4 Aug 2009

VOLUME 4




Saat aku berada di Pengadilan
Saat saya melihat sang Jaksa, dia melirik ke arah saya dan tersenyum licik, menurut saya dia adalah orang tersadis yang pernah saya lihat. Saya duduk dan menoleh ke sebelah saya dan di sana duduk Pengacara saya, seorang yang lembut yang sepertinya pernah saya lihat.Pintu di sudut ruangan terbuka dan keluarlah Hakim dengan pakaian berjubah. Dia menjadikan mata saya terfokus pada-Nya, begitu besar karisma-Nya. Sesaat setelah Ia duduk, "Mari kita mulai," kata-Nya. Sang Jaksa berdiri dan berkata, "Saya bernama Setan dan saya berada di sini untuk menunjukkan mengapa terdakwa ini adalah milik dunia saya yaitu neraka.". Dia meneruskan perkataannya dengan mengatakan semua kebohongan yang pernah saya katakan, barang yang saya curi di masa dulu, dan saat saya menipu orang lain. Saya begitu malu sampai-sampai saya tidak mampu untuk mengangkat kepala saya, melihat ke Pengacara sayapun saya malu. Setan terus mengatakan kesalahan-kesalahan saya .. yang kebanyakan sudah tidak saya ingat. Saat Setan mengatakan semuanya itu ... sayapun merasa kesal dan sedih terhadap Pengacara saya yang hanya diam dan tidak mencoba membela saya. Saya berpikir memang semua itu benar tapi tidak sedikit juga saya berbuat baik di dunia semasa saya hidup dan saya pikir semua itu bisa dibandingkan dengan kesalahan saya tersebut, ya kira-kira sebandinglah. Setan selesai dengan nafas menggebu dan berkata, "Orang ini milik neraka, dia bersalah atas semua yang saya katakan dan tidak ada satu orangpun yang dapat mengambilnya dariku.".
Kemudian tiba giliran Pengacara saya. Pertama Dia minta untuk diijinkan menghampiri sang Hakim. Hakim mengijinkan walau sempat disanggah oleh sang Setan. Saat Pengacara saya berdiri dan mulai menghampiri sang Hakim, saat dapat melihat Dia secara utuh penuh dengan kemuliaan-Nya, saat itu saya baru tersadar mengapa Dia kelihatan begitu familiar .....Dia adalah Yesus, Tuhan dan Rajaku.....Dia berhenti pada meja Hakim dan berbisik pada-Nya, "Halo, Bapa," dan berbalik sambil berkata, "Semua yang Setan katakan adalah benar bahwa orang ini telah berdosa, Saya tidak akan menyanggah argumen tadi. Dan benar upah dosa adalah maut... orang ini pantas dihukum!!!". Yesus menarik nafas dalam-dalam dan berbalik menatap Hakim dan berkata, "Tetapi, Saya telah mati di kayu salib sehingga orang ini beroleh hidup yang kekal dan dia telah menerima Saya sebagai penyelamatnya, jadi dia adalah milik-Ku.". Tuhanku melanjutkan kalimat-Nya, "Namanya tertulis dalam kitab kehidupan dan tidak ada satu orangpun yang dapatmengambilnya dari pada-Ku. Setan masih saja tidak mengerti, orang ini tidak memerlukan keadilan, melainkan belas kasihlah yang ia perlukan.". Yesus duduk lalu berkata, "Tidak ada hal lain yang perlu dilakukan, semuanya telah Aku selesaikan.". Sang Hakim lalu mengangkat palu-Nya dan “blammmmmm”; lalu terdengar Dia berkata, "Orang ini bebas dari segala tuduhan karena ia telah dibayarkan penuh, kasus ditutup!!!!". Saat Yesus menggandeng tangan saya, sempat terdengar Setan menggerutu, "Saya tidak akan berhenti, saya akan menang lain kali.". Lalu saya memberanikan diri bertanya pada Yesus, "Bapa, pernahkah Engkau kalah dalam kasus seperti ini???". Yesus tersenyum dan berkata, "Semua yang datang kepada-Ku dan minta Aku untuk mewakili mereka telah menerima hasil yang sama seperti kasusmu ini.... semua telah dibayarkan penuh!!!". (IR)


Baca kalau kamu punya waktu untuk Tuhan...
Baca kalau kamu punya waktu khusus untuk TUHAN. Suatu hari Setan dan Yesus sedang ngobrol bareng. Setan baru dikeluarkan dari Taman Eden, dan ia sedang kesal. “Saya baru melihat dunia dengan banyak manusia di bawah sana. Saya (Setan) memasang perangkap dan menggunakan umpan. Saya yakin mereka tidak bisa menolaknya. Saya akan mendapatkan mereka semua!” Yesus bertanya, “Apa yang akan kamu lakukan kepada mereka?” Setan menjawab, “Oh, saya akan bersenang-senang! Saya akan mengajar mereka bagaimana untuk menikah dan bercerai dengan sesamanya, bagaimana juga untuk membenci sesamanya, bagaimana untuk mabuk, merokok, dan mengutuk. Saya akan mengajar mereka bagaimana cara membuat senjata, bom, dan cara membunuh sesamanya.. Saya benar-benar akan bersenang-senang!” Yesus bertanya, “Dan apa yang akan kamu lakukan ketika semua itu telah kamu ajarkan kepada mereka?” Kata Setan dengan bangga, “Oh, saya akan bunuh mereka,” Yesus bertanya, “Berapa harga yang harus dibayar untuk menebus mereka?” Jawab Setan, “Oh, Kamu tidak akan menginginkan mereka. Tidak ada bagusnya mereka. Lihat, Kamu akan mengambil mereka dan mereka akan membenci-Mu. Mereka meludahi-Mu, mengutuk-Mu dan membunuh-Mu. Kamu tidak akan menginginkan mereka!!” Yesus bertanya lagi, “Berapa harganya?” Setan melihat Tuhan dan berkata, “Semua darah, air mata, dan hidup-Mu.” Yesus berkata dengan tegas, “BAIK!”. Lalu Ia membayar harga tersebut.
Bukankah lucu bagaimana manusia semudah itu membuang Tuhan dan bertanya kenapa dunia seperti NERAKA?
Bukankah lucu bagaimana seseorang berkata, “Saya percaya kepada Yesus”, tapi tetap mengikuti jalan Setan?
Bukankah lucu bagaimana kamu bisa menceritakan ribuan cerita lucu, tetapi ketika kamu menceritakan kebaikan Tuhan, kamu berpikir dua kali?
Bukankah lucu bagaimana saya jadi tambah kuatir dengan apa yang orang lain pikir dari pada apa yang Tuhan pikir tentang saya? (IR)

BERTUMBUH MELALUI KONFLIK
Dalam salah satu nasehatnya kepada jemaat Filipi, Rasul Paulus menyampaikan pesan tentang mengatasi konflik sebagai berikut, ”Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” (Filipi 2 : 1-3). Nasehat ini ternyata masih valid sampai sekarang, abad 21, ribuan tahun setelah Paulus hidup. Dalam kehidupan setiap manusia yang berhubungan atau berkomunikasi dengan manusia lain, apapun bentuk hubungan itu, tidak mungkin tidak pasti terjadi konflik. Mengapa? Karena setiap manusia mempunyai pola pikir atau paradigma tertentu yang dibentuk atau sangat dipengaruhi oleh keluarga, adat, budaya, pendidikan, pergaulan dan banyak lagi yang lain. Dua orang manusia berbeda yang menjalin hubungan sebagai teman, pasangan hidup, kolega, pasti mengalami konflik. Sekuat apapun berusaha, kita tidak bisa menghindari konflik. Ada dua macam konflik, satu terbuka, satu tertutup. Orang-orang di Amerika, Eropa atau yang umum disebut dunia Barat, banyak yang menganut konflik terbuka. Mereka cenderung menyelesaikan konflik dengan membicarakan dan mencari penyelesaian yang baik buat kedua pihak. Sebaliknya, secara umum, orang-orang yang hidup di Asia, atau yang disebut masyarakat Timur, cenderung menganut penyelesaian konflik tertutup. Mereka tidak membicarakan konflik secara terbuka, tetapi cenderung menerima saja keadaan yang terjadi, atau hanya menggerutu dalam hati. Jadi banyak masalah dalam kehidupan orang di timur yang bersifat status quo, masalah tidak selesai tetapi dibiarkan mengambang saja, yang penting di permukaan kelihatan damai, baik dan lancar.
Sebenarnya Alkitab tidak mengajarkan demikian. Amsal berkata, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” (Amsal 27 : 7). Konflik diperlukan untuk menyadarkan setiap orang. Konflik berguna untuk pertumbuhan rohani dan kebaikan setiap orang. Jangan takut berkonflik bila konflik itu diselesaikan dengan baik. Jangan lari bila ada konflik. Seperti Paulus katakan dalam Filipi 2 : 3, rendahkanlah dirimu dan anggaplah yang lain lebih penting, Alkitab memberikan 3 kunci untuk menyelesaikan konflik dengan baik:
1. Harus ada keterbukaan.
Banyak konflik disebabkan oleh tidak adanya keterbukaan. Tanpa keterbukaan maka hubungan tidak akan membawa kebahagiaan buat kedua pihak. Yakobus 5 : 12b mengatakan, “Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.”. Keterbukaan membutuhkan kejujuran dari kedua belah pihak. Banyak kekerasan dan konflik yang tajam tak terselesaikan bila tidak ada kejujuran. Ingat Tuhan menggunakan konflik untuk mendewasakan setiap kita. Orang yang dewasa cirinya bisa berkonflik dengan terbuka, orang yang tidak dewasa atau kekanak-kanakan tidak berani menghadapi konflik.
2. Jangan saling berbantah atau mencela.
Berhentilah saling menyalahkan. Jangan membela atau membenarkan diri sendiri. Seorang rekan memberikan saran yang baik, “Sampaikan isi hatimu dan kemudian kita renungkan bersama, baru mengambil keputusan.”. Kita jangan mengambil keputusan ketika hati sedang panas, sedang emosi. Lebih baik kita saling menyampaikan isi hati, kemudian semua berdiam diri dan merenungkan perkataan orang yang berkonflik dengan kita. Bila dia benar akuilah dan bertobatlah, bila dia salah, ampunilah dan tegorlah secara baik-baik. Berusahalah untuk rendah hati dan mengakui kesalahan. Janganlah mengkritik, terutama bila tidak tahu seluruh fakta yang ada. Jauhi perbantahan atau mencela. Salomo berkata bahwa dia lebih suka tinggal di atas atap dari pada serumah dengan istri yang suka bertengkar (Amsal 25 : 24). Baca dan resapi Efesus 5 tentang hubungan suami-istri yang dikehendaki Tuhan dan Efesus 6 tentang hubungan orangtua-anak, karyawan-atasan. Bukan berarti kita tidak boleh menegor atau menasihati, tetapi lakukanlah dengan tanpa emosi, atau dengan kepala dingin, maka nasehat atau tegoran itu akan membawa dampak yang sangat berbeda dari pada bila disampaikan dengan emosi.
3. Sadar bahwa orang yang berkonflik bukan orang yang sempurna.
Kita harus sadar bahwa keberadaan orang-orang di sekitar kita diijinkan oleh Tuhan untuk membentuk kita. Tidak ada satu orangpun di dunia ini selain Yesus yang sempurna. Untuk membuat kita menjadi dewasa dan sadar akan dosa kita, Tuhan banyak sekali menggunakan orang lain. itu sebabnya dalam kitab Kejadian Tuhan berkata, “Tidak baik manusia seorang diri saja…” (Kejadian 2 : 18). Karena itu jika kita ingin hidup kita menjadi lebih baik, lebih kuat dan memiliki karakter ilahi, kita harus mengijinkan orang lain mengoreksi kita, menegor dan menasihati kita. Dan kita juga harus meresponi dengan pertobatan dan perubahan yang disertai oleh pertolongan Roh Kudus.
Akhir kata seperti dikatakan dalam Ibrani 3 : 15, “Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman.". Ketika orang lain menegor kita, jangan langsung dibantah, jangan membenarkan diri, tetapi renungkan, akui dan bertobat dengan sikap seperti perkataan Paulus dalam Filipi 2. (cubs)
Mari Kita Bersyukur!

AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU
MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.


Kata-kata di atas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap dan pasangan yang terbaik, tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu, bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, berapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur. Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Ke manapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita. Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya menjadi gemar berganti-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu.". Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus-menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu.". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?” Tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu."
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di sorga."

ANDALAN HIDUPKU
Yeremia 17 : 5-8
Bergantung kepada Tuhan sama dengan menanti-nantikan Tuhan atau mengandalkan Tuhan. Dunia mengandalkan kekuatan diri sendiri dan kekuatan-kekuatan lain, sebaliknya Alkitab mengajarkan bahwa kekuatan kita ada pada Tuhan. Paling sedikit ada 2 hal tentang perlunya kita bergantung kepada Tuhan:
1. Mengapa kita bergantung kepada Tuhan?
Orang yang bergantung kepada kekuatannya sendiri atau orang lain akan terkutuk (menderita dan tidak berhasil dalam hidupnya). Tetapi orang yang bergantung kepada Tuhan akan diberkati dan akan terus-menerus berbuah (berhasil). Orang yang bergantung kepada Tuhan tetap akan menghadapi masalah, tetapi dia akan menghadapinya dengan tenang, penuh hikmat dan pada akhirnya akan mengalahkan masalahnya itu dengan kemenangan karena dia menghadapinya bersama Tuhan.
2. Apakah artinya bergantung?
Orang yang mengandalkan Tuhan itu berani mempercayakan diri kepada Tuhan. Banyak orang yang lebih percaya kepada kekayaan atau kepandaian dari pada kepada Tuhan. Untuk bergantung kepada Allah kita harus berani melepaskan gantungan kita pada kekayaan, kepandaian atau apapun selain Tuhan.
Seperti orang Israel yang harus melewati padang gurun, kitapun harus melewati padang gurun untuk mengerti arti bergantung kepada Tuhan. Lakukan semua firman Tuhan yang kita tahu supaya akhirnya kita bisa masuk tanah perjanjian. Renungkan pertanyaan berikut ini bila Anda sadar telah melakukan kesalahan, bertobatlah, ubah gantungan hidupmu menjadi kepada Tuhan dan engkau akan mengalami perubahan yang tidak pernah engkau pikirkan bisa terjadi dalam hidupmu:
1. Pernahkah kamu mengandalkan kekuatan manusia? Apakah akibatnya?
2. Pernahkah kamu mengandalkan Tuhan dalam hidupmu? Apakah hasilnya?
3. Maukah kamu terus setia mengandalkan Tuhan dalam hidupmu?
Berdoalah supaya kita tidak lagi mengandalkan manusia, tetapi kita terus mengandalkan Tuhan (percaya kepada Tuhan) dalam seluruh situasi yang kita hadapi. (Gid)

PERKATAAN KITA BERDAMPAK
Yosua 1 : 8
Perkataan adalah satu kekuatan. Perkataan iman akan mendatangkan berkat, sebaliknya perkataan yang sia-sia akan menghasilkan sesuatu yang negatif. Jangan lupa untuk memperkatakan Taurat Tuhan siang dan malam. Perkataan kita mencerminkan pribadi kita. Beberapa kuasa yang disebabkan oleh perkataan :
1. Perkataan firman Tuhan menciptakan imajinasi/pikiran.
Pikiran yang sesuai dengan firman Tuhan akan menghasilkan tindakan yang sesuai dengan firman Tuhan. Tuhan ingin menaruh firman-Nya dalam pikiran/akal budi kita (Ibrani 8 : 10). Pikiran yang dipenuhi Firman Tuhan akan mendatangkan kesuksesan.
2. Perkataan Firman Tuhan mengalahkan musuh.
Firman Tuhan yang kita ucapkan dengan iman membuat musuh (Iblis) yang ingin menghalangi kita takut. Firman Tuhan adalah senjata Pedang Roh kita.
3. Perkataan yang salah akan berakibat fatal dan harus ditanggung akibatnya.
4. Perkataan firman Tuhan akan membuat Tuhan mendukung kita. Dia mendukung (tidak dapat mengingkari) firman-Nya.
Semakin sering kita memperkatakan firman Tuhan dengan iman, semakin besar kekuatan kita. Dalam Keluaran, Tuhan berfirman tentang berkat dan kutuk. Berkat didapat bila kita berkata positif, kutuk didapat bila kita berkata negatif. Hati-hati dengan perkataan kita, apalagi bila perkataan itu mengenai orang yang kita kasihi, suami/istri, orangtua, anak, sahabat atau siapa saja. Jangan kita jadi orang yang sering berkata negatif karena itu membuat kita jadi orang yang mengutuki orang lain dan itu jahat di mata Tuhan.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Coba ceritakan pengalamanmu dengan perkataanmu yang negatif. Apa yang terjadi dengan hidupmu?
2. Berkat-berkat apa yang kamu terima ketika kamu mengucapkan firman Tuhan dengan iman?
3. Apakah kamu mau terus mengucapkan/ memperkatakan firman Tuhan siang dan malam?
Berdoalah supaya kita dapat dengan setia mengucapkan firman Tuhan dengan iman, siang dan malam. Berdoalah supaya kita dapat membuang perkataan yang negatif/sia-sia. (Gid)

RENUNGAN HATI

merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.


Shalom teman,
Dengan ini aku mau mengirim sumbanganku untuk pembangunan gereja di kotamu. Tentu, biarpun di mana kau tinggal adalah kota kecil (desa), tetapi jemaat di sana juga perlu suatu gereja yang memadai. Sudah ada sumbangan sebuah tanah dari salah satu jemaat dan di atasnya kalian mau membangun. Tuhan sudah menyediakan keperluannya sampai memperoleh ijin untuk membangun. Puji Tuhan, mohon berkat Tuhan atas pembangunan ini. Ada sebuah kata hikmat yang kubaca: “lebih mudah membangun rumah Allah dari pada menjadi rumah Allah”. Ada benarnya, teman, menjadi rumah Allah sungguh sulit. Kita harus minta pertolongan Roh Kudus, karena tercakup seluruh keberadaan kita, tutur kata – tingkah laku kita, supaya kelihatan baik oleh orang lain sekeliling kita, jika berkata bahwa kita mau menjadi rumah Allah. Kita masuk rumah Allah (gedung gereja), membawa rumah Allah (diri kita) tidak dengan sembarangan. Ada protokol (peraturan) untuk masuk gereja, terutama bagi mereka yang mau memberi dirinya menjadi rumah Allah. Dalam Ibrani 11 : 6: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”. Itu yang diminta-Nya dari kita, memasuki rumah Allah dengan penuh iman percaya. Juga di dalam Yakobus 1 : 5-6a: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit –, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, …”. Sebelum kita memasuki rumah Allah, kita tinggalkan segala keresahan hati kita di luar. Kita masuk dan mengikuti protokolnya, yaitu hati yang penuh iman percaya. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” (Filipi 4 : 19). Hafalkan ayat ini dengan sungguh.
Mari kita berdoa, “Allah Bapa sorgawi, berilah aku iman seorang anak kecil. Iman yang memandang pada-Mu, yang tak akan pernah bimbang dan gagal, hanya mengikuti-Mu penuh percaya. Amin.”
Sampai lain kali, teman. Kita mau menjadi rumah Allah mulai sekarang. Tuhan memberkati kau dan keluarga.

Salam

Debora.

1.RENUNGAN HARIAN MENGINDAHKAN TEGORAN
Amsal 15 : 5
Teguran adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Apalagi bila kita yang kena tegoran dari orang lain. Biasanya, siapapun yang ditegor oleh orang lain langsung memasang perisai pembelaan diri dan kemudian berbalik menyalahkan penegornya. Memang, adakalanya orang menegor sesamanya dengan tidak pada tempatnya, di depan orang banyak misalnya atau untuk satu hal terus diulang-ulang. Tetapi dalam kondisi apapun tegoran itu diberikan, menurut bacaan hari ini adalah bijak untuk mengindahkannya. Memang awalnya kita marah, kita berusaha membela diri, tetapi hendaknya kita mengendalikan diri supaya jadi tenang dan kemudian renungkanlah tegoran itu secara jujur dan tanpa pembenaran diri sendiri. Bila tegoran itu benar adanya, terimalah, bertobat dan berubah. Bila tidak benar, ampunilah yang menegor dan kemudian lupakan saja. Setiap kali ditegor, terlepas apakah tegoran itu benar atau tidak, hendaklah kita bersyukur bahwa masih ada orang yang mau menegor, artinya memperhatikan dan mengasihi kita. Ingatlah bahwa Tuhan menggunakan orang di sekeliling kita untuk menegor seperti dikatakan kitab Amsal, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” (Amsal 27 : 17). Orang lain yang lebih bisa melihat kekurangan kita dari pada kita sendiri, karena bagian dari dosa adalah ke’aku’an yang besar dan selalu merasa benar sendiri. Setiap manusia pasti pernah salah, tidak terkecuali para pelayan pekerjaan Tuhan. Mengindahkan tegoran adalah latihan rendah hati. Jadi jangan marah bila ada orang yang menegor kita, tetapi seperti halnya yang diperintahkan Alkitab terhadap segala sesuatu yang kita dengar, ujilah dan peganglah yang baik (I Tesalonika 5 : 21). (cubs)


2.TUTUPLAH PINTU!
Matius 6 : 5-13
Bertahun-tahun lalu, seorang pria yang tengah berkunjung ke Amerika hendak menelepon. Ia masuk ke dalam boks telepon dan mendapati bahwa boks itu berbeda dengan boks telepon di negaranya. Waktu itu sudah hampir gelap, jadi ia sulit menemukan nomor telepon dalam buku telepon. Ia melihat sebuah lampu di langit-langit, tetapi ia tak tahu bagaimana menghidupkannya. Ketika laki-laki itu terus mencoba mencari nomor telepon dalam gelap, seorang pejalan kaki melihatnya dan berkata, "Pak, jika Anda ingin menyalakan lampunya, tutuplah pintu boks ini." Ternyata tatkala pintu ditutup, lampu dalam boks telepon itu pun menyala. Dalam waktu singkat ia menemukan nomor yang dicari dan ia pun segera menelepon.
Dengan cara yang hampir serupa, ketika "menyingkir" untuk berdoa (Matius 6 : 6), kita pun harus "menutup pintu" dari gangguan dunia yang sibuk. Ketika kita membuka hati kepada Bapa, kita akan menerima cahaya kebijaksanaan-Nya. Tuhan Yesus sendiri sering menyingkir untuk menyendiri dengan Bapa sorgawi, memohon kekuatan dan tuntunan.. Terkadang hal itu dilakukan setelah seharian Dia sibuk mengajar dan menyembuhkan orang sakit (Lukas 5 : 12-16). Pada kesempatan lain hal itu dilakukan sebelum Dia membuat keputusan besar (Lukas 6 : 12,13).
Kita harus yakin bahwa "Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya" (I Yohanes 5 : 14). Selain itu, kita harus ingat bahwa untuk "menyalakan lampu", kita harus "menutup pintu" terlebih dahulu dengan menyendiri bersama Bapa. (Giant)
SATU RAHASIA KEBERHASILAN DOA ADALAH BERDOA SECARA RAHASIA.

3.PILIH YANG BENAR
Ulangan 30 : 15-20
Hidup adalah pilihan! Mungkin kita sudah sering mendengarnya. Dalam hidup kita selalu dihadapkan kepada situasi-situasi di mana kita harus memilih. Seperti ketika kita berjalan dan sampai di persimpangan, kita harus memilih, mau terus, belok ke kanan atau ke kiri? Pilihan yang kita ambil menentukan jalan kita selanjutnya, dan apa yang akan kita hadapi kemudian. Kalau kita salah memilih jalan yang kita tempuh, kita akan salah jalan atau tersesat.
Dalam bacaan hari ini, Musa berkata kepada orang Israel, “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, …” (ayat 19-20). Musa menasihati orang Israel untuk memilih kehidupan dan memberitahu mereka caranya. Musa bisa menasihati, menganjurkan, memberi saran kepada orang Israel, tetapi tetap keputusan ada di tangan mereka yang memilih.
Begitupun dalam hidup kita, orang-orang (suami/istri, saudara, keluarga, teman atau pendeta) bisa memberi saran, menunjukkan yang baik, memberitahu yang benar, tetapi keputusan tetap ada di tangan kita, apakah kita mau melakukan yang benar ataukah yang salah, yang baik ataukah yang jahat. Setiap kita akan harus bertanggung jawab sendiri atas pilihan kita. Rasul Paulus menulis, “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” (II Korintus 5 : 10). Karena itu, mari kita berhati-hati dalam memilih. Sebelum mengambil keputusan pikirkan dulu baik-baik akibatnya. (Ginny)

4.BAIK HATI KEPADA SESAMA
Yakobus 2 : 8
Bersukacitalah! Buatlah sekelilingmu penuh rasa bahagia. Kasihilah biarpun hari-harimu tidak menyenangkan. Menjadi murid Tuhan Yesus berarti ada hari-hari yang kelabu tetapi ada juga yang penuh sukacita. Apapun keadaannya kita harus tetap setia dan melakukan tugas-tugas kita. Kita perlu punya hati yang baik dan ramah kepada sesama, yang selalu mencoba untuk mengerti keadaan mereka. Berdoalah untuk mereka. Allah mengasihi kita semua. (DBR)
5.HIDUP DALAM KEKUDUSAN
I Petrus 1 : 15-16
7Berbicara tentang kekudusan adalah berbicara tentang Yesus. “Kudus” dalam bahasa aslinya adalah “dipisahkan”. Kekudusan berarti memisahkan diri dari kehidupan lama yang dikuasai dosa dan perbuatan daging (Roma 8 : 5-8). Kemudian memulai hidup yang baru, yaitu hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus.
- Ada berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi orang yang hidup dalam kekudusan yaitu :
1. Orang yang hidup kudus berkenan melihat, bertemu, bergaul karib dengan Tuhan (Ibrani 12 : 14; Matius 5 : 8).
2. Hidup kudus menuntun pada kemenangan (Yohanes 3 : 5). Dengan hidup kudus kita dapat mengatasi persoalan dan tekanan hidup.
3. Orang kudus tidak akan melihat kebinasaan (Mazmur 16 : 10). Orang yang hidupnya kudus tidak akan mengalami kematian kekal tetapi sebaliknya akan mengalami kehidupan yang kekal.
4. Orang kudus diberi hak oleh Tuhan untuk ikut menghakimi dunia (I Korintus 6 : 2).
Inilah jaminan bagi setiap kita yang mau hidup dalam kekudusan (Ria).
6.MENGAPA KITA PERLU HIKMAT ?
Pengkhotbah 10 : 10
Hikmat adalah kekuatan untuk mendapatkan harta. Hikmat dunia terbatas, tetapi hikmat Allah tidak terbatas. Hikmat Allah membuat kita sukses seutuhnya, secara rohani, jiwa dan jasmani. Hikmat adalah kekuatan untuk :
1. Memperoleh berkat seutuhnya (Amsal 3 : 15-16).
Kita mendapatkan berkat jasmani (umur panjang), berkat jiwa (kehormatan), berkat materi (kekayaan) dan berkat rohani (kebahagiaan dan kesejahteraan).
2. Memperoleh kemenangan (Yesaya 2 : 2-3).
3. Memperoleh jalan keluar yang tuntas (Yakobus 3 : 17, I Korintus 1 : 30).
Masalah kita menjadi tuntas kalau kita menggunakan hikmat Allah, yaitu Kristus.
4. Memperoleh kreatifitas Allah.
Kita mampu menciptakan kesempatan-kesempatan, usaha-usaha yang sesuai dengan kehendak Allah. Hikmat ini kita peroleh kalau kita setia merenungkan firman Tuhan.
Untuk direnungkan dan dilakukan :
1. Di manakah kamu memperoleh hikmat dan bagaimanakah cara memperolehnya?
2. Ceritakan, bagaimana hikmat yang kamu peroleh membuat kamu menemukan jalan keluar yang tuntas?
3. Manakah yang lebih sering kita gunakan, hikmat duniawi atau hikmat dari Allah?
Berdoalah minta himat dari Tuhan (Yakobus 1 : 5-6) yang merupakan kekuatan kita, supaya perjanjian Allah sungguh-sungguh kita nikmati. Berdoalah supaya kita terus menggunakan hikmat Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita. (Gid)

7.HATI-HATI
Matius 7 : 15
Sebelum kedatangan Yesus kali kedua, banyak sekali peringatan yang telah diberikan tentang penyesatan. Orang yang tersesat adalah orang yang kehilangan arah dan tujuan. Orang yang mau ke kota A, bila tersesat tidak sampai ke kota A, tetapi ke kota B, atau malah tidak sampai ke mana-mana. Itu sebabnya kita perlu berhati-hati. Memang penyesatan yang dimaksud bukan secara jasmani, tetapi rohani. Dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika, Paulus mengingatkan untuk menguji segala sesuatu dan peganglah apa yang baik (I Tesalonika 5 : 21). Ketika kita menguji sesuatu, pasti ada jawaban yang benar. Dalam hal ini kebenaran hanya ada di Alkitab. Banyak orang zaman sekarang senang dengan hal-hal ‘spektakuler’, seperti mujizat, nubuat dan lain-lain. Itu memang bagian dari pekerjaan Tuhan. Buktinya selama Yesus hidup di dunia menjadi manusia, Dia banyak sekali melakukan mujizat spektakuler, seperti memberi makan 5000 orang laki-laki dengan lima roti dan dua ikan, menubuatkan penyangkalan Petrus sebelum ayam berkokok, dan sebagainya. Tetapi seperti halnya yang dikatakan Yesus dalam Matius 7 : 21-23, orang-orang yang melakukan hal-hal spektakuler itu tidak semuanya berasal dari Tuhan. Di sinilah kita perlu berhati-hati. Kita tetap perlu menguji apa motivasi orang itu untuk melakukan mujizat, ketulusannya, kesesuaiannya dengan pribadi Kristus? Dalam setiap saat, bila kita memiliki hubungan pribadi dengan Yesus kita dapat bertanya kepada-Nya, “Tuhan, apakah ini benar-benar dari Engkau?” Percayalah Roh Kudus dalam kita akan memberi jawaban dan yang kita butuhkan adalah kepekaan untuk mendengar jawaban itu. (cubs)

8.PENGUASAAN DIRI
Galatia 5 : 23-24
Saya melihat suatu acara tv ‘The American Greatest Dog’ yang diikuti beberapa peserta anjing dan pemiliknya. Ada suatu ujian tantangan ketaatan. Anjing-anjing itu diberi sepiring daging steak yang enak di depan matanya. Ada anjing yang diberitahu tuannya untuk tidak menyentuh daging itu, langsung memalingkan muka dan taat pada tuannya. Ada juga yang tidak tahan dan memakan steak itu. Ada peserta seekor bulldog namanya Tillman, dia begitu tergoda dengan daging steak ini, dia mengendus-endus, tapi tuannya bilang, ”Tillman, aku beri kamu 1 skateboard.”. Tillman suka sekali main skateboard. Tillman tetap mengendus-endus., merasakan nikmatnya aroma steak ini. Tuannya bilang lagi, ”Tillman, aku beri kamu 2 skateboard.”. Lalu Tillman berhenti mengendus-endus steak ini dan dia lulus dalam ujian ketaatan. Salah satu dari 3 orang juri merasa salut pada Tillman bagaimana penguasaan dirinya dalam hal ini. Juri itu berkata, kalau juri itu disodorkan sepiring coklat yang dia sukai, pasti dia tidak bisa menguasai dirinya untuk makan kue coklat itu. Apakah kita punya penguasaan diri seperti yang ada dalam firman Tuhan di Galatia 5 : 22-23, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (FF)
9.SAMA SEPERTI YESUS
Galatia 5 : 22-23
Dalam perjalanan hidup kita, orang mengenal kita sebagai siapa dan orang macam apa. Itulah yang disebut identitas, baik di rumah, di sekolah ataupun di pekerjaan. Identitas memang umumnya dihubungkan dengan KTP atau kartu pelajar. Namun, siapakah sebenarnya saya? Dunia luar memang mengenal saya dari suku saya (Batak, Jawa, Tionghoa dan lain-lain), tingkat pendidikan atau dari profesi saya. Tetapi bukankah semuanya itu hanya sebagian identitas saya yang bersifat sementara dan tidak abadi? Firman Allah mengatakan bahwa identitas saya yang abadi adalah bahwa saya anak Allah, dilahirkan oleh Roh Kudus dalam Yesus Kristus. Apa yang saya alami dalam perjalanan hidup saya berlaku pula bagi semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sementara ini kita mempersiapkan diri untuk menyambut-Nya dengan menanggalkan apa yang jahat dalam diri kita dan mengenakan sifat-sifat Tuhan Yesus seperti dinyatakan dalam bacaan hari ini. Itulah karya Roh Kudus dalam diri kita. (DBR)

10.JANGAN MENGINGINI MILIK SESAMAMU!
I Raja-raja 21 : 1-19
Raja Ahab tertarik kepada kebun anggur Nabot dan mengingininya. Karena Nabot tidak mau memberikan secara sukarela, akhirnya Izebel istri raja Ahab membuat siasat untuk bisa mendapatkannya, dengan membunuh Nabot. Itulah cerita yang kita baca hari ini. Raja Daud juga pernah jatuh dalam dosa perzinahan dan pembunuhan karena mengingini istri Uria orang Het yang sedang pergi berperang (II Samuel 11 : 1-27). Padahal Tuhan telah jelas-jelas memberi perintah, “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.” (Keluaran 20 : 17). Kita bisa melihat betapa banyaknya kejadian seperti itu kini. Ketidakadilan menimpa orang-orang kecil yang terkena gusur dan dibayar murah karena tempat tinggal mereka mau dibangun menjadi mal atau apartemen mewah; orang-orang membunuh karena menginginkan uang atau barang milik orang lain; banyak rumah tangga rusak karena suami/istri yang digoda oleh WIL/PIL. Semua itu hanya karena keinginan untuk memiliki sesuatu yang seharusnya bukan menjadi hak orang itu. Bila raja Ahab dan raja Daud dihukum Tuhan karena kesalahan mereka mengingini milik sesamanya, tentu Tuhan juga akan menghukum kita bila kita melanggar perintah Tuhan ini. Rasul Paulus menulis dalam suratnya, “Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (Roma 13 : 9). Dan ini adalah kehendak Tuhan: agar kita mengasihi! Bila kita mengasihi, tentu kita tidak akan pernah mengingini apa yang bukan menjadi milik kita. (Ginny)
11.STOP
Lukas 24 : 1-8
Sementara mengikuti ibadah pemakaman, saya selalu melihat satu kesan kuat: berakhirnya sebuah perjalanan. Rambu ‘stop’ terpasang jelas. Sosok yang terbaring dalam peti itu dihentikan oleh kematian. Langkahnya sudah tiba di garis finish. Itulah sifat kematian: menghentikan, tanpa minta persetujuan dari kita. Titik. Lain halnya dengan kematian Yesus. Lukas menggambarkan Yesus sebagai Dia yang terus berjalan. Berjalan dari Galilea ke Yudea. Berjalan dari kota ke kota, desa ke desa, rumah ke rumah. Berjalan untuk berkarya. Sampai Golgota menyongsong-Nya. Iblis menanti kesempatan terbaik. Salib menghadang. Kematian menghentikan-Nya.. Makam membungkam-Nya. Semua mengira perjalanan-Nya sudah terhenti, termasuk para murid. Mereka salah. Makam tak dapat membendung-Nya. Dia bangkit. Dan terus berjalan. Dia berjalan di samping Kleopas dan temannya. Dia berjalan di pantai Genesaret. Dia "berjalan" di awan-awan, naik ke sorga. Dia "berjalan" dalam wujud Roh, menyertai para murid bersaksi. Tak ada yang dapat menghentikan-Nya, bahkan kematian. Dia mengubah titik menjadi koma.
Hidup ini penuh rintangan. Banyak rambu ‘stop’. Palang menghadang. Langkah kita sering dihentikan oleh kemalasan, kegagalan, keraguan, penyakit, musibah, kesukaran, kepahitan, trauma masa silam, dan sebagainya. Jika kita sendirian, besar kemungkinan untuk berhenti. Namun tidak bila bersama Tuhan. Bersama Dia, hambatan sebesar apa pun dapat kita lewati. Jika kematian pun tak sanggup menghentikan-Nya, semua yang lain pun tidak. Hidup kita adalah sebuah perjalanan; agar tak mudah dihentikan oleh penghalang, berjalanlah bersama Dia yang bangkit! (Giant)
MESKI RINTANGAN MENGHADANG LANGKAH, BERSAMA YESUS KITA TERUS MELANGKAH.
12.SALING MEMBANTU
Galatia 6 : 1-10
Di persekutuan minggu lalu yang biasa saya hadiri ada seorang ibu paruh baya berbagi cerita tentang sebuah buku bagus yang dibacanya. Buku itu mengenai berbuat baik sebagai investasi kita disorga nantinya. Semakin banyak kita berbuat baik kepada sesama semakin banyak harta yang kita simpan di sorga. Harta-harta itu nantinya dapat kita gunakan di sorga layaknya harta-harta kita di dunia ini. Sebaliknya seorang koruptor menghabiskan hartanya di sorga. Cerita si ibu sangat membekas sehingga masih teringat di kepala saya sampai malam hari. Tetapi mau saya tambahkan bahwa kebaikan hati sebenarnya tak diukur dari banyaknya pemberian kita tetapi ketulusan hati yang mengiringinya. (Lilis)

13.TIDUR DI DALAM BADAI
Markus 4 : 35-40
Firman Tuhan dalam Matius 6 : 34 berkata, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, sebab hari besok mempunyai kesusahannya sendiri, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.“. Kenyataan yang kita hadapi dalam hidup sehari-hari bahwa masih banyak orang yang tetap hidup dalam ketakutan dan kekuatiran. Takut menghadapi realita hidup yang semestinya harus dihadapi, karena kita tahu kita tidak sendiri tetapi ada Tuhan di dalamnya. Kalau Tuhan diikutsertakan dalam setiap perjalanan hidup kita maka badai apapun yang ada di depan pasti bisa kita lewati karena Tuhan yang menolong kita. Jadi kita tidak perlu kuatir dan takut.
Ada 2 kelompok orang yang menghadapi permasalahan:
1. Kelompok murid-murid Yesus yang sedang ketakutan. Orang-orang yang berpihak pada jumlah orang banyak yang ketakutan akan gagal. Yang bisa dilakukan hanyalah mengeluh dan mengeluh. Tetapi orang yang tenang dan menguasai diri sanggup mengalahkan ketakutan (I Petrus 4 : 7).
2. Orang yang berpihak pada orang yang tertidur dalam badai (Yesus) akan tenang hidup-Nya. Mengapa Yesus tidur dalam badai? Karena Ia pegang janji Bapa-Nya bahwa Ia akan mati di atas kayu salib, bukan di dalam badai. Janji Tuhan harus dipegang teguh, bahwa Dia menyertai kita selama-lamanya. (DBR)

14.DISESATKAN
II Korintus 11 : 3
Suatu hari saya dan suami ke rumah abang saya. Mereka mempunyai 2 anak perempuan. Kami waktu itu sedang nonton tv, tiba-tiba suara telepon berbunyi. Lalu saya mengangkat telepon itu dan menjawab, “Halo, halo.”, tetapi tidak ada jawaban. Dua keponakan saya tertawa-tawa. Rupanya mereka mengerjai kami dengan mainan handphone yang mereka punya. Suara mainan itu seperti suara telepon. Seringkali Iblis menipu dengan sesuatu yang kelihatannya mirip, tidak apa-apa dan bukan dosa, dan kita tidak sadar telah tertipu olehnya.
II Korintus 11 : 3, “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” (FF)

15.MANFAAT BERSYUKUR
Mazmur 67 : 6-7
Bersyukur adalah sebuah/salah satu kekuatan untuk memperoleh harta. Bersyukur mendatangkan berkat karena:
1. Bersyukur seperti membuka keran iman (Kolose 2 : 7).
Iman menjadi aktif ketika kita bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur tidak mengubah Allah, tetapi mengubah kita. Rasa syukur membuat kita tidak lagi melihat diri kita atau persoalan kita, tetapi kita melihat kepada Allah.
2. Bersyukur adalah bagian dalam perjalanan orang percaya (Roma 4 : 18-19).
Tanpa bersyukur tidak ada seorangpun yang mampu berjalan dalam perjanjian berkat Allah. Abraham mengucap syukur sebelum dia mendapat janji, bukan sesudahnya.
3. Bersyukur mendatangkan mujizat (Mazmur 67 : 6-7).
Penyebab kemiskinan dan kekurangan adalah terkutuknya sumber-sumber/tanah. Pujian dan syukur memulihkan tanah/sumber-sumber secara mujizat.
Ketka kita bersyukur dan memuji, kita menempatkan diri di bawah takhta Allah yang berdaulat. Semakin melimpah syukur kita, semakin besarlah kekuatan kita untuk memperoleh harta.
Untuk direnungkan dan dilakukan :
1. Apakah yang akan terjadi kalau umat Tuhan bersungut-sungut? Apa penyebab umat Tuhan bersungut-sungut?
2. Mengapa bersyukur itu mendatangkan berkat? Pernahkah kamu mengalaminya? Coba ceritakan!
3. Maukah kamu membuat komitmen untuk selalu bersyukur kepada Tuhan, bukan hanya setelah diberkati, tetapi sebelum diberkati?
Berdoalah supaya kita mampu untuk terus bersyukur kepada Tuhan dalam segala hal. Berdoalah supaya kita mampu mengalahkan persungutan dalam hati setiap saat. (Gid)


16.MEMPERGUNAKAN TALENTA
Matius 25 : 24-25
Dulu kami mempunyai mobil kecil yang sudah tua. Mobil kecil ini sanggup menampung teman-teman kami sehingga full press body. Kami berdesak-desakan di dalamnya. Tetapi kami bahagia dengan mobil kecil ini kami bisa menolong orang lain. Kemudian kami menjual mobil kecil ini kepada seorang teman. Teman kami menyebutnya belalang tempur. Mungkin bentuknya seperti belalang. Yang ingin saya katakan adalah tidak peduli apa yang saudara miliki sekarang, bersyukurlah untuk apa yang kita miliki. Walaupun kecil tapi bisa membantu orang lain. Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima. Matius 25 : 24-25. “Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” Sudahkah kita mempergunakan talenta yang Tuhan sudah berikan? (FF)

17.DOKTRIN vs KEBENARAN
Markus 2 : 23 – 3 : 6
Orang-orang Farisi mempersalahkan murid-murid yang memetik gandum dan Yesus yang menyembuhkan orang pada hari Sabat. Memang hari Sabat adalah peraturan yang diberikan oleh Musa atas perintah Tuhan, tetapi Yesus telah menjelaskan, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” (2 : 27,28). Walaupun demikian, orang-orang Farisi tetap berkeras hati dan tidak mau menerima apa yang Yesus katakan. Firman Tuhan berkata, “Ia berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka …” (ayat 5).
Kitapun ternyata kerap berlaku seperti orang-orang Farisi itu. Kita memegang kuat-kuat peraturan yang dibuat oleh manusia dan mengabaikan firman Tuhan. Rasul Paulus berkata, “Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.” (Kolose 2 : 20-23). Seringkali kita lebih mementingkan doktrin dan tata cara gereja dari pada kebenaran yang Tuhan ajarkan; kita tidak mau menerima perubahan yang Tuhan lakukan karena doktrin itu begitu mengikat kita. Tentunya Tuhan juga bersedih hati kalau kita seperti itu! Kita harus tahu apa kehendak Tuhan. Yesus berkata bila kita tahu kebenaran, kebenaran itu akan memerdekakan kita (Yohanes 8 : 32). Bila doktrin yang diajarkan tidak sesuai dengan firman Tuhan, mari kita belajar untuk berubah sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Ujilah segala sesuatu yang kita terima dengan firman Tuhan! (Ginny)
18.MEMBANTU SESAMA
Galatia 6 : 1-10
Di minggu yang sama saya juga berjumpa dengan teman yang sudah lama tidak saya kunjungi. Teman saya berkata bahwasanya Allah mau kita berbuat baik kepada sesama manusia, bukan binatang. Mengapa dia berkata begitu? Karena pada saat itu kami sedang membicarakan seorang ibu muda yang sangat memperhatikan kucing-kucing peliharaannya melebihi anaknya sendiri! Alkitab mengatakan bahwa selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Lilis)
19.JANGAN DIBALIK
Matius 6 : 33
Ayat renungan Tuhan hari ini memerintahkan kita untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya lebih dahulu baru semuanya Tuhan tambahkan kepada kita. Semuanya itu maksudnya adalah semua kebutuhan kita baik jasmani maupun rohani. Tetapi sebelum kita mendapatkan semuanya itu, kita perlu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya dulu, baru tambahannya atau rewardnya. Apa artinya Kerajaan Allah dan kebenarannya? Di mana saya mencarinya? Kerajaan Allah dan kebenarannya itu bicara soal hati dan karakter kita yang diubahkan, dipulihkan menjadi seperti apa yang Yesus mau, soal memikul salib dan menyangkal diri. Artinya, kita mengenal Allah, karakter kita = buah Roh dan hidup kita dipimpin Roh. Arti Kerajaan Allah ialah kita mengerjakan panggilan kita yang dari Allah dan kebenaran yang kita pegang adalah kebenaran Allah, bukan kebenaran dunia yang semu dan relatif. Ketika kita sudah mendapatkan hal-hal itu, maka yang lain-lainnya itu pasti digenapi oleh Allah dan ditambahkan ke dalam hidup kita. Itu yang benar, itu yang seharusnya. Tetapi sangat disayangkan banyak orang Kristen yang mau ayat ini dibalik. Banyak yang maunya ditambahkan dulu, dipenuhi segala kebutuhannya, diberkati, baru kemudian “janji”nya akan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Ketika orang Kristen sakit, banyak yang berdoa, “Tuhan, sembuhkan aku, nanti aku akan melayani Engkau”, atau “Tuhan, berikan aku pekerjaan, pulihkan usahaku, nanti aku akan membayar perpuluhan”. Itu namanya membalik Matius 6 : 33 dan itu tidak disukai Tuhan. Mari kita mengubah cara hidup kita, mari kita mulai mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya dulu supaya kita mengenal Tuhan kita seperti layaknya seorang istri yang ideal mengenal suaminya, begitu dekatnya sampai menjadi satu, tak terpisahkan, baru kemudian menerima segala yang disediakannya. (cubs)

20.BUKAN SEKEDAR HASIL
I Raja-raja 21 : 1-29
Di antara sekian banyak kejadian kontroversial di dunia tinju, kejadian pada tanggal 28 Juni 1997 mungkin adalah yang paling diingat orang. Ketika itu, Evander Holyfield berhadapan dengan Mike Tyson. Itu adalah pertandingan ulang. Pada pertandingan pertama tanggal 9 November 1996, Holyfield menang TKO di ronde ke-11. Event yang disebut-sebut sebagai pertarungan terdahsyat dalam sejarah tinju itu ternyata berakhir memalukan. Pertandingan dihentikan di ronde ketiga karena Tyson menggigit telinga Holyfield, sebuah tindakan yang sangat tercela di ring tinju. Tyson dinyatakan kalah dan mendapat hukuman.
Mempunyai keinginan untuk mencapai atau meraih sesuatu tentunya tidak salah. Jadi, sangatlah wajar jika seseorang itu berupaya keras untuk mencapai cita-citanya, bekerja mati-matian untuk meraih sukses. Yang jadi masalah adalah kalau untuk mencapai keinginannya itu, orang lalu menghalalkan segala cara, termasuk melakukan kecurangan dan kekejian, tidak peduli norma dan melanggar hukum.
Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Raja Ahab yang menginginkan kebun anggur Nabot. Nabot menolak karena kebun anggur itu pusaka nenek moyangnya (ayat 3). Lalu atas saran istrinya, Ahab membunuh Nabot (ayat 9-14). Tindakan yang kemudian mendatangkan hukuman Tuhan atas Ahab dan keluarganya (ayat 21). Hikmahnya, janganlah kita hanya terfokus pada keinginan untuk meraih sesuatu. Perhatikan juga cara mencapainya. Sebab segala sesuatu yang diraih dengan cara yang curang dan keji, tidak akan menjadi berkat. Malah bisa mendatangkan laknat. (Giant)
HASIL MEMANG PENTING, TETAPI CARA MENCAPAI HASIL ITU JUGA PENTING
21.PENGHARAPAN
Roma 8 : 28
Sejak krisis global turut berimbas ke negara kita, banyak yang kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan dan kualitas hidup. Harga-harga menjadi semakin mahal dan kita terpaksa memilih barang-barang yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Banyak doa-doa yang dipanjatkan sepertinya belum dijawab Allah sehingga kita mulai kehilangan kepercayaan akan kekuatan doa. Kita diajarkan untuk menyerahkan semua rencana dan masa depan pada Tuhan, pasti semuanya akan mendatangkan kebaikan. Kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Oleh karena itu, tetap percaya pada kekuatan doa dan pengharapan hanya pada Tuhan saja. (Lilis)

22.MENGUJI ROH-ROH
I Yohanes 4 : 1-6
Dalam perjalanan hidup kita, kita dihadapkan kepada aliran-aliran atau roh-roh yang menyesatkan orang percaya. Mereka coba menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan kita dan yang paling utama menghancurkan iman kita kepada Yesus. Bila kita tidak lagi percaya kepada Yesus, apakah kita bisa menyebut diri Kristen dan anak Allah? Pengajaran sesat sering merasuk dan membingungkan, bagaimana kita dapat menempuh jalan yang benar? Satu-satunya jalan ialah bertekun mendengarkan apa yang disaksikan firman Allah tentang Yesus, karena “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (II Timotius 3 : 16). Tanpa firman Allah mustahil kita dapat menguji pengajaran yang menyesatkan. Marilah kita menekuni firman Allah. Apa yang masuk akal tidak selalu benar, namun apa yang benar masuk akal. (DBR)

23.MANUSIA DAN KERJA
Amsal 10 : 4, Ulangan 28 : 8
Ada orang yang berpikir bagaimana memperoleh harta dengan cara bekerja sesedikit mungkin dan mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Ada juga orang yang menganggap bekerja adalah segala-galanya, hidup hanya untuk bekerja. Bekerja adalah bagian dari perjanjian Allah. Bagaimanakah seharusnya kita bekerja? Kita harus bekerja dengan konsep Allah.
Ada 3 tingkatan kehidupan manusia yang dikaitkan dengan pekerjaan:
1. Orang yang tidak bekerja (II Tesalonika 3 : 10).
25Orang yang tidak bekerja dan hanya hidup dari belas kasihan. Dia hidup dalam ketidakpastian. Dia pasti jadi pengemis. Orang yang tidak bekerja tidak boleh makan. Orang yang tidak memelihara keluarganya lebih buruk dari orang yang tidak beriman (I Timotius 5 : 8).
2. Orang yang rajin bekerja (Amsal 10 : 4).
Kenapa Robin jadi pembasmi kejahatan? Soalnya dia ketemu sama Batman. Kalau ketemunya sama baskin dia bakalan buka toko es krim (Es krim Baskin Robbin).
Orang yang rajin bekerja pasti kaya. Prinsip “rajin pangkal kaya” adalah prinsip yang berlaku secara umum. Tetapi harta pada tingkat ini dapat dimusnahkan oleh krisis dan goncangan-goncangan sebab tidak mengandung berkat Tuhan. Pondasinya bukan batu karang yang kuat. Seperti Lot, dia kaya tetapi tidak ada berkat Tuhan, ketika krisis datang, hartanya dirampok musuh (Kejadian 14 : 11-14).
3. Orang yang rajin bekerja dengan iman dalam perjanjian Allah.
Orang yang rajin bekerja dengan iman, hidup dalam hukum perjanjian. Orang ini pasti diberkati oleh Allah karena Allah terikat dengan janji-Nya, dan tidak ada yang dapat menghalangi. Semakin kita bekerja dengan setia di dalam perjanjian Allah, maka semakin besarlah kekuatan kita untuk menarik berkat Allah.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah yang membuat orang hidup dalam kemiskinan, dari renungan kita hari ini?
2. Bagaimana cara Tuhan memberkatimu?
3. Apakah yang akan kamu lakukan supaya usahamu tidak sia-sia?
Berdoalah supaya kita bebas dari kemalasan untuk bekerja, supaya kita semakin rajin bekerja dan melakukan dengan iman di dalam perjanjian Allah. Buatlah janji kepada Tuhan untuk melakukan semua ini. (Gid)

24.PERTOLONGAN TUHAN
Mazmur 121 : 1-2
Suatu hari saya naik busway, saya tidak kebagian tempat duduk. Tapi akhirnya duduk, di sebelah saya ada tempat duduk kosong, ada 2 kursi yang sudah ditempati. Di ujung sana ada seorang ibu yang berdiri, tapi matanya melihat ke arah jendela. Dia tidak melihat kursi yang kosong ini. Kemudian seorang ibu yang duduk dekat dia memberitahu kalau ada kursi kosong. Dan ibu ini duduk di kursi yang kosong tadi. Saya juga teringat suatu hari Popeye bersama temannya membangun sebuah rumah untuk Olive. Ternyata pintunya ditutup tembok, jadi mereka lewat jendela. Saya merasa seringkali saya seperti itu, kadang pandangan saya sering tertuju pada masalah, pada pergumulan, dan saya tidak melihat pada jalan keluar atau kesempatan-kesempatan yang Tuhan berikan. Kalau mata kita terfokus pada gunung-gunung masalah kita. Kita tidak melihat jalan keluar yang Tuhan sediakan. “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mazmur 121 : 1-2). (FF)

25.PERGAULAN YANG BURUK MERUSAK KEBIASAAN YANG BAIK
I Korintus 15 : 33
Demikian juga kita. Dalam firman Tuhan dikatakan, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (I Korintus 15 : 33). Dengan siapa kita bergaul, kita menjadi serupa dengan dia. (FF)

26.ADAT ISTIADAT vs FIRMAN TUHAN
Markus 7 : 1-13
Dalam bacaan hari ini, Yesus menegor orang-orang Farisi yang sangat memegang adat istiadat sehingga mengabaikan firman Tuhan. Seringkali adat istiadat/tradisi yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berakar kuat dalam diri seseorang dan tidaklah mudah untuk mengubahnya. Sayangnya, banyak tradisi/adat istiadat yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Ketika kita menjadi anak Tuhan, kita harus berani melepaskan apa yang tidak benar dan beralih kepada kebenaran firman Tuhan. Yesus berkata, “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14 : 33). Kita harus melepaskan diri kita dari segala sesuatu bila kita mau mengikut Yesus, termasuk juga dari tradisi, kebiasaan, adat istiadat yang masih mengikat kita. Jangan itu menjadi hambatan kita sehingga kita tidak bisa menjadi murid Tuhan. (Ginny)
27.TIDAK TAKUT LAGI
I Yohanes 4 : 16-21
Ketakutan bisa mencekam kita ketika kita terancam bahaya atau hukuman. Bayang-bayang bencana alam, kerusuhan, peperangan atau perbuatan salah menimbulkan rasa cemas dan takut. Masih teringat saya waktu memecahkan kaca jendela ketika berusia 8 tahun, betapa takut saya menghadapi hukuman ayah. Namun kasih sayang ibu mengalahkan rasa takut dan memberikan saya keberanian mengaku salah. Dalam perjalanan hidup kita, kita terkadang dirundung rasa gelisah dan takut, apalagi bila harus menghadapi maut. Sebagai anak Tuhan, apakah kita memahami betapa besar kasih Allah terhadap kita sehingga kita tidak merasa takut menghadapi saat penghakiman terakhir nanti? Hanya bila kita bertekun dalam dosa-dosa kita dan tidak sudi memohon pengampunan, seharusnyalah kita takut terhadap hukuman neraka (Wahyu 21 : 8). Sebagai anak Tuhan, kita percaya kepada Tuhan Yesus dan berusaha mengungkapkan kasih-Nya kepada sesama. “Kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman” karena kita telah mencoba mencontoh hidup-Nya (Matius 25 : 34-36). Jadi, kita tidak akan kuatir atau takut dalam perjalanan hidup ini karena dalam Yesus kita telah menjadi anak dan milik Allah. (DBR)
KASIH ITU BERANI BERTANGGUNG JAWAB DAN MENANGGUNG RESIKO.

28.MASALAH DENGAN ORANG
Roma 12 : 14-21
Tetangga saya tampak jengkel terhadap saya, kelihatannya saya telah melakukan sesuatu. Saat saya bertanya apakah saya telah menyinggung perasaannya, ia menanggapi dengan kasar, "Tidak!". Lalu saya berkata, "Saya tidak ingin ada perasaan tidak enak di antara kita. Jika saya telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu, saya minta maaf." Sejak saat itu iklim di antara kami menjadi sejuk.
Seseorang mengatakan, "Semakin saya memahami manusia, saya semakin mencintai anjing saya." Ya, anjing itu setia, dapat diandalkan, selalu ingin menyenangkan, cepat memaafkan dan melupakan. Tidakkah Anda berharap bahwa manusia pun seperti itu? Tetapi kadang kala, betapa pun kerasnya kita berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan seseorang, usaha itu gagal.
Rasul Paulus mengacu pada situasi tersebut dalam Roma 12 : 18. Perhatikanlah kata-kata "kalau hal itu bergantung padamu". Ia tahu bahwa beberapa masalah dengan orang lain mungkin tidak pernah terselesaikan. Jika ada dua orang yang bertengkar, maka ada dua orang yang perlu berdamai. Jika Anda telah melakukan bagian Anda, tetapi masalah itu tidak selesai, maka ada sebuah rencana yang dapat diikuti. Jangan menyimpan amarah atau membalas dendam dengan tidak berbicara. Lakukanlah semua hal yang dapat Anda lakukan untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (ayat 21), dan izinkanlah Allah mencari penyelesaian masalahnya. Kita perlu terus mengikuti langkah-langkah di dalam Roma 12 sampai masalah kita dengan orang terselesaikan, tetapi terutama jika tidak terselesaikan. (Giant)
CARA TERBAIK UNTUK MENGALAHKAN MUSUH ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN SENJATA KASIH

29.ALLAH MENGASIHI
I Yohanes 4 : 7-16
Dalam pengalaman hidup kita sebagai anak Tuhan, kita diperintahkan saling mengasihi. Mengapa? Perintah itu diberikan agar kita mewujudkannya sebagai respon atas kasih Allah. Karena bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya. Tanpa menyadari kasih Allah dan pengorbananNya mustahil kita dapat mengasihi orang lain karena kemampuan ini diberikan oleh Roh Kudus. Kita dapat mengasihi karena kita menyerahkan diri untuk dipakai Roh Kudus (Roma 5 : 5). Oleh karena itu, kita perlu diingatkan untuk saling mengasihi karena Allah mengasihi kita lebih dahulu. (DBR) KASIH ITU AKTIF, DINAMIS DAN EKSPRESIF.
30.MARAH TANPA BERDOSA
Amsal 15 : 1-18
Saat Hakim Agung Byron White sedang berada di Salt Lake City untuk berpidato, ia diserang oleh seorang pria yang marah. Tersangka mengatakan bahwa ia menyerang hakim itu karena keputusan-keputusannya di Pengadilan Tinggi. Ia berkata, "Hakim White menyebabkan sumpah serapah memasuki ruang keluarga saya melalui televisi." Untuk merasionalisasi serangannya, ia melanjutkan, "Satu-satunya cara yang saya ketahui untuk menghentikan hal itu adalah dengan mendatangi sumbernya."
Di situlah letak kesalahan pria itu. Tentu, ia berhak menyuarakan pendapatnya yang keras. Ia bahkan dibenarkan untuk marah jika ia yakin keputusan pengadilan mendorong imoralitas. Namun, sikap yang ia pilih untuk mengungkapkan kemarahannya sama buruknya, bahkan lebih buruk, dengan keputusan pengadilan yang salah.
32Bacaan Kitab Suci hari ini berkata, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa." (Efesus 4 : 26). Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang lain mungkin membangkitkan amarah kita dan pada beberapa kasus perlu membuat kita marah. Namun, berhati-hatilah untuk tidak bereaksi secara berlebihan dan kehilangan kendali. Rasul Paulus mengingatkan bahwa walaupun kita "masih hidup di dunia", namun kita "tidak berjuang secara duniawi" (II Korintus 10 : 3,4).
Apakah orang kristiani boleh marah? Tentu saja boleh! Namun, jangan pernah membiarkan kemarahan kita meledak dengan cara yang berdosa. Dua kesalahan tidak menciptakan satu kebenaran.
APABILA ANDA MARAH TERHADAP DOSA, KEMARAHAN ITU BUKANLAH DOSA.

31.TIDAK PERLU PENGAKUAN
Efesus 1 : 3-12
Ayah saya seorang pendeta yang dihormati, pengkhotbah yang berkualitas, dan pemimpin yang baik serta lemah lembut. Talentanya itu diakui oleh beberapa dewan pengurus yang dilayaninya. Wheaton College menganugerahinya gelar doktor kehormatan atas pelayanannya bagi Kristus. Ketika saya masih kecil orang kerap berkata, "Oh, kamu anak Joe Stowell" atau memperkenalkan saya sebagai "putra Dr. Stowell". Saya bangga pada Ayah dan merasa sangat terhormat menjadi anaknya, sehingga selama bertahun-tahun dikenal sebagai anaknya menjadi dasar arti penting diri saya.
Demikianlah sekilas yang dimaksud dengan dipuaskan oleh arti penting yang berasal dari kedudukan kita sebagai anak Raja. Karena begitu besarnya kasih Allah kepada kita, Dia mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Efesus 1:5). Tak ada kehormatan yang lebih besar dari pada itu. Harta benda, ketenaran, kekuasaan, atau kedudukan tidak dapat dibandingkan dengan itu. Tatkala kita menyelami realita ini, kita takkan tergoda untuk membangun dan membuat-buat arti penting diri kita sendiri.
Mereka yang berada di dalam Kristus memiliki arti penting di dalam-Nya. Kita dapat bersukacita karena kita dipanggil dengan nama-Nya. "Di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan." (1:4). Jika kita ini adalah milik Raja di atas segala raja, kita tidak lagi memerlukan pengakuan yang lain untuk menjadi berarti! Dengan lagu-lagu pujian sepenuh hati kita mengangungkan Allah Bapa kita. Sebagai anak yang bersyukur kita mengakui betapa sempurna segala jalan-Nya. (Giant)
ANAK-ANAK RAJA MENEMUKAN ARTI PENTING DIRI MEREKA DI DALAM KRISTUS

32.FOKUS PADA TUHAN
II Tawarikh 20 : 12
Di tayangan ‘The Greatest American Dog’, salah satu tantangan adalah ujian keberanian. Seekor gajah dengan berat 4000 kg akan mengambil pisang yang ada di dekat anjing yang berada dalam lingkaran. Apabila anjing ini bangkit dan keluar dari lingkaran maka ia akan kalah. Beberapa anjing besar ikut tantangan ini dan mereka kalah. Lalu giliran Andrew seekor anjing kecil. Andrew duduk dalam lingkaran ini, matanya hanya fokus pada Laurie, majikannya. Tidak sekejap pun dia memalingkan wajahnya dari majikannya. Gajah itu dengan badan dan suara yang besar berjalan mendekati Andrew. Detik demi detik, Andrew tak sedikitpun beranjak. Matanya tetap memandang Laurie. Pada waktu gajah itu mengambil pisang yang ada dekat Andrew dengan belalainya, tak sedikitpun Andrew berpaling melihat gajah dan ketakutan. Walaupun dia seekor anjing kecil tapi dia mempunyai keberanian besar, karena Andrew tetap fokus pada Laurie. Andrew keluar sebagai pemenang. Demikian seharusnya kita, mata kita fokus pada Yesus, maka keadaan apapun yang menakutkan akan kita lewati. “Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu." (II Tawarikh 20 : 12). (FF)

No comments: