25 Feb 2007

MINGGU KE - 1 MARET 2007

Senin, 26 Pebruari 2007

TAKHAYUL

II Timotius 1 : 7

Seringkali orang Kristen tidak menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari mereka telah masuk dalam praktek kuasa kegelapan yaitu melalui takhayul. Mereka terus saja mempercayai hal-hal yang bersifat mistik, bahkan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah diikat oleh ketakutan yang tidak beralasan. Ada dua hal yang harus kita ingat saat orang Kristen percaya pada takhayul: 1.> Sesungguhnya saat kita percaya takhayul itu artinya kita sama saja tidak percaya kepada Tuhan dan firman-Nya. Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah memberikan kita roh ketakutan. Ia hanya memberikan kita roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Ketahuilah bahwa Tuhan menyediakan perlindungan bagi setiap orang yang berharap kepada-Nya (Mazmur 37 : 39). Di sisi lain, mempercayai takhayul akan menghambat iman dan hubungan pribadi kita dengan Tuhan, bahkan takhayul bisa membawa kita kepada kematian rohani. 2.> Orang Kristen yang percaya kepada takhayul menandakan suksesnya pekerjaan Iblis sebagai penipu ulung. Bukankah Alkitab mengatakan bahwa Iblis adalah bapa segala penipu? Mengapa? Agar orang Kristen tidak percaya bahwa Tuhan adalah sumber berkat dan Dia sanggup melindungi orang yang percaya kepada-Nya. Ingatlah, saat Anda masih percaya kepada takhayul itu artinya Anda mengingkari Tuhan dan kuasa-Nya. (Giant)


Orang Kristen yang percaya kepada takhayul berarti ikut menjadi tim suksesnya Iblis.


Selasa, 27 Pebruari 2007

KEKUATAN DI DALAM TUHAN

Yesaya 40 : 27-31

Pernahkah Anda merasakan capek dan bosan dalam hidup ini? Rasanya setiap kita pasti pernah mengalaminya. Dengan berbagai macam masalah yang kita hadapi tiap hari, beban yang menumpuk, dan segala kesibukan yang membuat kita hampir tidak punya waktu untuk istirahat, seringkali kita menjadi lelah. Dan kelelahan itu membuat kita menjadi malas untuk berdoa, akibatnya iman kita menjadi lemah.
Dalam bacaan kita hari ini Yesaya berkata: ”..Tuhan ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.” (ayat 28-29). Tuhanlah yang dapat memberikan kekuatan baru dan membaharui semangat kita kembali. Jadi seharusnya justru saat kita rasanya begitu lelah dan tidak sanggup lagi menghadapi segala masalah dan beban dalam hidup ini, kita datang kepada Tuhan. Duduklah di kaki-Nya, ceritakan segala masalah kita kepada-Nya, serahkan semua beban kita dan biarkan Dia mengangkatnya. Firman Tuhan berkata: ”Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (ayat 31).
Ketika Yunus lari dari panggilan Tuhan dan ditelan oleh ikan, dari dalam perut ikan ia berdoa dan berkata: ”Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada Tuhan, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.” (Yunus 2 : 7). Mari kita belajar seperti Yunus, ketika kita merasa lelah dan tidak memiliki semangat lagi, datanglah kepada Tuhan, biarkan Dia menyegarkan kembali jiwa kita, membaharui roh kita dengan semangat dan kekuatan baru untuk mengasihi dan melayani Dia. (Ginny)

Di dalam doa kita akan mendapat kekuatan baru.

Rabu, 28 Pebruari 2007

SUDAH MERDEKA LHO!

Yohanes 8 : 36

Seekor anak anjing sejak kecil diikat pada sebatang pohon dengan rantai yang panjangnya 10 meter. Pada mulanya si anak anjing berusaha melawan pengikatnya itu. Ketika dia melihat anak anjing lain bermain, dia ingin ikut main bersama. Tetapi setelah dia lari sepanjang 10 meter, rantainya menariknya kembali ke bawah pohon itu. Dia tidak bisa pergi lebih jauh dari radius 10 meter. Lama kelamaan si anak anjing menyadari keadaannya dan pikirannya menjadi ter’program’ pada 10 meter itu. Dia sudah tahu bahwa apapun yang terjadi di luar radius 10 meter itu ada di luar jangkauannya. Suatu hari, tuan anjing itu merasa kasihan melihat anjing kecil itu terikat demikian, tidak bebas. Tuannya kemudian melepaskan ikatan anjing itu. Tuannya tidak melepas seluruh rantai, dia hanya melepas kalung leher anjing itu. Anjing itu sebenarnya sudah bebas, hanya karena dia masih bisa merasakan kalung rantai melilit lehernya, maka dia tetap tidak tahu bahwa dia sudah bebas. Dia tetap beranggapan bahwa dunianya terbatas, sebesar radius 10 meter.
Sebagai orang Kristen, sangat disayangkan bahwa kita juga sering seperti anjing itu. Sebenarnya kita sudah bebas dari ‘ikatan’ dosa, karena Tuhan sudah membebaskan kita. Bacaan hari ini bahkan menegaskan hal itu, ”Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Tetapi, sama seperti anjing kecil itu, karena kita masih bisa ‘merasakan’ dosa melingkar di leher kita, maka kita tetap tidak berani berubah, dunia kita tetap ter’program’, tetap terbatas. Dibutuhkan kesadaran dan keberanian untuk melepas ‘kalung leher’ yang melilit leher kita, karena Tuan kita sudah membebaskan kita. Kita sudah merdeka lho! Dunia kita sudah tidak terbatas lagi, bukan sekedar beradius 10 meter lagi, jangan sia-siakan. (cubs).

Sudah merdeka koq masih di situ-situ juga? Jangan mau! Ayo maju! Kita sudah bebas!

Kamis,1 Maret 2007

PELAYAN BAGI SEMUA ORANG

Markus 10 : 35-45

Apakah artinya pelayan itu? Pelayan ialah orang yang melakukan pekerjaan melayani. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang melayani biasanya adalah orang yang dianggap lebih rendah derajatnya dibanding orang yang dilayani. Orang suka melayani mereka yang dianggap lebih terhormat dari pada dirinya, dan jarang sekali seseorang mau melayani orang yang dipandang lebih rendah dari dirinya. Tetapi Yesus berkata: ”Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (ayat 43, 45). Yesus yang adalah Anak Allah mau melayani manusia yang lebih rendah dari pada diri-Nya. Mengapa kita sering tidak mau melayani sesama yang kita anggap lebih ”hina” dari kita? Yakobus berkata dalam suratnya: ”Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. ... Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? ... Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran. ”(Yakobus 2 : 1, 5, 9). Yesus berkata: ”Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Matius 23 : 11-12) dan, ”Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Markus 9 : 35). Marilah kita belajar melayani sesama kita dengan kasih tanpa membeda-bedakan, seperti Yesus juga mengasihi kita tanpa memandang rupa. (Ginny)

Memandang rendah orang lain berarti kesombongan.

Jumat, 2 Maret 2007

KELUARGA YANG DIBERKATI

Mazmur 128 : 1-6

Pastilah setiap kita menginginkan rumah tangga yang diberkati oleh Tuhan. Kita ingin mempunyai seorang istri yang setia dan mengasihi keluarganya, kita ingin mempunyai seorang suami yang setia dan bertanggungjawab, kita ingin mempunyai anak yang rajin dan taat akan perintah orang tua. Kita dapat mewujudkan keinginan kita tersebut asalkan kita mau menjadi orang yang takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan merupakan kunci untuk melihat kuasa Tuhan bekerja di dalam keluarga kita. Bila setiap anggota keluarga kita takut akan Tuhan maka keluarga kita pasti akan diberkati oleh Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan hidupnya pasti taat untuk melakukan perintah Tuhan yaitu firman Tuhan. Firman Tuhan adalah landasan untuk kita maju melangkah ke depan. Ketika hidup kita menuruti firman Tuhan berarti hidup kita sedang berjalan di dalam rencana-Nya. Saat hidup kita berjalan tidak menyimpang dari jalan-Nya maka hidup kita pasti akan merasakan kasih Tuhan (Yosua 1 : 7). Sebaliknya saat hidup kita keluar dari jalan-Nya maka kita pasti akan menemukan ketidakberuntungan. Karena hanya di dalam Kristuslah kita dapat melakukan perkara-perkara yang ajaib, di luar Kristus kita tidak sanggup berbuat apa-apa (Yohanes 15 : 5). Oleh sebab itu marilah kita menjadi orang yang takut akan Tuhan dan biarlah hidup kita seturut dengan firman-Nya. Bila kita sanggup menjadi orang yang takut akan Tuhan dan taat melakukan perintah-Nya, maka Mazmur 128 : 2-6 akan menjadi bahagian hidup kita. (Giant)

Takut akan Tuhan merupakan kunci untuk diberkati.

Sabtu, 3 Maret 2007

TETAP MENCARI

Kidung Agung 5 : 6

Dalam kehidupan masyarakat modern, orang cenderung ingin secepat mungkin mendapatkan segala sesuatu yang dicarinya. Dengan komputerisasi, pencarian data yang rumit sekalipun dapat segera dilakukan secara mudah dan pasti akurat. Dengan sarana komunikasi yang sangat canggih, dua orang dapat bercakap-cakap secara langsung sekalipun mereka dipisahkan jarak ratusan bahkan ribuan kilometer. Akan tetapi, proses seperti ini tidak dapat diterapkan dalam mendapatkan jawaban dari Allah melalui doa. Sebagai orang percaya, doa kadang-kadang terasa amat melelahkan karena kita harus menunggu lama untuk mendapatkan jawabannya. Seperti seorang hamba yang meminta sesuatu di pintu gerbang, sampai sang raja datang memberikan kepadanya berkat-berkat yang telah ia cari sekian lama. Demikian juga, apabila Tuhan sudah memberikan iman kepada kita, pasti Iapun menguji diri kita dengan penundaan-penundaan yang lama. Ia membiarkan seruan-seruan kita seakan hanya bergaung di telinga kita sendiri. Sebagai orang percaya kita memang harus tetap bersabar menunggu. Hal ini bukan karena doa-doa kita kurang sungguh-sungguh atau karena doa-doa kita tidak diterima, melainkan karena Tuhan mempunyai waktu yang berbeda dengan kita. Permohonan-permohonan kita yang sampai saat ini tidak atau belum terjawab bukan berarti tidak didengar Allah. Ia hanya ingin melihat iman kita dan pasti akan menggenapi bila sudah tiba saat-Nya. (Aping)

Orang yang terus mencari pasti tidak akan kecewa.

Minggu, 4 Maret 2007

TAHU DIRI

Kejadian 39 : 4-11
Karena disertai Allah, Yusuf, walaupun menjadi budak di rumah Potifar, mendapat kasih karunia dengan menjadi tangan kanan Potifar. Kepadanya dikuasakan seluruh rumah dan kekayaan Potifar (ayat 4). Jadi boleh dibilang, Yusuf menjadi tuan atas seluruh harta kekayaan dan karyawan Potifar. Walaupun mendapat anugerah yang begitu besar, Yusuf tetap tahu diri. Dia tetap sadar, bahwa walaupun diberi kuasa begitu besar, dia tetap seorang budak di rumah itu. Dia tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Yusuf tahu batas-batasnya. Dengan sikapnya itu, dia tidak saja tahu diri terhadap Potifar, tetapi terlebih lagi, tahu diri terhadap Allah yang telah menyertainya. Dia tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah dan Potifar.
Kita sebagai orang Kristen wajib dan harus mengikuti teladan Yusuf ini. Sering ketika Allah mempercayai kita dengan memberikan kita kuasa atas sebuah rumah, gereja, pekerjaan atau jabatan, kita lupa bahwa status kita tidak berubah. Kita tetap hamba, kita tetap pekerja-Nya Allah. Sering kita melanggar batas, kita bahkan mengambil ‘kemuliaan’-Nya Allah, lupa diri! Mari kita introspeksi apakah kita sudah melanggar ‘batas’? Mari kita sadari bahwa sebenarnya kita ini tidak layak menerima kuasa atau kasih karunia Allah! Walau demikian, Allah tetap memberikan kasih karunia-Nya kepada kita. Mari kita seperti Yusuf, ‘tahu diri’ di mana sebenarnya posisi kita. Kuasa yang diberikan tidak mengubah kita manusia menjadi Tuhan, jangan lupa itu! (cubs)

Kepercayaan yang diberikan tidak kekal, kita harus memeliharanya dengan tahu diri!