24 Mar 2007

Minggu ke-5

LEPASKAN MASA LALU

Pengalaman buruk menghasilkan banyak kepercayaan salah atau asumsi-asumsi yang belum tentu benar. Pengaruh pengalaman yang buruk begitu dahsyat atas sebuah imajinasi. Bagaimanakah caranya menghapus pengaruh pengalaman buruk tersebut? Hanya Tuhanlah yang sanggup menghapuskannya. Temukan dan ceritakan pengalaman-pengalaman buruk Anda di masa lalu dengan terbuka kepada Tuhan. Datanglah kepada Tuhan agar Ia menghapuskan ikatan dan imajinasi yang buruk dengan memberikan imajinasi yang baru dalam pengalaman yang baru. Berdoalah sebagai berikut: ”Tuhan Yesus, hadirlah di masa laluku, sembuhkanlah luka-luka batinku, cabutlah akar pahit di hatiku, agar aku bisa mengampuni diriku dan orang lain dan aku bisa menikmati janji-janji Tuhan. Amin.”
Yesaya 43 : 18-19: ”Janganlah ingat-ingat hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.”
Filipi 3 : 13-14: ”Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Pengaruh pengalaman buruk hanya dapat disembuhkan oleh pengalaman baru. Datanglah dan mintalah pengalaman-pengalaman baru dengan kuasa kasih dan kebenaran Tuhan. Matius 7 : 7: ”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Yakobus 5 : 16: ”Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Dete)

Senin, 26 Maret 2007

SUKACITA KARENA SATU ORANG

Lukas 15 : 1-10

Banyak orang Kristen dengan mudah mengikuti pandangan keliru yang menyatakan bahwa kesaksian mereka kepada satu orang tidak akan mempunyai arti apa-apa. Akan tetapi, tentu saja apa yang tertulis dalam Injil tidak mendukung hal itu. Meskipun pelayanan umum yang dilakukan oleh Yesus hanya berlangsung kurang lebih tiga tahun, Dia tidak pernah terlalu sibuk untuk menjalin relasi dengan setiap orang secara pribadi. Memang benar, Yesus telah berkhotbah di hadapan banyak orang di Yudea, memberi makan lima ribu orang yang berkumpul dekat danau Galilea dan melayani banyak sekali orang di Kapernaum. Akan tetapi, Dia tidak pernah mengabaikan betapa berharganya satu jiwa! Dalam memberikan kesaksian pribadi, kita akan dikuatkan saat membaca percakapan Yesus dengan seorang yang bernama Nikodemus pada suatu malam (Yohanes 3 : 1-21), pertemuan-Nya dengan seorang wanita di sebuah sumur di Samaria (Yohanes 4 : 1-42); dan ketertarikannya secara pribadi terhadap seorang pria bernama Zakheus yang memanjat pohon ara supaya dapat melihat Tuhan dengan jelas (Lukas 19 : 1-10). Betapa terkejutnya Zakheus ketika Yesus memanggilnya dari antara orang banyak dan berkata, ”Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (ayat 5). Jika Anda pernah tergoda untuk mengecilkan arti kesaksian Anda pribadi kepada satu jiwa, ingatlah teladan yang telah diberikan Yesus. Alkitab mengatakan bahwa sorga bersukacita karena ada satu orang berdosa yang bertobat. (DBR)

Jangan pernah meremehkan arti satu jiwa jika Yesus saja menghargainya.

Selasa, 27 Maret 2007

PENGHIBURAN ABADI

II Tesalonika 2 : 16

Seorang pasien mengeluh bahwa apapun yang dikerjakannya, dia selalu merasa sedih dan tidak pernah terhibur. Psikiater yang memeriksanya berkata, “Kebetulan, sore nanti ada pelawak terkenal yang akan tampil di kota kita. Cobalah datang kesana, mungkin engkau akan memperoleh penghiburan.” “Percuma dok, aku justru makin sedih mendengar nasihat dokter,“ ujar pasien itu dengan wajah makin memelas, “Karena pelawak itu adalah saya sendiri.” “Penghiburan abadi”, ujar ayat yang kita baca hari ini. Alangkah indahnya ayat ini. Kita seakan mendengar musik di dalam ayat itu seperti harpa Daud yang bisa mengusir roh jahat lewat melodi yang dimainkannya. Barnabas mendapat penghormatan yang luar biasa ketika dipanggil “putra penghiburan”. Yesus Kristus disebut “Penghiburan Israel”. Apa yang disebut “penghiburan abadi” itu? Itu adalah dosa yang diampuni. Siapa yang tidak terhibur jika dosanya diampuni? Tidak hanya itu, Allah memberi umat-Nya perasaan damai karena diterima oleh Kristus. Kebersamaan dengan Tuhan yang bangkit merupakan penghiburan yang berlangsung abadi. Mungkin saja sakit penyakit membuat kita terbaring tak berdaya, tapi kita melihat bukti bahwa banyak orang Kristen yang tetap bersukacita di kala sakit. Panah maut mungkin saja menancap di hati kita, tapi penghiburan kita tidak mati, karena bukankah telinga kita mendengar pujian para kudus yang bersukacita karena kasih Allah dicurahkan justru di saat penderitaan? Perasaan damai karena diterima oleh Kristus telah cukup untuk membuat kita terhibur selamanya. (Aping)

Penghiburan abadi hanya bisa kita terima di dalam Kristus Yesus.

Rabu, 28 Maret 2007

LEMAH LEMBUT

Matius 5 : 5

Tak ada satupun orang di dunia ini ingin disebut sebagai orang yang kasar dan suka marah-marah. Tetapi sebaliknya semua orang siapapun ingin disebut orang yang lemah lembut. Akan tetapi orang yang lemah lembut bukan berarti orang yang dapat berkata-kata dengan lembut atau bertingkah laku dengan lembut. Seseorang disebut orang yang lemah lembut adalah mereka yang memiliki ketahanan dalam menghadapi tekanan atau tantangan. Seringkali ketika kita menghadapi tekanan dan merasa tidak aman dan nyaman kita akan bereaksi sesuai emosi kita. Kita marah dengan keadaan atau orang yang menyebabkan kita tertekan. Dan tidak rela menerima keadaan yang membuat kita tidak aman dan nyaman. Itulah keadaan yang seringkali terjadi. Hanya orang-orang yang tidak mengenal Tuhan-lah yang bersikap demikian, tetapi orang yang lemah lembut akan mampu menghadapi tekanan dengan kerelaan hati dan menerimanya sebagai suatu pembelajaran diri untuk lebih dewasa di dalam pengenalan akan Tuhan dan ia yakin bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan kepadanya. Kesetiaan kita dalam mengikut Tuhan dan pengenalan yang benar akan Tuhan itulah kunci yang akan membawa kita kepada karakter yang lemah lembut. (Maria)

Belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.

Kamis, 29 Maret 2007

MENANG ATAS PENCOBAAN

Matius 4 : 1-11

Setelah dibaptis, Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis. Seperti Yesus dicobai, Tuhan juga mengijinkan Iblis untuk mencobai manusia. Padang gurun berbicara tentang masalah atau ujian/pencobaan dalam hidup kita. Masalah akan mengajar kita untuk bergantung kepada Tuhan dan membuat kita menjadi kuat. Masalah membawa kita untuk bertumbuh dalam iman dan pengenalan kepada Tuhan, seperti Ayub yang diijinkan Tuhan untuk dicobai oleh Iblis (Ayub 42 : 5). Jika kita dicobai oleh Iblis dan menghadapi masalah yang datang dalam hidup kita, janganlah kita menjadi putus asa. Jangan melarikan diri dari Tuhan, tetapi mendekatlah kepada-Nya. Serahkan masalah kita kepada Tuhan. Penulis surat Ibrani berkata: ”Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah Imam Besar yang tidak dapat merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4 :15-16). Karena sebagai Anak Manusia, Yesus sendiri juga telah dicobai, Ia dapat mengerti apa yang kita rasakan.
Dalam hal apa Iblis mencobai kita? Sama seperti Yesus, Iblis akan mencobai kita dengan keinginan-keinginan daging dan pemuasan hawa nafsu duniawi. Karena keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh. Kita harus dapat mengalahkan keinginan daging kita. Yakobus berkata: ”Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” (Yakobus 1 : 14). Kita harus dapat menang melawan keinginan daging kita. Mari kita belajar seperti Yesus yang mengalahkan Iblis dengan firman Tuhan. Jika kita berpegang kepada firman, pasti kita akan menang melawan setiap ujian/pencobaan yang datang menguji iman kita. Yakobus berkata: ”Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yakobus 1 : 12). Bagaimana, maukah Anda? (Ginny)

Saat ujian datang, bersandarlah kepada Tuhan yang memberi kemenangan.

Jumat, 30 Maret 2007

YANG GAMPANG?

II Raja-raja 5 : 13

Renungan kita hari ini sangat cocok menggambarkan tindakan atau sikap kita pada masa sekarang. Sering kita juga seperti Naaman, mengira bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan itu pasti sulit, penuh sensasi, ramai, menggemparkan. Tetapi, kalau kita baca Alkitab, di antaranya digambarkan dalam bacaan hari ini, Allah justru adalah kebalikan dari harapan kita. Kalau kita senang gegap gempita, Dia akan datang dalam ketenangan, kesunyian. Kalau kita seperti Naaman, senang yang sulit-sulit, Allah akan menjawab dengan yang gampang. Kenapa Naaman gusar? Karena solusi kesembuhan dari kustanya ternyata gampang sekali, cuma ‘mandi’ di sungai Yordan! Coba renungkan dengan jujur, bukankah kita juga suka ‘gusar’ kalau ternyata jawaban atas doa kita juga cuma ‘sepele’? Mari, hari ini kita belajar, sama seperti Naaman, untuk taat, bahkan ketika cuma disuruh ‘mandi’, karena seperti yang Yesus katakan dalam Matius 11 : 30: “Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (cubs)

Yang gampang saja belum tentu taat, apalagi yang susah!

Sabtu, 31 Maret 2007

ANAKKU YANG MALANG

Kolose 3 : 21

Ada sebuah keluarga kecil, mereka memiliki dua orang anak yang masih kecil. Andi anak yang pertama berumur 6 tahun dan adiknya berumur 4 tahun. Suatu ketika Andi bermain dengan adiknya. Lalu tanpa sengaja ia menjatuhkan gelas kaca yang ada di meja. Mendengar ada barang pecah lalu ibunya datang menghampiri Andi. Melihat gelas yang pecah itu ibunya memarahi Andi sambil memukulinya sehingga Andi menjadi sangat bersalah. Ia menjadi anak yang tidak berani mengambil keputusan yang beresiko, karena ia takut untuk melakukan kesalahan.
Terkadang kita tidak sadar saat kita memarahi anak terlalu keras kita akan menciptakan anak yang tidak kreatif dan tidak berani mengambil keputusan yang beresiko. Padahal dalam hidup ini kita akan diperhadapkan untuk memilih suatu pilihan yang sulit, yang biasanya di dalamnya terdapat suatu resiko yang akan kita terima ketika kita memilihnya. Semangat dan harga diri anak-anak jauh lebih penting dibandingkan dengan berbagai barang yang mereka pecahkan atau rusakkan. Barang-barang itu tidak ada artinya dibandingkan dengan kegembiraan yang mereka rasakan ketika sedang bermain. Janganlah menambah kehancuran dan kerusakan dengan mematahkan semangat bermain dan belajar anak-anak. Biarlah anak-anak kita bertumbuh menjadi orang yang kreatif dan berani mengambil keputusan. (Giant)

Jangan matikan kreatifitas anak karena hal yang tidak berharga..

Minggu,1 April 2007

KUASA DOA

Yakobus 5 : 13-18
Doa memungkinkan banyak perkara terjadi, bahkan yang tidak pernah terpikirkan oleh akal pikiran kita. Doa bisa mengubah banyak hal dan mengerjakan perbuatan-perbuatan besar. Doa membuat kita terheran-heran bahwa ternyata Tuhan sungguh melakukan apa yang kita harapkan. Jangan pernah kita meremehkan kuasa doa dan jangan pula kita malas untuk berdoa karena doa akan menuntun kita untuk melihat serta merasakan mujizat demi mujizat. Yakobus 6 : 16 berkata, ”Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Kuasa doa tidak pernah dibatasi oleh ruang dan waktu. Di manapun berada dan bagaimanapun keadaannya doa akan membawa dampak bagi orang yang kita doakan. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana cara Tuhan bekerja menyatakan kuasanya melalui doa-doa yang kita panjatkan, namun yang jelas sesuatu pasti terjadi. Tidak ada alasan untuk tidak berdoa. Bawalah segala beban dan keinginanmu kepada Tuhan melalui doa dan percayakanlah semuanya kepada Tuhan dan kita akan melihat bahwa Ia tidak pernah memalingkan wajah-Nya atau menutup telinga saat kita anak-anak-Nya berdoa dengan sungguh-sungguh. (Giant)

Berdoalah karena doa selalu membawa perubahan.

18 Mar 2007

Minggu ke -4 Maret

KISAH PENJUAL TEMPE

Seorang ibu setengah baya sehari-harinya adalah penjual tempe. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri. Pada suatu hari ketika seperti biasanya dia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata tempe yang dibuat dari kacang kedele itu masih belum jadi tempe. Ibu ini sangat sedih hatinya, karena itu berarti ia tidak akan mendapatkan uang, karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Dalam suasana hatinya yang sedih iapun lalu tumpang tangan di atas tumpukan beberapa batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut. ”Bapa di sorga, aku mohon kepada-Mu agar kedele ini menjadi tempe. Dalam nama Yesus. Amin.” Demikian doa singkat si ibu yang dipanjatkan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu dengan tenang ia menekan-nekan bungkusan bakal tempe tersebut. Dengan hati yang deg-degan ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mujizat kedele jadi tempe terjadi. Apa mau dikata, tidak terjadi. Si ibu tidak kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Tuhan. lalu kembali ia tumpang tangan di atas batangan kedele tersebut dan berdoa lagi. Setelah itu, dengan iman iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Ternyata kedele itu tetap kedele, tidak jadi tempe. Sementara hari makin siang dimana pasar tentunya sudah semakin ramai. Dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, si ibu merasa bahwa sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mujizat Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ke pasar. Sebelum pergi, sekali lagi ia tumpang tangan dan berdoa. Kemudian ia berangkat. Di sepanjang perjalanan ia memuji-muji Tuhan. Seperti biasanya ia menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa sekarang pasti tempenya sudah jadi. Iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan bungkusan itu. Ternyata tempenya benar-benar belum jadi. Si ibu menarik nafas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Ia hidup hanya mengandalkan hasil menjual tempe saja. Selanjutnya ia hanya duduk saja tanpa menawarkan dagangannya. Ketika hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi, si ibu tertunduk lesu. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu, hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. ”Bu? Maaf ya, saya mau tanya, apa ibu menjual tempe yang belum jadi??? Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya.” Si ibu jadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa, ”Tuhan? Saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula. Dalam nama Yesus. Amin.” Tapi kemudian ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk termenung tadi, tempenya jadi. Ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ’ya’ kepada wanita itu. ”Bagaimana nih?” Ia pikir. ”Kalau aku katakan ya, jangan-jangan tempenya jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi
mujizat Tuhan?” Kemudian ia berdoa lagi minta Tuhan tidak menjadikan tempenya. kemudian iapun membuka sedikit bungkusannya Ternyata...tempenya tetap belum jadi. Ia bersorak senang dalam hatinya. Singkat cerita si wanita memborong semua dagangan si ibu itu. Penasaran, si ibu bertanya kepada wanita itu kenapa ia mau beli tempe yang belum jadi. Ternyata wanita itu akan mengirimkan tempe kepada anaknya yang di Jogja. Jadi kalau ia beli tempe yang sudah jadi, saat sampai di sana tempenya akan jadi rusak.
Apa yang kita simpulkan dari cerita ini?
1. Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan pada waktu kita berdoa. Padahal sebenarnya Tuhan lebih tahu apa yang kita perlukan.
2. Tuhan menolong kita dengan cara-Nya yang sama sekali tidak kita kira.
3. Tiada yang mustahil bagi Tuhan.
4. Percayalah Tuhan akan menjawab doa kita sesuai rancangan-Nya. (IR)

Senin, 19 Maret 2007

BERPIKIR HATI-HATI

Hagai 1 : 1-14
Pernahkah Anda mengunci mobil dan meninggalkan kunci di dalamnya? Mengeposkan surat tanpa menempelkan perangko di amplopnya? Memasak sebuah resep makanan tanpa memasukkan garam? Hal-hal seperti itulah yang kita lakukan apabila kita tidak betul-betul memperhatikan apa yang sedang kita kerjakan. Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan adalah pikiran ceroboh. Tindakan yang keliru atau kelalaian yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat menjadi gangguan kecil atau dapat menimbulkan akibat serius yang berlangsung lama. Melalui nabi Hagai, Allah memberitahu kita: ”Perhatikanlah keadaanmu” (ayat 7). Allah ingin supaya kita berpikir hati-hati sebelum bertindak, berkata-kata dan membuat keputusan dalam hidup kita. Usahakan supaya setiap apa yang kita lakukan atau perkatakan membawa kemuliaan bagi-Nya. Apapun yang Anda lakukan hari ini, pikirkanlah dengan sungguh-sungguh. (DBR)

Jagalah agar pikiran Anda tetap lurus, jika tidak ia akan menyesatkan Anda.

Selasa, 20 Maret 2007

PARTNER KERJA ALLAH LHO?

Korintus 3 : 9

Waktu Allah menciptakan manusia, Dia membuat manusia menjadi mitra-Nya, menjadi partner-Nya. Kalau kita membaca kitab Kejadian dan merenungkan dengan seksama, pada awalnya Dia membuat Adam untuk bersekutu, bekerja bersama Dia untuk menggenapi kehendak-Nya di bumi ini. Itu adalah suatu kehormatan luar biasa yang diterima manusia! Pemazmur bahkan mengatakan ”siapakah manusia sehingga dijadikan biji mata-Nya Tuhan?”. Wah, sungguh luar biasa, dan kita layak menghargai kehormatan itu sebaik mungkin! Jangan abaikan atau malah menyia-nyiakan kehormatan yang sudah diberikan Tuhan, mari kita buktikan bahwa kita adalah partner yang pantas bagi Tuhan! (cubs)

Allah bisa bekerja sendiri. Kalau Dia mengangkat kita sebagai partner-Nya, hargailah kehormatan itu.

Rabu, 21 Maret 2007

BATU BAHAGIA

Matius 11 : 28-30

Ada tiga orang pengembara yang sedang mencari padang rumput yang hijau. Mereka selalu berjalan bersama-sama karena mereka saling bersahabat. Suatu malam tiba-tiba ada cahaya yang datang kepada mereka. Di dalam terangnya cahaya itu tiba-tiba terdengar suara yang berkata, “Kumpulkan sebanyak mungkin batu mulai sekarang lalu masukkan batu itu ke dalam karung lalu berjalanlah sepanjang hari dengan memanggul karung itu di bahumu. Besok malam sebagian dari kalian akan bahagia, dan sebagian lagi akan sedih, semua karena batu-batu ini.” Setelah selesai berbicara sinar itu pun hilang. Mereka kebingungan melihat apa yang telah mereka alami. Lalu ada yang membawa satu batu kecil, ada yang membawa sedikit dan ada yang membawa batu yang banyak di karungnya. Di tengah perjalanan orang yang membawa batu yang banyak diejek oleh teman-temannya yang membawa batu sedikit. Malam pun datang, lalu mereka beristirahat dan membuka karung yang berisi batu itu. Mereka terkejut saat mereka melihat isi karung yang mereka bawa tadi. Ternyata batu yang mereka bawa berubah menjadi batu permata. Lalu menyesallah kedua orang yang membawa batu yang sedikit tadi. Maka genaplah apa yang dikatakan suara yang ada di sinar itu. Ada yang bahagia dan ada yang sedih karena batu-batu itu.
Cerita di atas merupakan gambaran kehidupan orang Kristen. Ketika kita melakukan perintah Tuhan sesuai dengan yang Ia perintahkan maka kita akan mengalami sukacita. Meskipun pada awalnya kita merasa tidak suka untuk melakukan perintah itu, karena perintah-Nya itu bertentangan dengan keinginan daging kita. Tetapi bila kita mau taat maka kita akan menikmati berkat yang luar biasa dari Tuhan. Oleh sebab itu, jadilah orang Kristen yang taat melakukan perintah Tuhan. (Giant)

Ketaatan kepada Tuhan akan membuahkan sukacita besar.

Kamis, 22 Maret 2007

KARUNIA SULUNG DARI ALLAH

Roma 8 : 23

Apa yang kita rasakan ketika kita menerima kado dengan bungkus yang indah? Kita tentu segera ingin membukanya, bukan? Bagaimana jika kado itu dari Allah? Alangkah girangnya kita! Kita memperoleh pertobatan, permata Allah yang pertama; iman, mutiara yang tak ternilai harganya; harapan, zamrud sorgawi; dan kasih, batu delima yang gemerlapan. Kita sudah dibuat menjadi “ciptaan baru di dalam Kristus Yesus” Hal ini disebut karunia sulung Allah karena karunia ini diberikan pertama kali. Kita tidak dapat menikmati karunia Allah lainnya sebelum kita menerima karunia sulung tersebut. Karunia Allah adalah janji panen, sama seperti bila seorang petani ingin memenuhi gerobaknya dengan hasil panen, dia harus memulainya dengan menyabit rumpun padi yang pertama. Karunia sulung selalu kudus bagi Allah dan sifat baru kita dengan segala kuasa-Nya juga merupakan hal yang kudus. Hidup baru itu bukan milik kita semata sehingga kita hanya memakainya untuk keuntungan kita sendiri. Hidup baru kita adalah juga milik Yesus yang dijalani untuk kemuliaan Allah. Karunia sulung bukanlah keseluruhan panen itu. Penyempurnaannya masih terus berlangsung selama kita hidup. Karena itu kita tidak boleh membanggakan diri bahwa kita sudah sempurna, tetapi kita harus terus berharap dengan kehausan dan kelaparan akan hal yang benar dari Allah yang akan menyempurnakan kita. (Aping)

Karunia adalah kado yang menunjukkan kasih Allah kepada kita.

Jumat, 23 Maret 2007

PAGAR BERAPI

Zakharia 2 : 5
Sekumpulan anak ayam hidup dalam pekarangan rumah yang telah dipagari untuk melindungi mereka dari ancaman musang. Suatu ketika seekor anak ayam penasaran dengan keadaan di luar pagar, ia ingin sekali berjalan-jalan keluar pagar. Ia berusaha membuat lubang pada pagar kayu itu. Lama kelamaan pagar itu berlubang dan memungkinkan si anak ayam untuk keluar pagar. Dengan sangat gembira ia melompat keluar pagar, akan tetapi apa yang terjadi, seekor musang yang telah memperhatikan sejak tadi menerkamnya. Dan si anak ayam yang malang itu mati menjadi santapan musang.
Demikian pula dengan kita. Allah telah memberikan “pagar berapi” untuk melindungi kita dari si jahat. Namun seringkali kita merasa jenuh hidup dalam lingkaran “pagar berapi”-Nya Allah. Kita ingin keluar dari perlindungan Allah dan berusaha membuat lubang pada pagar/tembok-Nya Allah tanpa menyadari bahaya telah mengancam keselamatan kita. Sadarlah bahwa pagar dibuat Allah untuk melindungi kita. Cepat tutup lubang yang telah kita buat (Pengkhotbah 10 : 8). Jangan merasa jenuh dan lelah hidup dalam pagar-Nya Allah. Orang yang merasa jenuh hidup dalam pagar-Nya Allah adalah orang yang kurang bahkan tidak ada kasih Allah, sehingga ia mengerjakan perintah Tuhan dengan keterpaksaan bukan karena mengasihi Tuhan. Milikilah kasih Tuhan dengan terus setia menggali kebenaran-kebenaran-Nya Allah. (Maria)

Kita akan selalu aman bila berada di dalam pagar berapi-Nya Tuhan yang tertutup rapat tanpa celah..

Sabtu, 24 Maret 2007

MENJAGA KATA-KATA

Yakobus 3 : 1-12

Kita sudah memiliki aturan penggunaan bahasa yang tepat. Ada penggunaan kata lain yang salah kaprah dan ini jauh lebih parah. Ini terjadi ketika kata yang diucapkan orang Kristen tidak sesuai dengan standar yang diharapkan Allah. Setiap kali kita mengucapkan kata-kata kasar, kotor, atau jorok, berarti kita melanggar kaidah (aturan) Allah yang jelas. Apabila kita menyebut nama Allah dalam bentuk apapun secara tidak hormat atau dengan cara yang tidak memuliakan-Nya, berarti kita mendukakan Dia (Keluaran 20 : 7). Jika kita membuat lelucon mengenai perbuatan dosa, berarti kita telah mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya (Efesus 5 : 12). Atau jika kita terlibat dalam percakapan yang tidak pantas, berarti kita telah mempermalukan nama Kristus (Efesus 5 : 4) Yakobus berkata, ”Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” (ayat 10). Cara bicara seperti ini adalah suatu kemunafikan. Mengendalikan lidah kita memang hal yang sulit, karena lidah adalah ”sesuatu yang buas” (ayat 8). Karena itu, demi kemuliaan Allah dan dengan menghormati aturan-Nya, marilah kita menjaga ucapan kita. (DBR)

Setiap kali kita berbicara, pikiran kita sedang dipertontonkan.

Minggu. 25 Maret 2007

PEMENANG YANG SEJATI

Roma 8 : 37

Kita pasti telah mengetahui sejarah mengenai para penemu-penemu yang hebat, seperti Graham Bell, Thomas Alfa Edison, dan lain-lain Mereka adalah orang-orang yang hebat, yang tidak menyerah untuk menghasilkan sesuatu yang belum ada. Ada pelajaran yang sangat berharga ketika kita melihat kehidupan mereka.
Mereka adalah orang yang memiliki keyakinan yang kuat akan apa yang mereka percayai.
Mereka adalah orang yang tidak mudah menyerah ketika menemui hambatan yang menyakitkan sebelum mereka berhasil.
Mereka adalah orang yang tekun melakukan percobaan terus menerus hingga mereka berhasil.
Mereka tidak berkecil hati ketika kegagalan menghampiri hidup mereka tetapi manjadikan kegegalan itu sebagai bahan pelajaran untuk mereka maju ke depan.
Bila kita memiliki sikap hidup seperti mereka maka iman percaya kepada Kristus akan kuat. Kita akan memiliki iman yang tidak goyah, kita tidak akan mudah menyerah ketika jatuh dan akan terus berusaha bangkit. Dan menjadikan kegagalan kita itu sebagai pelajaran sehingga kita tidak akan jatuh di tempat yang sama. (Giant)

Para pemenang biasanya menemui hambatan yang menyakitkan sebelum mereka berhasil.