4 Mar 2007

MINGGU KE -2 MARET

Kuasa Tuhan dalam kelemahan anda.

Tuhan sangat suka memakai orang-orang yang lemah. Setiap orang memiliki kelemahan-kelemahan. Biasanya Anda mengingkari kelemahan-kelemahan Anda, membelanya, berdalih baginya, membencinya dan menyembunyikannya. Ini justru akan menghalangi Tuhan memakai Anda sesuai kehendak-Nya. Tuhan memiliki perspektif yang berbeda tentang kelemahan-kelemahan Anda. Alkitab berkata, ”...apa yang lemah bagi dunia, dipilih Tuhan untuk mempermalukan apa yang kuat...”. Kelemahan Anda bukanlah sebuah kebetulan. Tuhan dengan sengaja mengijinkannya dalam hidupmu untuk tujuan menunjukkan kuasa-Nya melalui Anda.
Jika Tuhan hanya memakai orang-orang yang sempurna, tidak ada yang akan bisa diselesaikan, karena tidak seorangpun dari manusia yang tak bercela. Bahwa Tuhan memakai orang-orang yang tidak sempurna adalah sebuah kabar yang menguatkan bagi kita semua. Sebuah kelemahan merupakan keterbatasan yang Anda warisi atau tidak mampu Anda ubah. Kelemahan bisa berupa keterbatasan fisik seperti cacat tubuh, penyakit kronis, tenaga yang secara alamiah memang lemah atau ketidakmampuan, bisa berupa keterbatasan talenta atau intelektual.
Tuhan tidak pernah dibatasi oleh keterbatasan-keterbatasan Anda. Alkitab berkata, ”Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (II Korintus 4 : 7). Seperti tembikar pada umumnya, Anda rapuh dan tidak sempurna dan gampang pecah. Namun, Tuhan akan memakai Anda jika Anda membiarkan-Nya bekerja melalui kelemahan-kelemahan Anda. Agar itu terjadi, Anda harus mengikuti teladan Paulus.
Akui kelemahan-kelemahan Anda. Luangkanlah waktu untuk mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan pribadi Anda. Dua pengakuan terbesar dalam Perjanjian Baru menggambarkan apa yang Anda butuhkan bagi hidup yang sehat. Yang pertama dari Petrus, yang berkata kepada Yesus, ”Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan yang hidup!” Yang kedua adalah dari Paulus, yang berkata kepada orang banyak yang memuja, ”Kami ini adalah manusia biasa sama seperti Anda.” Jika ingin Tuhan memakai, Anda harus tahu siapa Tuhan dan siapa Anda.
Cukupkanlah diri dengan kelemahan-kelemahan Anda. Mencukupkan diri adalah sebuah ungkapan iman pada kebaikan Tuhan. Paulus memberikan beberapa alasan untuk mencukupkan diri dengan kelemahan-kelemahan bawaan Anda. Kelemahan menyebabkan Anda bergantung pada Tuhan, mencegah keangkuhan dan membuat rendah hati. Kelemahan-kelemahan Anda juga mendorong persekutuan antara orang-orang percaya. Keterbatasan Anda menunjukkan seberapa besar Anda saling membutuhkan. Vance Hayner berkata, ”Orang-orang Kristen seperti kristal salju, rapuh, tetapi ketika mereka bersatu mereka bisa menghentikan lalu lintas.”

Yang paling penting, kelemahan-kelemahan meningkatkan kapasitas Anda bagi simpati dan pelayanan. Anda jauh lebih mungkin berbelas kasihan dan bertenggang rasa terhadap kelemahan-kelemahan orang lain. Tuhan menghendaki Anda memiliki pelayanan serupa Kristus di bumi. Itu berarti orang lain akan menemukan penyembuhan dalam luka-luka Anda. Pesan hidup terbesar dari pelayanan yang paling efektif akan muncul dari luka-luka terdalam Anda. Tuhan mengambil spesialisasi dalam pengubahan kelemahan menjadi kekuatan. Ia ingin mengambil kelemahan terbesar Anda dan mentransformasikannya.
Bagikan kelemahan-kelemahan Anda sejujurnya. Pelayanan bermula dengan kerapuhan. Semakin jujur Anda, semakin besar kasih karunia Tuhan yang Anda dapatkan. Kerapuhan adalah jalur menuju keakraban. Kekuatan-kekuatan Anda menciptakan persaingan, tetapi kelemahan-kelemahan Anda menciptakan komunitas.
Kemuliaan dalam kelemahan-kelemahan Anda. Kadangkala, Tuhan mengubah suatu kekuatan menjadi sebuah kelemahan dalam rangka menggunakan Anda lebih lagi. Yakub adalah seorang manipulator yang menghabiskan waktunya mengakali dan kemudian lari dari konsekuensinya. Suatu malam dia bergumul dengan Tuhan dan berkata, ”Aku tidak akan melepaskan-Mu sampai Engkau memberkatiku.” Tuhan berkata, ”Baik,” tapi kemudian Ia menyentuh pangkal paha Yakub dan menggeser tulangnya. Apa makna penting hal itu? Tuhan menyentuh kekuatan-kekuatan Yakub (otot paha adalah yang terkuat dalam tubuh) dan mengubahnya menjadi sebuah kelemahan. Sejak hari itu Yakub berjalan pincang sehingga ia tidak pernah bisa berlari lagi. Kepincangannya itu memaksanya bersandar pada Tuhan suka atau tidak suka. Jika Anda ingin Tuhan memberkati dan memakai secara luar biasa, Anda harus mau berjalan dengan sebuah cacat sepanjang hidupmu, karena Tuhan memakai orang-orang lemah.

Senin, 5 Maret 2007

ALLAH JUGA BEKERJA

Yohanes 5 : 17

Dalam kitab Kejadian, dikatakan bahwa Allah bekerja menciptakan dunia ini. Enam hari lamanya Dia bekerja dan pada hari yang ketujuh Dia beristirahat. Dia juga berfirman bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Jadi kalau Dia yang adalah Tuhan, bekerja, maka sudah selayaknya, bahkan seharusnya kalau kita bekerja. Bacaan kita hari ini menyatakan bahwa Tuhan terus bekerja bahkan sampai saat ini, sampai detik ini, jadi apakah kita juga demikian? Apakah kita juga terus bekerja seperti Tuhan? Apapun keadaan kita, pekerjaan apapun yang kita lakukan, sepanjang itu ’benar’, sepanjang itu tidak menyimpang dari firman Tuhan, maka pekerjaan yang kita lakukan berharga di mata Tuhan, pekerjaan itu bisa memuliakan Tuhan, dan kita harus melakukan pekerjaan itu sebaik kita mampu, sekuat tenaga kita, karena Tuhan juga terus bekerja! (cubs)

Kalau Allah bekerja, masa kita tidak? Malu donk? Ikuti teladan-Nya dan bekerjalah!

Selasa, 6 Maret 2007

JADILAH PEMENANG

I Korintus 9 : 24-27

Dalam setiap pertandingan diperlukan persiapan, baik mental maupun fisik. Beberapa cara dilakukan guna memenangkan pertandingan dan tampil sebagai pemenang. Mulai dari memperketat jadwal latihan, mengatur pola makan, sampai mengkonsumsi vitamin dan minuman penambah energi. Kalau dalam pertandingan dunia saja melakukan berbagai persiapan yang matang, apalagi kita orang percaya yang setiap hari diperhadapkan dengan pertandingan iman dari hari ke hari. Kita bertanding bukan untuk sehari dua hari saja tetapi sampai seumur hidup kita. Persiapan yang kita lakukan pun adalah persiapan yang berkesinambungan atau terus menerus. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang agar bisa tampil sebagi pemenang-pemenang Allah.
Miliki hati yang murni.
Hati manusia pada dasarnya adalah licik, lebih licik dari segala sesuatu (Yeremia 17 : 9). Inilah yang perlu disadari. Dosa tercipta bukan hanya karena bujuk rayu si Iblis tetapi karena memang kecenderungan hati kita yang jahat yang membawa kita dalam dosa. Untuk itu kita perlu minta Roh Kudus untuk membersihkan hati kita dari keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Miliki kekudusan hidup.
Satu hal yang klise dan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, tapi bukan hal yang mustahil untuk mendapatkannya. Dengan pertolongan dan anugerah dari Allah Roh Kudus maka kita dimampukan untuk mengerjakannya.
Miliki mata seperti Allah memandang tanpa membedakan orang.
Yesus tidak pernah memilih dengan siapa Dia bergaul dan berkumpul. Kiranya demikian pula kita bersikap terhadap sesama kita. (Maria)

Hanya dengan persiapan maksimal kita bisa jadi pemenang!

Rabu, 7 Maret 2007

ALLAH INGAT

Kejadian 9 : 15

Seorang guru Sekolah Minggu bertanya kepada para muridnya, “Anak-anak, siapa yang mau berdoa setiap pagi tolong angkat tangan.” Semua anak mengangkat tangan kecuali satu orang yang duduk paling belakang. Ketika ditanya mengapa dia tidak mengangkat tangan, anak itu dengan suara lantang berkata, “Takut lupa, oom.” Jawaban anak ini sungguh lugu dan jujur. Dari pada munafik anak itu lebih suka berterus-terang. Sebagai orang dewasa kita lebih senang bertindak munafik ketimbang mengakui kelemahan kita, yaitu lupa akan janji kita. Sebagai manusia kita memang sering lupa, tetapi Allah tidak pernah melupakan janji-Nya. Perhatikan bacaan kita hari ini. Allah tidak berkata, “Maka ketika engkau melihat busur itu dan engkau mengingat perjanjian-Ku, maka Aku tidak akan memusnahkan bumi.” Allah tidak mendasari perjanjian-Nya atas ingatan kita yang terbatas, tetapi atas ingatan-Nya yang tidak terbatas. “Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku.” Demikian juga ketika Allah memerintahkan bangsa Israel untuk memercikkan darah di tiang pintu, Allah tidak berkata, “Jika engkau melihat darah itu Aku akan melepaskanmu.” Tetapi, “Ketika Aku melihat darah itu Aku akan melepaskanmu.” Oleh sebab itu jika kita memandang Yesus, kita pasti merasakan damai sejahtera, tetapi jika Allah melihat Yesus, Dia melihat jaminan keselamatan bagi kita. Tidak mungkin Allah melihat Yesus dan murka atas dosa-dosa kita, karena dosa-dosa kita telah ditanggung Yesus. Kita memang harus mengingat perjanjian yang Allah buat dengan kita, tetapi kita tidak boleh menggantungkan pengharapan kita pada ingatan kita. Bukan kita yang akan mengingat perjanjian itu, tetapi Allahlah yang akan mengingat perjanjian itu dan perjanjian-Nya adalah kekal. (Aping)

Ingatan Allah tetap sama; dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya tidak berubah.

Kamis, 8 Maret 2007

HARTA YANG BERHARGA

Matius 13 : 44-45

Dalam firman hari ini kita membaca perumpamaan yang Yesus berikan tentang hal Kerajaan Sorga. Seperti orang yang menemukan harta yang terpendam di ladang, yang menjual segala miliknya untuk membeli ladang itu, dan seperti pedagang yang menemukan mutiara yang sangat berharga, yang menjual segala miliknya untuk membeli mutiara itu, demikianlah seharusnya kita berbuat. Tetapi seringkali kita tidak menganggap bahwa hal Kerajaan Sorga itu begitu berharga, sehingga kita tidak mau melepaskan segala milik kita untuk ”membelinya”. Seperti orang muda yang kaya, yang tidak mau melepaskan segala hartanya untuk mengikut Yesus (Matius 19 : 16-22).
Seringkali kita menganggap remeh hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal sorgawi karena kita masih lebih mementingkan hal-hal duniawi. Benar bahwa kita masih hidup di dunia ini, dan kita masih membutuhkan hal-hal duniawi untuk kelangsungan hidup kita, tetapi jangan sampai kita menganggapnya sebagai sesuatu yang lebih penting dari pada Kerajaan Sorga. Seharusnyalah kita memiliki kerinduan akan hal-hal rohani yang jauh lebih penting, seperti membaca firman Tuhan, berdoa, mencari kehendak Tuhan dan mengenal Tuhan secara pribadi. Ingatlah bahwa kita hidup di dunia ini hanya sementara, karena itu jangan hati kita terikat kepadanya, tetapi arahkanlah hati kita ke tempat kediaman kita yang kekal di sorga. (Ginny)

Selidikilah, apakah yang berharga di hatimu?

Jumat, 9 Maret 2007

HARTA DAN HASIL PERTAMA

Amsal 3

Seorang majelis jemaat di suatu gereja yang sangat aktif dalam segala hal yang berkaitan dengan kegiatan gereja, dalam suatu rapat menolak untuk memberi lebih banyak dengan anggota jemaat lain berkaitan dengan rencana mereka untuk menolong seorang ibu janda yang sedang terbaring sakit di rumah sakit. Ia berpendapat bahwa ia sudah melakukan banyak untuk gereja selama ini. Sedangkan jemaat hanya menikmati saja. Ia sudah memberikan waktu, tenaga, dan pemikiran-pemikiran untuk memajukan pelayanan, mengapa ia harus dituntut lagi untuk berkorban dalam hal materi? Banyak yang beranggapan bahwa memuliakan Tuhan dilakukan hanya melalui puji-pujian saja. Ada lagi yang berpandangan bahwa memuliakan Tuhan hanya dapat terjadi pada saat kita melakukan hal-hal yang baik. Semua pandangan dan pemahaman itu tidaklah salah, tetapi yang lebih baik adalah apabila kita memiliki pemahaman secara menyeluruh tentang bentuk atau cara memuliakan Tuhan. Cara kita memuliakan Tuhan yaitu dengan memberikan hidup kita untuk melayani Dia dan juga memberikan segala yang kita miliki untuk dipakai sebagai sarana dalam memuliakan Tuhan. Itu berarti juga termasuk harta kita. Karena harta yang kita miliki asalnya dari Tuhan juga. Ketika Tuhan mengijinkan kita mendapatkan pekerjaan dan mempercayakan kepada kita harta yang melimpah, kita jangan lupa untuk mempergunakan kembali dalam mempermuliakan Dia. Ingatlah! Dia yang memberi, Dia juga yang akan mengambilnya dari kita apabila tidak mempermuliakan Dia. (DBR)Muliakan

Tuhan selalu terlebih dengan hartamu dan hasil pertama pekerjaanmu

Sabtu, 10 Maret 2007

BAYANGKAN??

Mazmur 23

Bayangkan seandainya Allah tidak mengasihi kita, seandainya Dia membiarkan kita binasa? Bayangkan seandainya Allah membiarkan kita mengalami penderitaan tanpa ada pertolongan dari luar? Bayangkan bila kita harus melalui semua penderitaan dan masalah di dunia ini tanpa penyertaan, penguatan dan penghiburan Allah? Wah, betapa mengerikan! Bersyukurlah kita punya Allah yang tidak membiarkan anak-anak-Nya tanpa Dia. Bersyukurlah seperti pemazmur bahwa Allah senantiasa menjaga kita, menyertai kita, dengan gada-Nya dan tongkat-Nya selalu melindungi kita. Betapa dahsyat dan ajaib-Nya Tuhan kita! Puji Tuhan! (cubs)

Bayangkan kasih Tuhan dalam hidup kita, damai sejahtera beserta kita.

Minggu, 11 Maret 2007

KESUKARAN MENJADI KESUKSESAN

Yakobus 1 : 3-4

Setiap hari kita pasti menghadapi masalah, dan kita sering merasa berat untuk menjalani kehidupan ini. Kita tidak pernah tahu apa maksud Tuhan di balik cobaan dan ujian yang Ia ijinkan untuk kita alami. Baru setelah kita melewati masalah itu kita baru dapat mengerti akan maksud Tuhan. Agar kita mampu melewati masalah yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita ini, maka kita harus :
Serahkanlah sepenuh hidup kita kepada Tuhan agar Ia sendiri yang memerintah hidup kita (I Petrus 5 : 7).
Percayalah masalah yang datang kepada kita bukanlah berasal dari Tuhan (Yakobus 1 : 13-14).
Jalanilah kehidupan ini dengan hati yang penuh ucapan syukur (I Tesalonika 5 : 18).
Lakukanlah segala pekerjaan kita seperti kita melakukannya untuk Tuhan (Kolose 3 : 23).
Ketika kita mulai melakukan keempat hal di atas maka kita akan merasakan adanya perubahan dalam hidup kita. Kita tidak akan lagi merasa berat untuk menjalani hidup yang penuh masalah ini. Asalkan kita menjalani hidup dengan hati yang tulus dan semata-mata mengagungkan nama Tuhan, kelak semuanya menjadi sumber kebahagiaan kita. (Giant)

Kunci keberhasilan hidup ini adalah keputusan yang benar yang kita pilih.