24 Aug 2007

Minggu ke-5 Agustus

Arti sebuah pelukan

Sebuah pelukan adalah hadiah terindah untuk diberikan,
suatu cara untuk menunjukkan bahwa kita saling memperhatikan;
ada banyak yang dapat dilakukan karena sebuah pelukan, ketika kita merasakan tangan yang melingkar di tubuh kita.

Sebuah pelukan adalah cara kita merasa hangat dan aman,
penghiburan untuk hati yang sedih dan robek;
pernyataan kasih dari lubuk hati,
dinyatakan kepada mereka yang terkasih,
yang kita harapkan tidak pernah terpisah.

Sebuah pelukan adalah sebuah salam perjumpaan,
atau sebuah cara perpisahan ;
dapat membangkitkan semangat ketika putus asa,
dapat membuat kita tersenyum, menghilangkan amarah.

Sebuah pelukan bisa diberikan tanpa perlu mencari alasan,
diberikan kepada siapa saja, besar dan kecil;
kita tidak pernah terlalu tua untuk merasakan sukacitanya; karena menerima pelukan selalu menyenangkan.

Dan lebih dari semuanya,
sebuah pelukan diberikan cuma-cuma!
Tidak mahal, tapi sangat berarti buat yang dipeluk;
kita perlu saling memeluk untuk menunjukkan bahwa kita peduli, karena tidak ada yang dapat menandingi nilai sebuah pelukan.

Senin, 27 Agustus 2007

KEHILANGAN? JANGAN!

I Korintus 7 : 29-32a


Pernahkah Anda kehilangan sesuatu yang berharga bagi Anda? Bagaimana rasanya? Mungkin Anda merasa susah, sedih, dan sakit. Terlebih bila kehilangan itu sesuatu yang sangat ”melekat” di hati, rasanya tentu akan lebih sakit. Tak heran bila banyak orang yang menjadi stres, depresi, bahkan sampai bunuh diri atau hilang ingatan ketika kehilangan barang milik mereka, misalnya uang, rumah, perhiasan atau barang berharga lainnya. Itu sebabnya Rasul Paulus menasihatkan dalam bacaan kita hari ini, ”Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah tidak mempergunakannya. ... Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran.” (ayat 31-32a). Bila hati kita tidak melekat kepada apa yang kita miliki, kita tidak akan sakit bila kehilangan.
Bila kehilangan itu seseorang yang kita kasihi, entah itu orang tua, suami, istri, anak atau kekasih, tentu rasanya jauh lebih susah dan sakit, terlebih bila perpisahan itu adalah untuk selamanya. Tetapi Rasul Paulus mengingatkan kita, ”Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (I Tesalonika 4 : 13, 16-17). Kehilangan orang yang kita kasihi memang sangat menyakitkan, tetapi yang menjadi kekuatan bagi kita adalah pengharapan bahwa suatu saat nanti kita akan bertemu lagi dengan mereka di rumah Bapa. Sebab itu bila kita mengasihi seseorang, bawalah mereka kepada Yesus, supaya perpisahan kita dengan mereka jangan untuk ”selamanya”. (Ginny)


Jangan kita merasakan ”kehilangan” seperti orang yang tidak mengenal Tuhan.

Selasa, 28 Agustus 2007

TINGGAL DI DALAM FIRMAN

Yohanes 15 : 7-8


“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku...”. Apabila kita telah lahir baru maka selayaknya kita tetap tinggal di dalam Dia. Dan kalau hanya itu yang dikatakan Tuhan maka dengan mudah saja kita dapat memenuhi syarat itu. Tetapi ternyata masih ada yang Tuhan tambahkan, “...dan firman-Ku tinggal di dalam kamu...”. Firman Tuhan tinggal di dalam kita berarti bahwa firman Tuhan itu menguasai kehidupan kita. Itu berarti bahwa kita bertindak sesuai dengan firman itu. Apabila firman Tuhan tinggal di dalam kita, maka kita pasti memiliki iman. Adalah suatu hal yang mustahil apabila firman Tuhan tinggal dalam diri seseorang dan orang itu tidak memiliki iman. Tidak percaya atau bimbang adalah akibat tidak memahami firman Tuhan. Apabila firman Tuhan berada di dalam kita dan kita berdoa kepada Tuhan, maka kitapun mengeluarkan firman itu melalui bibir mulut kita. Sama halnya dengan bibir mulut Yesus yang penuh meluap-luap dengan firman Tuhan. (DBR)


Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu adalah Allah.

Rabu, 29 Agustus 2007

MENJAGA ”JANTUNG ROHANI”

Yehezkiel 36 : 22-32


Anda tentu sering melihat iklan di televisi yang menghimbau, ”Sayangilah jantung Anda!”, karena jantung adalah pusat kehidupan. Bila jantung berhenti berdenyut, maka kitapun akan mati. Oleh sebab itu banyak orang giat menjaga kesehatan jantungnya, mengatur cara hidup sehat dengan tidur yang cukup, menghindari stres, rajin berolahraga dan menjaga makanannya. Bila jantung sakit karena penyumbatan pembuluh darah, maka dilakukan operasi untuk membuat aliran darah baru ke jantung. Bahkan sekarang juga telah dilakukan cangkok jantung untuk mengganti jantung yang sakit. Lalu bagaimana dengan ”jantung rohani” kita? Tidakkah kita perlu menjaganya agar tetap sehat?
Jantung dalam bahasa Inggris adalah ”heart”, yang dalam Alkitab diterjemahkan sebagai ”hati”, tempat tinggal Roh Allah di dalam kita. Bila ”jantung rohani” (hati) kita mati, maka kehidupan rohani kitapun akan mati. Dalam bacaan kita hari ini, Tuhan berkata kepada bangsa Israel, ”Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” (ayat 26). Tuhan bisa memberikan (mencangkok) ”jantung rohani” yang baru menggantikan yang sakit. Masalahnya, apakah kita mau Tuhan memberi kita hati yang baru, hati yang taat? Banyak orang sering tidak mau sadar ketika ”jantung rohani”nya mulai sakit, hingga menjadi semakin parah dan akhirnya mati. Ketika Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba, ia berdoa minta pengampunan kepada Tuhan dan berkata, ”Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaruilah batinku dengan roh yang teguh.” (Mazmur 51 : 12). Daud meminta kepada Tuhan agar hatinya (jantung rohaninya) disembuhkan dan rohnya diperbarui.
Hari ini, mari selidiki ”jantung rohani” kita! Apakah masih berdenyut dengan sehat? Bila jantung kita mulai sakit, mintalah Tuhan menyembuhkannya; bahkan menggantikannya dengan yang baru bila sakitnya sudah sangat parah. Bila Tuhan telah memberikan hati yang baru, jagalah hati kita dari hal-hal yang dapat merusaknya. Sama seperti orang yang sakit jantung, setelah dioperasi dia harus menjaga hidup sehat dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan jantungnya sakit lagi. Penulis Amsal menasihatkan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.“ (Amsal 4 : 23). (Ginny)


Jagalah agar “jantung rohani“ Anda tetap sehat!

Kamis, 30 Agustus 2007

GIVE THANKS

Lukas 17 : 11-19

Saya percaya Anda pasti sering merasakan pertolongan Tuhan dalam hidup Anda. Ketika kita menghadapi beban yang begitu berat, Tuhan memberikan jalan keluar dan penghiburan bagi kita. Ketika kita sedang mengalami sakit yang menyiksa, Tuhan menyembuhkan kita dengan kuasa darah-Nya. Ketika kita dalam keadaan kekurangan secara materi, Tuhan memberkati kita dengan cara-Nya yang ajaib. Banyak hal yang telah Tuhan kerjakan dalam hidup kita, tetapi yang ingin saya tanyakan, “Sudahkah kita berterima kasih atas kebaikan Tuhan itu?” Biarlah kita menjadi seperti satu orang yang kembali setelah disembuhkan Tuhan Yesus. Ia datang lagi ke Tuhan Yesus untuk bersyukur atas mujizat yang telah ia alami. Ia adalah orang yang tahu berterima kasih atas kebaikan Tuhan Yesus. Hendaknya kita juga menjadi orang-orang yang tahu berterima kasih kepada Tuhan. Ketika kita menaikkan ucapan syukur kepada-Nya, itu berarti kita mengakui kedaulatan Tuhan dalam hidup kita. Berikanlah ucapan syukurmu kepada Tuhan. Muliakanlah senantiasa nama-Nya di dalam hidupmu. (Giant).


Bersyukurlah selalu bagi kasih dan anugerah-Nya dalam setiap keadaan.

Jumat, 31 Agustus 2007

NAMA-NYA

Keluaran 20 : 1-7


Mereka yang mempergunakan nama Allah dengan sembarangan pada zaman ini sudah banyak. Nama Allah disebut pada saat sedang terkejut, senang, dan lain-lain. Kita sebagai orang Kristen harus berhenti menyebut nama Tuhan dengan sia-sia. Dalam Matius 6 waktu Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana harus berdoa, yang pertama kali Ia ajarkan adalah, “Bapa kami yang ada di dalam sorga, dimuliakanlah nama-Mu...” (ayat 9). Sudah jelas bahwa nama Allah itu sendiri adalah nama yang sangat istimewa. Nama itu melingkupi seluruh sifat-sifat-Nya, pelajaran-Nya dan akhlak-Nya. Jika menyebut nama Allah, kita memanggil Sang Pencipta dan penopang seluruh alam semesta. Dalam segala kemungkinan kita harus menghormati nama Allah, memelihara pemakaian nama-Nya atau menyebut nama-Nya dengan penuh iman. Biarlah kita berhati-hati untuk menyebut nama Allah Maha Kuasa. Jangan disebut sembarangan dan dipakai sebagai ucapan yang keluar dari mulut kita dengan sembrono. Menyebut nama Allah harus dengan penuh hormat (ayat 7). Mengucapkannya dengan sembarangan juga melanggar perintah Allah yang utama (Matius 22 : 37). (DBR)


Kita tidak suka jika nama kita dipakai sembarangan bukan? Apalagi Tuhan, nama-Nya kudus dan mulia.


Sabtu,1 September 2007

MANFAAT FIRMAN TUHAN

II Timotius 3 : 16


Alkitab yang kita miliki adalah firman Allah yang hidup. Kita percaya bahwa para nabi dan rasul menulis kitab mereka menurut hikmat dari Allah sehingga setiap tulisan mereka akan memberkati setiap orang yang membaca. Firman Allah yang terkandung dalam Alkitab memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Pertama, firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar. Banyak sekali ajaran tentang kehidupan yang terdapat di dalam Alkitab sehingga tidak akan sia-sia bila kita membaca Alkitab. Kita akan memperoleh dasar dan prinsip hidup yang benar dan berkenan kepada Tuhan. Kedua, firman bermanfaat untuk menyatakan kesalahan. Firman Tuhan adalah satu-satunya sumber kebenaran absolut. Oleh sebab itu ketika kita membaca firman Tuhan maka kebenaran itu akan disingkapkan kepada kita sehingga firman itu akan mengoreksi hidup kita. Segala dosa dan pelanggaran akan tampak saat kita ijinkan firman Allah mengoreksi hidup kita. Ketiga, firman bermanfaat untuk memperbaiki kelakuan. Hidup kita akan berubah saat kita mau mengijinkan firman itu bekerja dalam diri kita. Firman Allah yang berisi kebenaran itu akan memberikan tatanan kehidupan yang baru kepada kita sehingga setiap perbuatan kita akan diperbarui hari lepas hari. Keempat, firman bermanfaat untuk mendidik orang menuju kedewasaan. Setiap orang yang tekun membaca dan merenungkan firman, ia akan dididik oleh firman itu. Kehidupan orang itu akan dituntun dalam kebenaran sehingga ia dapat berjalan di dalam rencana Allah. Banyak keuntungan ketika kita mempelajari firman-Nya. Tetaplah tekun membaca, merenungkan dan melakukan firman Tuhan. (Giant)


Firman Tuhan pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.


Minggu,2 September 2007

JANGAN MENOLEH KE BELAKANG

Lukas 9 : 57-62

Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Hal ini memang benar. Tetapi bila kita hanya terpaku pada pengalaman-pengalaman yang lalu, sudah pasti kita tidak akan pernah maju. Bukankah pengalaman masa lalu ada yang manis, tetapi ada juga yang menyakitkan? Kalau kita mau jujur berkata bahwa semua yang lalu itu hanya kenangan. Bagi kita, kita tidak peduli lagi akan masa lalu. Yang penting sekarang, yaitu hari ini. Marilah kita arahkan pandangan mata kita ke masa depan yang penuh kemenangan di dalam Tuhan. Dengan meneladani kehidupan Paulus, sekarang kita tidak perlu lagi berbicara mengenai masa lalu. Paulus berkata, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4 : 12-13). Luar biasa pernyataan Paulus ini. Apakah kita berkata “Amin” bersama Paulus? Memang kita bukanlah Paulus, tetapi Tuhan tetap menginginkan setiap kita melakukan apa yang dapat kita lakukan bagi kemuliaan-Nya. Karena itu, kerjakan apa yang dapat kita lakukan dan kerjakan buat Tuhan sekarang. (DBR)


Yang lalu biarlah berlalu. Kerjakan apa yang akan datang. Jangan menoleh ke belakang.