4 Aug 2009

Volume 3


KIRBAT BARU SALIB, JALAN MENUJU KEPADA ALLAH

“Ya Tuhanku, saya belum pernah bersyukur tentang duri-duriku!
Sandra merasa sangat sedih dan tertekan waktu ia masuk ke toko bunga pada bulan Nopember itu. Sebelumnya, hidupnya mengalir indah. Pada kehamilan anak keduanya, kecelakaan mobil menghancurkan kenyamanan hidupnya. Harusnya sekitar perayaan Thanksgiving ini, ia melahirkan anaknya. Dia sangat berduka akan kehilangan bayi di kandungannya itu. Dan seakan-akan ini belum cukup, suaminya akan dipindah tugaskan oleh perusahaannya. Saudarinya yang rencananya akan berlibur bersamanya, tiba-tiba membatalkan rencana itu. Yang lebih buruk, sahabatnya membuat ia sangat marah, karena mengatakan bahwa kedukaannya adalah jalan Allah untuk mendewasakan dia, sehingga ia dapat bersimpati pada penderitaan orang lain. Sandra dengan marah berkata, ”Kamu tidak kehilangan anak! Kamu tidak tahu bagaimana perasaanku!” Thanksgiving adalah pesta syukur, saat para pendatang pertama menginjakkan kaki di benua Amerika, mereka disambut dengan ramah oleh suku Indian dan diberi makan enak, berupa daging kalkun dan buah-buahan. Bersyukur untuk apa? Untuk supir truk yang ceroboh yang hampir menabrak mati dirinya? Bersyukur atas bantal udara yang menyelamatkan hidupnya tetapi mengambil nyawa anaknya? Dengan pikiran-pikiran itu dia masuk ke toko bunga. ”Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?” tanya Jenny, penjaga toko bunga itu. Sandra terkejut. “Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan Anda. Saya hanya tidak mau Anda mengira saya tidak mengacuhkan Anda.” “Saya butuh karangan bunga.”“Untuk Thanksgiving?" Sandra mengangguk.
“Anda ingin karangan bunga yang indah tetapi biasa atau Anda ingin menantang hari Thanksgiving dengan karangan bunga khusus yang saya sebut "Thanksgiving Special?" Jenny melihat sorot mata keingintahuan Sandra. “Saya yakin bahwa bunga mengungkapkan sebuah peristiwa. Tiap karangan bunga mengungkapkan perasaan tertentu. Apakah Anda mencari sesuatu yang mengungkapkan rasa syukur pada hari Thanksgiving ini?"
“Sama sekali tidak!!!” Sembur Sandra. “Maaf, 5 bulan terakhir ini, semuanya serba salah.” Sandra menyesal atas letusan perasaannya. Tetapi ia heran ketika Jenny berkata, "Saya punya karangan bunga yang sempurna untuk Anda.” Tiba-tiba bel toko itu berbunyi. “Hai, Barbara.” Dengan sopan Jenny minta maaf dan pergi ke ruang kerjanya. Dengan cepat ia keluar membawa karangan bunga, penuh dengan daun hijau dan duri-duri panjang bunga mawar, tetapi tanpa bunga mawarnya.
“Mau ditaruh dalam kotak?” Tanya Jenny. Sandra menunggu tanggapan Barbara. Apa ini lelucon? Siapa mau karangan duri mawar tanpa bunga?
”Ya, tolong masukkan dalam kotak. Ini sangat istimewa. Dalam 3 tahun ini, Anda selalu membuatkan yang spesial. Saya selalu tersentuh oleh kenyataan yang diungkapkannya. Keluarga kami sangat berterimakasih untuk karangan bunga ini.” Sandra terbengong-bengong melihat Barbara keluar membawa kotak karangan bunganya. ”Ibu itu pergi membawa.....”
”Ya?” ”Tapi karangan itu tidak ada bunganya.” “Ya, itu yang spesial. Namanya ‘Bouquet Duri Thanksgiving." “Kenapa orang mau bayar untuk karangan seperti itu?”“Anda benar-benar ingin tahu? Barbara datang kemari 3 tahun yang lalu, merasa seperti Anda sekarang. Dia merasa tidak ada yang perlu disyukuri. Ayahnya meninggal karena kanker, usaha keluarganya merosot, anaknya kena narkoba dan dia baru saja mengalami operasi besar." “Ooh,” kata Sandra. “Pada tahun itu juga saya kehilangan suami dan saya merasa terbebani oleh toko bunga ini, dan untuk pertama kalinya saya harus berlibur sendirian. Saya tidak punya anak, suami, tidak ada keluarga di dekat sini, dan punya hutang besar sehingga tidak dapat bepergian." “Lalu apa yang Anda lakukan?” “Saya belajar mensyukuri duri-duri itu.” Dahi Sandra terangkat. “Duri-duri?” “Saya orang Kristen. Saya selalu bersyukur kepada Tuhan untuk hal-hal baik dalam hidup ini. Saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan mengapa hal-hal baik terjadi pada saya. Tetapi ketika hal-hal buruk menimpa, saya berteriak-teriak bertanya! Perlu waktu untuk belajar bahwa saat-saat gelap juga penting. Saya menyukai bunga-bunga kehidupan, tetapi perlu duri-duri untuk memperlihatkan keindahan dari penghiburan Tuhan. Anda tahu, Kitab Suci bersabda bahwa Tuhan menghibur kita saat kita susah dan dari penghiburan-Nya kita belajar meneguhkan sesama.” Sandra mendesah. “Seorang teman membacakan kutipan itu kepada saya dan saya mengamuk! Saya rasa, sebenarnya ialah saya tidak ingin penghiburan. Saya kehilangan bayi dan saya marah kepada Tuhan.” Ia baru saja mau pamit ketika bel berbunyi lagi. “Halo, Phil.” Seorang bapak yang botak dan gemuk masuk. Jenny menyentuh tangan Sandra sebagai tanda minta ijin dan menyambut pelukan bapak itu. Dia tenggelam dalam pelukan hangatnya. “Saya pesan bouquet 12 duri panjang.” Dia tertawa dengan gembira.
“Sudah saya duga, sudah saya siapkan.” Jenny mengambil karangan yang sudah terbungkus dari lemari pendingin. “Indah sekali. Istriku pasti menyukainya.”
Sandra tak tahan tidak bertanya, “Ini buat istri bapak? Mengapa memberi istri karangan duri?” Phil melihat bahwa keingintahuan Sandra sama seperti keingin-tahuannya waktu dia pertama kali mendengar karangan duri. “Saya senang Anda bertanya. Empat tahun yang lalu, istri saya dan saya hampir bercerai. Hidup kami benar-benar kacau. Tetapi setelah 4 tahun itu, kami berjuang mengatasi masalah demi masalah dan akhirnya perkawinan kami dapat diselamatkan. Tahun lalu, pada hari Thanksgiving, saya mampir kemari untuk membeli bunga. Jenny bercerita bahwa untuk waktu lama, ia menaruh vas bunga berisi tangkai berduri pohon mawar. Duri! Untuk mengingatkan akan apa yang sudah dipelajarinya dari saat-saat penuh duri. Saya merasa cocok. Saya bawa pulang karangan duri. Saya dan istri saya memberi tanda pada tiap duri situasi sulit tertentu dan bersyukur atas apa yang kami pelajari dari kesulitan itu. Sekarang tinjauan duri menjadi tradisi bagi kami.”
Phil membayar Jenny dan saat pergi ia berkata kepada Sandra, “Saya merekomendasikan karangan spesial itu.”
“Saya tidak tahu apa saya dapat bersyukur atas duri-duri hidup saya.” “Pengalaman mengajarkan bahwa duri-duri membuat bunga mawar lebih berharga. Kita dapat lebih menghargai penyelenggaraan ilahi saat ada kesulitan dari pada saat-saat lain. Dan ingat, Tuhan Yesus memakai mahkota duri supaya kita mengenal kasih-Nya. Jangan remehkan duri.” Air mata jatuh ke pipi Sandra. Untuk pertama kali sejak kecelakaan itu ia dapat melepaskan penolakannya. “Saya minta karangan 12 ranting berduri.” ”Saya senang Anda memesannya. Saya siapkan sebentar. Tiap saat Anda melihatnya, coba untuk menghargai saat-saat baik dan buruk. Keduanya menumbuhkan kita.” “Terima kasih. Berapa harus saya bayar?” “Tidak ada. Kecuali janji Anda akan berusaha menyembuhkan hati Anda. Karangan duri pertama selalu gratis dari saya.” Jenny memberi kartu pada Sandra.
“Saya sertakan kartu ini pada buket Anda. Mungkin Anda mau membacanya lebih dahulu. Saya sudah bersyukur kepada-Mu beribu-ribu kali atas bunga-bunga mawar yang saya terima, tetapi belum pernah sekalipun untuk duri-durinya. Ajarilah saya kemuliaan salib yang sedang saya pikul; ajarilah saya makna duri-duri hidup saya.Tunjukkan kepadaku bahwa saya telah mendaki menuju Tuhan melalui jalan kesakitan. Tunjukkan kepadaku bahwa air mataku yang menciptakan pelangi dalam hidupku.”
Salib Tuhan Yesus menunjukkan kasih Allah kepada kita. Salib hidup kita membuat kita lebih mampu melihat dan mengalami kasih Allah itu, jika kita bersedia memikulnya bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Amin. (IR)


Uniknya Penangkapan Monyet

Teman, saya pernah membaca artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika, caranya begitu unik sebab teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang begitu sebab monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika. Cara menangkapnya sederhana saja. Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma, tujuannya agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup. Para pemburu melakukannya di sore hari. Besoknya, mereka tinggal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan. Kok bisa? Tentu kita sudah tahu jawabnya. Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana!
Teman, kita mungkin akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita menggenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet menggenggam kacang. Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepasnya. Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut. Sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya. Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu sorga itu diperuntukkan bagi orang-orang yang hatinya bersih. Jadi, kenapa tetap kita genggam juga perasaan tidak enak itu? (Mar)

PEMULIHAN DIRI
Dalam hidup ini adalah hal biasa kegembiraan dan dukacita datang silih berganti. Kita tidak bisa mengharapkan hidup berjalan mulus tanpa masalah. Bila kita menerima kegembiraan sebagai bagian dari hidup, kita juga harus menerima bahwa ada saatnya dukacita datang. Problem, kekecewaan, kemarahan, sakit hati, penyakit dan kematian bisa saja menimpa siapapun. Itu adalah bumbu dalam kehidupan kita. Ada orang-orang yang bisa tegar menghadapi masalah apapun yang datang dalam hidupnya, tetapi ada juga orang yang tidak sanggup mengatasi kedukaan sehingga menjadi depresi berkepanjangan sampai akhirnya bunuh diri atau hilang ingatan. Tuhan tidak menghendaki hal seperti itu terjadi pada anak-anak-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan untuk kita (Yeremia 29 : 11). Semua yang terjadi dalam hidup kita adalah atas kehendak Tuhan yang bertujuan untuk mengajar kita agar menjadi kuat, dewasa dan menang. Bagaimana caranya agar bisa keluar dari kedukaan atau kekecewaan? Ada beberapa hal yang harus kita pikirkan dan lakukan, yaitu:
1. Berhenti mengasihani diri sendiri.
Jangan terus menangisi diri sendiri dan bertanya, “Mengapa saya harus mengalami hal ini?”, “Mengapa Tuhan biarkan hal ini menimpa saya?”, “Mengapa…?”, “Mengapa…?”. Fokus pada diri sendiri menunjukkan keegoisan. Dengan bertanya begitu sepertinya kita berkata bahwa hal itu bisa terjadi kepada orang lain, tetapi tidak boleh terjadi pada diri kita sendiri. Renungkanlah, jika hal itu bisa menimpa orang lain kenapa tidak bisa kita alami juga? Berhentilah mengasihani diri sendiri.
2. Terima keadaan dan bersyukur kepada Tuhan.
Kita tidak bisa merubah apa yang sudah terjadi, tetapi kita harus selalu ingat firman Tuhan dalam Roma 8 : 28 dan I Korintus 10 : 13. Kita harus percaya janji Tuhan ini. Apapun juga yang terjadi dalam hidup kita Tuhan tahu. Dalam kesusahan dan kesedihan kita Dia tidak pernah meninggalkan kita. Bersyukurlah karena Tuhan setia.
3. Lepaskan pengampunan.
Ampuni orang-orang yang telah menyakiti kita. Kekecewaan, sakit hati, kemarahan, dendam atau kepahitan, semua itu akan membebani hidup kita dan membuat kita tidak dapat bersukacita. Pengampunan membuat kita bebas.
4. Lupakan dan jangan ingat-ingat lagi.
Lupakan segala yang telah terjadi dan jangan diingat lagi. Arahkan pandangan kita ke masa depan. Banyak hal yang lebih penting untuk kita pikirkan dari pada terus terfokus pada masa lalu dan kesedihan kita. Rasul Paulus berkata dalam Filipi 3 : 13-14 untuk mengajak kita fokus kepada Tuhan dan rencananya yang indah untuk hidup kita.
5. Ambil keputusan dan lakukan.
Pilihan ada di tangan kita, Tuhan tidak pernah memaksa. Tuhan mau memulihkan kita tetapi kitalah yang harus memutuskan mau atau tidak. Jika kita sudah mengambil keputusan untuk bangkit dan keluar dari kedukaan, lakukanlah segera. Jangan menunda lagi. Tuhan pasti menolong. (DBR)

Enam Pertanyaan
Suatu hari seorang guru berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.
1) "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"
Murid-murid menjawab "orang tua", "guru", "teman", dan "kerabat". Sang guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian". Sebab kematian adalah PASTI adanya.
2) "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?"
Murid-murid menjawab "negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang". Lalu sang guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar, tapi yang paling benar adalah "masa lalu".
Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang.
3) "Apa yang paling besar di dunia ini?"
Murid-murid ada yang menjawab "gunung", "bumi", dan "matahari". Semua jawaban itu benar kata sang guru, tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu". Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
4) "Apa yang paling berat di dunia ini?"
Ada yang menjawab "baja", "besi", dan "gajah". Semua jawaban hampir benar kata sang guru, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah".
5) "Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", dan "daun-daunan". Semua itu benar kata sang guru, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah".
6)"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-murid menjawab dengan serentak, "PEDANG!!"
Hampir benar kata sang guru, tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN. Senantiasa belajar dari MASA LALU. Tidak memperturutkan NAFSU?? Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun. Tidak MENINGGALKAN IBADAH. Senantiasa MENJAGA LIDAH kita?? (IR)
Kekuatiran
Matius 6 : 25 – 34

Semenjak krisis global terjadi, maka banyak perusahaan-perusahaan mulai merugi dan ada yang gulung tikar alias bangkrut. Dengan tutupnya perusahaan-perusahaan maka banyak orang yang terkena PHK, sehingga banyak yang menjadi pengangguran. Kita sadari bahwa semakin hari hidup ini semakin sulit, bila kita tidak lebih mendekatkan diri kepada Tuhan maka kita akan terbawa ke dalam kekuatiran. Boleh saja dunia ini semakin sulit tapi jangan sampai iman kita melemah karena kuatir akan hidup yang kita jalani sekarang ini. Berikut ini ciri-ciri orang yang kuatir:
· Pesimis akan masa depan.
· Tidak percaya akan rencana Tuhan.
· Imannya tidak bertumbuh (Matius 13 : 22).
· Menghilangkan semangat hidup (Amsal 12 : 25).
· Mudah diombang-ambingkan dengan permasalahan.
Agar kita tidak menjadi orang yang senantiasa kuatir saat pencobaan datang, kita akan belajar bagaimana cara mengatasi kekuatiran itu:
· Menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan (Mazmur 55 : 23).
· Nyatakan segala keinginan kepada Tuhan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4 : 6).
· Carilah Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Matius 6 : 33).
· Jangan kuatir hari esok karena hari esok ada kuatirnya sendiri (Matius 6 : 34).
Bila kekuatiran itu dapat kita usir dari hidup kita maka kita akan menerima berkat dari Tuhan. Berkat yang diterima itu adalah:
· Allah akan memelihara hidup kita.
· Kedamaian akan diberikan dalam hati dan pikiran kita.
Sungguh indah bukan bila hidup kita tidak dipenuhi dengan kekuatiran? Mari kita serahkan hidup kita kepada Tuhan maka Tuhan yang akan menuntun setiap langkah kita. (Giant)

Pecundang Menjadi Pemenang

Kisah Para Rasul 4 : 1-22

Anda pasti tahu dan pernah mendengar kisah tentang Rasul Petrus, salah satu murid Yesus. Sebelum ia mengenal Kristus sesungguhnya, ia adalah seorang pecundang. Mengapa Petrus seorang pecundang? Karena ketika Tuhan Yesus sedang diadili di Mahkamah Agama, ia telah menyangkal Kristus sampai tiga kali. Ini adalah perbuatan seorang pecundang yang tidak berani menghadapi tantangan dalam mempertahankan iman kepada Kristus. Bagaimana dengan Anda bila diperhadapkan pada keadaan yang serupa, apakah Anda akan tetap bertahan pada iman Anda dengan mengakui Yesus sebagai Tuhan, atau Anda seperti Petrus yang tidak mengakui bahwa ia pengikut Kristus? Di sinilah iman kita diuji, bila iman kita dewasa maka kita akan mengakui bahwa Kristus adalah Tuhan, meskipun nyawa kita taruhannya. Akan tetapi ada suatu perubahan yang dahsyat yang dialami Petrus. Semenjak Kristuis bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya maka iman Petrus pun mulai tumbuh lagi. Perjumpaan dengan Kristus merupakan awal kebangkitan iman Petrus, dan tambah lagi dengan baptisan Roh Kudus yang dialaminya. Dari seorang pecundang menjadi seorang pemenang. Kita dapat lihat perubahan yang sangat besar, yang dahulunya ia seorang yang penakut tapi sekarang ia berani menjadi saksi-Nya yang rela mati. Setelah mengalami baptisan Roh Kudus ia berani berkhotbah di serambi Salomo, dan banyak jiwa-jiwa yang dimenangkan. Kita dapat belajar dari perubahan yang dialami Rasul Petrus, yang dahulunya pecundang menjadi seorang pemenang. Ia dapat berubah demikian karena pertama ia berjumpa pribadi dengan Kristus, dan kedua ia mengalami baptisan Roh Kudus. Bila Anda ingin menjadi seperti Rasul Petrus, maka Anda harus mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus dan harus mengalami baptisan Roh Kudus. Jadilah seorang pemenang!!!!!!!! (Giant)

Cerdik Seperti Ular Tulus Seperti Merpati
Matius 10 : 16
Banyak orang tahu pepatah Alkitab yang satu ini, yaitu: hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Kita bahkan seringkali menggunakan pepatah ini sebagai suatu alasan untuk membenarkan suatu tindakan yang kita lakukan. Dalam penerapan di kehidupan kekristenan, pepatah ini biasa ditafsirkan bahwa kita harus memiliki hati yang tulus seperti merpati, tetapi juga harus bertindak cerdik seperti ular. Rasanya tidak salah. Ketulusan hati dan kecerdikan dalam bertindak sepertinya memang harus kita miliki. Istilah kerennya, 'pake hikmat' dalam segala hal.
Namun banyak orang lupa bahwa konteks ayatnya adalah mengenai 'domba di tengah serigala'. Kita, orang Kristen, digambarkan sebagai domba, binatang yang patuh namun tak berdaya. Serigala adalah segala bentuk kejahatan yang menguasai dunia ini. Kita, yang adalah domba, yang telah dikuduskan dari dosa, diperhadapkan kembali kepada dunia fana ini, yang sarat dengan cobaan, godaan, hawa nafsu, dan segala kejahatan lainnya.
Banyak orang juga lupa, bahwa yang mengutus kita, sang domba, adalah Tuhan Yesus sendiri, Allah yang hidup, Sang Gembala yang baik. Sang Gembala mengutus domba ke tengah kawanan serigala, tentunya bukan untuk mati konyol diterkam serigala. Lalu bagaimana? Untuk itulah kita perlu perhatikan pepatah yang terkenal itu: hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ular sebenarnya tidak dikategorikan sebagai hewan yang cerdik. Seringkali justru dikaitkan sebagai binatang yang licik. Bisanya yang mematikan, dan pagutannya yang sangat cepat ketika menyergap mangsa yang tak siap, menunjukkan sikap licik dari ular. Lalu, mengapa Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita harus cerdik seperti ular? Simak ulasan berikut:
Merpati adalah burung yang pada umumnya hapal jalan pulang ke tempat asalnya. Walaupun ia dilepas di tempat yang jauh, ia sanggup untuk kembali ke rumah tempat ia dibesarkan. Oleh karena itu, merpati dipakai sebagai lambang PT. Pos, yang mengantarkan surat ke tempat tujuannya, walaupun jaraknya jauh. Lalu, di mana letak ketulusannya? Banyak orang menganggap merpati putih lambang perdamaian karena sifatnya yang elok dan bulunya yang melambangkan kesucian, namun tak sedikit pula merpati yang berbulu abu-abu, coklat, belang-belang, bintik-bintik, dan lain-lain.
Ular adalah hewan melata yang tak berkaki dan tak punya sayap. kelihatannya lemah. Salah satu sifat ular yang jarang orang ketahui adalah: karena kondisi tubuhnya, ular biasanya cenderung untuk menjauh dari bahaya yang mengancam. Ular tahu tempat-tempat aman yang jauh dari gangguan musuh.
Apakah artinya cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati? Dalam konteks Yesus sebagai Gembala, mengutus kita sebagai domba ke tengah serigala, pahamilah: Pertama, Domba tidak diutus sendirian, tetapi berjalan bersama Gembalanya. Kedua, Ketika kawanan serigala datang mengancam, kita sebagai domba harus cerdik seperti ular, yaitu berlindung pada Sang Gembala. Lawanlah kejahatan dengan kebaikan. Kita tidak boleh membalas kejahatan, melainkan datang kepada Yesus, mengasihi sesama dan mengampuni musuh. Datanglah kepada Tuhan dengan ketulusan seperti merpati, yang tahu jalan kembali kepada tempat asalnya, dalam hal ini adalah Yesus, yang empunya Kerajaan Sorga. Kita datang kepada Yesus bukan dengan hati sombong, angkuh, atau pun tidak percaya, melainkan dengan menaruh percaya sepenuhnya kepada-Nya, bahwa hanya Dialah yang sanggup melindungi kita dari segala kejahatan. Semoga renungan ini dapat membangun kita semua. (Mar)

SEMUA INDAH PADA WAKTUNYA
Semua ada waktunya.... Semua indah pada waktunya.... TUHAN tidak pernah terlambat..... sekalipun terkadang kita merasa DIA lalai menepati janji-Nya. TUHAN TAHU!
Beberapa hal yang dapat mendorongmu untuk tetap bertahan : Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia... à Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha. Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih... à Tuhan sudah menghitung airmatamu. Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja... àTuhan sedang menunggu bersama denganmu. Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon. àTuhan selalu berada di sampingmu. Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi... à Tuhan punya jawabannya. Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan... àTuhan dapat menenangkanmu. Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan... àTuhan sedang berbisik kepadamu. Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur.. àTuhan telah memberkatimu. Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.. . àTuhan telah tersenyum padamu. Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi... àTuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu. Ingat bahwa di manapun kau atau ke manapun kau menghadap... TUHAN TAHU! (IR)

1
RENUNGAN HARIAN
1. JANGAN MENYERAH
I Korintus 10 : 13
Anjing kami Pluto suka sekali menangkap tikus. Suatu hari seekor tikus kecil lari ke bawah kulkas dan sepanjang hari itu Pluto berusaha sekuat tenaga untuk menangkap tikus itu. Dia tidak putus asa. Padahal tikus itu mungkin saja sudah melarikan diri entah ke mana. Tuhan memakai seekor anjing untuk mengajarkan kita jangan menyerah untuk keadaan apapun yang kita hadapi. Pesan Tuhan hari ini: jangan menyerah apapun persoalanmu. “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (I Korintus 10 : 13). (FF)

2.TUHAN MAHA TAHU
Markus 8 : 29
Tuhan Allah Maha Tahu! Semua keberadaan kita ada dalam tangan-Nya. Keajaiban tidak terjadi seketika, ada prosesnya. Lihat pada Petrus, dia yang berkata, “Aku tidak kenal Dia.”, akhirnya mengaku, “Engkau adalah Mesias.”. Dan Petruspun mengalami pengampunan-Nya. Kita perlu menerima pengampunan Tuhan Yesus dan setelah itu baru dapat melayani Dia. Dalam pencobaan Ia tidak memberi kita beban yang tidak dapat dipikul. Serahkan bebanmu pada-Nya, Ia selalu memberi pertolongan tepat pada waktu-Nya. Ia sama sekarang, kemarin dan hari esok. Itu tetap berlaku untuk kita sampai sekarang. (DBR)

3.PELAKU FIRMAN
Yakobus 1 : 22
Umat Kristen yang disebut anak Allah diperintahkan untuk menjadi pelaku firman Tuhan, bukan menjadi pendengar saja. Apa maksudnya menjadi pelaku? Artinya melakukan apa yang dikatakan firman Tuhan. Contoh, dalam Yohanes 13 Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, maka kita juga perlu membasuh kaki orang yang kita layani, orang yang lebih rendah dari kita. Apa maksudnya? Maksudnya kita perlu melayani orang yang lebih rendah posisinya dari kita seperti istri, anak, pegawai, adik, bawahan, dan sebagainya, sama baiknya dengan pelayanan kita buat orang yang lebih tinggi. Itu hanya salah satu contoh. Banyak sekali contoh dan perintah yang Tuhan Yesus berikan dalam Alkitab untuk kita lakukan bila kita mengaku dan mau menjadi pengikut-Nya, menjadi murid-Nya. Bagaimana kita bisa tahu apa saja peraturan Kerajaan Allah bila kita tidak pernah membaca Alkitab? Alkitab adalah undang-undang-Nya Allah, jadi mari kita mulai membaca Alkitab dan mulai melakukan apa yang diperintahkan seperti halnya kita menjadi warganegara Indonesia yang baik dan mentaati undang-undang negara ini. Yang penting dan Tuhan cari adalah para pelaku firman, bukan orang yang hanya rajin mendengarkan firman. (cubs)

4.PEMILIK ATAU PENGELOLA?
Kolose 3 : 23-25; Ibrani 13 : 5-6
Ada orang yang hancur hidupnya karena mengejar kekayaan. Mengapa ada orang yang hidup dalam kehancuran sekalipun dia kaya? Mengapa ada orang yang kuatir karena memiliki uang dan mengapa ada orang yang kuatir karena tidak punya uang? Semua ini diakibatkan karena kita ingin menjadi pemilik atau tuan atas uang. Ingat bahwa kita diciptakan bukan untuk menjadi tuan atas segala milik kita, tetapi menjadi hamba/pengurus yang baik untuk semua kasih karunia Allah(I Petrus 4 : 10). Bagaimana menjadi pengurus yang baik?
1. Tunduk kepada Tuhan, bukan kepada uang (Ibrani 13 : 5-6). Jangan mau menjadi hamba uang. Jangan cinta uang. Ciri orang yang cinta uang: merasa tidak aman, takut, kuatir, sulit tidur, iri hati, tidak bersyukur, diperbudak uang.
2. Serahkan semua harta kekayaan kepada Allah (Roma 11 : 36).
3. Jadilah pengurus yang setia (I Petrus 4 : 10). Tugas seorang pengurus adalah mengatur segala harta kekayaan milik tuannya sesuai dengan kehendak tuannya. Berbahaya sekali kalau kita menjadi pemilik, tidak ada Kerajaan Allah, yang ada hanya kerajaan diri sendiri. Akibatnya segala harta kita menjadi tidak terkendali, bahkan bisa menjadi terkutuk. Sebaliknya bila Kristus menjadi pemilik atau raja, maka Dia yang akan mengendalikan segala yang kita punya. Dia akan memberkati semuanya.
Renungkan beberapa hal berikut dan lakukanlah:
1. Apa perintah Tuhan untuk Anda tentang apa yang ada padamu?
2. Apakah kamu bersedia kalau hartamu diambil atau dipindahkan atau diubah sesuai kehendak Allah?
3. Sebutkanlah hartamu yang belum diserahkan kepemilikannya kepada Tuhan! Buatlah janji kalau kamu ingin menyerahkannya kepada Tuhan sekarang!
Berdoalah supaya kita punya keberanian untuk menyerahkan semua milik kita kepada Tuhan, agar apa yang kita miliki bukan menjadi sumber masalah buat kita, tetapi justru diberkati oleh Tuhan untuk kesejahteraan kita dan agar kita menjadi berkat bagi orang lain. (Gid)

5.MATI DAN BERBUAH
Yohanes 12 : 23-26
Dalam bacaan kita hari ini Yesus berkata bahwa untuk dapat berbuah banyak, sebutir biji gandum harus jatuh ke dalam tanah dan mati lebih dulu. Demikian pulalah hidup kita. Apabila kita mau menghasilkan buah yang banyak bagi Tuhan, kita harus mau “mati” lebih dulu. Mati terhadap ego kita, terhadap keinginan daging kita. Itulah yang Yesus ajarkan tentang “menyangkal diri dan memikul salib” (Lukas 9 : 23-24). Buah Roh baru dapat kita hasilkan bila kita mau mengalahkan ego kita (kesombongan, harga diri, gengsi, kebenaran diri) dan mematikan hawa nafsu duniawi yang ada dalam diri kita, karena keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging (Galatia 5 : 17). Mari kita belajar untuk ‘menyangkal diri dan memikul salib’ kita setiap hari. (Ginny)
6.BERHARAP PADA ANUGERAH
Mazmur 123 : 1 – 4
Orang yang hebat bukanlah orang yang dapat melakukan banyak mujizat, atau memiliki kekuasaan yang besar. Tetapi orang yang hebat adalah orang yang dapat bertahan meskipun badai pencobaan datang menerpa dalam hidupnya. Meskipun kita memiliki kuasa untuk melakukan banyak mujizat, tapi bila pencobaan datang kita menyangkal Kristus, maka sia-sialah semua yang telah kita kerjakan. Orang yang hebat adalah orang yang setia pada iman kepada Kristus. Pemazmur sadar bahwa sumber pertolongannya saat pencobaan hanya di dalam Yesus Kristus. Oleh sebab itu ia mengajarkan kepada kita agar senantiasa berharap menantikan anugerah Tuhan dinyatakan. Orang yang berharap kepada Tuhan senantiasa melayangkan mata kepada Tuhan sampai Tuhan mengasihani dirinya. Jangan pernah kita memalingkan mata kita kepada yang lain. Biarlah mata jasmani dan rohani kita senantiasa tertuju kepada Tuhan Yesus. Sebab Ia adalah sumber pertolongan kita yang dapat menolong kita tetap bertahan dalam pencobaan. Selain senantiasa memandang kepada Tuhan kita juga harus senantiasa memohon dengan sungguh-sungguh atau sepenuh hati. Tuhan kita adalah Tuhan yang senantiasa mendengar seruan umat-Nya. Matanya senantiasa tertuju kepada orang-orang yang berharap kepada-Nya. Jadi, biarlah kita senantiasa berharap pada anugerah Tuhan sampai dinyatakan dalam hidup kita. (Giant)
7.KESATUAN HATI
Mazmur 133 : 1 -3
Saudara pernah lihat kalau seekor semut bertemu dengan teman-temannya? Apa aja ya yang diomongin? Kelihatannya kok saling memberi salam? Dan mungkin juga cipika cipiki (cium pipi kanan dan cium pipi kiri). Kelihatannya semut itu tidak pernah kepahitan ya, kenapa? Karena ada gula ada semut, semut itu suka manis jadi tidak menyimpan kepahitan antar sesamanya. Firman Tuhan mengatakan kita harus belajar pada semut. Salah satu sifat semut, mereka sehati. Seringkali kita mengalami gesekan dengan teman-teman, keluarga, atasan, bawahan atau orang-orang lain. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Ada kata-kata teman yang melukai hati kita dan kita teringat-ingat dengan kata-kata itu, boro-boro mau bicara dengan dia. Rasanya tidak mau melihat mukanya lagi. Tuhan mau kita seperti di dalam Mazmur 133 : 1-3, nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya. (FF)

8.HARTA UNTUK MISI ALLAH
Kejadian 22 : 1-6
Di sini kita melihat lagi perjanjian Allah dengan umat-Nya. Perjanjian ini lagi-lagi adalah tentang perjanjian berkat. Allah memberkati umat-Nya dengan maksud bukan hanya supaya visi Allah digenapi, melainkan juga supaya misi Allah terlaksana. Apakah misi Allah bagi kita sebagai keturunan Abraham? Menjadi berkat bagi kota dan bangsa. Bila kita tidak melaksanakan misi Allah, maka berkat Allah tidak akan dicurahkan secara berlimpah-limpah. Apakah akibat harta yang tidak dipakai untuk misi Allah atau hanya dipakai untuk memuaskan keinginan diri kita sendiri? Akibatnya adalah harta itu akan busuk, dimakan ngengat, berkarat, dan menjadi sia-sia (Yakobus 5 : 1-6). Tetapi sebaliknya harta yang dipakai untuk misi Allah akan dilipatgandakan oleh Allah. Untuk direnungkan dan dilakukan:
1) Apa yang sedang kamu rencanakan sekarang dengan hartamu?
2) Sudahkah kamu menggunakan hartamu untuk misi Allah? Kalau sudah, apa yang terjadi dengan perjanjian Allah terhadapmu?
3) Maukah kamu merencanakan keuanganmu dengan teratur mulai hari ini supaya kita dapat juga terus melaksanakan misi Allah sampai Dia datang kembali?
Berdoalah supaya kita punya kekuatan dan keberanian untuk mengatur harta kita, agar tidak hanya kita pakai untuk memuaskan keinginan kita. Berdoalah supaya Tuhan memberi kita hikmat untuk mengatur keuangan kita dengan benar. (Gid)
9.RENDAHKAN DIRIMU
Matius 23 : 12
12Tinggi hati atau kesombongan menutup hati kita, sedangkan rendah hati dan taat kepada-Nya akan membuka pintu hati. Kasih diperlukan untuk dapat bertemu dengan Juruselamat. Rendahkan dirimu dan setialah pada Tuhan. Barulah Tuhan Yesus senang tinggal dalam diri dan kehidupan kita. (DBR)

10.KEINGINAN SENDIRI
Yakobus 1 : 14-15
Yang membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan tidak selalu Iblis atau hal-hal lain yang berada di dunia ini. Bacaan hari ini mengatakan bahwa manusia dicobai oleh keinginannya sendiri. Artinya, tidak semua orang jatuh karena cinta uang, tetapi ada yang meninggalkan Tuhan demi cinta uang. Contoh yang nyata, bila seorang lapar, maka dia akan lebih mudah jatuh dalam pencobaan makan enak dari pada uang banyak. Ayat selanjutnya mengatakan bahwa bila keinginan itu tidak dilawan tetapi diikuti dan dipenuhi maka dapat mengakibatkan kematian. Dalam contoh di atas, bayangkan bila seseorang baru selesai berpuasa 3 hari 3 malam, dibawa ke ruangan penuh makanan enak yang menggiurkan sekali. Bila keinginan makan tidak dikendalikannya, maka orang itu akan makan sebanyak-banyaknya dan itu dapat menyebabkan kematiannya. Mari kita belajar mengendalikan keinginan kita, karena keinginan itulah yang dapat membuat kita jatuh dalam dosa dan berakibat kematian. Keinginan kita tidak selalu baik, karena apa yang dilihat mata dapat merupakan tipuan, seperti fatamorgana. Itulah juga maksud firman Tuhan yang berkata, “Kata-Nya kepada mereka semua: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.’” (Lukas 9 : 23). (cubs).
11.SEGAMBAR DENGAN ALLAH
Kejadian 1 : 27
Pernahkah kita perhatikan Tuhan menciptakan pohon-pohon dengan buah-buahnya itu seimbang? Contohnya pohon apel, pohon mangga. Pohonnya rimbun dan buahnya kecil. Coba saudara bayangkan, saudara sedang duduk dan membaca di sebuah taman yang indah, angin sepoi-sepoi, di bawah pohon mangga yang rimbun, tapi buahnya durian yang besar. Apa kepala saudara tidak benjol-benjol dan “berbintang-bintang” (seperti dalam film kartun) kalau durian itu jatuh? Kejadian 1 : 27, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Jadi jangan kita membandingkan dengan yang orang lain punya. Kita adalah unik, kita berharga dan mulia, Tuhan Yesus begitu mengasihi kita. Tuhan tidak menciptakan kita sebagai produk yang gagal. Kita diproses untuk menjadi makin hari makin serupa dengan Tuhan Yesus. Siapapun kita, kita punya DNA-Nya Tuhan. (FF)

12.PRINSIP MELAYANI
Lukas 17 : 7-10
Setiap orang percaya dipanggil untuk melayani Tuhan, karena kelak di sorga kita semua akan melayani Raja di atas segala raja yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jadi selama kita masih di dunia, ada baiknya kita mempersiapkan dan melatih diri kita untuk belajar melayani Tuhan, ada beberapa prinsip dalam melayani Tuhan:
1. Apa yang dapat aku berikan, berikanlah kepada Tuhan. Apa yang dapat aku lakukan, lakukanlah bagi Tuhan.
2. Jangan hanya ingin hasilnya tapi tidak mau melewati prosesnya. Terbesar hendaknya menjadi pelayan, terkemuka hendaknya menjadi hamba (Markus 10 : 43-44).
3. Miliki hati dan sikap seorang hamba (Lukas 17 :7-10)
a. Mengutamakan tuan dari pada kepentingan dirinya sendiri.
b. Tidak pernah mengharapkan kata terima kasih setelah menyelesaikan tugas.
c. Hanya melakukan apa yang diperintahkan tuannya.
4. Jangan pernah mencuri kemuliaan Allah, ketika pujian datang janganlah kita merasa bangga akan apa yang telah kita kerjakan. Ingat Lusifer jatuh karena kesombongannya.
Marilah kita senantiasa belajar menjadi hamba yang baik, agar kelak kita dapat menyenangkan hati Tuhan. (Giant)
13.TUHAN PAHLAWAN KITA
Hakim-hakim 7 : 1-14
Ketika Gideon hendak maju berperang, Tuhan mengurangi pasukannya hingga tinggal 300 orang, padahal musuh yang dihadapi seperti belalang banyaknya (ayat 12). Mengapa? Tuhan mau menyerahkan musuh orang Israel ke dalam tangan mereka, tetapi Tuhan tidak mau kalau mereka berpikir bahwa kemenangan itu mereka dapat dengan kekuatan mereka (ayat 2), karena itu Tuhan “menyeleksi” pasukan Gideon.
Begitu juga. ketika kita menghadapi masalah atau pergumulan dalam hidup, selama kita masih berusaha untuk menyelesaikan dengan pikiran dan kekuatan kita sendiri, Tuhan akan membiarkan kita. Sampai ketika kita tidak berdaya lagi dan berserah kepada Tuhan, barulah Tuhan “turun tangan” menolong kita, karena Tuhan tidak mau kita berpikir bahwa kita berhasil menyelesaikan masalah dengan kemampuan kita. Bagi Tuhan, masalah sebesar apapun tidak ada artinya, tetapi yang Tuhan kehendaki adalah agar kita berserah dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. (Ginny)
14.PERJANJIAN BERKAT
Ulangan 8 : 18
Kita perlu tahu bagaimana cara Allah memberkati kita. Ada 3 hal yang perlu kita ketahui tentang cara Allah memberkati kita:
1. Allah memberkati kita dengan maksud meneguhkan perjanjian-Nya. Untuk diberkati, kita tidak perlu berdoa meminta atau mencari. Kita hanya perlu mencari tahu apa arti perjanjian-Nya dan meyakininya dan kemudian berjalan di dalam perjanjian tersebut. Kita melakukan kewajiban kita dan Allah melakukan kewajiban-Nya. Kewajiban kita adalah menjadi serupa dengan gambar Allah dan memperbanyak gambar Allah (Kejadian 1 : 27-28; Kolose 1 : 28-29). Tugas Allah adalah memberkati kita secara utuh (Kejadian 1 : 28; Kolose 1 : 29).
2. Perjanjian Allah atau perjanjian berkat ini disertai sumpah. Ini artinya sangat serius. Allah pasti menggenapinya (Yesaya 54 : 10). Perjanjian Allah ini tidak dapat dihalangi oleh manusia, oleh Kristus, atau oleh hukum alam. Kalau kita melakukan kewajiban kita, Allah pasti melakukan tanggung jawab-Nya.
3. Allah tidak memberikan kita harta, tetapi kekuatan untuk memperoleh harta. Semakin besar kekuatan kita, semakin banyak berkat yang dapat kita tampung. Allah tidak memberikan uang dengan cara-cara mistik, tetapi memberikan kita kekuatan agar kita dapat memperoleh harta.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah kamu sudah memegang perjanjian berkat ini?
2. Apakah kamu mau melakukan kewajibanmu terhadap firman Tuhan? Apa yang akan kamu lakukan berhubungan dengan kewajibanmu?
3. Apakah yang kamu ingin terima dari Tuhan setelah kamu melakukan kewajibanmu?
Berdoalah supaya kita sungguh-sungguh mengalami atau menikmati perjanjian berkat ini dalam hidup kita setiap hari. Berdoalah supaya kita tetap kuat untuk terus melakukan kewajiban kita sampai kita menjadi serupa dengan Kristus. (Gid)

15.MENGUCAP SYUKUR
1 Tesalonika 5 : 18
Anjing kami Pluto suka sekali makan jeruk, tapi yang manis. Kok anjing makan jeruk ya? Bukannya jeruk makan jeruk? Kalau jeruk yang asam, Pluto tidak suka. Pluto juga suka kue-kue yang manis. Dia paling suka cake. Seringkali dalam kehidupan kita, kita juga begitu. Kita suka kehidupan yang manis, suatu kehidupan yang enak. Tetapi dalam kehidupan ini bukan rasa manis saja, tapi juga ada asam, pahit, tawar, pedas dan asin. Apapun yang terjadi dalam hidup kita, enak atau tidak enak, semua untuk kebaikan kita. Tuhan tidak pernah merencanakan yang jahat bagi kita. Sudahkah kita mengucap syukur untuk apa yang Tuhan beri dalam hidup kita ini? Untuk nafas gratis yang Tuhan berikan? Mulai hari ini mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (I Tesalonika 5 : 18). (FF)

16.MENDIDIK ANAK
Ulangan 6 : 4-9
Pernah dengar apa yang ibu-ibu bicarakan saat sedang berkumpul? Topik yang suka sekali dibicarakan adalah tentang anak. Ibu-ibu senang membanggakan anak mereka. “Anak saya ranking pertama di kelasnya, padahal saingannya berat lho..” “Kemarin anak saya ikut lomba menari dan dapat juara pertama.” “Anak saya ikut kursus bahasa asing dan ternyata dia cepat sekali menguasainya.” Banyak sekali hal yang ibu-ibu banggakan akan anaknya. Seringkali anak ikut berbagai macam kursus sampai waktu mereka habis dan tidak ada lagi waktu untuk bermain dan berkumpul dengan orangtua. Memang, setiap orangtua pasti senang dan bangga bila anaknya pintar. Tapi pernahkah kita pikirkan apa yang sebenarnya lebih penting? Dalam bacaan kita hari ini, Musa mengingatkan orang Israel, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (ayat 6-7). Banyak orangtua sangat memperhatikan pendidikan anak mereka, mempersiapkan agar dapat bersaing kelak di dunia kerja dan meraih sukses, tapi sayang seringkali orangtua lupa memperhatikan pendidikan rohani anak-anak. Akibatnya anak-anak bertumbuh tanpa mengenal Tuhan dengan benar. Zaman sekarang, di mana kejahatan dan pengaruh dunia begitu besar, sangatlah berbahaya bila anak-anak tidak mengenal firman Tuhan dengan benar, mereka akan mudah sekali terbawa oleh pengaruh yang tidak baik. Firman Tuhan berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22 : 6). Sebagai orangtua, adalah tugas kita untuk memperhatikan pertumbuhan rohani anak-anak kita. (Ginny)

17.ORANG BENAR
Mazmur 112 : 1–10
Pernahkah Anda mendengar kalimat “Tidak semua orang berbuat baik itu adalah orang benar, tapi orang benar pasti akan berbuat baik.”? Anda pasti setuju dengan kalimat di atas, bukan? Orang berbuat baik dapat berbagai macam motivasi, ada yang motivasinya memang ingin berbagi kasih dengan sesama, dan ada juga yang motivasinya mencari nama baik atau suatu hari nanti orang yang ia bantu akan berbuat baik juga kepadanya. Sedangkan orang benar berbuat baik karena ia ingin mengasihi Tuhan dan sesama seperti yang diperintahkan Tuhan Yesus. Berikut ini ciri-ciri orang benar:
· Takut akan Tuhan.
· Sangat suka segala perintah-Nya.
· Berbelas kasih dan memberi pinjaman.
· Tidak takut kepada kabar celaka.
· Hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
· Hatinya teguh, ia tidak takut sehingga memandang rendah pada lawannya.
· Ia membagi-bagikan dan memberi kepada orang miskin.
Ketika kita menjadi orang benar maka kita akan menerima upah dari Tuhan, yaitu:
· Anak cucunya akan perkasa di bumi.
· Angkatan orang benar akan diberkati.
· Harta dan kekayaan ada di rumahnya.
· Kebajikan tetap untuk selamanya.
· Ada terang di dalam gelap.
· Pengasih dan penyayang orang yang adil.
· Orang benar akan diingat selama-lamanya.
Bagaimana, luar biasa kan berkat yang akan kita terima ketika kita menjadi orang benar di hadapan Tuhan? Mari kita berusaha untuk senantiasa menjadi orang benar!! (Giant)
18.TIMBAL BALIK (DUA ARAH)
Yohanes 10 : 27
Hubungan yang dikehendaki Yesus dengan domba-domba-Nya jelas sekali Dia nyatakan dalam bacaan hari ini. Domba-Nya mendengarkan Dia dan Yesus mengenal domba-Nya. Itu adalah hubungan timbal-balik atau dua arah. Yesus tidak hanya mau kita mendengarkan Dia saja, tetapi Dia juga mau Dia mengenal setiap kita. Maksud mengenal di sini adalah 1) memiliki hubungan intim, 2)tidak ada yang dirahasiakan dan 3)saling percaya. Setiap hubungan timbal-balik punya dua pihak/sisi. Dalam hal ini, satu adalah sisi Yesus dan yang kedua adalah sisi kita manusia. Dari sisi Yesus sudah sangat jelas dan terbukti bahwa Yesus memenuhi ketiga persyaratan mengenal itu. Pertanyaannya, bagaimana dari sisi kita/manusia? Sudahkah kita memenuhinya? Kalau kita tidak yakin, pertanyaan berikut mungkin dapat membantu: 1) sudahkah saya berkomunikasi secara intens dan rutin dengan Tuhan lewat doa dan pembacaan firman? 2) sudahkah saya membuka diri kepada-Nya dan menjadikan-Nya tempat curhat yang utama dan pertama? 3) beranikah saya mempercayakan seluruh hidup saya kepada-Nya tanpa kecuali? Bila satu saja jawaban tidak atau ragu dari ketiga pertanyaan di atas, maka kita perlu berusaha untuk mengatasinya karena Tuhan Maha Baik dan Dia tidak mau memaksa bila kita tidak mau punya hubungan timbal-balik dengan-Nya. Tetapi bila kita dengan sukarela mau menjalin hubungan timbal-balik dengan-Nya maka semua keuntungan menjadi milik kita. Itu janji-Nya (Yohanes 10 : 28). (cubs).

19.TUHAN MAU MENDENGAR
Amsal 15 : 29
Tuhan lebih senang mendengar. Jauh lebih dari pada kemauan kita untuk datang kepada-Nya. Tuhan mau menolong dan menyelamatkan. Ketika kita mau percaya kepada-Nya, Tuhan akan memberi kita kuat dan kuasa-Nya. Iman percaya kita adalah kunci yang akan membuka gudang perbendaharaan di sorga untuk keperluan kita. Janganlah kamu takut, berjalanlah pada jalan-jalan Tuhan. Iman percaya kita yang Tuhan perlukan dan Dia akan memahkotai kita dengan kuasa-Nya. (DBR)

20.MASALAH DATANG, SIAPA TAKUT?
Ayub 23 : 10, Maleakhi 3 : 3
Saya ingat waktu itu saya pulang lembur dari kantor dan waktu menunjukkan pkl.22.00. Sudah sepi. Saya menuruni jalan, karena jalannya licin saya jatuh tertelungkup dan “menangkap kodok”. Beberapa hari kemudian kaki saya bengkak dan saya menjadi lebih sering terpelecok di waktu berjalan. Pernah suatu kali, tidak berapa lama dari kejadian itu, kaki saya hampir tergilas bajaj. Seperti pepatah mengatakan,”Sudah jatuh tertimpa tangga.” Seringkali dalam kehidupan kita demikian. Masalah datang bertubi-tubi, yang satu belum selesai, yang lain datang beramai-ramai untuk masuk. Tapi biarlah kita berkata seperti dalam firman Tuhan di dalam Ayub 23 : 10. “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” Maleakhi 3 : 3, “Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.” (FF)

21.KEKUATAN UNTUK MENGELOLA
Lukas 16 : 10-12
Kita belajar sebelumnya bahwa Tuhan tidak memberikan kekayaan, tetapi Dia memberi kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan. Salah satu kekuatan itu adalah kekuatan untuk mengelola. Semakin baik kita mengelola, semakin besar kemampuan kita untuk memperoleh harta kekayaan. Sebagai hamba kita harus mengelola kekayaan milik Tuhan dengan benar dan setia.
1. Miliki prioritas yang benar (I TImotius 6 : 8-10). Utamakan kebutuhan pokok (makan, pakaian, tempat tinggal) bukan keinginan. Tuhan pasti memperhatikan kebutuhan kita, berbeda dengan keinginan kita (Yakobus 3 : 3). Keinginan kita akan terjawab kalau itu sesuai dengan keinginan/kehendak Allah.
2. Hindari hutang (Ulangan 28 : 12). Hutang bukan dosa, tetapi berbahaya, selangkah lagi menjadi dosa kalau kita tidak membayar hutang (Mazmur 37 : 21). Pastikan bayarlah hutang kita karena firman-Nya, “jangan mengingini milik sesamamu.” Tepat janji dalam membayar tagihan atau hutang, maka Allah akan banyak mempercayakan harta kepada kita (setia terhadap harta orang lain). Kalau kita tidak tepat janji, hidup kita jadi tidak beres, pekerjaan kita tidak produktif (Amsal 6 : 1-5).
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah kamu sudah menggunakan kekuatan yang Tuhan berikan yaitu kekuatan mengelola dalam hidupmu?
2. Apa saja yang menyebabkan kamu tidak bisa mengelola harta milik Tuhan yang dipercayakan kepadamu dengan benar?
3. Apakah kamu mau tepat janji menyelesaikan semua tagihan dan hutangmu dan berjanji kepada Tuhan untuk menyelesaikannya supaya Tuhan terus memberkati?
Berdoalah supaya kita mampu mengelola harta yang Tuhan percayakan kepada kita untuk kemakmuran kita. berdoalah supaya Tuhan memberi kemampuan untuk mengalahkan keinginan-keinginan kita yang tidak sesuai dengan keinginan Tuhan. (Gid)
22.HATI-HATI DENGAN KEKAYAAN
Yakobus 5 : 1-6
Dalam bacaan hari ini Yakobus menulis, ”Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah akan sengsara yang akan menimpa kamu!” (ayat 1). Jika begitu, apakah berarti mengikut Tuhan tidak boleh menjadi kaya? Tentu tidak! Kita bisa membaca di Alkitab tentang orang-orang yang menjadi kaya karena diberkati oleh Tuhan, seperti Abraham, Ishak, Yakub, Salomo, Ayub dan lain-lain. Tetapi jika kita kaya lalu menjadi sombong dan salah dalam menggunakan kekayaan kita, berhati-hatilah!
Firman Tuhan hari ini mengajar kita:
1. agar kita tidak mengumpulkan harta dengan menindas orang yang menjadi bawahan kita (ayat 4). Bila kita menjadi kaya tetapi menimbulkan kesengsaraan kepada orang lain, itu akan mendatangkan murka Tuhan.
2. Tuhan menjadikan kita kaya bukan untuk hidup berfoya-foya dengan harta kita (ayat 5), tetapi untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan tidak mau kita hanya mementingkan diri sendiri, menutup mata dan tidak peduli terhadap kesusahan orang.
3. Jangan menggunakan kekayaan kita untuk melakukan ketidakadilan (ayat 6). Banyak orang sering menggunakan uang untuk membeli keadilan walaupun mereka berada di pihak yang bersalah, Tuhan tidak berkenan dengan hal tersebut. Tuhan kita adalah Tuhan yang adil dan Dia akan menghukum orang yang bersalah.
Menjadi kaya tidaklah salah, tetapi kita harus tahu apa maksud Tuhan menjadikan kita kaya. Penulis Amsal berkata, ”Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3 : 9-10). Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita bila kita menggunakan harta kita dengan benar. Menjadi kaya bukan dosa asal Tuhan tetap yang terutama dalam hati kita. (Ginny)
23.JANGAN SERUPA DENGAN DUNIA
Roma 12 : 2
Tuhan mau kita menjadi satu umat bagi-Nya dengan cara hidup yang lain, yang khusus, seperti contohnya merendahkan diri, hidup bersahaja apa adanya, selalu mencari kehendak Tuhan, bertanggung jawab, mempunyai tujuan hidup yang kekal, dan sebagainya, yang berbeda dengan yang diharapkan oleh dunia ini. Tuhan Yesus kita hidup dan hidup kita penuh sukacita karena-Nya. Tunjukkanlah itu pada orang-orang di sekitar kita. (DBR)
24.MENGHAKIMI
Matius 7 : 2
Saya punya seorang teman yang punya kebiasaan ke WC kalau sedang berjalan-jalan di mal. Hal itu mengganggu saya. Pernah suatu kali kami sedang mencari baju, tiba-tiba dia merasa perutnya sakit dan perlu ke WC. Jadi kami harus berjalan cukup jauh mencari WC. Hal itu terpendam di dalam hati saya saja, rasanya kesal. Karena kejadian ini sering sekali, tanpa saya sadari, saya juga akhirnya punya kebiasaan seperti teman saya itu. Saya sering mencari WC karena perut sakit saat sedang jalan-jalan. Pernahkah saudara seperti itu, menghakimi seseorang, saudara tidak suka atau tidak setuju dengan perbuatannya malah saudara menjadi sama seperti dia? Jangan menghakimi, walaupun itu hanya di dalam hati tapi Tuhan tahu. (FF)

25.HANYA TUHAN PENOLONGKU
Mazmur 146 : 1-10
27Siapakah yang menjadi sumber pertolongan Anda saat dalam pencobaan? Tuhankah? Atau orangtua Anda? Atau sahabat Anda? Atau orang yang lebih kaya dari Anda? Saya percaya Anda pasti menjawab Tuhan yang menjadi sumber pertolongan Anda. Bila itu jawaban Anda, mari kita lihat ciri-ciri orang yang menjadikan Tuhan sebagai penolong dalam hidupnya:
· Senantiasa memuliakan dan bermazmur kepada Tuhan sepanjang hidupnya meskipun dalam masa pencobaan.
· Tidak pernah menaruhkan harapan kepada manusia, tapi hanya kepada Tuhan saja.
· Berharap kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan imannya tidak tergoyahkan oleh apapun juga.
Itulah ciri-ciri orang yang menjadikan Tuhan sebagai penolong dalam hidupnya. Bila kita dapat menjadikan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya pengharapan kita maka kita tidak akan pernah kecewa, karena kita akan menerima berkat yang luar biasa. Berkat yang diterima antara lain: Allah akan setia kepada orang yang berharap kepada-Nya; Allah akan menegakkan keadilan orang yang diperas; Allah akan memelihara orang yang lapar; Allah membebaskan orang yang terkurung; Allah membukakan mata orang buta; Allah menegakkan orang yang tertunduk; Tuhan mengasihi orang yang benar; Allah menjaga orang asing; anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali.
Itulah janji Tuhan yang diberikan kepada orang yang menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya penolong dalam hidupnya. Anda ingin menerima janji tersebut? Jadikanlah Tuhan sebagai sumber pertolongan Anda. (Giant)
26.MENDIKTE TUHAN
28Lukas 12 : 13
Setiap manusia tanpa kecuali seringkali merasa ‘sok pinter’. Merasa bisa mengatur apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh Tuhan. Seperti halnya yang dikatakan dalam renungan hari ini. “…Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.". Mungkin kita akan berkata, “Wah, kok Tuhan didikte?” Sadarkah Anda bahwa seringkali kita juga berkata seperti itu, seolah mendikte Tuhan? Contohnya, “Tuhan, kalau Engkau menghendaki, biarlah jodohku si A.” atau, “Tuhan, buatlah mujizat sekarang, supaya dia percaya kepada-Mu.”, dan banyak lagi perkataan kita yang kedengarannya rohani tetapi sebenarnya men’dikte’ Tuhan. Kita yang menetapkan apa yang Tuhan perlu perbuat. Loh, kok gitu? Jadi, siapa yang berkuasa sebenarnya? Siapa yang menentukan? Mari kita bertobat, minta ampun kepada Tuhan, dan belajar untuk menurut, bukan menuntut. Ingat, Tuhan adalah Bapa yang baik yang tidak akan memberi batu kepada anak-Nya yang minta roti. Jadi tidak usah mendikte Tuhan, biar Dia yang menentukan, kita tinggal melakukan saja apa yang dikatakan-Nya dan itu pasti yang terbaik. (cubs)

27.MULIAKANLAH TUHAN
Yohanes 13 : 31-32
Kapan Anda pernah menyaksikan kemuliaan Tuhan? Para rasul menyaksikan kemuliaan Yesus dengan mata kepala mereka sendiri. Kemuliaan Allah bersinar melalui Yesus Kristus pada saat itu, di tengah kebingungan, kemarahan, pengkhianatan dan penyembahan. Jika Tuhan bisa dimuliakan di tengah kebingungan dan pengkhianatan, maka bayangkan saja betapa lebih banyak kemuliaan dalam pujian dan kasih kita kepada-Nya! Namun sebagian besar dari kita pada saat-saat yang nyaman melupakan keagungan Tuhan. Para rasul datang berkumpul untuk bersekutu dan mereka menyaksikan keagungan Anak Allah. Penulis Injil mengingatkan kita tentang kemuliaan Tuhan dan bagaimana kemuliaan itu dinyatakan. Pengkhianatan Yudas tentu saja telah diketahui oleh setiap orang yang menyaksikannya dengan kemarahan dan kepedihan. Kepergiannya yang tiba-tiba mengawali serangkaian peristiwa yang akan menggenapi panggilan hidup Anak Allah. Para rasul melihat kemuliaan Tuhan bukan hanya sebagai bayangan di atas batu atau seperti pelangi di langit, melainkan sebagai satu-satunya Anak Allah! Yesus ditinggikan untuk menyatakan kemuliaan Allah. Kita ditantang untuk melihat kemuliaan Allah dalam hidup kita. Ketika hal yang baik terjadi dalam hidup kita, muliakanlah Tuhan! Ketika kemarahan mengancam hubungan kita, muliakanlah Tuhan! Di tengah kepedihan dan pengkhianatan, muliakanlah Tuhan! Dalam segala hal, baik maupun buruk, kemarahan, kesedihan atau di tengah kebingungan, muliakanlah Tuhan! (DBR)

28.MENJADI ANAK-ANAK ALLAH
Yohanes 1 : 12, Roma 8 : 16
Di daerah Gajah Mada ada gang yang namanya Gang Kancil, Gang Mangga, dulu saya pernah tinggal di Jalan Keadilan. Pernah tante saya yang dari Bandung dari Gambir mau ke rumah saya. Kami tunggu-tunggu, katanya dia mau datang tapi tak kunjung datang, ternyata dia salah alamat. Dari Gambir naik taksi, tante bilang ke Pengadilan. Oleh supir taksi dibawa ke Pengadilan Jakarta Pusat. Pantas saja tidak sampai-sampai. Apa warga yang ada di gang-gang yang saya sebutkan di atas punya kancil, punya mangga atau adil? Dalam hidup ini kita sering memberi label pada seseorang atau bahkan kepada diri sendiri. Label seperti bodoh, jelek, pengecut, lemah, tidak layak, kurus, gemuk, tidak bisa apa-apa. Kebenaran kita ada pada firman Tuhan. Jangan meletakkan keberhargaan kita pada label itu. Kita berharga karena kita anak-anak Allah. Bacaan hari ini secara tegas menyatakan status kita di hadapan Allah dan itu yang paling tepat. (FF)

29.KEKUATAN UNTUK MEMBERI
II Korintus 9 : 6; Maleakhi 3 : 8-11
Dunia mengajarkan bahwa kekuatan untuk memperoleh harta dengan menghemat dan mengambil. Prinsip Allah justru sebaliknya. Kekuatan kita terletak pada menyebar dan menabur (Amsal 11 : 24; II Korintus 9 : 6). Inilah kekuatan kita yang kedua, yaitu memberi. Memberi harus dilakukan dengan benar dan alkitabiah.
1. Memberi secara menyeluruh (Maleakhi 3 : 8-11; Roma 12 : 1). Ada 2 macam pemberian. Perpuluhan dan persembahan khusus. Persembahan khusus adalah benih yang kita tabur. Semakin banyak yang kita tabur, semakin banyak kesempatan untuk menuai. Persembahan perpuluhan adalah pagar yang membuat apa yang kita kerjakan dilindungi atau dijaga.
2. Memberi dengan iman dan ketekunan (Roma 14 : 23; Galatia 6 : 9). Tanpa iman dan ketekunan benih yang kita tabur adalah benih yang mati atau pemberian yang sia-sia.
3. Memberi yang terbaik dengan rela dan sukacita (II Korintus 9 : 7). Pemberian adalah suatu bentuk penyembahan. Karena itu berilah yang terbaik dengan rela dan sukacita. Hal ini menyenangkan dan diberkati Tuhan.
Untuk direnungkan dan dilakukan:
1. Apakah kamu sudah memberi perpuluhan dan persembahan khususmu dengan rela dan sukacita? Apa akibatnya dalam hidupmu?
2. Apakah kamu mau berjanji untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan dengan iman dan sukacita?
Berdoalah supaya Tuhan menguduskan hati kita supaya kita dapat selalu menyenangkan hati Tuhan dengan semua pemberian kita. akhirnya apa saja yang dikerjakan tangan kita diberkati Tuhan. (Gid)
30.TUHAN TIDAK PERNAH LUPA
Kejadian 30 : 22
Ketika kita menerima janji Tuhan yang istimewa, seringkali janji itu tidak terwujud dalam waktu singkat. Seperti ketika Abraham dijanjikan anak, dia harus menunggu 25 tahun, atau Daud, sejak dia diurapi Samuel, dia harus menanti selama belasan tahun sebelum akhirnya dia dinobatkan sebagai raja seluruh Israel. Lama dan berat, masa penantian yang harus dilalui kedua orang itu sebelum janji Tuhan akhirnya digenapi. Begitu juga banyak orang Kristen ketika harus menunggu lama seringkali menjadi pasrah, menjadi tidak yakin lagi apakah janji itu akan digenapi. Bacaan hari ini sungguh indah, dimulai dengan, “Lalu ingatlah Allah akan Rahel;…”. Pada waktu itu Rahel sudah pasrah, “yah kalau saya tidak bisa punya anak yaa sudah…”, tapi Allah tidak lupa! Firman itu sungguh menguatkan kita. Apapun janji Allah yang khusus dan penting buat kehidupan kita, suatu saat pasti akan digenapi. Yang perlu kita lakukan hanya menunggu dengan setia sampai “lalu ingatlah Allah akan….(isi dengan nama Anda)..”.
Tuhan tidak pernah lupa, Dia selalu ingat akan janji-Nya, itu pasti digenapi-Nya, Dia akan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya! (Pengkotbah 3 : 11). Bersabarlah, percayalah dan setialah…itu pasti terjadi. Walaupun lama, walaupun sukar, tetapi DIa tidak pernah lupa akan janji-Nya. (cubs).
31.TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN
Yeremia 32 : 17, 27; Matius 17 : 20; Markus 9 : 23
Bagaimana caranya merubah telor jadi nanas? Telor panas disuapin ke anak kecil, lalu anak kecilnya bilang, ”nanas… nanas.”. Kita hidup di dalam alam natural, yang pasti telor tidak bisa dirubah jadi nanas, tapi Tuhan Yesus bisa merubah air menjadi anggur. Mungkin saat ini di dalam hati kita, “Tuhan, yang aku alami begitu berat, kelihatannya mustahil, tapi tidak ada yang mustahil bagi-Mu.”. Yeremia 32 : 17, “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!” Yeremia 32 : 27, "Sesungguhnya, Akulah Tuhan, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?” Matius 17 : 20, “Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.’” Markus 9 : 23, “Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’" (FF)

32.CARI SUMBERNYA
Matius 6 : 33
Seandainya kamu berada di tempat yang gelap dan dingin dan kamu hanya punya 1 korek api, di situ ada obor, lilin, dan kayu bakar. Apa yang pertama-tama kamu hidupin? Korek api dong!Tapi dalam hidup ini sering kita tidak mencari sumber terang itu yaitu Tuhan Yesus. Kita mencari sumber kekuatan sendiri, kekayaan, koneksi, kekuasaan atau bahkan hamba Tuhan. Ada masalah langsung mencari hamba Tuhan minta didoakan atau menelpon teman minta saran dan pendapatnya apa yang harus dilakukan? Obor, lilin dan kayu bakar tidak bisa menyala, kalau tidak tersambung pada korek api yang punya nyala api. Seperti dalam firman Tuhan, ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6 : 33). (FF)

RENUNGAN HATI
merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.
Shalom teman,
Senang mendengar bahwa kau ada dalam keadaan sehat dan baik-baik semua. Suratmu sudah kuterima beberapa hari lalu, tapi belum sempat membalasnya karena sibuk dalam pelayanan. Dua hari yang lalu kami pergi ke Cisarua di Puncak untuk melihat-lihat sebuah vila yang mungkin cocok untuk retret bersama persekutuan untuk lansia. Kami sudah berhasil mendapatkannya. Dalam perjalananku ke Puncak, sebagaimana halnya yang kau tahu adalah kebiasaanku, aku suka melihat pemandangan, apalagi yang indah. Kami lewati beberapa jembatan yang melintasi sungai. Jika kumelihat sungai, mulailah aku berpikir, seperti biasanya aku, kan teman? Aku berpikir dari mana dan di manakah sumber mata air sungai itu? Sungai itu mengalir melewati kota, desa, sawah, lading, berkelok-kelok, turun ke jurang yang dalam dan menjadi suatu air terjun yang indah, melewati batu-batu besar dan disebut sungai jeram. Adakalanya melewati alur sungai ke tempat yang tidak ada batu dan hambatan lain sehingga menjadi aliran yang tenang. Di tempat yang tenang itu biasanya terdapat binatang yang hidup, ikan-ikan besar dan kecil, juga buaya yang ganas. Hidup kita seperti sungai itu, teman. Banyak lika-liku dan kelokan-kelokan di dalamnya. Bahaya jika menjadi air terjun, seperti terjun ke kedalaman dosa kita. Atau, merasa berada di air tenang tetapi dapat disergap binatang buas seperti roh kegelapan, jika kita tidak waspada. Belum lagi jika kita sudah bermuara di laut bebas. Menakutkan, teman. Bagi kita, orang Kristen, kita datang dari mata air yang sama yang mengalir di hati kita, yaitu Yesus Kristus, Ia ikut dalam sungai kehidupan kita. Ia selalu ada dan mengantar kita ke pelabuhan yang aman, akhir tujuan hidup kita. Itu yang kupikirkan jika aku melihat sungai. Demikian halnya jika aku melihat sebuah jalan, akan berakhir di mana? Karena aku belum melihat ujungnya, atau belokannya. Jika aku melihat rumah di lereng gunung, di manakah jalannya menuju ke sana? Sama seperti kita juga tidak tahu jalan hidup kita akan ke mana. Yang pasti jika kita mempercayakan perjalanan hidup kita kepada Tuhan Yesus, kita akan sampai tujuan. Demikianlah renungan-renunganku selama perjalanan ke Cisarua. Dalam Mazmur 104 : 10, 24 ada kebenaran yang indah, “Engkau yang lepas mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung. Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh ciptaan-Mu.”.
Mari kita berdoa, “Bapaku yang di sorga, yang selalu beserta kami dalam mengarungi sungai dan lautan kehidupan, kami tahu dan percaya dengan pasti Engkau beserta kami selamanya. Amin.” Sekian dulu suratku, aku tunggu jawabanmu. Tuhan besertamu dan sekeluarga.


Salam

Debora

No comments: