1 May 2011

BULAN MEI 2011

KUATKAN dan TEGUHKANLAH HATIMU
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; la tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.


Ucapan inl telah disampaikan kepada seluruh bangsa Israel. Tetapi kemudian Musa menyampaikannya sekali lagi kepada Yosua secara pribadi. Dalam terjemahan lain dikatakan, bahwa Musa memerintahkan (=commanded) Yosua agar kuat dan meneguhkan hati. Setelah Musa meninggal, Tuhan sendiri mengucapkan hal yang sama kepada Yosua dalam Yosua 1 : 6-7. Pesan yang sama ditujukan juga bagi kita - bukan hanya pada generasi tua, tetapi terlebih lagi pada generasi muda, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar!"

Tantangan Akhir Zaman

Kian hari, kita akan semakin diperhadapkan dengan berbagai peperangan dan badai dahsyat. Pesan Tuhan itu menjadi demikian penting bagi kita, sebab di akhir zaman "Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang." (Lukas 21 : 26). Banyak orang akan kehilangan keberanian, patah semangat dan tak berpengharapan akibat tekanan yang semakin berat. Puji Tuhan, anak-anak Tuhan akan tetap kuat dan teguh, sebab la sendiri berjanji akan berjalan menyertai kita. Dia tidak akan membiarkan atau meninggalkan kita. Memang kita tidak akan sanggup berbuat sesuatu atau pergi ke manapun tanpa penyertaan Tuhan! Masa depan kita ada dalam genggaman tangan Allah. Memang kita pasti akan harus menghadapi badai pencobaan dan banyak kesukaran, tetapi kita aman dalam tangan-Nya.

Keberanian

Keberanian adalah nafas/Roh Allah yang masuk ke dalam tubuh orang percaya. Orang bisa punya iman untuk melakukan sesuatu. Apakah ia punya keberanian untuk bertindak sesuai dengan imannya? Itu hal yang berbeda. Selain iman, orang harus memiliki keberanian untuk bertindak, dan mengalahkan rasa takut yang ada dalam hati. Ibrani 11 : 33-37 memuat daftar orang-orang paling berani, "yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat daiam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapl orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang tebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.” Meski dianiaya dan dihina, rasul Paulus beroleh keberanian dari Allah untuk memberitakan Injil Kabar Baik (I Tesalonika 2 : 2).

Ciri Orang Kristen Pemberani

Sedikitnya ada delapan ciri yang bisa kita temui pada orang-orang percaya yang memiliki keberanian:

1. Memiliki pandangan jauh ke depan  pada kekekalan.

2. Memiliki ketergantungan penuh hanya kepada Allah dan firman-Nya (bukan pada harta, pendidikan, atau kedudukan),

3. Sangat suka berdoa.

4. Menjadi teladan hidup yang baik bagi generasi selanjutnya.

5. Sungguh-sungguh taat pada Allah untuk menyenangkan hati-Nya.

6. Rela menyerahkan nyawa bagi Injil Yesus Kristus (tidak hidup untuk menyenangkan diri sendiri, meiainkan untuk melayani Allah dan sesama).

7. Hidup mereka ditandai dengan kasih. Kita harus dikenal oleh karena kasih dan pengampunan yang ada daiam diri kita!

8. Hidup saling menguatkan, mendukung, menopang dan saling mendoakan satu untuk yang lain.

Kita semua telah dipanggil dan dipilih oleh Allah sendiri untuk menjadi kuat, berani, dan menjadi lebih dari pemenang! Pesan Tuhan kepada Yosua adalah juga pesan Tuhan buat seluruh generasi yang hidup di akhir zaman ini. Kiranya setiap saat ada nafas Allah berhembus daiam hidup kita untuk mengatasi setiap kelemahan dan kekurangan, serta mengusir segala ketakutan yang ada daiam kita. Biarlah saudara menjadi kuat dan berani menghadapi apapun yang ada di hadapan. Sebab janji-Nya ialah: la ada beserta dengan saudara sekarang dan sampai selamanya. Puji Tuhan! (MiBak)

BELAJAR   MENUNGGU

Apakah yang kita pikirkan bila Allah menahan jawaban-Nya terhadap doa kita? Mungkin kita mengalami kebingungan sebagai ciptaan yang bekerja dengan waktu. Setiap detik permintaan yang harus kita lewati dapat membuat kita menjadi sangat frustasi! Saudaraku, sadarilah bahwa Allah tidak melihat kita semata-mata di sini dan sekarang. Ia memegang gambar besar tentang diri kita di mana kita pernah ada, di mana kita ada sekarang, ke mana kita pergi. Dia tahu persis bagaimana setiap keputusan, tindakan, berkat kecil atau sebesar apapun akan mempengaruhi hidup kita. Apakah Anda pikir Allah bersedia memberikan sesuatu ke dalam hidup Anda yang pada akhirnya akan menghancurkan hidup Anda? Tentu saja tidak! Dia tahu bahwa apa yang mungkin merupakan berkat yang besar bagi hidup Anda di kemudian hari malah akan menghancurkan kehidupan Anda bila Dia memberikan sekarang. Untuk alasan inilah, meskipun Dia mendengar doa Anda, seringkali Dia menunda sementara. Dia memberikan kepada Anda waktu untuk mempersiapkan berkat itu. Belajar menantikan Allah menuntut sedikitnya

3 hal :

1. Kita harus sensitif terhadap Dia.

Kita harus memelihara persekutuan dengan Bapa supaya kita dapat mendengar-Nya ketika Dia berkata “tunggu”.

2. Kita harus mempercayai penilaian-Nya.

Apakah Allah tahu lebih baik dari yang baik dari pada kita? Ya, tentu saja. Karena itu kita harus mempercayai-Nya.

3. Kita harus taat kepada-Nya.

Jika kita berusaha membuat sesuatu untuk terjadi dengan usaha sendiri setelah Allah memerintahkan kita menunggu, maka kita pasti akan menuai bencana. Ibarat buah yang sebenarnya belum matang tetapi diperam atau ‘dipaksa matang’ maka mungkin dari luar kelihatan sebagai buah matang, tetapi dalamnya dapat dirasakan ketidakmatangannya. Allah memberkati ketaatan kita termasuk ketaatan untuk menunggu.

Allah bukanlah Allah yang pasif. Dia bekerja untuk memelihara persekutuan-Nya dengan kita. Jadi jangan pernah lupa bahwa Dia secara aktif sedang berjalan bersama Anda, bahkan ketika Dia menahan jawaban bagi doa Anda. Bila doa Anda belum dijawab-Nya, itu bukan berarti Dia tidak ada bersama Anda melainkan Dia ingin memberikan yang terbaik bagi Anda. (Jaq)



MENGALAMI   KEDAMAIAN   PIKIRAN


Pikiran kita menentukan arah langkah hidup ini. Pikiran kita harus diisi hal-hal positif dan bukan negatif. Kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus menasihatkan mereka dengan kalimat berikut, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4 : 8). Dalam pengalaman hidup setiap orang, bukan hal-hal baik dan indah yang kita pikirkan, tetapi yang buruk, najis, jahat, kotor yang membawa kita ke dalam berbagai kesusahan dan penderitaan yang berkepanjangan bahkan menuntun kita kepada kebinasaan kekal. Kita berpikir negatif terhadap Allah, sesama dan diri sendiri. Simak tiga langkah berikut yang dapat membantu kita untuk mengatakan tidak pada pikiran negatif, seperti yang dilakukan Tuhan kita Yesus Kristus dalam melawan cobaan Iblis.

1. Dari manakah datangnya pikiran negatif? Pikiran negatif datang pada kita melalui tawaran Iblis. Itu yang dilakukan kepada Adam dan Hawa, manusia pertama. Iblis membuat manusia pertama ini meragukan Allah dengan tawaran bahwa mereka tidak akan mati tetapi akan sama seperti Allah (Kejadian 3 : 4-5). Setan berhasil membuat mereka berpikir negatif terhadap Allah yang membuat mereka memberontak terhadap Allah dengan memakan buah larangan. Setan selalu menaruh pikiran negatif saat manusia berada pada suatu kebutuhan. Itu yang ia lakukan pada Adam dan Hawa maupun pada Tuhan Yesus. Saat Tuhan Yesus lapar butuh roti, setan berkata, “Rubahlah batu menjadi roti” (Matius 4 : 2b). Setan tawarkan kebutuhan rasa bangga dan hebat, jika Yesus menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah (Matius 4 : 5-6). Setan tawarkan kebutuhan rohani yaitu penyembahan (Matius 4 : 8-9), namun Tuhan Yesus dapat mengatakan tidak pada pikiran negatif dan Ia menang. Pikiran negatif juga datang dari sifat dosa yang selalu menggoda kita (Yakobus 1 : 13-14; Roma 7 : 15).

2. Mengapa Allah ijinkan setan menggoda kita? Supaya Ia dapat melihat sejauh mana kita taat dan setia kepada-Nya (Mazmur 7 : 10). Ia mengijinkan setan menguji kita supaya iman kita tahan uji dan karakter kita dapat dibentuk. Ayub dalam pergumulannya yang luar biasa karena Iblis diijinkan Allah untuk mengujinya berkata, “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.”

(Ayub 23 : 10). Melalui cobaan dan penderitaan, Allah dapat menyatakan anugerah-Nya (Roma 5 : 20;

II Korintus 12 : 9-10).

3. Bagaimana mengatakan tidak pada pikiran negatif? Kita dapat mengatakan tidak pada pikiran negatif jika kita hidup dipenuhi dan dituntun oleh Roh Kudus (Roma 8 : 13). Jika kita sadar bahwa setiap perbuatan kita baik atau jahat, kelihatan maupun tersembunyi akan diperhadapkan pada kursi pengadilan Yesus Kristus (II Korintus 5 : 10). Kita dapat menang atas pikiran negatif jika kita memakai pedang Roh yaitu firman. Dalam kemenangan atas godaan setan adalah sesuatu yang mungkin bagi orang percaya

(I Korintus 10 : 13). (GKG)

Semua mendatangkan KEBAIKAN

Hari ini aku ada interview. Sejak perusahaan tempatku bekerja terakhir tutup karena pailit sudah beberapa kali aku diwawancara, tetapi selalu gagal. Aku sedih sekali. Padahal aku melamar ke banyak perusahaan, bahkan yang jauh sekalipun, aku usahakan pergi untuk wawancara.

Kata abangku, ”Kamu sih suaranya kecil, jadi ga meyakinkan.” Padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin. Aku selalu gagal diwawancara terakhir. Aku jadi bingung apa sih yang terjadi?

Aku lulusan sekretaris, bahkan sebelum lulus aku sudah bekerja part time. Setahun aku bekerja di perusahaan pertama, lalu dengan mudah aku melompat ke perusahaan kedua, sebuah perusahaan future trading. Begitu mudahnya mencari pekerjaan. Keluar dari tempat pertama, esoknya aku sudah bekerja di tempat yang baru. Aku terhenyak dari lamunanku. Saat ini aku berada di sebuah bank swasta dekat rumah, aku sedang menunggu diwawancara. Aku berdoa, ”Kalau Tuhan menghendaki aku bekerja di sini, tolong Tuhan buka jalan untuk aku.”

Akhirnya giliran aku untuk diwawancara. Calon atasanku sebagai pewawancara menanyakan apakah aku bersedia lembur. Karena aku akan bekerja di divisi treasury jadi sekretaris, kadang harus membantu sampai malam, pekerjaannya banyak. Aku jawab bersedia, pikirku karena rumah dekat dengan kantor, jadi aku tidak takut. Kata pewawancara, ”Nanti saya kabari.”. Seminggu kemudian aku mendapat surat dari bank swasta tersebut. Di dalam surat tersebut, dinyatakan aku tidak diterima bekerja di perusahaan tersebut. Aku sedih sekali. Aku berharap sekali aku bisa bekerja di perusahaan itu karena dekat dengan rumah. Beberapa hari kemudian temanku yang bekerja di sebuah bank swasta besar menelpon aku. ”Kamu belum dapat pekerjaan ya? Coba saja melamar di tempatku.”. Aku buat surat lamaran dan aku kirim ke temanku itu. Beberapa hari kemudian aku dipanggil wawancara. Aku berdoa, ”Tuhan, kalau kehendak-Mu, Tuhan, tolong Tuhan buka jalan. Tuhan, aku ingin melalui tempat ini aku mengenal Engkau lebih lagi.”. Lalu aku diwawancara oleh seorang manager, tapi kemudian aku diwawancara lagi oleh manager yang lain. Lalu dia berkata, ”Ok, kamu bekerja mulai minggu depan.”. Aku sampai kaget karena aku tidak menyangka begitu cepat jawabannya. Di tempat yang baru aku begitu menyukai teman-teman, pekerjaan, atasanku. Benar-benar perusahaan ini begitu menyenangkan. Aku menikmati bekerja di perusahaan ini. Di perusahaan ini, seorang teman membawa aku ke gereja, di mana aku bisa bertumbuh dan mengenal Tuhan Yesus lebih lagi. Aku juga akhirnya membawa teman-temanku yang belum menerima Tuhan Yesus, menerima Tuhan Yesus dan dibaptis. Sebelumnya aku hanya ikut-ikutan teman saja ke gereja dan saat itu aku sudah dibaptis, tetapi belum menemukan gereja lokal di mana aku bisa beribadah dan bertumbuh. Melalui bekerja di perusahaan ini, aku mengenal Tuhan dan berjalan dengan Tuhan lebih lagi. Setahun setelah aku bekerja di bank swasta besar ini, aku membaca di koran kalau bank swasta yang menolak aku ditutup. Aku membayangkan kalau aku bekerja di bank itu, pasti saat ini aku tidak punya pekerjaan lagi. Waktu ditolak aku kecewa dan sedih, dan aku bertanya kepada Tuhan, ”Kenapa?”. Sekarang aku mengerti bahwa Tuhan punya rencana yang lebih besar dari pada apa yang aku pikirkan dan bayangkan. Aku tahu sekarang kalau setiap kejadian pasti punya alasan yang indah di baliknya. Memang pada waktu kita mengalami yang tidak sesuai dengan harapan kita, seringkali kita kecewa dan sedih, mencoba menemukan alasan di baliknya dan kita tidak menemukannya. Tetapi kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8 : 28). (FF)


TERANG YANG MEMERDEKAKAN

                                                                         Yesaya 9 : 1-6

Ada dua keadaan dalam kehidupan manusia yaitu: terang dan gelap. Terang mengungkapkan kebenaran Allah, segala kebaikan-Nya, sementara gelap mewakili dosa dan kejahatan. Alkitab menggambarkan bahwa dunia ini telah menjadi gelap sehingga manusia cenderung dikuasai kesepian, ketakutan, kebingungan, tidak tahu membedakan yang benar dan yang salah, mana kehendak Allah mana yang bukan, dan tidak tahu ke mana tujuan hidupnya. Jiwa manusia menjadi rapuh, gampang tertekan dan diperbudak dosa dan Iblis. Yesaya menubuatkan bahwa kedatangan terang sejati akan menjadikan manusia pindah dari kegelapan kepada terang Illahi. Tanda nyata dari orang-orang yang telah berada di dalam terang adalah hidupnya dipenuhi dengan sukacita (ayat 2). Mengapa demikian? Karena dalam terang Tuhan ada 3 pengalaman yang sangat nyata:

1. Tuhan telah mematahkan tekanan hidup yang memperbudak manusia (ayat 3).

Tekanan hidup itu dapat berupa dosa yang memperbudak, pergumulan hidup dan sifat-sifat busuk, pikiran negatif. Kesemuanya itu merupakan ekspresi dari kehadiran kegelapan dalam hidup manusia. Ketika terang sejati hadir dalam hidup kita maka segala tekanan hidup itu dipatahkan sehingga hidup kita mengalami kemerdekaan. Itulah sebabnya mengapa sukacita meluap dari kehidupan anak-anak terang.

2. Tuhan memenuhi dengan damai sejahtera (ayat 4).

Semangat untuk murka atau marah, benci, kepahitan diganti dengan semangat mengasihi dan pengampunan. Bila kita hidup dalam terang maka dorongan dalam jiwa kita adalah hidup dalam damai dengan semua orang karena jiwa kita telah dipenuhi dengan damai sejahtera-Nya. Dalam terang kita akan dimerdekakan dari kebencian dan permusuhan yang menggerogoti dan menghancurkan jiwa kita.

3. Tuhan menghadirkan terang sejati (ayat 5-6).

Mesias yang dijanjikan Allah telah lahir yaitu Yesus Kristus. Dialah terang sejati yang dinanti-nantikan manusia. Dia adalah Tuhan (pemimpin yang berkuasa) yang menjadi penasihat yang bijaksana bagi manusia, menyatakan Allah yang perkasa, menjadi Bapa yang mengayomi dan memberi rasa aman serta Raja yang menghadirkan damai dalam hati manusia.

Yang terpenting buat setiap pribadi manusia adalah menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga terang sejati itu hidup dalam diri dan berjalan menuntun kita. Bila terang sejati ada dalam diri kita maka segala kegelapan akan musnah. Itulah satu-satunya yang dapat menghalau segala bentuk kegelapan dalam hidup kita. Percaya kepada Yesus dan biarlah terang sejati melingkupi keseluruhan hidup setiap orang. (Jaq)


MENJADI ORANG BESAR ATAU ORANG KECIL

Bila ditanyakan, "Siapa yang mau menjadi orang kecil?" Kalau mau jujur, kita akan menjawab "TIDAK”. Untuk itulah orang bekerja keras, belajar tanpa mengenal lelah, berdoa tak kunjung berhenti dan kalau perlu menggunakan berbagai cara untuk tidak menjadi orang kecil. Jawaban itu mudah kita pahami. Bukankah menjadi "kecil" identik dengan kemiskinan, banyak kesulitan, pas-pasan, serba susah, dan rawan penindasan atau mudah diperdaya oleh yang kuat atau yang besar? Beda bukan dengan orang besar, yang berpangkat, yang kaya, yang punya 'kuasa’? Masihkah kita mau menjadi orang kecil? Apa artinya menjadi kecil atau menjadi besar? Bagaimana kita harus memilih? Menurut Yesus, menjadi besar atau kecil tidak tergantung dari naik pangkat dulu, menjadi kaya dulu,, menjadi orang terkenal dulu atau memiliki kekuasaan dulu, tetapi, "Jlka seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Markus 9 : 35). Pangkat, kekayaan, kuasa dan apapun yang menempel dalam hidup pribadi adalah sarana dan bukan tujuan hidup. Mereka yang besar itu adalah yang melayani atau mengabdi dengan berkorban bagi kebaikan dan hidup orang lain. Seperti apa pelayanannya tergantung situasi dan kondisi orang masing-masing. Rupanya dalam kategori Yesus ini, setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi orang besar! Kadar pelayanannya itu yang menentukan kebesaran seseorang. Banyak ibu yang karena kesibukannya mengurus suami serta mendidik dan membesarkan anaknya tidak sempat mengembangkan karier, prestasi akademis, atau reputasi dalam masyarakat. Ketika anak-anaknya "jadi orang" dan suaminya meninggal, tiba-tiba ia harus sendirian di usia tua. Masyarakat atau dunia pers tidak ada yang memuji-muji, memberi tanda jasa, atau menulis profilnya di koran atau buku biografi. Anak-anaknya barangkali karena kesibukannya menjadi lupa akan jerih payah dan usaha ibu mereka. Tetapi ibu tenang-tenang saja menikmati hari tua dan menanti kematiannya. "Itulah hidup!" Para ibu itulah contoh orang besar! Di samping ibu-ibu tentu saja ada bapak-bapak, saudara-saudara, bahkan anak-anak yang menjadi besar karena pengorbanan dan pelayanan mereka. Kebesaran versi Yesus ini rupanya bukan barang pameran atau popularitas. "Apa yang diperbuat tangan kananmu, janganlah diketahui tangan kirimu!” (Matius 6 : 3). Orang-orang besar adalah orang yang melayani dengan berbuat baik dan berani berkorban, tanpa mengharapkan balas jasa, pujian, popularitas bahkan kepentingan pribadi. Orang itu tanpa gembar-gembor mengabdikan hidupnya untuk menolong, membantu dan menyejahterakan orang lain, entah itu keluarga, sesama yang dijumpai, maupun masyarakatnya. Sebaliknya, orang kecil atau "orang yang berjiwa kerdil" akan terus-menerus mencari diri dalam sanjungan, pujian, kelimpahan materi dengan menghalalkan segala cara dan kekuasaan. Seakan-akan dirinya tidak pernah ada puasnya atau terus-terusan menjadi "kere" atau miskin. Nah, sekarang kita mau menjadi besar atau kecil? Pilihan ada di tangan kita masing-masing! (DBR)

KORBAN PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN
Sering kita melihat dan mendengar kata METANOIA tetapi kita tidak tahu artinya. Arti metanoia dalam bahasa Yunani adalah pertobatan yang mempunyai arti perubahan cara berpikir, yang berarti menyesal dan berbalik dari jalan hidup yang lama. Pertobatan memerlukan pengorbanan. Korban dalam kamus Alkitab halaman 345 artinya persembahan kepada Allah untuk memuliakan Dia. Korban itu sakit. Pada waktu mempersembahkan korban, ada yang mati. Korban itu seharusnya berbau harum bagi Tuhan, tetapi apabila ada dosa, korban itu menjadi bau busuk di hadapan Tuhan. Persembahan yang Tuhan kehendaki terdapat dalam Roma 12 : 1.

Korban apa saja yang harus kita lakukan?

 Korban kesenangan, waktu dan tenaga.

Contoh: Lagi enak-enak nonton tv atau tidur atau mengerjakan hobby, harus berdoa.

 Korban perasaan.

Contoh: Waktu disakiti, harus mengampuni. Itu bentuk penyangkalan diri seperti dikatakan dalam

Markus 8 : 34.

 Korban pujian dan korban syukur.

Ibrani 13 : 15, “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”. I Tesalonika 5 : 18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”. Contoh: Waktu keadaan sakit, atau dalam kesulitan, kita harus mengucap syukur. Justru pada saat-saat seperti itu kita harus meningkatkan syukur kita. Contoh: pada waktu kita mengalami pergumulan, masalah, tantangan, bisakah kita memuji-muji Tuhan?

Bagaimana sikap kita dalam berkorban?

• Berkorbanlah dengan ketaatan (I Samuel 15 : 22). Kata taat kalau dilihat dari hurufiah, dibaca dari kiri dan kanan tetap TAAT.

• Ketaatan full (sepenuhnya), bukan setengah seperti Saul dalam I Samuel 15 : 3-9.

- Misalnya kita punya pembantu namanya Inem. Kita bilang, ”Nem, tolong beli nasi rending.”. Waktu itu sudah jam 12.00 siang, kita lapar sekali dan pingin makan rendang. 30 menit kemudian Inem datang cuma bawa nasi. Kita tanya, ”Rendangnya mana, Nem?” Kata Inem, ”Kayaknya nyonya lebih cocok makan nasi aja deh, ga usah makan rendang.”.

- Yunus dalam Yunus 1 : 1-3a.

• Tuhan mempunyai waktu-Nya sendiri (kairos Tuhan). Contoh si Nem lagi. ”Nem, tolong beli nasi rendang,”. Jawab Nem, ”Tunggu ya nyonya, 1 jam lagi.” “Kenapa Nem? Saya lagi seru-serunya nonton sinetron favorit.” Kejadian ini saya alami. Pada waktu Tuhan suruh saya berdoa, saya lebih suka melanjutkan film Police Academy yang lagi seru-serunya. Lalu tiba-tiba tv di ruangan tamu mati, karena sekering khusus bagian ruang itu saja yang putus. Langsung saya berdoa.

• Contoh si Nem lagi. Nyonya cari-cari Nem. Si Nem lagi tidur. Nyonya panggil, ”Nem, tolong beliin nasi rendang di Sederhana.”. Jawab Nem, ”Tunggu ya, nya, saya mau lanjutin tidur saya dulu.”. Saya mengalami hal ini, pada waktu saya sedang enak tidur jam 4 pagi, Tuhan bicara, “Kamu bangun dan berdoa.”. Tetapi saya lanjutkan tidur lagi. Tiba-tiba lampu depan kamar saya meledak, bunyinya “Tar!” dan saya kaget sekali. Langsung saya berdoa.

Bila waktu Tuhan sudah berlalu tidak ada gunanya lagi walaupun kita melakukan sesuai kehendak-Nya. Sudah terlambat dan tidak ada gunanya.

• Untuk taat Ikuti teladan Tuhan Yesus. Ibrani 5 : 7-8, “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,”

• Pilihan untuk berkorban atau tidak?

Hidup harus memilih, memilih mengasihi Tuhan atau dunia. Tuhan tidak memaksa kita untuk mengasihi Dia, kita harus memilih. Tuhan Yesus tidak dipaksa untuk mengasihi kita tetapi Dia memilih mengasihi kita. Kadang kita harus ”mati” untuk memilih, dan Dia memilih mengasihi kita dan mati karena kasih-Nya kepada kita. Yohanes 3 : 16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kadang kita mau melakukan kehendak Tuhan, tetapi kita tidak bisa. Seperti dalam Roma 7 : 19 dikatakan, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” Karena itu minta Tuhan paksakan rencana-Nya dalam hidup kita.

• Berkorbanlah dengan roh yang rela. Ketika diproses untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus, kita harus punya roh yang rela. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8 : 28). (FF)


FIRMAN

Tuhan Yesus berkata kepada Iblis bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4 : 4). Dengan kata lain, kita hidup karena firman Tuhan!

Bagi orang Yahudi, mempelajari Taurat/firman jauh lebih penting dari apapun juga dalam hidup ini. Dalam usia

12 tahun, seorang anak laki-laki Yahudi harus sudah bisa menghafal seluruh isi Kitab Suci, Saat Yesus berusia

12 tahun, tiga hari lamanya la diam di Bait Allah, duduk di tengah-tengah alim ulama, dan mereka semua sangat heran akan kecerdasan-Nya dan akan segala jawab yang diberikan-Nya (Lukas 2 : 47).

Firman

Dalam bahasa Ibrani, kata "merenungkan" dalam

Yosua 1 : 8 berarti: memikirkan, membicarakan dan memperkatakan! Firman menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari hidup ini sehingga kita berhati-hati dalam melakukan firman itu. Dalam bahasa Ibrani, kata "berhati-hati" berarti membangun tembok perlindungan di sekeliling. Hasilnya? Perjalanan kita akan berhasil dan kita akan beruntung! Haleluya!

II Timotius 3 : 16, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

"Diilhamkan" berarti diberi nafas. Jadi segala tulisan dalam Alkitab diberi nafas oleh Allah sendiri. Firman Itu memberi kehidupan, sama seperti benih yang mendatangkan kehidupan.

Yesaya 55 : 10-11, "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: la tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.".

Yesus = Firman

Mengapa Firman itu begitu berkuasa? Sebab Firman itu adalah Yesus sendiri (Yohanes 1 : 1,14). Yesus adalah Firman! Yesus dan Firman tidak terpisahkan.

I Yohanes 5 : 7, "Sebab ada tlga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adaiah satu."

Yesus menciptakan segala sesuatu, dan segala sesuatu terikat/terpaut di dalam Dia. Kolose 1 : 16-17, "Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. la ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia."

Penunggang kuda putih dalam kitab Wahyu, bernama "Yang Setia dan Yang Benar"; ia mengenakan jubah yang telah dicelup dalam darah, dan nama-Nya ialah "Firman Allah" (Wahyu 19:11-13). Dialah Yesus!

Kuasa FIRMAN

Segala sesuatu dalam hidup kita terjadi oleh firman! Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk menjadi satu dengan firman - menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan firman!

Firman membawa kita pada keselamatan. Mereka yang mendengar dan menyambut/menerima dan menyimpannya dalam hati, akan menghasilkan buah dalam hidup: ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali, dan ada yang seratus kali lipat (Markus 4 : 20).

Mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan! Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10 : 13-17). Sekali lagi, Firman dan Kristus itu satu adanya!

Oleh satu ayat Alkitab (Matius 27 : 22), hidup saya berubah total. Ketika membaca ayat itu di usia 16, hati saya hancur, lalu mengambil keputusan untuk menjadi hamba Tuhan sampai sekarang!

Ada sesuatu yang luar biasa dalam firman Allah. Di dalamnya ada kuasa yang sanggup mengubah hidupmu setiap kali engkau membacanya. Selalu ada hal yang baru dalam firman yang kaubaca, tak peduli betapa sering engkau telah membacanya. Puji Tuhan! Manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut-Nya!

Baca, renungkan, dan simpan firman itu dalam hatimu; jangan menyimpannya dalam lemari! Perkatakan firman itu. Jika firman ada dalam pikiran dan hati, maka apapun tantangan yang ada di sekeliling, Firman = Yesus sendiri yang akan melindungi, menopang dan menuntunmu. Firman akan mengubah hidup kita selamanya. Pemazmur menaruh firman Tuhan dalam hatinya, supaya ia tidak berdosa kepada-Nya.

Firman bukan dikhususkan hanya bagi para gembala dan hamba Tuhan. Firman diperuntukkan juga bagi saudara sekalian setiap hari dalam apapun yang saudara lakukan. Maka percayalah, saudara akan beruntung dan berhasil dalam hidupmu. Puji Tuhan!

Hari ini, saya menantang saudara yang tinggal di negara, di mana saudara masih memiliki kebebasan untuk memiliki dan membaca Alkitab, mari penuhl hidupmu, hati dan pikiranmu dengan firman Tuhan setiap waktu! (GPt)

RENUNGAN HARIAN



ALLAH TIDAK PILIH KASIH

Yohanes 3 : 16

Tuhan tidak pernah pilih kasih. Ia memang membuat pilihan dan ketetapan-Nya. Alkitab berulang kali menyatakan bahwa Dia tidak menujukan kebaikan-Nya secara murah dan sembarangan. (Ulangan 10 : 37). Roma 2 : 11 dan Kolose 3 : 25 seluruhnya menerangkan sifat-Nya yang tidak pilih kasih. Mungkin kadang Anda berpikir bahwa tampaknya Dia lebih memilih orang lain dari pada Anda, sepertinya Dia mengangkat suatu negeri di atas yang lain. Memang kita dapat menemukan dalam Perjanjian Lama bahwa Tuhan memilih Israel di antara bangsa-bangsa di muka bumi ini untuk menjadi umat pilihan-Nya (Ulangan 7 : 6). Pilihan Tuhan atas Israel itu dimaksudkan untuk rencana-Nya. Perhatikanlah sejarah bangsa itu. Dukacita dan kemenangan yang silih berganti tentu tidak menunjukkan bahwa Tuhan bersikap pilih kasih terhadap Israel tetapi bahwa Dia punya rencana jangka panjang untuk Israel. Demikian juga Dia punya rencana jangka panjang secara khusus untuk tiap orang. Dalam I Petrus 1 : 17 dikatakan, “Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.”. Jadi jelas bukan? Walaupun dikasihi kita harus tetap ingat untuk melalui proses pembentukan Tuhan, juga kepada siapa banyak diberi, darinya akan banyak dituntut

(Lukas 12 : 48). Penghakiman-Nya adalah benar, adil dan sempurna dan Ia tahu apa yang harus Ia lakukan bagi setiap orang baik yang percaya maupun yang menolak-Nya. Camkanlah bahwa Dia memberikan kasih-Nya secara merata bagi setiap orang yang diciptakan-Nya. Allah tidak pernah pilih kasih. (Jaq)



MENANG ATAS MASALAH
Filipi 4 : 13

Seorang ibu melahirkan sepasang anak kembar berjenis kelamin perempuan. Karena sudah memiliki banyak anak dan mengalami kesulitan ekonomi, pasangan muda ini dengan berat hati menyerahkan kedua anak kembarnya ke orangtua yang berbeda. Yang seorang diserahkan ke sebuah keluarga yang sederhana, sedang yang satunya diberikan kepada keluarga yang berada. Mereka dibesarkan di dua kota yang berbeda. Ketika menginjak remaja, mereka bertemu satu sama lain. Pertemuan itu menimbulkan masalah. Yang seorang merasa puas dengan dirinya sendiri, berprestasi dan mengucap syukur. Sebaliknya, saudara kembarnya justru marah dengan diri sendiri, kedua orang tua kandungnya dan dengan kedua orang tua angkatnya. Dia bahkan kecewa kepada Tuhan karena merasa tidak mendapatkan orang tua sekaya saudara kembarnya.

Minimal sekali dalam hidupnya, manusia pernah bertanya atau bahkan mempertanyakan Tuhan mengapa aku dilahirkan di tempat seperti ini, dari pasangan orangtua yang begini, dibesarkan dalam lingkungan begini. Kita memang tidak bisa memilih untuk dilahirkan pada waktu yang kita inginkan, di tempat yang kita dambakan, dari pasangan yang kita idamkan. Namun, kita bisa memilih untuk memompa diri untuk keluar dari kepompong keterbatasan dan terbang tinggi serta menikmati langit kebebasan. Kita terbatas, tetapi Tuhan tidak terbatas. Kita tidak sempurna, tetapi Tuhanlah yang akan menyempurnakan kita. Dengan landasan berpikir seperti itu, setiap kita menghadapi persoalan, kita tidak lagi berkata, ”Oh Tuhan, aku mendapat masalah besar.”. Sebaliknya kita bisa berkata, ”Ah, masalah, aku memiliki Tuhan yang besar.”. Bereaksi positif maupun negatif adalah suatu pilihan. Jika energi yang kita keluarkan untuk bereaksi positif maupun negatif sama besarnya, mengapa kita tidak berpikir positif dan menang atas keadaan. Orang yang kalah bukanlah orang yang tidak pernah mengalami masalah dan kegagalan. Orang yang kalah adalah orang yang menyerah kalah saat masalah datang menyerangnya. Orang yang menang adalah orang yang, meskipun ditimpa oleh berbagai macam masalah dan persoalan, tetapi tidak pernah terbesit di pikirannya untuk menyerah kalah. (Giant)



DIAMLAH DAN KETAHUILAH
Mazmur 46 : 1

Pada Pebruari 1946 untuk pertama kalinya komputer diperkenaikan di Universitas Pennsylvania. The Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC) dengan tinggi 30 kaki dan berat 50 ton dapat digunakan untuk jangka waktu satu minggu. Sekarang, kalkulator saku mengandung kekuatan lebih besar dari pada ENIAC. Satu dekade lalu, seorang pengamat mencatat bahwa komputer dan barang-barang berteknologi tinggi lainnya akan menguasai kita tanpa kita sadari. Betapa aneh rasanya bila kita pergi ke suatu tempat yang tidak ada komputer, telepon atau radio, atau kita pergi ke pantai dan hanya mendengar deru ombak.

Fokuskan pikiran kita hanya pada Allah yang Maha Kuasa. Untuk bisa fokus, kita harus mencari tempat yang sunyi, jauh dari surat-menyurat ataupun email. Kita harus mengesampingkan rencana kita dan berpaling kepada rencana-Nya. Dalam langkah kita di dunia ini, kita perlu diam dan membiarkan Allah campur tangan. (Odb)

MENERIMA DAN MEMBERI
 Efesus 2 : 1-10

Kegiatan orang beriman yang paling sering ia iakukan adalah kegiatan menerima. Kegiatan menerima tanpa diikuti kegiatan memberi bisa menjadi sangat berbahaya. Mengapa? Karena kemungkinan besar orang itu belum pernah tersentuh oleh kasih karunia Tuhan. Allah memberikan keselamatan kepada kita dengan cuma-cuma. Oleh karena itu Paulus berkata di dalam Efesus 2 : 8 bahwa karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus terdorong oleh kasih-Nya dan seutuhnya, dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, dengan diselamatkannya kita, maka kita telah menjadi milik Allah (I Korintus 3 : 23). Sebagai milik Kristus kita seharusnya dapat berkata seperti rasul Paulus bahwa kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus. f!Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20 : 35). Mengapa berbahagia? Karena dengan berbagai anugerah dan pemberian Allah kepada orang lain kita menyatakan diri kita sebagai milik Kristus yang telah diubah oleh kasih-Nya. Marilah kita sebagai orang beriman giat memberi karena kita telah menerima segala sesuatunya dari Tuhan lebih dulu. Tangan yang tergenggam tidak bisa memberi atau menerima. (DBR)

TIGA FASE KEHIDUPAN

I Samuel 2 : 26; Ibrani 5 : 11-14

Seorang anak TK menangis di depan pintu. Ibunya heran, mengapa masih pagi seperti itu anaknya sudah menangis. Dengan lembut ibu itu mengelus kepala anaknya dan bertanya dengan hati-hati, ”Nak, mengapa kamu menangis?” Dengan masih sesenggukan anak balita itu menjawab, ”Saya sudah bisa mengikat tali sepatuku sendiri, ma!”. Ibunya mengernyitkan dahi. Aneh sekali. ”Lho, bukankah kamu harus bangga karena sudah gede dan bisa mengikat tali sepatumu sendiri? Mama malah bangga dengan kamu!” ”Iya, ma, tetapi mulai hari ini aku harus mengikat tali sepatu sendiri!” Jawab anak itu.

Mungkin kita tersenyum membaca cerita di atas, sebenarnya kita menertawakan diri kita sendiri. Mengapa? Setiap orang cenderung untuk tinggal di dalam zona kenyamanannya sendiri. Hidup manusia itu mengalami tiga fase. Pertama, dependent. Ketika lahir sebagai bayi, kita sangat tergantung kepada orang lain, terutama kedua orangtua kita. Anak binatang lebih cepat mandiri dibandingkan kita. Pernah melihat seekor anak kijang yang baru dilahirkan dalam tempo beberapa menit saja sudah bisa berdiri, berjalan dan kemudian berlari? Kedua, independent. Kita mulai mandiri, kemandirian ini pun bertahap. Mula-mula kita bisa mengurusi diri kita sendiri, tetapi belum mandiri secara finansial, mental dan spiritual. Ketiga, interdependent. Di dalam kemandirian kita, kita bergantung kepada orang lain. Kita mengalami fase kesalingtergantungan. Di atas semuanya itu, kita bergantung kepada Tuhan. (Giant)



PELARI KELAS DUNIA
Filipi 4 : 13

Beberapa tahun lalu di Elkhart, Kansas, dua orang kakak beradik bekerja di sekolah. Pagi-pagi sekali tugas mereka adalah menyalakan api dalam tungku perapian dalam kelas supaya kelas tetap hangat selama proses belajar. Di suatu pagi yang sangat dingin, kakak beradik itu membersihkan perapian dan mengisinya dengan kayu bakar. Mereka mengambil jerigen yang biasa diisi minyak tanah dan salah seorang menyiramkannya ke kayu dan menyalakan api. Ledakan langsung mengguncang gedung sekolah tua. Api langsung menewaskan si kakak dan membakar si adik. Ternyata jerigen itu secara tidak sengaja terisi bensin. Dokter yang merawat si anak yang terluka bakar menyarankan untuk mengamputasi kakinya. Orangtua anak itu sangat sedih karena sudah kehilangan satu anak dan masih akan kehilangan kaki dari anak yang lain. Tapi mereka tidak kehilangan iman. Mereka meminta dokter untuk menunda amputasi. Dokter setuju. Setiap hari mereka minta penundaan pada dokter, sambil berdoa agar kaki anak mereka bisa sembuh. Selama dua bulan, kedua orangtua dan dokter berdebat tentang amputasi itu. Mereka menggunakan waktu untuk menanamkan kepercayaan pada si anak bahwa suatu hari ia akan bisa berjalan lagi. Akhirnya diputuskan untuk membatalkan amputasi. Pembalut pada kaki sang anak mulai dibuka, terlihat kaki kanannya hampir 8 cm lebih pendek dibanding kaki kirinya. Jari kaki kirinya hampir semuanya terbakar. Tetapi anak itu bertekad kuat. Meski sakit, ia memaksa dirinya berlatih setiap hari, karena dia tahu ada orangtuanya yang berdoa buat dia. Akhirnya, ia berhasil berjalan beberapa langkah. la terus berlatih berjalan sampai akhirnya ia membuang kruknya. Sekarang ia bisa berjalan normal. Tak lama kemudian ia dapat berlari.

Pemuda bertekad kuat ini terus berlari dan berlari dan berlari, dan kaki yang tadinya hampir diamputasi itu membawanya memecahkan rekor dunia dalam lari satu mil. Dialah Glenn Cunningham, yang lebih dikenal sebagai "Manusia Tercepat di Dunia" dan dijuluki atlet abad ini di Madison Square Garden. (NN)



BERJALAN BERSAMA-SAMA
 Keluaran 33 : 16

Dalam ayat bacaan hari ini, Musa mengakui bahwa karena Tuhan berjalan bersama-sama bangsa Israel maka mereka berbeda dari bangsa-bangsa lain. Ini seharusnya juga menjadi pengakuan kita. Ketika Yesus berjalan bersama kita maka seharusnya kita juga berbeda dari orang lain, beda yang positif, beda yang lebih baik. Bila seseorang berjalan bersama Yesus dia pastilah lebih jujur, lebih bertanggung jawab, lebih memperhatikan orang lain, lebih murah hati, lebih dapat dipercaya, dan sebagainya. Berbeda dari orang-orang yang tidak berjalan bersama Tuhan. Roma 12 : 2a mengatakan “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini..,”. Jadi, bila seseorang mengaku berjalan bersama Yesus maka kita dapat melihat, apakah sudah terjadi perubahan dalam dirinya, apakah hidupnya sudah berbeda dari orang kebanyakan, bila belum, perlu berdoa dengan lebih sungguh dan mau bertobat. Kehendak Tuhan supaya setiap manusia mau berjalan bersama-Nya dalam mengarungi kehidupan ini, tetapi pertanyaannya, apakah manusia mau berjalan bersama-Nya? Bagaimana dengan Anda?? (cubs)


PANTANG MENYERAH
 II Korintus 11 : 21-33

Bacaan Alkitab kita hari ini menyatakan perjuangan Paulus dalam melayani pekerjaan Tuhan. Ia bekerja lebih keras dari pada semua murid Tuhan Yesus yang lain, namun ia pantang menyerah. Ia bukan orang yang kuat. Ia mengakui bahwa ia tidak luput dari kelemahan. Ia tidak tenggelam dalam kelemahannya, melainkan berusaha terus melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Perjuangan yang gigih pantang menyerah perlu ditumbuhkan terus-menerus, walaupun menghadapi pelbagai hambatan dan rintangan yang menghadang. Macam-macam penderitaan dan bahaya yang dihadapi hendaknya tidak membuat undur dalam melaksanakan tugas yang telah dipercayakan kepada kita. Kelemahan-kelemahan yang ada pada kita hendaknya tidak menggerogoti daya juang kita, melainkan justru memurnikan segala usaha yang kita lakukan. Kita akan semakin menyadari bahwa kemampuan dan kekuatan untuk bertahan dan terus berjuang itu datang sebagai anugerah Tuhan. Semua itu hanya mungkin terjadi bila kita mengalami dan menghayati kasih dan kuasa Tuhan Yesus yang selalu menyertai segala usaha kita. Juga bila kita selalu menyadari bahwa arah dan tujuan pekerjaan yang kita lakukan hanya bagi kemuliaan Tuhan. Lalu kalau kita bermegah maka kita melakukannya karena pertolongan Tuhan dan kekuatan serta kuasa-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita. Menderita tidak membuat kami menyerah dalam pelbagai usaha melaksanakan segala perintah Tuhan. (DBR)

BELAJAR DARI PENSIL

Mazmur 139 : 10; Efesus 2 : 1-10; I Yohanes 4 : 4

Seorang pembuat pensil telah selesai membuat satu kotak pensil yang siap dipasarkan. Ketika memasukkan pensil itu satu per satu ke kotaknya, dia berkata, ”Aku akan memberi kalian nasihat sebelum kalian keluar dari pabrikku. Ada tiga pelajaran penting yang harus kalian ingat. Pertama, kalian harus berguna jika berada di tangan yang tepat. Jika tidak ada tangan yang memegang kalian dan menggunakannya, maka kalian hanyalah seonggok kayu bundar panjang yang tidak berguna. Oleh sebab itu, kalian harus mau dipegang oleh tangan itu. Kedua, sebelum digunakan, kalian harus mau diraut dan dipertajam dulu. Tanpa itu, kalian tidak bisa dipakai apa-apa baik untuk menulis, menggambar maupun merancang bangunan. Proses perautan dan peruncingan itu memang menyakitkan, tetapi semua itu harus kalian jalani. Ketiga, ingatlah bahwa bagian terpenting di dalam diri kalian ada di dalamnya. Bagian hitam yang terbungkus kayu itulah yang merupakan inti dari sebuah pensil. Tanpa bahan itu, kalian hanyalah kumpulan potongan-potongan kayu tak berguna.”

Belajar dari ucapan pembuat pensil di atas, kita pun memahami bahwa kita harus mengerti tiga kebenaran. Pertama, kita hanya seonggok daging dan tulang yang tidak ada artinya tanpa Tuhan. Tanpa hembusan nafas Tuhan, Adam hanyalah segumpal tanah. Agar menjadi manusia seutuhnya kita harus mau mengikuti kehendak Tuhan. Kedua, ada ungkapan, ”To accept Jesus costs nothing, but to follow Jesus costs everything!”. Untuk menerima Yesus kita memang tidak membutuhkan apa-apa kecuali hati yang terbuka. Namun, untuk mengikut Yesus kita perlu menyerahkan segalanya. Agar menjadi manusia yang semakin disempurnakan, kita harus rela dibentuk oleh-Nya. Proses itu seringkali menyakitkan, namun hasilnya layak diperjuangkan. Ketiga, kita boleh saja berdandan, namun yang paling penting di dalam diri kita justru yang ada di dalam diri kita, karena roh yang ada di dalam diri kita lebih besar dari roh mana pun di dunia ini. Marilah kita perkuat terus manusia batiniah kita sampai akhir. (Giant)



DIBENTUK MENJADI MEMPELAI WANITA KRISTUS

Yesaya 62 : 5

Yesus akan membentuk setiap orang percaya sehingga pada saatnya orang itu akan menjadi mempelai wanita, seperti dikatakan bacaan hari ini, “…Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu…”. Kalau kita melihat dari sudut pandang manusia, seorang pemuda tidak akan mungkin menjadikan seorang gadis menjadi mempelainya bila di antara keduanya tidak ada kecocokan, istilah sekarang ‘tidak nyambung’. Dengan menggunakan ilustrasi ini, Allah mengatakan bahwa untuk menjadi mempelai wanita-Nya Kristus, kita perlu ‘nyambung’ dengan Dia, atau perlu terjadi kecocokan dalam banyak hal dengan Kristus. Bila Kristus tidak senang kebohongan, kita juga tidak boleh bohong, bila Kristus senang menolong orang lain, kita juga perlu senang menolong orang lain, dan sebagainya. Apa yang harus kita lakukan untuk mencocokkan sifat, karakter kita dengan Kristus? Seorang pemudi yang ingin mengenal pemuda yang akan dinikahinya dengan cara berkomunikasi dua arah (=ngobrol) banyak dengan kekasihnya, memperhatikan cara hidup pemuda itu, apa yang disukainya dan apa yang dibencinya serta menyesuaikan sifat dan karakternya menjadi seperti sifat dan karakter pemuda itu. Contoh, bila pemuda suka makan sayur, walaupun awalnya tidak suka, si gadis akan belajar untuk menyukai sayur. Sebagai calon mempelai Kristus, kita ‘ngobrol’ dengan Kristus melalui doa, mengenali sifat dan karakter-Nya melalui Alkitab karena Alkitab adalah seperti otobiografi-Nya Tuhan, semua yang perlu kita ketahui tentang Tuhan ada di Alkitab dan terakhir kita menyesuaikan diri melalui latihan melakukan apa yang tertulis dalam Alkitab. Dengan melakukan hal-hal itu percayalah hidup kita pasti akan berubah dan suatu saat nanti, seperti bagian akhir ayat hari ini, “…demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.”. Saya tidak tahu tentang Anda, tetapi saya sangat merindukan Allah girang hati atas saya. (cubs)



KASIH IBU
Ulangan 5 : 16

Konon dulu di Jepang ada tradisi anak membuang orangtua mereka yang sudah uzur ke hutan. Alkisah, suatu hari seorang pria berjalan tertatih-tatih membopong seorang wanita tua ke hutan untuk dibuang. Wanita tua itu adalah Ibu kandungnya sendiri. Ketika ia menggendong ibunya ke tengah hutan, di sepanjang perjalanan sang ibu mematahkan ranting-ranting kecil yang bisa digapainya. Setelah sampai di tengah hutan, pria itu menurunkan ibunya dan berkata, "Bu, kita sudah sampai.". Sebenarnya pria itu bergumul dengan perasaan sedih di hatinya, tetapi entah kenapa dia tega melakukannya. "Nak, ibu sangat mengasihimu. Sejak kau kecil, ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus, bahkan sampai detik ini. Ibu tidak ingin engkau tersesat saat kau pulang nanti, karena itu tadi ibu mematahkan ranting-ranting kecil di sepanjang jalan. Ikutilah patahan ranting itu maka engkau akan tiba di rumah dengan selamat.". Demikian pesan si ibu sambil memberikan pelukan untuk terakhir kalinya. Mendengar itu, hati si anak hancur, ia tak bisa lagi membendung airmatanya. Sambil menangis ia memeluk ibunya sangat erat. Kemudian digendongnya wanita tua itu untuk dibawa pulang kembali. Konon, pria itu merawat ibunya dengan penuh kasih sampai ajal memanggil ibunda tercinta.

Kisah ini menjadi peneguh bagi kita bahwa kasih seorang ibu tidak pernah berubah. Di zaman ini tidak sedikit kita menjumpai kejadian serupa. Memang sudah tidak ada lagi anak yang membuang orangtuanya ke tengah hutan, tetapi ada banyak anak yang sibuk mengurus bisnis atau kehidupannya sendiri dan membiarkan orangtuanya menjalani hari tuanya dalam kesepian yang tak bertepi. Padahal dulu waktu kita kecil, meskipun orangtua sibuk mencari nafkah, mereka tetap merawat kita. Tentu akan lebih mudah dan tidak merepotkan jika mereka menitipkan kita di panti asuhan, tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka mengasihi kita dengan tulus. Mengapa kita tidak memberikan cinta sebesar cinta yang telah kita terima selama puluhan tahun? Mulai hari ini, baiklah kita belajar untuk menghormati orangtua kita dengan sepenuh hati. (GPt)


BOSAN TEMPE

I Korintus 10 : 13; Lukas 4 : 1-13; Yakobus 1 : 2-8

Seorang perawat bercerita kepada seorang ibu bahwa harga-harga sembako semakin tinggi, ini tidak diiringi dengan kenaikan gaji. Dia mutar otak, membanting tulang dan memeras keringat untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Karena penghasilan yang terbatas dan harga kebutuhan sehari-hari yang semakin tinggi membuatnya membatasi uang untuk membeli lauk pauk buat keluarganya. Begitupun penghasilannya masih pas-pasan.

Suatu hari, anaknya yang masih balita mendatanginya. Dengan mata penuh harap, anak itu berkata kepadanya, ”Bu, saya bosan dengan lauk tempe.”. Ibunya kaget dengan ungkapan jujur itu. Hatinya langsung gundah. Dengan hati-hati, ibu itu bertanya, ”Kalau begitu, kamu mau minta apa?”. Dengan wajah polos, anak itu berkata, ”Mbok ya sekali-kali tahu.”. Tiba-tiba airmata mengucur deras dari ibu itu. Dia mengira anaknya akan minta ikan dan daging. Ternyata anaknya pun tahu penderitaan kedua orangtuanya sehingga tidak meminta sesuatu yang melampaui kekuatan orangtuanya. Kadang-kadang kita terlalu sering menyepelekan seorang anak. Kita menganggap mereka masih anak kecil dan tidak tahu apa-apa. Ternyata mereka pun memiliki perasaan dan bisa memahami keadaan orangtuanya. Mari kita libatkan anak-anak kita di dalam menghadapi masa depan. (Giant)


BERSERAH PENUH
Yeremia 17 : 7

Ada seorang pemuda yang hendak membangun rumah. Dia berkata kepada Yesus, “Tuhan, bila rumahku jadi tinggallah bersama aku”. Yesus mengiyakan. Setelah rumah yang bertingkat dua itu jadi, berkatalah pemuda itu “Tuhan, kuberikan kamar terbaik buat Engkau.”. Yesuspun masuk dan tinggal dalam kamar itu. Tak lama setelah itu, pemuda mendengar ketukan di pintu. Ketika dibukanya ternyata setan yang datang menyerang dia. Pemuda itu melawan dengan sangat susah payah. Akhirnya setan itu kalah dan pergi. Pemuda kemudian mengetuk pintu kamar Yesus dan bertanya, “Tuhan kenapa Engkau tidak membantu ketika aku diserang setan?”. Yesus menjawab, “Engkau hanya memberi-Ku kuasa atas kamar ini, Aku hanya ada di kamar ini.”.

Demikian juga yang sering terjadi pada kita yang mengaku murid-Nya. Kita sering seperti pemuda itu, hanya memberikan ijin kepada Tuhan Yesus untuk menguasai sebagian saja dari hidup kita, tidak semuanya. Kadang kita hanya memberi ijin Tuhan untuk menguasai pekerjaan tetapi tidak uang kita, keluarga kita tapi bukan harta kita dan banyak lagi. Tetapi seperti dikatakan ayat hari ini, bila kita mengijinkan Tuhan menguasai seluruh hidup kita maka kita akan semakin mengenal Dia, menikmati hidup yang penuh damai sejahtera walau di tengah badai, sukacita dalam menghadapi apapun dan dipenuhi kasih yang melimpah kepada diri sendiri dan orang lain serta pada akhirnya mendapat tempat di sorga, selamanya hidup. Untuk bisa memiliki semua itu mari mulai sekarang belajar berlatih menyerahkan seluruh hidup kita sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Sepenuhnya, semuanya, tanpa kecuali. (cubs).



KATA - KATA POSITIF
Yakobus 3 : 8-10

Dalam buku The Hidden Messages in Water karya Masaru Emoto, ditulis tentang pengaruh kata-kata negatif terhadap air. Berikut adalah percobaan yang bisa Anda lakukan:

1. Tempatkan nasi sisa yang sudah didiamkan semalaman ke dalam 2 toples dengan jumlah yang sama, kemudian ditutup rapat.

2. Masing-masing toples ditempelkan label yang berisi kata-kata sebagai berikut:

Toples A: "Kamu pintar, cerdas, cantik, baik, rajin, sabar, aku sayang padamu, aku senang sekali melihatmu, aku ingin selalu di dekatmu, terima kasih."

Toples B: "Kamu bodoh, jelek, jahat, malas, pemarah, aku benci padamu, aku sebal, tidak mau dekat-dekat padamu."

3. Kedua botol ini diletakkan terpisah dan harus sering dilihat.

4. Pesan yang tertera pada label yang menempel di toples harus dibaca setiap hari.

Inilah yang terjadi pada nasi tersebut satu minggu kemudian: Nasi dalam toples B yang dibacakan kata-kata negatif ternyata cepat sekali berubah menjadi busuk dan berwarna hitam dengan bau tidak sedap. Sedangkan nasi dalam toples A yang dibacakan kata-kata positif masih berwarna putih kekuningan dan baunya harum seperti ragi.

Bayangkan, apa yang akan terjadi pada anak-anak dan pasangan hidup Anda bila setiap hari dilontarkan kata-kata negatif. Karena itu kendalikanlah lidah Anda, hendaklah bijaksana dalam berkata-kata. (GPt)



ADA IMAN ADA PERBUATAN
Yakobus 2 : 14-26

Ayat di atas menyatakan bahwa iman yang diakui harus dinyatakan melalui perbuatan. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati dan sia-sia. Bila kita berkata bahwa kita beriman kepada Tuhan Yesus dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruseiamat, mengapa kita tidak dapat menunjukkannya kepada dunia? Biia kita mudah goyah menghadapi tantangan hidup, itu tandanya kita kurang beriman kepada Yesus Tuhan. Jika kita berpegang pada iman kepada Kristus, jalan yang paling tepat menghadapi badai dan gelombang hidup ini ialah datang bersujud di hadapan-Nya minta pertolongan serta meletakkan Yesus di pusat kehkJupan kita. Pada ayat 14 Yakobus bertanya apakah tanpa perbuatan, iman itu dapat menyelamatkan seseorang? Firman Tuhan mengatakan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya,” (Efesus 2 : 10). Kita adalah orang yang dikerjakan Allah di dalam Kristus. Jadi sebelum kita mengerjakan pekerjaan Tuhan, terlebih dahulu kita sendiri harus mempraktekkan iman kita. Setiap perbuatan kita harus sesuai dengan pengakuan iman kita. (DBR)



BESERTA TUHAN
 Lukas 22 : 24-38

Ungkapan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya ini membuat saya mengiri. Inilah suatu pujian kepada mereka. Tuhan waktu itu sudah sangat dekat dengan penyaliban-Nya dan la mengutarakan isi hati-Nya bahwa la sangat menghargai kebersamaan mereka pada saat-saat Dia menghadapi berbagai pencobaan. Apakah Dia pun akan mengatakannya kepada saya? Ya, saya yakin. Saya telah mengikuti-Nya. Yang membuat saya kadang-kadang menjadi bimbang adalah kegagalan-kegagalan saya. Saya tidak selalu tekun menyertai Dia. Namun, coba kita perhatikan para murid Yesus. Mereka juga tidak sempurna. Mereka mempertengkarkan siapa yang paling besar di antara mereka pada :waktu perjamuan. Tuhan Yesus menyelesaikan perdebatan mereka tanpa mempertanyakan tentang kesetiaan mereka kepada-Nya. Yudas telah menyerahkan diri kepada Iblis, sedang para murid lainnya tetap setia meski mereka tidak sempurna. Tuhan memuji mereka. Ada kecenderungan untuk meremehkan pelayanan kita dan merasa iri terhadap keberhasilan orang lain. Jangan kita berkecil hati. Tuhan memuji kita, meskipun sering gagal, tetapi kita berusaha untuk setia beserta Tuhan sepanjang hidup kita. (cubs)



TIGA PUTRA

Yesaya 60 : 1-7; Matius 5 : 13-16

Seorang ayah memiliki tiga orang putra. Karena merasa anak-anaknya sudah besar dan dia sudah cukup tua, sang ayah ini ingin pensiun. Dia ingin menyerahkan perusahaannya ke salah satu dari ketiga anaknya. Untuk memastikan siapakah yang cocok duduk di tampuk pimpinan, dia membuat semacam tes. Dia mengajak ketiga anaknya ke tiga gudang kosong yang sudah dia sediakan. Dia memberikan kepada masing-masing putranya uang sebesar 100 ribu rupiah. ”Di tangan kalian ada uang yang sama nilainya dan gudang yang sama besarnya,” ujar sanng ayah. ”Tugas kalian adalah membeli barang yang bisa memenuhi gudang ini. Waktunya hanya sehari. Nanti malam saya ingin lihat hasilnya.”.

Ketika malam tiba, sang ayah bersama ketiga anaknya berjalan beriringan menuju ke tiga gudang kosong itu. Anak yang pertama segera membuka pintu gudang. Ternyata lantai gudang itu dipenuhi dengan jerami, tetapi tidak bisa memenuhi seluruh gudang. Ketika anak kedua membuka gudangnya, sang ayah melihat gudang itu dipenuhi balon yang sudah ditiup. Walaupun banyak ternyata tidak bisa memenuhi gudang itu. Saat anak ketiga membuka gudangnya, sang ayah maupun kedua kakak anak itu bingung karena masih kosong. ”Apa yang kau lakukan, nak?” Tanya ayahnya diiringi tertawa sinis kedua kakaknya. Dengan penuh percaya diri sang anak berkata, ”Lihat yah, aku memenuhi gudang ini dengan cahaya!”. Rupanya dia membeli lilin dan menyalakannya di semua sudut gudang. Anak bungsu inilah yang dipilih sang ayah untuk menggantikannya. Hidup kita singkat seperti nyala lilin. Tidak peduli apakah kita sebatang lilin yang besar atau lilin yang kecil, fungsi lilin sama, yaitu menjadi terang. Lilin justru berguna saat dinyalakan, meleleh dan menerangi sekelilingnya. Lilin memang berkorban untuk lingkungan. Maukah kita memakai hidup yang sangat pendek ini untuk menjadi terang bagi sekeliling kita? (Giant)

PENEBUSAN DENDAM
 Roma 12 : 20

Philip Yancey menceritakan sebuah kisah yang mengilustrasikan jenis balas dendam. Ayat hari ini menunjukkan kebaikan kepada musuh berarti menimbun bara api di atas kepalanya. Ketika Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan, dia ditunjuk komisi untuk menyeret ke pengadilan mereka yang bertanggung-jawab dan terbukti bersalah atas kekejaman di masa apertheid. Perwira kulit putih yang secara sukarela menghadapi para penuduhnya dan mengakui kesalahannya, tidak akan dihukum. Suatu hari seorang wanita tua kulit hitam dibawa berhadapan dengan petugas yang telah secara brutal membunuh anak satu-satunya dan suami tercintanya. Petugas itu bertanya apa yang diinginkan wanita itu dari dia. Wanita tua itu menjawab, "Meski saya tidak lagi punya keluarga, saya masih memiliki banyak cinta untuk diberikan.". Ibu tua itu minta agar ia dikunjungi secara teratur supaya ia bisa menjadi ibu bagi sang mantan petugas. Kemudian ibu itu berkata, "Saya ingin memeluknya agar ia dapat mengetahui bahwa pengampunan saya itu nyata." (GPt)

ADA HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI ANAK TUHAN

Yohanes 15 : 7

Kita tahu mengenal asuransi, bahkan beberapa dari kita punya asuransi kesehatan, mobil dan lain-lain. Kalau kita menjadi nasabah asuransi, kita akan mendapatkan polis. Di dalam polis ada hak dan kewajiban kita. Dan apabila terjadi klaim, maka yang dipakai adalah apa yang tertulis dalam polis. Contoh, seseorang mempunyai asuransi kesehatan untuk kamar rawat inap Rp.200.000/malam dan dia membayar premi untuk fasilitas tersebut. Pada saat sakit, dia mendapatkan hak seperti yang tercantum dalam perjanjian polis sebesar Rp.200.000/malam. Dia tidak bisa mendapatkan kamar rawat inap Rp.1.000.000/malam. Tetapi kadang kita sebagai anak anak Tuhan, kita tidak mengerti prinsip ini. Seringkali kita tidak menjalankan kewajiban kita atau dalam istilah asuransi membayar premi tepat waktu dan secara rutin sesuai perjanjian. Tetapi seringkali kita mengklaim janji Tuhan bahkan menuntut Tuhan. Sering kita hanya meminta saja dan kita tidak melihat pada persyaratan yang Tuhan katakan.

Kita harus kembali pada firman Tuhan, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (FF)



PERTANYAAN TERBAIK
Mazmur 15 : 1-2

Pemenang hadiah Nobel Fisika, Martin Perl, dalam suatu wawancara ditanyakan, apa yang menjadi peran utama keberhasilannya. Jawabannya, "Ibu saya. Setiap hari sepulang sekolah, ibu saya selalu bertanya, ‘Marty, apakah kamu melakukan pertanyaan bagus hari ini?’"

Daud mengajukan pertanyaan terbaik kepada Tuhan, "Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?” (ayat 1). Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya (ayat 2). Orang yang hidupnya dekat dengan Tuhan akan menjadi seperti Dia. (GPt)



BERANI BERTANGGUNG JAWAB

Yunus 1 : 1-17

Usaha Yunus untuk melarikan diri dari Tuhan dan menghindari tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya ternyata tidak berhasil. Ketika badai besar yang mengancam kapal yang dinaiki dan semua penumpang menjadi panik dan takut, ia menyadari bahwa semua itu terjadi karena ulahnya tidak menaati perintah Tuhan. Karena itu ia tampil dan mengatakan kepada para penumpang kapal untuk melemparkannya ke laut. Kini ia tidak sembunyi dan lari dari tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. Karena itu ia berani mengatakan supaya ia dilemparkan ke laut saja agar semua awak kapal selamat dari malapetaka. Kesadaran bahwa kita tidak mungkin lari dari tanggung jawab kepada Tuhan hendaknya diikuti dengan tindakan bertanggung jawab atas segala perbuatan kita. Dengan demikian kesalahan yang kita buat tidak akan mendatangkan malapetaka atau penderitaan bagi orang lain yang tidak bersalah. Sesungguhnya usaha menyelamatkan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain bukanlah suatu sikap yang patriotik. (DBR)



SEDERHANA SAJA
Ulangan 11 : 27-28

Untuk menerima berkat atau kutuk ternyata syaratnya sederhana saja. Hanya satu, yaitu bagaimana respon kita terhadap firman atau perintah Tuhan. Bila kita taat, maka kita dapat berkat-Nya, bila tidak, dapat kutuk-Nya. Hanya itu. Sederhana dalam kalimat tetapi tidak sederhana dalam perbuatan, apalagi bila kita tidak minta tuntunan dan bimbingan Roh Kudus, sangat tidak sederhana. Kenapa? Karena kekuatan kita sebagai manusia sangat lemah, sangat terbatas. Kita tidak akan mampu untuk taat sepenuhnya bila tanpa Roh Kudus. Bila kita minta dan kemudian mengikuti arahan Roh Kudus, maka perintah itu akan menjadi sederhana saja. Biarkan Roh Kudus yang mengendalikan. kita hanya ikut saja. Seperti halnya seseorang yang naik bis umum. Dia akan naik dan kemudian duduk diam-diam. Supirlah yang mengendalikan bis itu, dia yang memikirkan berapa kecepatan bis, apa yang harus dilakukan bila jalan macet, kapan harus memindahkan persneling, dan sebagainya. Jadikan Roh Kudus supir dalam hidup kita maka semuanya akan jadi sederhana. (cubs)



DI MANA HARTAMU BERADA
 Matius 6 : 19-24

Dua orang yang bersahabat karib sedang berjalan. Yang seorang berasal dari suku Indian asli, sedang yang lainnya orang kulit putih. Saat mereka berjalan menyusuri sebuah jalan pedesaan, tiba-tiba Indian berkata kepada temannya yang kulit putih, ”Dengarkan, ada suara jangkrik.”. ”Mana? Mana? Aku kok tidak mendengar apa-apa?” Tanya temannya. Tiba-tiba orang Indian itu mendekati sebuah batu yang ada di rerumputan. Sambil menyibakkan batu itu dia berkata, ”Ini dia!” Di sana memang ada seekor jangkrik yang langsung berhenti mengerik. Mereka meneruskan perjalanan kembali. Mereka sampai ke perkotaan. Di tengah situasi yang hiruk pikuk itu, Indian sengaja menjatuhkan uang logamnya. Meskipun bunyinya hampir tidak terdengar di tengah keriuhan lalu lintas yang padat, temannya yang kulit putih itu langsung berhenti dan berkata, ”Hei ada uang jatuh!”. Dalam waktu singkat matanya sudah menemukan uang itu.

Mengapa orang kulit putih itu tidak bisa mendengarkan suara jangkrik meskipun suasananya tenang sekali? Karena hatinya tidak ada di situ. Mungkin otaknya dipenuhi oleh hal-hal lain sehingga suara yang ’tidak berguna’ disortir oleh otaknya. Sedangkan ketika berada di tempat yang ramai, bunyi uang jatuh saja kedengaran. Itulah sebabnya mengapa firman Tuhan dengan tegas mengatakan, ”Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Marilah kita memperhatikan hal-hal yang menurut ukuran dunia tidak penting tetapi sangat berharga di mata Tuhan, yaitu kerohanian kita. Mari jaga hati kita agar tidak tercemar oleh hal-hal yang sementara sifatnya. Hal-hal yang abadi, meskipun seringkali tidak terlihat, justru merupakan prioritas utama di dalam hidup yang perlu kita kejar, karena yang sementara akan hilang, sedangkan yang abadi itu bersifat kekal. Jangan salah pilih. (Giant)



PILIHAN ALLAH
Yosua 1 : 1-3; 6-9

Setelah Musa meninggal, Allah memilih Yosua bin Nun menggantikan Musa untuk memimpin umat Israel masuk tanah Kanaan. Mengapa Allah memilih Yosua? Padahal masih banyak orang-orang yang lebih pandai dan lebih hebat dari dia. Kalau kita lihat dalam Bilangan 13-14 tentang kedua belas pengintai, dikatakan bahwa hanya ada dua orang yang percaya bahwa Tuhan menyerahkan tanah Kanaan pada orang Israel. Kedua orang itu adalah Kaleb dan Yosua bin Nun. Alasan Allah memilih Yosua dan bukan Kaleb untuk menggantikan Musa adalah karena Yosua seorang yang penuh Roh (BIlangan 27 : 18). Alasan Allah untuk memilih Yosua juga karena faktor kepercayaan. Kalau Allah sudah memilih maka itu merupakan sesuatu kepastian karena Allah tidak pernah salah pilih. Sebagai orang pilihan Allah untuk melayani Dia, kita juga harus memperhatikan beberapa nasihat yang terdapat pada ayat 6-9:

 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu.

 Bertindaklah hati-hati sesuai dengan firman Tuhan, jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri.

 Jangan lupa memperkatakan firman Tuhan dan merenungkan siang dan malam.

 Jangan kecut dan tawar hati sebab Tuhan menyertaimu. (Jaq)



TIDAK DISUKAI TUHAN
Amsal 6 : 12-14, 16-19

Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong, yang mengedipkan matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari, yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran. Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.



KUNCI KEBERHASILAN
Yosua 1 : 1-9

Semua orang tentu ingin berhasll dalam perjuangan yang dilakukannya, tetapi keberhasilan tidak akan datang dengan sendirinya. Harus ada usaha yang sungguh-sungguh di samping kepercayaan akan penyertaan Tuhan. Yosua mengemban tugas yang amat berat setelah kematian Musa, sebab sekarang dialah yang bertanggung jawab untuk memimpin bangsa Israel rnemasuki negeri yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Dia tidak hanya akan menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat tetapi juga menghadapi umat Israel yang tidak mudah diatur dan sulit untuk diyakinkan bahwa Tuhanlah yang telah berjanji dan akan memenuhi janji-Nya. Karena itu Tuhan berkali-kali memberi nasihat kepada Yosua bin Nun agar ia meneguhkan dan menguatkan hatinya. Kunci keberhasilan Yosua ada di tangan Tuhan yang akan menyertai, yang tidak akan meninggalkannya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa kunci keberhasilannya dalam menjalankan kepemimpinannya adalah pada janji penyertaan Tuhan dan ketaatannya kepada peraturan dan ketetapan dalam firman Tuhan, Memegang teguh janji Tuhan dan mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya serta melakukannya, itulah yang sangat dibutuhkan untuk menggapai keberhasilan dalam melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepada kita. (DBR)



DI MANA LETAK KEBAHAGIAANMU ?

I Tesalonika 5 : 18

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan. Tiba-tiba lewat sebuah motor di depan mereka. Berkatalah petani kepada istrinya, "Lihat bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meski mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah.". Sementara itu pengendara sepeda motor di bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka dan berkata kepada istrinya, "Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita.". Di dalam mobil pick up, suami berkomentar ketika sebuah sedan Mercy lewat, "Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu, mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok.". Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, ketika melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran hujan, berkata dalam hati, "Betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berduaan karena kesibukan masing-masing.". Kebahagiaan takkan pernah kau miliki jika kau hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Bersyukurlah atas hidupmu supaya kau tahu di mana kebahagiaan itu berada. (GPt)



MAJU WALAU SUKAR Ulangan 1 : 19-33

Dalam perjalanan menuju tanah yang dijanjikan Tuhan, umat Israel sering mengalami banyak kesulitan yang membuat mereka menggerutu dan berprasangka buruk terhadap Tuhan. Apalagi ketika mereka harus berhadapan dengan orang-orang yang jauh lebih besar dan le¬bih kuat serta harus menembus benteng-benteng pertahanan musuh yang kokoh. Mereka berpikir bagaimana mungkin mengalahkan musuh yang demikian kuat dan menduduki daerah itu. Pernyataan bahwa Tuhan akan berperang untuk mereka tidak membuat mereka yakin akan memenangkan peperangan dan menduduki tempat yang dijanjikan Tuhan itu. Yang ada hanya perasaan ketidakberdayaan, tawar hati dan bahkan putus asa. Dalam perjalanan hidup yang kita tempuh, kita sering menghadapi persoalan-persoalan yang sulit dan rumit, Rintangan-rintangan yang menghadang kadang membuat kita kehilangan semangat untuk terus berjuang dan berjalan maju. Pengalaman, pertolongan dan penyertaan Tuhan kadang tidak lagi menjadi tumpuan harapan bila kita terbentur dengan kekuatan-kekuatan besar yang jauh melampaui kemampuan kita untuk mengatasinya. Semangat untuk berjuang mengatasi kesukaran dan meraih kemenangan perlu terus dikobarkan sekalipun kelihatannya jalan serba buntu. Kepercayaan dan penyerahan diri kepada Tuhan perlu terus ditumbuh-kembangkan dan pengharapan akan pemenuhan janji Tuhan terus diteguhkan bagaimanapun sukarnya persoalan yang harus dihadapi. Tuhanlah yang mendukung kita sepanjang jalan yang kita tempuh. (DBR)



DISIPLIN ROHANI SEORANG MURID Filipi 2 : 8

Disiplin rohani adalah kegiatan, baik sendiri maupun bersama, yang kita lakukan sebagai cara untuk menempatkan diri di hadapan Tuhan. Disiplin ini tidak membuat kita menjadi benar. Disiplin rohani tidak membuat kita disenangi Tuhan, dan disiplin itu bagaimanapun juga tidak dengan seketika memasukkan kita dalam sebuah pesawat maha rohani. Orang yang berdisiplin rohani ialah orang yang dapat mengerjakan apa yang harus dikerjakan pada saat hal itu harus dikerjakan. Disiplin rohani tidak boleh dipaksakan. Disiplin tersebut kadang-kadang dapat merupakan kerja keras, tetapi itu bukan hal yang tidak wajar. Kita dapat melakukannya dengan luwes. Masing-masing kebudayaan atau orang mempunyai caranya sendiri untuk mengerti kebenaran Alkitab. Disiplin rohani tidak harus selalu dilakukan dengan suatu cara tertentu. Disiplin itu ada dengan tujuan untuk mencapai suatu kebaikan yang lebih besar yaitu belajar untuk hidup bersama Tuhan, bersekutu dengan Kristus, berubah oleh kuasa ALLAH. Orang Kristen harus belajar hidup bersama Tuhan. Orang beriman ingin menjadi sahabat Yesus. Yesus berkata, "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15 : 14). Kita semua ingin bersekutu dan hidup dengan mendengar dan menaati. Kita menginginkan buah Roh mengambil alih kehidupan kita, dan kita hendak melakukan apa saja yang dapat membantu terlaksananya hal itu. Disiplin rohani bukan tugas yang seram. Kita tidak diharuskan menggertakkan gigi dan berusaha mengikuti Tuhan. Adalah menggembirakan jika kita menjadi sahabat Tuhan, berada bersama Dia. Tuhan ingin kita menikmati rohani. Disiplin membantu membuat kehidupan rohani terlaksana. Disiplin juga membuat kehidupan rohani sangat menyenangkan. (GKG)







merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.



Shalom teman

Terima kasih atas suratmu. yang adalah jawaban yang sangat menghiburku. Kau juga ada cerita yang menarik. Pada suratmu dua bulan lalu, kau cerita bahwa akan membangun satu gudang lagi di halaman belakang untuk menyimpan hasil panen, terutama singkong dan kacang tanah. Karena untuk simpan di gudang dalam rumah sudah tidak muat bersama dengan cabe dan tomat. Puji syukur kau sudah membangun gudang itu, yang aku percaya adalah petunjuk bagimu dari Tuhan. Kita percaya yang tertulis di Roma 8 : 28, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu un¬tuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Aku suka akan ayat ini dan percaya akan rancangan Tuhan bagi kita. Bahwa itu adalah rancangan Tuhan, kita aminkan sekarang. Maksud Tuhan indah sekali. Kau kedatangan keponakan dari suamimu almarhum bulan lalu. Keponakan yang tak pernah bersosialisasi dengan kalian, sehingga kau hampir-hampir tidak kenal me¬reka lagl dan sempat mengejutkan kau. Keluarga ini kena musibah gunung Merapi. Mereka tinggal jauh dari letusan gunung itu, tetapi akhirnya mereka terkena banjir bandang lahar dingin. Mereka suami istri dan seorang bayi umur 11 bulan. Ayah mereka dan satu anak yang berusaha mengeluarkan kambing dari kandangnya terseret banjir hingga tidak diketemukan. Mereka sempat tinggal beberapa hari di pos penampung pengungsian sambil menunggu ayah dan anak ditemukan. Mereka tidak dapat tempat untuk tinggal lama-lama. Keponakan lalu ingat akan keberadaanmu dan berharap dapat tinggal sementara padamu. Setidaknya sampai mereka mendapat ganti rugi ternak dari pemerintah untuk sesudahnya dapat mencari usaha lain dari penggantian itu. Tetapi sementara ini mereka harus hidup. Lalu kau ingat akan gudang yang kau bangun. Itu cocok untuk ditempati oleh mereka. Yah, teman, Tuhan sudah rancangkan ini. Untukmu sebagai orang kristiani anak Tuhan, kau harus memberi tumpangan dan belas kasihan seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Biarpun mereka tidak seiman denganmu, tetapi mereka adalah sesama kita. Engkau menolong mereka dengan tempat tinggal sementara, dan me-reka menolong kamu di kebun dan di rumah tangga. Mereka tidak menyangka mendapat penampungan yang begitu menyenangkan dan bagus darimu. Menurutmu me¬reka segera dapat menyesuaikan dan segera menolongmu di kebun. Apalagi sebentar lagi kau akan panen cabe. Kau dapat agak santai sekarang. Malahan kau "momong" bayi mereka. Kau jauh dari cucu, sekarang dapat hiburan dari anak keponakanmu yang kau segera anggap cucu sendiri. Begitulah, jika ada masalah panggil Tuhan, Dia akan bertindak dan semua menjadi beres. Terpujilah Tuhan, teman.

Mari kita berdoa: Bapa kami di sorga, betapa senang kami dapat meletakkan masalah kami di tangan-Mu dan Engkau yang mengaturnya untuk kebai¬kan kami semua. Terima kasih, Yesus. Dalam nama-Mu kami berdoa. Amin.



Salam





Debora



Khasiat Kaki / Ceker Ayam

Orang Indonesia boleh dibilang kenyang makan ceker ayam atau kaki ayam. Bayangkan, sejak bayi boleh mencicipi nasi tim, kaki ayam sudah jadi hidangan favorit sehari-hari. Setelah bayi belajar jalan, makin rajin orangtua kita memasok kaki ayam pada sajian nasi timnya. Konon, kaki bayi bisa bertambah kuat kalau sering diberi kaki ayam. Kaki ayam memang berasa gurih, hingga orang dewasa pun banyak yang hobi makan kaki ayam. Entah kaki ayam yang dimasak ala dimsum atau kaki ayam yang dijadikan keripik

Lantas, betulkah kaki ayam sama sekali tidak bermanfaat? Atau betulkah kaki ayam bisa menguatkan kaki dan otot bayi hingga lebih cepat berdiri kokoh lalu berjalan? Mari kita lihat apa saja yang terkandung dalam kaki ayam itu.

Di dalam kaki ayam terdapat:

1. Kolagen. sejenis protein jaringan ikat yang liat dan bening kekuning-kuningan. Kalau terkena panas, kolagen akan mencair menjadi cairan yang agak kental seperti lem.

2. Asam amino, yakni komponen dasar protein. Di dalam asam amino itu antara lain terdapat glisin-prolin, hidroksiprolin-agrinin-glisin.

3. Zat kapur dan sejumlah mineral.

Jenis asam amino prolin dan hidroksiprolin serta zat kapur jelas-jelas dibutuhkan dalam pertumbuhan anak. Betul memang kaki ayam tidak berdaging, tapi seperti diuraikan di atas, saat terkena panas, kolagen yang terkandung di dalam kaki ayam akan segera mengalir dan bergabung dengan nasi tim. Nah, kolagen inilah yang kita manfaatkan, bukan dagingnya. Memang untuk mendapatkan gizi yang cukup, anak perlu tidak hanya mendapat kaki ayam, tapi juga tentu dagingnya. Fungsi kolagen bukan cuma untuk pertumbuhan anak. Orang yang menderita rematik pun amat dianjurkan sering-sering makan kaki ayam. Kenapa begitu? Karena protein kolagen ayam memiliki antigen yang bersifat imunogenik. Dalam tubuh kita terdapat dua macam antigen, yakni antigen asing dan antigen diri. Setiap antigen bisa bersifat antigenik dan imunogenik. Antibodi terhadap antigen inilah yang perlu dirangsang bagi penderita rematik. Tentu hubungan sang antigen tadi dengan penyakit rematik punya uraian ilmiah yang panjang sekali, yang agak sulit kita pahami sebagai orang awam. Yang jelas, makan kaki ayam secara rutin mulai dianjurkan bagi penderita rematik. Betapapun hebatnya peran si kaki ayam, tentu kalau cuma ditim atau direbus belaka, Anda enggan menyantapnya bukan? Apalagi kalau dihidangkan setiap hari. Begitu juga dengan nasi tim si kecil. Jangan coba-coba cuma menghadirkan nasi tim dengan kaki ayam yang itu-itu saja dari hari ke hari. Bisa-bisa si kecil kelak tidak doyan makanan lain atau malah tidak mau makan. Nasi tim tentu bisa kita buat bervariasi dengan menambahkan bahan lain secara berganti-ganti. Kaki ayam untuk pengobatan ini pun bisa kita olah jadi hidangan lezat yang variatif. Yang jelas, olahlah kaki ayam dengan cara direbus atau ditim, bukan digoreng. Kaki ayam yang digoreng sudah rusak struktur protein kolagennya akibat suhu yang tinggi. Perebusan dan pengetiman tidak boleh lebih dari 100 derajat Celsius agar tak merusak protein si kaki ayam. Meski hanya boleh direbus dan ditim, sebetulnya kaki ayam bisa dibuat menjadi berbagai jenis hidangan.

Ceker Ayam Dapat Mencegah Osteoporosis

Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit tulang rapuh, mudah retak dan patah. Keropos tulang biasanya tidak menimbulkan gejala, prosesnya berlangsung tanpa disadari. Biasanya baru disadari saat terjadi tulang patah akibat jatuh, tarikan yang kuat, atau timbulnya rasa sakit yang hebat karena tulang retak atau patah. Tulang yang paling sering/rentan patah adalah pergelangan tangan, tulang belakang dan tulang pinggang. Kendati osteoporosis itu degeneratif dan normalnya baru muncul setelah orang berusia di atas 45 tahun, tetapi penyakit ini bisa menyerang kaum muda yang gaya hidupnya cenderung tak sehat, seperti kebiasaan merokok, malas berolah raga, minum kopi dalam dosis berlebihan dan juga mengkonsumsi minuman keras. Selama ini banyak orang mengetahui kalsium adalah obat dari penyakit satu ini. Padahal kalsium hanya memperkuat tulang bagian luar saja, sedangkan yang penting kita nutrisi adalah tulang bagian dalam, di mana tulang bagian dalam akan menghasilkan zat yang bernama zat Hydroxyapatite yang nantinya akan memperkuat tulang bagian luar. Adapun zat ini berkomponen sama dengan tulang dan lapisan keras mamalia. Hydroxyapatite adalah makanan untuk tulang yang berasal dari tulang binatang. Secara logika, memang makanan yang tepat untuk tulang adalah tulang. Nah, salah satu makanan yang banyak mengandung zat ini adalah kaki ayam atau ceker. Seperti diuraikan di atas, kandungan dalam ceker ayam salah satunya juga kalsium. Kalsium memang mempunyai andil besar membangun dan mempertahankan kekuatan tulang, termasuk membantu mengatur detak jantung, pertumbuhan otot, dan mencegah penggumpalan darah. Selain itu, tubuh juga akan mencari cadangan kalsium yang dibutuhkan tulang. Hal inilah yang menyebabkan tulang kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak bahkan patah. Lalu bagaimana ceker ayam bisa berpengaruh pada penyakit osteoporosis? Antigen terhadap antigen immunogenik (lihat uraian di atas) perlu dirangsang untuk mencegah keroposnya tulang. Dan antigen immunogenik dapat ditemukan dalam kolagen yang terdapat pada ceker ayam. Jadi tunggu apa lagi …. mari kita santap ceker ayam. Yuuuukk …