekas sehingga masih teringat di kepala saya sampai malam hari. Tetapi mau saya tambahkan bahwa kebaikan hati sebenarnya tak diukur dari banyaknya pemberian kita tetapi ketulusan hati yang mengiringinya. (Lilis)

13.TIDUR DI DALAM BADAI
Markus 4 : 35-40
Firman Tuhan dalam Matius 6 : 34 berkata, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, sebab hari besok mempunyai kesusahannya sendiri, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.“. Kenyataan yang kita hadapi dalam hidup sehari-hari bahwa masih banyak orang yang tetap hidup dalam ketakutan dan kekuatiran. Takut menghadapi realita hidup yang semestinya harus dihadapi, karena kita tahu kita tidak sendiri tetapi ada Tuhan di dalamnya. Kalau Tuhan diikutsertakan dalam setiap perjalanan hidup kita maka badai apapun yang ada di depan pasti bisa kita lewati karena Tuhan yang menolong kita. Jadi kita tidak perlu kuatir dan takut.
Ada 2 kelompok orang yang menghadapi permasalahan:
1. Kelompok murid-murid Yesus yang sedang ketakutan. Orang-orang yang berpihak pada jumlah orang banyak yang ketakutan akan gagal. Yang bisa dilakukan hanyalah mengeluh dan mengeluh. Tetapi orang yang tenang dan menguasai diri sanggup mengalahkan ketakutan (I Petrus 4 : 7).
2. Orang yang berpihak pada orang yang tertidur dalam badai (Yesus) akan tenang hidup-Nya. Mengapa Yesus tidur dalam badai? Karena Ia pegang janji Bapa-Nya bahwa Ia akan mati di atas kayu salib, bukan di dalam badai. Janji Tuhan harus dipegang teguh, bahwa Dia menyertai kita selama-lamanya. (DBR)

14.DISESATKAN
II Korintus 11 : 3
Suatu hari saya dan suami ke rumah abang saya. Mereka mempunyai 2 anak perempuan. Kami waktu itu sedang nonton tv, tiba-tiba suara telepon berbunyi. Lalu saya mengangkat telepon itu dan menjawab, “Halo, halo.”, tetapi tidak ada jawaban. Dua keponakan saya tertawa-tawa. Rupanya mereka mengerjai kami dengan mainan handphone yang mereka punya. Suara mainan itu seperti suara telepon. Seringkali Iblis menipu dengan sesuatu yang kelihatannya mirip, tidak apa-apa dan bukan dosa, dan kita tidak sadar telah tertipu olehnya.
II Korintus 11 : 3, “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” (FF)

15.MANFAAT BERSYUKUR
Mazmur 67 : 6-7
Bersyukur adalah sebuah/salah satu kekuatan untuk memperoleh harta. Bersyukur mendatangkan berkat karena:
1. Bersyukur seperti membuka keran iman (Kolose 2 : 7).
Iman menjadi aktif ketika kita bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur tidak mengubah Allah, tetapi mengubah kita. Rasa syukur membuat kita tidak lagi melihat diri kita atau persoalan kita, tetapi kita melihat kepada Allah.
2. Bersyukur adalah bagian dalam perjalanan orang percaya (Roma 4 : 18-19).
Tanpa bersyukur tidak ada seorangpun yang mampu berjalan dalam perjanjian berkat Allah. Abraham mengucap syukur sebelum dia mendapat janji, bukan sesudahnya.
3. Bersyukur mendatangkan mujizat (Mazmur 67 : 6-7).
Penyebab kemiskinan dan kekurangan adalah terkutuknya sumber-sumber/tanah. Pujian dan syukur memulihkan tanah/sumber-sumber secara mujizat.
Ketka kita bersyukur dan memuji, kita menempatkan diri di bawah takhta Allah yang berdaulat. Semakin melimpah syukur kita, semakin besarlah kekuatan kita untuk memperoleh harta.
Untuk direnungkan dan dilakukan :
1. Apakah yang akan terjadi kalau umat Tuhan bersungut-sungut? Apa penyebab umat Tuhan bersungut-sungut?
2. Mengapa bersyukur itu mendatangkan berkat? Pernahkah kamu mengalaminya? Coba ceritakan!
3. Maukah kamu membuat komitmen untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, bukan hanya setelah diberkati, tetapi sebelum diberkati?
Berdoalah supaya kita mampu untuk terus bersyukur kepada Tuhan dalam segala hal. Berdoalah supaya kita mampu mengalahkan persungutan dalam hati setiap saat. (Gid)


16.MEMPERGUNAKAN TALENTA
Matius 25 : 24-25
Dulu kami mempunyai mobil kecil yang sudah tua. Mobil kecil ini sanggup menampung teman-teman kami sehingga full press body. Kami berdesak-desakan di dalamnya. Tetapi kami bahagia dengan mobil kecil ini kami bisa menolong orang lain. Kemudian kami menjual mobil kecil ini kepada seorang teman. Teman kami menyebutnya belalang tempur. Mungkin bentuknya seperti belalang. Yang ingin saya katakan adalah tidak peduli apa yang saudara miliki sekarang, bersyukurlah untuk apa yang kita miliki. Walaupun kecil tapi bisa membantu orang lain. Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Matius 25 : 24-25. “Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” Sudahkah kita mempergunakan talenta yang Tuhan sudah berikan? (FF)

17.DOKTRIN vs KEBENARAN
Markus 2 : 23 – 3 : 6
Orang-orang Farisi mempersalahkan murid-murid yang memetik gandum dan Yesus yang menyembuhkan orang pada hari Sabat. Memang hari Sabat adalah peraturan yang diberikan oleh Musa atas perintah Tuhan, tetapi Yesus telah menjelaskan, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” (2 : 27,28). Walaupun demikian, orang-orang Farisi tetap berkeras hati dan tidak mau menerima apa yang Yesus katakan. Firman Tuhan berkata, “Ia berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka …” (ayat 5).
Kitapun ternyata kerap berlaku seperti orang-orang Farisi itu. Kita memegang kuat-kuat peraturan yang dibuat oleh manusia dan mengabaikan firman Tuhan. Rasul Paulus berkata, “Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.” (Kolose 2 : 20-23). Seringkali kita lebih mementingkan doktrin dan tata cara gereja dari pada kebenaran yang Tuhan ajarkan; kita tidak mau menerima perubahan yang Tuhan lakukan karena doktrin itu begitu mengikat kita. Tentunya Tuhan juga bersedih hati kalau kita seperti itu! Kita harus tahu apa kehendak Tuhan. Yesus berkata bila kita tahu kebenaran, kebenaran itu akan memerdekakan kita (Yohanes 8 : 32). Bila doktrin yang diajarkan tidak sesuai dengan firman Tuhan, mari kita belajar untuk berubah sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Ujilah segala sesuatu yang kita terima dengan firman Tuhan! (Ginny)
18.MEMBANTU SESAMA
Galatia 6 : 1-10
Di minggu yang sama saya juga berjumpa dengan teman yang sudah lama tidak saya kunjungi. Teman saya berkata bahwasanya Allah mau kita berbuat baik kepada sesama manusia, bukan binatang. Mengapa dia berkata begitu? Karena pada saat itu kami sedang membicarakan seorang ibu muda yang sangat memperhatikan kucing-kucing peliharaannya melebihi anaknya sendiri! Alkitab mengatakan bahwa selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Lilis)
19.JANGAN DIBALIK
Matius 6 : 33
Ayat renungan Tuhan hari ini memerintahkan kita untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya lebih dahulu baru semuanya Tuhan tambahkan kepada kita. Semuanya itu maksudnya adalah semua kebutuhan kita baik jasmani maupun rohani. Tetapi sebelum kita mendapatkan semuanya itu, kita perlu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya dulu, baru tambahannya atau rewardnya. Apa artinya Kerajaan Allah dan kebenarannya? Di mana saya mencarinya? Kerajaan Allah dan kebenarannya itu bicara soal hati dan karakter kita yang diubahkan, dipulihkan menjadi seperti apa yang Yesus mau, soal memikul salib dan menyangkal diri. Artinya, kita mengenal Allah, karakter kita = buah Roh dan hidup kita dipimpin Roh. Arti Kerajaan Allah ialah kita mengerjakan panggilan kita yang dari Allah dan kebenaran yang kita pegang adalah kebenaran Allah, bukan kebenaran dunia yang semu dan relatif. Ketika kita sudah mendapatkan hal-hal itu, maka yang lain-lainnya itu pasti digenapi oleh Allah dan ditambahkan ke dalam hidup kita. Itu yang benar, itu yang seharusnya. Tetapi sangat disayangkan banyak orang Kristen yang mau ayat ini dibalik. Banyak yang maunya ditambahkan dulu, dipenuhi segala kebutuhannya, diberkati, baru kemudian “janji”nya akan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Ketika orang Kristen sakit, banyak yang berdoa, “Tuhan, sembuhkan aku, nanti aku akan melayani Engkau”, atau “Tuhan, berikan aku pekerjaan, pulihkan usahaku, nanti aku akan membayar perpuluhan”. Itu namanya membalik Matius 6 : 33 dan itu tidak disukai Tuhan. Mari kita mengubah cara hidup kita, mari kita mulai mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya dulu supaya kita mengenal Tuhan kita seperti layaknya seorang istri yang ideal mengenal suaminya, begitu dekatnya sampai menjadi satu, tak terpisahkan, baru kemudian menerima segala yang disediakannya. (cubs)

20.BUKAN SEKEDAR HASIL
I Raja-raja 21 : 1-29
Di antara sekian banyak kejadian kontroversial di dunia tinju, kejadian pada tanggal 28 Juni 1997 mungkin adalah yang paling diingat orang. Ketika itu, Evander Holyfield berhadapan dengan Mike Tyson. Itu adalah pertandingan ulang. Pada pertandingan pertama tanggal 9 November 1996, Holyfield menang TKO di ronde ke-11. Event yang disebut-sebut sebagai pertarungan terdahsyat dalam sejarah tinju itu ternyata berakhir memalukan. Pertandingan dihentikan di ronde ketiga karena Tyson menggigit telinga Holyfield, sebuah tindakan yang sangat tercela di ring tinju. Tyson dinyatakan kalah dan mendapat hukuman.
Mempunyai keinginan untuk mencapai atau meraih sesuatu tentunya tidak salah. Jadi, sangatlah wajar jika seseorang itu berupaya keras untuk mencapai cita-citanya, bekerja mati-matian untuk meraih sukses. Yang jadi masalah adalah kalau untuk mencapai keinginannya itu, orang lalu menghalalkan segala cara, termasuk melakukan kecurangan dan kekejian, tidak peduli norma dan melanggar hukum.
Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Raja Ahab yang menginginkan kebun anggur Nabot. Nabot menolak karena kebun anggur itu pusaka nenek moyangnya (ayat 3). Lalu atas saran istrinya, Ahab membunuh Nabot (ayat 9-14). Tindakan yang kemudian mendatangkan hukuman Tuhan atas Ahab dan keluarganya (ayat 21). Hikmahnya, janganlah kita hanya terfokus pada keinginan untuk meraih sesuatu. Perhatikan juga cara mencapainya. Sebab segala sesuatu yang diraih dengan cara yang curang dan keji, tidak akan menjadi berkat. Malah bisa mendatangkan laknat. (Giant)
HASIL MEMANG PENTING, TETAPI CARA MENCAPAI HASIL ITU JUGA PENTING
21.PENGHARAPAN
Roma 8 : 28
Sejak krisis global turut berimbas ke negara kita, banyak yang kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan dan kualitas hidup. Harga-harga menjadi semakin mahal dan kita terpaksa memilih barang-barang yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Banyak doa-doa yang dipanjatkan sepertinya belum dijawab Allah sehingga kita mulai kehilangan kepercayaan akan kekuatan doa. Kita diajarkan untuk menyerahkan semua rencana dan masa depan pada Tuhan, pasti semuanya akan mendatangkan kebaikan. Kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Oleh karena itu, tetap percaya pada kekuatan doa dan pengharapan hanya pada Tuhan saja. (Lilis)

22.MENGUJI ROH-ROH
I Yohanes 4 : 1-6
Dalam perjalanan hidup kita, kita dihadapkan kepada aliran-aliran atau roh-roh yang menyesatkan orang percaya. Mereka coba menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan kita dan yang paling utama menghancurkan iman kita kepada Yesus. Bila kita tidak lagi percaya kepada Yesus, apakah kita bisa menyebut diri Kristen dan anak Allah? Pengajaran sesat sering merasuk dan membingungkan, bagaimana kita dapat menempuh jalan yang benar? Satu-satunya jalan ialah bertekun mendengarkan apa yang disaksikan firman Allah tentang Yesus, karena “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (II Timotius 3 : 16). Tanpa firman Allah mustahil kita dapat menguji pengajaran yang menyesatkan. Marilah kita menekuni firman Allah. Apa yang masuk akal tidak selalu benar, namun apa yang benar masuk akal. (DBR)

23.MANUSIA DAN KERJA
Amsal 10 : 4, Ulangan 28 : 8
Ada orang yang berpikir bagaimana memperoleh harta dengan cara bekerja sesedikit mungkin dan mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Ada juga orang yang menganggap bekerja adalah segala-galanya, hidup hanya untuk bekerja. Bekerja adalah bagian dari perjanjian Allah. Bagaimanakah seharusnya kita bekerja? Kita harus bekerja dengan konsep Allah.
Ada 3 tingkatan kehidupan manusia yang dikaitkan dengan pekerjaan:
1. Orang yang tidak bekerja (II Tesalonika 3 : 10).
25Orang yang tidak bekerja dan hanya hidup dari belas kasihan. Dia hidup dalam ketidakpastian. Dia pasti jadi pengemis. Orang yang tidak bekerja tidak boleh makan. Orang yang tidak memelihara keluarganya lebih buruk dari orang yang tidak beriman (I Timotius 5 : 8).
2. Orang yang rajin bekerja (Amsal 10 : 4).
Kenapa Robin jadi pembasmi kejahatan? Soalnya dia ketemu sama Batman. Kalau ketemunya sama baskin dia bakalan buka toko es krim (Es krim Baskin Robbin).
Orang yang rajin bekerja pasti kaya. Prinsip “rajin pangkal kaya” adalah prinsip yang berlaku secara umum. Tetapi harta pada tingkat ini dapat dimusnahkan oleh krisis dan goncangan-goncangan sebab tidak mengandung berkat Tuhan. Pondasinya bukan batu karang yang kuat. Seperti Lot, dia kaya tetapi tidak ada berkat Tuhan, ketika krisis datang, hartanya dirampok musuh (Kejadian 14 : 11-14).
3. Orang yang rajin bekerja dengan iman dalam perjanjian Allah.
Orang yang rajin bekerja dengan iman, hidup dalam hukum perjanjian. Orang ini pasti diberkati oleh Allah karena Allah terikat dengan janji-Nya, dan tidak ada yang dapat menghalangi. Semakin kita bekerja dengan setia di dalam perjanjian Allah, maka semakin besarlah kekuatan kita untuk menarik berkat Allah.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah yang membuat orang hidup dalam kemiskinan, dari renungan kita hari ini?
2. Bagaimana cara Tuhan memberkatimu?
3. Apakah yang akan kamu lakukan supaya usahamu tidak sia-sia?
Berdoalah supaya kita bebas dari kemalasan untuk bekerja, supaya kita semakin rajin bekerja dan melakukan dengan iman di dalam perjanjian Allah. Buatlah janji kepada Tuhan untuk melakukan semua ini. (Gid)

24.PERTOLONGAN TUHAN
Mazmur 121 : 1-2
Suatu hari saya naik busway, saya tidak kebagian tempat duduk. Tapi akhirnya duduk, di sebelah saya ada tempat duduk kosong, ada 2 kursi yang sudah ditempati. Di ujung sana ada seorang ibu yang berdiri, tapi matanya melihat ke arah jendela. Dia tidak melihat kursi yang kosong ini. Kemudian seorang ibu yang duduk dekat dia memberitahu kalau ada kursi kosong. Dan ibu ini duduk di kursi yang kosong tadi. Saya juga teringat suatu hari Popeye bersama temannya membangun sebuah rumah untuk Olive. Ternyata pintunya ditutup tembok, jadi mereka lewat jendela. Saya merasa seringkali saya seperti itu, kadang pandangan saya sering tertuju pada masalah, pada pergumulan, dan saya tidak melihat pada jalan keluar atau kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan. Kalau mata kita terfokus pada gunung-gunung masalah kita. Kita tidak melihat jalan keluar yang Tuhan sediakan. “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mazmur 121 : 1-2). (FF)

25.PERGAULAN YANG BURUK MERUSAK KEBIASAAN YANG BAIK
I Korintus 15 : 33
Demikian juga kita. Dalam firman Tuhan dikatakan, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (I Korintus 15 : 33). Dengan siapa kita bergaul, kita menjadi serupa dengan dia. (FF)

26.ADAT ISTIADAT vs FIRMAN TUHAN
Markus 7 : 1-13
Dalam bacaan hari ini, Yesus menegor orang-orang Farisi yang sangat memegang adat istiadat sehingga mengabaikan firman Tuhan. Seringkali adat istiadat/tradisi yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berakar kuat dalam diri seseorang dan tidaklah mudah untuk mengubahnya. Sayangnya, banyak tradisi/adat istiadat yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Ketika kita menjadi anak Tuhan, kita harus berani melepaskan apa yang tidak benar dan beralih kepada kebenaran firman Tuhan. Yesus berkata, “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14 : 33). Kita harus melepaskan diri kita dari segala sesuatu bila kita mau mengikut Yesus, termasuk juga dari tradisi, kebiasaan, adat istiadat yang masih mengikat kita. Jangan itu menjadi hambatan kita sehingga kita tidak bisa menjadi murid Tuhan. (Ginny)
27.TIDAK TAKUT LAGI
I Yohanes 4 : 16-21
Ketakutan bisa mencekam kita ketika kita terancam bahaya atau hukuman. Bayang-bayang bencana alam, kerusuhan, peperangan atau perbuatan salah menimbulkan rasa cemas dan takut. Masih teringat saya waktu memecahkan kaca jendela ketika berusia 8 tahun, betapa takut saya menghadapi hukuman ayah. Namun kasih sayang ibu mengalahkan rasa takut dan memberikan saya keberanian mengaku salah. Dalam perjalanan hidup kita, kita terkadang dirundung rasa gelisah dan takut, apalagi bila harus menghadapi maut. Sebagai anak Tuhan, apakah kita memahami betapa besar kasih Allah terhadap kita sehingga kita tidak merasa takut menghadapi saat penghakiman terakhir nanti? Hanya bila kita bertekun dalam dosa-dosa kita dan tidak sudi memohon pengampunan, seharusnyalah kita takut terhadap hukuman neraka (Wahyu 21 : 8). Sebagai anak Tuhan, kita percaya kepada Tuhan Yesus dan berusaha mengungkapkan kasih-Nya kepada sesama. “Kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman” karena kita telah mencoba mencontoh hidup-Nya (Matius 25 : 34-36). Jadi, kita tidak akan kuatir atau takut dalam perjalanan hidup ini karena dalam Yesus kita telah menjadi anak dan milik Allah. (DBR)
KASIH ITU BERANI BERTANGGUNG JAWAB DAN MENANGGUNG RESIKO.

28.MASALAH DENGAN ORANG
Roma 12 : 14-21
Tetangga saya tampak jengkel terhadap saya, kelihatannya saya telah melakukan sesuatu. Saat saya bertanya apakah saya telah menyinggung perasaannya, ia menanggapi dengan kasar, "Tidak!". Lalu saya berkata, "Saya tidak ingin ada perasaan tidak enak di antara kita. Jika saya telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu, saya minta maaf." Sejak saat itu iklim di antara kami menjadi sejuk.
Seseorang mengatakan, "Semakin saya memahami manusia, saya semakin mencintai anjing saya." Ya, anjing itu setia, dapat diandalkan, selalu ingin menyenangkan, cepat memaafkan dan melupakan. Tidakkah Anda berharap bahwa manusia pun seperti itu? Tetapi kadang kala, betapa pun kerasnya kita berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan seseorang, usaha itu gagal.
Rasul Paulus mengacu pada situasi tersebut dalam Roma 12 : 18. Perhatikanlah kata-kata "kalau hal itu bergantung padamu". Ia tahu bahwa beberapa masalah dengan orang lain mungkin tidak pernah terselesaikan. Jika ada dua orang yang bertengkar, maka ada dua orang yang perlu berdamai. Jika Anda telah melakukan bagian Anda, tetapi masalah itu tidak selesai, maka ada sebuah rencana yang dapat diikuti. Jangan menyimpan amarah atau membalas dendam dengan tidak berbicara. Lakukanlah semua hal yang dapat Anda lakukan untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (ayat 21), dan izinkanlah Allah mencari penyelesaian masalahnya. Kita perlu terus mengikuti langkah-langkah di dalam Roma 12 sampai masalah kita dengan orang terselesaikan, tetapi terutama jika tidak terselesaikan. (Giant)
CARA TERBAIK UNTUK MENGALAHKAN MUSUH ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN SENJATA KASIH

29.ALLAH MENGASIHI
I Yohanes 4 : 7-16
Dalam pengalaman hidup kita sebagai anak Tuhan, kita diperintahkan saling mengasihi. Mengapa? Perintah itu diberikan agar kita mewujudkannya sebagai respon atas kasih Allah. Karena bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya. Tanpa menyadari kasih Allah dan pengorbananNya mustahil kita dapat mengasihi orang lain karena kemampuan ini diberikan oleh Roh Kudus. Kita dapat mengasihi karena kita menyerahkan diri untuk dipakai Roh Kudus (Roma 5 : 5). Oleh karena itu, kita perlu diingatkan untuk saling mengasihi karena Allah mengasihi kita lebih dahulu. (DBR) KASIH ITU AKTIF, DINAMIS DAN EKSPRESIF.
30.MARAH TANPA BERDOSA
Amsal 15 : 1-18
Saat Hakim Agung Byron White sedang berada di Salt Lake City untuk berpidato, ia diserang oleh seorang pria yang marah. Tersangka mengatakan bahwa ia menyerang hakim itu karena keputusan-keputusannya di Pengadilan Tinggi. Ia berkata, "Hakim White menyebabkan sumpah serapah memasuki ruang keluarga saya melalui televisi." Untuk merasionalisasi serangannya, ia melanjutkan, "Satu-satunya cara yang saya ketahui untuk menghentikan hal itu adalah dengan mendatangi sumbernya."
Di situlah letak kesalahan pria itu. Tentu, ia berhak menyuarakan pendapatnya yang keras. Ia bahkan dibenarkan untuk marah jika ia yakin keputusan pengadilan mendorong imoralitas. Namun, sikap yang ia pilih untuk mengungkapkan kemarahannya sama buruknya, bahkan lebih buruk, dengan keputusan pengadilan yang salah.
32Bacaan Kitab Suci hari ini berkata, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa." (Efesus 4 : 26). Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang lain mungkin membangkitkan amarah kita dan pada beberapa kasus perlu membuat kita marah. Namun, berhati-hatilah untuk tidak bereaksi secara berlebihan dan kehilangan kendali. Rasul Paulus mengingatkan bahwa walaupun kita "masih hidup di dunia", namun kita "tidak berjuang secara duniawi" (II Korintus 10 : 3,4).
Apakah orang kristiani boleh marah? Tentu saja boleh! Namun, jangan pernah membiarkan kemarahan kita meledak dengan cara yang berdosa. Dua kesalahan tidak menciptakan satu kebenaran.
APABILA ANDA MARAH TERHADAP DOSA, KEMARAHAN ITU BUKANLAH DOSA.

31.TIDAK PERLU PENGAKUAN
Efesus 1 : 3-12
Ayah saya seorang pendeta yang dihormati, pengkhotbah yang berkualitas, dan pemimpin yang baik serta lemah lembut. Talentanya itu diakui oleh beberapa dewan pengurus yang dilayaninya. Wheaton College menganugerahinya gelar doktor kehormatan atas pelayanannya bagi Kristus. Ketika saya masih kecil orang kerap berkata, "Oh, kamu anak Joe Stowell" atau memperkenalkan saya sebagai "putra Dr. Stowell". Saya bangga pada Ayah dan merasa sangat terhormat menjadi anaknya, sehingga selama bertahun-tahun dikenal sebagai anaknya menjadi dasar arti penting diri saya.
Demikianlah sekilas yang dimaksud dengan dipuaskan oleh arti penting yang berasal dari kedudukan kita sebagai anak Raja. Karena begitu besarnya kasih Allah kepada kita, Dia mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Efesus 1:5). Tak ada kehormatan yang lebih besar dari pada itu. Harta benda, ketenaran, kekuasaan, atau kedudukan tidak dapat dibandingkan dengan itu. Tatkala kita menyelami realita ini, kita takkan tergoda untuk membangun dan membuat-buat arti penting diri kita sendiri.
Mereka yang berada di dalam Kristus memiliki arti penting di dalam-Nya. Kita dapat bersukacita karena kita dipanggil dengan nama-Nya. "Di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan." (1:4). Jika kita ini adalah milik Raja di atas segala raja, kita tidak lagi memerlukan pengakuan yang lain untuk menjadi berarti! Dengan lagu-lagu pujian sepenuh hati kita mengangungkan Allah Bapa kita. Sebagai anak yang bersyukur kita mengakui betapa sempurna segala jalan-Nya. (Giant)
ANAK-ANAK RAJA MENEMUKAN ARTI PENTING DIRI MEREKA DI DALAM KRISTUS

32.FOKUS PADA TUHAN
II Tawarikh 20 : 12
Di tayangan ‘The Greatest American Dog’, salah satu tantangan adalah ujian keberanian. Seekor gajah dengan berat 4000 kg akan mengambil pisang yang ada di dekat anjing yang berada dalam lingkaran. Apabila anjing ini bangkit dan keluar dari lingkaran maka ia akan kalah. Beberapa anjing besar ikut tantangan ini dan mereka kalah. Lalu giliran Andrew seekor anjing kecil. Andrew duduk dalam lingkaran ini, matanya hanya fokus pada Laurie, majikannya. Tidak sekejap pun dia memalingkan wajahnya dari majikannya. Gajah itu dengan badan dan suara yang besar berjalan mendekati Andrew. Detik demi detik, Andrew tak sedikitpun beranjak. Matanya tetap memandang Laurie. Pada waktu gajah itu mengambil pisang yang ada dekat Andrew dengan belalainya, tak sedikitpun Andrew berpaling melihat gajah dan ketakutan. Walaupun dia seekor anjing kecil tapi dia mempunyai keberanian besar, karena Andrew tetap fokus pada Laurie. Andrew keluar sebagai pemenang. Demikian seharusnya kita, mata kita fokus pada Yesus, maka keadaan apapun yang menakutkan akan kita lewati. “Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu." (II Tawarikh 20 : 12). (FF)

Volume 3


KIRBAT BARU SALIB, JALAN MENUJU KEPADA ALLAH

“Ya Tuhanku, saya belum pernah bersyukur tentang duri-duriku!
Sandra merasa sangat sedih dan tertekan waktu ia masuk ke toko bunga pada bulan Nopember itu. Sebelumnya, hidupnya mengalir indah. Pada kehamilan anak keduanya, kecelakaan mobil menghancurkan kenyamanan hidupnya. Harusnya sekitar perayaan Thanksgiving ini, ia melahirkan anaknya. Dia sangat berduka akan kehilangan bayi di kandungannya itu. Dan seakan-akan ini belum cukup, suaminya akan dipindah tugaskan oleh perusahaannya. Saudarinya yang rencananya akan berlibur bersamanya, tiba-tiba membatalkan rencana itu. Yang lebih buruk, sahabatnya membuat ia sangat marah, karena mengatakan bahwa kedukaannya adalah jalan Allah untuk mendewasakan dia, sehingga ia dapat bersimpati pada penderitaan orang lain. Sandra dengan marah berkata, ”Kamu tidak kehilangan anak! Kamu tidak tahu bagaimana perasaanku!” Thanksgiving adalah pesta syukur, saat para pendatang pertama menginjakkan kaki di benua Amerika, mereka disambut dengan ramah oleh suku Indian dan diberi makan enak, berupa daging kalkun dan buah-buahan. Bersyukur untuk apa? Untuk supir truk yang ceroboh yang hampir menabrak mati dirinya? Bersyukur atas bantal udara yang menyelamatkan hidupnya tetapi mengambil nyawa anaknya? Dengan pikiran-pikiran itu dia masuk ke toko bunga. ”Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?” tanya Jenny, penjaga toko bunga itu. Sandra terkejut. “Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan Anda. Saya hanya tidak mau Anda mengira saya tidak mengacuhkan Anda.” “Saya butuh karangan bunga.”“Untuk Thanksgiving?" Sandra mengangguk.
“Anda ingin karangan bunga yang indah tetapi biasa atau Anda ingin menantang hari Thanksgiving dengan karangan bunga khusus yang saya sebut "Thanksgiving Special?" Jenny melihat sorot mata keingintahuan Sandra. “Saya yakin bahwa bunga mengungkapkan sebuah peristiwa. Tiap karangan bunga mengungkapkan perasaan tertentu. Apakah Anda mencari sesuatu yang mengungkapkan rasa syukur pada hari Thanksgiving ini?"
“Sama sekali tidak!!!” Sembur Sandra. “Maaf, 5 bulan terakhir ini, semuanya serba salah.” Sandra menyesal atas letusan perasaannya. Tetapi ia heran ketika Jenny berkata, "Saya punya karangan bunga yang sempurna untuk Anda.” Tiba-tiba bel toko itu berbunyi. “Hai, Barbara.” Dengan sopan Jenny minta maaf dan pergi ke ruang kerjanya. Dengan cepat ia keluar membawa karangan bunga, penuh dengan daun hijau dan duri-duri panjang bunga mawar, tetapi tanpa bunga mawarnya.
“Mau ditaruh dalam kotak?” Tanya Jenny. Sandra menunggu tanggapan Barbara. Apa ini lelucon? Siapa mau karangan duri mawar tanpa bunga?
”Ya, tolong masukkan dalam kotak. Ini sangat istimewa. Dalam 3 tahun ini, Anda selalu membuatkan yang spesial. Saya selalu tersentuh oleh kenyataan yang diungkapkannya. Keluarga kami sangat berterimakasih untuk karangan bunga ini.” Sandra terbengong-bengong melihat Barbara keluar membawa kotak karangan bunganya. ”Ibu itu pergi membawa.....”
”Ya?” ”Tapi karangan itu tidak ada bunganya.” “Ya, itu yang spesial. Namanya ‘Bouquet Duri Thanksgiving." “Kenapa orang mau bayar untuk karangan seperti itu?”“Anda benar-benar ingin tahu? Barbara datang kemari 3 tahun yang lalu, merasa seperti Anda sekarang. Dia merasa tidak ada yang perlu disyukuri. Ayahnya meninggal karena kanker, usaha keluarganya merosot, anaknya kena narkoba dan dia baru saja mengalami operasi besar." “Ooh,” kata Sandra. “Pada tahun itu juga saya kehilangan suami dan saya merasa terbebani oleh toko bunga ini, dan untuk pertama kalinya saya harus berlibur sendirian. Saya tidak punya anak, suami, tidak ada keluarga di dekat sini, dan punya hutang besar sehingga tidak dapat bepergian." “Lalu apa yang Anda lakukan?” “Saya belajar mensyukuri duri-duri itu.” Dahi Sandra terangkat. “Duri-duri?” “Saya orang Kristen. Saya selalu bersyukur kepada Tuhan untuk hal-hal baik dalam hidup ini. Saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan mengapa hal-hal baik terjadi pada saya. Tetapi ketika hal-hal buruk menimpa, saya berteriak-teriak bertanya! Perlu waktu untuk belajar bahwa saat-saat gelap juga penting. Saya menyukai bunga-bunga kehidupan, tetapi perlu duri-duri untuk memperlihatkan keindahan dari penghiburan Tuhan. Anda tahu, Kitab Suci bersabda bahwa Tuhan menghibur kita saat kita susah dan dari penghiburan-Nya kita belajar meneguhkan sesama.” Sandra mendesah. “Seorang teman membacakan kutipan itu kepada saya dan saya mengamuk! Saya rasa, sebenarnya ialah saya tidak ingin penghiburan. Saya kehilangan bayi dan saya marah kepada Tuhan.” Ia baru saja mau pamit ketika bel berbunyi lagi. “Halo, Phil.” Seorang bapak yang botak dan gemuk masuk. Jenny menyentuh tangan Sandra sebagai tanda minta ijin dan menyambut pelukan bapak itu. Dia tenggelam dalam pelukan hangatnya. “Saya pesan bouquet 12 duri panjang.” Dia tertawa dengan gembira.
“Sudah saya duga, sudah saya siapkan.” Jenny mengambil karangan yang sudah terbungkus dari lemari pendingin. “Indah sekali. Istriku pasti menyukainya.”
Sandra tak tahan tidak bertanya, “Ini buat istri bapak? Mengapa memberi istri karangan duri?” Phil melihat bahwa keingintahuan Sandra sama seperti keingin-tahuannya waktu dia pertama kali mendengar karangan duri. “Saya senang Anda bertanya. Empat tahun yang lalu, istri saya dan saya hampir bercerai. Hidup kami benar-benar kacau. Tetapi setelah 4 tahun itu, kami berjuang mengatasi masalah demi masalah dan akhirnya perkawinan kami dapat diselamatkan. Tahun lalu, pada hari Thanksgiving, saya mampir kemari untuk membeli bunga. Jenny bercerita bahwa untuk waktu lama, ia menaruh vas bunga berisi tangkai berduri pohon mawar. Duri! Untuk mengingatkan akan apa yang sudah dipelajarinya dari saat-saat penuh duri. Saya merasa cocok. Saya bawa pulang karangan duri. Saya dan istri saya memberi tanda pada tiap duri situasi sulit tertentu dan bersyukur atas apa yang kami pelajari dari kesulitan itu. Sekarang tinjauan duri menjadi tradisi bagi kami.”
Phil membayar Jenny dan saat pergi ia berkata kepada Sandra, “Saya merekomendasikan karangan spesial itu.”
“Saya tidak tahu apa saya dapat bersyukur atas duri-duri hidup saya.” “Pengalaman mengajarkan bahwa duri-duri membuat bunga mawar lebih berharga. Kita dapat lebih menghargai penyelenggaraan ilahi saat ada kesulitan dari pada saat-saat lain. Dan ingat, Tuhan Yesus memakai mahkota duri supaya kita mengenal kasih-Nya. Jangan remehkan duri.” Air mata jatuh ke pipi Sandra. Untuk pertama kali sejak kecelakaan itu ia dapat melepaskan penolakannya. “Saya minta karangan 12 ranting berduri.” ”Saya senang Anda memesannya. Saya siapkan sebentar. Tiap saat Anda melihatnya, coba untuk menghargai saat-saat baik dan buruk. Keduanya menumbuhkan kita.” “Terima kasih. Berapa harus saya bayar?” “Tidak ada. Kecuali janji Anda akan berusaha menyembuhkan hati Anda. Karangan duri pertama selalu gratis dari saya.” Jenny memberi kartu pada Sandra.
“Saya sertakan kartu ini pada buket Anda. Mungkin Anda mau membacanya lebih dahulu. Saya sudah bersyukur kepada-Mu beribu-ribu kali atas bunga-bunga mawar yang saya terima, tetapi belum pernah sekalipun untuk duri-durinya. Ajarilah saya kemuliaan salib yang sedang saya pikul; ajarilah saya makna duri-duri hidup saya.Tunjukkan kepadaku bahwa saya telah mendaki menuju Tuhan melalui jalan kesakitan. Tunjukkan kepadaku bahwa air mataku yang menciptakan pelangi dalam hidupku.”
Salib Tuhan Yesus menunjukkan kasih Allah kepada kita. Salib hidup kita membuat kita lebih mampu melihat dan mengalami kasih Allah itu, jika kita bersedia memikulnya bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Amin. (IR)


Uniknya Penangkapan Monyet

Teman, saya pernah membaca artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika, caranya begitu unik sebab teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang begitu sebab monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika. Cara menangkapnya sederhana saja. Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma, tujuannya agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup. Para pemburu melakukannya di sore hari. Besoknya, mereka tinggal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan. Kok bisa? Tentu kita sudah tahu jawabnya. Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana!
Teman, kita mungkin akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita menggenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet menggenggam kacang. Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepasnya. Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut. Sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya. Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu sorga itu diperuntukkan bagi orang-orang yang hatinya bersih. Jadi, kenapa tetap kita genggam juga perasaan tidak enak itu? (Mar)

PEMULIHAN DIRI
Dalam hidup ini adalah hal biasa kegembiraan dan dukacita datang silih berganti. Kita tidak bisa mengharapkan hidup berjalan mulus tanpa masalah. Bila kita menerima kegembiraan sebagai bagian dari hidup, kita juga harus menerima bahwa ada saatnya dukacita datang. Problem, kekecewaan, kemarahan, sakit hati, penyakit dan kematian bisa saja menimpa siapapun. Itu adalah bumbu dalam kehidupan kita. Ada orang-orang yang bisa tegar menghadapi masalah apapun yang datang dalam hidupnya, tetapi ada juga orang yang tidak sanggup mengatasi kedukaan sehingga menjadi depresi berkepanjangan sampai akhirnya bunuh diri atau hilang ingatan. Tuhan tidak menghendaki hal seperti itu terjadi pada anak-anak-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan untuk kita (Yeremia 29 : 11). Semua yang terjadi dalam hidup kita adalah atas kehendak Tuhan yang bertujuan untuk mengajar kita agar menjadi kuat, dewasa dan menang. Bagaimana caranya agar bisa keluar dari kedukaan atau kekecewaan? Ada beberapa hal yang harus kita pikirkan dan lakukan, yaitu:
1. Berhenti mengasihani diri sendiri.
Jangan terus menangisi diri sendiri dan bertanya, “Mengapa saya harus mengalami hal ini?”, “Mengapa Tuhan biarkan hal ini menimpa saya?”, “Mengapa…?”, “Mengapa…?”. Fokus pada diri sendiri menunjukkan keegoisan. Dengan bertanya begitu sepertinya kita berkata bahwa hal itu bisa terjadi kepada orang lain, tetapi tidak boleh terjadi pada diri kita sendiri. Renungkanlah, jika hal itu bisa menimpa orang lain kenapa tidak bisa kita alami juga? Berhentilah mengasihani diri sendiri.
2. Terima keadaan dan bersyukur kepada Tuhan.
Kita tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi, tetapi kita harus selalu ingat firman Tuhan dalam Roma 8 : 28 dan I Korintus 10 : 13. Kita harus percaya janji Tuhan ini. Apapun juga yang terjadi dalam hidup kita Tuhan tahu. Dalam kesusahan dan kesedihan kita Dia tidak pernah meninggalkan kita. Bersyukurlah karena Tuhan setia.
3. Lepaskan pengampunan.
Ampuni orang-orang yang telah menyakiti kita. Kekecewaan, sakit hati, kemarahan, dendam atau kepahitan, semua itu akan membebani hidup kita dan membuat kita tidak dapat bersukacita. Pengampunan membuat kita bebas.
4. Lupakan dan jangan ingat-ingat lagi.
Lupakan segala yang telah terjadi dan jangan diingat lagi. Arahkan pandangan kita ke masa depan. Banyak hal yang lebih penting untuk kita pikirkan dari pada terus terfokus pada masa lalu dan kesedihan kita. Rasul Paulus berkata dalam Filipi 3 : 13-14 untuk mengajak kita fokus kepada Tuhan dan rencananya yang indah untuk hidup kita.
5. Ambil keputusan dan lakukan.
Pilihan ada di tangan kita, Tuhan tidak pernah memaksa. Tuhan mau memulihkan kita tetapi kitalah yang harus memutuskan mau atau tidak. Jika kita sudah mengambil keputusan untuk bangkit dan keluar dari kedukaan, lakukanlah segera. Jangan menunda lagi. Tuhan pasti menolong. (DBR)

Enam Pertanyaan
Suatu hari seorang guru berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.
1) "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"
Murid-murid menjawab "orang tua", "guru", "teman", dan "kerabat". Sang guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian". Sebab kematian adalah PASTI adanya.
2) "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?"
Murid-murid menjawab "negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang". Lalu sang guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar, tapi yang paling benar adalah "masa lalu".
Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang.
3) "Apa yang paling besar di dunia ini?"
Murid-murid ada yang menjawab "gunung", "bumi", dan "matahari". Semua jawaban itu benar kata sang guru, tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu". Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
4) "Apa yang paling berat di dunia ini?"
Ada yang menjawab "baja", "besi", dan "gajah". Semua jawaban hampir benar kata sang guru, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah".
5) "Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", dan "daun-daunan". Semua itu benar kata sang guru, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah".
6)"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-murid menjawab dengan serentak, "PEDANG!!"
Hampir benar kata sang guru, tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN. Senantiasa belajar dari MASA LALU. Tidak memperturutkan NAFSU?? Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun. Tidak MENINGGALKAN IBADAH. Senantiasa MENJAGA LIDAH kita?? (IR)
Kekuatiran
Matius 6 : 25 – 34

Semenjak krisis global terjadi, maka banyak perusahaan-perusahaan mulai merugi dan ada yang gulung tikar alias bangkrut. Dengan tutupnya perusahaan-perusahaan maka banyak orang yang terkena PHK, sehingga banyak yang menjadi pengangguran. Kita sadari bahwa semakin hari hidup ini semakin sulit, bila kita tidak lebih mendekatkan diri kepada Tuhan maka kita akan terbawa ke dalam kekuatiran. Boleh saja dunia ini semakin sulit tapi jangan sampai iman kita melemah karena kuatir akan hidup yang kita jalani sekarang ini. Berikut ini ciri-ciri orang yang kuatir:
· Pesimis akan masa depan.
· Tidak percaya akan rencana Tuhan.
· Imannya tidak bertumbuh (Matius 13 : 22).
· Menghilangkan semangat hidup (Amsal 12 : 25).
· Mudah diombang-ambingkan dengan permasalahan.
Agar kita tidak menjadi orang yang senantiasa kuatir saat pencobaan datang, kita akan belajar bagaimana cara mengatasi kekuatiran itu:
· Menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan (Mazmur 55 : 23).
· Nyatakan segala keinginan kepada Tuhan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4 : 6).
· Carilah Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6 : 33).
· Jangan kuatir hari esok karena hari esok ada kuatirnya sendiri (Matius 6 : 34).
Bila kekuatiran itu dapat kita usir dari hidup kita maka kita akan menerima berkat dari Tuhan. Berkat yang diterima itu adalah:
· Allah akan memelihara hidup kita.
· Kedamaian akan diberikan dalam hati dan pikiran kita.
Sungguh indah bukan bila hidup kita tidak dipenuhi dengan kekuatiran? Mari kita serahkan hidup kita kepada Tuhan maka Tuhan yang akan menuntun setiap langkah kita. (Giant)

Pecundang Menjadi Pemenang

Kisah Para Rasul 4 : 1-22

Anda pasti tahu dan pernah mendengar kisah tentang Rasul Petrus, salah satu murid Yesus. Sebelum ia mengenal Kristus sesungguhnya, ia adalah seorang pecundang. Mengapa Petrus seorang pecundang? Karena ketika Tuhan Yesus sedang diadili di Mahkamah Agama, ia telah menyangkal Kristus sampai tiga kali. Ini adalah perbuatan seorang pecundang yang tidak berani menghadapi tantangan dalam mempertahankan iman kepada Kristus. Bagaimana dengan Anda bila diperhadapkan pada keadaan yang serupa, apakah Anda akan tetap bertahan pada iman Anda dengan mengakui Yesus sebagai Tuhan, atau Anda seperti Petrus yang tidak mengakui bahwa ia pengikut Kristus? Di sinilah iman kita diuji, bila iman kita dewasa maka kita akan mengakui bahwa Kristus adalah Tuhan, meskipun nyawa kita taruhannya. Akan tetapi ada suatu perubahan yang dahsyat yang dialami Petrus. Semenjak Kristuis bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya maka iman Petrus pun mulai tumbuh lagi. Perjumpaan dengan Kristus merupakan awal kebangkitan iman Petrus, dan tambah lagi dengan baptisan Roh Kudus yang dialaminya. Dari seorang pecundang menjadi seorang pemenang. Kita dapat lihat perubahan yang sangat besar, yang dahulunya ia seorang yang penakut tapi sekarang ia berani menjadi saksi-Nya yang rela mati. Setelah mengalami baptisan Roh Kudus ia berani berkhotbah di serambi Salomo, dan banyak jiwa-jiwa yang dimenangkan. Kita dapat belajar dari perubahan yang dialami Rasul Petrus, yang dahulunya pecundang menjadi seorang pemenang. Ia dapat berubah demikian karena pertama ia berjumpa pribadi dengan Kristus, dan kedua ia mengalami baptisan Roh Kudus. Bila Anda ingin menjadi seperti Rasul Petrus, maka Anda harus mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus dan harus mengalami baptisan Roh Kudus. Jadilah seorang pemenang!!!!!!!! (Giant)

Cerdik Seperti Ular Tulus Seperti Merpati
Matius 10 : 16
Banyak orang tahu pepatah Alkitab yang satu ini, yaitu: hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Kita bahkan seringkali menggunakan pepatah ini sebagai suatu alasan untuk membenarkan suatu tindakan yang kita lakukan. Dalam penerapan di kehidupan kekristenan, pepatah ini biasa ditafsirkan bahwa kita harus memiliki hati yang tulus seperti merpati, tetapi juga harus bertindak cerdik seperti ular. Rasanya tidak salah. Ketulusan hati dan kecerdikan dalam bertindak sepertinya memang harus kita miliki. Istilah kerennya, 'pake hikmat' dalam segala hal.
Namun banyak orang lupa bahwa konteks ayatnya adalah mengenai 'domba di tengah serigala'. Kita, orang Kristen, digambarkan sebagai domba, binatang yang patuh namun tak berdaya. Serigala adalah segala bentuk kejahatan yang menguasai dunia ini. Kita, yang adalah domba, yang telah dikuduskan dari dosa, diperhadapkan kembali kepada dunia fana ini, yang sarat dengan cobaan, godaan, hawa nafsu, dan segala kejahatan lainnya.
Banyak orang juga lupa, bahwa yang mengutus kita, sang domba, adalah Tuhan Yesus sendiri, Allah yang hidup, Sang Gembala yang baik. Sang Gembala mengutus domba ke tengah kawanan serigala, tentunya bukan untuk mati konyol diterkam serigala. Lalu bagaimana? Untuk itulah kita perlu perhatikan pepatah yang terkenal itu: hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ular sebenarnya tidak dikategorikan sebagai hewan yang cerdik. Seringkali justru dikaitkan sebagai binatang yang licik. Bisanya yang mematikan, dan pagutannya yang sangat cepat ketika menyergap mangsa yang tak siap, menunjukkan sikap licik dari ular. Lalu, mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus cerdik seperti ular? Simak ulasan berikut:
Merpati adalah burung yang pada umumnya hapal jalan pulang ke tempat asalnya. Walaupun ia dilepas di tempat yang jauh, ia sanggup untuk kembali ke rumah tempat ia dibesarkan. Oleh karena itu, merpati dipakai sebagai lambang PT. Pos, yang mengantarkan surat ke tempat tujuannya, walaupun jaraknya jauh. Lalu, di mana letak ketulusannya? Banyak orang menganggap merpati putih lambang perdamaian karena sifatnya yang elok dan bulunya yang melambangkan kesucian, namun tak sedikit pula merpati yang berbulu abu-abu, coklat, belang-belang, bintik-bintik, dan lain-lain.
Ular adalah hewan melata yang tak berkaki dan tak punya sayap. kelihatannya lemah. Salah satu sifat ular yang jarang orang ketahui adalah: karena kondisi tubuhnya, ular biasanya cenderung untuk menjauh dari bahaya yang mengancam. Ular tahu tempat-tempat aman yang jauh dari gangguan musuh.
Apakah artinya cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati? Dalam konteks Yesus sebagai Gembala, mengutus kita sebagai domba ke tengah serigala, pahamilah: Pertama, Domba tidak diutus sendirian, tetapi berjalan bersama Gembalanya. Kedua, Ketika kawanan serigala datang mengancam, kita sebagai domba harus cerdik seperti ular, yaitu berlindung pada Sang Gembala. Lawanlah kejahatan dengan kebaikan. Kita tidak boleh membalas kejahatan, melainkan datang kepada Yesus, mengasihi sesama dan mengampuni musuh. Datanglah kepada Tuhan dengan ketulusan seperti merpati, yang tahu jalan kembali kepada tempat asalnya, dalam hal ini adalah Yesus, yang empunya Kerajaan Sorga. Kita datang kepada Yesus bukan dengan hati sombong, angkuh, atau pun tidak percaya, melainkan dengan menaruh percaya sepenuhnya kepada-Nya, bahwa hanya Dialah yang sanggup melindungi kita dari segala kejahatan. Semoga renungan ini dapat membangun kita semua. (Mar)

SEMUA INDAH PADA WAKTUNYA
Semua ada waktunya.... Semua indah pada waktunya.... TUHAN tidak pernah terlambat..... sekalipun terkadang kita merasa DIA lalai menepati janji-Nya. TUHAN TAHU!
Beberapa hal yang dapat mendorongmu untuk tetap bertahan : Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia... à Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha. Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih... à Tuhan sudah menghitung airmatamu. Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja... àTuhan sedang menunggu bersama denganmu. Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon. àTuhan selalu berada di sampingmu. Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi... à Tuhan punya jawabannya. Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan... àTuhan dapat menenangkanmu. Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan... àTuhan sedang berbisik kepadamu. Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur.. àTuhan telah memberkatimu. Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.. . àTuhan telah tersenyum padamu. Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi... àTuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu. Ingat bahwa di manapun kau atau ke manapun kau menghadap... TUHAN TAHU! (IR)

1
RENUNGAN HARIAN
1. JANGAN MENYERAH
I Korintus 10 : 13
Anjing kami Pluto suka sekali menangkap tikus. Suatu hari seekor tikus kecil lari ke bawah kulkas dan sepanjang hari itu Pluto berusaha sekuat tenaga untuk menangkap tikus itu. Dia tidak putus asa. Padahal tikus itu mungkin saja sudah melarikan diri entah ke mana. Tuhan memakai seekor anjing untuk mengajarkan kita jangan menyerah untuk keadaan apapun yang kita hadapi. Pesan Tuhan hari ini: jangan menyerah apapun persoalanmu. “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (I Korintus 10 : 13). (FF)

2.TUHAN MAHA TAHU
Markus 8 : 29
Tuhan Allah Maha Tahu! Semua keberadaan kita ada dalam tangan-Nya. Keajaiban tidak terjadi seketika, ada prosesnya. Lihat pada Petrus, dia yang berkata, “Aku tidak kenal Dia.”, akhirnya mengaku, “Engkau adalah Mesias.”. Dan Petruspun mengalami pengampunan-Nya. Kita perlu menerima pengampunan Tuhan Yesus dan setelah itu baru dapat melayani Dia. Dalam pencobaan Ia tidak memberi kita beban yang tidak dapat dipikul. Serahkan bebanmu pada-Nya, Ia selalu memberi pertolongan tepat pada waktu-Nya. Ia sama sekarang, kemarin dan hari esok. Itu tetap berlaku untuk kita sampai sekarang. (DBR)

3.PELAKU FIRMAN
Yakobus 1 : 22
Umat Kristen yang disebut anak Allah diperintahkan untuk menjadi pelaku firman Tuhan, bukan menjadi pendengar saja. Apa maksudnya menjadi pelaku? Artinya melakukan apa yang dikatakan firman Tuhan. Contoh, dalam Yohanes 13 Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, maka kita juga perlu membasuh kaki orang yang kita layani, orang yang lebih rendah dari kita. Apa maksudnya? Maksudnya kita perlu melayani orang yang lebih rendah posisinya dari kita seperti istri, anak, pegawai, adik, bawahan, dan sebagainya, sama baiknya dengan pelayanan kita buat orang yang lebih tinggi. Itu hanya salah satu contoh. Banyak sekali contoh dan perintah yang Tuhan Yesus berikan dalam Alkitab untuk kita lakukan bila kita mengaku dan mau menjadi pengikut-Nya, menjadi murid-Nya. Bagaimana kita bisa tahu apa saja peraturan Kerajaan Allah bila kita tidak pernah membaca Alkitab? Alkitab adalah undang-undang-Nya Allah, jadi mari kita mulai membaca Alkitab dan mulai melakukan apa yang diperintahkan seperti halnya kita menjadi warganegara Indonesia yang baik dan mentaati undang-undang negara ini. Yang penting dan Tuhan cari adalah para pelaku firman, bukan orang yang hanya rajin mendengarkan firman. (cubs)

4.PEMILIK ATAU PENGELOLA?
Kolose 3 : 23-25; Ibrani 13 : 5-6
Ada orang yang hancur hidupnya karena mengejar kekayaan. Mengapa ada orang yang hidup dalam kehancuran sekalipun dia kaya? Mengapa ada orang yang kuatir karena memiliki uang dan mengapa ada orang yang kuatir karena tidak punya uang? Semua ini diakibatkan karena kita ingin menjadi pemilik atau tuan atas uang. Ingat bahwa kita diciptakan bukan untuk menjadi tuan atas segala milik kita, tetapi menjadi hamba/pengurus yang baik untuk semua kasih karunia Allah(I Petrus 4 : 10). Bagaimana menjadi pengurus yang baik?
1. Tunduk kepada Tuhan, bukan kepada uang (Ibrani 13 : 5-6). Jangan mau menjadi hamba uang. Jangan cinta uang. Ciri orang yang cinta uang: merasa tidak aman, takut, kuatir, sulit tidur, iri hati, tidak bersyukur, diperbudak uang.
2. Serahkan semua harta kekayaan kepada Allah (Roma 11 : 36).
3. Jadilah pengurus yang setia (I Petrus 4 : 10). Tugas seorang pengurus adalah mengatur segala harta kekayaan milik tuannya sesuai dengan kehendak tuannya. Berbahaya sekali kalau kita menjadi pemilik, tidak ada Kerajaan Allah, yang ada hanya kerajaan diri sendiri. Akibatnya segala harta kita menjadi tidak terkendali, bahkan bisa menjadi terkutuk. Sebaliknya bila Kristus menjadi pemilik atau raja, maka Dia yang akan mengendalikan segala yang kita punya. Dia akan memberkati semuanya.
Renungkan beberapa hal berikut dan lakukanlah:
1. Apa perintah Tuhan untuk Anda tentang apa yang ada padamu?
2. Apakah kamu bersedia kalau hartamu diambil atau dipindahkan atau diubah sesuai kehendak Allah?
3. Sebutkanlah hartamu yang belum diserahkan kepemilikannya kepada Tuhan! Buatlah janji kalau kamu ingin menyerahkannya kepada Tuhan sekarang!
Berdoalah supaya kita punya keberanian untuk menyerahkan semua milik kita kepada Tuhan, agar apa yang kita miliki bukan menjadi sumber masalah buat kita, tetapi justru diberkati oleh Tuhan untuk kesejahteraan kita dan agar kita menjadi berkat bagi orang lain. (Gid)

5.MATI DAN BERBUAH
Yohanes 12 : 23-26
Dalam bacaan kita hari ini Yesus berkata bahwa untuk dapat berbuah banyak, sebutir biji gandum harus jatuh ke dalam tanah dan mati lebih dulu. Demikian pulalah hidup kita. Apabila kita mau menghasilkan buah yang banyak bagi Tuhan, kita harus mau “mati” lebih dulu. Mati terhadap ego kita, terhadap keinginan daging kita. Itulah yang Yesus ajarkan tentang “menyangkal diri dan memikul salib” (Lukas 9 : 23-24). Buah Roh baru dapat kita hasilkan bila kita mau mengalahkan ego kita (kesombongan, harga diri, gengsi, kebenaran diri) dan mematikan hawa nafsu duniawi yang ada dalam diri kita, karena keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging (Galatia 5 : 17). Mari kita belajar untuk ‘menyangkal diri dan memikul salib’ kita setiap hari. (Ginny)
6.BERHARAP PADA ANUGERAH
Mazmur 123 : 1 – 4
Orang yang hebat bukanlah orang yang dapat melakukan banyak mujizat, atau memiliki kekuasaan yang besar. Tetapi orang yang hebat adalah orang yang dapat bertahan meskipun badai pencobaan datang menerpa dalam hidupnya. Meskipun kita memiliki kuasa untuk melakukan banyak mujizat, tapi bila pencobaan datang kita menyangkal Kristus, maka sia-sialah semua yang telah kita kerjakan. Orang yang hebat adalah orang yang setia pada iman kepada Kristus. Pemazmur sadar bahwa sumber pertolongannya saat pencobaan hanya di dalam Yesus Kristus. Oleh sebab itu ia mengajarkan kepada kita agar senantiasa berharap menantikan anugerah Tuhan dinyatakan. Orang yang berharap kepada Tuhan senantiasa melayangkan mata kepada Tuhan sampai Tuhan mengasihani dirinya. Jangan pernah kita memalingkan mata kita kepada yang lain. Biarlah mata jasmani dan rohani kita senantiasa tertuju kepada Tuhan Yesus. Sebab Ia adalah sumber pertolongan kita yang dapat menolong kita tetap bertahan dalam pencobaan. Selain senantiasa memandang kepada Tuhan kita juga harus senantiasa memohon dengan sungguh-sungguh atau sepenuh hati. Tuhan kita adalah Tuhan yang senantiasa mendengar seruan umat-Nya. Matanya senantiasa tertuju kepada orang-orang yang berharap kepada-Nya. Jadi, biarlah kita senantiasa berharap pada anugerah Tuhan sampai dinyatakan dalam hidup kita. (Giant)
7.KESATUAN HATI
Mazmur 133 : 1 -3
Saudara pernah lihat kalau seekor semut bertemu dengan teman-temannya? Apa aja ya yang diomongin? Kelihatannya kok saling memberi salam? Dan mungkin juga cipika cipiki (cium pipi kanan dan cium pipi kiri). Kelihatannya semut itu tidak pernah kepahitan ya, kenapa? Karena ada gula ada semut, semut itu suka manis jadi tidak menyimpan kepahitan antar sesamanya. Firman Tuhan mengatakan kita harus belajar pada semut. Salah satu sifat semut, mereka sehati. Seringkali kita mengalami gesekan dengan teman-teman, keluarga, atasan, bawahan atau orang-orang lain. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Ada kata-kata teman yang melukai hati kita dan kita teringat-ingat dengan kata-kata itu, boro-boro mau bicara dengan dia. Rasanya tidak mau melihat mukanya lagi. Tuhan mau kita seperti di dalam Mazmur 133 : 1-3, nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (FF)

8.HARTA UNTUK MISI ALLAH
Kejadian 22 : 1-6
Di sini kita melihat lagi perjanjian Allah dengan umat-Nya. Perjanjian ini lagi-lagi adalah tentang perjanjian berkat. Allah memberkati umat-Nya dengan maksud bukan hanya supaya visi Allah digenapi, melainkan juga supaya misi Allah terlaksana. Apakah misi Allah bagi kita sebagai keturunan Abraham? Menjadi berkat bagi kota dan bangsa. Bila kita tidak melaksanakan misi Allah, maka berkat Allah tidak akan dicurahkan secara berlimpah-limpah. Apakah akibat harta yang tidak dipakai untuk misi Allah atau hanya dipakai untuk memuaskan keinginan diri kita sendiri? Akibatnya adalah harta itu akan busuk, dimakan ngengat, berkarat, dan menjadi sia-sia (Yakobus 5 : 1-6). Tetapi sebaliknya harta yang dipakai untuk misi Allah akan dilipatgandakan oleh Allah. Untuk direnungkan dan dilakukan:
1) Apa yang sedang kamu rencanakan sekarang dengan hartamu?
2) Sudahkah kamu menggunakan hartamu untuk misi Allah? Kalau sudah, apa yang terjadi dengan perjanjian Allah terhadapmu?
3) Maukah kamu merencanakan keuanganmu dengan teratur mulai hari ini supaya kita dapat juga terus melaksanakan misi Allah sampai Dia datang kembali?
Berdoalah supaya kita punya kekuatan dan keberanian untuk mengatur harta kita, agar tidak hanya kita pakai untuk memuaskan keinginan kita. Berdoalah supaya Tuhan memberi kita hikmat untuk mengatur keuangan kita dengan benar. (Gid)
9.RENDAHKAN DIRIMU
Matius 23 : 12
12Tinggi hati atau kesombongan menutup hati kita, sedangkan rendah hati dan taat kepada-Nya akan membuka pintu hati. Kasih diperlukan untuk dapat bertemu dengan Juruselamat. Rendahkan dirimu dan setialah pada Tuhan. Barulah Tuhan Yesus senang tinggal dalam diri dan kehidupan kita. (DBR)

10.KEINGINAN SENDIRI
Yakobus 1 : 14-15
Yang membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan tidak selalu Iblis atau hal-hal lain yang berada di dunia ini. Bacaan hari ini mengatakan bahwa manusia dicobai oleh keinginannya sendiri. Artinya, tidak semua orang jatuh karena cinta uang, tetapi ada yang meninggalkan Tuhan demi cinta uang. Contoh yang nyata, bila seorang lapar, maka dia akan lebih mudah jatuh dalam pencobaan makan enak dari pada uang banyak. Ayat selanjutnya mengatakan bahwa bila keinginan itu tidak dilawan tetapi diikuti dan dipenuhi maka dapat mengakibatkan kematian. Dalam contoh di atas, bayangkan bila seseorang baru selesai berpuasa 3 hari 3 malam, dibawa ke ruangan penuh makanan enak yang menggiurkan sekali. Bila keinginan makan tidak dikendalikannya, maka orang itu akan makan sebanyak-banyaknya dan itu dapat menyebabkan kematiannya. Mari kita belajar mengendalikan keinginan kita, karena keinginan itulah yang dapat membuat kita jatuh dalam dosa dan berakibat kematian. Keinginan kita tidak selalu baik, karena apa yang dilihat mata dapat merupakan tipuan, seperti fatamorgana. Itulah juga maksud firman Tuhan yang berkata, “Kata-Nya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.’” (Lukas 9 : 23). (cubs).
11.SEGAMBAR DENGAN ALLAH
Kejadian 1 : 27
Pernahkah kita perhatikan Tuhan menciptakan pohon-pohon dengan buah-buahnya itu seimbang? Contohnya pohon apel, pohon mangga. Pohonnya rimbun dan buahnya kecil. Coba saudara bayangkan, saudara sedang duduk dan membaca di sebuah taman yang indah, angin sepoi-sepoi, di bawah pohon mangga yang rimbun, tapi buahnya durian yang besar. Apa kepala saudara tidak benjol-benjol dan “berbintang-bintang” (seperti dalam film kartun) kalau durian itu jatuh? Kejadian 1 : 27, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Jadi jangan kita membandingkan dengan yang orang lain punya. Kita adalah unik, kita berharga dan mulia, Tuhan Yesus begitu mengasihi kita. Tuhan tidak menciptakan kita sebagai produk yang gagal. Kita diproses untuk menjadi makin hari makin serupa dengan Tuhan Yesus. Siapapun kita, kita punya DNA-Nya Tuhan. (FF)

12.PRINSIP MELAYANI
Lukas 17 : 7-10
Setiap orang percaya dipanggil untuk melayani Tuhan, karena kelak di sorga kita semua akan melayani Raja di atas segala raja yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jadi selama kita masih di dunia, ada baiknya kita mempersiapkan dan melatih diri kita untuk belajar melayani Tuhan, ada beberapa prinsip dalam melayani Tuhan:
1. Apa yang dapat aku berikan, berikanlah kepada Tuhan. Apa yang dapat aku lakukan, lakukanlah bagi Tuhan.
2. Jangan hanya ingin hasilnya tapi tidak mau melewati prosesnya. Terbesar hendaknya menjadi pelayan, terkemuka hendaknya menjadi hamba (Markus 10 : 43-44).
3. Miliki hati dan sikap seorang hamba (Lukas 17 :7-10)
a. Mengutamakan tuan dari pada kepentingan dirinya sendiri.
b. Tidak pernah mengharapkan kata terima kasih setelah menyelesaikan tugas.
c. Hanya melakukan apa yang diperintahkan tuannya.
4. Jangan pernah mencuri kemuliaan Allah, ketika pujian datang janganlah kita merasa bangga akan apa yang telah kita kerjakan. Ingat Lusifer jatuh karena kesombongannya.
Marilah kita senantiasa belajar menjadi hamba yang baik, agar kelak kita dapat menyenangkan hati Tuhan. (Giant)
13.TUHAN PAHLAWAN KITA
Hakim-hakim 7 : 1-14
Ketika Gideon hendak maju berperang, Tuhan mengurangi pasukannya hingga tinggal 300 orang, padahal musuh yang dihadapi seperti belalang banyaknya (ayat 12). Mengapa? Tuhan mau menyerahkan musuh orang Israel ke dalam tangan mereka, tetapi Tuhan tidak mau kalau mereka berpikir bahwa kemenangan itu mereka dapat dengan kekuatan mereka (ayat 2), karena itu Tuhan “menyeleksi” pasukan Gideon.
Begitu juga. ketika kita menghadapi masalah atau pergumulan dalam hidup, selama kita masih berusaha untuk menyelesaikan dengan pikiran dan kekuatan kita sendiri, Tuhan akan membiarkan kita. Sampai ketika kita tidak berdaya lagi dan berserah kepada Tuhan, barulah Tuhan “turun tangan” menolong kita, karena Tuhan tidak mau kita berpikir bahwa kita berhasil menyelesaikan masalah dengan kemampuan kita. Bagi Tuhan, masalah sebesar apapun tidak ada artinya, tetapi yang Tuhan kehendaki adalah agar kita berserah dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. (Ginny)
14.PERJANJIAN BERKAT
Ulangan 8 : 18
Kita perlu tahu bagaimana cara Allah memberkati kita. Ada 3 hal yang perlu kita ketahui tentang cara Allah memberkati kita:
1. Allah memberkati kita dengan maksud meneguhkan perjanjian-Nya. Untuk diberkati, kita tidak perlu berdoa meminta atau mencari. Kita hanya perlu mencari tahu apa arti perjanjian-Nya dan meyakininya dan kemudian berjalan di dalam perjanjian tersebut. Kita melakukan kewajiban kita dan Allah melakukan kewajiban-Nya. Kewajiban kita adalah menjadi serupa dengan gambar Allah dan memperbanyak gambar Allah (Kejadian 1 : 27-28; Kolose 1 : 28-29). Tugas Allah adalah memberkati kita secara utuh (Kejadian 1 : 28; Kolose 1 : 29).
2. Perjanjian Allah atau perjanjian berkat ini disertai sumpah. Ini artinya sangat serius. Allah pasti menggenapinya (Yesaya 54 : 10). Perjanjian Allah ini tidak dapat dihalangi oleh manusia, oleh Kristus, atau oleh hukum alam. Kalau kita melakukan kewajiban kita, Allah pasti melakukan tanggung jawab-Nya.
3. Allah tidak memberikan kita harta, tetapi kekuatan untuk memperoleh harta. Semakin besar kekuatan kita, semakin banyak berkat yang dapat kita tampung. Allah tidak memberikan uang dengan cara-cara mistik, tetapi memberikan kita kekuatan agar kita dapat memperoleh harta.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah kamu sudah memegang perjanjian berkat ini?
2. Apakah kamu mau melakukan kewajibanmu terhadap firman Tuhan? Apa yang akan kamu lakukan berhubungan dengan kewajibanmu?
3. Apakah yang kamu ingin terima dari Tuhan setelah kamu melakukan kewajibanmu?
Berdoalah supaya kita sungguh-sungguh mengalami atau menikmati perjanjian berkat ini dalam hidup kita setiap hari. Berdoalah supaya kita tetap kuat untuk terus melakukan kewajiban kita sampai kita menjadi serupa dengan Kristus. (Gid)

15.MENGUCAP SYUKUR
1 Tesalonika 5 : 18
Anjing kami Pluto suka sekali makan jeruk, tapi yang manis. Kok anjing makan jeruk ya? Bukannya jeruk makan jeruk? Kalau jeruk yang asam, Pluto tidak suka. Pluto juga suka kue-kue yang manis. Dia paling suka cake. Seringkali dalam kehidupan kita, kita juga begitu. Kita suka kehidupan yang manis, suatu kehidupan yang enak. Tetapi dalam kehidupan ini bukan rasa manis saja, tapi juga ada asam, pahit, tawar, pedas dan asin. Apapun yang terjadi dalam hidup kita, enak atau tidak enak, semua untuk kebaikan kita. Tuhan tidak pernah merencanakan yang jahat bagi kita. Sudahkah kita mengucap syukur untuk apa yang Tuhan beri dalam hidup kita ini? Untuk nafas gratis yang Tuhan berikan? Mulai hari ini mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (I Tesalonika 5 : 18). (FF)

16.MENDIDIK ANAK
Ulangan 6 : 4-9
Pernah dengar apa yang ibu-ibu bicarakan saat sedang berkumpul? Topik yang suka sekali dibicarakan adalah tentang anak. Ibu-ibu senang membanggakan anak mereka. “Anak saya ranking pertama di kelasnya, padahal saingannya berat lho..” “Kemarin anak saya ikut lomba menari dan dapat juara pertama.” “Anak saya ikut kursus bahasa asing dan ternyata dia cepat sekali menguasainya.” Banyak sekali hal yang ibu-ibu banggakan akan anaknya. Seringkali anak ikut berbagai macam kursus sampai waktu mereka habis dan tidak ada lagi waktu untuk bermain dan berkumpul dengan orangtua. Memang, setiap orangtua pasti senang dan bangga bila anaknya pintar. Tapi pernahkah kita pikirkan apa yang sebenarnya lebih penting? Dalam bacaan kita hari ini, Musa mengingatkan orang Israel, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (ayat 6-7). Banyak orangtua sangat memperhatikan pendidikan anak mereka, mempersiapkan agar dapat bersaing kelak di dunia kerja dan meraih sukses, tapi sayang seringkali orangtua lupa memperhatikan pendidikan rohani anak-anak. Akibatnya anak-anak bertumbuh tanpa mengenal Tuhan dengan benar. Zaman sekarang, di mana kejahatan dan pengaruh dunia begitu besar, sangatlah berbahaya bila anak-anak tidak mengenal firman Tuhan dengan benar, mereka akan mudah sekali terbawa oleh pengaruh yang tidak baik. Firman Tuhan berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22 : 6). Sebagai orangtua, adalah tugas kita untuk memperhatikan pertumbuhan rohani anak-anak kita. (Ginny)

17.ORANG BENAR
Mazmur 112 : 1–10
Pernahkah Anda mendengar kalimat “Tidak semua orang berbuat baik itu adalah orang benar, tapi orang benar pasti akan berbuat baik.”? Anda pasti setuju dengan kalimat di atas, bukan? Orang berbuat baik dapat berbagai macam motivasi, ada yang motivasinya memang ingin berbagi kasih dengan sesama, dan ada juga yang motivasinya mencari nama baik atau suatu hari nanti orang yang ia bantu akan berbuat baik juga kepadanya. Sedangkan orang benar berbuat baik karena ia ingin mengasihi Tuhan dan sesama seperti yang diperintahkan Tuhan Yesus. Berikut ini ciri-ciri orang benar:
· Takut akan Tuhan.
· Sangat suka segala perintah-Nya.
· Berbelas kasih dan memberi pinjaman.
· Tidak takut kepada kabar celaka.
· Hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
· Hatinya teguh, ia tidak takut sehingga memandang rendah pada lawannya.
· Ia membagi-bagikan dan memberi kepada orang miskin.
Ketika kita menjadi orang benar maka kita akan menerima upah dari Tuhan, yaitu:
· Anak cucunya akan perkasa di bumi.
· Angkatan orang benar akan diberkati.
· Harta dan kekayaan ada di rumahnya.
· Kebajikan tetap untuk selamanya.
· Ada terang di dalam gelap.
· Pengasih dan penyayang orang yang adil.
· Orang benar akan diingat selama-lamanya.
Bagaimana, luar biasa kan berkat yang akan kita terima ketika kita menjadi orang benar di hadapan Tuhan? Mari kita berusaha untuk senantiasa menjadi orang benar!! (Giant)
18.TIMBAL BALIK (DUA ARAH)
Yohanes 10 : 27
Hubungan yang dikehendaki Yesus dengan domba-domba-Nya jelas sekali Dia nyatakan dalam bacaan hari ini. Domba-Nya mendengarkan Dia dan Yesus mengenal domba-Nya. Itu adalah hubungan timbal-balik atau dua arah. Yesus tidak hanya mau kita mendengarkan Dia saja, tetapi Dia juga mau Dia mengenal setiap kita. Maksud mengenal di sini adalah 1) memiliki hubungan intim, 2)tidak ada yang dirahasiakan dan 3)saling percaya. Setiap hubungan timbal-balik punya dua pihak/sisi. Dalam hal ini, satu adalah sisi Yesus dan yang kedua adalah sisi kita manusia. Dari sisi Yesus sudah sangat jelas dan terbukti bahwa Yesus memenuhi ketiga persyaratan mengenal itu. Pertanyaannya, bagaimana dari sisi kita/manusia? Sudahkah kita memenuhinya? Kalau kita tidak yakin, pertanyaan berikut mungkin dapat membantu: 1) sudahkah saya berkomunikasi secara intens dan rutin dengan Tuhan lewat doa dan pembacaan firman? 2) sudahkah saya membuka diri kepada-Nya dan menjadikan-Nya tempat curhat yang utama dan pertama? 3) beranikah saya mempercayakan seluruh hidup saya kepada-Nya tanpa kecuali? Bila satu saja jawaban tidak atau ragu dari ketiga pertanyaan di atas, maka kita perlu berusaha untuk mengatasinya karena Tuhan Maha Baik dan Dia tidak mau memaksa bila kita tidak mau punya hubungan timbal-balik dengan-Nya. Tetapi bila kita dengan sukarela mau menjalin hubungan timbal-balik dengan-Nya maka semua keuntungan menjadi milik kita. Itu janji-Nya (Yohanes 10 : 28). (cubs).

19.TUHAN MAU MENDENGAR
Amsal 15 : 29
Tuhan lebih senang mendengar. Jauh lebih dari pada kemauan kita untuk datang kepada-Nya. Tuhan mau menolong dan menyelamatkan. Ketika kita mau percaya kepada-Nya, Tuhan akan memberi kita kuat dan kuasa-Nya. Iman percaya kita adalah kunci yang akan membuka gudang perbendaharaan di sorga untuk keperluan kita. Janganlah kamu takut, berjalanlah pada jalan-jalan Tuhan. Iman percaya kita yang Tuhan perlukan dan Dia akan memahkotai kita dengan kuasa-Nya. (DBR)

20.MASALAH DATANG, SIAPA TAKUT?
Ayub 23 : 10, Maleakhi 3 : 3
Saya ingat waktu itu saya pulang lembur dari kantor dan waktu menunjukkan pkl.22.00. Sudah sepi. Saya menuruni jalan, karena jalannya licin saya jatuh tertelungkup dan “menangkap kodok”. Beberapa hari kemudian kaki saya bengkak dan saya menjadi lebih sering terpelecok di waktu berjalan. Pernah suatu kali, tidak berapa lama dari kejadian itu, kaki saya hampir tergilas bajaj. Seperti pepatah mengatakan,”Sudah jatuh tertimpa tangga.” Seringkali dalam kehidupan kita demikian. Masalah datang bertubi-tubi, yang satu belum selesai, yang lain datang beramai-ramai untuk masuk. Tapi biarlah kita berkata seperti dalam firman Tuhan di dalam Ayub 23 : 10. “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” Maleakhi 3 : 3, “Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.” (FF)

21.KEKUATAN UNTUK MENGELOLA
Lukas 16 : 10-12
Kita belajar sebelumnya bahwa Tuhan tidak memberikan kekayaan, tetapi Dia memberi kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan. Salah satu kekuatan itu adalah kekuatan untuk mengelola. Semakin baik kita mengelola, semakin besar kemampuan kita untuk memperoleh harta kekayaan. Sebagai hamba kita harus mengelola kekayaan milik Tuhan dengan benar dan setia.
1. Miliki prioritas yang benar (I TImotius 6 : 8-10). Utamakan kebutuhan pokok (makan, pakaian, tempat tinggal) bukan keinginan. Tuhan pasti memperhatikan kebutuhan kita, berbeda dengan keinginan kita (Yakobus 3 : 3). Keinginan kita akan terjawab kalau itu sesuai dengan keinginan/kehendak Allah.
2. Hindari hutang (Ulangan 28 : 12). Hutang bukan dosa, tetapi berbahaya, selangkah lagi menjadi dosa kalau kita tidak membayar hutang (Mazmur 37 : 21). Pastikan bayarlah hutang kita karena firman-Nya, “jangan mengingini milik sesamamu.” Tepat janji dalam membayar tagihan atau hutang, maka Allah akan banyak mempercayakan harta kepada kita (setia terhadap harta orang lain). Kalau kita tidak tepat janji, hidup kita jadi tidak beres, pekerjaan kita tidak produktif (Amsal 6 : 1-5).
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah kamu sudah menggunakan kekuatan yang Tuhan berikan yaitu kekuatan mengelola dalam hidupmu?
2. Apa saja yang menyebabkan kamu tidak bisa mengelola harta milik Tuhan yang dipercayakan kepadamu dengan benar?
3. Apakah kamu mau tepat janji menyelesaikan semua tagihan dan hutangmu dan berjanji kepada Tuhan untuk menyelesaikannya supaya Tuhan terus memberkati?
Berdoalah supaya kita mampu mengelola harta yang Tuhan percayakan kepada kita untuk kemakmuran kita. berdoalah supaya Tuhan memberi kemampuan untuk mengalahkan keinginan-keinginan kita yang tidak sesuai dengan keinginan Tuhan. (Gid)
22.HATI-HATI DENGAN KEKAYAAN
Yakobus 5 : 1-6
Dalam bacaan hari ini Yakobus menulis, ”Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah akan sengsara yang akan menimpa kamu!” (ayat 1). Jika begitu, apakah berarti mengikut Tuhan tidak boleh menjadi kaya? Tentu tidak! Kita bisa membaca di Alkitab tentang orang-orang yang menjadi kaya karena diberkati oleh Tuhan, seperti Abraham, Ishak, Yakub, Salomo, Ayub dan lain-lain. Tetapi jika kita kaya lalu menjadi sombong dan salah dalam menggunakan kekayaan kita, berhati-hatilah!
Firman Tuhan hari ini mengajar kita:
1. agar kita tidak mengumpulkan harta dengan menindas orang yang menjadi bawahan kita (ayat 4). Bila kita menjadi kaya tetapi menimbulkan kesengsaraan kepada orang lain, itu akan mendatangkan murka Tuhan.
2. Tuhan menjadikan kita kaya bukan untuk hidup berfoya-foya dengan harta kita (ayat 5), tetapi untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan tidak mau kita hanya mementingkan diri sendiri, menutup mata dan tidak peduli terhadap kesusahan orang.
3. Jangan menggunakan kekayaan kita untuk melakukan ketidakadilan (ayat 6). Banyak orang sering menggunakan uang untuk membeli keadilan walaupun mereka berada di pihak yang bersalah, Tuhan tidak berkenan dengan hal tersebut. Tuhan kita adalah Tuhan yang adil dan Dia akan menghukum orang yang bersalah.
Menjadi kaya tidaklah salah, tetapi kita harus tahu apa maksud Tuhan menjadikan kita kaya. Penulis Amsal berkata, ”Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3 : 9-10). Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita bila kita menggunakan harta kita dengan benar. Menjadi kaya bukan dosa asal Tuhan tetap yang terutama dalam hati kita. (Ginny)
23.JANGAN SERUPA DENGAN DUNIA
Roma 12 : 2
Tuhan mau kita menjadi satu umat bagi-Nya dengan cara hidup yang lain, yang khusus, seperti contohnya merendahkan diri, hidup bersahaja apa adanya, selalu mencari kehendak Tuhan, bertanggung jawab, mempunyai tujuan hidup yang kekal, dan sebagainya, yang berbeda dengan yang diharapkan oleh dunia ini. Tuhan Yesus kita hidup dan hidup kita penuh sukacita karena-Nya. Tunjukkanlah itu pada orang-orang di sekitar kita. (DBR)
24.MENGHAKIMI
Matius 7 : 2
Saya punya seorang teman yang punya kebiasaan ke WC kalau sedang berjalan-jalan di mal. Hal itu mengganggu saya. Pernah suatu kali kami sedang mencari baju, tiba-tiba dia merasa perutnya sakit dan perlu ke WC. Jadi kami harus berjalan cukup jauh mencari WC. Hal itu terpendam di dalam hati saya saja, rasanya kesal. Karena kejadian ini sering sekali, tanpa saya sadari, saya juga akhirnya punya kebiasaan seperti teman saya itu. Saya sering mencari WC karena perut sakit saat sedang jalan-jalan. Pernahkah saudara seperti itu, menghakimi seseorang, saudara tidak suka atau tidak setuju dengan perbuatannya malah saudara menjadi sama seperti dia? Jangan menghakimi, walaupun itu hanya di dalam hati tapi Tuhan tahu. (FF)

25.HANYA TUHAN PENOLONGKU
Mazmur 146 : 1-10
27Siapakah yang menjadi sumber pertolongan Anda saat dalam pencobaan? Tuhankah? Atau orangtua Anda? Atau sahabat Anda? Atau orang yang lebih kaya dari Anda? Saya percaya Anda pasti menjawab Tuhan yang menjadi sumber pertolongan Anda. Bila itu jawaban Anda, mari kita lihat ciri-ciri orang yang menjadikan Tuhan sebagai penolong dalam hidupnya:
· Senantiasa memuliakan dan bermazmur kepada Tuhan sepanjang hidupnya meskipun dalam masa pencobaan.
· Tidak pernah menaruhkan harapan kepada manusia, tapi hanya kepada Tuhan saja.
· Berharap kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan imannya tidak tergoyahkan oleh apapun juga.
Itulah ciri-ciri orang yang menjadikan Tuhan sebagai penolong dalam hidupnya. Bila kita dapat menjadikan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya pengharapan kita maka kita tidak akan pernah kecewa, karena kita akan menerima berkat yang luar biasa. Berkat yang diterima antara lain: Allah akan setia kepada orang yang berharap kepada-Nya; Allah akan menegakkan keadilan orang yang diperas; Allah akan memelihara orang yang lapar; Allah membebaskan orang yang terkurung; Allah membukakan mata orang buta; Allah menegakkan orang yang tertunduk; Tuhan mengasihi orang yang benar; Allah menjaga orang asing; anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali.
Itulah janji Tuhan yang diberikan kepada orang yang menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya penolong dalam hidupnya. Anda ingin menerima janji tersebut? Jadikanlah Tuhan sebagai sumber pertolongan Anda. (Giant)
26.MENDIKTE TUHAN
28Lukas 12 : 13
Setiap manusia tanpa kecuali seringkali merasa ‘sok pinter’. Merasa bisa mengatur apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh Tuhan. Seperti halnya yang dikatakan dalam renungan hari ini. “…Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.". Mungkin kita akan berkata, “Wah, kok Tuhan didikte?” Sadarkah Anda bahwa seringkali kita juga berkata seperti itu, seolah mendikte Tuhan? Contohnya, “Tuhan, kalau Engkau menghendaki, biarlah jodohku si A.” atau, “Tuhan, buatlah mujizat sekarang, supaya dia percaya kepada-Mu.”, dan banyak lagi perkataan kita yang kedengarannya rohani tetapi sebenarnya men’dikte’ Tuhan. Kita yang menetapkan apa yang Tuhan perlu perbuat. Loh, kok gitu? Jadi, siapa yang berkuasa sebenarnya? Siapa yang menentukan? Mari kita bertobat, minta ampun kepada Tuhan, dan belajar untuk menurut, bukan menuntut. Ingat, Tuhan adalah Bapa yang baik yang tidak akan memberi batu kepada anak-Nya yang minta roti. Jadi tidak usah mendikte Tuhan, biar Dia yang menentukan, kita tinggal melakukan saja apa yang dikatakan-Nya dan itu pasti yang terbaik. (cubs)

27.MULIAKANLAH TUHAN
Yohanes 13 : 31-32
Kapan Anda pernah menyaksikan kemuliaan Tuhan? Para rasul menyaksikan kemuliaan Yesus dengan mata kepala mereka sendiri. Kemuliaan Allah bersinar melalui Yesus Kristus pada saat itu, di tengah kebingungan, kemarahan, pengkhianatan dan penyembahan. Jika Tuhan bisa dimuliakan di tengah kebingungan dan pengkhianatan, maka bayangkan saja betapa lebih banyak kemuliaan dalam pujian dan kasih kita kepada-Nya! Namun sebagian besar dari kita pada saat-saat yang nyaman melupakan keagungan Tuhan. Para rasul datang berkumpul untuk bersekutu dan mereka menyaksikan keagungan Anak Allah. Penulis Injil mengingatkan kita tentang kemuliaan Tuhan dan bagaimana kemuliaan itu dinyatakan. Pengkhianatan Yudas tentu saja telah diketahui oleh setiap orang yang menyaksikannya dengan kemarahan dan kepedihan. Kepergiannya yang tiba-tiba mengawali serangkaian peristiwa yang akan menggenapi panggilan hidup Anak Allah. Para rasul melihat kemuliaan Tuhan bukan hanya sebagai bayangan di atas batu atau seperti pelangi di langit, melainkan sebagai satu-satunya Anak Allah! Yesus ditinggikan untuk menyatakan kemuliaan Allah. Kita ditantang untuk melihat kemuliaan Allah dalam hidup kita. Ketika hal yang baik terjadi dalam hidup kita, muliakanlah Tuhan! Ketika kemarahan mengancam hubungan kita, muliakanlah Tuhan! Di tengah kepedihan dan pengkhianatan, muliakanlah Tuhan! Dalam segala hal, baik maupun buruk, kemarahan, kesedihan atau di tengah kebingungan, muliakanlah Tuhan! (DBR)

28.MENJADI ANAK-ANAK ALLAH
Yohanes 1 : 12, Roma 8 : 16
Di daerah Gajah Mada ada gang yang namanya Gang Kancil, Gang Mangga, dulu saya pernah tinggal di Jalan Keadilan. Pernah tante saya yang dari Bandung dari Gambir mau ke rumah saya. Kami tunggu-tunggu, katanya dia mau datang tapi tak kunjung datang, ternyata dia salah alamat. Dari Gambir naik taksi, tante bilang ke Pengadilan. Oleh supir taksi dibawa ke Pengadilan Jakarta Pusat. Pantas saja tidak sampai-sampai. Apa warga yang ada di gang-gang yang saya sebutkan di atas punya kancil, punya mangga atau adil? Dalam hidup ini kita sering memberi label pada seseorang atau bahkan kepada diri sendiri. Label seperti bodoh, jelek, pengecut, lemah, tidak layak, kurus, gemuk, tidak bisa apa-apa. Kebenaran kita ada pada firman Tuhan. Jangan meletakkan keberhargaan kita pada label itu. Kita berharga karena kita anak-anak Allah. Bacaan hari ini secara tegas menyatakan status kita di hadapan Allah dan itu yang paling tepat. (FF)

29.KEKUATAN UNTUK MEMBERI
II Korintus 9 : 6; Maleakhi 3 : 8-11
Dunia mengajarkan bahwa kekuatan untuk memperoleh harta dengan menghemat dan mengambil. Prinsip Allah justru sebaliknya. Kekuatan kita terletak pada menyebar dan menabur (Amsal 11 : 24; II Korintus 9 : 6). Inilah kekuatan kita yang kedua, yaitu memberi. Memberi harus dilakukan dengan benar dan alkitabiah.
1. Memberi secara menyeluruh (Maleakhi 3 : 8-11; Roma 12 : 1). Ada 2 macam pemberian. Perpuluhan dan persembahan khusus. Persembahan khusus adalah benih yang kita tabur. Semakin banyak yang kita tabur, semakin banyak kesempatan untuk menuai. Persembahan perpuluhan adalah pagar yang membuat apa yang kita kerjakan dilindungi atau dijaga.
2. Memberi dengan iman dan ketekunan (Roma 14 : 23; Galatia 6 : 9). Tanpa iman dan ketekunan benih yang kita tabur adalah benih yang mati atau pemberian yang sia-sia.
3. Memberi yang terbaik dengan rela dan sukacita (II Korintus 9 : 7). Pemberian adalah suatu bentuk penyembahan. Karena itu berilah yang terbaik dengan rela dan sukacita. Hal ini menyenangkan dan diberkati Tuhan.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah kamu sudah memberi perpuluhan dan persembahan khususmu dengan rela dan sukacita? Apa akibatnya dalam hidupmu?
2. Apakah kamu mau berjanji untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan dengan iman dan sukacita?
Berdoalah supaya Tuhan menguduskan hati kita supaya kita dapat selalu menyenangkan hati Tuhan dengan semua pemberian kita. akhirnya apa saja yang dikerjakan tangan kita diberkati Tuhan. (Gid)
30.TUHAN TIDAK PERNAH LUPA
Kejadian 30 : 22
Ketika kita menerima janji Tuhan yang istimewa, seringkali janji itu tidak terwujud dalam waktu singkat. Seperti ketika Abraham dijanjikan anak, dia harus menunggu 25 tahun, atau Daud, sejak dia diurapi Samuel, dia harus menanti selama belasan tahun sebelum akhirnya dia dinobatkan sebagai raja seluruh Israel. Lama dan berat, masa penantian yang harus dilalui kedua orang itu sebelum janji Tuhan akhirnya digenapi. Begitu juga banyak orang Kristen ketika harus menunggu lama seringkali menjadi pasrah, menjadi tidak yakin lagi apakah janji itu akan digenapi. Bacaan hari ini sungguh indah, dimulai dengan, “Lalu ingatlah Allah akan Rahel;…”. Pada waktu itu Rahel sudah pasrah, “yah kalau saya tidak bisa punya anak yaa sudah…”, tapi Allah tidak lupa! Firman itu sungguh menguatkan kita. Apapun janji Allah yang khusus dan penting buat kehidupan kita, suatu saat pasti akan digenapi. Yang perlu kita lakukan hanya menunggu dengan setia sampai “lalu ingatlah Allah akan….(isi dengan nama Anda)..”.
Tuhan tidak pernah lupa, Dia selalu ingat akan janji-Nya, itu pasti digenapi-Nya, Dia akan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya! (Pengkotbah 3 : 11). Bersabarlah, percayalah dan setialah…itu pasti terjadi. Walaupun lama, walaupun sukar, tetapi DIa tidak pernah lupa akan janji-Nya. (cubs).
31.TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN
Yeremia 32 : 17, 27; Matius 17 : 20; Markus 9 : 23
Bagaimana caranya merubah telor jadi nanas? Telor panas disuapin ke anak kecil, lalu anak kecilnya bilang, ”nanas… nanas.”. Kita hidup di dalam alam natural, yang pasti telor tidak bisa dirubah jadi nanas, tapi Tuhan Yesus bisa merubah air menjadi anggur. Mungkin saat ini di dalam hati kita, “Tuhan, yang aku alami begitu berat, kelihatannya mustahil, tapi tidak ada yang mustahil bagi-Mu.”. Yeremia 32 : 17, “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!” Yeremia 32 : 27, "Sesungguhnya, Akulah Tuhan, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?” Matius 17 : 20, “Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.’” Markus 9 : 23, “Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’" (FF)

32.CARI SUMBERNYA
Matius 6 : 33
Seandainya kamu berada di tempat yang gelap dan dingin dan kamu hanya punya 1 korek api, di situ ada obor, lilin, dan kayu bakar. Apa yang pertama-tama kamu hidupin? Korek api dong!Tapi dalam hidup ini sering kita tidak mencari sumber terang itu yaitu Tuhan Yesus. Kita mencari sumber kekuatan sendiri, kekayaan, koneksi, kekuasaan atau bahkan hamba Tuhan. Ada masalah langsung mencari hamba Tuhan minta didoakan atau menelpon teman minta saran dan pendapatnya apa yang harus dilakukan? Obor, lilin dan kayu bakar tidak bisa menyala, kalau tidak tersambung pada korek api yang punya nyala api. Seperti dalam firman Tuhan, ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6 : 33). (FF)

RENUNGAN HATI
merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.
Shalom teman,
Senang mendengar bahwa kau ada dalam keadaan sehat dan baik-baik semua. Suratmu sudah kuterima beberapa hari lalu, tapi belum sempat membalasnya karena sibuk dalam pelayanan. Dua hari yang lalu kami pergi ke Cisarua di Puncak untuk melihat-lihat sebuah vila yang mungkin cocok untuk retret bersama persekutuan untuk lansia. Kami sudah berhasil mendapatkannya. Dalam perjalananku ke Puncak, sebagaimana halnya yang kau tahu adalah kebiasaanku, aku suka melihat pemandangan, apalagi yang indah. Kami lewati beberapa jembatan yang melintasi sungai. Jika kumelihat sungai, mulailah aku berpikir, seperti biasanya aku, kan teman? Aku berpikir dari mana dan di manakah sumber mata air sungai itu? Sungai itu mengalir melewati kota, desa, sawah, lading, berkelok-kelok, turun ke jurang yang dalam dan menjadi suatu air terjun yang indah, melewati batu-batu besar dan disebut sungai jeram. Adakalanya melewati alur sungai ke tempat yang tidak ada batu dan hambatan lain sehingga menjadi aliran yang tenang. Di tempat yang tenang itu biasanya terdapat binatang yang hidup, ikan-ikan besar dan kecil, juga buaya yang ganas. Hidup kita seperti sungai itu, teman. Banyak lika-liku dan kelokan-kelokan di dalamnya. Bahaya jika menjadi air terjun, seperti terjun ke kedalaman dosa kita. Atau, merasa berada di air tenang tetapi dapat disergap binatang buas seperti roh kegelapan, jika kita tidak waspada. Belum lagi jika kita sudah bermuara di laut bebas. Menakutkan, teman. Bagi kita, orang Kristen, kita datang dari mata air yang sama yang mengalir di hati kita, yaitu Yesus Kristus, Ia ikut dalam sungai kehidupan kita. Ia selalu ada dan mengantar kita ke pelabuhan yang aman, akhir tujuan hidup kita. Itu yang kupikirkan jika aku melihat sungai. Demikian halnya jika aku melihat sebuah jalan, akan berakhir di mana? Karena aku belum melihat ujungnya, atau belokannya. Jika aku melihat rumah di lereng gunung, di manakah jalannya menuju ke sana? Sama seperti kita juga tidak tahu jalan hidup kita akan ke mana. Yang pasti jika kita mempercayakan perjalanan hidup kita kepada Tuhan Yesus, kita akan sampai tujuan. Demikianlah renungan-renunganku selama perjalanan ke Cisarua. Dalam Mazmur 104 : 10, 24 ada kebenaran yang indah, “Engkau yang lepas mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung. Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh ciptaan-Mu.”.
Mari kita berdoa, “Bapaku yang di sorga, yang selalu beserta kami dalam mengarungi sungai dan lautan kehidupan, kami tahu dan percaya dengan pasti Engkau beserta kami selamanya. Amin.” Sekian dulu suratku, aku tunggu jawabanmu. Tuhan besertamu dan sekeluarga.


Salam

Debora