2 Feb 2010

Februari 2010

4 Hal yang Allah ingin Anda lakukan di tahun 2010.
Zaman semakin hari semakin tidak menentu, dan boleh dikatakan bahwa zaman yang kita alami saat ini adalah zaman akhir. Nubuatan-nubuatan yang ada dalam Alkitab mulai digenapi satu persatu. Tuhan akan datang untuk kedua kali segera. Saat menanti kedatangan-Nya, kita harus menyiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan yang perlu kita lakukan adalah:


1. TETAP PERCAYA

”Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”

(Amsal 3 : 5).

Tetap percaya bahwa Allah itu Allah. Allah Maha Kuasa. Allah yang berkuasa atas langit dan bumi, musim, ruang dan waktu. Allah masih pegang kendali. Pengharapan kita di tahun yang baru ini bukanlah pengharapan yang kosong, bukanlah mimpi di siang bolong, bukanlah sugesti alam bawah sadar, tetapi pengharapan yang pasti kepada Allah. Memang kita tidak tahu akan masa depan kita, tetapi yang harus kita imani adalah bahwa segala sesuatu telah Tuhan rancangkan. Rencana-Nya sungguh luar biasa dan rancangan-Nya tidak pernah gagal (Yesaya 14 : 27).

2. BELAJAR DAN TERUS MAJU

”…melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan…” (Filipi 4 : 13-14).

Bila kita memberikan respon yang benar, kekeliruan dan masalah merupakan cara Allah membentuk karakter kita. Kita harus pahami bahwa kesalahan-kesalahan di tahun yang lalu adalah cara Allah untuk mengarahkan kita ke jalan yang benar, menguji kemurnian iman kita, memperbaiki karakter kita supaya kita menjadi ciptaan yang baru sesuai kehendak Tuhan. “...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” ( Roma 8 : 28).

3. MEMBACA DAN MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN

"…renungkanlah itu siang dan malam…” (Yosua 1 : 8).

Tidak mungkin salah bahwa resolusi yang terbaik di tahun baru ini adalah membaca Alkitab secara teratur dari kitab Kejadian sampai Wahyu. Mungkin ada yang sudah berulang-ulang membaca serial novel Harry Potter, novel Agatha Christie, komik-komik Jepang, atau novel Laskar Pelangi, namun sudahkah kita “tamat” baca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu setidak-tidaknya satu kali seumur hidup kita? Dan bangga untuk berulang-ulang membaca dan merenungkannya sebagai gaya hidup kita? Jadikan “membaca Alkitab selesai dari Kejadian sampai Wahyu” sebagai “resolusi tahun ini”. Anda berani? Siapa takut?!

“Berbahagialah orang… yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil.”

(Mazmur 1 : 2-3).

4. PRIORITAS

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” ( Matius 6 : 33).

Sekalipun krisis keuangan global semakin parah, justru di saat-saat krisis itu kita harus semakin memprioritaskan Allah sebagai prioritas nomor satu. Jika Allah menjadi prioritas pertama dan utama dalam kita, maka hal itu akan terlihat dari pengaturan jadwal aktivitas setiap hari, dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya, kita akan senantiasa menyenangkan dan memuliakan nama Tuhan.

Dengan melakukan empat hal yang mendasar ini, berarti kita telah fokus kepada Allah Yang Besar. Biarlah mata kita hanya tertuju kepada Tuhan, sebab Tuhanlah sumber kekuatan dan pengharapan kita di tahun yang baru ini. Terus berjuang dan jangan pernah menyerah sampai Tuhan Yesus datang. Haleluya!!!!!!!!!!! (Giant)

20 Berkat

1. Mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya

(Filipi 4 : 13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Filipi 4 : 19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban

(II Timotius 1 : 7)?

4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Roma 12 : 3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Mazmur 27 : 1,

Daniel 11 : 32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan Iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (I Yohanes 4 : 4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenangan-Nya (II Korintus 2 : 14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta pada-Nya (I Korintus 1 : 30; Yakobus 1 : 5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setia-Nya tidak habis-habisnya setiap pagi (Ratapan 3 : 21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (I Petrus 5 : 7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan saya (II Korintus 3 : 17; Galatia 5 : 1)?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Roma 8 : 1)?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya

(Matius 28 : 20; Ibrani 13 : 5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus saya dari kutuk hukum Taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu

(Galatia 3 : 13-14) ?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya, seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Filipi 4 : 11) ?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (II Korintus 5 : 21) ?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Roma 8 : 31) ?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui Roh-Nya yang diam di dalam kita (I Korintus 14 : 33; 2 : 12)?

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih dari pada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Roma 8 : 37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yohanes 16 : 33)?

"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!"

(Mazmur 46 : 11a). (IR)

DOA YANG PALING MENGUBAH ZAMAN

Lukas 22 : 42

Doa Tuhan Yesus di taman Getsemani bukanlah doa rutin yang sifatnya sekedar memenuhi jadwal doa, bukan doa “Yabes abad 21” kesuksesan dan kemakmuran, bukan doa “motivasi” dari ajaran “self help”, bukan doa darurat ketika ada di pesawat yang mesinnya rusak di ketinggian 10.000 kaki. Doa Tuhan Yesus di taman Getsemani adalah doa pergumulan antara keinginan manusia dengan keinginan Allah, antara ego manusia dengan kehendak Allah, doa yang altruistis bukan egosentris. Di balik apa yang tidak kelihatan oleh mata jasmani adalah terjadinya peperangan supranatural antara Lucifer dan Malaikat sorga. Kalau ego manusia yang menang maka dosa warisan ribuan tahun akan selamanya menutup jalan anugerah ke pintu sorga, tapi kalau kehendak Allah yang menang, iblis dan dosa tidak berkuasa lagi membelenggu manusia. Begitu mengerikan alam maut yang dilihat Yesus sampai-sampai malaikat menampakkan diri kepada-Nya (Lukas 22 : 43). Ini doa peperangan alam supranatural. Petrus dan Yohanes tidak bisa melihatnya, tidak heran mereka mengantuk dan tertidur. Sementara murid-murid tertidur, sang Guru sedang berjuang dalam peperangan rohani yang berdampak secara fisik, doa peperangan antara hidup dan mati, antara sorga dan neraka, satu momentum kecil bagi waktu Getsemani, momentum besar bagi sejarah peradaban manusia. Zaman Anugerah! Tidak sia-sia Anak Domba Allah itu berpeluh sampai seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22 : 44). Perhatikan, Tuhan Yesus pernah mengajarkan Doa Bapa Kami kepada murid-murid-Nya, saat itu mereka baru belajar berdoa. Saat Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani, Dia juga sedang memberikan teladan doa seorang pemimpin, pemimpin yang rela berkorban bagi keselamatan dan kesejahteraan manusia, sekaligus ketaatan yang penuh kepada otoritas Bapa. "JANGANLAH SEPERTI YANG KU KEHENDAKI MELAINKAN SEPERTI YANG ENGKAU KEHENDAKI". Inilah phrasa kunci doa yang sanggup mengubah zaman. Intropeksi bagi kita yang masih selalu belajar berdoa, kehendak siapa yang terkandung dalam doa-doa kita? (Giant)

JADILAH PELITA

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah pelita. Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu. Kemudian seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!" Si buta tertegun.... Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta." Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama." Senyap sejenak... secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya...," sembari meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan. Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka."

Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!). Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.

Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat. Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu. Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana. Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan. Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. (Mar)

Ulang Tahunku

Perayaan kelahiran-Ku baru saja berlalu, menyenangkan… satu hari dalam setahun kamu mengingat-Ku. Sama seperti tahun lalu, keluarga dan teman-temanmu berkumpul, tawa dan canda memenuhi ruangan, meja penuh dengan makanan yang lezat, gelas-gelas terus terisi penuh, rumahmu dihias dengan sangat menarik, hadiah-hadiah besar di bawah pohon. Aku hadir juga di sana……. Aku berdiri di sudut ruangan….tetapi tidak seperti tahun lalu. Adakah tahun ini kamu mengundang-Ku? Adakah tahun ini kamu mengingat Aku dalam kegembiraanmu? Adakah tahun ini kamu menyediakan kado dengan nama-Ku? Adakah tahun ini anak-anakmu menantikan Aku dan bukan orang gendut dengan janggut putih yang tertawanya aneh itu? Adakah tahun ini ketika kalian berpelukan, memeluk-Ku juga? Pada waktunya Aku akan mengadakan pesta-Ku sendiri, Aku masih mempersiapkannya, Aku ingin engkau semua hadir, Aku menulis namamu dengan tinta emas dan hanya tamu yang terdaftar yang dapat menghadirinya, bersiaplah untuk pesta besar-Ku melalui pesta-pestamu. Inginkah kau hadir di pesta-Ku? Dj - Jak171109

BELAJAR PADA PELANDUK

Ada yang membangun hidup di atas kemuliaan diri. Ada yang membangun keluarga di atas pemikiran untung rugi. Ada yang membangun pekerjaan di atas keinginan menjadi kaya. Ada yang membangun pelayanan di atas dasar kemegahan diri. Tidak mendengar dan melakukan perkataan Allah, sehingga terjangan masalah dan pergumulan hidup melemahkan dan menjatuhkannya ke dalam dosa.

Lihatlah…..

Pelanduk yang lemah, tetapi membuat rumahnya di bukit batu. Apalagi seharusnya kita yang mempunyai Yesus, Batu Karang yang Teguh. Dj – cape town 061009

Jalan dengan Keong

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat. Keong sudah berusaha keras merangkak, setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit. Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta maaf, serasa berkata, "Aku sudah berusaha dengan segenap tenaga!" Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan. Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan. Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi-senyap. Biarkan saja keong merangkak di depan, aku kesal di belakang. Pelankan langkah, tenangkan hati.... Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing. Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini? Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga! Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya. "He's here and with me for a reason". Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat. Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan. Saat bertemu penolongmu, ingat untuk bersyukur padanya. Karena ialah yang mengubah hidupmu. Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih. Karena ialah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih. Saat bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh/kuat. Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincang dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini. Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, berkatilah dia. Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia? Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterima kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu. Saat bertemu orang yang pernah salah paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan. Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, berterima kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati. (IR)

Mengucapkan Terimakasih

Manusia pada umumnya susah sekali untuk mengucapkan terima kasih, bahkan kepada orang-orang terdekat yang sudah dikenal lama sekalipun. Orang lebih tahu tentang mengucap syukur dari pada berterima kasih. Sebenarnya ada perbedaan antara mengucap syukur dan berterima kasih. Jika saya mengucap syukur, saya berterima kasih kepada Tuhanku yang Maha Pemberi. Mengucap syukur yang keluar dengan sungguh dari hati karena Tuhan memberi apa yang saya butuhkan. Dalam hal mengatakan terima kasih lebih banyak ditujukan kepada sesama manusia, walaupun artinya sama dengan mengucap syukur, yaitu menerima kebaikan yang telah diberikan orang lain. Terima kasih terdiri dari dua kata, ‘terima’ dan ‘kasih’. Artinya saya telah menerima kasih dari orang lain, siapapun itu. Bukan tidak boleh kita berterima kasih kepada Tuhan juga, tetapi itu sebenarnya sudah tercakup dalam ucapan syukur kita. Banyak orang ketika mengucapkan terima kasih hanya basa basi saja, karena itu termasuk budaya kita, bukan datang dari hati yang tulus.

Mengucap syukur kepada Tuhan dan terima kasih kepada sesama untuk setiap pemberian yang kita terima baik besar ataupun kecil memberi dampak positif pada kesehatan dan kebahagiaan kita. Rasa berterima kasihpun sebaiknya tidak sekedar berhenti pada ucapan kalimat “terima kasih”tetapi juga melibatkan emosi dan ketulusan hati. Salah satu wujud ucapan syukur dan terima kasih ternyata juga bisa dalam bentuk tidak mengeluh atau bersungut-sungut. Wujud yang lain bisa berupa surat yang kita tulis dan kirimkan kepada siapa kita berterima kasih. Untuk bisa mengucap syukur dan terima kasih, kita perlu melatih diri kita. Mungkin Anda datang dari keluarga yang tidak punya tradisi berterima kasih satu dengan yang lain. Latihan awal Anda akan lebih sulit dari mereka yang memang di keluarganya telah terbiasa dengan saling berterima kasih. Bila Anda tidak memulainya, maka Anda tidak akan pernah bisa mengucapkan terima kasih dan dampak positif itu tidak akan Anda rasakan. Tidak ada kata terlambat untuk mulai berlatih mengucapkan terima kasih. Mulailah dengan orang terdekat Anda, atau bahkan kepada diri sendiri. Dengan bersyukur dan berterima kasih maka emosi kita yang tadinya takut, marah, cemas dan negatif akan berubah menjadi sabar, fokus, tenang dan bahagia. Suatu tindakan kecil yang berdampak luar biasa. Mari kita mulai berlatih untuk bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada sesama. (DBR/cubs)

KESAKSIAN

SELAMAT JALAN, JONATHAN,


PAHLAWAN KECILKU.......


BAPAMU DISORGA MEMANGGILMU.


Pebruari 10, 2008 : Jonathan (kami panggil Joe) lahir, Tuhan menitipkan Joe pada kami. Joe lahir disertai berbagai penyakit: Meningitis, Hidrocephalus, Pnemonia dan Pupil Anthrophi. Sejak lahir, Joe lebih banyak di rumah sakit dan pada usia 40 hari, Joe menjalani operasi Hidrocephalus dengan dipasang selang dari kepala hingga perutnya. Ketika dokter menyatakan Joe akan kehilangan penglihatannya, Tuhan menjadikan Joe melihat; dan dokter menyatakan Joe akan mengalami kelambatan mungkin keterbelakangan, Tuhan membuat Joe kuat, cerdas dan sangat lincah. Aku berdoa pada Tuhan, firman Tuhan yang diberikan saat itu YEREMIA 1 : 5, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Firman ini didapat juga oleh kak Maslun (kakak rohaniku). Jelas sekali bahwa Tuhan mempunyai rencana besar bagi Joe, nabi bagi bangsa-bangsa. Lima belas bulan kesehatan Joe baik-baik saja, tidak ada keluhan, badannya kuat, sehat dan sangat lincah, sehingga aku berpikir bahwa Joe pasti dapat hidup lama karena Tuhan akan memakainya menjadi hamba Tuhan setelah tamat kuliah, atau mungkin lebih, seperti Yeremia dipanggil Tuhan untuk menjadi nabi ketika berusia sangat muda. Hatiku tenang dan tidak pernah berpikir kalau Joe diberikan umur begitu singkat. Pada hari di mana Tuhan mau membawanya kembali ke pangkuan-Nya, badannya panas tinggi, hasil lab tidak menunjukkan adanya penyakit di tubuhnya, namun panas tidak juga mau turun, sehari...., dua hari........ dan pada hari ketiga di tubuhnya keluar bercak-bercak merah, yang ternyata adalah pembuluh darah yang pecah. Joe tidak kuat, karena oksigen dan cairan tidak masuk lagi dalam darahnya. Wajahnya yang tampan menjadi memar, tubuhnya penuh dengan memar-memar, bilur-bilur ada di tubuhnya. Sabtu tanggal 9 Mei 2009 jam 12.30 Joe pergi, dia kembali ke pangkuan Bapanya di sorga. Tugasnya di dunia ini, di keluarga kami, sudah selesai. Ada 7 lubang pencurahan Darah Yesus dialami juga oleh Joe. Ketika menjalani operasi, jarum infus ditancapkan ke kedua tangannya yang mungil, sampai tidak bisa lagi, kemudian jarum itu ditancapkan lagi ke kedua kakinya, juga sampai tidak bisa lagi, kemudian kepalanya juga dimasukkan jarum infus, jadi ada titik darah yang keluar dari tangan, kaki dan kepalanya. Ketika operasi dilakukan, di belakang kepala, dekat telinga kanan dibedah, dimasukkan Vp Shunt, alat selang untuk mengalirkan cairan otaknya, pemasangan itu membuat perutnya dekat lambung harus dibedah. Jadi ada pisau yang menembus perutnya, seperti Yesus yang perutnya ditancap oleh tombak. Selesai operasi Joe sehat, seperti tidak pernah sakit. Dia kuat, tetapi ketika sakit panas yang menerpanya, Joe pulang, dipanggil Bapa di sorga. Joe pergi meninggalkan bilur-bilur dan memar-memar di wajahnya. Tujuh pencurahan darah Yesus ada padanya, digenapi dengan bilur-bilur di tubuhnya.

Tatkala kami berdoa di pemakamam Joe, kak Maslun diberi penglihatan. Ketika sedang berdoa, kakak melihat ada salib dengan terangnya berputar-putar mengelilingi kami semua yang ada di makam. Kakak bilang bahwa itu sungguh Tuhan yang mengasihi Jonathan. Keesokan hari ketika kak Maslun dan keluarga bersaat teduh, kakak juga diberi penglihatan bahwa di sekeliling rumah kami ada embun terang yaitu Roh Tuhan berputar di rumah kami. Kakak bilang bahwa kemuliaan Tuhan akan terjadi di sana, di tempat kami. Tuhan sangat mengasihi kami.

Aku percaya, ada rencana besar yang Tuhan siapkan atas kedatangan Joe di keluarga kami. Tugas Joe memulihkan keluargaku yang sebelum kelahirannya hampir hancur berantakan. Seluruh anggota keluarga mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya pada Joe, sehingga masalah lain menjadi tidak terpikirkan. Joe dipakai Tuhan sebagai pelita, penerang dalam keluargaku, menghancurkan semua keangkuhan dan perselisihan di dalam keluarga kami yang membuat kami hampir terjatuh. Joe menjadi alat membuat lembut hati yang keras, Joe menjadi alat memulihkan hati yang luka. Jadi kuasa Darah Yesus tergenapi di dalam Joe.

Sebelum Joe lahir, ketika aku sendiri bersaat teduh, Tuhan juga bicara padaku melalui firman-Nya dalam Yesaya 51 : 7, “Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia, dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka.” (12) “Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput, (13) sehingga engkau melupakan TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, sehingga engkau terus gentar sepanjang hari terhadap kepanasan amarah orang penganiaya,… (16) Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku, supaya Aku kembali membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, dan berkata kepada Sion: Engkau adalah umat-Ku!” Amin! Tuhan tidak mau kalau aku diam, takut untuk menyatakan kemuliaan Tuhan kepada mereka yang belum mengenal Yesus. Dengan datangnya Joe, Tuhan memakai dia untuk menguatkanku dan membuang segala kekuatiranku. Selamat jalan pahlawan kecilku - Joe, Terima kasih Tuhan, atas anugerah-Mu yang terbesar, Jonathan, yang Kau titipkan sebentar di keluarga kami, ampuni kami ya Tuhan, bila kami lalai mengurus Joe, anak-Mu, Tuhan. Aku percaya pada-Mu, Bapa, segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang percaya. Rancangan-Mu adalah rancangan damai sejahtera, sukacita, bukan kecelakaan, dan Engkau Tuhan yang tidak pernah memberi ular kepada anak-Mu yang meminta roti. Terima kasih Tuhan atas karya kayu salib-Mu yang begitu mulia. Amin! (S’Yati) 

RENUNGAN HARIAN
BAGAIMANA JIKA....

Lukas 1 : 68-75

Manusia tidak luput dari rasa takut, tergantung bagaimana manusia tersebut mengatasi rasa takut itu. Rasa takut akan Tuhan mencakup rasa kagum akan siapa Dia dan suatu cara hidup yang dipenuhi sikap hormat dan ketaatan yang memuliakan Dia. Tetapi rasa takut yang tidak sehat membuat kita gelisah, tidak nyaman dan terancam. Rasa takut ini bisa saja bersumber dari pengalaman masa lalu yang negatif, perasaan sedih yang berakar dalam pikiran kita sehingga mewarnai setiap keputusan kita, atau kita terperangkap dalam pemikiran ”bagaimana jika...”. Jangan biarkan diri kita terperangkap dengan pemikiran tersebut, karena itu akan menghalangi hal terbaik yang Tuhan persiapkan bagi kita. Jangan menuntut diri kita sendiri untuk melangkah melampaui apa yang terasa nyaman bagi kita. Mempelajari hal yang baru, pindah kerja atau mencoba pelayanan yang berbeda kepada orang lain bisa saja menjadi bagian dari apa yang Ia harapkan. Tantangan yang demikian memberikan kesempatan untuk mempercayai Tuhan dan menaati perintah-Nya. Rasa takut tidak datang dari Tuhan

(II Timotius 1 : 7). Ijinkan Roh Kudus untuk menuntun Anda keluar dari rasa takut itu dan percayalah kepada-Nya. Maka Anda akan menemukan kemampuan untuk mengikuti rancangan-Nya tanpa dihalangi rasa takut. (Mar)

PERLUNYA NASIHAT

Galatia 6 : 1-3

Secara umum manusia terbagi dalam dua golongan. Satu, manusia yang sudah menjadi milik Kristus, disebut orang percaya, dan kedua adalah manusia yang belum menerima Kristus atau orang belum percaya. Dari golongan pertama tadi masih bisa terbagi 2 lagi yakni orang Kristen rohani dan orang Kristen duniawi. Nasihat Paulus kepada jemaat Galatia untuk orang Kristen rohani-duniawi adalah, ”...maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut,…” (ayat 1). Untuk bisa menasihati orang lain, Paulus ,mengingatkan untuk melakukannya dalam roh lemah lembut. Sudah jelas, hanya orang yang melakukan pelanggaran yang memerlukan sebuah tegoran. Itu bisa terjadi pada setiap orang, bagaimana bila kita harus menegor teman kita? Banyak yang berpikir bahwa ‘bila saya menegor teman saya, apakah dia masih mau berteman?’. Akhirnya banyak di antara kita yang memilih untuk tidak menegor dan membiarkan saja teman kita jatuh dalam dosa, “yang penting saya tidak”. Atau ada yang berkata, “lebih baik saya serahkan saja sama Tuhan agar Roh Kudus yang menegor dia dan membuatnya bertobat.”. Tanpa mengecilkan peran Roh Kudus dan kuasa doa, tetapi kalau kita tahu teman kita telah melakukan suatu pelanggaran adalah tanggung jawab kita untuk menegor dia dengan lemah lembut dan kasih.

Sebelum menasihati orang lain lebih baik kita berdoa dulu minta pimpinan Tuhan supaya kita dapat melakukannya dengan kasih tanpa emosi. Mari lakukan tugas kita, saling menasihati dan menegor bilamana perlu, hasilnya terserah Tuhan. (Ria)

PENGHIBURAN ALLAH MENYENANGKAN JIWA

Mazmur 94 : 19

Sangat tidak mengherankan bahwa Daud disebut orang yang berkenan kepada Tuhan. Dia bukan orang yang tidak pernah berbuat salah, kecewa, marah, kesal dan sebagainya. Daud sudah mengalami jatuh bangun bersama Tuhan. Dia pernah merasakan perlindungan, pertolongan dan pembelaan Tuhan. Dia juga pernah merasakan hukuman, hajaran dari Tuhan. Tetapi dalam bacaan hari ini sangat terasa sekali keakraban Daud dengan Tuhan. Daud tahu bahwa ketika dia lagi sumpek (bĂȘte), lagi pusing karena banyak pikiran, ketika semua kelihatannya tidak beres, penghiburan dari Allah sungguh-sungguh menyenangkan jiwanya. Itulah yang kita perlu pelajari dan ikuti dari Daud. Di saat kita mengalami permasalahan yang bertubi-tubi dan berat, kita perlu minta penghiburan dari Tuhan. Selanjutnya, ketika kita sudah menerima penghiburan-Nya, jiwa kita sudah tenang, maka setiap masalah pasti dapat diselesaikan dengan baik dan berhasil. Itu kunci untuk setiap kita yang berbeban berat dan bermasalah. Wuih…leganya punya Tuhan yang baik. (cubs)

TUHAN PINJAMI SEMUANYA

Ayub 1 : 21

Suara gemuruh retaknya tanah datang tiba-tiba pagi tadi. Semua hancur luluh lantak, gempa telah meruntuhkan rumah dan harapan masyarakat di desa Sengon, Klaten.

Tersisa tangisan histeris, teriak dan erangan kesakitan di malam yang mencekam ini. Pak Suwarjo tersujud lemas di depan mayat tubuh istri dan kedua anaknya. Ia adalah satu dari ribuan orang yang kehilangan rumah dan keluarganya karena gempa. "Tadi pagi saya sudah berusaha sekuat tenaga saya," kata pak Suwarjo sambil menghela nafas. "Saya coba selamatkan keluarga saya yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah, tapi kejadiannya sangat cepat.” Beberapa kali masyarakat kembali tersentak kaget dan panik di dalam tenda-tenda korban bencana, gempa susulan beberapa kali datang dengan suara bergemuruh dan masih meninggalkan trauma bagi mereka. "Saya sudah ndak mampu nangis lagi." Meski kedua matanya berkaca-kaca, pak Suwarjo berjuang untuk tetap berserah. "Memang berat, tapi saya ndak boleh protes sama Tuhan, semua yang saya terima dalam hidup saya ini kan pinjaman cuma-cuma dari Tuhan." Suaranya mulai terdengar lirih, lalu pak Suwarjo menengadahkan kepalanya ke langit gelap. "Masa pinjaman yang Tuhan beri sudah selesai, Tuhan sudah ambil kembali semua yang Dia pinjamkan ke saya." Sambil sesekali menutup muka dengan kedua tangannya, Pak Suwarjo kembali berkata, "Mungkin kelak Tuhan mau pinjamkan sesuatu lagi ke saya. Saya harus bersyukur sekarang, karena saya masih diijinkan pinjam tubuh yang saya pakai ini dan juga masih diberi pinjaman kehidupan yang cuma-cuma." (Giant)

TAHAN UJI

Roma 5 : 3-4

Kakak perempuan saya menjadi janda kira-kira 3 tahun yang lalu karena suaminya meninggal dunia. Mereka mempunyai dua anak remaja laki-laki. Kakak saya tidak bekerja atau punya usaha, jadi kami agak kuatir dengan kelangsungan sekolah anak-anaknya. Beberapa waktu kemudian ternyata dia bisa bertahan dengan bekerja dan malahan dipercaya temannya mengelola usahanya. Dia menyadari bahwa inilah saat dia mengenal dan belajar hidup yang sesungguhnya. Setiap masalah sebenarnya adalah berkat terselubung dari Tuhan agar kakak saya dapat mengalami saat-saat terbaik dalam hidupnya. Lingkungan ganas menjadi salah satu penyebab pohon cemara bertahan hidup ribuan tahun. Kesulitan menjadikan kita kuat dan tahan uji. ”..dan bukan hanya itu saja, kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Lilies)

TOLONG DONK..??

Roma 10 : 13-14

Bacaan hari ini cukup ‘nyentrik’ karena dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus membuat mereka berpikir. Hal itu ternyata juga berlaku sampai saat ini. Pernahkah kita berpikir, jika tidak ada orang yang memberitahu kita tentang Tuhan Yesus, kita masih tersesat, masih hidup dalam dosa? Apabila sekarang ini kita boleh menyebut diri anak Tuhan karena kita percaya kepada Tuhan Yesus bukankah wajar jika kita menolong orang di sekitar kita untuk juga mendapat kesempatan yang sama? Dengan menceritakan bagaimana kita percaya kepada Tuhan Yesus dan apa manfaatnya, orang di sekitar kita dapat diselamatkan juga dan itu yang dikehendaki Tuhan. Tuhan bisa saja mengirim malaikat untuk membuat orang bertobat, tetapi Dia lebih suka jika kita umat percaya mau menolong orang lain untuk juga diselamatkan. Jadilah penolong orang yang kita kasihi supaya mereka juga boleh pindah ke sorga dan mengalami hidup bahagia di dunia ini. (cubs)

PENGHALANG DOA DIDENGAR


Yohanes 17 : 20-21; Yakobus 4 : 1-3

Dalam hidup kita ada banyak hal yang tidak dapat kita lakukan pada waktu yang bersamaan. Begitu juga dengan doa. Kita tidak dapat bertengkar dan kemudian coba untuk berdoa. Doa kita tidak mungkin dijawab kalau kita tercerai-berai. Apabila kita berdoa haruslah tanpa kemarahan, kebencian, perselisihan dan/atau perpecahan. Suami istri yang bertengkar terus maka doa mereka terhalang. Iblis terus menciptakan keadaan seperti ini, supaya kalaupun kita berdoa tapi tidak mendapatkan apa yang didoakan. Banyak kali sumber pertengkaran dalam rumah tangga bukan didoakan bersama-sama tapi membuat kita bertengkar dan terpecah. Mazmur 133 : 1-3 mengatakan Tuhan memerintahkan berkat kalau ada kerukunan dan persatuan. Kalau kita sedang berselisih dengan sesama anak Tuhan hari ini, lebih baik perbaiki sebelum kehidupan doa kita hancur. Supaya doa kita tidak terhalang mari renungkan pertanyaan berikut ini: pernahkah kamu bertengkar dan kemudian berdoa? Apakah yang dihasilkan doamu? Tahukah Anda bahwa Tuhan tidak senang dengan perpecahan dan perselisihan? Apa yang akan Anda lakukan supaya Tuhan senang? Maukah Anda mendoakan masalah-masalah dalam rumah tangga dan bukannya bertengkar? Berdoalah supaya kita punya hati seperti Tuhan yang mencintai kerukunan dan persatuan. Berdoalah supaya hati kita dikuasai oleh cinta kasih, supaya apapun yang kita doakan tidak terhalang. (Gid)

TAKUT SALAH

I Yohanes 2 : 28 – 3 : 10

"Ada adegan di mana aku takut salah. Aku takut ngabisin can (gulungan film-red), apalagi kita pakai tiga kamera. Jadi, aku akting sambil mikirin harga can." Begitu salah satu kesan Artika Sari Devi tentang pengalamannya berperan sebagai Siti dalam film Garin Nugroho, Opera Jawa. Kesadaran bahwa aktingnya tengah direkam, dan film perekamnya berharga mahal, mendorong Artika untuk tampil secara berhati-hati. Takut salah.

Seluruh hidup kita sebenarnya juga tengah "direkam". Seperti pemain film yang akan mempertanggungjawabkan kinerjanya pada sutradara, produser, dan penonton, kelak kita juga harus mempertanggungjawabkan seluruh hidup kita di hadapan Sang Pencipta. "Film" yang dipakai untuk merekam hidup kita juga sangat mahal karena kita ditebus "bukan dengan barang yang fana ... melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus..." (IPetrus 1 : 18, 19). Di hadapan takhta pengadilan Allah, kita harus mempertanggungjawabkan seluruh aspek kehidupan kita: sikap, motivasi, pikiran, ucapan, dan tindakan. Kita harus mempertanggungjawabkan baik perkara-perkara yang kelihatan maupun perkara-perkara yang tersembunyi. Semuanya akan dihakimi menurut tolok ukur kebenaran dan keadilan-Nya. Seberapa jauh kesadaran ini berpengaruh pada cara kita menjalani hidup ini? Apakah kita tampil secara sembrono dan meremehkan darah penebusan Kristus? Ataukah kita menjalaninya dengan luapan rasa syukur karena telah ditebus dan diijinkan untuk turut mengambil bagian dalam drama kehidupan yang mulia ini? (Mar)

HADIAH KEHIDUPAN

Wahyu 21 : 6

Kita mungkin tidak merayakan hari ulang tahun (HUT) kita tiap tahun, tetapi ingatlah untuk setiap hari yang kita hidupi itu berarti kita merayakan hidup baru dan menerima hadiah dari Tuhan yaitu hadiah kehidupan. Rahmat yang baru tiap hari. Dengan Roh Tuhan di dalam kita, kita dapat berbuat apa saja yang kita inginkan. Dengan Tuhan tidak ada yang mustahil. Tiada yang mustahil untuk mengalami, mencoba dan mempelajari hal-hal yang baru dengan sukacita. Walaupun kegagalan sering kita alami, tetapi kita sadar bahwa lewat kegagalan itu kita akan semakin mengerti tentang hidup ini. Apa yang penting, apa yang berguna. Lewat pengalaman dengan kegagalan, kita memperoleh kewaspadaan. Kita akan dapat mempelajari banyak hal dalam hidup ini jika kita membiarkan Tuhan menunjukkan apa arti hidup, karena Dia yang empunya hidup. (DBR)

BERSAHABAT DENGAN-NYA

Yohanes 15 : 11-15

Sahabat adalah orang yang kepadanya kita percaya. Dengan seorang sahabat kita dapat menceritakan semua kesesakan bahkan rahasia kita, sehingga kita beroleh kelegaan, ketenangan, dan kedamaian. Seorang sahabat bersedia memahami keadaan kita meski belum tentu selalu menyetujui pilihan-pilihan kita. Dengan sahabat, kita berani menjadi diri sendiri, tampil apa adanya tanpa perlu memakai polesan dan mengupayakan kesan tertentu. Yesus berkata kepada kita, "…Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ayat 15). Semua yang penting dan perlu telah Dia bagikan kepada sahabat-sahabat-Nya. Wow, betapa terhormatnya kita, karena Yesus bersedia merendahkan diri dan memperlakukan kita sebagai sahabat-Nya. Bukan karena kita layak, melainkan karena Yesus melayakkan kita menjadi sahabat-Nya, sehingga Dia mau membagikan "rahasia"-Nya kepada kita, yakni segala sesuatu yang Dia ketahui dari Bapa-Nya. Bukan itu saja! Pada puncak pernyataan kasih-Nya, Dia bahkan memberikan nyawa-Nya untuk kita, sahabat-sahabat-Nya (ayat 13). Pertanyaannya, apakah kita juga menjadikan Yesus sahabat kita? Sungguhkah kita rela memercayakan semua rahasia kepada-Nya, dan memberi tahu Dia tentang semua yang kita lakukan dan pergumulkan? Lebih jauh lagi, apakah kita juga rela memberikan nyawa kita demi Dia, Sahabat kita? Bahwa Yesus adalah Sahabat kita, itu pasti. Bahwa kita adalah sahabat Yesus, itu yang harus dibuktikan.

Jika kita melakukan kehendak Allah dalam segala hal kita akan dipimpin kepada hidup yang bahagia. (Giant)

HATI-HATI JANGAN JATUH

I Korintus 10 : 2; II Samuel 11 : 6-17

Tidak ada seorangpun yang dapat merasa dia tidak akan pernah jatuh. Ketahuilah kalau kita tidak berhati-hati bisa jatuh. Daud seorang yang luar biasa dekat dengan Tuhan toh pernah mengalami kejatuhan, yaitu ketika dia melihat apa yang seharusnya tidak dia lihat, maka Daud akhirnya dikuasai oleh dosa. Dosa selalu melahirkan dosa. Daud merencanakan kematian Uria, suami Batsyeba. Daud tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kejatuhannya itu. Dia kehilangan 4 orang anaknya dan kerajaannya akhirnya terpecah menjadi dua. Bila kita berpikir kita tidak sepeti Daud, lebih baik kita berhati-hati. Kita dapat melakukan apa saja jika setan mencengkeram hidup kita, kerohanian kita kemarin tidak menjamin kerohanian kita hari ini, kecuali kita tetap berhati-hati/waspada. Untuk mengetahui apakah kita jatuh atau tidak, renungkan pertanyaan berikut ini dan jawablah dengan jujur: Pernahkah Anda merasa cukup kuat secara rohani, tapi akhirnya jatuh? Kapan hal itu terjadi? Maukah Anda berjanji untuk tetap waspada walaupun kemarin Anda merasa kuat, supaya akhirnya Anda tidak jatuh? Berdoalah supaya kita terus berjaga-jaga, waspada dalam kehidupan kita, karena ingat! Lawan kita si Iblis berkeliling, siap menjatuhkan kita. Berdoalah supaya firman Tuhan menguasai seluruh hati dan pikiran kita supaya kita bertindak hati-hati. (Gid)

DOSA ATAU TIDAK?

I Korintus 8 : 1-13

Sebelum berbuat sesuatu ada 3 hal yang perlu kita pertanyakan kepada diri sendiri untuk menentukan dosa atau tidaknya perbuatan yang akan kita lakukan:

1. Apakah Alkitab menyatakan bahwa tindakan tersebut sebagai sesuatu yang berdosa? Misalnya membunuh, berzinah atau menyembah berhala dan sebagainya.

2. Apakah tindakan tersebut berdasarkan iman dan untuk memuliakan Tuhan? Misalnya, merokok, dansa, menonton film di bioskop.

3. Apakah tindakan tersebut dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain yang melihatnya? Misalnya makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala.

Ada hal yang mungkin kita yakini bukan dosa jika melakukannya, namun bila itu menjadi batu sandungan yang melemahkan iman orang lain kita harus menjauhinya. Apa artinya menjadi batu sandungan? Artinya bila perbuatan kita menyebabkan orang lain mendapat kesulitan atau tidak merasa damai sejahtera. Mari kita pelihara tubuh dan terutama perkataan dan perbuatan kita. Ingat perkataan Paulus kepada jemaat di Filipi, ”Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.“ (Filipi 2 : 4). (GKG)

TENANGLAH

Yesaya 30 : 15

Pepatah bijak mengatakan pencobaan/masalah yang kita alami membuat kita semakin bijak dalam menyikapi hidup ini. Namun tak dapat dipungkiri bahwa ada banyak orang yang menjadi kehilangan kendali, stres karena masalah-masalah yang dihadapinya tak kunjung menemukan penyelesaian. Adalah reaksi yang wajar ketika seseorang panik menghadapi pencobaan/masalah, akan tetapi firman Tuhan hari ini berkata, “…dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Bila kita percaya bahwa Allah memelihara kita, maka kita tidak akan merasa terancam oleh masalah atau keadaan yang sukar. Namun bila kita memutuskan untuk bersandar pada diri sendiri, maka kemungkinan besar kita akan bereaksi kurang baik terhadap situasi yang berada di luar kendali kita. Sikap negatif – entah itu amarah, rasa takut, kuatir, atau cemburu – dapat memperburuk keadaan. Persiapan menghadapi masa depan dimulai dengan membangun pemikiran yang Alkitabiah. Ingatlah bahwa Tuhan adalah Gembala yang baik, Ia mengetahui setiap kebutuhan kita. Ia tahu apa yang terbaik buat setiap domba-domba-Nya.

Seringkali juga reaksi yang terjadi ketika kita menghadapi pencobaan/masalah adalah ingin cepat-cepat keluar dari masalah itu. Kita ingin segera mencari penyelesaiannya. Ingatlah Roma 8 : 28-30 bahwa Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan. Di balik setiap masalah/pencobaan yang kita hadapi ada berkat Allah yang tersedia bagi kita. Allah mau kita bersabar untuk melewatinya sehingga kita tidak kehilangan berkat itu. Musuh kita Iblis begitu cepat memberikan saran yang membuat kita tersandung atau membuat kita menjauh dari jalan Tuhan. Tolaklah setiap ide atau filosofi yang tidak seturut dengan firman Tuhan dan waspadalah karena hal-hal negatif inilah yang diinginkan Iblis untuk kita lakukan sehingga kita menjauh dari kasih karunia Allah. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat belajar berdiri teguh dalam krisis dan tetap setia mengikuti Tuhan. (Mar)

HATI YANG BAHAGIA

Mazmur 90 : 4-12

Banyak orang rela mengeluarkan biaya besar untuk mndapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Dari sebuah majalah keluarga saya membaca seorang perancang wanita sederhana yang sukses dan bahagia dengan hal-hal sederhana yang dapat dia perbuat untuk orang di sekitarnya. Seperti kebersamaan dan mengisi hari-harinya dengan berbagi kesaksian rohani dengan karyawan-karyawannya. Dia orang Kristen. Hal sebaliknya menimpa almarhum raja pop dunia Michael Jackson yang berusaha sepanjang hiudpnya untuk bahagia tapi tak juga memperolehnya sampai akhir hayat biarpun telah berkali-kali operasi wajah agar tak mirip dengan ayahnya, sumber ketidakbahagiaannya. Jadi apa sumber kebahagiaan kita? Bagi saya, melihat anak-anak dan keluarga sehat dan bisa mengatasi pertengkaran dengan suami, adalah contoh sumber kebahagiaan saya. Saya belajar mengerti bahwa kita tidak perlu melakukan sesuatu yang besar atau sukses berkarier untuk bahagia, tindakan kecil yang tepat sasaran bisa membuat kita bahagia. Kesedihan maupun kebahagiaan tidak kuasa menghentikan waktu. Hari ini bukan alasan untuk berhenti berusaha untuk menjadi lebih baik. Semoga kita selalu bersyukur bisa mendapat berkat bahagia dan tidak berhenti menjadi manusia yang lebih baik lagi. (Lilies)

SYUKURI APA YANG ADA

Ibrani 13 : 5

Banyak orang termasuk orang Kristen yang lebih memfokuskan hidupnya untuk mendapat apa yang belum dimiliki sampai lupa mengucap syukur untuk apa yang telah dimilikinya. Pepatah mengatakan, “Bangau di udara diinginkan, punuk di tangan dilepaskan.” Alkitab pun lewat penulis Ibrani mengingatkan kita untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Maksudnya adalah mensyukuri apa yang ada. Artinya bukan tidak boleh kita mempunyai cita-cita atau kehendak atau meningkatkan taraf hidup kita, tetapi janganlah kita terlalu ngotot meraih cita-cita sehingga seluruh waktu, tenaga dan sumber daya lain semuanya dipakai untuk meraih cita-cita itu. Contoh, seorang pria yang begitu ngotot mencapai jabatan direktur atau “sukses” dalam karier sehingga mengabaikan istri dan anaknya, atau sering juga mengabaikan dirinya sendiri. Coba renungkan, ketika anak dewasa atau istri meninggalkannya baru menyesal, atau ketika dirinya menderita sakit berat. Buat apa semua harta dan kesuksesan itu? Waktu tidak bisa diputar kembali. Kita perlu bekerja, ya betul, tetapi janganlah diperbudak oleh pekerjaan itu. Mari luangkan waktu sejenak untuk mensyukuri nafas kita, alam yang indah, keluarga dan teman yang kita miliki dan sebagainya. Yang diperlukan manusia adalah keseimbangan, karena itu yang dikehendaki Allah. Ada lagu jadoel (zaman dulu) yang berkata, “… hitung berkat satu persatu nanti kau heran lihat jumlahnya”. Dari pada menghabiskan waktu dengan menghitung masalah, mari mulai belajar menghitung berkat, dan lihat apakah kita tidak sujud syukur karena ternyata begitu banyak berkat yang telah kita terima. (cubs)

BELAJAR PADA SEMUT

Kadang kita menemui jalan buntu dan cepat menjadi putus asa. Kadang kita menghindari masalah karena malas, tidak mau berusaha. Kadang kita tidak mau mengangkat beban, menjadi lemah dan semakin lemah. Kadang kita membiarkan kesusahan orang lain karena takut untuk menolong. Lemah, malas dan putus asa, menjadikan kita mementingkan diri sendiri.

Lihatlah……

Semut yang tidak kuat, tetapi menyediakan makannya di musim panas. Apalagi seharusnya kita, yang mempunyai Bapa Setia dan Pengasih. (Dju)

SEKOLAH KEHIDUPAN

Mazmur 119 : 65-72

Selama masa depresi pada tahun 1930-an, Little Orphan Annie adalah komik dan acara radio yang terkenal. Bertahun-tahun kemudian, komik itu menjadi dasar untuk pembuatan komedi musikal Annie. Adegan pembukaannya menampilkan Annie yang berada di panti asuhan, tempat para gadis dipaksa membersihkan dan menggosok segala sesuatu pada tengah malam. Untuk mengungkapkan ketidakberdayaan, mereka bernyanyi, "Ini adalah kehidupan yang keras bagi kami. Tak ada yang memedulikanmu saat engkau berada di panti asuhan. Ini adalah kehidupan yang keras.". Ketika berbicara tentang "sekolah kehidupan yang sangat keras", kita mengacu pada pengalaman sulit yang telah mengajar kita dalam hidup ini. Meskipun menghindari penderitaan sudah menjadi bagian dari natur manusia, orang kristiani harus dapat memetik hikmah dari kondisi yang penuh kepedihan. Dengan bijak pemazmur berkata, "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119 : 71). Ia sangat sedih karena fitnah yang menodai nama baiknya (ayat 69, 70). Namun, bahkan dalam kondisi itu, pemazmur menyadari bahwa ia dapat belajar menghargai firman Allah. Masalah apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Serahkan kepada Tuhan dalam doa. Lalu, renungkanlah Kitab Suci dan bersyukurlah kepada Allah atas berbagai pelajaran kehidupan yang Anda pelajari. Tuhan atas sorga dan bumi itu berdaulat -- bahkan atas "sekolah kehidupan yang sangat keras". Allah masih duduk di atas takhta, Dia tak pernah meninggalkan kepunyaan-Nya; Dia tak akan melupakanmu, janji-Nya setia. Penderitaan kita tidak dirancang untuk menghancurkan kita namun untuk membawa kita kepada Allah. (Giant)

TIDAK KOMPROMI

Daniel 1 : 8

Penolakan Daniel terhdap makanan raja bukan hanya sekedar makna secara hurufiah, namun juga bersifat mengubah pola pikir Daniel dari seorang Yahudi yang beriman kepada Allah menjadi cara hidup orang Babel yang adalah penyembah berhala. Jika hidup kita sebagai orang Kristen dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berbau duniawi, cepat atau lambat pikiran kita menjauh dari cara hidup orang rohani dan akhirnya menjadi seperti orang duniawi. Inilah yang menjadi tujuan setan. Kita patut salut atas keteguhan pendirian Daniel yang masih muda itu. Kebanggaan karena boleh menikmati makanan raja yang super mewah di istana, ditolaknya. Anak Tuhan seharusnya bersikap demikian juga, memiliki pendirian untuk tidak kompromi, tetap hidup sesuai firman. I Korintus 10 : 31 mengatakan, “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Dalam melakukan segala sesuatu orang beriman memiliki batasan-batasan firman Tuhan. Setiap kita akan melakukan sesuatu, pertanyakan apakah hal itu memuliakan Tuhan? Salah satu contoh adalah merokok. Memang, tidak ada firman yang secara tegas mengatakan merokok itu tidak boleh, tetapi merokok tidak memuliakan Tuhan, karena merokok itu merusak diri kita. Bila seseorang merokok disamping ibu hamil, maka kemungkinan besar bayinya akan terkena dampak yang merugikan. Itu jelas tidak memuliakan Tuhan. Jangan kompromi, kita tidak bisa berada di dua dunia dan tetap selamat. Pilihlah, seperti Daniel, ikut cara Allah? Atau cara dunia? (Ria)

KESEMPATAN KEDUA

Yunus 3 : 1-10; Yesaya 40 : 8

Setiap kita pernah melakukan kesalahan yang sangat bodoh. Mengapa bodoh? Karena kita tahu tidak boleh melakukannya tetapi tetap kita lakukan, seperti Yunus. Untung Tuhan memberi kesempatan kedua. Perintah Tuhan tetap, tidak pernah berubah dan kita tetap harus taat. Memang kesempatan kedua diberikan tetapi sangat susah payah jalannya. Kehendak-Nya harus dilakukan dengan cara-Nya. Coba renungkan dan belajar dari jawaban pertanyaan berikut: Pernahkah Anda tidak melakukan kehendak Tuhan? Apa yang terjadi dengan hidupmu? Apakah Anda diberi kesempatan kedua oleh Tuhan untuk belajar taat? Berdoalah supaya kita selalu belajar tunduk dan taat kepada kehendak Tuhan. Berdoalah supaya kita selalu menghargai anugerah Tuhan dalam hidup kita dengan cara mentaati kehendak-Nya dengan cara-Nya. (Gid)

PENGUASAAN DIRI ITU PERLU

I Petrus 4 : 7

Dalam bahasa Inggris penguasaan diri adalah self-discipline atau self-control. Ketika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti disiplin diri sendiri atau kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya. Petrus berkata bahwa untuk bisa berdoa, seseorang perlu menguasai dirinya dan menjadi tenang. Penguasaan diri juga adalah salah satu elemen buah roh (Galatia 5 : 22-23), bahkan ditulis paling akhir yang seolah menjadi pemersatu dari seluruh buah roh yang lain. Bila seseorang bisa menguasai dirinya, dia tidak akan mudah marah, akan gampang mengampuni, akan sadar dengan keadaan dirinya dan mau menerima nasihat orang lain, dan sebagainya. Coba renungkan, bila kita tidak bisa menguasai diri sendiri, bagaimana mau menguasai orang lain? Yesus telah memberi teladan luar biasa tentang apa itu penguasaan diri. Dia bukan saja tidak membela diri, bukan saja mengampuni, tetapi Dia telah menunjukkan penguasaan diri yang sempurna ketika Dia tidak menggunakan ‘hak’-Nya, kemampuan-Nya dan kekuatan-Nya sebagai Tuhan untuk melepaskan diri dari hinaan, siksaan dan bahkan salib. Mari kita belajar menguasai diri kita sendiri dan tidak lagi ‘mengasihani’ diri sendiri. (cubs)

BERSUKACITALAH

Filipi 4 : 4, 5

“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang…” Bersukacitalah, kata Tuhan Yesus. Itu hakmu yang Ia berikan. Hidup itu tidak gampang. Berjalan dengan Tuhan itu melegakan. Mazmur 37 : 23-24, “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.“ Memuji Tuhan dengan puji-pujian adalah sama dengan memperdengarkan musik di sorga-Nya. Jika Tuhan berkata bersukacitalah, kita perlu melatih diri untuk nanti di sorga kita memuji-Nya. Itu menyenangkan Tuhan sehingga Ia juga bersukacita karena kita. Dengan hati penuh perhatian terhadap sesama dan penuh kasih, itulah musik indah yang Tuhan mau dengar dari kita. (DBR)

NIKMAT ATAU SEHAT?

Ulangan 8 : 2-10

Anak-anak gemar menyantap makanan cepat saji (fast food) seperti burger, pizza, dan lain-lain. Walaupun tidak sehat, anak-anak tergiur rasanya yang nikmat. Makanan sehat di rumah malah tidak suka. Begitulah pola hidup anak-anak. Lebih suka yang nikmat dari pada yang sehat!

Setelah umat Israel keluar dari Mesir, mereka tidak bisa lagi menikmati makanan lezat ala Mesir. Mereka mengembara di gurun gersang 40 tahun. Tuhan memberi mereka manna, sejenis makanan asing. Bentuknya tidak menarik, seperti penganan yang digoreng. Rasanya pun tidak nikmat. Bayangkan! Selama 40 tahun, menu mereka selalu sama pagi, siang, malam. Manna! Memang tidak nikmat, tetapi sehat. Tidak ada yang kekurangan gizi. Bahkan dilaporkan bahwa tak ada yang "kakinya bengkak" (ayat 4). Dari situ mereka belajar, Tuhan tidak selalu memberi yang diinginkan, tetapi memberi yang dibutuhkan. Ia memberi yang sehat, bukan yang nikmat. Dunia ini juga memberi berbagai pilihan yang kerap dipandang orang "nikmat". Misalnya korupsi, menipu, duniawi, atau jalan pintas menjadi kaya dengan menghalalkan segala cara. Namun, Tuhan menyatakan dengan tegas bahwa kita tak boleh memilihnya. Dia menyuruh kita menempuh jalan yang sehat walau berat. Kita diberi manna, bukan fastfood. Bisakah kita menerimanya dengan sukacita? Atau kita masih seperti anak Tuhan yang "kanak-kanak", suka memilih apa yang nikmat, bukan yang sehat? Allah tidak memberi apa yang kita mau dia memberi apa yang kita perlu. (Giant)

SYARAT UNTUK HIDUP BAHAGIA

Mazmur 1 : 1-3

Setiap orang pasti mengharapkan hidupnya berbahagia. Sayangnya tidak semua orang bisa karena hidup berbahagia tidak dapat diukur dengan banyaknya uang atau harta yang kita miliki. Tuhan mempunyai cara untuk setiap orang yang ingin hidupnya berbahagia menurut bacaan hari ini:

1. Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.

Orang fasik adalah orang yang berpura-pura. Tuhan sangat menentang orang fasik. Bila kita mau bahagia jangan dengarkan nasihat mereka.

2. Merenungkan firman Tuhan siang dan malam.

Kunci kebahagiaan adalah bila kita menuruti firman-Nya. Membaca dan merenungkan firman Tuhan membuat kita tahu dan mengerti jalan mana yang harus kita ambil. Jalan kehidupan.

3. Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.

Bila kita bergaul dengan pencemooh, kita tidak akan bahagia dan cepat atau lambat kita akan menjadi pencemooh juga. Amsal 20 : 19 berkata, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.”

Jadi, jika ketiga hal tersebut di atas dapat kita hidupi setiap saat maka kita akan menjadi seperti pada ayat yang ke-3 dari Mazmur 1 ini, apapun yang kita lakukan berhasil. (Ria)

DOA YANG MENGOKOHKAN HIDUP

Lukas 18 : 7

Hidup Kristen tidak bisa dipisahkan dari doa. Doa merupakan kekuatan orang percaya. Itu sebabnya doa adalah nafas iman Kristen. Kalau seseorang tidak bernafas dalam beberapa saat pasti mati. Jika orang Kristen tidak suka berdoa imannya akan mati. Persoalannya banyak orang Kristen yang berhenti berdoa karena berpikir buat apa saya berdoa kalau masalah segudang? Buat apa berdoa terus, toh Tuhan tidak jawab doa saya? Mungkin masih banyak lagi pertanyaan lain. Kita percaya bahwa di dalam doa ada harapan dan jalan keluar untuk setiap masalah, karena doa dapat mengokohkan hidup kita. Melalui bacaan hari ini, ada 3 hal penting yang dapat dipelajari tentang doa:

1. Doa mengembalikan hati dan pikiran kepada fokus yang benar. Pada saat krisis, biasanya kita tergoda untuk memusatkan pikiran pada sisi negatif dari setiap situasi. Pada saat krisis datang, ingatlah bahwa doa akan menuntun kepada sumber bantuan yang tidak pernah gagal. Fokus yang benar adalah tetap percaya bahwa seberat apapun masalah, kita punya Allah yang hidup dan sanggup melakukan segala perkara.

2. Doa memberikan peluang menyaksikan keterlibatan Tuhan dalam hidup. Ketika menyembah-Nya melalui doa, betapa kita merasakan hadirat-Nya begitu dekat dan juga merasakan bahwa Tuhan menerima kita apa adanya, dan yang terpenting Allah bersedia menjamin kepastian hidup kita.

3. Doa membantu memahami kasih Tuhan.

Doa adalah jalur komunikasi langsung dengan Tuhan. Doa yang sejati selalu berawal dari pengakuan akan dosa dan juga pertobatan. Apa gunanya saya berdoa kalau hidup saya hancur berantakan? Saya sudah capek menanti jawaban Tuhan.

Melalui renungan ini, mari tingkatkan doa kita. Justru saat mendesak seperti inilah kita harus semakin banyak berdoa. Ingatlah bahwa melalui doa kuasa sorga bergerak, melalui doa berarti masih ada harapan untuk meraih apa yang kita rindukan dan kemenangan yang luar biasa. (GKG)

JIKA…

Ibrani 13 : 5

Jika kau merasa tidak ada satu orangpun yang mengertimu, ingatlah Yesus sangat mengerti dan Dia akan membimbingmu.

Jika kau merasa tidak ada satu orangpun yang tahu bagaimana perasaanmu, ingatlah Yesus sangat tahu dan Dia akan menghiburmu.

Jika kau merasa tidak ada seorangpun yang mau menolong kesulitanmu, ingatlah Yesus sangat mau dan Dia akan membantumu.

Jika kau merasa tidak ada seorangpun yang bisa diajak bercakap-cakap, ingatlah Yesus sangat bisa dan Dia akan mendengarkanmu.

Jika kau merasa tidak ada seorangpun yang bersedia menemani, ingatlah Yesus sangat bersedia dan Dia akan mendampingimu.

Jika kau merasa tidak ada seorangpun yang mengasihi, ingatlah Yesus sangat mengasihimu dan Dia akan memelukmu. (cubs)

TEGUH JAYA

I Petrus 5 : 10-11

“…Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya." (Yesaya 7 : 9). Allah memanggil kita hari ini untuk tetap teguh dalam iman kepada-Nya. Menghadapi hari-hari yang sulit, Yesus mengatakan pada murid-murid-Nya, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 24 : 13). Allah dan Juruselamat memberikan kepada kita jaminan itu. Iman percaya adalah tali penyelamat kita dengan Tuhan. Berdoalah selalu untuk iman pada Yesus. Ia akan memberikannya kepadamu. “Tuhan langit dan bumi, kami mohon anugerah-Mu untuk tetap teguh berpegang kepada iman, apapun yang kami hadapi. Kiranya Yesus Kristus senantiasa ditinggikan sepanjang hidupku.” (DBR)


MENJAGA LIDAH
Yakobus 3 : 6-12

Seorang guru tengah menjelaskan kepada para muridnya tentang kekuatan kata-kata terhadap reaksi seseorang. Seorang muridnya berdiri dan memprotes, "Saya tidak setuju, guru. Mana mungkin kata-kata punya efek besar terhadap diri kita!" Sang guru membentak, "Duduk! Dasar anak bodoh!" Muka murid itu merah padam, malu bercampur marah, "Saya tidak menyangka guru bisa berkata sekasar itu." Sang guru berkata dengan suara lembut, "Maafkan saya yang terbawa perasaan. Saya benar-benar menyesal." Murid itu pun menjadi tenang. Kemudian sang guru berkata lagi, "Lihat, hanya diperlukan beberapa kata untuk membangkitkan amarahmu dan dibutuhkan beberapa kata juga untuk menenangkan dirimu. Itulah kekuatan kata-kata!"

Tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hidup kita bersumber dari ketidakmampuan kita memilih kata-kata yang keluar dari mulut. Firman Tuhan hari ini mengingatkan, betapa berbahayanya jika kita tidak mampu menguasai lidah kita; tidak bijak memilih dan memilah perkataan yang terucap. Yakobus membandingkan lidah dengan api, yang walaupun kecil, dapat membakar hutan yang besar (ayat 5). Api bisa bermanfaat, tetapi juga bisa menghanguskan. Seperti itulah lidah. Maka, betapa pentingnya kita mengendalikan lidah. Berkata-kata hanya kalau itu bermanfaat, membawa berkat: meneduhkan, menghibur, menguatkan, memotivasi. Sebaliknya, kalau kita tahu itu tidak ada faedah apa-apa, tidak jelas kebenarannya, bahkan mungkin menyakiti orang lain, mendemotivasi, membuat perpecahan dan memanaskan suasana, lebih baik kita tidak usah berbicara. Dalam situasi demikian, diam berarti emas, Menggapai ketenangan dan kematangan hidup bisa dimulai dengan mengendalikan lidah. (Giant)

CARA ALLAH vs CARA KITA

II Korintus 10 : 3-4

Ingatkah kita akan peristiwa di taman Getsemani, di mana Petrus coba membela Yesus dengan pedangnya? Petrus coba pakai caranya sendiri. Petrus bisa seperti itu karena dia tidur dan bukan berdoa seperti diperintah Yesus. Cara Petrus adalah cara duniawi. Senjatanya juga senjata duniawi. Sering kita seperti itu, lebih cepat menggunakan cara duniawi dari pada cara Allah. Tidak heran persoalan terbesar yang kita hadapi sebenarnya bukanlah persoalan itu sendiri tapi bagaimana cara kita menghadapinya. Bila kita pakai cara kita maka masalah yang kita hadapi akan semakin besar, tetapi bila caranya Allah akan selesai dengan baik. Pertimbangkan pertanyaan berikut: pernahkah Anda menghadapi persoalan dengan memakai caramu sendiri? Bagaimana hasilnya? Pernahkah Anda menghadapi persoalan dan Anda memakai cara Allah untuk menyelesaikannya? Kapan dan bagaimana hasilnya?

Berdoalah supaya dalam menghadapi persoalan kita tidak tergoda untuk memakai cara dan pikiran kita tetapi cara dan pikiran Tuhan. Berdoalah setiap kali menghadapi masalah dan percayalah Tuhan akan memberi jalan keluar. (Gid)


merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.



Shalom teman,

Apa kabar? Kita sudah masuk bulan kedua tahun 2010. Kita telah melalui bulan pertama pada tahun baru ini sepertinya biasa-biasa saja. Berita-berita yang kita dengar itu-itu juga, tidak ada perubahan yang berarti. Buat aku tahun baru, apalagi sudah memasuki bulan kedua, adalah perasaan hidup baru, menjadi manusia baru. Apakah kau tidak punya perasaan begitu, teman? Karena dalam pelayanan kita kepada Tuhan diperlukan orang yang optimis, penuh dengan iman percaya kepada Tuhan dan dapat menjadi teladan yang baik bagi sekeliling kita. Setiap hari, selama kita masih hidup, Tuhan selalu memberi kita kesempatan untuk memulai hidup yang baru dan membuang hidup yang lama. Mungkin kau akan berkata, bahwa hidup kita dari itu ke itu saja, tidak ada perubahan dan kita tidak bisa berubah. Apa yang mau dirubah kalau kita tetap dalam situasi seperti sekarang ini. Pemikiranku dahulu juga seperti itu, teman. Tetapi setelah aku minta Tuhan Yesus untuk merubah sifatku, Ia tunjukkan padaku bahwa masih banyak sifat-sifatku yang harus dirubah. Jika kau mau teman, datang pada Tuhan Yesus, mohon pada-Nya untuk merubahmu. Kita ibarat naik tangga menuju rumah Tuhan, tiap tangga adalah perubahan. Aku tahu bahwa pada akhir anak tangga sebelum naik ke tangga berikutnya, kita dapat hadiah dari Tuhan. Oleh karena itu aku berusaha untuk mendapatkannya. Itu akan terus begitu, setiap anak tangga yang mau kita tinggalkan ada hadiahnya (yaitu perubahan sifat satu persatu), sampai kita datang pada anak tangga terakhir di mana mahkota tersedia buat kita. Betapa indahnya itu, temanku. Yehezkiel 36 : 26, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”

Mari kita berdoa: “Bapaku yang di sorga, tuntunlah kami pada tiap anak tangga kehidupanku dan temanku sampai kami akhirnya datang pada ujung tangga di mana Engkau menunggu kami. Dengan pertolongan Yesus Penebus kami. Amin.”

Salam dariku untukmu sekeluarga.
Salam

Debora

Diare…

“Ibu, adik sudah sakit perut lagi, mau mencret lagi.” “Lho, sudah berapa kali kamu ke wc hari ini?” “Sudah lima kali, bu.” Begitulah yang biasa kita dengar bila ada yang sedang diare. Gara-gara diare, anak-anak tidak bisa sekolah, bapak-bapak tidak bisa bekerja karena lemas dan harus bolak-balik ke wc.

APA PENYEBAB DIARE?

Diare biasanya disebabkan dari makanan atau minuman kita yang tidak bersih. Mungkin piring atau gelas yang kita pakai masih kotor atau makanan yang dimasak pagi lalu malam hari belum sempat dipanaskan sehingga sudah basi. Atau makanan yang digeletakkan di atas meja yang sudah dirubung lalat sebelumnya. Atau tangan kita kotor lalu belum cuci tangan dulu langsung makan. Atau kita minum air kotor yang belum dimasak dulu.

Hal-hal di atas dapat menyebabkan adanya makhluk hidup kecil-kecil yang tidak terlihat mata bernama kuman atau virus yang berkembang biak pada makanan atau minuman kita tersebut. Bila kita memakannya maka mereka akan menyerang perut kita sehingga kita jadi mules-mules dan mencret-mencret.

BAGAIMANA MENGOBATINYA?

Pertama-tama yang harus diingat adalah mengganti cairan yang keluar dengan banyak minum. Pada bayi dan anak-anak biasanya diberikan oralit, atau air 1 gelas (200cc) ditambah gula 1 sendok dan garam seujung sendok teh. Bagi orang dewasa minuman lain juga bisa seperti juice buah, minuman yang mengandung elektrolit, sirup, ditambah sup, biskuit/kraker. Bagi bayi yang meminum ASI boleh diteruskan. Bagi yang minum susu botol sebaiknya susunya diencerkan. Diare yang ringan dapat sembuh sendiri dalam 1-2 hari.

Terakhir yang perlu diperhatikan adalah mengetahui kapan harus segera membawa ke dokter/puskesmas:

- Bayi dan anak-anak lebih cepat kehabisan cairan dari pada orang dewasa jadi perlu pertolongan lebih cepat.

- Mencret mengandung darah/lender.

- Ada demam atau terlihat lemas.

- Mencretnya terlalu sering/banyak.

- Tidak bisa minum atau muntah-muntah.

- Diare telah lebih dari 3 hari. Dr. Rudy Tan



ANDA DIBERKATI

 Bila Anda hanya mempunyai satu Alkitab, Anda diberkati. Sepertiga dunia tidak memilikinya.

 Bila Anda bangun pagi hari dengan lebih sehat, Anda lebih diberkati dari pada jutaan orang yang sulit mempertahankan hidup.

 Bila Anda belum pernah mengalami kejamnya peperangan, kesunyian dalam penjara, menderita karena siksaan dan kelaparan, Anda lebih beruntung dari pada 500 juta orang di seluruh dunia.

 Bila Anda bisa ke gereja tanpa rasa takut, Anda lebih diberkati dari pada hampir tiga miliar orang di seluruh dunia.

 Bila Anda mempunyai persediaan makanan, pakaian di lemari, atap di atas kepala Anda dan tempat untuk tidur, Anda lebih kaya dari pada 75% orang di seluruh dunia.

 Bila Anda memiliki uang di bank, atau di dompet dan bisa meninggalkan uang kembalian sebagai tip, Anda adalah salah satu di antara 8% orang di seluruh dunia yang memiliki keberuntungan itu.

 Bila Anda bisa menegakkan kepala dengan senyum di wajah Anda dan mengucapkan terima kasih, Anda lebih diberkati karena kebanyakan orang bisa melakukan itu, tetapi mereka tidak mau.

 Bila Anda kemarin atau hari ini berdoa, Anda adalah minoritas yang diberkati karena Anda percaya bahwa Tuhan mau mendengar dan menjawab doa Anda.

 Bila Anda percaya pada Yesus sebagai anak Allah, Anda hanyalah sebagian kecil, minoritas di seluruh dunia. Anda sangat diberkati.

 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu

(I Tesalonika 5 : 18). (DBR)