31 Mar 2007

Minggu ke -1 April

ABRAM DIPANGGIL TUHAN

Kalau kita membaca Kejadian 12 : 1-4 akan timbul pertanyaan, mengapa Tuhan ingin Abram keluar dari Ur-Kasdim? Karena Allah ingin memisahkan Abram dari penyembahan berhala (Tetra Nahor, nenek Abram, penyembah berhala). Peristiwa ini adalah kasih anugerah dari Tuhan kepada Abram. Kalau kita membaca dengan teliti, kita akan mendapati bahwa Tuhanlah yang menemui Abram karena pada saat itu Abram belum kenal Tuhan. Dari pembacaan firman Tuhan di Kejadian itu, maka ada tiga hal yang terjadi, yaitu:
Rancangan Allah (bangsa yang besar).
Berkat (nama Abram menjadi masyhur, menjadi berkat buat orang lain, menjadi kaya).
Visi (Abram meresponi panggilan Tuhan). Orang yang punya visi dari Tuhan pasti akan dilindungi dan diberkati.
Kita sebagai murid Yesus sama seperti Abram telah memperoleh misi/tugas dari Tuhan untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus. Firman Tuhan dalam Matius 28 : 20b adalah jaminan bahwa kalau kita mengerjakan misi kita, kita pasti dilindungi.
Bagaimana supaya kita mempunyai visi? Jawabannya ada di Mazmur 25 : 14. Orang yang punya visi akan diberkati, jadi berkat dan dilindungi oleh Tuhan. Orang yang tidak punya visi biasanya iri hati dan benci kepada sesama.
Iblis itu selalu berusaha membuat kita tidak intim dengan Tuhan sehingga kita tidak menerima perlindungan dari Tuhan. Tetapi usahanya selalu gagal karena yang jelas adalah bahwa Allah tidak pernah gagal. Supaya Allah tidak pernah gagal dan kita tidak kehilangan perlindungan-Nya, kita harus meresponi panggilan Allah tersebut. Bayangkan kalau Abram tetap tinggal di Ur-Kasdim dan tidak meresponi panggilan Allah ini.
Inti dari Kejadian 12 di atas adalah: Tuhan bicara pada Abram, Aku punya rencana buatmu, maukah kau bermitra dengan-Ku dan melakukannya? Dengan kata lain, rencana-Ku tidak dapat terlaksana tanpa engkau (Abram).
Setelah Abram pergi sesuai dengan petunjuk Tuhan, dalam waktu singkat Abram menjadi kaya (Kejadian 13 : 1-2), padahal Abram baru meresponi dengan pergi dari rumahnya, belum yang lain. Tetapi Allah sudah menggenapi janji seperti no. 2 di atas (menjadi kaya). Kita lihat lebih lanjut apa yang terjadi pada Kejadian 14 : 1-12. Dari pembacaan itu jelas sekali ada raja Kedorlaomer dibantu oleh tiga raja melawan lima raja, dan lima raja itu tidak mampu melawan Kedorlaomer, bahkan Lot keponakan Abram ikut tertawan. Kemudian ayat 13 mengatakan bahwa Abram mendengar tentang tertawannya keponakannya itu. Selanjutnya Abram mengerahkan 318 orang terlatih untuk melawan Kedorlaomer. Pada ayat 13-16 Tuhan
sekali lagi menggenapi janji berkat-Nya (no. 2) kepada Abram. Secara akal manusia, kalau lima raja beserta pasukannya saja tidak mampu melawan Kedorlaomer, apalagi Abram yang hanya mengandalkan 318 orang terlatih. Tetapi itulah yang terjadi kalau kita hidup sesuai dengan firman-Nya, maka Tuhan memberi kuasa. Jadi 318 orang terlatih + kuasa Allah bisa mengalahkan musuh. Mari kita lihat selanjutnya dalam Kejadian 14 : 17-20. Setelah Abram menang melawan Kedorlaomer, raja-raja memuji dia dan memberinya hadiah, tetapi dia tetap rendah hati dengan memberikan persepuluhan (inilah pertama kali persepuluhan diberikan).
Kalau kita lihat lebih lanjut dalam Kejadian 15 : 1-6, sebenarnya ada dua panggilan dari Tuhan buat Abram:
1. Keluar dari Ur-Kasdim (Kejadian 12 : 1).
Panggilan pertobatan. Meninggalkan kehidupan yang lama menuju kehidupan yang baru.
2. Keluar dari kemah (Kejadian 15 : 5).
Keluar dari pikiran yang kerdil. Ketika Abram diberkati, belum menjadi jaminan bahwa dia berpikir yang benar, tetapi karena Abram percaya pada panggilan kedua maka Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran (Kejadian 15 : 6).
Perjanjian Abram dengan Allah tidak selalu mulus dan lancar, karena kalau kita baca dalam Kejadian 16, Abram jatuh dalam dosa digoda oleh istrinya, sehingga karena kasih Allah, Tuhan merasa perlu mengadakan perjanjian ulang (Kejadian 17 : 2-4). Hasil dari perjanjian ulang ini, nama Abram diganti menjadi Abraham. Penyimpangan dalam perjanjian kita dengan Allah terjadi bukan karena berkat atau kemasyhuran yang kita terima, tetapi karena jiwa kita yang tidak siap. Hal terpenting bagi Allah adalah jiwa bukan berkat atau kemasyhuran. (Freddy)



Senin,2 April 2007

BERKESAN DI HATI ORANG

Lukas 23 : 27

Pernahkah kita berkata dalam diri kita, “Aku bangga punya Tuhan yang begitu luar biasa?” Pernahkah kita ingin memiliki hidup bersama Dia? Yesus adalah Tuhan yang patut kita teladani dalam hidup kita. Walau Ia berada di dunia ini dalam waktu yang sangat singkat, namun Ia memberi dampak yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang mengenang kehadiran-Nya, dan banyak orang yang ingin hidupnya seperti Dia. Karena kasih-Nya orang juga mengasihi Dia. Karena kebaikan-Nya orang diubahkan dan dipulihkan. Karena kepedulian-Nya orang dicelikkan mata hatinya untuk mengasihi sesamanya. Kepergian-Nya ke sorga membuat banyak orang merindukan Dia. Banyak orang yang merasa kehilangan atas kepergian-Nya. Yesus memiliki pribadi yang sempurna sehingga tidak heran banyak orang yang merasa kehilangan dan merindukan Dia saat Dia sudah tidak ada lagi di dunia ini secara manusiawi. Sekarang mari kita lihat diri kita, apakah sudah memiliki kasih Kristus? Apakah kita telah memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama? Apakah orang di sekeliling kita merasa kehilangan ketika kita tidak hadir dalam kehidupan mereka? Sudahkah hidup kita menjadi teladan bagi orang lain? Hanya diri kitalah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan hanya diri kita sajalah yang mampu merealisasikan pertanyaan-pertanyaan ini dalam hidup kita. Jadilah pengikut Kristus yang memiliki hidup seperti Kristus. (Giant)

Murid Kristus akan memiliki hidup seperti Kristus.

Selasa, 3 April 2007

SEIMBANG

Mazmur 90 : 15

Keseimbangan adalah sesuatu yang sangat langka di dunia ini. Banyak orang mencari keseimbangan. Apa sih keseimbangan itu? Keseimbangan adalah suatu kesamaan, sama banyak, sama waktu, sama, sama.. orang bicara keseimbangan dicapai dengan membandingkan 2 hal yang bertolak belakang, apa saja bentuknya, misalnya, baik dan buruk, kaya dan miskin, dan sebagainya. Dikatakan seimbang jika memiliki kesamaan. Bila yang satu lebih berat atau lebih ringan maka dikatakan tidak seimbang.
Dalam bacaan kita hari ini, penulis mazmur berdoa minta diberi kebahagiaan seimbang dengan penderitaan. Dalam hidup ini itulah tujuan kita, mengusahakan keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan. Kalau tidak seimbang hasilnya tidak baik. Kita tidak bisa maksimal dalam menjalani hidup ini. Contoh: jika kita lebih banyak menghabiskan waktu di pekerjaan, maka keluarga kita pasti akan berantakan, karena tidak seimbang. Atau, jika kita lebih sibuk bermain dengan anak daripada bekerja, maka ekonomi kita berantakan, juga karena tidak seimbang. Yang benar adalah kita dapat membagi waktu yang sama antara kerja dan keluarga. Mari kita telaah kehidupan kita, apakah sudah seimbang? Bila belum, usahakan untuk seimbang dengan cara seperti yang ditunjukkan pemazmur hari ini, minta diberi keseimbangan kepada Tuhan. Setelah itu jangan lupa! Kita harus lakukan secara teratur supaya keseimbangan itu terjadi secara nyata dalam hidup ini. (cubs)

Bagaimana cara menjadi seimbang telah dicontohkan oleh Yesus, ikuti saja.



Rabu, 4 April 2007

SUKACITA DALAM KEMISKINAN

Habakuk 3 : 14-19

Mendapatkan kesenangan dari barang-barang yang dapat dibeli memang tidak salah. Akan tetapi jangan sampai kita mengandalkan barang-barang tersebut untuk mendapatkan kebahagiaan. Apabila kepuasan kita ditentukan oleh kepemilikan atas barang-barang, kita akan hancur pada saat kehilangan barang-barang tersebut. Tetapi jika sukacita kita berada di dalam Allah, tidak ada sesuatu apapun yang dapat merusakkannya, bahkan kesulitan ekonomipun tidak. Ya, orang-orang yang mengenal dan mempercayai Tuhan akan bersukacita, bahkan dalam kemiskinan. (DBR)

Kegembiraan bergantung pada apa yang terjadi, tetapi sukacita bergantung pada Yesus.

Kamis, 5 April 2007

LEBIH DARI CUKUP

II Korintus 9 : 8

Sebagai murid kelas 1 SD, anak saya minta uang jajan dan saya beri selembar seribu rupiah karena saya tidak punya uang receh waktu itu. Sepulang sekolah saya tanya, “Apa yang kamu beli hari ini?” Dengan muka yang hampir menangis dia bilang, “Tidak beli apa-apa.” Saya katakan, “Mama kan sudah kasih uang.” “Permen yang aku suka 200 kalau beli 2, chiki 500, uang yang mama kasih cuma satu, ya tidak cukup,” jawabnya polos tanda tidak tahu nilai uang yang dia bawa.
Kadang saya merasa seperti anak saya itu ketika menghadapi kesulitan. Tuhan telah melimpahkan kasih karunia-Nya kepada kita, tapi kita tidak tahu cara memanfaatkannya, bahkan merasa tidak bisa apa-apa dan tidak punya apa-apa. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengingatkan bahwa setiap orang yang telah memberi dirinya dimiliki oleh Kristus berada dalam pemeliharaan-Nya. Setiap orang yang percaya sudah diberikan sumber daya yang lebih dari cukup, bahkan berlebihan, sehingga bisa memberi kepada mereka yang membutuhkan. Istilah yang digunakan dalam bacaan kita hari ini adalah kasih karunia atau anugerah. Kasih karunia lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan jasmani atau jumlah persembahan yang bisa dikumpulkan. Orang percaya memiliki kasih karunia yang berlimpah-limpah, artinya memiliki cukup anugerah dalam melakukan perintah Allah dalam hidup mereka, sehingga ketika mereka ada dalam kelimpahan mereka tidak menjadi sombong dan mementingkan diri sendiri; dan ketika mereka berkekurangan mereka tidak akan menganggap Tuhan tidak adil. Berkelimpahan dalam pelbagai kebajikan tidak berarti punya kekayaan yang berlimpah, tetapi yang melimpah kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah cukup bagi kita bahkan berlebihan. Walaupun mungkin kamu Cuma punya sedikit uang saku, tetapi bagikan itu kepada temanmu yang tidak bisa beli buku. Setelah itu memang kamu tidak punya uang, tapi kamu selalu berada di antara banyak teman. Perhatikan mereka, mungkin ada yang putus asa karena orang tua mereka bercerai. Mereka butuh teman curhat, kamu bisa jadi tempat curhat. Mungkin sahabatmu lagi gelisah karena ibunya sedang sakit. Doakan dan percayalah bahwa sekecil apapun peranmu di dalam hal ini, kasih karunia Tuhan cukup bagimu, bahkan berlebih. Mohonlah pertolongan-Nya supaya kamu dapat menggunakan kasih karunia Allah dengan baik dalam hidupmu. (Aping)

Kalau berlebih jangan disimpan, nanti mubazir. Bagikan supaya menjadi berkat.

Jumat, 6 April 2007

MENYALIBKAN YESUS?

Ibrani 5 : 11–6 : 8

Bulan ini kita merayakan Paskah, suatu kejadian yang amat penting bagi orang Kristen karena kita memperingati kematian dan kebangkitan Yesus. Tanpa Paskah kita akan tetap menjadi orang-orang berdosa yang akan dihukum oleh Allah karena dosa-dosa kita.
Dalam Markus 11 : 1-11 kita membaca bagaimana Yesus dielu-elukan oleh orang banyak saat akan masuk ke Yerusalem, tetapi kemudian orang-orang ini juga yang, oleh hasutan imam-imam kepala, berteriak: ”Salibkanlah Dia!” (Markus 15 : 11-15). Kalau kita pikirkan, bagaimana mungkin orang yang telah mengelu-elukan Yesus dan berseru: ”Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, ...”, kemudian juga berteriak minta agar Yesus disalibkan? Mereka telah melihat segala yang dikerjakan oleh Yesus, tetapi bisa dipengaruhi oleh hasutan imam-imam kepala. Bagaimana mungkin? Tentu kita akan berpikir mereka sungguh bodoh dan tidak masuk akal. Tetapi hal itu bisa saja terjadi karena mereka tidak mengenal Yesus dengan sungguh-sungguh. Mereka datang kepada Yesus karena ikut-ikutan, karena ingin mencari mujizat yang diadakan oleh Yesus, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, tidak mengenal Dia sebagai Tuhan, sebagai Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan mereka.
Kita sebagai orang Kristen sekarang juga harus berhati-hati. Mungkin kita tidak ikut dengan orang-orang di zaman dulu yang menyalibkan Yesus, tetapi firman Tuhan hari ini mengingatkan kita perlunya untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, supaya jangan sampai kita mundur dari iman dan ”menyalibkan lagi Anak Allah” dan ”menghina-Nya di muka umum” (Ibrani 6 : 6). Dalam Ibrani 5 : 13 kita membaca: ”Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.” Kehidupan rohani kita harus bertumbuh, jangan menjadi anak kecil terus. Anak kecil tidak bisa membedakan benar atau salah, baik atau buruk; sehingga mereka mudah dipengaruhi. Tetapi orang yang dewasa dapat membedakan yang baik dari pada yang jahat karena mempunyai pancaindera yang terlatih (ayat 14).
Firman Tuhan mengingatkan bahwa tanah yang telah menghisap air hujan dan menghasilkan tumbuhan yang berguna akan diberkati, tetapi jika tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, ia akan dibakar karena tidak berguna (ayat 7-8). Bagaimana kehidupan kita? Kita telah banyak mendengar firman Tuhan untuk menyirami tanah hati kita, kita telah banyak mengecap kebaikan dan berkat Tuhan, adakah kita menghasilkan tumbuhan yang berguna bagi Tuhan? Mari kita renungkan! (Ginny)

Kita tidak akan menyangkal Tuhan jika kita mengenal Dia.
Sabtu, 7 April 2007

HARTA TERPENDAM

Matius 13 : 44

Ada seorang kaya yang sedang berjalan ke kota lain. Di kota itu ia menemukan sebidang tanah yang hendak dijual. Ia melihat-lihat tanah itu dan di sana ia menemukan tambang emas. Orang itu kemudian pulang ke rumahnya lalu ia menjual seluruh hartanya. Setelah itu iapun membeli tanah itu. Orang kaya itu adalah kita dan tanah yang di dalamnya terdapat tambang emas itu adalah Yesus. Di dalam Yesus banyak sekali harta yang berharga yang tak ternilai. Bila kita ingin memiliki harta yang berharga itu maka kita harus menjual seluruh harta yang kita miliki. Harta yang sangat berharga yang kita miliki adalah diri kita. Oleh sebab itu serahkanlah seluruh hidupmu kepada Tuhan dan engkau akan memperoleh berkat yang melimpah dari-Nya. Ketika Tuhan menguasai hidup kita maka janji-janji Tuhan dalam firman-Nya akan menjadi bagian kita. Bila Tuhan berjanji maka Ia akan menepati janji-Nya itu, sebab Allah kita adalah Allah yang tepat janji, bukan Allah yang ingkar janji. Ia tidak akan mengecewakan setiap orang yang berserah penuh kepada-Nya. (Giant)

Di dalam Yesus banyak sekali harta terpendam yang harus dicari, digali dan digunakan.

Minggu, 8 April 2007

KEBIASAAN BAIK

Lukas 4 : 16

Sudah sebulan terakhir ini ada beberapa remaja yang tidak hadir dalam salah satu persekutuan sehingga diadakanlah program kunjungan. Alasan ketidakhadiran mereka bermacam-macam. Ada yang sibuk karena mau ujian akhir, ada yang mau persiapan ulangan kenaikan kelas, dan sebagainya. Padahal kalau mau dihitung-hitung, waktu persekutuan cuma satu setengah jam dalam seminggu. Ada juga yang bilang malas, bosan, atau jenuh. Tapi kalau diadakan acara retret mereka pasti ikut karena suasananya lain dari ibadah biasa. Selalu ada pemandangan baru yang dilihat dan banyak rekreasinya. Ada juga yang merasa sudah cukup mengikuti mimbar agama Kristen yang disiarkan melalui televisi atau radio. Semua alasan di atas tentu bisa diterima, tetapi bagaimanapun juga kita perlu belajar dari Guru dan Sahabat kita Yesus yang telah memberikan teladan yang luar biasa. Di tengah kesibukan-Nya setiap hari, membantu orang tua-Nya selagi di dunia ini, Yesus punya kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan-Nya, walaupun Dia punya alasan yang masuk akal. Kebiasaan yang terus dilakukan-Nya adalah pada hari Sabat masuk ke rumah ibadah dan membaca Alkitab. Kebiasaan itu dilakukan-Nya secara teratur. Oleh sebab itulah dalam perkembangan gereja selanjutnya, dinasihatkan kepada orang-orang percaya untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan ibadah mereka (Ibrani 10 : 25). Pertemuan-pertemuan ibadah yang dilakukan Tuhan Yesus dan orang percaya pada gereja mula-mula tidak sekedar asal kumpul, tetapi menunjukkan suatu keterikatan kasih satu dengan yang lain. Dengan memuji Tuhan, berdoa, dan membaca Alkitab bersama, ada kekuatan untuk saling mendukung dan saling membutuhkan di antara anggota satu dengan lainnya. Mendengar khotbah lewat radio atau televisi tentu baik, tapi jangan sampai hal ini menggantikan persekutuan bersama dengan teman-teman di gereja. Yesus telah memberikan teladan yang baik, yakni hadir dalam ibadah setiap minggu. Tidak usah memikirkan siapa yang memimpin pujian hari ini, siapa yang berkhotbah dan sebagainya. Datang saja dengan tujuan mau bertemu dengan Tuhan, Sahabat kita yang senantiasa menunggu kita dengan sukacita. Dia ingin memberikan kepada kita firman-Nya untuk menjadi kekuatan buat melangkah di hari-hari berikutnya. Jangan malas beribadah, kalahkan rasa malas dan keengganan dengan alasan apapun karena sekali kamu cari alasan untuk tidak hadir, kamu akan tidak punya keinginan lagi terhadap hal-hal rohani, bahaya kan??? (Aping)

Kebiasaan baik yang dipupuk dan dipelihara akan berbuah kebaikan.