20 Sept 2007

Minggu ke 4 September


MENJADI MURID TUHAN
(Yesaya 50 : 4-6)

Tidak cukup bagi orang Kristen bila hanya menjadi percaya kepada Kristus dan memperoleh keselamatan. Hidup baru itu harus bertumbuh di dalam kedewasaan iman sehingga hidup semakin hari semakin serupa dengan Kristus. Yesus memilih dan memanggil kita bukan hanya untuk menjadi pengikut-Nya namun lebih dari itu kita dipilih dan dipanggil untuk menjadi murid-Nya. Sekarang kita telah mengetahui maksud Tuhan atas hidup kita, lalu apakah yang harus kita perbuat saat kita menjadi murid-Nya? Sesuai amanat agung Tuhan Yesus (Matius 28 : 19-20), tugas seorang murid Tuhan adalah pertama-tama memberitakan Injil sampai orang mengaku dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, yang dinyatakan melalui memberi diri dibaptis. Kemudian, tugas berikutnya adalah menjadikan orang yang telah percaya tersebut menjadi murid Tuhan dengan cara mengajarkan segala yang Tuhan perintahkan untuk dilakukan.
Biasanya untuk memulai tugas pertama itu kita mengalami kesulitan. Kita berpikir, ’saya kan bukan pendeta’, atau ’saya kan tidak pandai berkata-kata’, atau ’saya kan tidak sekolah Alkitab, jadi pengetahuan mengenai Injil itu kurang’. Kita merasa minder dengan keadaan kita. Untuk menginjili orang kita tidak harus berdebat mengenai Injil itu, tetapi cara efektif menginjil adalah berbagi cerita tentang Kristus. Untuk dapat berbagi cerita hidup dengan orang lain, maka hanya orang yang sudah mengalami karya Kristus dalam menebus dosanya dan mengubah hidupnya, yang mampu mengabarkan Injil. Untuk dapat mengalami karya Kristus yang dahsyat maka kita harus rela menyangkal diri dan menjadikan Kristus prioritas utama dalam hidup kita (Matius 16 : 24). Jangan biarkan apapun menjadi lebih penting dari pada Kristus, Kristus harus di atas segala-galanya. Bila kita menjadi murid Kristus, maka kita harus memiliki visi murid Kristus. Visi murid Kristus adalah menjadi sebagaimana Kristus kehendaki, dan menjadi serupa dengan Kristus. Untuk mencapai visi itu maka kita harus mengijinkan Kristus memproses diri kita. Dengan proses itu maka hidup kita akan dibentuk dan diubahkan untuk mengarah kepada kesempurnaan yang sesungguhnya. Memang tidak enak saat kita diproses oleh Tuhan, tetapi kita harus merelakan hidup kita untuk itu. Bila kita mampu bertahan dalam proses Tuhan maka kita akan menjadi murid Kristus yang sejati.Seorang murid dilatih untuk bisa mewakili gurunya dalam menyatakan kebenaran. Murid Kristus dilatih untuk menjadi wakil Kristus memberitakan kelegaan, kedamaian kepada semua orang. Untuk itu kita yang rindu menjadi wakil Kristus di bumi ini harus memiliki lidah seorang murid yang memberikan semangat baru kepada orang lain (Yesaya 50 : 4a). Agar kita memiliki lidah seorang murid maka kita perlu belajar mendengar firman Tuhan setiap hari. Dengan mendengar firman Tuhan setiap hari akan mempertajam pengenalan kita akan Tuhan, dan kepekaan akan kebutuhan orang-orang yang kita layani (Yesaya 50 : 4b). Seorang murid harus memiliki ketaatan kepada gurunya. Demikian juga kita sebagai murid Kristus harus taat kepada Kristus. Kita harus taat mendengarkan dan melakukan perintah-Nya (Yesaya 50 : 5), taat menanggung resiko dalam pelayanan (Yesaya 50 : 6). Yesus sendiri pernah mengungkapkan bahwa seorang murid tidak lebih besar dari pada gurunya dan seorang hamba tidak lebih tinggi dari pada tuannya (Matius 10 : 24), sehingga bila tuannya dianiaya maka hambanya pun akan dianiaya juga (Yohanes 15 : 20). Jadi bila kita menjadi murid Kristus maka kita tidak hanya memberitakan Injil kepada semua orang, tetapi kita juga harus siap sedia menerima aniaya dari pemberitaan Injil tersebut. Oleh sebab itu, persiapkan diri Anda untuk menjadi murid Kristus yang militan, karena kita akan memperoleh upah yang besar di sorga. (Giant)




Senin, 24 September 2007


DILAHIRKAN DENGAN CINTA KASIH


I Yohanes 4 : 8; Roma 5 : 5


Ketika kita mengalami lahir baru, maka Tuhan Allah menjadi Bapa kita. Tuhan itu kasih, oleh sebab itu kitapun lahir dalam kasih. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita tidak memiliki sifat kasih ilahi ini. Setiap anggota keluarga Allah memiliki sifat kasih itu walaupun mungkin banyak yang tidak mempraktekkannya. Alkitab mengatakan bahwa kasih Allah telah dikaruniakan secara limpah ke dalam hati kita oleh Roh Kudus. Roma 5 : 5 tidak bicara soal baptisan Roh Kudus. Ayat ini menyinggung soal kelahiran baru, yakni apabila kita dilahirkan baru oleh Roh Kudus maka kitapun ikut ambil bagian dalam gaya kehidupan dan sifat-sifat Tuhan. (DBR)
Sebagai anak Tuhan kita harus memiliki kasih.

Selasa, 25 September 2007


KARUNIA MENIKMATI


Pengkhotbah 5 : 18
Karunia ini adalah suatu karunia yang sangat diinginkan oleh banyak orang, tetapi hanya sedikit yang mendapatkannya. Untuk dapat menikmati anugerah Tuhan, hanya sedikit orang yang bisa. Kenapa? Karena tidak banyak orang yang dapat menikmati apa yang sudah didapatnya. Banyak orang yang lebih menginginkan kekayaan, keberhasilan, kejayaan, karena itulah yang ditawarkan dunia. Itulah ukuran yang dipakai dunia. Berapa banyak orang kaya yang tidak bisa menikmati kekayaannya? Banyak orang punya rumah sangat bagus, tetapi tidak pernah bisa menikmatinya, karena pagi-pagi sekali sudah harus meninggalkan rumah dan pulang sudah sangat larut malam. Berapa banyak orang yang tidak bisa menikmati keluarganya? Pergi ketika istri dan anak masih tidur, pulang ketika mereka sudah tidur? Tidak ada waktu untuk berbincang, bercengkrama, dan sebagainya. Mendapatkan kekayaan itu mudah, punya keluarga itu mudah, tetapi menikmati itu sulit. Apa sih menikmati itu? Menikmati artinya bisa mengucap syukur, artinya bisa puas dengan apa yang kita miliki; tidak menginginkan milik orang lain, artinya bisa merasakan nikmatnya anugerah Tuhan buat kita, bisa menghargai apa yang sudah Tuhan berikan, bukan hanya bermimpi yang belum kita punya. Menikmati itu artinya dapat berkata, ”aduuh indahnya rumahku, baiknya keluargaku...”, dengan sepenuh hati. Tuhan berkata itu juga suatu karunia. Pertanyaannya hari ini, sudahkah kita menikmati apa yang Tuhan berikan buat kita? Kalau belum, mintalah maka kamu akan mendapat (Matius 7 : 7a). Kalau sudah, haleluya, bersukacitalah atas karunia yang Tuhan berikan. (cubs)
Allah senantiasa siap memberikan karunia kepada anak-anak-Nya, termasuk untuk menikmati anugerah-Nya

Rabu, 26 September 2007


TUHAN TETAP BEKERJA


Yohanes 9 : 1-7
Ketika murid-murid bertanya kepada Yesus tentang seorang yang buta dari lahirnya, apakah ia buta karena dosanya atau dosa orang tuanya, jawab Yesus, ”Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam Dia.” (ayat 3). Lewat kesembuhan orang buta ini Yesus menyatakan kemuliaan-Nya. Bahkan lewat kematianpun Yesus bekerja menyatakan kuasa-Nya. Ketika Lazarus sakit, Yesus berkata, ”Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” (Yohanes 11 : 4). Dan Yesus menyatakan kemuliaan-Nya dengan membangkitkan Lazarus yang telah mati (Yohanes 11 : 39-44).
Ketika kita menghadapi masalah, entah itu penyakit atau kematian seseorang yang kita kasihi, mungkin kita bertanya-tanya, ”Apakah dosa yang saya lakukan sehingga hal itu terjadi?” Atau, ”Mengapa Tuhan biarkan kejadian ini menimpa saya?” Atau mungkin kita malah mempersalahkan Tuhan yang kita anggap tidak mau menolong atau menjawab doa kita. Kita mengharapkan mujizat kesembuhan, tetapi ternyata tidak terjadi, dan kita kecewa. Apakah mustahil bagi Tuhan melakukan mujizat? Tidak! Dia sanggup melakukan apa saja, tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Tetapi ketika apa yang kita harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan, mari kita coba belajar untuk mengerti apa kehendak Tuhan di balik semua yang terjadi. Seringkali ketika kita menghadapi masalah, kita berdoa minta pertolongan Tuhan, tetapi setelah Tuhan menolong kita, kita lupa lagi kepada-Nya. Bukan itu yang Tuhan kehendaki. Bagi Tuhan mudah saja untuk melakukan mujizat, tetapi yang Tuhan mau adalah lewat mujizat kita dapat mengenal Dia.
Ketika sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi dalam hidup kita, mari kita lihat, renungkan dan belajar mengerti apa yang sedang Tuhan kerjakan di balik semua itu. Firman Tuhan berkata, ”...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, ...” (Roma 8 : 28). Kita harus belajar untuk percaya akan hal itu. Tuhan mau menyatakan pribadi-Nya, kedaulatan-Nya, kemuliaan-Nya, kuasa-Nya, kasih-Nya, agar kita dapat mengenal Dia. Bukalah mata hatimu untuk melihat! (Ginny)
Mengenal Tuhan jauh lebih penting dari pada melihat mujizat.

Kamis, 27 September 2007


MENGENAL KRISTUS


Filipi 3 : 10
Tujuan hidup orang Kristen adalah menjadi serupa dengan Kristus. Untuk mencapai tujuan itu maka kita harus mengenal Kristus dengan benar. Bukan hanya kenal saja tetapi kita harus mengetahui pribadi Kristus yang sesungguhnya. Rasul Paulus menyadari bahwa bila ia mengenal pribadi Kristus secara mendalam, maka ia akan dapat mengarahkan hidupnya pada Kristus yang akhirnya menjadi serupa dengan Kristus. Untuk mengenal Kristus maka kita harus mengetahui pribadi Kristus, dengan mempelajari kehidupan Kristus yang tercatat di dalam Alkitab. Di sana banyak sekali keterangan mengenai pribadi Kristus. Semakin kita membaca dan merenungkan Alkitab maka kita akan semakin mengenal-Nya. Selain itu kita juga dapat mengetahui pribadi Kristus lewat persekutuan pribadi kita dengan Kristus yaitu melalui doa. Oleh sebab itu, bila kita ingin mengenal Kristus maka kita harus setiap hari membangun hubungan dengan Kristus melalui doa dan pembacaan dan perenungan Alkitab. (Giant)


Kalau ingin menjadi mempelai-Nya, kita harus benar-benar kenal siapa Kristus itu.

Jumat, 28 September 2007


HIDUPLAH DENGAN KASIH


I Korintus 13 : 1-13
Kasih bukanlah sekedar luapan emosi, perasaan atau kata-kata iba semata yang hanya tinggal di dalam hati. Kasih menyangkut kemauan dan keputusan untuk dapat membuktikannya. Kasih adalah tindakan nyata. Diperlukan suatu keputusan dan kemauan untuk melakukannya. Lakukan kasih harus dengan segenap kekuatan, jiwa, pikiran dan kemauan (Markus 12 : 30). Kasih menuntut pengorbanan, pengabdian dan penyangkalan diri. Ketika kita mengalami masalah dan kegagalan, Allah tetap mengasihi kita. Kasih-Nya tidak berkesudahan untuk selama-lamanya. Ia mengasihi kita dan oleh karenanya Ia rela mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal untuk menyelamatkan kita. Dan keselamatan yang diberikan tanpa syarat bagi yang mau menerima-Nya menjadi Tuhan dan Juruselamat. Seseorang yang sungguh merasakan kasih Allah, ia juga akan berusaha melakukan tindakan kasih di dalam hidupnya. Tidak mudah memang memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, tapi kita dapat belajar dari Yusuf. Ia memaafkan saudara-saudaranya dan tidak menuntut balas. Riwayat hidup Yusuf dapat menjadi teladan bagi kita bahwa betapapun pedih penderitaannya tidaklah membuatnya menjadi orang yang kejam. Belajarlah pada teladan Yesus. Kasih-Nya indah, lebih indah dari pelangi. Tanamkan kasih di hati kita dalam mengarungi kehidupan. Ada banyak hal yang kita hadapi dalam hidup ini, ada suka dan ada pula duka. Tetapi jika kita memiliki kasih semuanya akan menjadi indah, bahkan kutuk bisa diubah menjadi berkat oleh karena kasih Allah pada kita. Maukah kita hidup dalam kasih baik terhadap Allah maupun terhadap sesama?
Kasih memiliki kekuatan yang mampu memecahkan masalah sekalipun sekeras cadas.

Sabtu, 29 September 2007


SAYA SANGGUP


Filipi 4 : 13
Rasa kuatir bagi saya merupakan suatu dosa yang paling sukar saya lenyapkan. Rasa kuatir merupakan cobaan yang paling besar yang selalu saya hadapi. Saya yakin banyak di antara Anda semua mempunyai masalah yang sama. Kekuatiran selalu datang tanpa diundang. Kekuatiran timbul dari pengalaman masa lalu, dari informasi yang kita terima, dari cerita orang lain, dan sebagainya. Bacaan hari ini memberi jaminan, memberi senjata buat kita untuk melawan kekuatiran yang timbul. Kita tidak bisa menghilangkan kekuatiran, karena pikiran kita telah menyimpan informasi yang membuat kita kuatir. Tetapi bila kita menggunakan ayat hari ini untuk melawan kekuatiran itu, Tuhan telah memberi jaminan bahwa kita sanggup mengatasi kekuatiran kita. Kuatir boleh datang, tetapi kekuatiran tidak mungkin mengalahkan kita yang bersama Yesus. Kita sanggup melakukan apapun bersama Dia. Ayo, kita lawan kekuatiran karena 95% dari kekuatiran itu cuma ada di pikiran kita saja. (DBR)
Saya sanggup mengatasi kekuatiran saya bersama Yesus.



Minggu, 30 September 2007


YESUS POKOK


Yohanes 15 : 1-8
Sebagai manusia yang hidup dalam abad 21 ini, kita diperhadapkan dengan berbagai hal yang tidak pernah dihadapi oleh orang-orang yang hidup dalam abad-abad sebelumnya. Yang paling berpengaruh adalah fokus, atau hal-hal yang kita anggap paling berarti dalam hidup ini. Fokus adalah apa yang paling banyak menyita waktu, tenaga, pikiran dan kekuatan kita. Yesus tahu itu, makanya, 2000-an tahun sebelumnya, Dia telah mengingatkan kita akan fokus yang sebenarnya, akan pokok kehidupan kita. Yesus berkata bahwa di luar Dia, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Itu sungguh benar. Coba kita ambil sebatang ranting dari pokoknya. Pasti dalam waktu tidak lama, daun yang menempel pada ranting itu akan layu dan kering, kemudian disusul rantingnya. Bahkan ketika ranting itu kita taruh dalam segelas air dan diberi pupuk pun, tetap tidak dapat bertahan hidup. Begitu juga kehidupan kita. Bila fokus kita bukan kepada Yesus, maka berbagai hal akan segera menghantam kita, dan dalam waktu singkat, kita akan merasakan kekosongan, hampa, tidak ada harapan, yang akhirnya akan mendatangkan kematian. Jadi, mari kita ingat, siapa pokok kehidupan kita, siapa yang benar-benar dapat memberi hidup yang berkelimpahan, penuh damai sejahtera dan sukacita. (cubs)
Ranting yang tidak menempel pada pokoknya tidak akan pernah berbuah!

16 Sept 2007

Minggu ke 3 September



BERPIKIR SEPERTI SEORANG HAMBA

Pelayanan bermula di pikiran Anda. Tuhan selalu lebih tertarik pada mengapa Anda melakukan sesuatu dari pada apa yang Anda lakukan. Sikap lebih berharga dari pada pencapaian. Pelayan-pelayan sejati melayani Tuhan dengan sebuah kerangka berpikir yang terdiri atas lima sikap. Pelayan:
1. Lebih memikirkan orang lain dari pada diri sendiri.
Sayangnya, kebanyakan pelayanan Anda bersifat melayani diri sendiri. Anda melayani agar disukai orang lain, dikagumi, atau mencapai tujuan-tujuan Anda sendiri. Itu adalah manipulasi, bukan pelayanan. Pelayan-pelayan sejati tidak mencoba memanfaatkan Tuhan bagi tujuan mereka. Mereka membiarkan Tuhan memakai mereka bagi tujuan-Nya.
2. Berpikir seperti seorang penjaga, bukan pemilik.
Untuk menjadi seorang pelayan sejati Anda harus menyelesaikan masalah keuangan dalam kehidupan Anda. Uang memiliki potensi terbesar untuk menggantikan Tuhan dalam hidup Anda. Apabila Yesus menjadi Tuan Anda, uang akan melayani Anda, sebaliknya apabila uang menjadi tuan, Anda menjadi budaknya. Pelayan-pelayan Tuhan harusnya selalu lebih mementingkan pelayanan dari pada uang. Bagaimana cara Anda mengelola uang mempengaruhi seberapa banyak Tuhan dapat memberkati hidupmu.
3. Memikirkan pekerjaan mereka, bukan apa yang dikerjakan orang lain.
Mereka tidak membandingkan, mengkritik atau bersaing dengan pelayan-pelayan lainnya. Mereka terlalu sibuk melakukan pekerjaan yang Tuhan berikan kepada mereka. Pelayanan Anda bagi Kristus tidak pernah terbuang percuma terlepas dari apapun yang dikatakan orang.
4. Mendasarkan jati diri mereka dalam Kristus.
Semakin dekat Anda kepada Kristus, semakin sedikit Anda mempromosikan diri,
5. Memandang pelayanan sebagai sebuah peluang, bukan sebuah kewajiban.
Mereka menikmati menolong orang, memenuhi kebutuhan dan melakukan pelayanan.
Bayangkan apa yang dapat terjadi jika sepuluh persen saja dari semua orang Kristen di dunia serius terhadap peran mereka sebagai pelayan. Apakah Anda bersedia menjadi salah satu dari orang-orang itu? Tuhan akan memakai Anda jika Anda mau mulai bertindak dan berpikir seperti seorang pelayan. Albert Schweitzer berkata, “Orang yang benar-benar bahagia hanyalah mereka yang telah belajar bagaimana melayani.”

Senin, 17 September 2007
KERAJAAN ALLAH
Matius 6 : 33; Roma 14 : 17
Banyak orang Kristen yang hidupnya hanya mendambakan berkat Tuhan, mereka tidak mendambakan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Setiap kali mereka berdoa, mereka hanya meminta agar Tuhan memberkati seluruh keluarga dan pekerjaan mereka. Mereka berdoa tidak bertujuan untuk mencari dan bersekutu dengan Tuhan, melainkan mengejar sesuatu yang fana. Tuhan Yesus berkata, ”Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya.” Inilah yang seharusnya dikerjakan orang Kristen, yaitu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Setelah kita menemukan Kerajaan Allah dan kebenarannya maka berkat-berkat-Nya akan mengikuti kita. Rasul Paulus menambahkan bahwa Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, melainkan soal kebenaran yang sejati, damai sejahtera yang abadi, dan sukacita oleh Roh Kudus. Inilah yang harus dikejar oleh orang Kristen dalam hidup mereka. Mereka harus menemukan Kerajaan Allah itu. Karena bila kita telah menemukan Kerajaan Allah itu maka kita akan memperoleh berkat yang abadi. Sudahkah kita menemukan Kerajaan Allah dan kebenarannya? Bila belum, mari mulai hari ini kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. (Giant)
Hanya ada sukacita dan damai sejahtera yang tak terhingga dalam Kerajaan Allah.
Selasa, 18 September 2007
RASA BERSALAH
Yakobus 2 : 10
Ketika kita melakukan sesuatu yang kita tahu tidak boleh dilakukan, bagaimana perasaan kita? Di saat seperti itu hati nurani kita seperti tersengat sebab kita menyadari dan merasa bersalah. Apa sebenarnya rasa bersalah itu? Barangkali kita berpikir bahwa itu adalah perasaan ketika Tuhan sedang marah dan siap menghukum kita. Atau mungkin perasaan ketika kita terpisah dari Allah dan orang lain karena ”awan gelap” dan penyesalan. Dari sekian banyak penafsiran tentang rasa bersalah, kita perlu memahami dengan benar apa itu perasaan bersalah, agar kita dapat menanganinya dengan kematangan rohani. Ketika perbuatan kita menimbulkan konflik dan Roh Kudus yang tinggal di dalam kita mengingatkan sehingga kita merasa ada “sesuatu” di hati kita, itulah yang dimaksud dengan rasa bersalah, yaitu gejolak emosi yang disebabkan oleh sesuatu yang salah yang telah kita perbuat. Secara sederhana, rasa bersalah adalah perasaan bertanggung jawab untuk kesalahan yang kita perbuat, apakah itu suatu tindakan, pikiran, perkataan yang sia-sia, atau lain-lain. Memang baik bagi kita untuk memiliki alarm di dalam hati kita, namun kita harus lebih waspada terhadap kecenderungan untuk hanyut dan tenggelam di dalam rasa bersalah. Kadangkala perilaku kita begitu buruk sehingga kita mengalami penyesalan yang begitu dalam dan perasaan bersalah itu terus tinggal di dalam diri kita. Lalu kita menghukum diri sendiri dengan membiarkan rasa bersalah itu menguasai perasaan kita. Bila kita mengalami hal itu, ingatlah bahwa Yesus Kristus telah membayar hutang dosa kita. Itu berarti Ia telah mengangkat beban rasa bersalah itu. Kita didapati-Nya tidak bersalah! Sebab dosa kita telah dipakukan di kayu salib, demikian juga rasa bersalah kita. Memang kita harus selalu bertanggung jawab untuk setiap tindakan kita, namun kita telah memiliki kebebasan di dalam Kristus. Jadi buanglah rasa bersalah itu. (Aping)
Rasa bersalah menyadarkan kita bahwa kita telah berbuat dosa. Bertobatlah!
Rabu, 19 September 2007
BUAH YANG MATANG
Galatia 5 : 22; Yohanes 15 : 5
Kasih adalah buah roh manusia ciptaan baru yang lahir karena Kristus telah tinggal di dalam kehidupannya. Cobalah Anda bayangkan sebuah pohon buah-buahan, di manakah terdapat buahnya? Buah biasa terdapat pada ranting pohon. Yesus menggunakan perumpamaan tentang pokok anggur itu. Siapakah ranting-rantingnya? Kita inilah ranting-rantingnya. Lalu bagaimanakah buah itu tumbuh pada ranting-rantingnya? Buah menerima sesuatu dari batang pohonnya. Dalam contoh di atas ialah buah anggur menerima zat makanannya dari pokok anggur. Satu kehidupan dari pokok anggur itu mengalir ke dalam ranting-ranting. Tuhan adalah kehidupan. Tuhan adalah kasih. Kehidupan dan kasih dari Tuhan yang mengalir kepada kita menyebabkan kita menghasilkan buah yaitu kasih. Buah yang tumbuh pada ranting tidak serta-merta matang. Demikian juga kasih yang ada dalam kita tidak serta-merta sempurna. Alkitab berkata, “Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.” (I Yohanes 2 : 5). Marilah kita terus ada di dalam Tuhan, supaya kasih yang ada di dalam kita terus disempurnakan. (DBR)
Kasih yang sempurna telah kita terima dari Allah.
Kamis, 20 September 2007
APA YANG KAU PIKIRKAN??
I Tesalonika 5 : 18
Apakah kau berpikir mengapa rumahmu jelek? Bersyukurlah, banyak orang yang tidak memiliki rumah!
Apakah kau berpikir makananmu tidak enak? Bersyukurlah, banyak orang yang tidak bisa makan!!
Apakah kau berpikir pekerjaanmu rendah? Bersyukurlah, banyak orang menganggur!!
Apakah kau berpikir keluargamu tidak beres? Bersyukurlah, banyak orang tidak punya keluarga!!
Apakah kau berpikir teman-temanmu mengganggu? Bersyukurlah, banyak orang tidak punya teman!!
Daripada berpikir tentang apa yang tidak kau punya saat ini, bagaimana kalau mulai bersyukur dengan apa yang Tuhan telah berikan kepadamu? Bagaimana kalau berpikir mensyukuri apa yang Allah telah berikan??(cubs)
Yang sudah Allah berikan itu lebih baik dinikmati, dari pada berpikir yang tidak ada!!
Jumat, 21 September 2007
RINDU AKAN RUMAH TUHAN
Mazmur 84 : 1-8
Orang yang mengasihi Tuhan pasti senantiasa rindu akan kediaman Tuhan. Ia sangat senang bila ia dapat senantiasa berada di dalam rumah Tuhan. Jiwanya akan hancur karena merindukan pelataran Tuhan. Ia akan bersorak-sorai dengan segenap hati, karena ia tahu benar bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah yang hidup. Orang yang berada di dalam rumah Tuhan akan bahagia karena Tuhan akan menyertai hidupnya. Meskipun ia berada dalam keadaan yang sulit, Tuhan akan menolongnya dan menjadikan keadaan yang sulit itu menjadi keadaan yang membahagiakan. Ia akan berjalan semakin lama semakin kuat, karena Tuhan akan memberikan kekuatan kepadanya. Bila kita mengaku bahwa kita mengasihi Tuhan maka kita juga harus merindukan kediaman Tuhan. Kita harus senantiasa mencari wajahNya, melalui persekutuan kita dengan Tuhan. (Giant)
Berada di rumah Tuhan memberi damai dan sukacita yang tak ternilai bagi jiwa kita.
Tetapi hendaknya kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian, kamu menipu sendiri. (Yakobus 1 : 22)

Sabtu, 22 September 2007
CANTIK DI MATA TUHAN
Amsal 30 : 31
Setiap wanita tentu ingin kelihatan cantik. Itu sebabnya begitu banyak kosmetik, alat kecantikan, obat-obat dan tindakan operasi yang dapat membuat wanita kelihatan cantik, menarik dan awet muda, dipromosikan untuk menarik hati wanita. Bahkan bukan hanya wanita, kini untuk priapun mulai gencar dipromosikan produk-produk agar kelihatan lebih tampan, lebih gagah dan lebih keren. Banyak orang tidak segan mengeluarkan uang untuk membeli produk-produk yang ditawarkan walaupun harganya mahal. Memang tidak ada salahnya untuk kelihatan cantik atau tampan di mata manusia, tetapi sebenarnya yang lebih penting adalah: apakah kita cantik di mata Tuhan? Bagi Tuhan yang penting bukanlah apa yang tampak di luar, tetapi apa yang ada di dalam (I Samuel 16 : 7). Tuhan tidak pernah peduli apakah kita gemuk atau kurus, tinggi atau pendek, mancung atau pesek, kulit hitam atau putih. Jadi walaupun kita mengeluarkan uang banyak untuk kelihatan cantik, bahkan sampai melakukan operasi plastik, itu tidak ada artinya bagi Tuhan, karena yang Tuhan lihat adalah manusia batiniah (hati kita, karakter kita). Seringkali seseorang kelihatan anggun, cantik atau tampan, tetapi ternyata hatinya jahat, penuh dengan iri hati, kemarahan, dendam; dan karakternya tidak terpuji, begitu kena senggol sedikit mulutnya langsung mengeluarkan makian dan segala macam kata-kata yang tidak enak didengar telinga, atau bisa juga langsung main hantam dan pukul. Apakah yang demikian itu cantik bagi Tuhan?
Bagaimana agar kita cantik di mata Tuhan? Amsal 4 : 23 berkata, ”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Yesus berkata, ”Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” (Lukas 6 : 45). Mari kita jaga hati kita agar berkenan kepada Tuhan dan miliki karakter yang dipenuhi buah Roh (Galatia 5 : 22-23), sehingga kita tampak cantik di mata-Nya. (Ginny)
Cantik di mata Tuhan jauh lebih berharga dari pada cantik di mata manusia.

Minggu, 23 September 2007
CARA ALLAH
Matius 6 : 25-34
Bila seorang bertanya, “Apa kebutuhanmu?” Pasti kita akan menjawab dengan cepat bahkan mungkin dapat mengutarakan dengan terperinci hal-hal yang kita yakini dapat membuat hidup kita menjadi lebih baik. Namun bila pertanyaannya adalah, “Bagaimana engkau dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu itu?” Mungkin kita akan mendapat kesulitan untuk menjawabnya. Saat ini banyak orang bersedia melakukan apa saja untuk memperoleh yang mereka butuhkan. Mereka bersedia bersekongkol, berbuat curang, memanipulasi, berdusta, menipu, dan bahkan mencuri bila mereka pikir itu perlu dilakukan. Namun semua upaya itu tidak dapat memberikan kepuasan! Berbagai upaya yang berfokus untuk memenuhi kebutuhan pribadi sangat sering membawa kita kepada dosa. Bahkan sekalipun kebutuhan itu merupakan kebutuhan rohani, kita juga dapat jatuh ke dalam dosa, bila kita mengupayakannya dengan cara-cara yang tidak rohani. Ketahuilah, kita dapat menghindari hal ini dan membuat keputusan yang tepat. Di dalam ayat 33 Yesus mengatakan dengan jelas bahwa setiap kali kita merasakan adanya kebutuhan, respon kita yang pertama haruslah mencari Dia dan berdoa. Alkitab tidak mengatakan, “Carilah Kerajaan-Nya” melainkan, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya”. Jadi ketika kita menanggapi setiap kebutuhan kita dengan doa dan permohonan, kita akan mulai melihat Tuhan bergerak dan kekuatan-Nya nyata di dalam hidup kita. Hanya Dia yang mempunyai kuasa untuk menyediakan apapun yang menjadi kebutuhan kita. Percayalah bahwa Dia akan selalu menggenapi janji-Nya. Begitulah cara Dia bekerja dan itu adalah cara yang sangat Dia senangi, teruslah berjalan bersama-Nya. (Aping)
Cara Allah bukan cara manusia. Cara-Nya itu yang terbaik.