2 Jan 2010

JANUARY 2010

BAGAIMANA MEMASUKI TAHUN BARU 2010 DENGAN HATI NURANI YANG BERSIH?
”…memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni, beberapa orang telah menolak hati nurani yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka” (I Timotius 1 : 18-19)

Menjelang tahun baru biasanya ada budaya untuk membuat resolusi yaitu menyatakan apa yang ingin diraih di tahun yang baru, target apa yang akan dicapai, perubahan-perubahan apa yang ingin dibuat di tahun yang baru. Ada yang resolusinya membuka toko yang lebih besar, mendapatkan jodoh, melanjutkan pendidikan S-2 atau S-3, kredit rumah, motor atau mobil dan lain-lain. Namun sebagai manusia baru dalam Kristus yang adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu yang baru sudah datang (II Korintus 5 : 17), penting sekali kita mengambil waktu untuk memeriksa kembali setiap kenangan dari suatu hati nurani yang terlanggar dan mengakuinya kepada Allah. Budaya intropeksi di akhir tahun ibarat “spiritual check up” agar iman kita tidak kandas diterpa berbagai macam godaan, masalah, kegagalan, di sepanjang tahun yang sebentar lagi berakhir ini; dengan harapan kita akan memasuki tahun baru dengan lembaran hati yang baru, hati nurani yang bersih dan sehat menurut kehendak Allah. Perlu kita ketahui bahwa Allah tidak peduli berapa banyak harta yang kita dapatkan di tahun yang lalu tetapi Allah serius peduli bagaimana kita mendapatkan semua harta itu. Allah tidak memusingkan kenyamanan kita tapi karakter kita. Salah satu tujuan hidup manusia baru dalam Kristus adalah mengembangkan karakternya menjadi seperti Kristus. Kesuksesan manusia baru dalam Kristus bukanlah diukur dari pengumpulan materi tapi pengembangan sifat, pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Yesus Kristus (Filipi 2 : 5; Galatia 5 : 22). Mari kita memasuki tahun baru 2010 dengan mengambil waktu untuk memulai dari memeriksa kesehatan hati nurani kita. Intropeksi hati nurani :
A. Adakah keinginan-keinginan di tahun yang lalu (2009) dicapai dengan menghalalkan segala cara? Bukankah paradigma usaha mencapai tujuan dengan jalan pintas, instant, atau pragmatisme begitu mempengaruhi pola pikir manusia di zaman internet ini? Tidak terkecuali orang Kristen yang rajin setiap Minggu datang ke gereja beribadah. Mungkin kita berpikir cara yang kita lakukan sah-sah saja, baik, tidak terlalu merugikan orang lain, tetapi apakah cara yang kita lakukan benar menurut sudut pandang Allah. Baik menurut manusia belum tentu benar menurut Allah. Di sebuah kantor bisa terjadi “korupsi yang legal”, semua staf sampai kepala kantor setuju-setuju saja, baik-baik saja dan dibagi sama rata, semuanya senang dan untung. Tapi apakah itu berkenan di mata Tuhan, mengambil yang bukan haknya, mengambil lebih dari seharusnya? Hati nurani yang murni dan bersih pasti gelisah. Rasa bersalah yang seperti ini adalah tanda hati nuraninya masih sehat.
B. Apakah waktuku lebih banyak dipakai untuk pengumpulan materi? Mengabaikan hari-hari ibadah? Mengabaikan saat-saat penting bersama keluarga? Lupa untuk memeluk istri, menggendong anak-anak yang masih kecil? Mengajak dan mengajarkan anak-anak ke gereja dan berdoa? Materialisme mengajarkan “siapa yang mendapatkan banyak, dia yang menang”. Pandangan hidup materialisme yang tidak pernah berkata cukup ini bisa membuat hati nurani sakit, dingin dan mati sehingga tidak peka dan buta dengan nilai-nilai kekekalan yang tidak bisa dilhat dengan mata jasmani. Alkitab berkata, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12 : 15). Memang nyata bahwa “hidup manusia tidaklah tergantung kepada kekayaannya”. Bukankah tidak jarang kita baca di surat kabar dan saksikan di tv tidak sedikit orang yang relatif kaya kualitas hidupnya rendah, kawin dan cerai, selingkuh, terlibat miras dan narkoba, bunuh diri, pedophilia, homoseks dan lain-lain? Alkitab bukan melarang manusia untuk kaya tapi Allah mau kita kaya dengan cara yang halal, dan semakin kita kaya harus semakin rohani.
C. Apakah di tahun 2009 aku lebih memikirkan diri sendiri? Mementingkan diri sendiri dari pada Tuhan dan sesama? Individualisme, yaitu pandangan hidup yang menganggap diri sendiri lebih penting dari siapa pun bisa mengakibatkan suara hati nurani tuli, tidak bisa mendengar kepentingan, kebutuhan, kesusahan orang lain. Yang penting ”AKU”. Pola pikir individualisme ini bisa mengorbankan kepentingan keluarga, anak-anak, orang lain, misalnya: Cerai saja, tidak peduli anak terlantar; malas masuk kerja tepat waktu, akibatnya orang-orang menunggu lama di ruang tunggu kantor: datang ke gereja hanya ingin dilayani bukan melayani.
Mari ambil waktu menjelang detik-detik terakhir tahun 2009 ini untuk intropeksi hati nurani, tidak ada manusia yang sempurna. Pintu pengampunan selalu terbuka sepanjang tahun selama Yesus belum datang kembali untuk kedua kali, selama kita masih bernafas, asal kita mau mengakui pelanggaran hati nurani di tahun yang lalu, dosa-dosa tahun lalu di hadapan Allah, Allah akan mengampuni dan menyucikan kita dengan darah Yesus (I Yohanes 1 : 9), dan bertobat tidak mengulanginya lagi di tahun yang baru. Mari meninggalkan tahun yang sebentar lagi akan berakhir ini dengan ambil waktu intropeksi hati nurani, mengakui setiap pelanggaran hati nurani kepada Allah, berjanji tidak mengulanginya lagi di tahun yang baru, 2010. Bukanlah tidak mungkin, kita akan memasuki tahun baru dengan lembaran baru yang bersih oleh anugerah-Nya yang tidak bersyarat. (Giant)



"BANGUNLAH JEMBATAN JANGAN TEMBOK"

Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa. Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius, dan ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya. Padahal selama 40 tahun mereka hidup rukun berdampingan, saling meminjamkan peralatan pertanian, dan bahu-membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan. Namun kerjasama yang akrab itu kini retak. Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar, dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki. Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri tak bertegur-sapa. Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang kakak. Di depan pintu berdiri seorang pria membawa kotak perkakas tukang kayu. ”Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan,” kata pria itu dengan ramah. ”Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan?” ”Oh ya!” Jawab sang kakak. ”Saya punya sebuah pekerjaan untukmu. Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana? Itu adalah rumah tetanggaku, ah, sebetulnya ia adalah adikku. Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan buldozer lalu mengalirkan airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang memisahkan tanah kami. Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku, tapi aku akan membalasnya lebih setimpal. Di situ ada gundukan kayu, aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya aku ingin melupakannya.” Kata tukang kayu, ”Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan, akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang.” Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk berbelanja berbagai Kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu. Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian. Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku. Di sore hari, ketika sang kakak petani itu kembali, tukang kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya. Namun yang ada adalah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi. Dari seberang sana, terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar. ”Kakakku, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku!” Kata sang adik pada kakaknya. Dua bersaudara itu pun bertemu di tengah-tengah jembatan, saling berjabat tangan dan berpelukan. Melihat itu, tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi. ”Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu,” pinta sang kakak.” Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini,” kata tukang kayu, ”tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan.

” TUHAN SELALU INGIN KITA BERSAMA DALAM DAMAI SEJAHTERA. TUHAN SELALU INGIN MEMPERSATUKAN HATI KITA. TUHAN SELALU INGIN KITA MENGASIHI SESAMA KITA, SAUDARA KITA. KARENA TUHAN ADALAH SAHABAT SETIA, PENOLONG KITA. PERCAYALAH BAHWA TUHAN SELALU INGAT PADA KITA MANUSIA.
Sadarkah kita bahwa kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan? Kita lahir dengan dua telinga, satu di kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah, menangkap pujian maupun kritikan, dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar. Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya, karena tak seorang pun dapat mencuri isi otak kita, yang lebih berharga dari segala permata yang ada. Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut, karena mulut adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat. Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati, belajar untuk mencintai dan menikmati untuk dicintai. Tetapi jangan pernah mengharapkan orang lain mencintai Anda dengan cara dan sebanyak yang sudah Anda berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka Anda akan menemukan bahwa hidup ini terasa menjadi lebih indah. (IR)

BELAJAR PADA BELALANG


Ada orang yang tidak bekerja
karena tidak mau diperintah

Ada masyarakat yang melanggar aturan
karena tidak mau diatur

Ada suami yang tidak setia
karena tidak mau menguasai dirinya

Ada istri yang tidak tunduk
karena tidak lagi mau menjadi penolong

Ada anak yang tidak taat
karena keinginan memberontak

Keegoisan menjadi tuan dalam diri manusia
sombong dan tidak lagi mau melatih diri

Lihatlah…………….
Belalang tidak punya raja tetapi hidup teratur
Apalagi seharusnya kita yang mempunyai Raja di atas segala raja (Dju)


SOLUSI MENGHADAPI KETAKUTAN


Pada umumnya mengalami sedikit rasa takut dapat dianggap wajar bahkan sehat. Perasaan itu timbul sebagai bukti adanya kesadaran atau kepekaan terhadap bahaya yang mengancam -- kepekaan itu adalah suatu mekanisme pertahanan diri. Mungkin ia akan muncul dalam bentuk debar jantung lebih keras, wajah memerah, telapak tangan berkeringat ketika seseorang dipanggil ke muka kelas atau menjelang saat menyampaikan kata sambutan dalam suatu pertemuan. Takut bisa timbul sebagai reaksi atas keadaan yang sungguh terjadi atau yang hanya dibayangkan. Takut bisa muncul hebat secara mendadak, atau bisa juga mengganggu secara terus-menerus. Kebanyakan orang yang mengalami ketakutan mempengaruhi orang lain dengan kekuatiran dan ketegangan mereka.
Memang untuk menyelesaikan seluruh masalah tidak bisa secara mudah dan cepat, tetapi hubungan yang baik dengan Yesus Kristus, ketergantungan kepada Roh Kudus dan pemusatan kehidupan di dalam firman Allah adalah langkah-langkah penting bagi penyelesaian masalah tersebut. Takut kita beda dengan "takut akan Allah" atau "takutlah kepada Allah". Tidak berarti bahwa Allah ingin agar kita mengkerut ngeri di hadapan-Nya karena takut dihukum, tetapi kita harus menunjukkan sikap hormat yang kudus dan percaya kepada-Nya. Salomo berkata, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9 : 10). Takut akan Allah adalah takut (sikap percaya, menyembah dan menaklukkan diri) yang menyingkirkan segala jenis takut lainnya! "Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." (Mazmur 34 : 5).
Menurut Yesus kita tidak perlu takut, kita tidak boleh kuatir, kita tidak usah cemas, kita tidak usah gelisah. Alkitab menyatakan bahwa semua jenis takut tadi adalah dosa. "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu ... Janganlah gelisah dan gentar hatimu." ( Yohanes 14 : 27).
TIPS saat mengalami ketakutan.. INGATLAH INI ...
1. Tuhan memperhatikan kita. "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku." (Yohanes 10 : 14). "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29 : 11).
2. Dia menjanjikan: Penyertaan-Nya: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13 : 5b); Pemeliharaan-Nya: "Dahulu Aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." (Mazmur 37 : 25); Perlindungan-Nya: "Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?" (Mazmur 27 : 1).3. Tunjukkan bahwa kasih adalah lawan dari takut. "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (I Yohanes 4 : 18).

”Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau." (Yesaya 43 : 1,2).
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." (Yesaya 41 : 10)
"Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah (Roma 8 : 15,16).
"Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka." (Amsal 1 : 33) (Giant)


HIKMAT dari ALKITAB
Ayub 11: 5-9
Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau, dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat, karena itu ajaib bagi pengertian. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Allah tidak memperhitungkan bagimu sebagian dari pada kesalahanmu. Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa? Tingginya seperti langit--apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati--apa yang dapat kauketahui? Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera.

Kehilangan Kasih Mula-Mula : Kepahitan Terhadap Sesama Manusia
Ayat bacaan: Wahyu 8 : 11
Ada kalanya dalam perjalanan hidup kita mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan akibat perbuatan orang lain seperti ditolak, ditipu, dikhianati, dikecewakan, dilukai dan sebagainya. Hal-hal seperti ini menimbulkan luka dan terkadang membekas dalam diri kita. Endapan bekas itu kemudian menjadi trauma dan timbullah kepahitan dalam hidup. Seringkali kepahitan ini timbul bukan terhadap orang-orang yang jauh dari kita, tapi justru terhadap orang-orang yang dekat dengan kita. Orang yang kita cintai, orang-orang yang seharusnya bisa kita percaya, tetapi ternyata malah menyakiti perasaan kita. Begitu banyak istri yang mengalami kepahitan terhadap suaminya akibat dikhianati, anak yang mengalami kepahitan terhadap orangtuanya akibat tidak diperhatikan atau pengalaman-pengalaman traumatis di masa kecil, kepahitan terhadap saudara sendiri dan lain-lain. Orang yang mengalami kepahitan lama-lama akan mengalami krisis kepercayaan. Mereka akan selalu dilingkupi rasa curiga, akan selalu merasa tidak aman yang seringkali berlebihan. Mereka akan sulit percaya agar tidak terjebak untuk kesekian kalinya. Mereka akan membangun tembok tebal dan tinggi di mana mereka akan mengurung diri mereka di dalamnya. Ada seorang teman yang trauma karena dikhianati kekasihnya, dan saat ini ia tidak berani untuk menerima orang lain. Ia berkata bahwa ia harus menjaga jarak dari siapapun, tidak mau terlalu dekat dengan siapapun, karena semua orang punya potensi untuk mengecewakannya. Ia juga menjadi rendah diri, selalu merasa kurang dari orang lain. Rasa sulit percaya pada orang lain ini adalah masalah hati, yang jika dibiarkan berlarut-larut lama-kelamaan akan mencemarkan kerohanian juga. Mereka pun akan sampai kepada tahap di mana mereka sulit percaya pada Tuhan, dan akhirnya kehilangan kasih mula-mula.
Saya mengerti bahwa terkadang tidaklah mudah bagi kita untuk mengampuni, apalagi jika kepahitan itu timbul akibat sesuatu yang sangat menyakitkan dan traumatis. Perkosaan, pelecehan seksual, siksaan dalam waktu lama dan lain-lain bisa membuat para korban merasa masa depannya hancur sehingga mereka akan sulit untuk melangkah ke depan. Tapi Alkitab tetap mengajarkan untuk mengampuni, seperti Tuhan pun senantiasa siap untuk mengampuni kita. Kita manusia yang tidak luput dari kesalahan dan terus berbuat dosa. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3 : 23), tapi lihatlah betapa Allah begitu mengasihi kita. Ayat selanjutnya berkata "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (ayat 24). Itulah bentuk kasih Tuhan pada kita. Berkali-kali kita jatuh dalam dosa, tapi Tuhan tetap tidak kenal lelah memberi pengampunan. Inilah prinsip pengampunan yang tuntas. Dia tidak akan mengungkit lagi dosa-dosa di masa lalu yang telah kita akui dengan pertobatan sungguh-sungguh. Bentuk kasih seperti inilah yang diajarkan Kristus untuk kita lakukan. Dalam Matius 28 : 22, menjawab pertanyaan Petrus, Tuhan Yesus berkata bahwa kita haruslah mengampuni tidak hanya tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Ini menggambarkan pengampunan tak terbatas yang harus mampu kita sediakan. Lalu Yesus juga mengingatkan: "Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." (Lukas 17 : 3-4). Yesus meminta kita untuk menjaga diri agar selalu siap untuk memberikan pengampunan tanpa terkecuali dan tanpa batas. Selanjutnya ada hubungan kuat antara mengampuni dan diampuni. "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu. (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.") (Markus 11 : 25-26).
Kita harus mampu membuang segala kepahitan dalam hidup dan menggantikannya dengan kemampuan untuk mengampuni sebagaimana Tuhan sendiri mengampuni kita lewat Kristus. "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4 : 31-32). Menghadapi kepahitan terhadap orang lain kunci pertamanya adalah memaafkan. Bukan sekedar memaafkan dari luar, tapi kita harus mampu memberi pengampunan tulus dan ikhlas yang berasal dari hati. Tanpa melakukan hal ini, kita akan terhalang untuk menerima berkat dan pertolongan Tuhan. Percayalah Tuhan mampu mengangkat kepahitan itu hingga ke akar-akarnya bahkan menggantikannya dengan damai sukacita dalam hidup yang berkelimpahan. Jika kita lihat ayat bacaan hari ini, sebuah bintang besar bernama Apsintus jatuh dari langit kemudian membuat sepertiga dari semua air menjadi pahit, dan orang yang meminumnya akan mati. Kepahitan itu mematikan. kepahitan terhadap orang lain haruslah diatasi sesegera mungkin agar tidak menjadi racun yang menghilangkan kasih mula-mula, terus menghancurkan bahkan mematikan kita. Jangan sampai kepahitan membuat kita kehilangan kasih mula-mula, tapi berikanlah pengampunan, tetaplah ingat kasih Allah, tetaplah percaya pada kuasa-Nya, sehingga Tuhan akan mengobati kepahitan itu dan menggantikannya dengan damai sejahtera, sukacita dan berkat-berkat lainnya. Kepahitan itu mematikan. Pilihlah hidup yang penuh berkat dan kelimpahan dengan menjaga kasih mula-mula tetap menyala. (IR)

MENYERAH DI SUNGAI YABOK
(Kejadian 32 : 28).
Kisah pergumulan Yakub melawan Allah di sungai Yabok mengandung sebuah pelajaran penting bagi kita. Sama seperti Yakub, kita semua satu waktu akan dibawa pada 'Sungai Yabok' yang berarti tempat pengosongan/ pelepasan. Yabok juga melambangkan kematian terhadap diri sendiri di mana kita berhenti berusaha mengandalkan kekuatan diri kita.
Beberapa tahun belakangan ini muncul trend baru dalam dunia bisnis yaitu motivator yang melingkupi penerbitan buku motivasi best seller dan seminar pengembangan sumber daya manusia. Saya tidak bermaksud mengatakan semua yang berkaitan dengan hal itu salah dan tidak berkenan kepada Tuhan. Kita harus waspada dan bijak memilih sebab bila tidak, kita bisa terjebak ke dalam pengajaran new age yang inti pengajarannya adalah meng-allah-kan manusia.
Alkitab mengajarkan untuk tidak mengandalkan kekuatan diri kita sendiri tetapi mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Dalam buku berjudul ´Roh Kudus´ karangan Billy Graham dikatakan bahwa salah satu prinsip yang mengubah hidup seseorang adalah prinsip penyerahan hidup kepada Tuhan. Oswald Chambers mengatakan salah satu hal yang paling sulit dilakukan orang Kristen adalah menyerah. Natur dosa yang kita miliki membuat kita cenderung untuk memakai kekuatan sendiri dari pada menyerah untuk mengandalkan Allah. Mungkin di mulut kita bisa saja berkata "aku mengandalkan Tuhan" namun pada kenyataannya kita tetap saja berusaha memakai kekuatan sendiri sehingga Tuhan akan mengijinkan kita mengalami kegagalan demi kegagalan supaya dengan itu kita belajar untuk mengandalkan-Nya. Dibutuhkan waktu dan penderitaan untuk membuat kita benar-benar menyerah kepada Tuhan sepenuhnya. Oleh karena itu sama seperti Yakub yang diijinkan mengalami krisis dan situasi terjepit baru bisa menyerah kepada Allah maka seringkali Tuhan juga memakai metoda yang sama. Kadang tampaknya Tuhan seperti menjebak kita dalam situasi yang begitu terjepit sehingga kita tidak punya pilihan lain kecuali menyerah. Pernahkah Anda mengalami hal yang seperti itu? Penulis kitab Ibrani mengatakan karena iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya (Ibrani 11 : 21). Di akhir hidupnya Yakub memberkati keturunannya dan menyembah kepada Allah sebab orang ini yang dahulunya dikenal sebagai penipu telah diproses dan diremukkan sedemikian rupa oleh Allah. Inilah tujuan Tuhan memproses dan meremukkan hidup kita yaitu agar hidup kita dapat menjadi berkat dan memuliakan Tuhan. Proses pengisian dalam diri kita selalu diawali terlebih dahulu dengan proses pengosongan. Hanya melalui penyerahan hidup maka kita dapat memperoleh kehidupan yang sejati. Prinsip ini mungkin berbeda dengan banyak prinsip yang pernah Anda terima sebelumnya namun inilah prinsip yang Alkitabiah. Berhenti mengandalkan kekuatan sendiri dan menyerah untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya itulah
kunci untuk memperoleh kehidupan yang sejati ! (Mar)

PELAYANAN TERBAIK BAGI TUHAN
Matius 22 : 37
Ketika kita membaca nats Alkitab ini, sangat jelas tergambar bahwa pelayanan adalah sesuatu yang merupakan intisari dari pelajaran Yesus. Dia ingin tiap orang memiliki dan memelihara kasih di dalam hidupnya. Sebab dengan kita memliki dan hidup di dalam kasih kita dapat melakukan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan. Apapun yang kita lakukan kepada Tuhan selalu berangkat dari kasih. Sebaliknya kalau kita berkedok dengan segala macam pelayanan dan pengetahuan tentang firman Tuhan, namun tak mampu menerapkan dengan baik maka semua pelayanan yang kita berikan kepada Tuhan pada hakekatnya tidak berguna sama sekali. Sebagai orang percaya, ada banyak pelajaran yang bisa kita pahami dari nats Alkitab pada renungan hari ini. Terutama pada makna pelayanan kepada Tuhan yang sebenarnya. Sebab dari perumpamaan yang diceritakan Yesus ini ada sebuah tekanan yang sangat kontras, yakni kasih yang universal dan tak memandang latar belakang, kekayaan atau apapun istilahnya. Sebaliknya pelayanan kepada Tuhan tidak boleh dikotori oleh motivasi yang sempit dan negatif. Apalagi jika kita melakukan pelayanan kepada Tuhan untuk memperoleh suatu imbalan tertentu. Ini sangat tidak disukai oleh Tuhan. Dalam melakukan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan, harus ada ketulusan dan kejujuran. Artinya, dorongan pelayanan yang kita lakukan haruslah dari nurani dan jangan dikotori dengan perhitungan tertentu. Itulah pelayanan yang terbaik bagi Tuhan. Kalau kita melihat dalam konteks yang lebih luas, maka kita akan melihat bahwa kasih dapat menutupi banyak kesalahan. Artinya, kasih yang tulus merupakan kekuatan yang sangat besar untuk menumbangkan “ego manusia”. Kemauan untuk merendahkan hati, menghilangkan ego, dendam dan iri hati adalah cerminan hati yang rindu melakukan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan. Selain itu, dalam hubungannya antar manusia akan menumbuhkan kerukunan, kebersamaan dan persaudaraan yang kuat. Begitu pula dalam pelayanan akan terjalin keharmonisan dan keindahan kepada sesama rekan pelayanan. Menyadari akan anugerah Tuhan yang begitu besar seharusnya kita memiliki ketulusan untuk mengabdi dan mau terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan dan memberikan yang terbaik kepada-Nya. Selama ini banyak orang beranggapan bahwa pemberian yang terbaik kepada Tuhan selalu diukur dengan takaran dunia, sehingga mengaburkan arti dan hakekatnya. Jika kita mengerti pengorbanan Kristus dalam hidup kita di mana Yesus telah memberikan nyawa-Nya sendiri untuk menebus kita dari dosa, seharusnya kita sadar bahwa pelayanan yang kita berikan kepada-Nya tidaklah sebanding dengan pengorbanan-Nya. Mari kita memberikan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan. Siap untuk mengabdi, melayani, bersaksi dan sebagainya. Selalu berikan yang terbaik kepada Tuhan dengan motivasi yang benar. (GKG)

RENUNGAN HARIAN

OBAT ITU ADALAH LUKA
II Korintus 1 : 6
Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang memiliki ilmu kebal, yang tak mempan ditembus senjata tajam, bahkan peluru? Mungkin pernah. Namun, adakah orang yang kebal terhadap penderitaan? Selama punya rasa dan hati, orang tidak dapat kebal dari kesesakan hidup. Akan tetapi, penderitaan yang berat belum tentu "menggilas" manusia. Mari cermati pesan Paulus tentang hal ini. Mengawali suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus berkata bahwa Allah telah menghiburnya dalam penderitaan. Ya, ia memang sedang harus menanggung kesengsaraan Kristus ketika surat ini ditulis (ayat 5). Namun, saat ia mengalami penderitaan berat, ada juga penghiburan yang besar. Bahkan penderitaan itu pada gilirannya justru menjadi penghiburan. Inilah pesannya: di tengah impitan beban hidup, kita mesti membuka hati untuk merasakan penguatan Allah. Dan ada satu kenyataan ilahi yang memampukan kita untuk menghadapi segala beban hidup, yakni bahwa Allah kita sungguh berkuasa, bahkan dapat membangkitkan orang mati (ayat 9). Hal ini terbukti melalui peristiwa kebangkitan Kristus. Dan itulah pengharapan Paulus. Jika kita menghadapi beban hidup bersama-sama dengan Allah, maka sebuah "luka" pun dapat berubah menjadi "obat". Bagaimana tidak? Penderitaan yang kita alami akan membuat kita memiliki pengalaman iman dengan Tuhan. Melalui hal itu, kita pun dikuatkan untuk tetap tegar di tengah badai. Dan pada gilirannya, orang yang kuat akan dapat meneguhkan orang lain. Bukan dengan penghiburan yang klise, tetapi penghiburan yang berdasarkan pengalaman nyata. Penderitaan berat yang diolah dengan tepat dapat menjadi obat rohani yang mantap. (Giant)

MEMPERCAYAKAN FIRMAN TUHAN
I Yohanes 5 : 1-13
Banyak yang percaya kepada Kristus masih punya keragu-raguan akan keselamatan mereka. Biarpun mereka sudah bertobat dan percaya pada Yesus masih saja bertanya, “Sungguh aku akan masuk sorga kelak?” Seorang bapak menceritakan pengalamannya waktu ia masih berumur 2 tahun. Sekali waktu ia berjalan keluar rumah dan tidak menemukan jalan kembali pulang. Selang beberapa jam kemudian orangtuanya sadar bahwa anak mereka hilang. Mereka lalu keluar rumah untuk mencarinya. Setelah beberapa waktu akhirnya orangtuanya menemukan dia dan membawanya pulang. Beberapa hari sesudahnya anak itu mendengar ibunya menceritakan kejadian itu pada temannya dan menitiklah airmata anak itu mendengar usaha ibunya untuk menemukan dia. Bila anak itu bertanya kepada ibunya, “Ibu, apakah engkau sungguh akan mencari aku?”, bayangkan bagaimana perasaan ibu itu. Demikian juga kita perlu memikirkan sedihnya perasaan Tuhan bila setelah Dia mengorbankan dan melakukan semuanya untuk mendapatkan kita, kita bertanya, “Sungguh aku akan masuk sorga kelak?”. Itu pertanyaan yang tidak perlu, yang kita perlukan hanya percaya kepada firman-Nya, karena kata-kata Kristus menyelamatkan kita, kata-kata Allah memberi kita kepastian. (DBR)

HIDUP ORANG KRISTEN
I Petrus 4 : 7-11
Petrus mengatakan secara rinci bagaimana seorang Kristen menjalani kehidupannya tiap hari sebagai berikut:
1) harus menjadi tenang dan menguasai dirinya. Banyak orang ketika menghadapi masalah yang nomor satu dilakukan adalah panik, bingung dan merasa dunia berhenti berputar. Padahal ketika kita menenangkan diri, maka pikiran akan cerah dan kita bisa mendengarkan jalan keluar yang Tuhan berikan. Kita tidak bisa mendengar jawaban dari Tuhan ketika pikiran kita keruh.
2) perlu saling mengasihi dengan orang lain yang ditandai dengan menutupi segala dosa, artinya bukan dengan menggosip atau sharing kesalahan orang, tetapi sebisa mungkin tidak menyebarkan kesalahan orang lain. Ingat selalu pertanyaan ini, “Senangkah saya kalau kesalahan saya diketahui semua orang?” Bila tidak, jangan berbuat yang sama.
3) melayani Tuhan dan sesama dengan talenta yang Tuhan sudah berikan. Buat setiap orang talenta itu tidak sama, tidak perlu saling iri. Yang penting kembangkan apa yang ada pada kita, bukan memperhatikan apa yang ada pada orang lain. (cubs)

DISALAHMENGERTI
Roma 12 : 18
Kenapa superman pake jubah di belakang? Kalo pake di depan disangkain mau cukur.
Pernah nggak kita disalahmengerti oleh orang lain? Saya pernah. Padahal bukan maksud kita untuk melukai, tetapi teman kita merasa terluka karena perkataan, sikap kita. Kalau demikian apa yang harus kita lakukan?
“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (FF)

KUASAI LIDAH
Yakobus 3 : 6
Kecil ga ada yang berani pegang kalau besar semua takut, apa itu? Api
Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka (Yakobus 3 : 6). Kuasai lidah kita. (FF)

PENGLIHATAN YANG MENGUBAHKAN
II Korintus 3:7-18
Dalam salah satu versi mitos kisah Raja Arthur, diceritakan raja muda itu sedang bersembunyi di atas sebuah pohon. Ia merasa gelisah menunggu tunangannya. Setelah jatuh dari pohon, ia merasa harus menjelaskan tentang dirinya kepada sang putri. Jadi, ia menceritakan kembali kisah bagaimana ia secara misterius berhasil menarik sebuah pedang dari sebongkah batu, sehingga ia diangkat menjadi raja. "Begitulah aku menjadi raja," kata Arthur. "Aku tidak pernah bercita-cita jadi raja. Tapi sekarang aku sudah menjadi raja, dan aku tidak nyaman dengan mahkota yang kupakai—sampai aku jatuh dari pohon dan melihatmu. Mendadak, untuk pertama kalinya aku merasa bahwa aku menjadi raja. Aku senang menjadi raja. Dan yang paling mengherankan, aku ingin menjadi raja yang terbijak, paling berani, dan paling agung dari pada semua raja mana pun." Hanya dengan memandang orang yang dicintainya, karakter dan tujuannya pun berubah. Saat kita bercermin pada Pribadi yang kita kasihi, yaitu Tuhan Yesus, kita pun berubah. Paulus menulis, "Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (II Korintus 3 : 18). Dengan memandang Tuhan di halaman-halaman Kitab Suci, dan dengan berserah kepada Roh Kudus, kita akan menjadi pribadi yang berbeda. Kita ingin semakin menyerupai Dia. Dan hasrat kita yang terbesar adalah untuk menyenangkan-Nya. Hanya yesus yang dapat mengubah hidup Anda. (Giant)

ALLAH BAPA LEBIH MENGETAHUI
II Samuel 16 : 5-12
Tidak seperti Daud di dalam II Samuel 16, kita lebih suka membalas, membungkamkan mereka yang mengeritik kita dan meluruskan semuanya. Tetapi Daud berkata pada mereka yang mau membelanya, “Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhan yang telah berfirman kepadanya demikian.” Sepertinya kita ketika sedang bertumbuh seperti Daud, sadar akan perlindungan dan pemeliharaan dari Allah Mahakasih. Kita menjadi tidak lagi prihatin akan pendapat orang tentang kita, tetapi lebih memberi diri kita kepada kehendak Bapa. Tentu kita akan meminta lawan kita untuk memberi alasan yang benar jika mereka mempersalahkan kita, tetapi jika kita sudah melakukan semua yang perlu dilakukan tetapi tidak berhasil, satu-satunya adalah menunggu dengan sabar akan tindakan Allah terhadap kita. Sementara itu, ada baiknya jangan mendengar kata-kata fitnah itu sehingga kita tidak terganggu dalam melakukan apa yang Allah kehendaki dalam hidup ini. Kita harus percaya bahwa sesuatu yang baik bagaimanapun akan dihasilkan dari kejadian tersebut, biarpun hati kita hancur dan kita menangis. Kita ada dalam tangan Tuhan, apapun kata orang tentang kita, Ia melihat penderitaan kita dan dalam waktu-Nya Ia akan membalikkan dengan kebaikan. Percayalah kepada-Nya dan Ia akan memberi kasih-Nya. Badai yang akan membuktikan perlindungan kita yang benar. (DBR)

KEINGINAN HATI
I Samuel 24 : 1-22
Manusia memiliki banyak keinginan di dalam hatinya. Dan kebanyakan keinginan yang timbul itu cenderung untuk kepentingan atau kesenangan diri sendiri. Tak dapat dipungkiri ketika kita berdoa kepada Tuhan, apa yang kita naikkan sebagai doa pun adalah permintaan-permintaan yang berpusat kepada diri sendiri.
Jika pikiran kita dikuasai oleh kepentingan diri sendiri, kita akan berusaha menghindari perintah Tuhan, agar dapat melayani diri sendiri. Saat ketahuan, kita akan berusaha membenarkan ketidaktaatan kita, seperti yang dilakukan Saul.
Ingatlah bahwa kita telah ditebus oleh Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Kehidupan yang kita miliki saat ini adalah anugerah dari Tuhan. Jadi jika kita hidup hari ini, kita hidup untuk menghormati pengorbanan-Nya dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan. Meskipun terasa sakit, karena kita harus menyalibkan keinginan kita dan melakukan apa yang Tuhan mau dalam hidup kita. Jadilah hamba-hamba yang taat dan setia untuk melakukan kehendak Bapa dalam hidup kita. (Mar)

TETAP MENYERTAI
Mazmur 23 : 4
Tuhan tidak pernah berkata bahwa barangsiapa yang mau mengikut Dia akan terbebas dari masalah atau penderitaan. Dia bahkan menyatakan bahwa siapapun yang mau menjadi murid-Nya harus menyangkal diri dan memikul salib, dengan lain kata akan bertambah penderitaannya. HAH..? Apa benar? Kalau gitu buat apa ikut Kristus? Itu memang benar, tapi Kristus juga berkata bahwa penderitaan yang kita harus alami sebentar saja dan itu akan membawa kemuliaan. Jadi setiap dan semua penderitaan yang terjadi atas hidup kita adalah rangkaian proses yang akan membawa kita lebih dewasa, lebih matang dan lebih menyerupai Kristus. Daud memberikan penjelasan atau pengertian yang sangat baik, tepat dan dalam ketika dia menuliskan ayat bacaan hari ini. Itulah juga yang perlu kita terus-menerus percayai bahwa sekalipun kita tidak bisa menghindar dari lembah kekelaman tapi kita harus percaya bahwa dalam mengambil setiap langkah di lembah itu, gada dan tongkat Tuhan akan selalu tetap menyertai dan pada akhirnya kita akan keluar dari lembah itu. Ini suatu peneguhan yang luar biasa indah dan dahsyat. Jangan pernah kita ragu!! (cubs)

TUHAN SELALU MENYERTAI
Mazmur 37 : 25
Apakah yang waktu kecil berkaki empat, waktu besar berkaki dua, ketika tua berkaki tiga? Manusia. Sebab waktu kecil merangkak, sudah besar berdiri, dan waktu tua pakai tongkat.
Inilah siklus kehidupan manusia. Tetapi janji Tuhan kepada kita semua: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.” (FF)

MEMILIH BERDAMAI
Kejadian 50 : 15-21
Seorang ibu sulit menaikkan Doa Bapa Kami, sebab ia tak sudi mengampuni. Semula ia bangga memiliki suami yang setia. Belakangan, ketika sang suami mendadak meninggal karena serangan jantung, baru terkuak sisi gelap hidupnya. Rupanya sudah lama ia selingkuh. Ibu itu sangat kaget. Rasa kehilangannya berubah menjadi kebencian. Ia sulit mengampuni meski suaminya telah pergi. Tanpa pengampunan, kesalahan yang kita atau orang lain perbuat akan menjadi sampah di hati. Jika dibiarkan, baik yang berbuat salah atau yang terluka sama-sama menderita. Saudara-saudara Yusuf bertahun-tahun memendam rasa bersalah karena telah merusak hidup Yusuf (Kejadian 50 : 15). Ketakutan membayangi mereka: kelak Yusuf pasti balas dendam! Nyatanya, Yusuf sama sekali tak menyimpan dendam. Bertahun-tahun Yusuf dan saudara-saudaranya kehilangan kontak. Selama itu, Yusuf hidup merana tanpa saudara. Semua itu baru berakhir setelah saudara-saudara Yusuf bersujud dan memohon ampun di hadapannya. Yusuf pun menangis haru. Ia mengatakan bahwa ia tak akan mengadili dan menghukum mereka, tetapi ia justru akan memelihara hidup mereka (ayat 18-21). Hari itu, beban berat yang menyelimuti hati bertahun-tahun lenyap! Babak baru hidup mereka dimulai, sebab ada pengampunan dan pemulihan. Dalam hidup bersama, ada saatnya kita menyakiti atau disakiti. Itu tak terhindarkan. Yang penting, apa yang kita perbuat sesudahnya. memilih untuk membiarkannya dan hidup dalam dendam atau mengupayakan perdamaian? Hanya dengan berani mengakui dan mengampuni, kita bisa merasakan indahnya pemulihan. Orang yang hatinya mudah mengampuni mampu menghadirkan sorga di bumi. (Giant)

KOMITMEN
II Timotius 4 : 5
Orang yang tekun adalah orang yang memegang komitmen. Apakah arti komitmen? Artinya kita telah berjanji dan mengikatkan diri pada suatu kesepakatan untuk jangka waktu yang panjang. Contoh-contoh adalah pernikahan, kontrak kerja sebagai karyawan, dan sebagainya. Memegang komitmen dengan setia tidak mudah. Memelihara ketekunan dalam segala sesuatu juga tidak mudah. Apalagi manusia dikenal punya sifat lupa. Padahal memegang komitmen adalah wujud dari kesetiaan. Untuk memegang dan tetap setia pada komitmen kita kepada sesama saja susah sekali, apalagi untuk memegang komitmen kita kepada Tuhan yang tidak kelihatan mata jasmani. Tetapi hati-hati, setiap komitmen itu sakral, dia hanya akan bisa diakhiri pada waktunya. Untuk pernikahan ketika salah satu meninggal, untuk kontrak kerja ketika pindah ke perusahaan lain. Selain itu sebetulnya komitmen tidak bisa diakhiri dan apa yang disepakati harus dilakukan kedua belah pihak. Contoh, ketika dua orang bersepakat untuk menjadi sahabat, di dalam kesepakatan itu ada yang namanya menyimpan rahasia, mengampuni kesalahan, saling… dan sebagainya. Setiap butir dari kesepakatan itu harus dilakukan dua belah pihak. Jadi bila salah seorang yang bersepakat itu melanggar salah satu saja maka dia menjadi pihak bersalah dan harus menanggung segala konsekuensi yang ada. Begitu juga sebenarnya dengan yang kita kenal sebagai nazar, itu adalah komitmen kita kepada Tuhan. Jadi hati-hati dengan perkataan kita , jangan enteng-enteng mengatakan sesuatu yang kemudian tidak kita penuhi. Komitmen itu mengikat dan harus dilakukan, kalau tidak konsekuensinya pasti mendatangkan kerugian. Hargailah diri kita sendiri dengan menghormati dan melakukan setiap komitmen yang kita buat, baik kepada Tuhan maupun sesama. (cubs)

PELAJARAN BERHARGA
II Korintus 12 : 7-10
Siapa sih yang tidak pernah mengalami saat-saat yang menekan dalam hidup ini? Pasti kita semua pernah mengalaminya dan mungkin saat ini sedang mengalaminya. Tapi ingatlah beberapa hal ini :
1. Kesulitan atau tekanan yang kita alami kadang mendatangkan manfaat kekal bagi orang lain. Maksudnya adalah melalui cara kita menyikapi tekanan, kepercayaan kita kepada Yesus menjadi nyata bagi orang-orang sekitar kita.
2. Kesulitan atau tekanan dipakai-Nya untuk mengajar kita taat. Seperti yang telah Yesus teladankan bagi kita (Ibrani 5 : 8).
3. Kesulitan atau tekanan menjadi alat Tuhan untuk mencegah terjadinya masalah. Suatu penyakit yang tidak kita ketahui mencegah Paulus untuk tidak menjadi sombong. Ketika ketidaktaatan mengancam perjalanan kita bersama Allah, Dia akan melakukan apa saja untuk menarik kita kembali kepada-Nya. Dia mungkin akan membiarkan suatu kebutuhan tidak pernah terpenuhi atau sesuatu yang berharga disingkirkan. Tujuannya adalah agar kita mengakui dosa kita dan kembali kepada-Nya.
Kita mungkin tidak tahu mengapa kita mengalami kesulitan dan tekanan hidup, tetapi tetaplah percaya kepada Allah. Ingat kasih-Nya yang telah menyelamatkan kita dari hukuman dosa dan Ia berjanji memakai kesulitan hidup untuk mendatangkan kebaikan yang bernilai kekal (Roma 8 : 28). (Mar)

PERINGATAN-PERINGATAN DI DALAM FIRMAN-NYA
Amsal 13 : 1-14
Di sebuah desa di Inggris terletak sebuah danau dengan pemandangan yang indah. Di danau itu ada sekawanan itik dan angsa beriring-iringan berenang dan bermain. Walaupun dikelilingi dengan pemandangan indah mempesona tetapi ada bahaya di danau itu. Di salah satu sudut danau itu terdapat kabel listrik yang membahayakan. Banyak angsa yang mati tersengat listrik karena mereka tidak tahu di situ berbahaya dan tidak ada sesuatu tanda apapun. Kemudian penduduk desa menandai tempat berbahaya itu dengan bendera merah. Setelah itu tidak ada lagi angsa yang mati tersengat listrik karena sekarang mereka bisa melihat bendera dan kemudian menghindari tempat itu. Sebetulnya Tuhan juga menyediakan “bendera merah” untuk melindungi kita umat-Nya. Kitab Amsal penuh dengan pemberitahuan adanya dosa dan kejahatan supaya kita hindari. Dalam bacaan hari ini ada beberapa bendera merah:
- Jangan melalaikan pendidikan Tuhan (ayat 1)
- Menjaga mulut (ayat 3)
- Hati-hatilah akan mengejar kekayaan (ayat 7)
- Jauhilah kebohongan (ayat 11)
- Jangan meremehkan firman Allah (ayat 13)
Firman Allah adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. Peringatan dari Tuhan untuk melindungi kita, bukan untuk menghukum kita. (DBR)

TIDAK BERAT
FILIPI 4 : 13
Olahraga apa yang paling berat? Catur, karena pemainnya mesti ngangkat kuda, nggeser benteng dan nyingkirin raja.
Dalam hidup ini bersama Tuhan Yesus tidak ada yang berat. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (FF)

INDAHNYA DUNIA
I Petrus 2 : 9-17
Bagi sebagian orang, kata kekudusan memunculkan gambaran orang pemalu dan kaku, yaitu orang "baik" dalam arti terburuk dari kata itu, dengan wajah cemberut dan murung. Mereka penuh kebenaran diri dan kewajiban yang kaku, "berpegang pada kehidupan selanjutnya", seperti yang digambarkan penulis Washington Post. Kebanyakan orang merindukan kebenaran dan kebaikan. Namun, keinginan itu bisa dirusak oleh apa yang mereka lihat dalam diri sebagian orang kristiani, yang mereka anggap orang yang membenarkan diri dan suka menghakimi. Bagi orang yang belum percaya, "sifat baik" jauh lebih tidak menarik dari pada sifat buruk, sehingga mereka memilih sifat buruk meskipun mereka mungkin membenci sifat buruk itu. Joy Davidman, istri C.S. Lewis, mengatakan, "Satu orang munafik yang sok suci menghasilkan seratus orang tidak percaya." Seandainya dunia melihat hal yang sebenarnya, yaitu kualitas hidup luar biasa yang dibicarakan Petrus, kehidupan yang begitu menawan dan menarik hati, maka banyak orang akan datang kepada Sang Juruselamat (I Petrus 2 : 12). "Seandainya saja 10% penduduk dunia memiliki [kekudusan]," C.S. Lewis bertanya-tanya, "bukankah seluruh dunia akan diubahkan dan menikmati kebahagiaan sebelum tahun ini berakhir?" Kita bisa melakukannya! Ketika kita menyandarkan hidup kepada Roh Allah, maka kita dapat menjalani hidup yang sangat indah di hadapan dunia yang mengamati kita. Penyair Israel meyakinkan kita, "Tuhan ... memahkotai orang-orang yang rendah hati." (Mazmur 149 : 4). Hiduplah sedemikian rupa sehingga membuat orang lain ingin mengenal Yesus. (Giant)

AKU BERTANYA KEPADA TUHAN....
I Tesalonika 5 : 18
Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak kaya.. Lalu Dia menunjukkan seorang pria dengan banyak harta, tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliki siapapun untuk berbagi.
Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak cantik.. Lalu Dia menunjukkan seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi lainnya, tetapi memiliki karakter yang buruk.
Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia membiarkan aku menjadi tua.. Lalu Dia menujukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku, meninggal karena kecelakaan mobil. Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak memiliki rumah besar.. Lalu Dia menunjukkan sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang, baru saja diusir dari rumah yang kecil sesak dan terpaksa tinggal di jalanan. Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus bekerja.. Lalu Dia menunjukkan seorang pria, yang tidak bisa menemukan satu pekerjaanpun, karena tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca. Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak menjadi orang terkenal.. Lalu Dia menunjukkan seseorang yang memiliki banyak sahabat, tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi. Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak pintar.. Lalu Dia menunjukkan seorang yang terlahir jenius, tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan. Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia begitu sabar dengan orang yang tidak bisa bersyukur seperti aku.. Dia lalu menunjukkan Alkitab-Nya... Dia menunjukkan Anak-Nya, yang telah mengambil alih tempatku di Kalvari. Aku tahu sekarang betapa besar Ia mengasihiku... Dan itu cukup bagiku. (IR)

GURU
Lukas 6 : 40
Kenapa disebut kangguru? Karena dia orang Sunda (Kang guru), kalau orang Jawa pasti bilangnya Mas guru.
Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. (FF)

SIMPAN YANG BAIK SAJA
Filipi 4 : 8
Ketika kami masih kecil, ayah selalu mengajari kami untuk tidak takut dan tidak susah dengan sebuah lagu “buat apa susah/takut..buat apa susah/takut… susah/takut itu tak ada gunanya..”. Lagu yang singkat tetapi sangat benar. Setiap kesusahan, ketakutan dan kekuatiran itu tidak ada gunanya. Bukan berarti tidak boleh, tetapi setiap kali ketakutan/kesusahan itu datang, langsung harus dibuang dari pikiran kita. Setiap orang perlu melatih pikirannya sendiri. Tidak ada satu orang lainpun yang dapat menolong kita untuk menghilangkan ketakutan/kesusahan/ kekuatiran itu. Dengan menyanyikan lagu itulah cara ayah saya melatih kami anak-anaknya untuk membuang ketakutan dari pikiran kami. Bacaan hari ini meneguhkan hal itu. Hanya dengan memikirkan kebaikan, kebenaran dan sebagainyalah hidup kita bisa berubah, dan setelah hidup kita berubah kita akan menjadi saksi Kristus buat orang lain karena mereka akan melihat perubahan itu. Mari kita berlatih untuk mengubah pikiran kita. Bila selama ini pikiran kita dipenuhi ketakutan, kesusahan dan kekuatiran mari kita buang semuanya itu dan kita ganti dengan apa yang dikehendaki Tuhan karena pikiran kita mempengaruhi seluruh keberadaan kita. Bila pikiran negatif atau stress maka muka kita tidak cerah, kelihatan tua dan banyak penyakit berdatangan, tetapi bila pikiran kita positif sesuai firman Tuhan, maka muka kita akan berseri-seri, awet muda dan hidup kita bahagia dan penuh sukacita dan damai sejahtera. (cubs)

HALUS TAPI MEMATIKAN
II Tawarikh 32 : 24-33
Kesombongan. Inilah dosa yang paling disukai oleh Iblis. Sebaliknya, inilah dosa yang paling dibenci oleh Allah (Amsal 6 : 17). Mengapa Iblis menyukainya? Karena kesombongan bersifat sangat halus sehingga kerap kali manusia tidak sadar bahwa mereka sedang menyombongkan diri. Dan, kesombongan bisa merasuki siapa saja termasuk orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan.
Sebagai contoh adalah Hizkia. Dengan membaca seluruh kisah Hizkia, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ia adalah seorang raja yang memiliki hubungan dekat dengan Tuhan. Hizkia selalu mendahulukan Tuhan dan taat kepada setiap perintah Tuhan. Itu sebabnya tak heran jika Tuhan memberkati hidupnya. Namun sayangnya, di tengah berlimpahnya berkat Tuhan itu ia justru sempat menjadi angkuh (ayat 25), sehingga nyaris mendatangkan murka Tuhan atas negerinya.
Dari kisah Hizkia, ada dua peringatan yang harus kita waspadai. Pertama, dosa kesombongan bisa merasuki siapa saja termasuk kita, anak-anak Allah. Kedua, dosa kesombongan selalu menjadi godaan yang paling besar, justru pada saat kita berada di puncak kehidupan. Kesombongan adalah dosa yang halus, tetapi mematikan. Ia bisa merasuki manusia secara halus tetapi berakibat fatal. Bila kita menemukan kesombongan timbul di hati kita, mari ikuti langkah Hizkia selanjutnya. "Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia." (ayat 26). Kesombongan dapat merasuk dan merusak siapa saja,waspadalah! (Giant)

MASALAH-MASALAH SESAMA
Roma 12 : 9-21
Tetanggaku tidak ramah terhadapku, sepertinya aku telah membuatnya kesal. Aku bertanya padanya apakah aku telah membuat kesalahan? Ia menjawab, “Tidak!” Aku berkata kepadanya, “Aku ingin sekali suasana di antara kita ada damai. Jika aku telah membuatmu marah, aku minta maaf.” Tetapi setelahnya suasana di antara kami tetap dingin. Aku jadi teringat akan seorang temanku yang berkata, “Sesudah aku mengenal manusia, aku lebih suka anjingku.” Memang anjing itu bersahabat, dapat menyenangkan, cepat mengampuni dan segera melupakan. Coba saja manusia seperti itu. Terkadang, tidak peduli seberapapun kita berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan manusia tetap saja tidak berhasil. Rasul Paulus pernah mengalami hal yang sama. Dalam ayat 18 ia berkata, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” Ia tahu bahwa masalah manusia tidak pernah akan beres dan tak akan ada jalan keluar. Perlu dua orang untuk berkelahi dan perlu dua orang untuk berdamai. Jika kita sudah melakukan bagian kita dan tetap ada masalah, kita harus mencari jalan lain. Jangan tutup masalah ini dengan tetap bungkam. Lakukan segala yang baik untuk mengalahkan yang jahat (ayat 21). Kita perlu mengikuti nasihat dari Roma 12 sampai persoalan kita menjadi beres. Tetapi bila semua upaya telah dilakukan dan masih belum beres juga apa yang harus kita lakukan kemudian? Tetaplah mengasihi mereka (ayat 10), terus mendoakan mereka (ayat 12), memberkati mereka (ayat 14), rendah hati (ayat 16) dan tidak membalas (ayat 19). Ingatlah setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing di hadapan Tuhan. (DBR)

JANGAN KAMU KUATIR
Matius 6 : 25-27
Mengapa burung bangau suka angkat kaki satu? Karena kalau angkat kaki dua-duanya dia jatuh dong.
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (FF)
ARTI SEBUAH PELUKAN
Lukas 15 : 11-24
Ketika memulai gerakan Free Hugs (Pelukan Gratis) pada 30 Juni 2004 di sebuah jalan ramai di Sydney, Australia, banyak orang yang menganggap Juan Mann tidak waras. Mereka menertawakan dan memandangnya dengan curiga. Hampir lima belas menit ia berdiri tanpa hasil. Sampai akhirnya seorang ibu tua datang menghampirinya. Dengan wajah muram ibu itu berkisah, pagi tadi anjingnya mati dan hari itu adalah tepat setahun putri tunggalnya meninggal karena kecelakaan mobil. Ia merasa begitu kesepian. Mann memeluk ibu itu. Mereka lalu berpisah dengan senyum cerah di wajah sang ibu. Kampanye Free Hugs kemudian berkembang secara luas di seluruh dunia sejak videonya muncul di Youtube pada tahun 2006. Firman Tuhan hari ini berkisah tentang si anak hilang yang pulang. Berbagai kegalauan dan ketakutan tentu melintas di benaknya. Ia sudah sangat mengecewakan ayahnya. Ia sungguh maklum kalau ayahnya akan memarahi atau bahkan mengusirnya. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Bukan semprotan kemarahan atau penolakan, sang ayah menyambutnya dengan pelukan kasih (ayat 20). Bisa dibayangkan, betapa leganya hati si anak hilang. Seribu satu beban yang menindihnya terangkat sudah. Plong. Andai ada survei: di mana tempat teraman dan ternyaman di dunia? Jangan heran kalau banyak orang yang menjawab: pelukan orang yang kita sayangi dan menyayangi kita. Ya, pelukan yang didasari hati yang mengasihi itu bagai sebuah oase-damai dan tenteram. Di sana segala galau dan resah sirna. Dan segala perih tuntas. Kadang yang orang perlukan hanyalah sebuah pelukan penuh kasih. (Giant)

BELAJAR PADA CICAK
Amsal 30 : 28
Ada orang yang berkeluh-kesah, padahal hidupnya tercukupi. Ada yang menyalahkan dunia, padahal ia yang tidak mempergunakan kesempatan. Ada yang menyerah, padahal baru sekali gagal. Ada yang bersungut-sungut, padahal belum berusaha. Merasa kecil, lemah dan tidak sempurna, menjadikan kita kalah sebelum berperang. Lihatlah cicak yang dapat kau tangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja. Apalagi seharusnya kita yang mempunyai Bapa yang melengkapi anak-anak-Nya. (Dju)

ALLAH MELIBATKAN MANUSIA
Kejadian 12 : 1-9
Sebenarnya Allah dapat mengerjakan dan menyelesaikan sendiri rencana-Nya karena Allah adalah Sang Pencipta yang Mahakuasa. Tetapi sejak semula Allah berkenan melibatkan manusia di dalam rencana-Nya. Allah tidak memandang manusia sebagai lawan, saingan, musuh yang harus ditiadakan, melainkan Allah memandang manusia sebagai “partner”, kawan sekerja yang dapat dilibatkan, diikutsertakan di dalam rencana-Nya yang besar. Hal itu sudah nampak pada pemanggilan Abraham yang kisahnya dapat kita baca di dalam bacaan hari ini. Bagian yang sangat penting dari panggilan itu yang sering diabaikan orang adalah yang diungkapkan pada ayat 3. Kata-kata ayat itu menunjukkan bahwa sebenarnya pemanggilan Abraham itu tidak bersifat eksklusif, hanya berlaku untuk Abraham dan keturunannya. Kata-kata ayat 3 itu justru menunjukkan bahwa pemanggilan Abraham itu bersifat inklusif; Abraham dipanggil untuk menggenapi rencana Allah yang tujuannya keselamatan untuk semua bangsa, keselamatan yang bersifat menyeluruh dan meliputi segala sesuatu. Apa yang terjadi dengan Abraham itu seluruhnya masih berlaku sampai sekarang. Kalau Allah memanggil kita, Allah ingin melibatkan kita di dalam rencana-Nya supaya semua bangsa bisa selamat. Gereja itu ada bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk menjadi berkat bagi orang-orang lain. Sayang bahwa pemikiran yang eksklusif itu sering masih sangat dominan. Kita perlu mensyukuri kasih karunia Tuhan yang tak terhingga itu. Karena siapakah sesungguhnya kita? Kita ini orang-orang berdosa yang tidak pantas dan tidak berlayak, tetapi Tuhan tetap berkenan melibatkan kita dalam mewujudkan rencana-Nya. Dia bahkan menyebut kita sahabat-Nya (Yohanes 15 : 15). Mitra kerja dituntut untuk bekerja-sama dengan sungguh-sungguh. (DBR)

DEWASA vs ANAK-ANAK
Ibrani 5 : 13-14
Sangat menarik bahwa pada waktu menulis kepada jemaat Ibrani Paulus memperbandingkan antara orang dewasa dan anak-anak. Dikatakan bahwa salah satu perbedaan adalah dari makanannya. Orang dewasa makan yang keras sedang anak makan yang lembut. Perkataan ini sering diartikan sebagai firman yang berisi tegoran atau pengajaran yang mendalam bagi orang yang sudah dewasa rohaninya dibandingkan dengan firman yang ‘ringan’ atau hanya berisi berkat dan menyenangkan bagi yang masih anak. Masalahnya, banyak orang Kristen yang tidak mau bertumbuh. Walaupun sudah bertahun-tahun tapi hidupnya tidak berubah, pengertiannya tentang Tuhan juga masih sekedar ‘tahu’ saja bahwa Tuhan itu ada, tetapi tidak mempunyai hubungan pribadi apalagi sampai intim dengan Tuhan. Seperti halnya dengan jasmani, di mana seseorang tidak mungkin ‘kecil’ terus, demikian juga kerohanian kita. Sebenarnya kerohanian kita tidak mungkin ‘kecil’ terus, yang ada hanya tumbuh menjadi dewasa atau mati. Dari waktu ke waktu kita perlu memeriksa kerohanian kita, karena kita perlu berhati-hati, jangan-jangan kerohanian kita sudah mati karena tidak bertumbuh. Kalau itu yang terjadi, bertobatlah, datang kepada Yesus kembali dan bertumbuh menjadi dewasa. Bagaimana caranya? Dengan doa, merenungkan firman dan melakukan firman itu. Hanya itu cara menjadi dewasa secara rohani. (cubs)

TIDAK SAKIT HATI
Matius 5 : 39-44
Ikan apa kalau diinjak, dipukul, ditendang, diludahin dan diapain saja diam saja? Ikan cuwek.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (ayat 44). (FF)

MENJAGA KOTMITMEN
Filipi 3 : 4-16
Banyak tokoh di dunia ini terus menginspirasi masyarakat luas untuk jangka waktu yang cukup lama. Di antaranya Martin Luther King, Jr., yang berjuang melawan diskriminasi ras di Amerika Serikat dan William Wilberforce, yang berjuang menghapus perbudakan di Inggris. Apakah kunci keberhasilan mereka? Mereka terus menjaga komitmen yang telah dibuat. Walaupun harus mengalami masa-masa berat, mereka pantang menyerah sehingga mencapai akhir perjuangan.
Alkitab juga mencatat tokoh-tokoh yang menjaga komitmen hingga akhir. Contohnya, Paulus. Setelah bertobat, ia memberitakan Injil, terutama kepada bangsa bukan Yahudi. Dan itu sungguh tak mudah. Begitu banyak tantangan berat menghampirinya, dari kaum Yahudi, dari orang-orang bukan Yahudi, dari alam (II Korintus 11 : 23-33), bahkan dari penyakit tubuhnya (II Korintus 12 : 7,8). Namun, ia tetap dapat menjaga komitmennya. Rahasianya? Dari waktu ke waktu ia menjalani pertandingan iman dengan selalu melupakan apa yang di belakang (dalam bahasa Yunani kata "melupakan" di sini tidak sama seperti kalau kita lupa sesuatu. Ini lebih berarti tidak berfokus ke masa lalu, tetapi kepada tujuan, visi hidup di depan) dan mengarahkan diri pada tujuan hidupnya, yakni memenuhi panggilan Tuhan (Filipi 3 : 13,14).
Apakah berbagai tantangan juga terus menghantam hingga Anda sulit menjaga komitmen terhadap keluarga, pekerjaan, studi, atau pelayanan? Seperti Paulus, kita ini hamba yang dituntut untuk taat, maka mintalah kekuatan dari Dia. Seperti Paulus, kita ini hamba yang Tuhan pilih dan layakkan untuk menjadi saksi-Nya, maka ingatlah pentingnya tugas yang harus terus kita kerjakan. Komitmen membutuhkan ketekunan yang memandang jelas pada tujuan akhir. (Giant)

ALLAH BEKERJA DALAM SEGALA SESUATU
Roma 8 : 26-30
Ayat 28 dari bacaan di atas menyatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Kata-kata “turut bekerja dalam segala sesuatu” menunjukkan bahwa Allah akan memakai segala sesuatu yaitu apa saja yang dialami oleh orang-orang yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Mereka itu adalah orang-orang yang mengasihi Dia. Seseorang dapat mengasihi Allah jika ia sendiri sudah mengalami kasih Allah. Kasih kita kepada Tuhan itu selalu merupakan kasih balasan, kasih sebagai jawaban yang kita berikan kepada Tuhan yang sudah menyentuh kehidupan kita dengan kasih-Nya. Apakah kita sudah termasuk ke dalam bilangan orang-orang yang menyadari bahwa kita terpanggil sesuai dengan rencana Allah dan bahwa kita mengasihi Allah? (DBR)

KEGAGALAN ADALAH SESUATU YANG BAIK
II Samuel 12 : 13-15
Bagaimana kita menanggapi suatu kesalahan atau kegagalan adalah salah satu keputusan penting yang harus kita buat setiap hari. Kegagalan bukan berarti bahwa tidak ada satu pun yang dapat dilakukan. Selalu ada kesempatan untuk belajar mengenai sesuatu. Apa yang ada di dalam diri kita akan selalu lebih besar dari pada apapun yang ada di sekitar kita. Kita pernah mengalami kegagalan dan membuat kesalahan. Sesungguhnya orang-orang yang berhasil lebih banyak mengalami kegagalan di dalam hidupnya dari pada orang-orang biasa. Kita akan melihat bahwa di sepanjang sejarah orang-orang besar, suatu waktu di dalam kehidupan mereka, mereka pernah gagal. Hanya mereka yang tidak pernah mengharapkan apa-apa yang tidak akan pernah kecewa. Hanya mereka yang tidak pernah mencoba yang tidak pernah gagal. Siapapun saat ini yang sedang berusaha meraih sesuatu dalam hidupnya, sesungguhnya ia sedang beriringan dengan resiko kegagalan. Selalu lebih baik untuk gagal dalam melakukan sesuatu dari pada memiliki keunggulan dalam tidak melakukan satu pun perkara. Sebuah intan yang cacat selalu lebih berharga dari pada batu bata yang sempurna. Orang yang tidak pernah mengalami kegagalan hanya meraih sedikit kemenangan. Yang patut diperhitungkan dari orang-orang yang jatuh adalah seberapa cepat dia bangkit kembali. Ada hubungan positif antara kedewasaan rohani dengan seberapa cepat seseorang memberikan respon terhadap kegagalan serta kesalahannya. Semakin besar tingkat kedewasaan rohani seseorang, maka semakin besar pula kemampuannya untuk bangkit kembali dan terus maju. Semakin kurang kedewasaan rohani seseorang, maka semakin lama pula ia bergantung pada kegagalan-kegagalan masa lalunya. Allah tidak pernah melihat satu pun dari kita sebagai pembuat kegagalan. Dia melihat kita sebagai orang-orang yang sedang belajar ke arah yang lebih dewasa dan lebih baik. Kita hanya akan mengalami kegagalan jika kita tidak mau belajar dari pengalaman. (Mar)

RENUNGAN HATImerupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.
Shalom teman
Terima kasih atas suratmu. Kau sudah terima suratku? Sepertinya kita mengeposnya bersamaan. Dalam suratmu, kau minta aku mendoakan anakmu yang sulung. Yah teman, kita masih saja menghadapi masalah dan problema dari anak-anak kita, karena kita masih ibu mereka. Aku pernah dengar ada seorang ibu berkata, “Syukurlah anak-anakku sudah berumahtangga semua, jadi aku tidak usah mengurus mereka. Mereka sudah bisa urus diri masing-masing sendiri.” Menurutku dan menurutmu teman, kita tetap ibu mereka, sampai kita menutup mata pada akhirnya. Kita masih mau perhatikan dan pedulikan mereka. Aku tidak dapat bayangkan, tidak mempedulikan mereka lagi, karena mereka sudah dewasa dan punya rumahtangga masing-masing. Apa kamu juga begitu? Masalah anakmu adalah bahwa ia mau mencari pekerjaan jauh dari keluarga, di luar negeri, gajinya uang dollar, jadi rupiahnya tinggi. Tetapi untuk itu dia harus bekerja keras, meninggalkan istri dan anak-anak yang masih kecil-kecil. Istrinya sudah kuatir dengan jarak yang memisahkan mereka, apakah suaminya tetap dapat memperhatikan keluarganya? Aku jadi teringat seseorang yang menulis, “Jika kita meninggal besok, perusahaan di mana kita bekerja dapat dengan mudah menggantikan diri kita dengan orang lain, tetapi keluarga yang ditinggalkan akan merasa kehilangan sepanjang hidupnya.” Maka dari itu, mengapa kita bekerja keras dan di tempat yang jauh dari istri dan anak-anak? Dalam Mazmur 127 : 2 tertulis, “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Menurut kata-kata bijak dari Salomo, “Kita tidak usah bekerja siang dan malam, karena Allah memelihara kita.” Kita dapat menyediakan waktu untuk keluarga terutama anak-anak kita dan mempercayakan semuanya pada Tuhan yang menyediakan kebutuhan kita. Anak-anak adalah warisan dari Allah yang diserahkan pada kita, investasi yang tidak akan kita sesali. Bagaimana dengan hal anakmu, teman? Susah untuk memilih salah satu, pekerjaan atau keluarga? Kan akhirnya pekerjaan yang bagus akan bermanfaat juga untuk keluarga? Banyak keluarga yang mengalami dilema seperti ini. Jangankan bekerja di luar negeri, di dalam negeripun bisa saja menimbulkan problema yang sama, apalagi di kota besar seperti di tempatku. Ayah dan ibu harus berangkat pagi-pagi sekali dan pulang larut malam demi mencukupi kebutuhan keluarga sehingga hampir-hampir tidak ada waktu untuk anak-anak. Temanku, begini saja, kita berdua memang dari masa lalu di mana kita terbiasa dengan ibu yang berdiam di rumah mengatur seluruh pekerjaan rumah tangga dan anak-anak. Kita berasal dari masa di mana ibu tidak perlu bekerja untuk membantu ayah mencari nafkah. Tetapi zaman dan kebiasaan sekarang sudah berbeda, teman. Tuhan juga tahu hal itu. Jadi mari kita doakan saja pergumulan keluarga anak-anak kita dan serahkan kepada Tuhan untuk menolong mereka menyelesaikannya karena kita tidak akan mungkin bisa memberikan jalan keluar terbaik. Tuhan pasti akan memberi mereka jalan keluar yang terbaik.
Mari kita berdoa: “Bapa kami yang ada di dalam sorga, Engkau tahu apa yang kami hadapi dalam mengarungi samudra hidup kami. Kami tahu bahwa Engkau akan membawa perahu kehidupan kami berlabuh dengan aman dalam tangan pemeliharaan-Mu. Amin.”
Sekian dulu suratku ini. Salam untuk keluargamu. Tuhan Yesus memberkatimu.


Salam

Debora

Serba serbi kerokan
“Tolong punggungku dikerokin dong!” Begitu biasanya kita katakan bila kita sedang tidak enak badan atau masuk angin. Teman kita akan menggosok punggung kita menggunakan pinggiran uang logam 500an disertai balsem yang panas. Waktu dikerokin memang terasa nyeri, panas dan kulit yang digosok menjadi merah-merah tapi setelah itu badan kita terasa lebih segar.
BAGAIMANA CARA KERJA KEROKAN?
Gosokan uang logam dan balsem merangsang pembuluh darah untuk terbuka lebar dan aliran darah mengalir lebih kencang. Jantung kita menjadi terpacu untuk bekerja lebih kuat. Karena darah membawa nutrisi dan oksigen maka tubuh kita terasa lebih segar. Lebih lagi nyeri yang ditimbulkan oleh kerokan menyebabkan tubuh kita mengeluarkan endorphin zat anti nyeri yang dikeluarkan secara alami oleh tubuh kita, Sehingga rasa tidak enak badan atau pegal-pegal pun hilang dengan adanya endorphin ini.
APAKAH KEROKAN BISA BERBAHAYA?
Ternyata kerokan itu berbahaya bagi orang yang sakit jantung. Apalagi bila sedang terjadi serangan jantung. Karena waktu serangan jantung sedang kepayahan tapi kerokan itu menambah kerja jantung dengan memacunya sehingga jantung bisa berhenti selamanya atau orangnya meninggal. Pada orang lanjut usia atau sakit gula (Diabetes Mellitus, DM) gejala serangan jantung tidak begitu jelas dan hanya terasa sebagai tidak enak badan atau masuk angin. Nah, inilah bahayanya! Bila ternyata rasa tidak enak badan pada orang lanjut usia atau sakit gula itu adalah serangan jantung maka akibatnya bisa berbahaya. Jadi berhati-hatilah mengeroki orang yang lanjut usia atau punya sakit gula dan jangan mengeroki orang yang sudah jelas-jelas punya sakit jantung. (dr. Rudy T)
KEBIASAAN ORANG-ORANG SUKSES
II Tawarikh 7 : 11
Setiap orang selalu memiliki kerinduan yang kuat untuk menggapai kesuksesan dalam hidupnya. Berbagai cara dan upaya pasti dilakukan untuk mewujudkan keinginannya, baik dalam rumah tangga, pekerjaan, pelayanan dan lain-lain. Alkitab mencatat, Salomo berhasil menyelesaikan dua mega-proyek yang dipercayakan Tuhan, bahkan dia berhasil menjalankan pemerintahan serta memimpin rakyatnya meraih kemakmuran. Alkitab juga banyak mengisahkan orang-orang sukses, namun perlu kita sadari bahwa di balik kesuksesan mereka, tentu tidak terlepas dari usaha ketekunan dan kerja keras, bahkan mungkin mereka juga pernah mengalami kegagalan. Jadi mereka dapat meraih kesuksesan dalam hidup mereka karena:
Ø Mereka hidup dalam keseimbangan. Ini berbicara tentang kedisiplinan seseorang dalam menjaga dan mengatur segala sesuatunya dengan penuh harapan, ucapan syukur dan bertanggungjawab. Hidup yang seimbang memampukan setiap kita untuk menapaki hari-hari selanjutnya.
Ø Memiliki iman yang kuat. Persoalan pasti ada tapi jangan goyah, selalu andalkan Tuhan dalam menghadapi masalah (I Samuel 17 : 45) dan bertindak sesuai dengan firman Allah yang adalah pelita dan terang bagi setiap jalan hidup kita (Mazmur 119 : 105).
Ø Setia dalam segala perkara (Lukas 16 : 10). Ketekunan dan kesetiaan kita melakukan hal-hal kecil yang Tuhan percayakan merupakan pintu menuju perkara-perkara besar. Janganlah kita mengharapkan hal-hal besar yang tidak mampu kita kerjakan, tapi marilah kita lakukan dengan setia hal-hal kecil yang dapat kita selesaikan dengan baik.
Ø Bertindak sesuai firman Allah. Hidup harus ada dalam keteraturan, tidak sembarangan atau sembrono. Jika kita mengimani bahwa Tuhan dan Juruselamat kita adalah Tuhan Yesus, maka konsekuensinya kita harus menuruti seluruh aturan yang ditetapkan-Nya. Firman-Nya merupakan petunjuk untuk berkata dan bertindak sehingga kita mampu meraih kesuksesan yang sesungguhnya.
Seringkali kita menilai sukses itu dari model peranan seseorang seperti halnya menjadi eksekutif perusahaan, pejabat tingkat tinggi, ilmuwan yang cemerlang, atlet, selebriti dan semacamnya, sehingga kita mengesampingkan peran kuasa Allah dalam melengkapi dan menjadikan seseorang mencapai kesuksesan. Tidak ada kesuksesan tanpa pertolongan Tuhan. (GKG)