26 Sept 2008

MInggu ke 1 Oktober


MASA PERSIAPAN
Ada banyak pola persiapan sebelum lepas landas. Ketika sebuah pesawat akan tinggal landas atau hendak mendarat, pilot harus melakukan rangkaian tindakan sebagai persiapan. Demikian juga dalam hal kerohanian. Kemenangan tidak dicapai tanpa persiapan, pertumbuhan rohani tidak terjadi begitu saja, semua harus melalui persiapan. Salah satu contoh persiapan yang Tuhan adakan dan unik dalam Alkitab seperti yang dilakukan-Nya terhadap Yunus, “Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.” (Yunus 1 : 17). Karena Yunus menolak panggilan Tuhan untuk pergi ke Niniwe, Tuhan harus mempersiapkan Yunus, mempersiapkan hatinya dan mengubah hati Yunus sehingga akhirnya Yunus berhasil melakukan tugasnya menyampaikan berita pertobatan orang Niniwe. Begitu juga dalam hidup kita. Seringkali Tuhan mengijinkan situasi yang menyakitkan, mengecewakan terjadi dalam hidup kita untuk mempersiapkan kita menuju tingkat berikut dalam pengenalan akan Dia. Ketika kita sedang menghadapi masalah, kita tidak bisa lari dari masalah tersebut. Masalah tersebut akan terus mengejar dan bila kita belum mengatasinya, kita akan tetap di tingkat tersebut. Tuhan membuat masa persiapan supaya Dia bisa membawa kita ke tempat khusus di mana kita hanya berdua bersama Tuhan. Tuhan akan membuat kita merasa ditinggalkan oleh semua orang di sekitar kita, Dia akan membuat kita sendirian, seperti ketika Yunus ada di perut ikan. Di sana tidak ada apa-apa, tidak ada televisi, hiburan, suara apapun, yang ada hanya kesendirian dan kesunyian. Di saat itulah Tuhan bisa berbicara dengan tenang dan kita pasti akan mendengarkan. Di saat kita tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak bisa pergi ke mana-mana, di saat itulah kita bisa banyak merenungkan firman Tuhan dan berdoa, di saat itulah kita bisa mendekat kepada Tuhan. Itu sebabnya banyak organisasi Kristen melakukan retreat, tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, untuk masuk dalam masa persiapan untuk tingkat yang lebih tinggi. Ada beberapa pola Tuhan mempersiapkan kita, di antaranya:
1. Pada saat kita sakit, kita sudah berdoa, tetapi Dia belum menyembuhkan. Itulah pola persiapan kita. Di tempat istirahat, gunakan waktu untuk memperbanyak komunikasi dengan Tuhan.
2. Pada saat orangtua menghadapi masalah dengan anaknya dan telah menyerahkannya kepada Tuhan di mezbah-Nya, tapi Tuhan belum menyelesaikannya, itulah pola persiapan kita.
3. Pada saat kita telah mendoakan keselamatan teman kita atau orang yang kita kasihi, atau keluarga kita, tetapi orang itu belum juga mau menerima Kristus, itulah pola persiapan kita.
4. Pada saat kita menghadapi sebuah hubungan yang terputus dan kita telah menyerahkan kepada Tuhan, tetapi belum ada pemulihan terjadi, itulah pola persiapan kita.
5. Pada saat kita menghadapi kesulitan keuangan atau pekerjaan, terancam dipecat, atau penghasilan kita tidak cukup untuk hidup, itulah pola persiapan kita.
Ketika kita sedang melalui lembah kekelaman, berada pada kedalaman yang tak terkatakan, di sanalah kita akan bertemu dengan Tuhan karena di sanalah Dia mendapatkan perhatian kita sepenuhnya karena tidak ada interupsi, tidak ada gangguan apapun. Seperti ada lagu yang berkata, “Tidak ada gunung yang terlalu tinggi, lembah yang terlalu dalam, sungai yang terlalu lebar, ruang yang terlalu gelap di mana Tuhan tidak dapat menemukan kita”. Ketika kita ada dalam saat persiapan, ketika kita sedang menerima didikan Tuhan, yang dapat kita lakukan hanyalah memuji, menyembah dan berdoa sementara menunggu waktu-Nya Tuhan yang akan membawa kita ‘naik kelas’. Ada tiga hal yang perlu kita ingat di saat kita dipersiapkan Tuhan yaitu bahwa persiapan Tuhan selalu punya tujuan, punya rencana dan punya tahapan/proses. Jadi berhentilah melawan dan mulailah mendengar. Tuhan tidak akan membawa kita ke mana-mana sampai kita dapat mendengar dengan jelas suara-Nya yang berkata, “Aku mengasihimu”.
Rasul Paulus menulis dalam suratnya, “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (II Korintus 4 : 17). Jarak terdekat antara masalah dan solusinya adalah sama dengan jarak antara lutut dan lantai. Orang-orang yang dipakai Tuhan dalam Alkitab, semuanya telah melalui saat persiapan tanpa kecuali. Yusuf melaluinya di penjara, Musa di padang gurun, Daud selama pelariannya dari kejaran Saul, Yeremia dalam lubang dan Paulus di padang gurun dan penjara. Daftarnya tidak berhenti sampai di situ, bahkan sampai saat inipun, polanya masih sama. Jadi marilah kita belajar mendengarkan Tuhan ketika Dia berkata, “Aku mengasihimu”. (cubs)

SENIN,29 September 2008
RAHASIA MENDAPATKAN YANG TERBAIK

Mazmur 34 : 10
Salahkah bila kita menginginkan hal-hal yang baik dalam hidup ini? Seringkali kita terjebak ke salah satu dari dua ekstrim ini. Ada banyak orang percaya memandang kekayaan sebagai tanda Tuhan berkenan kepada mereka. Mereka percaya dapat mengklaim dengan iman apapun yang mereka inginkan dan Allah akan menjawab setiap doa mereka. Sebaliknya, ada juga orang-orang Kristen yang berpikir, semakin sedikit kekayaan materi yang mereka miliki, semakin rohanilah mereka. Kedua pandangan di atas salah. Rahasia mendapatkan hal-hal baik di dalam hidup ini tidak boleh dilepaskan dari pandangan Alkitab yang membicarakan tentang kebaikan Tuhan dan bagaimana Dia menyatakan kebaikan-Nya itu kepada kita. Alkitab memberitahu kita, "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1 : 17). Kini kita tahu, Tuhan adalah sumber.
Namun kita juga harus bertanya, apa sesungguhnya hal-hal baik dalam hidup ini? Untuk menjawab pertanyaan ini dari sudut pandang Alkitab, kita harus memahami karakter Bapa. Dia tidak hanya maha kuasa tetapi juga adil, benar dan penuh kasih. Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, Allah itu baik. Ya, Allah itu baik dalam sifat-Nya. Karena itu, kehendak hati-Nya adalah mengungkapkan segala bentuk kebaikan-Nya itu bagi anak-anak-Nya. Sebenarnya Dia telah menyatakan seluruh kebaikan itu, sebagaimana dituliskan di dalam Roma 8 : 32: "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan- Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?"
Biasanya orang memahami hal-hal baik dalam hidup ini sebagai "segala sesuatu yang akan membuat kita bahagia." Memang betul, kekayaan, promosi dan hubungan yang sehat dapat dipakai Allah memberkati kita. Namun, bila kita tidak melihat dari sudut pandang Allah yang maha tahu, kita cenderung menilai segala situasi secara lahiriah belaka. Ketika kita berusaha melihat semuanya dari perspektif Allah, maka pemahaman kita dibuka, bahwa dalam situasi-situasi yang menyebabkan luka dan kesulitan paling parah dalam hidup kita, TUHAN YESUS KRISTUS memakai segala keadaan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8 : 28). Biarlah kita semua menyadarinya, bahwa hal-hal baik dalam hidup ini adalah segala sesuatu yang sesuai dengan rencana dan tujuan BAPA bagi hidup kita. (Mar)
Rahasia mendapatkan yang terbaik cuma satu, mengenal Tuhan Yesus Kristus.
SELASA, 30 September 2008

BERKENAN

Imamat 19 : 5
Bila kita memberi hadiah kepada seseorang, apalagi untuk orang yang kita hormati, yang kita hargai, yang kita kasihi, pasti kita mau agar hadiah itu berkenan kepadanya. Maksudnya kita pasti mengharapkan agar hadiah kita diterima dan berguna untuk yang menerimanya, karena itulah tanda penghormatan kita, tanda kasih dan syukur kita. Hadiah atau persembahan yang berkenan adalah hadiah yang diberikan menurut selera penerima, dibutuhkan, bagus dan bisa digunakan. Bila tidak memenuhi syarat di atas maka hadiah itu tidak akan berkenan tetapi bisa jadi malah dibuang si penerima.
Demikian juga persembahan yang kita berikan kepada Tuhan. Banyak orang Kristen berlaku seperti Kain, asal memberi tidak sesuai ketentuan Tuhan. Akibatnya sama seperti Kain, persembahan mereka tidak berkenan kepada Tuhan, jadi sia-sia. Dalam Alkitab beberapa kali Tuhan menyatakan apa yang berkenan kepada-Nya. Seperti ketika Samuel menasihati Saul (I Samuel 15 : 22), Tuhan lebih berkenan kepada ketaatan kita dari pada korban bakaran. Apa yang diperbuat Daud sehingga dia disebut orang yang berkenan di hati Tuhan walaupun dia banyak sekali melakukan kesalahan yang berat (I Tawarikh 28 : 9)? Pertama, Daud mengenali Allahnya; kedua, dia beribadah dengan tulus dan rela hati; dan ketiga, dalam segala keadaan Daud terus-menerus mencari Tuhan. Itu yang Daud lakukan seumur hidupnya. Mari kita tiru Daud sehingga kita juga disebut orang yang berkenan kepada Tuhan. (cubs)
Kalau tidak berkenan buat apa? Tidak berguna dan dibuang!
RABU,1 Oktober 2008

GRATIS TAPI BUKAN GRATISAN

I Timotius 6 : 12
Memang ketika kita menerima keselamatan dari Yesus kita menerimanya dengan gratis, karena Yesus telah membayarnya dengan darah-Nya. Keselamatan yang gratis itu bukan berarti sesuatu yang gratisan, tapi ada harga yang harus kita bayar untuk menjalani keselamatan itu. “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.” Kita harus senantiasa berjuang untuk mempertahankan dan memperjuangkan agar keselamatan itu tidak hilang dalam hidup kita. Kalau kita tidak berjaga-jaga dan lengah, maka Iblis akan merampas keselamatan itu dari kita dengan tipu muslihatnya. Jadi jangan sampai kita lengah karena Iblis adalah makhluk yang sangat cerdik dan sangat sabar menunggu kelengahan kita. Oleh karena itu Rasul Paulus mengingatkan agar kita terus berjaga-jaga dan terus bertanding dalam pertandingan iman. Perjuangan kita bukan sekedar mencari makan dan harta tetapi perjuangan yang sejati adalah mempertahankan keselamatan yang sudah ada di tangan kita. Biarlah kita dapat mempertahankan keselamatan itu hingga akhirnya Yesus datang menjemput kita. Selamat berjuang! (Giant)
Walaupun gratis tetap harus dipelihara dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

KAMIS, 2 Oktober 2008

KITA TAK DAPAT LARI DARI TUHAN

Kisah Para Rasul 19 : 21-40
Peristiwa semacam ini juga terjadi di masa kini, karena sekarang juga orang-orang senang mengadakan protes (berdemonstrasi). Atas hasutan dari Demetrius, seorang pembuat patung dari perak, maka orang-orang yang ada di Efesus berdemonstrasi memprotes ajaran yang disampaikan oleh Paulus. Sebenarnya Demetrius takut bila makin tersebar ajaran Kristus maka tidak ada lagi orang yang meminta dibuatkan patung dewi Artemis. Ini berarti penghasilannya yang selama ini besar karena penjualan patung dewi Artemis akan jauh berkurang. Sama seperti Demetrius, ketika Tuhan masuk dalam kehidupan kita, ada hal yang tetap mau kita simpan, karena kita tidak mau melepaskan hal-hal yang duniawi yang sangat kita sukai, tetapi yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Tuhan mau memakai kita dan tak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Ia tahu segala sesuatu. Ia tahu tatkala kita duduk atau berdiri (Mazmur 139 : 2). (DBR)
Tuhan menginginkan kita bertindak untuk melayani Dia.

JUMAT, 3 Oktober 2008

ALLAH TAHU

Mazmur 38 : 10; 64 : 5
Banyak orang berpikir bahwa mereka bisa melakukan dosa secara tersembunyi, atau ketika mereka yakin tidak ada seorangpun yang melihat. Mereka pikir mereka aman, tidak ketahuan. Atau, ada juga orang-orang yang walaupun secara publik telah menyatakan bertobat, menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan, secara sembunyi-sembunyi masih menyimpan beberapa kebiasaan lama yang jelas-jelas bertentangan dengan firman Tuhan. Berbohong, misalnya. Mereka pikir, saya kan tidak mencuri, saya kan sudah pergi ke gereja secara teratur, melakukan semua kewajiban saya, bahkan saya sudah melayani, banyak jiwa yang bertobat oleh kesaksian saya. Tetapi Allah adalah Allah yang tahu isi hati kita, perbuatan kita yang paling tersembunyi. Daud sangat tahu itu. Dalam kitab Mazmurnya di dua ayat di atas dan beberapa ayat lain, Daud bahkan merinci apa saja yang diketahui Allah. Dalam salah satu pernyataannya Daud mengakui bahwa tidak ada satu tempatpun yang bisa dipakainya untuk menjauh dari Allah (Mazmur 139 : 7). Percayalah ketika kita menyembunyikan sesuatu kebiasaan tidak benar dari Tuhan yang dibohongi itu diri kita sendiri, Allah tidak, buat apa? Siapa yang mau bodoh sendiri? Jadi, mari kita secara pribadi jujur di hadapan Allah, bila masih ada yang kita sembunyikan, masih ada yang belum mau kita serahkan kepada Tuhan sekecil apapun itu menurut kita, mari akui dan bertobat, karena toh Allah sudah tahu. Dia menunggu kapan mau kita serahkan kepada-Nya supaya anugerah-Nya bisa dengan deras mengalir dalam hidup kita. (cubs)
Tidak usah disembunyikan, Allah sudah tahu, serahkan pada-Nya untuk diubahkan.

SABTU, 4 Oktober 2008

MARI TERSENYUM....

I Yohanes 2 : 10
Dulu semasa saya kuliah, sering teman-teman dekat saya berkata demikian, ”Kamu tuh ya, jarang sekali terlihat senyum. Padahal kalau kamu tersenyum kamu itu lebih manis.” Saya mulai memikirkan kata-kata tersebut, ”Masa sih saya kurang senyum?” ”Masa sih saya lebih benyak kelihatan cemberut?” Saya pun mulai melihat wajah saya yang tanpa senyum di cermin, dan baru saya sadari bahwa jika saya tidak tersenyum wajah saya kelihatan judes banget. Wow...saya jadi serem sendiri melihatnya. Dengan sendirinya timbul kesadaran dalam diri saya untuk berusaha menghiasi wajah saya dengan senyuman. Walaupun sampai sekarang saya pun masih terus belajar.
Mungkin ini sepertinya hal yang sepele, namun satu hal yang saya mau katakan adalah : kita tahu bahwa pertemanan itu penting. Kita semua butuh teman. Ramah tidaknya sikap kita menentukan ada tidaknya orang yang akan mendengarkan tentang Yesus Kristus. Jabatan tangan kita, kehangatan kita, keramahan kita, senyuman kita dapat mengubah kehidupan seseorang. So...mari mulai pancarkan kasih Kristus yang kita terima lewat pancaran wajah kita dan sikap yang bersahabat dengan sesama. Have a bless day...GBU (Mar)
Senyum yang diberikan selalu menyegarkan orang lain dan itu simbol kasih .

MINGGU, 5 Oktober 2008

BERAT MENDENGAR

Matius 13 : 13-15
Apakah Anda sering mengkilik-kilik kuping dengan bulu ayam? Rasanya bagaimana? Nikmat? Tahukah Anda kalau kita mengkilik-kiliknya terlalu keras akan menyebabkan gendang telinga pecah? Demikian juga kalau kita mendengar perkataan seseorang yang kasar, menghina dan disimpan dalam hati, sehingga timbul kebencian, kepahitan, dendam atau menyebabkan dosa. Jika hal di atas sering terjadi dalam hidup ini, maka telinga rohani kita akan tumpul dan tidak bisa mendengar suara Tuhan. Oleh karena itu keberhargaan kita bukan berdasarkan apa kata orang, tetapi apa kata Tuhan. (FF)
Apa yang baik disimpan dalam hati, apa yang buruk buang jauh-jauh.








No comments: