26 Sept 2008

MInggu ke 1 Oktober


MASA PERSIAPAN
Ada banyak pola persiapan sebelum lepas landas. Ketika sebuah pesawat akan tinggal landas atau hendak mendarat, pilot harus melakukan rangkaian tindakan sebagai persiapan. Demikian juga dalam hal kerohanian. Kemenangan tidak dicapai tanpa persiapan, pertumbuhan rohani tidak terjadi begitu saja, semua harus melalui persiapan. Salah satu contoh persiapan yang Tuhan adakan dan unik dalam Alkitab seperti yang dilakukan-Nya terhadap Yunus, “Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.” (Yunus 1 : 17). Karena Yunus menolak panggilan Tuhan untuk pergi ke Niniwe, Tuhan harus mempersiapkan Yunus, mempersiapkan hatinya dan mengubah hati Yunus sehingga akhirnya Yunus berhasil melakukan tugasnya menyampaikan berita pertobatan orang Niniwe. Begitu juga dalam hidup kita. Seringkali Tuhan mengijinkan situasi yang menyakitkan, mengecewakan terjadi dalam hidup kita untuk mempersiapkan kita menuju tingkat berikut dalam pengenalan akan Dia. Ketika kita sedang menghadapi masalah, kita tidak bisa lari dari masalah tersebut. Masalah tersebut akan terus mengejar dan bila kita belum mengatasinya, kita akan tetap di tingkat tersebut. Tuhan membuat masa persiapan supaya Dia bisa membawa kita ke tempat khusus di mana kita hanya berdua bersama Tuhan. Tuhan akan membuat kita merasa ditinggalkan oleh semua orang di sekitar kita, Dia akan membuat kita sendirian, seperti ketika Yunus ada di perut ikan. Di sana tidak ada apa-apa, tidak ada televisi, hiburan, suara apapun, yang ada hanya kesendirian dan kesunyian. Di saat itulah Tuhan bisa berbicara dengan tenang dan kita pasti akan mendengarkan. Di saat kita tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak bisa pergi ke mana-mana, di saat itulah kita bisa banyak merenungkan firman Tuhan dan berdoa, di saat itulah kita bisa mendekat kepada Tuhan. Itu sebabnya banyak organisasi Kristen melakukan retreat, tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, untuk masuk dalam masa persiapan untuk tingkat yang lebih tinggi. Ada beberapa pola Tuhan mempersiapkan kita, di antaranya:
1. Pada saat kita sakit, kita sudah berdoa, tetapi Dia belum menyembuhkan. Itulah pola persiapan kita. Di tempat istirahat, gunakan waktu untuk memperbanyak komunikasi dengan Tuhan.
2. Pada saat orangtua menghadapi masalah dengan anaknya dan telah menyerahkannya kepada Tuhan di mezbah-Nya, tapi Tuhan belum menyelesaikannya, itulah pola persiapan kita.
3. Pada saat kita telah mendoakan keselamatan teman kita atau orang yang kita kasihi, atau keluarga kita, tetapi orang itu belum juga mau menerima Kristus, itulah pola persiapan kita.
4. Pada saat kita menghadapi sebuah hubungan yang terputus dan kita telah menyerahkan kepada Tuhan, tetapi belum ada pemulihan terjadi, itulah pola persiapan kita.
5. Pada saat kita menghadapi kesulitan keuangan atau pekerjaan, terancam dipecat, atau penghasilan kita tidak cukup untuk hidup, itulah pola persiapan kita.
Ketika kita sedang melalui lembah kekelaman, berada pada kedalaman yang tak terkatakan, di sanalah kita akan bertemu dengan Tuhan karena di sanalah Dia mendapatkan perhatian kita sepenuhnya karena tidak ada interupsi, tidak ada gangguan apapun. Seperti ada lagu yang berkata, “Tidak ada gunung yang terlalu tinggi, lembah yang terlalu dalam, sungai yang terlalu lebar, ruang yang terlalu gelap di mana Tuhan tidak dapat menemukan kita”. Ketika kita ada dalam saat persiapan, ketika kita sedang menerima didikan Tuhan, yang dapat kita lakukan hanyalah memuji, menyembah dan berdoa sementara menunggu waktu-Nya Tuhan yang akan membawa kita ‘naik kelas’. Ada tiga hal yang perlu kita ingat di saat kita dipersiapkan Tuhan yaitu bahwa persiapan Tuhan selalu punya tujuan, punya rencana dan punya tahapan/proses. Jadi berhentilah melawan dan mulailah mendengar. Tuhan tidak akan membawa kita ke mana-mana sampai kita dapat mendengar dengan jelas suara-Nya yang berkata, “Aku mengasihimu”.
Rasul Paulus menulis dalam suratnya, “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (II Korintus 4 : 17). Jarak terdekat antara masalah dan solusinya adalah sama dengan jarak antara lutut dan lantai. Orang-orang yang dipakai Tuhan dalam Alkitab, semuanya telah melalui saat persiapan tanpa kecuali. Yusuf melaluinya di penjara, Musa di padang gurun, Daud selama pelariannya dari kejaran Saul, Yeremia dalam lubang dan Paulus di padang gurun dan penjara. Daftarnya tidak berhenti sampai di situ, bahkan sampai saat inipun, polanya masih sama. Jadi marilah kita belajar mendengarkan Tuhan ketika Dia berkata, “Aku mengasihimu”. (cubs)

SENIN,29 September 2008
RAHASIA MENDAPATKAN YANG TERBAIK

Mazmur 34 : 10
Salahkah bila kita menginginkan hal-hal yang baik dalam hidup ini? Seringkali kita terjebak ke salah satu dari dua ekstrim ini. Ada banyak orang percaya memandang kekayaan sebagai tanda Tuhan berkenan kepada mereka. Mereka percaya dapat mengklaim dengan iman apapun yang mereka inginkan dan Allah akan menjawab setiap doa mereka. Sebaliknya, ada juga orang-orang Kristen yang berpikir, semakin sedikit kekayaan materi yang mereka miliki, semakin rohanilah mereka. Kedua pandangan di atas salah. Rahasia mendapatkan hal-hal baik di dalam hidup ini tidak boleh dilepaskan dari pandangan Alkitab yang membicarakan tentang kebaikan Tuhan dan bagaimana Dia menyatakan kebaikan-Nya itu kepada kita. Alkitab memberitahu kita, "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1 : 17). Kini kita tahu, Tuhan adalah sumber.
Namun kita juga harus bertanya, apa sesungguhnya hal-hal baik dalam hidup ini? Untuk menjawab pertanyaan ini dari sudut pandang Alkitab, kita harus memahami karakter Bapa. Dia tidak hanya maha kuasa tetapi juga adil, benar dan penuh kasih. Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, Allah itu baik. Ya, Allah itu baik dalam sifat-Nya. Karena itu, kehendak hati-Nya adalah mengungkapkan segala bentuk kebaikan-Nya itu bagi anak-anak-Nya. Sebenarnya Dia telah menyatakan seluruh kebaikan itu, sebagaimana dituliskan di dalam Roma 8 : 32: "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan- Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?"
Biasanya orang memahami hal-hal baik dalam hidup ini sebagai "segala sesuatu yang akan membuat kita bahagia." Memang betul, kekayaan, promosi dan hubungan yang sehat dapat dipakai Allah memberkati kita. Namun, bila kita tidak melihat dari sudut pandang Allah yang maha tahu, kita cenderung menilai segala situasi secara lahiriah belaka. Ketika kita berusaha melihat semuanya dari perspektif Allah, maka pemahaman kita dibuka, bahwa dalam situasi-situasi yang menyebabkan luka dan kesulitan paling parah dalam hidup kita, TUHAN YESUS KRISTUS memakai segala keadaan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8 : 28). Biarlah kita semua menyadarinya, bahwa hal-hal baik dalam hidup ini adalah segala sesuatu yang sesuai dengan rencana dan tujuan BAPA bagi hidup kita. (Mar)
Rahasia mendapatkan yang terbaik cuma satu, mengenal Tuhan Yesus Kristus.
SELASA, 30 September 2008

BERKENAN

Imamat 19 : 5
Bila kita memberi hadiah kepada seseorang, apalagi untuk orang yang kita hormati, yang kita hargai, yang kita kasihi, pasti kita mau agar hadiah itu berkenan kepadanya. Maksudnya kita pasti mengharapkan agar hadiah kita diterima dan berguna untuk yang menerimanya, karena itulah tanda penghormatan kita, tanda kasih dan syukur kita. Hadiah atau persembahan yang berkenan adalah hadiah yang diberikan menurut selera penerima, dibutuhkan, bagus dan bisa digunakan. Bila tidak memenuhi syarat di atas maka hadiah itu tidak akan berkenan tetapi bisa jadi malah dibuang si penerima.
Demikian juga persembahan yang kita berikan kepada Tuhan. Banyak orang Kristen berlaku seperti Kain, asal memberi tidak sesuai ketentuan Tuhan. Akibatnya sama seperti Kain, persembahan mereka tidak berkenan kepada Tuhan, jadi sia-sia. Dalam Alkitab beberapa kali Tuhan menyatakan apa yang berkenan kepada-Nya. Seperti ketika Samuel menasihati Saul (I Samuel 15 : 22), Tuhan lebih berkenan kepada ketaatan kita dari pada korban bakaran. Apa yang diperbuat Daud sehingga dia disebut orang yang berkenan di hati Tuhan walaupun dia banyak sekali melakukan kesalahan yang berat (I Tawarikh 28 : 9)? Pertama, Daud mengenali Allahnya; kedua, dia beribadah dengan tulus dan rela hati; dan ketiga, dalam segala keadaan Daud terus-menerus mencari Tuhan. Itu yang Daud lakukan seumur hidupnya. Mari kita tiru Daud sehingga kita juga disebut orang yang berkenan kepada Tuhan. (cubs)
Kalau tidak berkenan buat apa? Tidak berguna dan dibuang!
RABU,1 Oktober 2008

GRATIS TAPI BUKAN GRATISAN

I Timotius 6 : 12
Memang ketika kita menerima keselamatan dari Yesus kita menerimanya dengan gratis, karena Yesus telah membayarnya dengan darah-Nya. Keselamatan yang gratis itu bukan berarti sesuatu yang gratisan, tapi ada harga yang harus kita bayar untuk menjalani keselamatan itu. “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.” Kita harus senantiasa berjuang untuk mempertahankan dan memperjuangkan agar keselamatan itu tidak hilang dalam hidup kita. Kalau kita tidak berjaga-jaga dan lengah, maka Iblis akan merampas keselamatan itu dari kita dengan tipu muslihatnya. Jadi jangan sampai kita lengah karena Iblis adalah makhluk yang sangat cerdik dan sangat sabar menunggu kelengahan kita. Oleh karena itu Rasul Paulus mengingatkan agar kita terus berjaga-jaga dan terus bertanding dalam pertandingan iman. Perjuangan kita bukan sekedar mencari makan dan harta tetapi perjuangan yang sejati adalah mempertahankan keselamatan yang sudah ada di tangan kita. Biarlah kita dapat mempertahankan keselamatan itu hingga akhirnya Yesus datang menjemput kita. Selamat berjuang! (Giant)
Walaupun gratis tetap harus dipelihara dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

KAMIS, 2 Oktober 2008

KITA TAK DAPAT LARI DARI TUHAN

Kisah Para Rasul 19 : 21-40
Peristiwa semacam ini juga terjadi di masa kini, karena sekarang juga orang-orang senang mengadakan protes (berdemonstrasi). Atas hasutan dari Demetrius, seorang pembuat patung dari perak, maka orang-orang yang ada di Efesus berdemonstrasi memprotes ajaran yang disampaikan oleh Paulus. Sebenarnya Demetrius takut bila makin tersebar ajaran Kristus maka tidak ada lagi orang yang meminta dibuatkan patung dewi Artemis. Ini berarti penghasilannya yang selama ini besar karena penjualan patung dewi Artemis akan jauh berkurang. Sama seperti Demetrius, ketika Tuhan masuk dalam kehidupan kita, ada hal yang tetap mau kita simpan, karena kita tidak mau melepaskan hal-hal yang duniawi yang sangat kita sukai, tetapi yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Tuhan mau memakai kita dan tak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Ia tahu segala sesuatu. Ia tahu tatkala kita duduk atau berdiri (Mazmur 139 : 2). (DBR)
Tuhan menginginkan kita bertindak untuk melayani Dia.

JUMAT, 3 Oktober 2008

ALLAH TAHU

Mazmur 38 : 10; 64 : 5
Banyak orang berpikir bahwa mereka bisa melakukan dosa secara tersembunyi, atau ketika mereka yakin tidak ada seorangpun yang melihat. Mereka pikir mereka aman, tidak ketahuan. Atau, ada juga orang-orang yang walaupun secara publik telah menyatakan bertobat, menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan, secara sembunyi-sembunyi masih menyimpan beberapa kebiasaan lama yang jelas-jelas bertentangan dengan firman Tuhan. Berbohong, misalnya. Mereka pikir, saya kan tidak mencuri, saya kan sudah pergi ke gereja secara teratur, melakukan semua kewajiban saya, bahkan saya sudah melayani, banyak jiwa yang bertobat oleh kesaksian saya. Tetapi Allah adalah Allah yang tahu isi hati kita, perbuatan kita yang paling tersembunyi. Daud sangat tahu itu. Dalam kitab Mazmurnya di dua ayat di atas dan beberapa ayat lain, Daud bahkan merinci apa saja yang diketahui Allah. Dalam salah satu pernyataannya Daud mengakui bahwa tidak ada satu tempatpun yang bisa dipakainya untuk menjauh dari Allah (Mazmur 139 : 7). Percayalah ketika kita menyembunyikan sesuatu kebiasaan tidak benar dari Tuhan yang dibohongi itu diri kita sendiri, Allah tidak, buat apa? Siapa yang mau bodoh sendiri? Jadi, mari kita secara pribadi jujur di hadapan Allah, bila masih ada yang kita sembunyikan, masih ada yang belum mau kita serahkan kepada Tuhan sekecil apapun itu menurut kita, mari akui dan bertobat, karena toh Allah sudah tahu. Dia menunggu kapan mau kita serahkan kepada-Nya supaya anugerah-Nya bisa dengan deras mengalir dalam hidup kita. (cubs)
Tidak usah disembunyikan, Allah sudah tahu, serahkan pada-Nya untuk diubahkan.

SABTU, 4 Oktober 2008

MARI TERSENYUM....

I Yohanes 2 : 10
Dulu semasa saya kuliah, sering teman-teman dekat saya berkata demikian, ”Kamu tuh ya, jarang sekali terlihat senyum. Padahal kalau kamu tersenyum kamu itu lebih manis.” Saya mulai memikirkan kata-kata tersebut, ”Masa sih saya kurang senyum?” ”Masa sih saya lebih benyak kelihatan cemberut?” Saya pun mulai melihat wajah saya yang tanpa senyum di cermin, dan baru saya sadari bahwa jika saya tidak tersenyum wajah saya kelihatan judes banget. Wow...saya jadi serem sendiri melihatnya. Dengan sendirinya timbul kesadaran dalam diri saya untuk berusaha menghiasi wajah saya dengan senyuman. Walaupun sampai sekarang saya pun masih terus belajar.
Mungkin ini sepertinya hal yang sepele, namun satu hal yang saya mau katakan adalah : kita tahu bahwa pertemanan itu penting. Kita semua butuh teman. Ramah tidaknya sikap kita menentukan ada tidaknya orang yang akan mendengarkan tentang Yesus Kristus. Jabatan tangan kita, kehangatan kita, keramahan kita, senyuman kita dapat mengubah kehidupan seseorang. So...mari mulai pancarkan kasih Kristus yang kita terima lewat pancaran wajah kita dan sikap yang bersahabat dengan sesama. Have a bless day...GBU (Mar)
Senyum yang diberikan selalu menyegarkan orang lain dan itu simbol kasih .

MINGGU, 5 Oktober 2008

BERAT MENDENGAR

Matius 13 : 13-15
Apakah Anda sering mengkilik-kilik kuping dengan bulu ayam? Rasanya bagaimana? Nikmat? Tahukah Anda kalau kita mengkilik-kiliknya terlalu keras akan menyebabkan gendang telinga pecah? Demikian juga kalau kita mendengar perkataan seseorang yang kasar, menghina dan disimpan dalam hati, sehingga timbul kebencian, kepahitan, dendam atau menyebabkan dosa. Jika hal di atas sering terjadi dalam hidup ini, maka telinga rohani kita akan tumpul dan tidak bisa mendengar suara Tuhan. Oleh karena itu keberhargaan kita bukan berdasarkan apa kata orang, tetapi apa kata Tuhan. (FF)
Apa yang baik disimpan dalam hati, apa yang buruk buang jauh-jauh.








21 Sept 2008

Minggu ke 4 September

Buktinya..???
Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya. Si tukang cukur memotong rambut konsumennya dan mulailah pembicaraan yang hangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai topik, dan kemudian pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur berkata, "Saya tidak percaya Tuhan itu ada." "Kenapa kamu berkata begitu?" Tanya si konsumen. "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan, untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, adakah yang sakit, adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi." Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang berombak, kasar (‘mlungker-mlungker’ istilah Jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, "Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR." Si tukang cukur tidak terima, "Kamu kok bisa bilang begitu??" "Saya di sini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!" "Tidak!" Elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana," si konsumen menambahkan. "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!" Sanggah si tukang cukur. "Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya." Jawab si tukang cukur membela diri. "Cocok!"-Kata si konsumen menyetujui. "Itulah poin utamanya! Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA! Tapi apa yang terjadi, orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini." Si tukang cukur terbengong !!!! (IR)

SENIN,22 September 2008
KUNCI KEKUATAN
Roma 12 : 12
Dalam hidup ini, menghadapi masalah dan kesulitan yang tak habis-habisnya, beban yang terasa begitu berat menekan, terlebih lagi bila kita telah lama berdoa tetapi belum juga ada jawaban, dapat membuat kita menjadi jenuh, lelah dan tak berdaya. Semua itu akhirnya bisa membuat kita menjadi lemah dan tawar hati. Bagaimana caranya agar kita tetap kuat? Firman Tuhan hari ini adalah jawabannya, ”Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”
Penulis Amsal berkata, ”Orang yang bersemangat (= cheerful – Contemporary English Version) dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?” (Amsal 18 : 14). Cheerful artinya bergembira, bersukacita. Kita harus bersukacita karena kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan yang tidak pernah mengecewakan. Sukacita memberi kita kekuatan untuk menghadapi segala masalah dan beban. Kita juga harus belajar sabar dalam kesesakan. Firman Tuhan berkata, ”Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16 : 32). Orang yang sabar adalah orang yang tahan menderita, dapat menanggung segala sesuatu tanpa mengeluh atau marah. Dan kemudian, dalam segala hal kita juga harus bertekun dalam doa. Sekalipun belum mendapat jawaban, kita harus yakin bahwa, ”...Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5 : 16b). Jadi jangan putus asa bila doa kita belum dijawab atau sepertinya Tuhan tidak mendengar. Kita harus tetap percaya dan pegang janji Tuhan.
Bila saat ini Anda sedang menghadapi pergumulan yang berat, ingatlah firman Tuhan ini, ”Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” Inilah kunci kekuatan untuk dapat bertahan dan melewati segala kesulitan. (Ginny)
Jangan putus asa dan tawar hati, jadilah kuat di dalam Tuhan.
SELASA, 23 September 2008
YANG TERBAIK
Lukas 10 : 38-42
Maria dan Marta dua orang bersaudara yang begitu mengasihi Yesus. Maria telah melakukan hal yang begitu di sukai oleh Tuhan yaitu duduk dekat dengan kaki Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Tidak berarti Tuhan tidak suka dengan apa yang dilakukan Marta: sibuk melayani dan bekerja, namun yang Tuhan suka adalah dia mau duduk di kaki Tuhan. Karena kesibukan yang telah begitu menyita waktu kita, 24 jam dalam sehari yang tersedia terasa sangat kurang untuk semua aktivitas, sehingga tidak ada lagi waktu untuk saat teduh. Menyediakan waktu kita untuk duduk di kaki Tuhan, mendengarkan firman-Nya adalah hal yang seharusnya menjadi prioritas kita, sangat baik kalau kita bekerja dan melayani Tuhan lebih lagi dalam hidup ini. Kita mau menempatkan diri di kaki Tuhan karena itu modal utama kita untuk bisa berhasil dalam setiap pekerjaan kita. Jangan kita lupakan Tuhan tapi mari kita libatkan Tuhan dalam setiap aktivitas kita. (Yus)
Yang terbaik adalah berada di kaki Tuhan.
RABU, 24 September 2008
KUASA ALLAH YANG TANPA BATAS
II Korintus 9 : 6–15
Doa-doa yang dikabulkan seringkali dapat menjadi beban berat, misalnya, apakah kita pernah berdoa minta kesabaran? Biasanya tidak lama kemudian sesudah itu kita akan diberi kesempatan-kesempatan untuk mencoba pemberian baru itu. Beberapa tahun lalu waktu mengalami krisis fisik dan psikis, saya terus-menerus berdoa memohon kekuatan. Tentu saja pada waktu-Nya Tuhan menjawab doa saya, tetapi pada waktu itulah saya tahu kalau sudah diberi kekuatan, Allah mengharap saya untuk menggunakan kekuatan itu. Saya mulai menyadari betapa selama ini saya telah memakai kelemahan saya untuk mengikat orang lain pada diri saya. Saya telah mengandalkan mereka, saya telah hidup dengan kekuatan mereka. Sekarang sayalah yang diharapkan untuk menguatkan orang lain. Saya juga sudah sadar bahwa bila saya merasa kesepian dan putus asa dan berdoa memohon kasih, maka doa inipun dikabulkan, walaupun bukan seperti yang saya bayangkan. Sebenarnya yang saya inginkan ialah agar sayalah yang dikasihi dan disukai, pusat segala perhatian. Sebaliknya, waktu Allah memberikan kasih yang saya minta, Ia menyuruhku memberikannya kepada orang-orang lain, bukan hanya menerimanya. Pemberian-pemberian Allah diberikan untuk digunakan, dibagikan, bukan untuk ditimbun dalam diri kita saja. (DBR)
Orang-orang yang diberi banyak, dari padanya dituntut banyak.
KAMIS 25 September 2008
PERLENGKAPAN SENJATA TUHAN
Efesus 6 : 13-18
Kita memulai hari kita dengan memilih pakaian yang cocok untuk kegiatan kita. Lalu bagaimana dengan perlengkapan perang rohani kita? Banyak orang meninggalkan rumah tanpa persiapan, tanpa senjata. Padahal persenjataan ini sangat vital bagi kemenangan kita setiap hari. Pertama, berikatpinggangkan kebenaran. Ikat pinggang yang dikenakan tentara Roma sangat penting melindungi bagian perutnya. Demikian juga, satu hal yang melindungi kita adalah kebenaran tentang siapa diri kita dalam Kristus yang tinggal di dalam kita. Kedua, berbaju zirah keadilan. Kita dapat memukul mundur setiap godaan untuk hidup dengan emosi, baik kemarahan, rasa takut atau rasa tidak puas dan menanggapi setiap persoalan dengan sikap yang benar. Ketiga, berkasutkan Injil damai sejahtera. Kasut tentara Roma bertapak tebal dan berpaku-paku sehingga dapat berdiri tegap di lumpur. Sekuat apapun musuh berusaha menjatuhkan kita, kita tetap kuat tertanam dalam kehendak Kristus. Perisai yang digunakan prajurit Roma bukan sekeping pelat bundar yang tipis melainkan peralatan selebar daun pintu. Perisai iman menggambarkan perlindungan Kristus terhadap segala yang dilemparkan Iblis ke arah kita. Iman membawa keselamatan bagi kita. Pola pikir yang lama diubah dengan pola pikir yang baru. Dengan ketopong keselamatan, kita menaruh pikiran Kristus yang memberi kita ketajaman dan hikmat. Akhirnya, kita mengambil pedang Roh supaya dapat melawan setiap dusta Iblis dengan kebenaran firman-Nya.
Tuhan mengetahui apa saja yang akan kita hadapi setiap hari. Karena itu, Dia menyediakan perlengkapan yang sempurna yang kita butuhkan menghadapi berbagai tantangan. Pastikanlah Anda selalu mengenakan senjata TUHAN YESUS KRISTUS. (Mar)
Prajurit yang tidak ingin mati sia-sia selalu siap sedia dengan senjatanya.
JUMAT, 26 September 2008
TUNTAS
Roma 8 : 1-2
Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia menebus dosa kita secara tuntas sekali untuk selamanya. Artinya tuntas adalah lengkap tidak ada yang tertinggal atau terlewatkan. Itulah yang Paulus katakan kepada jemaat Roma dalam renungan hari ini. Tidak ada lagi penghukuman (ayat 1) karena setelah kita menerima Kristus dan Roh Kudus diam dalam diri kita, hidup kita bukan milik kita lagi. Hidup kita telah tuntas dibayar untuk menjadi milik Kristus. Ibarat kita punya rumah, bila kita mau jual rumah itu, maka kita tidak akan menyerahkan rumah kita sepenuhnya kepada pembeli sampai harganya lunas dibayar seluruhnya. Begitu juga hidup kita. Yesus telah melunasi harga yang diperlukan untuk membeli hidup kita dengan tuntas, dengan sepenuhnya. Jadi kita yang menerima dan dimiliki oleh Kristus harus percaya bahwa Roh Kudus telah memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut (ayat 2). Jangan berbuat dosa lagi!!! (cubs)
Kalau sudah tuntas berarti sudah beres.
SABTU, 27 SEPTEMBER 2008
KASIH YANG DINGIN
MATIUS 24 : 12
Tuhan mengingatkan kepada kita bahwa di akhir zaman nanti banyak orang yang kasihnya menjadi dingin. Mengapa kasih mereka dapat menjadi dingin? Karena kecenderungan hati manusia semata-mata jahat sehingga makin banyak kedurhakaan. Mereka lebih mengasihi diri mereka sendiri dari pada Tuhan. Mereka lebih mengutamakan hawa nafsu dari pada perbuatan Roh. Inilah ciri-ciri orang yang kasihnya menjadi dingin. Bagaimana caranya agar kasih itu tidak dingin? Bila kita baca Wahyu 2 : 5 maka kita akan menemukan jawabannya. Pertama, kita harus sadar bahwa kita telah jatuh. Kedua, kita harus bertobat. Dan yang ketiga, kita harus kembali lagi kepada cinta mula-mula. Bila kita dapat melakukan ketiga hal ini maka kasih yang dingin itu akan kembali panas lagi. Jangan kita membiarkan kasih kita menjadi dingin. karena bila kasih itu telah dingin maka pengiringan kita kepada Tuhan akan menjadi sia-sia. (Giant)
Hanya dengan api dari Tuhan saja kasih yang dingin dapat dipanaskan lagi.
MINGGU, 28 September 2008
MELIHAT HATI
I Samuel 16 : 7
Waktu itu saya baru bekerja satu bulan dan saya sudah mengingat nama-nama orang di lingkungan kerja saya yang baru. Atasan saya menyuruh saya untuk menelpon seseorang. “Tolong telpon Agus,” katanya. Saya segera menelpon dengan telpon internal, saya berpikir yang dimaksud adalah Bapak Agus, direktur perusahaan kami. Lalu saya sambungkan dengan atasan saya. Setelah menutup telpon atasan saya berkata kepada saya bukan Bapak Agus, direktur yang dia maksud, tetapi Agus, cleaning service, karena atasan saya mau menyuruhnya untuk membeli siomai. Di kantor kami, ada 2 orang yang namanya Agus, yang satu direktur dan yang lainnya cleaning service. Itulah yang terjadi ketika saya belum benar-benar mengenal orang-orang di kantor saya, bisa keliru. Itu juga sebabnya Tuhan tidak mau kita menilai orang lain, karena kita tidak benar-benar kenal orang lain itu sampai kedalaman hatinya. Bila hanya melihat tampilan luarnya, jabatannya, apalagi hanya namanya, kita bisa dan pasti salah menilai orang. Hanya Tuhan yang dapat menilai seseorang karena di mata Tuhan yang dilihat bukan penampilan atau jabatan, tetapi hatinya. (FF)
Hanya Tuhan yang dapat melihat hati kita.