20 Sept 2007

Minggu ke 4 September


MENJADI MURID TUHAN
(Yesaya 50 : 4-6)

Tidak cukup bagi orang Kristen bila hanya menjadi percaya kepada Kristus dan memperoleh keselamatan. Hidup baru itu harus bertumbuh di dalam kedewasaan iman sehingga hidup semakin hari semakin serupa dengan Kristus. Yesus memilih dan memanggil kita bukan hanya untuk menjadi pengikut-Nya namun lebih dari itu kita dipilih dan dipanggil untuk menjadi murid-Nya. Sekarang kita telah mengetahui maksud Tuhan atas hidup kita, lalu apakah yang harus kita perbuat saat kita menjadi murid-Nya? Sesuai amanat agung Tuhan Yesus (Matius 28 : 19-20), tugas seorang murid Tuhan adalah pertama-tama memberitakan Injil sampai orang mengaku dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, yang dinyatakan melalui memberi diri dibaptis. Kemudian, tugas berikutnya adalah menjadikan orang yang telah percaya tersebut menjadi murid Tuhan dengan cara mengajarkan segala yang Tuhan perintahkan untuk dilakukan.
Biasanya untuk memulai tugas pertama itu kita mengalami kesulitan. Kita berpikir, ’saya kan bukan pendeta’, atau ’saya kan tidak pandai berkata-kata’, atau ’saya kan tidak sekolah Alkitab, jadi pengetahuan mengenai Injil itu kurang’. Kita merasa minder dengan keadaan kita. Untuk menginjili orang kita tidak harus berdebat mengenai Injil itu, tetapi cara efektif menginjil adalah berbagi cerita tentang Kristus. Untuk dapat berbagi cerita hidup dengan orang lain, maka hanya orang yang sudah mengalami karya Kristus dalam menebus dosanya dan mengubah hidupnya, yang mampu mengabarkan Injil. Untuk dapat mengalami karya Kristus yang dahsyat maka kita harus rela menyangkal diri dan menjadikan Kristus prioritas utama dalam hidup kita (Matius 16 : 24). Jangan biarkan apapun menjadi lebih penting dari pada Kristus, Kristus harus di atas segala-galanya. Bila kita menjadi murid Kristus, maka kita harus memiliki visi murid Kristus. Visi murid Kristus adalah menjadi sebagaimana Kristus kehendaki, dan menjadi serupa dengan Kristus. Untuk mencapai visi itu maka kita harus mengijinkan Kristus memproses diri kita. Dengan proses itu maka hidup kita akan dibentuk dan diubahkan untuk mengarah kepada kesempurnaan yang sesungguhnya. Memang tidak enak saat kita diproses oleh Tuhan, tetapi kita harus merelakan hidup kita untuk itu. Bila kita mampu bertahan dalam proses Tuhan maka kita akan menjadi murid Kristus yang sejati.Seorang murid dilatih untuk bisa mewakili gurunya dalam menyatakan kebenaran. Murid Kristus dilatih untuk menjadi wakil Kristus memberitakan kelegaan, kedamaian kepada semua orang. Untuk itu kita yang rindu menjadi wakil Kristus di bumi ini harus memiliki lidah seorang murid yang memberikan semangat baru kepada orang lain (Yesaya 50 : 4a). Agar kita memiliki lidah seorang murid maka kita perlu belajar mendengar firman Tuhan setiap hari. Dengan mendengar firman Tuhan setiap hari akan mempertajam pengenalan kita akan Tuhan, dan kepekaan akan kebutuhan orang-orang yang kita layani (Yesaya 50 : 4b). Seorang murid harus memiliki ketaatan kepada gurunya. Demikian juga kita sebagai murid Kristus harus taat kepada Kristus. Kita harus taat mendengarkan dan melakukan perintah-Nya (Yesaya 50 : 5), taat menanggung resiko dalam pelayanan (Yesaya 50 : 6). Yesus sendiri pernah mengungkapkan bahwa seorang murid tidak lebih besar dari pada gurunya dan seorang hamba tidak lebih tinggi dari pada tuannya (Matius 10 : 24), sehingga bila tuannya dianiaya maka hambanya pun akan dianiaya juga (Yohanes 15 : 20). Jadi bila kita menjadi murid Kristus maka kita tidak hanya memberitakan Injil kepada semua orang, tetapi kita juga harus siap sedia menerima aniaya dari pemberitaan Injil tersebut. Oleh sebab itu, persiapkan diri Anda untuk menjadi murid Kristus yang militan, karena kita akan memperoleh upah yang besar di sorga. (Giant)




Senin, 24 September 2007


DILAHIRKAN DENGAN CINTA KASIH


I Yohanes 4 : 8; Roma 5 : 5


Ketika kita mengalami lahir baru, maka Tuhan Allah menjadi Bapa kita. Tuhan itu kasih, oleh sebab itu kitapun lahir dalam kasih. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita tidak memiliki sifat kasih ilahi ini. Setiap anggota keluarga Allah memiliki sifat kasih itu walaupun mungkin banyak yang tidak mempraktekkannya. Alkitab mengatakan bahwa kasih Allah telah dikaruniakan secara limpah ke dalam hati kita oleh Roh Kudus. Roma 5 : 5 tidak bicara soal baptisan Roh Kudus. Ayat ini menyinggung soal kelahiran baru, yakni apabila kita dilahirkan baru oleh Roh Kudus maka kitapun ikut ambil bagian dalam gaya kehidupan dan sifat-sifat Tuhan. (DBR)
Sebagai anak Tuhan kita harus memiliki kasih.

Selasa, 25 September 2007


KARUNIA MENIKMATI


Pengkhotbah 5 : 18
Karunia ini adalah suatu karunia yang sangat diinginkan oleh banyak orang, tetapi hanya sedikit yang mendapatkannya. Untuk dapat menikmati anugerah Tuhan, hanya sedikit orang yang bisa. Kenapa? Karena tidak banyak orang yang dapat menikmati apa yang sudah didapatnya. Banyak orang yang lebih menginginkan kekayaan, keberhasilan, kejayaan, karena itulah yang ditawarkan dunia. Itulah ukuran yang dipakai dunia. Berapa banyak orang kaya yang tidak bisa menikmati kekayaannya? Banyak orang punya rumah sangat bagus, tetapi tidak pernah bisa menikmatinya, karena pagi-pagi sekali sudah harus meninggalkan rumah dan pulang sudah sangat larut malam. Berapa banyak orang yang tidak bisa menikmati keluarganya? Pergi ketika istri dan anak masih tidur, pulang ketika mereka sudah tidur? Tidak ada waktu untuk berbincang, bercengkrama, dan sebagainya. Mendapatkan kekayaan itu mudah, punya keluarga itu mudah, tetapi menikmati itu sulit. Apa sih menikmati itu? Menikmati artinya bisa mengucap syukur, artinya bisa puas dengan apa yang kita miliki; tidak menginginkan milik orang lain, artinya bisa merasakan nikmatnya anugerah Tuhan buat kita, bisa menghargai apa yang sudah Tuhan berikan, bukan hanya bermimpi yang belum kita punya. Menikmati itu artinya dapat berkata, ”aduuh indahnya rumahku, baiknya keluargaku...”, dengan sepenuh hati. Tuhan berkata itu juga suatu karunia. Pertanyaannya hari ini, sudahkah kita menikmati apa yang Tuhan berikan buat kita? Kalau belum, mintalah maka kamu akan mendapat (Matius 7 : 7a). Kalau sudah, haleluya, bersukacitalah atas karunia yang Tuhan berikan. (cubs)
Allah senantiasa siap memberikan karunia kepada anak-anak-Nya, termasuk untuk menikmati anugerah-Nya

Rabu, 26 September 2007


TUHAN TETAP BEKERJA


Yohanes 9 : 1-7
Ketika murid-murid bertanya kepada Yesus tentang seorang yang buta dari lahirnya, apakah ia buta karena dosanya atau dosa orang tuanya, jawab Yesus, ”Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam Dia.” (ayat 3). Lewat kesembuhan orang buta ini Yesus menyatakan kemuliaan-Nya. Bahkan lewat kematianpun Yesus bekerja menyatakan kuasa-Nya. Ketika Lazarus sakit, Yesus berkata, ”Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” (Yohanes 11 : 4). Dan Yesus menyatakan kemuliaan-Nya dengan membangkitkan Lazarus yang telah mati (Yohanes 11 : 39-44).
Ketika kita menghadapi masalah, entah itu penyakit atau kematian seseorang yang kita kasihi, mungkin kita bertanya-tanya, ”Apakah dosa yang saya lakukan sehingga hal itu terjadi?” Atau, ”Mengapa Tuhan biarkan kejadian ini menimpa saya?” Atau mungkin kita malah mempersalahkan Tuhan yang kita anggap tidak mau menolong atau menjawab doa kita. Kita mengharapkan mujizat kesembuhan, tetapi ternyata tidak terjadi, dan kita kecewa. Apakah mustahil bagi Tuhan melakukan mujizat? Tidak! Dia sanggup melakukan apa saja, tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Tetapi ketika apa yang kita harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan, mari kita coba belajar untuk mengerti apa kehendak Tuhan di balik semua yang terjadi. Seringkali ketika kita menghadapi masalah, kita berdoa minta pertolongan Tuhan, tetapi setelah Tuhan menolong kita, kita lupa lagi kepada-Nya. Bukan itu yang Tuhan kehendaki. Bagi Tuhan mudah saja untuk melakukan mujizat, tetapi yang Tuhan mau adalah lewat mujizat kita dapat mengenal Dia.
Ketika sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi dalam hidup kita, mari kita lihat, renungkan dan belajar mengerti apa yang sedang Tuhan kerjakan di balik semua itu. Firman Tuhan berkata, ”...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, ...” (Roma 8 : 28). Kita harus belajar untuk percaya akan hal itu. Tuhan mau menyatakan pribadi-Nya, kedaulatan-Nya, kemuliaan-Nya, kuasa-Nya, kasih-Nya, agar kita dapat mengenal Dia. Bukalah mata hatimu untuk melihat! (Ginny)
Mengenal Tuhan jauh lebih penting dari pada melihat mujizat.

Kamis, 27 September 2007


MENGENAL KRISTUS


Filipi 3 : 10
Tujuan hidup orang Kristen adalah menjadi serupa dengan Kristus. Untuk mencapai tujuan itu maka kita harus mengenal Kristus dengan benar. Bukan hanya kenal saja tetapi kita harus mengetahui pribadi Kristus yang sesungguhnya. Rasul Paulus menyadari bahwa bila ia mengenal pribadi Kristus secara mendalam, maka ia akan dapat mengarahkan hidupnya pada Kristus yang akhirnya menjadi serupa dengan Kristus. Untuk mengenal Kristus maka kita harus mengetahui pribadi Kristus, dengan mempelajari kehidupan Kristus yang tercatat di dalam Alkitab. Di sana banyak sekali keterangan mengenai pribadi Kristus. Semakin kita membaca dan merenungkan Alkitab maka kita akan semakin mengenal-Nya. Selain itu kita juga dapat mengetahui pribadi Kristus lewat persekutuan pribadi kita dengan Kristus yaitu melalui doa. Oleh sebab itu, bila kita ingin mengenal Kristus maka kita harus setiap hari membangun hubungan dengan Kristus melalui doa dan pembacaan dan perenungan Alkitab. (Giant)


Kalau ingin menjadi mempelai-Nya, kita harus benar-benar kenal siapa Kristus itu.

Jumat, 28 September 2007


HIDUPLAH DENGAN KASIH


I Korintus 13 : 1-13
Kasih bukanlah sekedar luapan emosi, perasaan atau kata-kata iba semata yang hanya tinggal di dalam hati. Kasih menyangkut kemauan dan keputusan untuk dapat membuktikannya. Kasih adalah tindakan nyata. Diperlukan suatu keputusan dan kemauan untuk melakukannya. Lakukan kasih harus dengan segenap kekuatan, jiwa, pikiran dan kemauan (Markus 12 : 30). Kasih menuntut pengorbanan, pengabdian dan penyangkalan diri. Ketika kita mengalami masalah dan kegagalan, Allah tetap mengasihi kita. Kasih-Nya tidak berkesudahan untuk selama-lamanya. Ia mengasihi kita dan oleh karenanya Ia rela mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal untuk menyelamatkan kita. Dan keselamatan yang diberikan tanpa syarat bagi yang mau menerima-Nya menjadi Tuhan dan Juruselamat. Seseorang yang sungguh merasakan kasih Allah, ia juga akan berusaha melakukan tindakan kasih di dalam hidupnya. Tidak mudah memang memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, tapi kita dapat belajar dari Yusuf. Ia memaafkan saudara-saudaranya dan tidak menuntut balas. Riwayat hidup Yusuf dapat menjadi teladan bagi kita bahwa betapapun pedih penderitaannya tidaklah membuatnya menjadi orang yang kejam. Belajarlah pada teladan Yesus. Kasih-Nya indah, lebih indah dari pelangi. Tanamkan kasih di hati kita dalam mengarungi kehidupan. Ada banyak hal yang kita hadapi dalam hidup ini, ada suka dan ada pula duka. Tetapi jika kita memiliki kasih semuanya akan menjadi indah, bahkan kutuk bisa diubah menjadi berkat oleh karena kasih Allah pada kita. Maukah kita hidup dalam kasih baik terhadap Allah maupun terhadap sesama?
Kasih memiliki kekuatan yang mampu memecahkan masalah sekalipun sekeras cadas.

Sabtu, 29 September 2007


SAYA SANGGUP


Filipi 4 : 13
Rasa kuatir bagi saya merupakan suatu dosa yang paling sukar saya lenyapkan. Rasa kuatir merupakan cobaan yang paling besar yang selalu saya hadapi. Saya yakin banyak di antara Anda semua mempunyai masalah yang sama. Kekuatiran selalu datang tanpa diundang. Kekuatiran timbul dari pengalaman masa lalu, dari informasi yang kita terima, dari cerita orang lain, dan sebagainya. Bacaan hari ini memberi jaminan, memberi senjata buat kita untuk melawan kekuatiran yang timbul. Kita tidak bisa menghilangkan kekuatiran, karena pikiran kita telah menyimpan informasi yang membuat kita kuatir. Tetapi bila kita menggunakan ayat hari ini untuk melawan kekuatiran itu, Tuhan telah memberi jaminan bahwa kita sanggup mengatasi kekuatiran kita. Kuatir boleh datang, tetapi kekuatiran tidak mungkin mengalahkan kita yang bersama Yesus. Kita sanggup melakukan apapun bersama Dia. Ayo, kita lawan kekuatiran karena 95% dari kekuatiran itu cuma ada di pikiran kita saja. (DBR)
Saya sanggup mengatasi kekuatiran saya bersama Yesus.



Minggu, 30 September 2007


YESUS POKOK


Yohanes 15 : 1-8
Sebagai manusia yang hidup dalam abad 21 ini, kita diperhadapkan dengan berbagai hal yang tidak pernah dihadapi oleh orang-orang yang hidup dalam abad-abad sebelumnya. Yang paling berpengaruh adalah fokus, atau hal-hal yang kita anggap paling berarti dalam hidup ini. Fokus adalah apa yang paling banyak menyita waktu, tenaga, pikiran dan kekuatan kita. Yesus tahu itu, makanya, 2000-an tahun sebelumnya, Dia telah mengingatkan kita akan fokus yang sebenarnya, akan pokok kehidupan kita. Yesus berkata bahwa di luar Dia, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Itu sungguh benar. Coba kita ambil sebatang ranting dari pokoknya. Pasti dalam waktu tidak lama, daun yang menempel pada ranting itu akan layu dan kering, kemudian disusul rantingnya. Bahkan ketika ranting itu kita taruh dalam segelas air dan diberi pupuk pun, tetap tidak dapat bertahan hidup. Begitu juga kehidupan kita. Bila fokus kita bukan kepada Yesus, maka berbagai hal akan segera menghantam kita, dan dalam waktu singkat, kita akan merasakan kekosongan, hampa, tidak ada harapan, yang akhirnya akan mendatangkan kematian. Jadi, mari kita ingat, siapa pokok kehidupan kita, siapa yang benar-benar dapat memberi hidup yang berkelimpahan, penuh damai sejahtera dan sukacita. (cubs)
Ranting yang tidak menempel pada pokoknya tidak akan pernah berbuah!

1 comment:

Anonymous said...

menurut pendapat saya, orang minta mujizat itu motivasinya lebih mengarah kepada diri kita sendiri. bukan berarti itu salah. itu sebetulnya manusiawi dimana kita tidak mau tinggal dalam penderitaan & kesusahan terus menerus, dan karena Allah kita baik, kenapa tidak minta kepada Nya.
tapi betul sekali seperti yg kakak katakan, mengenal TUHAN bisa membangun hubungan yg lebih dalam daripada sekedar minta mujizat. karena jika kita ingin berelasi dengan TUHAN, kita ingin mengenal Pribadi Tuhan, dan meneladani sifat2NYA, tidak sekedar meminta TUHAN untuk mengerti kita dan menolong kita.