1 Mar 2010

Maret 2010


Menjadi Orang Tua Yang Baik

I. Pentingnya Keteladanan Orang Tua

“Strong parents, strong children”? Sekalipun tidak bersifat mutlak, namun saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Sebenarnya istilah yang kurang lebih memiliki makna sama telah kita miliki lama sebelum kita mendengar istilah tersebut di atas. Misalnya, “Like father, like son”. Konon di dalam budaya Yahudi, pria/wanita yang ingin mengetahui siapa calon kekasihnya, bagaimana karakter dasar, atau baik buruknya orang tersebut, cara yang dilakukan adalah melalui pengenalan kepada orang tuanya. Dari contoh di atas, maka kita melihat dengan jelas suatu prinsip yang bersifat ‘universal’, artinya berlaku secara umum. Jika demikian halnya, maka ketika kita ingin menyoroti perilaku anak-anak, maka tidak boleh tidak, kita juga harus menyoroti perilaku orang tua. Sebagai orang tua, kehidupan seperti apakah yang kita jalankan di rumah setiap hari? Apakah mereka menyaksikan kehidupan yang mengutamakan Tuhan, hidup beribadah, berdoa, membaca Alkitab dan memuji/memuliakan Allah? Jika demikian, maka anak-anak akan sangat berbahagia karena mendapat ‘makanan’ berupa teladan hidup dari orang tua mereka sendiri. Makanan rohani seperti itu akan menguatkan mereka terus-menerus. Selain itu, makanan rohani seperti ini akan membentengi kehidupan mereka, khususnya di tengah-tengah berbagai polusi kehidupan di sekitar mereka. Selanjutnya, dalam hal relasi suami-istri, relasi seperti apakah yang kita pertontonkan tiap-tiap hari di hadapan anak-anak kita? Apakah anak-anak kita mendapat pelajaran konkrit yang bersifat positif akan apa artinya hidup saling mengasihi, memperhatikan, sabar dan saling mengampuni? Jika demikian, anak-anak kita akan berbahagia karena mereka secara nyata mengalami kehidupan positif tersebut. Itu akan menjadi seperti benih tanaman –baik mereka sadari atau tidak- yang tumbuh kian hari bertambah besar dalam diri mereka. Tetapi apa yang terjadi jika kita terus-menerus cekcok, perang mulut bahkan menjadikan rumah kita menjadi seperti arena tinju? Seorang anak ‘nakal’ dibimbing kepada sebuah keterbukaan mengapa dia bisa mengalami perilaku negatif seperti itu. Padahal orang tuanya kelihatan sangat aktif dalam kegiatan kerohanian. Anak tersebut berkisah kira-kira sebagai berikut: “Saya tahu dan tidak menyangkali bahwa orang tua saya giat dalam kerohanian. Saya juga tahu bahwa orang tua saya paham akan ayat-ayat Alkitab. Saya tidak menyangkali semua itu. Tapi, justru itu yang membuat saya kecewa. Karena saya cukup sering menyaksikan mereka cekcok, ribut, perang mulut di hadapan kami anak-anaknya, bahkan melakukan hal-hal yang bagi kami tidak pantas dilakukan oleh orang tua yang sudah begitu giat dalam kerohanian.” Dari contoh ini kita belajar bahwa bukan saja kita perlu memiliki bentuk-bentuk kegiatan kerohanian, tapi yang lebih penting dari situ adalah bagaimana kita “menjelmakan” atau mewujudkan hal itu dalam kehidupan nyata yang dapat dinikmati oleh anak-anak kita.

II. Konsep keluarga menurut Alkitab

Apa yang kita pelajari dari contoh di atas, hal itu jugalah yang kita lihat di dalam kisah nyata dari kehidupan umat Allah dalam Alkitab. Mari kita diskusikan contoh-contoh Alkitab berikut. Hal apa saja yang kita pelajari dari contoh di bawah ini?

1. Abraham dan Abimelekh (Kejadian 20). Bandingkan dengan kisah Ishak (Kejadian 26 : 1-11).

2. Kejahatan anak-anak Eli (I Samuel 2 : 11-26).

3. Yesus dan orang tua-Nya (Lukas 2 : 21-24; 41-42).

4. Contoh Timotius (II Timotius 1 : 5).

III. Kebenaran yang sangat penting tentang keluarga

1. Penting kita ketahui bahwa keluarga adalah ‘institusi’ pertama yang didirikan Allah, bukan gereja, bukan sekolah, dan lain-lain (Kejadian 2 : 18-25).

2. Keluarga Kristen di dunia merupakan pusat dan tujuan dari perjanjian Allah. Perhatikan penetapan Allah pada Kejadian 12 : 3 di mana melalui berkat Allah kepada Abraham sekeluarga, seluruh bumi akan diberkati.

3. Keluarga Kristen di dunia merupakan miniatur keluarga Allah di dalam kekekalan. Itulah sebabnya keberhasilan kita membangun keluarga Kristen yang benar, pada saat yang sama merupakan kesaksian akan keluarga Allah. Sebaliknya, jika kita gagal membangun keluarga kita, maka sebagai anak-anak Allah, kita juga gagal menunjukkan keindahan keluarga Allah. Perhatikan gambaran bapa dan ibu yang diberikan kepada Allah di dalam Alkitab

(Efesus 3 : 14-15; Mazmur 103 : 13; Yesaya 66 : 13). Karena itu, kita mengerti jika keluarga menjadi sasaran pekerjaan Iblis dalam merusak Kerajaan Allah.

IV. Peranan ayah/ibu dalam keluarga serta metode-metode yang digunakan

1. Di dalam Perjanjian Lama, salah satu peran bapa di dalam keluarga adalah sebagai imam. Kejadian 8 : 20;

12 : 7-8; 22 : 2-9. Yosua 24 : 15. Menarik untuk diperhatikan bahwa di dalam kitab Hakim-hakim, konsep bapa dan imam dijumpai dalam satu pribadi (17 : 10). Karena itu, dengan berbagai upaya bapak/ibu bertanggung jawab dalam pertumbuhan iman anak-anak.

2. Bapa juga disebut sebagai kepala keluarga karena Allah yang berdaulat di dalam segala ciptaan-Nya telah mendelegasikan otoritas-Nya kepada bapa. Itulah sebabnya Alkitab menyerukan agar bapa mendidik anak-anaknya dan anak-anak mendengar didikan bapa/ ibunya (Efesus 6 : 4; Ulangan 6 : 6-9; Amsal 1 : 8; 4 : 1; 6 : 20; 10 : 1;

13 : 1; 15 : 20; 23 : 22). (Giant)

Nilai seikat kembang

Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang diparkir di depan kuburan umum. Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu berkata, "Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu? Tolonglah Pak, karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan meninggal!" Penjaga kuburan itu menganggukkan kepalanya tanda setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu. Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga kuburan itu sambil berkata, "Saya ibu Steven. Saya yang selama ini mengirim uang setiap dua minggu sekali kepada Anda. Saya mengirim uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda. Saya ingin memanfaatkan sisa hidup saya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong saya."

"O, jadi ibu yang selalu mengirim uang itu? Ibu, sebelumnya saya minta maaf kepada Anda. Memang uang yang ibu kirimkan itu selalu saya belikan kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara anak Anda," jawab pria itu. "Apa, maaf?" Tanya wanita itu dengan gusar.

"Ya, ibu. Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena menurut saya, orang mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat kembang. Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih. Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka dapat menikmati keindahan dan keharuman kembang-kembang itu, ibu," jawab pria itu. Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi. Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan. "Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya? Saya ibu Steven. Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang masih hidup jauh lebih berguna dari pada meratapi mereka yang sudah meninggal. Ketika saya secara langsung mengantarkan kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo, kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tetapi saya juga turut bahagia. Sampai saat ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan saya!"

Jangan pernah mengasihani diri sendiri karena mengasihani diri sendiri akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan. Ada prinsip yang mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu dengan menolong orang lain sesungguhnya kita menolong diri sendiri. Amsal 17 : 22: Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. (IR)

Memenangkan seluruh keluarga

Lukas 16 : 27-28

Seringkali kita mendengar orang mengatakan bahwa sulit sekali bersaksi kepada kawan dekat atau anggota keluarga dan ini adalah hal yang tragis. Sahabat atau anggota keluarga seharusnya yang paling mudah kita beri kesaksian. Sebaliknya jika ternyata sulit untuk bersaksi kepada sahabat dekat dan kaum keluarga, itu karena mereka begitu banyak mengetahui tentang diri kita dan sayangnya kebanyakan dari kita tidak menjalani kehidupan Kristen yang konsisten dalam keluarga kita atau bersama teman-teman kita. Seandainya kita hidup konsisten dengan kekristenan kita maka akan jauh lebih mudah bersaksi dan memenangkan seluruh anggota keluarga. Banyak di antara kita dapat bersaksi lebih baik kepada orang asing dari pada kepada teman karib atau keluarga. Seharusnya malah sebaliknya.

Kita perlu mempraktekkan kasih yang murni kepada anggota keluarga kita. Mengasihi mereka berarti melakukan berbagai hal bagi mereka seperti membantu mencuci piring, memberi oleh-oleh saat saudara pulang dari suatu perjalanan, memberikan bingkisan pada hari-hari raya tertentu sehingga mereka melihat bahwa kita benar-benar memperhatikan kebutuhan mereka. Jikalau kita telah menunjukkan kasih kepada keluarga kita, langkah berikutnya adalah berbicara kepada masing-masing secara individu dan mengatakan secara terbuka dan jujur tentang keberadaan kita selama ini mereka mengetahui mungkin kita tidak hidup seperti yang seharusnya. Kita perlu meminta maaf dan tunjukkan kasih yang sejati. Banyak anggota keluarga menolak Yesus karena mereka tidak melihat Kristus itu nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada hal-hal yang membuat mereka kecewa dan menolak Yesus karena perbuatan dan tingkah laku kita yang tidak memuliakan Bapa.

Kita perlu melihat kawan-kawan kita dan keluarga kita bukan sebagai objek yang bisa dimanipulasi bagi Kristus, melainkan sebagai orang-orang yang untuk merekalah Yesus rela mati. Kita perlu melihat keluarga sebagai orang-orang yang perlu kasih Kalvari. Kasih yang tidak egois, kasih yang tidak bersyarat, kasih yang tidak memandang melainkan kasih yang rela melakukan apa saja yang penting orang lain bisa diselamatkan. Apa yang mendorong kita menyelamatkan keluarga? Bukankah semuanya didasari kasih? Kita tidak akan pernah mencapai sasaran kalau yang mendorongnya bukan kasih. Bukan kasih saudara, melainkan kasih Kristus yang bekerja dalam diri kita dan yang keluar melalui hidup kepada sahabat dan keluarga kita (II Korintus 5 : 14).

Jika kita melakukan perkata ini, yaitu mempraktekkan kasih yang murni dan percaya bahwa Allah kemudian akan memberi kita kesempatan yang tepat untuk bersaksi, kita akan bisa memberitakan mengenai Tuhan kita kepada mereka yang dekat dengan kita atau anggotan keluarga yang berlum percaya. Selamat memenangkan keluarga bagi Kristus. (GKG)


Mengucapkan berkat

Budaya Timur di mana budaya Indonesia tercakup di dalamnya, secara umum jarang/sedikit yang mempunyai kebiasaan untuk mengungkapkan perasaan, atau memberi restu secara fisik seperti merangkul, memeluk dan sebagainya, di muka umum. Berbeda sekali dengan budaya Barat, di mana ekspresi secara fisik sangat diperhatikan dan dilakukan di mana saja. Memang ada beberapa suku di Indonesia yang banyak mengadopsi budaya Barat dari zaman penjajahan dulu, tetapi tidak semuanya. Bahkan ada beberapa yang menganggap bersentuhan bagian tubuh apapun di muka umum sebagai hal tabu. Generasi yang lebih muda yang lebih banyak dipengaruhi “budaya global” lebih terbuka berekspresi dari pada generasi sebelumnya.

Dalam tatanan hubungan antar-manusia di dunia ini, ada beberapa figur otoritas, seperti ayah/ibu dalam satu keluarga, suami dalam suatu pernikahan, gembala-sidang dalam satu gereja, ketua dalam suatu organisasi dan banyak lagi. Banyak yang tidak menyadari bahwa ucapan berkat dari seorang figur otoritas itu punya dampak yang sangat besar bagi yang menerimanya. Contoh yang nyata, bila ada seratus orang mengatakan “kamu hebat” kepada saya, akan lebih kecil nilainya dibanding bila yang mengatakan “kamu hebat” adalah ayah/ibu, suami, gembala atau bos saya di kantor. Nilai perkataan yang sama dari figur otoritas saya jauh lebih berarti dari pada orang lain. Sayangnya ini yang sering tidak disadari!! Padahal, ucapan berkat dari figur otoritas adalah suatu kuasa yang punya kekuatan dahsyat untuk mengubah keadaan apapun. Dalam Alkitab contoh yang jelas adalah Esau-Yakub. Yakub menyadari kuasa itu, karenanya dia dengan dibantu ibunya berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan ucapan berkat dari Ishak, ayahnya. Esau sebaliknya menganggap enteng, tidak menyadari kuasa dari ucapan itu. Hasil akhirnya, kita lihat akhir hidup mereka. Keturunan Yakub menjadi jalur penggenapan rencana Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Keturunan Esau tidak jelas jalan ceritanya. Yakub menerima ucapan berkat dari otoritas di atasnya karenanya Yakub mewarisi berkat Abraham dan Ishak. Dia menjadi sangat kaya, Esau tidak. Dia baru menyesal kemudian, tetapi itu sudah terlambat.

Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari. Seorang figur otoritas perlu mengucapkan berkat kepada ‘bawahan’nya atau orang yang berada di lingkup ke’kuasa’annya seperti istri dan anak-anak, pengurus dan anggota, manager dan karyawan karena mengucapkan berkat seperti “kerja bagus”, “kamu baik sekali”, “masakanmu enak” dan sebagainya, membawa akibat:

1. Semangat dan motivasi berubah sehingga hasil meningkat luar biasa.

Sudah banyak kesaksian yang membuktikan bila seorang ayah atau gembala banyak memberikan pujian kepada anak atau jemaatnya mereka akan bersemangat dan hasilnya adalah peningkatan yang luar biasa. Semakin banyak dipuji orang akan semakin terpacu untuk memberikan yang terbaik. Mulailah memuji terutama orang-orang yang dekat denganmu.

2. Mengubah masalah menjadi kemenangan.

Banyak orangtua/figur otoritas yang menggunakan penekanan/pressure untuk menangani anak/bawahan bermasalah. Padahal justru hasil negatif yang didapat. Semakin orang ditekan/dimarahi, semakin dia memberontak dan melawan. Coba ubah pendekatan dengan mencari apa yang baik dari anak/bawahan itu dan berikan pujian/berkat dan lihat hasilnya. Seekor burung pipit akan menguatkan cengkeramannya di dahan pohon pada saat angin kencang/badai menekannya, tetapi dia akan merasa nyaman dan mengendurkan cengkeramannya bilamana angin sepoi bertiup. Kita hanya akan dapat menghancurkan tembok pemberontakan dengan pendekatan yang halus, sopan dan penuh berkat.

3. Meningkatkan kepercayaan diri dan kreativitas.

Pujian/ucapan yang memberkati akan meningkatkan kepercayaan diri seorang anak/bawahan. Hal itu bahkan dapat terlihat dari cara seseorang berdiri/berjalan. Seorang yang punya kepercayaan diri akan berjalan dengan tegak, menatap ke depan dan dengan muka berseri-seri. Seseorang yang tidak punya kepercayaan diri akan berjalan menunduk, menatap ke bawah dan selalu murung. Hebatnya hal itu juga ditentukan dari apakah dia semasa kecilnya pernah/sering mendapat pujian dari orangtuanya atau tidak. Orang yang tidak pernah mendengar pujian dari orangtuanya akan menjadi gamang antara benar atau tidak.

Begitu hebatnya pengaruh pujian/berkat dari seorang figur otoritas buat yang menerimanya. Setiap orang pasti mendambakan ‘approval’ dari orang yang dihormatinya. Bahkan penghargaan dari presiden sekalipun, tidak sama nilainya dengan penghargaan seorang ayah/ibu atau figur otoritas. Mulailah menghargai dan menyatakan pujianmu kepada orang yang berada di bawah otoritasmu di mana saja. Pujian/berkat perlu didengar oleh yang bersangkutan keluar dari mulut kita. Pujian yang dipendam dan tidak pernah diungkapkan tidak ada gunanya. Bila batu melawan batu hasilnya api yang dapat menghancurkan hutan, tetapi bila batu dilawan air yang menetes, batu itu akan hancur. Untuk melawan kekerasan jangan menggunakan kekerasan, tetapi gunakanlah pujian dan pendekatan lemah lembut, seperti yang Yesus ajarkan: “…belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati..” (Matius 11 : 30). (cubs) 

Patahkan kakinya

Ada seorang hamba Tuhan di Australia yang selain melayani sebagai gembala sidang, dia juga adalah seorang gembala domba dan memiliki banyak domba peliharaan. Dalam keseharian dia menggembalakan domba, memberi mereka makan, membawa mereka ke padang rumput, dia menemukan seekor domba yang nakal dan memiliki karakter yang sangat berbeda dengan domba-domba yang lain. Domba nakal ini selalu memisahkan diri dari teman-temannya. Ketika domba-domba yang lain makan rumput secara berkelompok, dia akan keluar dari kelompoknya dan pergi ke tempat yang dia suka, atau ketika gembalanya sedang menggiring domba-dombanya ke padang rumput, si domba nakal akan lari sendirian ke arah yang berlawanan, jauh dari kelompoknya. Reaksi si gembala adalah selalu mengejar domba nakal ini dan menempatkannya kembali ke kelompoknya. Dan hal ini selalu dia lakukan berulang kali. Jadi bila si domba nakal memisahkan diri, si gembala

akan mengejar dan menggendongnya untuk mengembalikan dia ke kelompoknya. Gembala ini sabar menghadapi hal ini karena dia juga seorang gembala yang Tuhan percayakan jemaat kepadanya (mungkin juga ada jemaat yang nakal kaya' begini..), Tapi setelah berkali-kali hal ini terjadi, si gembala pusing juga ternyata... dan dia mulai menyampaikan hal ini kepada Tuhan dalam doanya... "Tuhan... Engkau adalah seorang Gembala yang baik... dalam Mazmur, Daud pun mengilustrasikan Engkau sebagai Gembala yang membawa domba-domba-Mu ke padang rumput yang hijau. Daud pada masa mudanya pun adalah seorang gembala domba dan apa yang dia ungkapkan tentang Engkau, sebagai seorang Gembala, aku percaya bahwa Daud pun menemukan hal-hal ini ketika dia sedang menggembalakan dombanya. Tuhan... Engkau Allah yang mengetahui segala sesuatu... jadi kalau Engkau ada pada posisiku...apa yang akan Engkau lakukan dalam menghadapi domba yang nakal ini?" "Patahkan kakinya..." Kata Tuhan. “Haa... Tuhan..., patahkan kakinya...?” (sambil mikir, ko' Tuhan tega amat) Tanya balik ke Tuhan.

Tapi kembali jawaban Tuhan, "...patahkan kakinya..." Menyadari bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, dia ikut apa yang Tuhan suruh dia buat. Maka esok harinya, ketika sedang menggembalakan domba, si domba nakal melakukan kebiasaannya dan si gembala mengangkatnya sambil berkata dalam hati, "Tuhan... aku nggak tega, tapi karena Engkau yang suruh aku untuk patahkan kakinya, maka aku akan patahkan kakinya...".

Si domba nakal merintih kesakitan dan si gembala tidak tahan mendengarnya, hatinya sakit sekali mendengar rintihan itu, namun dia sangat mengasihi domba itu dan dia patuh dengan apa yang Tuhan suruh dia lakukan. Setelah dia mematahkan kaki si domba nakal, kaki tersebut dia balut. Setiap hari dia menggendong domba nakal itu karena dia tidak bisa jalan. Si domba itupun dirawat olehnya, domba itu makan rumput di samping gembalanya karena bila dia makan rumput dengan teman-temannya dia akan terinjak. Bila sedang berjalan-jalan di padang rumput, si gembala akan menggendongnya. Inilah yang terjadi... setiap kali domba nakal ini haus, dia akan menjilat keringat si gembala yang menggendongnya, kepalanya selalu bersandar pada dada si gembala dan menggosokkan kepalanya di bahu gembala bila sedang berjalan-jalan di padang rumput. Selama kakinya patah, domba nakal ini sangat bersikap manis dan hampir setiap saat, dia menjilat keringat gembalanya... dia tidak berdaya, sangat bergantung pada gembalanya. Akhirnya kakinya pun sembuh. Si gembala membuka balut pada kakinya dan melepaskannya untuk bermain-main dengan teman-temannya yang lain. Namun, hal inilah yang terjadi... dia tidak berlari ke kelompoknya, tapi terus merapatkan dirinya antara kaki gembalanya... sehingga si gembala mengangkatnya (dan si domba nakal masih terus-menerus menjilat keringat si gembala!) dan harus meletakkan dia di kelompoknya, tapi si domba nakal selalu berlari mengikuti dan merapatkan dirinya kembali ke gembalanya! Si gembala berulang kali melakukan hal ini, tapi, berulang kali pula si domba nakal kembali kepadanya... Si gembala bingung dengan perilaku domba nakal ini, dan dalam kebingungannya Tuhan berkata kepadanya, "Itulah yang tidak dimengerti oleh umat-Ku... Ketika Aku membiarkan mereka berbeban berat atau terluka atau Aku ijinkan sesuatu menimpa mereka... itu adalah untuk membawa mereka mendekat kepada-Ku. Aku melakukan itu untuk membuat mereka mengerti betapa berharganya mereka di hati-Ku... betapa Aku ingin mereka hidup bergantung hanya pada-Ku, dekat dan intim dengan-Ku. Tapi seringkali, mereka semakin menjauh ketika hal-hal itu terjadi..." Gembala itu akhirnya mengerti, mengapa Tuhan menyuruh dia mematahkan kaki domba nakal itu, yaitu untuk menyatakan isi hati-Nya betapa manusia berharga di hati-Nya, dan mengajar dia tentang kerinduan Allah untuk hidup intim dengan umat-Nya. Namun, banyak orang yang tidak menyadari hal itu dan Allah mau dia menyatakan itu kepada jemaat-Nya.---

Terkadang kita tidak sadar bahwa hal-hal kecil yang kita hadapi setiap hari adalah proses pembentukan karakter. Mari kita sama-sama belajar. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman Tuhan, dan Aku akan memulihkan keadaanmu... " {Yeremia 29 : 11-14} (IR)

Jawaban Tuhan

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal, terdampar di pulau yang kecil dan tidak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya. Setiap hari dia mengamati langit dan mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang. Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai. Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar dan asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah pria itu kehilangan semua miliknya. Dia sedih dan marah pada Tuhan dan berseru: "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" Dia menangis. Pagi-pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya. "Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" Tanya pria itu kepada penyelamatnya. "Kami melihat tanda asap yang berasal dari pulau ini," jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk, tetapi kita tidak boleh goyah karena Tuhan tetap bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, itu adalah "tanda asap" bagi kuasa Tuhan untuk bekerja. Ketika ada kejadian negatif terjadi dalam hidup ini, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

* Kamu berkata : Itu tidak mungkin. ** Tuhan berkata : Tidak ada hal yang mustahil bagi-Ku. (Lukas 18 : 27)

* Kamu berkata : aku terlalu capai. ** Tuhan berkata : Aku akan memberikan kelegaan padamu. (Matius 11 : 28)

* Kamu berkata : Tidak ada seorangpun yang mencintai aku. ** Tuhan berkata : Aku mengasihimu. (Yohanes 3 : 16)

* Kamu berkata : Aku tidak mengerti. ** Tuhan berkata : Aku akan menuntun langkah-langkahmu. (Amsal 3 : 5-6)

* Kamu berkata : Aku tidak bisa melakukannya. ** Tuhan berkata : Kamu bisa melakukan semuanya. (Filipi 4 : 13)

* Kamu berkata : Ini tidak berharga. ** Tuhan berkata : Itu akan berharga. (Roma 8 : 28)

* Kamu berkata : Aku tidak bisa memaafkanmu. ** Tuhan berkata : Aku memaafkanmu. (I Yohanes 1 : 9; Roma 8 : 1)

* Kamu berkata : Aku tidak bisa mengatasi. ** Tuhan berkata : Aku akan menyediakan kebutuhanmu.

(Filipi 4 : 19)

* Kamu berkata : Aku takut. ** Tuhan berkata : Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan. (II Timotius 1 : 7)

* Kamu berkata : Aku selalu kuatir dan frustasi. ** Tuhan berkata : Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaku.

(I Petrus 5 : 7)

* Kamu berkata : Aku tidak mempunyai iman yang kuat. ** Tuhan berkata : Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya. (Roma 12 : 3)

* Kamu berkata : Aku tidak pandai. ** Tuhan berkata : Aku memberikan padamu hikmat. (I Korintus 1 : 30)

* Kamu berkata : Aku merasa sendirian. ** Tuhan berkata : Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. (Ibrani 13 : 5)

Wartakanlah ini pada siapa saja yang membutuhkan, Saya percaya ada saat-saat di mana kita merasa "gubuk" kita terbakar. (Yohanes 1 : 6) (IR)



Kuasa Allah di akhir zaman

Kisah Rasul 1 : 8

Bagi banyak orang percaya, kuasa Allah hanyalah sesuatu yang abstrak, tidak nyata. Kuasa Allah tidak hanya ada dalam bentuk nyanyian, slogan, tulisan atau sebuah khotbah menarik. Ada banyak masalah yang tak terselesaikan, penyakit yang tak dapat disembuhkan, hati yang kecut dan tawar, serta kehidupan rohani yang terpisah dari Allah. Semua hal-hal yang tidak bisa diselesaikan dapat diselesaikan oleh kuasa Allah yang bekerja di dalam kehidupan kita. Menjelang kedatangan Kristus yang semakin jelas dan disertai dengan tanda-tanda zaman yang mulai digenapi, Tuhan mau agar kita jangan mudah gelisah, takut apalagi putus asa. Justru di tengah-tengah goncangan ini kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Adapun kuasa Allah diberikan kepada kita supaya:

1. Mampu menghadapi kesukaran.

Banyak orang mundur, lemah, tawar hati dan putus asa saat menghadapi kesukaran. Sikap yang demikian telah menghambat mereka dalam melihat dan mengalami kuasa Allah. Allah menyatakan kuasa-Nya saat kita menghadapi hal-hal yang sukar dan mustahil. Seperti halnya Musa, ia melihat berbagai mujizat dan pertolongan Allah sejak di Mesir, keluar dari sana dan menuntun bangsanya dalam perjalanan 40 tahun di padang gurun karena ia mampu menghadapi kesukaran dan penderitaan (Ibrani 11 : 24-25).

2. Mengalahkan kuasa setan (Markus 16 : 17).

Alkitab dengan jelas berkata bahwa ada tanda-tanda heran akan menyertai orang percaya, mereka akan mengusir setan-setan demi nama Yesus, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka. Kuasa itu sudah menjadi milik kita ketika kita menerima Kristus tinggal dalam hidup kita dan menjadikan Dia Raja dalam hidup kita.

3. Bertindak atas sakit-penyakit (Markus 16 : 18).

Di hari-hari terakhir ini, banyak penyakit aneh-aneh yang bermunculan. Yang terakhir, dunia heboh dengan virus H1N1. Kita tidak tahu penyakit apa lagi yang akan menggerogoti manusia. Allah menjanjikan bahwa orang percaya diberi kuasa untuk meletakkan tangan atas orang sakit dan orang sakit itu akan sembuh.

Kristus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah adalah sebuah kerajaan yang menekankan kuasa atau otoritas. Alkitab berkata dalam Ibrani 12 : 28: “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.” Jangan bimbang dan ragu untuk menghadapi segala bentuk tantangan pada akhir zaman sebab kuasa Allah telah diberikan kepada kita. (GKG) 

BUKAN SEKEDAR JANJI

Yesaya 30 : 15-26

Sudah tujuh belas tahun lebih saya melihat dunia dengan bantuan kacamata. Beberapa tahun terakhir ini saya makin sadar akan risiko-risiko yang mungkin muncul karena kondisi mata saya - kemungkinan lepasnya lensa mata, menipisnya kornea, maupun kebutaan. Kesadaran ini mengubah kehidupan saya. Setiap pagi, saat saya membuka mata dan melihat bayang-bayang kabur, saya bersyukur dalam hati. "Tuhan, terima kasih. Saya masih bisa melihat." Saya tahu, ada kemungkinan saya bangun dan tak dapat melihat apapun. Jadi, saya sangat bersyukur apabila hari ini saya masih bisa melihat, meski dengan keterbatasan.

Terkadang Tuhan mengijinkan kita untuk menyadari, bahkan mengalami kerapuhan hidup dan ketidakberdayaan, supaya Dia dapat menunjukkan kasih-Nya kepada kita. Demikian pula saat menghadapi tahun yang baru. Kerap kali kita menjadi pesimis di tengah terpaan krisis ekonomi global, krisis pangan, perubahan iklim, atau bayang-bayang PHK. Di tengah kesesakan hidup, mungkin kita berpikir bahwa Tuhan "sengaja ingin membuat kita menderita". Namun, itu tidak benar. Tuhan berfirman kepada bangsa Israel melalui nabi Yesaya bahwa "Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu." (ayat 18). Yang perlu kita lakukan adalah bertobat dan tinggal diam; tinggal tenang dan percaya (ayat 15). Sementara menghadapi segala kerapuhan hidup atau berbagai ancaman yang menghadang, kita dapat memegang janji Tuhan, bahwa Dia menanti-nantikan saat untuk menunjukkan kasih-Nya, melalui apapun yang terjadi. Berkat tuhan terlalu besar hingga apapun yang menimpa, kita akan selalu tegar. (Giant)



ALLAH TIDAK PERNAH MENINGGALKAN KITA

Ibrani 13 : 5b

Ada sebuah suku Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki mereka. Jika seorang anak laki-laki dianggap sudah cukup umur, anak laki-laki tersebut akan dibawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis sepanjang malam. Malam begitu pekat, bahkan sang anak tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap sehingga ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut. Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya. Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget ketika mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh di belakang dirinya, dengan posisi siap menembakkan anak panah, dengan golok terselip di pinggang, menjagai anaknya sepanjang malam. Jikalau ada ular atau binatang buas lain, dengan segera ia akan melepaskan anak panahnya sebelum binatang buas itu mendekati anaknya, sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anak-Nya ke dalam dunia yang jahat ini. Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaan-Nya. Satu hal yang pasti, Tuhan setia, Tuhan mengasihi kita, dan Tuhan selalu berjaga-jaga bagi kita. Tuhan itu terlalu bijaksana untuk berbuat salah, Tuhan itu terlalu baik untuk berbuat jahat. Jadi bila engkau tidak mengerti, atau tidak dapat melihat rencana-Nya atau jalan-Nya, percaya saja pada Dia dalam hatimu. (IR)

YANG PENTING SIAP

Matius 25 : 1-12

Dalam hidup ini kita tidak pernah tahu kapan kita akan mengakhiri hidup, atau seperti dikatakan bacaan hari ini kapan mempelai pria akan datang. Akhir zaman atau yang disebut kiamat, atau berjumpa dengan Tuhan buat sebagian besar manusia terdiri dari 2 peristiwa: secara umum, artinya seluruh dunia mengalaminya seperti yang ditulis kitab Wahyu (=“kiamat bersama”), atau secara pribadi, ketika seseorang meninggal dunia (=“kiamat pribadi”). Meninggalkan dunia ini berarti segala sesuatu yang bersangkutan dengan dunia fana ini selesai. Alkitab mengatakan bahwa ketika kita meninggalkan dunia ini tidak akan membawa suatu apapun sebagai “kenang-kenangan”. Semuanya akan ditinggalkan. Karenanya Alkitab mengatakan segala sesuatu sia-sia, kecuali iman kita kepada Tuhan, itulah “minyak” yang dimiliki gadis bijaksana, iman kitalah yang kita bawa ke dunia baka. Kapanpun waktunya atau bisa saja kita tidak mengalami “kiamat pribadi”, tetapi langsung “kiamat bersama”, tetap saja persiapan perlu dilakukan mulai sekarang, tidak bisa menunggu nanti. Gadis bodoh terpaksa tidak bisa menemui mempelai pria dan masuk dalam gedung pesta karena mereka tidak siap, tidak punya “minyak” yang dibutuhkan. Jangan sampai itu terjadi pada kita. Mari persiapkan diri sehingga kapanpun, waktunya bukan urusan kita, yang penting kita siap dengan iman yang kokoh kepada Tuhan. (cubs)

IMAN SEORANG ANAK

Matius 21 : 12-17

Kita dapat dikuatkan oleh iman anak-anak. Mereka memberi penguatan bagi Yesus tatkala Dia bergumul melawan kekuatan musuh-musuh-Nya. Sementara Dia menunggang seekor keledai memasuki Yerusalem dan menuju Bait Allah, anak-anak berseru, "Hosana bagi Anak Daud!" (Matius 21 : 15). Ketika para pemimpin agama mendengar sanjungan anak- anak itu, "Hati mereka sangat jengkel" (ayat 15). Saya membayangkan bagaimana mereka dengan sombong mencela Yesus: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" (ayat 16).

Tentu saja Yesus mendengar seruan anak-anak itu, dan Dia sangat dikuatkan karenanya. Suara mereka itulah yang menguatkan Yesus selama saat-saat yang genting itu. Suara pujian mereka membalas serangan fitnah dari musuh-musuh-Nya.

Waktu itu Yesus mengalami peperangan rohani yang hebat. Di wilayah musuh, Dia ditentang oleh para pemimpin agama dan diserang oleh musuh-Nya, yakni Setan. Namun iman dan kata-kata anak-anak tersebut sangat berlawanan dengan suara musuh yang penuh kebusukan, dan pujian mereka menguatkan Dia dalam perjalanan menuju salib.

Manakala kita sedang bermasalah atau terhimpit musuh, mungkin akan sangat membantu bila kita mau menghabiskan waktu sejenak bersama anak-anak yang mengenal betul siapakah Yesus. Saat kita mendengar pernyataan iman mereka yang sederhana kepada Tuhan, iman kita pun akan diperbarui. Ya, kita dapat belajar banyak dari iman seorang anak kecil. Iman bersinar terang dalam hati yang tulus seperti seorang anak. (Giant)

DIA SANGGUP MELAKUKAN APAPUN

II Korintus 6 : 16

Sangat sedikit orang Kristen yang menyadari kenyataan bahwa Allah hidup di dalam dirinya. mereka tidak sadar dan tetap bersikap seperti seorang pecundang. Jika kita menyadari bahwa Allah hidup di dalam kita, tentu kita yakin bahwa Dia sanggup melakukan apapun. Sehebat apapun persoalan yang kita hadapi, jika Allah hidup di dalammu, Dia pasti tidak akan tinggal diam. (DBR)


JAUH LEBIH BESAR

Mazmur 139 : 17

Bila kita perbandingkan pikiran Allah dengan pikiran kita, wah, jauh sekali perbedaannya. Alkitab memang tidak menggambarkan seberapa besar pikiran Allah, tetapi Alkitab ada menulis bahwa bumi ini, yang buat kita sangat besar, hanyalah pijakan/alas kakinya Tuhan. Perbedaannya jauh tidak terhingga, mungkin gambaran yang tetap jauh, tidak tepat tapi cukup menggambarkan, adalah bandingkan sebutir debu dengan seluruh sistem matahari/tata surya (keseluruhan matahari dan 8 planet yang mengelilinginya). Jadi wajar bila Allah sanggup mengerjakan yang jauh lebih besar dan lebih baik dari kita manusia. Mungkin otak seluruh manusia di dunia yang sekitar 6 milyar lebih bila digabung tetap lebih kecil dari otaknya Allah. Jadi jangan heran ketika dikatakan Allah sanggup menampung seluruh pikiran umat manusia, Dia punya kapasitas yang sangat cukup untuk itu. Percayalah!! (cubs)

MELEGAKAN HATI

Amsal 11 : 17-25

Seorang ayah dan putranya yang masih muda pergi ke bengkel untuk memperbaiki alat penggaruk tanah. Ketika sudah selesai, ia menanyakan ongkosnya. Namun pemilik bengkel itu menjawab, "Bapa tidak usah membayar. Saya senang melakukannya untuk Anda!"

Karena merasa tidak enak menerima kebaikan seperti itu, sang ayah terus mendesak meminta nota pembayarannya. Sebaliknya, sang pemilik bengkel terus-menerus menolak. Akhirnya, ketika kesabaran orang itu hampir habis, ia berseru, "Tidak dapatkah Anda membiarkan saya melakukan sesuatu yang membuat saya lega?"

Jawaban pemilik bengkel yang rendah hati itu cukup singkat, tetapi merupakan nasihat yang baik, bahwa sukacita dan kebahagiaan dapat timbul dari "jiwa yang lega." Tindakannya merupakan suatu teladan dari kebenaran Amsal 11 : 17 yang mengatakan, "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang kejam menyiksa badannya sendiri." Kita pun dapat meneladani W. F. Adeney yang menulis, "Tatkala melatih sikap murah hati, kita harus memulainya dengan rasa sakit yang muncul karena pengorbanan diri yang dilakukan. Namun percayalah bahwa rasa sakit yang timbul itu selanjutnya akan menghasilkan buah kedamaian dan sukacita dalam hati kita."

Saya menantang Anda untuk mengasihi dan bermurah hati kepada orang lain. Tatkala Anda melakukannya, Anda akan melihat bahwa berbuat baik akan mendatangkan kebaikan bagi kita sendiri dan juga orang lain. Itulah cara yang indah untuk melegakan jiwa Anda. Untuk melegakan jiwa Anda jangkaulah sesama dengan kasih Kristus. (Giant)

KESEMBUHAN ADALAH KEHENDAK TUHAN

Lukas 9 : 2

Kesembuhan adalah kehendak Tuhan, tetapi beberapa orang Kristen berkata kepada saya, “Mungkinkah Tuhan memberikan penyakit pada saya untuk maksud tertentu?” Apakah Yesus pernah memberi penyakit pada seseorang? Ketika orang-orang datang kepada-Nya memohon kesembuhan, pernahkah Dia menolak satu orangpun? Pernahkah Yesus berkata, “Tidak, itu bukan kehendak-Ku.”, atau “Belum waktunya bagimu untuk disembuhkan, tunggulah sampai Anda cukup menyesal.”? Tak sekalipun Yesus mengucapkan hal itu pada orang yang datang minta kesembuhan kepada-Nya, sampai sekarang. (DBR)


DIA TAHU PERSIS

Kejadian 3 : 5

Ketika sebuah keputusan penting harus kita ambil, tetapi kita tidak tahu apa akibatnya, banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Biasanya ketika itu seseorang akan mengalami kebingungan. Seperti halnya seseorang yang berdiri di persimpangan jalan. Jika dia belok ke kiri akibatnya dia akan sampai ke tempat A, bila ke kanan ke tempat B, dengan segala konsekuensi dan manfaatnya. Pada saat harus mengambil sebuah keputusan, apalagi yang sangat penting atau menyangkut orang lain, sangat tidak mudah. Bila kita mengambil keputusan yang salah, begitu banyak orang akan bertanya, “kenapa tidak begini?”, “kenapa bukan begitu?”, “seharusnya kamu begini”, dan sebagainya. Memang tidak mudah. Kalau kita tahu apa yang akan terjadi akibat keputusan yang akan kita ambil, itu akan mempermudah, tetapi sayangnya kita tidak pernah tahu. Itulah salah satu manfaat dan perbedaan antara orang yang mengikut Yesus dan yang tidak. Orang percaya mempunyai Penolong atau Penasihat yang selalu siap sedia kapanpun dan di manapun untuk dimintai saran tentang keputusan yang harus diambil, yaitu Roh Kudus. Saran yang Dia berikan pasti 100% akurat. Kenapa? Karena Dia yang empunya dunia. Dia tahu dan sudah ada sejak dunia dijadikan. Dia yang memiliki cetak biru kehidupan kita. Dia Maha Tahu. Dia tahu persis, masa lalu, masa sekarang dan masa depan kita. Jadi setiap kali kita bingung mengambil keputusan, tanyalah pada-Nya dan ikuti saja jawaban yang Dia berikan, karena itu yang paling benar, paling menguntungkan dan paling akurat. (cubs)

SEMANGAT BARU

Hagai 2 : 1b-10

Saya menikmati pekerjaan saya, sehingga seperti biasa saya rajin bangun pagi dan berangkat kerja. Namun suatu hari saya sedih tatkala memikirkan keuangan keluarga. Apakah saya sudah mencukupi mereka? Orang lain tampaknya dapat menghasilkan jauh lebih baik. Saya pun semakin kuatir saat memikirkan masa depan, dan kekuatiran itu melemahkan semangat hidup saya.

Namun dari situ saya justru teringat akan firman Allah -melalui Hagai - yang ditujukan kepada orang Yahudi yang telah pulang dari tempat pembuangan ke Yerusalem. Mulanya mereka bersemangat untuk membangun kembali Bait Suci, namun tiba-tiba mereka menjadi lesu. Teringat akan kemegahan Bait Suci yang Salomo, mereka merasa pekerjaan mereka tidak ada artinya. Mereka membutuhkan semangat baru. Maka Allah berkata kepada mereka,

"... kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, … bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, …" (Hagai 2 : 5).

Bagaimana kita dapat memperoleh semangat baru? Sebagian orang dapat memperolehnya dari kelompok yang mereka ikuti. Yang lain dengan cara bergantung pada prestasi mereka sendiri. Ada juga yang mencoba membangkitkan kepercayaan diri dengan cara banyak bicara. Namun semua itu tak lebih dari sikap menutupi kekuatiran belaka.

Sebagai umat Allah, kepercayaan diri kita timbul dari hubungan kita dengan Dia. Dia selalu menyertai kita. Kita adalah umat kepunyaan-Nya. Bila kita memegang teguh kebenaran ini, kita akan memiliki semangat untuk terus bekerja dengan cara-cara yang menyenangkan Tuhan dan membawa sukacita bagi kita. (Giant)

KITA AKAN MENDAPAT SEMANGAT UNTUK BERTAHAN MANAKALA BERSUJUD DI HADAPAN TUHAN



BUAH JERUK

Matius 7 : 17-19

Manusia ibarat sebuah jeruk sunkist. Jeruk peras yang manis, yang dibeli di supermarket. Jeruk yang dijual adalah jeruk pilihan, yang bagus-bagus saja. Disebut bagus bila sebuah jeruk itu matang, kulitnya mulus dan warnanya oranye menyala. Itu yang kelihatan dari luar. Jika kita kupas kulitnya, buahnya harus manis dan jika ada biji yang seharusnya ada, kita keluarkan, dibuang. Jika kita perhatikan jeruk itu terdiri dari tiga bagian. Kulit, buah daging dan bijinya. Begitulah juga manusia. Dari luar kelihatan mulus, warnanya indah, ialah penampilan kita. Memakan dagingnya, kadang-kadang manis, kadang-kadang asam, ialah sifat kita. Bijinya kita buang, lempar ke tanah. Jika tanahnya subur, ia segera bertumbuh, jika tidak subur, ia mati sia-sia, tidak jadi pohon jeruk, seperti itulah manusia. Yang terpenting ialah bijinya, hatinya. Jika ia baik, karena kita tanam di tanah yang subur, menjadi berkat untuk sesama sekeliling kita. Persembahkan buah jeruk yang manis untuk Tuhan. Dari luar dengan penampilan bersahaja, tetapi indah dilihat. Rasa dagingnya manis, karena kita menyebar kasih. Tetapi yang paling penting adalah biji yang akan menjadi pohon penuh buah berkat. Tuhan ingin melihat kita berbuah lebat untuk-Nya dan sesama kita. (DBR)


BISA JUGA

Yoel 2 : 28

Satu pertanyaan dari bacaan hari ini mengusik saya ketika membacanya. Tuhan lewat nabi Yoel mengatakan bahwa anak-anak akan bernubuat, siapa yang akan mendengarkan? Bukankah dalam budaya ketimuran seperti yang dianut orang Indonesia pada umumnya anak dianggap lebih tidak pintar dari orangtua? Bagaimana jika firman itu digenapi Tuhan? Siapkah para orangtua menerima ‘teguran’ dari anak? Atau pendeta dari jemaat yang paling sederhana? Lewat renungan hari ini mari kita tangkap sekali lagi inti pengajaran Yesus, yaitu Dia akan menggunakan orang yang dianggap lemah, yang dianggap remeh untuk menegur mereka yang merasa kuat, yang merasa di atas orang lain. jika anakmu menegurmu jangan tersinggung. Berdoalah, bila benar berterimakasihlah, bila salah nasehati dia dengan penuh kasih. Ingat, anak-anak juga bisa dipakai Tuhan untuk mengajar yang lebih tua atau yang lebih bijak. (cubs)



SEMUA SAMA

I Korintus 12 : 11-20

Ketika seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka seluruh malaikat bersukacita

(Lukas 15 : 7). Itu kata Alkitab. Tidak pernah disebutkan para malaikat bertengkar tentang siapa yang paling berjasa, atau siapa yang memenangkan jiwa orang itu. Bacaan hari ini dengan rinci menceritakan bagaimana setiap manusia mempunyai talenta dan tugas/fungsi masing-masing yang diperumpamakan sebagai anggota tubuh. Pada tubuh kita ada kakinya, matanya bahkan jantungnya, dan sebagainya. Bahkan tulang dahi yang kelihatan tidak ada apa-apanyapun punya tugas penting, yaitu melindungi otak dari gangguan luar. Sebagai bagian dari tubuh Kristus kita juga seharusnya fokus pada tugas kita tanpa meributkan orang lain, tanpa merasa diri paling berjasa. Percayalah bahwa Tuhan sangat tahu apa yang kita kerjakan. Dia yang paling tahu siapa yang paling berjasa, yaitu Roh Kudus (ayat 11). Hanya ketika setiap anak Tuhan melakukan bagiannya dengan tekun dan sungguh-sungguh akan menghasilkan buah yang baik. Tuhan memerlukan setiap bagian, tidak pernah ada satu bagianpun yang lebih penting dari yang lain. Manusia yang menciptakan perbedaan, pemimpin lebih penting dari yang dipimpin sehingga perlu diperlakukan berbeda. Tuhan tidak begitu. Buat Tuhan semua sama pentingnya, sama berharganya. Tidak ada satu orangpun sebenarnya yang boleh merasa penting dalam Kerajaan Sorga, (cubs)


HADIAH BAGI PEMENANG

Wahyu 2 : 7

Kata “barangsiapa menang” dalam bahasa Yunaninya “Nikon”, yang berarti seorang yang oleh kasih dan anugerah Allah yang diterimanya melalui iman kepada Kristus mengalami kelahiran baru dan tinggal tetap di dalam kemenangan atas dosa, dunia dan Iblis. Meskipun dikelilingi godaan, ia akan tetap kokoh berpaut kepada Tuhan. inilah arti seorang pemenang yang sesungguhnya. Bila kita dapat menjadi seorang pemenang maka kita akan menerima hadiah dari Tuhan, yaitu makanan dari pohon kehidupan yang terdapat di Taman Firdaus Allah. Inilah janji yang Tuhan berikan bila kita dapat menjadi seorang pemenang. Bagaimana caranya agar kita dapat menjadi seorang pemenang? Jawabannya hanya satu, yaitu kita harus tinggal di dalam Kristus dan Kristus tinggal di dalam kita

(Yohanes 15 : 4). Hanya oleh Kristuslah kita dapat menjadi seorang pemenang, di luar Kristus kita tidak dapat berbuat apa-apa. Oleh sebab itu kita harus senantiasa tinggal di dalam Kristus. Maksud tinggal di dalam Kristus adalah kita tinggal di dalam firman-Nya dan firman-Nya itu ada di dalam hati kita, artinya kita melakukan setiap tindakan dalam hidup kita berdasarkan apa kata Alkitab. Mari kita menjadi seorang pemenang, karena kita akan mendapat hadiah dari Tuhan. (Giant)


KITA BISA MENCAPAI CITA-CITA

Filipi 4 : 13

Pada suatu hari ada sekumpulan katak kecil yang berlomba. Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang tinggi. Penonton berkumpul mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberikan semangat. Perlombaanpun dimulai. Secara jujur tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa katak kecil akan berhasil mencapai puncak. Ada yang berkata, “Oh, jalannya terlalu susah, tidak ada kesempatan untuk berhasil… menaranya terlalu tinggi…!!!” Katak-katak kecil mulai berjatuhan, satu per satu, kecuali mereka yang tetap bersemangat menaiki menara perlahan-lahan. Penonton terus bersorak, “Terlalu susah!!! Tak seekorpun yang akan berhasil!!!” Lebih banyak lagi katak kecil yang lelah dan menyerah, tetapi ada satu yang tetap melangkah hingga semakin tinggi, dia tak kenal menyerah. Akhirnya semua yang lain menyerah, kecuali seekor katak kecil yang begitu berusaha keras dan menjadi satu-satunya yang berhasil. Semua katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak itu bisa melakukannya. Ternyata katak yang menjadi pemenang adalah tuli!!! Nasihat dari cerita ini adalah: jangan sekalipun mendengar kata orang lain yang pesimis. Mereka akan mengambil sebagian besar mimpi kita. Selalu ingat kata-kata bertuah yang ada. Karena segala sesuatu yang kita dengar dan kita baca akan mempengaruhi perilaku kita!! Karena itu, “selalu tetap positif”. Yang penting “bersikap tuli” jika ada orang mengatakan bahwa kita tidak bisa mencapai cita-cita kita!! Motivasikanlah dirimu untuk maju dan motivasikanlah sahabatmu untuk tidak mudah menyerah, tetapi terus berkembang!! (DBR)

BERI DENGAN RELA

II Korintus 8 : 12

Pada suatu acara semacam ‘talk-show’ di TV luar negeri, diungkapkan bahwa karena mengharapkan kesembuhan anaknya yang sakit keras seorang ayah menggunakan kartu kreditnya (alias hutang) untuk memberi persembahan kepada seorang pendeta terkenal yang mempunyai karunia kesembuhan. Ternyata dalam ibadah KKR oleh pendeta itu anaknya tidak mendapat kesembuhan. Akibatnya ayah tersebut terjerat hutang dari kartu kredit dalam jumlah cukup besar. Ayah itu marah-marah dan mencaci-maki pendeta itu. Seharusnya Ayah itu merenungkan ayat di atas. Dikatakan bahwa ketika seseorang memberi harus dengan rela, tanpa pamrih apapun dan dari apa yang dimiliki, bukan dengan apa yang tidak dimiliki. Meminjam itu berarti saya belum/tidak punya. Jadi ketika memberi dengan meminjam itu bukan memberi namanya. Apalagi kalau tidak rela, karena punya motivasi lain, seperti ingin diberkati, mengharapkan kesembuhan, dan sebagainya. Kalau kita membaca Alkitab, satu-satunya motivasi Yesus ketika menyembuhkan adalah belas kasihan. orang-orang yang disembuhkan juga tidak pernah memberi apa-apa kepada-Nya, bahkan sebagian besar yang disembuhkanpun tidak mengucapkan terima kasih. Mari kita memberi dengan benar yaitu berdasarkan motivasi belas kasihan dengan kerelaan dan dari apa yang kita miliki bukan yang lain. (cubs)


HANYA BERGUNA KALAU…

Sebelum mengutus pensilnya ke dunia perajin memberikan empat pesan. (1) Kamu bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi hanya jika kamu mau berada di tangan seseorang. (2) Kamu akan menderita setiap kali kamu diruncingkan, tetapi kamu perlu itu untuk menjadi pensil yang baik. (3) Bagian yang terpenting dari hidupmu adalah bagian yang ada di dalam, bukan bagian luarnya. (4) Pada permukaan mana pun juga, selalu tinggalkan jejakmu dan teruslah menulis. Ilustrasi di atas menyimpan kebenaran rohani yang luar biasa. Pertama, kita memiliki potensi yang luar biasa dan mampu melakukan hal yang besar. Hanya saja kalau kita membiarkan diri berada di tangan Tuhan. Kedua, ada kalanya kita akan mengalami proses-proses pengeratan dan peruncingan yang sangat menyakitkan. Itu membuat kita sangat menderita, tetapi mau tidak mau kita akan melewati proses itu demi kebaikan kita sendiri. Proses pengeratan kedagingan kita akan membuat karakter Ilahi muncul dalam hidup kita. Ketiga, bagian yang terpenting dalam hidup kita adalah bagian yang ada di dalam. Jangan pernah terjebak dengan hal-hal yang hanya merupakan penampilan luar saja. Tuhan tidak pernah tergiur dengan topeng-topeng kita. Tuhan lebih melihat kedalaman hati kita. Keempat, di mana pun Tuhan taruh kita, selalu tinggalkan jejak atau "tulisan-tulisan" yang benar-benar bisa mempengaruhi orang yang membacanya. Jadilah orang kristiani yang berpengaruh dan selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang bertemu dengan kita. (Giant)

SUDAHKAH KITA MENJADI PENSIL YANG MENINGGALKAN GORESAN MENDALAM?


SIFAT YANG BERMURAH HATI

Mazmur 23 : 6

Apakah kita tahu artinya sebuah kebaikan? Itu adalah kemurahan hati Allah. Daud tahu bahwa ia punya keuntungan. Ia tahu Allah akan menolongnya. Ia tahu bahwa ia akan meperoleh perlakuan yang istimewa karena Daud murah hati. Di seluruh kitab Mazmur, ia terus berkata tentang seluruh hidup kita. Jika kita memikirkan terus- menerus “tak akan terjadi seusatu yang baik padaku, aku tak pernah mendapat kesempatan”, tentu saja kita berada dalam keadaan kalah yang mengikuti kita terus. Tetapi jika berbalik pada keadaan bermurah hati dan berkata “kemurahan Allah memberiku kesempatan. Kemurahan-Nya memberiku sukses. Kemurahan Tuhan membuat jalan-jalanku yang berliku-liku menjadi lurus dan berkat=berkat mengikuti kita”, kita akan berjalan dalam kemajuan. Pengalaman kita bertambah, kita akan dipersiapkan untuk sukses. Pilihlah untuk bermurah hati hari ini, supaya kita memperoleh sukacita dari semua yang baik yang sudah disediakan Allah bagi kita karena kasih rahmat-Nya. (DBR)


JANGAN MENOLAK DIDIKAN

Amsal 15 : 5

Sangat disayangkan bahwa sebagai akibat dari berbagai ‘kemajuan zaman’ banyak anak muda yang menolak atau bahkan tidak sedikit yang menghina didikan orangtua atau orang yang lebih tua dengan alasan ‘kuno’ atau ‘ketinggalan zaman’ atau ‘jadoel’. Masa kini banyak sekali anak muda yang tidak disiplin, tidak tahu sopan santun, memiliki pola hidup amburadul karena menganggap bahwa ketertiban, disiplin, sopan santun itu ‘kuno’. Padahal, penulis Amsal yang adalah orang paling bijak sampai sekarang mengatakan bahwa orang yang menolak didikan itu bodoh, orang yang tidak mau ditegur itu tidak bijak. Memang, harus diakui bahwa tidak semua ajaran orangtua benar. Ada orangtua yang terlalu ‘menekan’ atau terlalu mengarahkan. Di situlah saat kita meminta hikmat kepada Tuhan untuk memilih. Jadi bila seseorang, terutama orang muda mau punya hidup yang berhasil, mau sukses, sebaiknya tidak menolak semua didikan yang ‘kuno’ dan ‘jadoel’ itu karena itulah resep kesuksesan masa depan yang sudah terbukti berulang kali dari zaman ke zaman dan dijamin keberhasilannya. (cubs)

TOPI AYAH

Efesus 6 : 1-4

Di Amerika dan juga di berbagai negara lainnya, di setiap hari Minggu ketiga pada bulan Juni mereka merayakan “Father’s Day” atau Hari Ayah. Berbicara tentang Ayah ada satu kisah menarik berikut ini. Terjadi tragedi di tengah suatu perayaan. Hari itu adalah upacara pembukaan Olimpiade musim panas tahun 1992 di Barcelona. Satu per satu tim memasuki stadion dan berparade keliling lintasan di tengah sorak-sorai 65.000 penonton. Akan tetapi, di salah satu bagian stadion Olimpiade, terjadilah peristiwa yang mengejutkan dan menyedihkan pada saat Peter Karnaugh, ayah perenang AS, Ron Karnaugh, mendapat serangan jantung yang fatal. Lima hari kemudian, Ron tampil untuk berlomba dengan memakai topi ayahnya, yang ia sisihkan dengan hati-hati sebelum perlombaan dimulai. Tetapi mengapa ia memakai topi itu? Ia melakukannya sebagai penghormatan kepada ayahnya yang ia gambarkan sebagai "sahabat terbaikku". Topi itu adalah topi yang dipakai ayahnya saat mereka memancing dan melakukan banyak hal bersama. Memakai topi itu adalah cara Ron untuk menghormati ayahnya karena telah mendampingi, menyemangati, dan mengarahkannya. Ketika Ron berenang, ia tidak didampingi ayahnya, namun ia terinspirasi oleh kenangan tentang ayahnya. Ada berbagai cara untuk menghormati ayah kita, terutama seperti yang diperintahkan Kitab Suci kepada kita (Efesus 6 : 2). Salah satu caranya adalah dengan menghormati nilai-nilai yang diajarkan ayah kita, bahkan ketika ia sudah tidak lagi bersama-sama dengan kita. Apakah yang dapat Anda lakukan bagi ayah Anda hari ini untuk menunjukkan rasa hormat seperti yang dikatakan di dalam Alkitab? (Giant)

AYAH TERBAIK TIDAK HANYA MEMBERI KITA KEHIDUPAN TETAPI JUGA MENGAJARI KITA BAGAIMANA MENJALANI KEHIDUPAN

APA JAWABMU?

Wahyu 20 : 12-13

Secara jelas dikatakan dalam kitab Wahyu bahwa setiap orang akan dihakimi menurut perbuatannya selama hidup di dunia. Pernahkah Anda memikirkan apa yang akan Anda katakan? Apa jawaban Anda bila ditanya oleh Tuhan, apa yang kau lakukan dengan hidupmu? Bagaimana engkau memperlakukan keluargamu, istri/suami, anak, orangtua, saudara? Mengapa engkau hanya fokus pada pekerjaan, karir dan dirimu sendiri, tetapi tidak memperhatikan sama sekali orang di sekitarmu? Tuhan melihat hati seperti dikatakan kitab Amsal, “Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.” (Amsal 21 : 2-3). Sekarang adalah saatnya kita mempersiapkan jawaban kita dengan melakukan apa yang benar menurut Tuhan, seperti ada pepatah, “sesal kemudian tidak berguna”. Selagi masih ada waktu, mari beri perhatian dan waktu kita buat apa yang penting dan kurangi perhatian dan waktu kita buat apa yang tidak penting dan sia-sia. Setiap orang tahu bahwa tidak ada seorangpun yang dapat membawa harta benda ketika dia meninggal dunia, jadi harta benda adalah sia-sia. “Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.”

(Lukas 12 : 33). (cubs)

TAK ADA YANG TERLALU KECIL BAGI TUHAN

Matius 10 : 30

Kita selalu dengar bahwa “tak ada yang terlalu besar bagi Allah”. Apakah pernah ada dalam ingatan kita bahwa suatu masalah terlalu kecil bagi Tuhan? Adakah sesuatu yang kita tidak pernah doakan karena kita pikir tidak penting untuk Tuhan? Ia yang tahu berapa jumlah rambut di kepala kita, sesuatu yang ajaib untuk dipikirkan. Jika Ia memperhatikan setiap helai rambut yang jatuh dari kepala kita, sudah pasti Ia memperhatikan setiap perkara dalam hidup kita. Tuhan ingin terlibat dalam setiap aspek hidup kita, bukan saja dalam perkara-perkara besar, tetapi dalam hal yang terkecil sekalipun. Jangan menunggu untuk berdoa sampai masalah menjadi besar. Bicaralah pada-Nya mengenai segala perkara. Tuhan ingin terlibat dalam tugas-tugas kita mulai dari pagi hari. Tuhan ingin terlibat dalam pekerjaan kita. Ia ingin terlibat dalam kita berbelanja. Ia ingin terlibat dalam semua kegiatan kita. Bukalah hatimu dan berbicaralah pada-Nya mengenai segala hal karena tidak ada hal sekecil apapun yang tidak diperhatikan-Nya. (DBR)
TERTAWALAH

Amsal 17 : 20-28

Tertawa dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Suatu penelitian menyebutkan bahwa suara tawa dapat membuat tubuh lebih kebal terhadap penyakit hingga 40 persen. Tertawa menjadikan tubuh kita lebih aktif menghadang infeksi dan kuman penyakit. Tertawa juga mempermudah pernapasan. Dengan tertawa, udara jenuh dalam tubuh lebih mudah keluar. Udara tersebut akan digantikan oleh udara segar yang diperlukan tubuh. Pergantian udara memperkaya kandungan oksigen dalam darah serta membersihkan alat-alat pernapasan. Tertawa itu menyehatkan. Bukan hanya bagi tubuh, namun juga bagi hati. Hati yang gembira bersukacita di dalam Tuhan, melayani Dia dengan gembira, dan menikmati kebaikan-Nya. G.K. Chesterton berpendapat, ibadah kita seharusnya menjadi sukacita tanpa akhir. Sayangnya, menurut pengamatan Philip Yancey, orang kristiani cenderung hebat dalam bekerja, ahli dalam berdoa, namun tertinggal dalam soal tawa-tertawa. Kalau tidak percaya, silakan saja bertanya, apa kesan orang pada umumnya tentang kekristenan. Apakah "keriangan" termasuk gambaran yang melintas dalam benak mereka? Kemampuan untuk tertawa, terlebih menertawakan diri sendiri, termasuk salah satu tanda kedewasaan. Di satu sisi, tertawa memperlihatkan kesadaran dan penerimaan: bahwa kita ini memang makhluk-makhluk berdosa yang ada kalanya bertingkah bodoh, dan karena itu menggelikan. Di sisi lain, tertawa menyiratkan pengakuan: bahwa hanya dengan pertolongan Tuhanlah kita bisa mengatasi kebodohan tersebut.

TUHAN BERKENAN JIKA KITA BERSUKACITA ATAU TERTAWA DARI RELUNG HATI YANG PALING DALAM

GAK BISA LOH?

Matius 3 : 7

Ketika orang Farisi dan orang Saduki datang kepada Yohanes Pembaptis untuk memberi diri dibaptis, apa kata Yohanes? Dia tahu bahwa orang-orang itu tidak sungguh-sungguh bertobat, mereka sudah terbiasa memenuhkan syarat duniawi untuk memperoleh keselamatan menurut pikiran mereka. Yohanes berkata bahwa bila hati mereka tidak bertobat maka baptisanpun tidak dapat menyelamatkan orang dari murka Allah. Hal itu masih berlaku sampai hari ini. Peringatan ini hendaknya menyadarkan kita bahwa Allah tidak dapat dipermainkan. Jangan pernah mengira bahwa karena kita sudah menunaikan kewajiban ‘agama’ maka kita akan selamat. Banyak orang yang tidak sadar bahwa keselamatan bukan dari melakukan kegiatan ‘agama’, tetapi dari kasih karunia Allah dan pertobatan orang yang bersangkutan. Pertobatan yang tidak sungguh-sungguh tetap akan ketahuan karena Allah tidak bisa dibohongi. Dia menilik jauh sampai kedalaman hati kita bahkan lebih dalam dari yang kita duga. Berhati-hatilah dengan hidupmu. Jangan pikir engkau cukup pandai untuk mengelabui Allah. (cubs)


TIDAK BERKUBANG

Roma 6 : 15-23

Suatu hari, Philip Yancey, penulis kristiani ternama, didatangi seorang pria yang menyatakan ingin menceraikan istrinya dan menikahi perempuan lain. Ia bertanya, "Maukah Allah mengampuni dosa yang akan saya lakukan ini? Bukankah Allah Mahakasih?" Yancey mengingatkan, jika seseorang sengaja hidup dalam dosa, bisa jadi ia lupa kembali ke jalan Tuhan. Namun, nasihat itu tak digubris. Rencananya tetap dijalankan. Ternyata benar, pria itu tak lagi mau kembali. Ia tidak hanya jatuh dalam dosa, tetapi juga memilih hidup dalam dosa. Ini serupa dengan cerita tentang babi dan kucing. Pria itu memilih menjadi seperti babi, yang bila dimasukkan ke kubangan, ia betah berkubang di situ. Ia tak memilih sikap seperti seekor kucing, yang bila jatuh ke kubangan, ia akan segera berupaya keluar. Seperti Yancey, Paulus pun mengingatkan kita supaya berhati-hati. Setelah menerima kasih karunia Tuhan, kita harus berjaga-jaga agar jangan diperalat lagi untuk menjadi hamba dosa, sebab kita sudah dimerdekakan! Kuasa Kristus memampukan kita untuk menang atas dosa. Mari kita jagai hidup agar tidak menyerah pada perbuatan dosa. Sebaliknya, hendaklah kita menjadi hamba kebenaran (Roma 6 : 18). Artinya, tiap hari dan tiap saat kita berupaya menaati kebenaran firman yang membawa kita kepada pengudusan. Ya, orang percaya masih bisa jatuh ke dalam dosa. Godaan dan cobaan masih akan terus kita jumpai. Namun, jika kita jatuh, segeralah bangkit kembali. Jangan betah berlama-lama hidup dalam dosa. Jangan biarkan dosa menguasai kita. (Giant)

WALAU KADANG TERSANDUNG KERIKIL GODAAN, TERUSLAH BERJALAN MAJU MENUJU KEKUDUSAN

PENGHALANG UNTUK MAJU

Bilangan 13 : 33

Gurun Paran adalah suatu daerah yang sangat dekat dengan tanah perjanjian yang sudah dijanjikan oleh Tuhan, yaitu tanah Kanaan. Musa menyuruh dua belas orang untuk mengintai tanah Kanaan dan Alkitab menyatakan bahwa hanya Yosua dan Kaleb saja yang berhasil mewarisi dan memasuki tanah perjanjian tersebut, sedangkan sisanya (sepuluh orang) gagal menikmati janji Tuhan karena mereka takut terhadap penduduk yang ada di Kanaan

(Bilangan 13 : 32). Di sini terlihat bahwa sikap ke sepuluh orang tersebut sangat berbeda dengan sikap Yosua dan Kaleb. Ada beberapa hal yang mengakibatkan kesepuluh orang tersebut mengalami kegagalan, di antaranya RENDAH DIRI ATAU MINDER. Nyali mereka menjadi ciut melihat bahwa orang-orang yang dilihatnya berperawakan besar seperti raksasa dan mereka memandang dirinya kecil seperti “belalang”. Ini merupakan suatu hal yang dilebih-lebihkan, sungguh suatu lawan yang tak sepadan. Mereka terpaku pada perasaan tidak mampu dan lupa bahwa Allah Israel adalah Allah yang besar. Di samping minder mereka juga pesimis. Kesepuluh pengintai itu tidak lagi memiliki keyakinan terhadap janji Tuhan, padahal Tuhan sudah berjanji akan menyertai bangsa Israel dan memberikan kemenangan. (DBR)

APA SUDAH CUKUP?

Lukas 3 : 14

Pernahkah Anda menanyakan pertanyaan itu pada diri sendiri? Apa definisi cukup menurut Anda? Pernahkah Anda merenungkan bahwa ternyata buat sebagian besar orang, selalu tidak pernah cukup? Renungkan contoh berikut dengan jujur: Ketika Ax punya penghasilan sebulannya

Rp. 500,000,- dan dia punya istri dan anak, mereka bisa bertahan hidup sebulan sampai gajian berikutnya, walaupun mereka hidup di Jakarta yang biaya hidupnya tinggi. Ketika Ax mendapat pekerjaan baru dan penghasilannya meningkat menjadi Rp. 1.500.000,- itupun ternyata hanya cukup untuk bertahan hidup sebulan. Logikanya, bila biaya hidup tetap dan penghasilan meningkat, seharusnya ada lebih untuk ditabung bukan? Faktanya tidak demikian. Kalau kita lihat kenyataan hidup, ada orang-orang yang kekayaannya sudah banyak sekali sampai membuat orang lain iri, tetap saja merasa kurang sehingga harus terus bekerja, bahkan tetap mencari pekerjaan lain yang bisa memberi gaji lebih banyak lagi? Mengapa bisa begitu? Karena manusia memiliki keserakahan, tidak pernah merasa cukup, tidak pernah bersyukur. Mengherankan bahwa salah satu persyaratan yang diajukan Yohanes Pembaptis buat para prajurit yang mau dibaptis adalah untuk mencukupkan diri mereka dengan gaji mereka. Itu juga mungkin yang perlu kita renungkan hari ini, bahwa ternyata seberapapun gaji yang kita terima setiap bulan itu cukup koq kalau kita menggunakan prinsip Alkitab. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada padamu, jangan jadi hamba uang, karena uang tidak pernah kenal kata ‘cukup’ dan ‘puji Tuhan’. (cubs)

MERENCANAKAN KE DEPAN

Ibrani 10 : 34b

Sulit sekali melihat jauh ke depan untuk mengerti apa yang Tuhan buat untuk kita di dalam kekekalan. Kebanyakan dari kita kesulitan untuk membuat rencana untuk minggu depan. Memikirkan mengenai itu saja sudah meresahkan, biarpun kita sudah berusaha sekuat tenaga. Barangkali kita harus mendapat pandangan yang memberi kesan pada kita akan ayat di atas. Orang-orang Ibrani tidak mengeluh biarpun harta benda mereka diambil hanya karena mereka adalah orang kristiani, karena mereka tahu bahwa mereka mendapat sesuatu yang lebih berharga nanti di sorga. Sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa kita dapat hidup lebih baik, jika kita sungguh sadar dan mengetahui apa yang sudah tersedia bagi kita di sorga. Marilah kita mengatur pemikiran kita dengan tetap memandang ke depan dalam kehidupan di dunia ini.. (DBR)


KITA ADALAH PENCIPTA SEJARAH

Yohanes 6 : 1-14

Suatu Minggu pagi, salju menyelimuti Colchester di Inggris. Semula John Egglen berniat tinggal di rumah, sebab berjalan kaki hampir 10 kilometer ke gereja dalam cuaca bersalju tidaklah mudah. Namun, tanggung jawab sebagai diaken membuatnya berubah pikiran. Di gereja, hanya 12 jemaat yang hadir dan satu jiwa baru -- seorang remaja 13 tahun. Pendeta tidak bisa datang karena rumahnya tertimbun salju. Sebagian jemaat menyarankan kebaktian ditiadakan. Namun, Egglen tetap mengadakan kebaktian. Karena pendeta tidak hadir, Egglen pun berkhotbah. Khotbahnya begitu buruk, sebab ia memang tak bertalenta di situ dan baru pertama kali berbicara di depan banyak orang. Namun, setelah mendengar khotbah itu, remaja tersebut menyerahkan diri kepada Tuhan.

Tahukah Anda, siapa remaja itu? Charles Haddon Spurgeon! Seorang pengkhotbah legendaris di Inggris. Andai Egglen memutuskan tinggal di rumah dan meniadakan kebaktian, mungkin Inggris atau bahkan kekristenan takkan pernah memiliki Spurgeon. Pada Minggu pagi yang dingin itu, Egglen mencatat sejarah.

Sesungguhnya, setiap hari kita punya kesempatan mencipta sejarah. Mungkin Anda seorang guru Sekolah Minggu yang menghadapi murid-murid bandel. Namun, tetaplah setia, sebab siapa tahu kelak seorang dari mereka akan dipakai Tuhan dengan luar biasa. Ingat pula kisah Agustinus. Setiap hari -- selama 14 tahun -- ibunya berdoa bagi Agustinus hingga ia bertobat dan mengguncang dunia dengan pelayanannya. Anak kecil dalam Yohanes 6 juga adalah anak biasa, yang bahkan namanya tidak dikenal, namun lewat kemurahan hatinya, mujizat Yesus tercatat dalam Alkitab. (Giant)

SETIAP ADA KESEMPATAN, LAKUKANLAH YANG TERBAIK MAKA KITA AKAN BERKESEMPATAN UNTUK MENCIPTA SEJARAH



KOQ IKUT-IKUTAN?

Amsal 1 : 10-11

Teman saya yang baru saja mengalami perselisihan dengan bosnya di kantor merasa heran karena banyak dari rekan kerjanya yang lain, yang tidak ada sangkut pautnya dengan perselisihan itu juga ikut-ikutan menjauh, mengambil jarak dari dirinya. Orang itu heran, mereka yang tadinya akrab, tiba-tiba berubah sikap, tidak mau lagi menegur, seolah-olah dia terjangkit penyakit menular yang sangat berbahaya.

Contoh di atas sayangnya juga banyak terjadi di kalangan orang percaya atau di lingkungan gereja. Bila seorang jemaat terlibat perselisihan pribadi dengan pendeta/ pastor/gembala, atau ketua majelis, seringkali jemaat tersebut dikucilkan oleh seluruh sidang jemaat. Padahal bila kita renungkan sejenak, yang berselisih adalah dua pribadi manusia, mengapa yang lain, yang tidak ada sangkut pautnya ikut-ikutan meng’hakim’i pihak yang lebih lemah? Mungkin kita perlu membaca ayat bacaan hari ini dengan baik dan merenungkan serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Bila ada orang lain berselisih, apapun jabatannya atau posisinya, bila tidak ada sangkut pautnya pribadi dengan kita lebih baik tidak usah ikut-ikutan membenci atau mengambil pihak. Kita perlu menyeleksi mana yang baik dan mana yang tidak ada gunanya. Aneh bukan bila kita me’musuh’I seseorang padahal orang itu tidak berbuat apa-apa terhadap kita? Tanyakan pada diri sendiri, “apa hubungannya denganku?”. Bila tidak ada, tetap bersikap netral saja atau malah lebih baik menjadi juru damai buat keduanya, karena itu yang Tuhan inginkan (Mazmur 34 : 15). (cubs)

HANYA PAJANGAN

Matius 23 : 5

Terjadi peningkatan pembelian buku antik bersampul kulit. Orang membeli karena sampulnya, bukan isinya. Perancang interior membeli buku seperti itu berdasar keselarasan ruang dan memanfaatkannya untuk menciptakan nuansa klasik yang hangat di rumah klien-klien mereka yang kaya. Yang terpenting adalah apakah buku-buku itu pas dengan dekorasi ruangan atau tidak. Seorang pengusaha kaya membeli 13.000 buku antik yang tak akan pernah ia baca. Ia hanya ingin membuat tampilan seperti perpustakaan sebagai pajangan di rumahnya yang telah direnovasi. Mementingkan penampilan luar memang baik dalam hal mendekorasi rumah, tetapi justru menjadi cara hidup yang berbahaya. Yesus menegur banyak pemimpin agama di zaman-Nya karena mereka tak melakukan apa yang mereka khotbahkan. Mereka senang menerima pujian dan menganggap diri penting. Alih-alih membuka kerajaan sorga untuk sesama, mereka terang-terangan menutup pintu sorga di hadapan sesama dengan perilakunya. Tentang mereka Yesus berkata, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksudkan untuk dilihat orang."

(Matius 23 : 5). Tuhan memanggil kita demi menjadi orang yang memiliki rohani berkualitas, tak hanya secara lahiriah. Kita harus menyatakan kehadiran-Nya dalam diri kita dengan sikap rendah hati. "Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu." (ayat 11). Jika kita hidup bagi Yesus, "isi" kita jauh lebih penting dari pada "sampul" luarnya. Kita ada di sini tak hanya untuk menjadi pajangan. Biarlah kehendakku mengalir dalam kehendak-Nya, Tanpa bertanya-tanya; tanpa mencari posisi. Tugas yang hina dijalankan dengan suka hati untuk menyatakan kebenaran dan anugerah-Nya. (Giant)

APABILA ALLAH MENGENDALIKAN ANDA DARI DALAM, ANDA AKAN TAMPAK MURNI DARI LUAR.


merupakan surat-surat dari seorang ibu janda yang sudah lanjut usia kepada temannya. Selain membalas surat temannya ia memberikan renungan-renungan yang keluar dari hatinya, mengenai pengalaman sehari-hari, apa yang didengar dan dilihat di sekelilingnya. Ia selipkan juga ayat-ayat mas kesukaannya dan menutup suratnya dengan doa-doa untuk temannya.



Shalom teman,

Suratmu sudah kuterima, terima kasih. Ternyata kau sudah teirma suratku di mana kuceritakan mengenai perayaan Natalku. Sederhana saja. Sesudah ke gereja tanggal 24 Desember, kami pulang dan menunggu jam 12 malam, kami berdoa menjelang tanggal 25 Desember. Di desamu kurasa dirayakan dengan meriah. Sesudah kebaktian ada paduan suara, sampai tiga paduan suara dan suatu drama Natal. Pasti menyenangkan. Di samping sukacita, Tuhan memberikan juga pada kita problema untuk dipikul, mengenai anak-anak dan keluarganya, seperti kau alami sementara ini. Aku menamakan ini suatu bonus dari Tuhan. Segala sesuatu harus dinikmati dengan santai bersama Tuhan. Aku juga mengalaminya. Aku terima masalah itu sebagai bonus. Ada juga bonus tambahan, yaitu bonus “cuek” ketika masalah bertubi-tubi datang dalam hidupku dan aku sama sekali tidak stress. Saya cuek terhadap masalah. Itu sekarang. Tetapi untuk menerapkan “cuek” itu dahulu sangat sulit. Perlu iman teguh pada Tuhan untuk belajar percaya dan serahkan semua pada-Nya. Kita perlu percaya dan tahu bahwa Ia akan menyelesaikan dengan manis. Ada juga bonus untuk dinikmati yaitu jika anak-anak dan cucu mau membantu kita dalam problema kita sendiri. Jadi, tetaplah bersukacita apapun masalah yang kita hadapi. Itu sudah menjadi bonus kita dalam hidup.

Mari kita berdoa: Ya Bapa kami yang ada di dalam sorga, bonus yang kami terima dari-Mu adalah supaya kami dapat belajar mengenai kehendak-Mu saja dan datang pada-Mu selalu, supaya iman percaya kami kepada-Mu bertambah kuat. Dalam nama Yesus kami berdoa dan mohon ampun. Amin.

Sekian tulisanku. Aku menunggu berita darimu. Salam untuk keluarga dan Tuhan berkati kalian semua.

Salam

Debora

serba serbi :
Demam  Berdarah



“Waduh, adik kok sudah panas tinggi tiga hari ya Pak?” “Ayo bu, cepat bawa ke dokter.” Demam seperti ini memang perlu diwaspadai, apalagi bila sudah minum obat tapi tidak turun-turun juga, bisa jadi ini adalah demam berdarah. Untuk memastikannya kita harus memeriksa laboratorium darah. Bila trombosit di bawah normal, apalagi kurang dari 100.000 maka kemungkinan itu adalah demam berdarah.

APAKAH DEMAM BERDARAH ITU? Penyakit demam berdarah adalah infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegepti. Biasanya penyakit ini muncul pada musim hujan karena nyamuk Aedes Aegepti memerlkukan genangan air bersih untuk berkembang biak. Kadang-kadang tempatnya tidak terduga seperti genangan air di ban bekas, kaleng bekas, bak mandi, botol bekas, tempat air minum burung, penampungan air AC atau kulkas dan lain-lain. Padahal dengan mencegah genangan air bersih kita dapat mencegah nyamuk itu berkembang biak sehingga dapat mencegah penyakit demam berdarah. Untuk membasmi nyamuk pembawa virus, pemerintah mencanangkan program 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup). Jadi kalau ada bak air sering dikuras, lalu kaleng dan botol bekas dikubur dan ditutup, akan membuat nyamuk tidak punya tempat untuk berkembang biak.

BAGAIMANA GEJALA DEMAM BERDARAH? Gejalanya bisa bermacam-macam. Dari demam ringan sampai demam tinggi dengan pendarahan bahkan sampai meninggal. Biasanya demam yang timbul berupa panas tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari. Kemudian timbul pendarahan dari gusi, hidung, muntah atau berak darah. Bisa juga timbul nyeri pada anggota badan (kepala, bola mata, punggung dan sendi). Selain itu bisa timbul bintik-bintik merah pada kulit, nafsu makan menurun dan muntah. Perlu diketahui bahwa dapat terjadi pada hari ke 4 dan ke 5 demam berhenti sendiri, suhu sudah turun, tetapi bila penderita masih terlihat tambah lesu, gelisah, kulitnya teraba dingin, maka penyakit demam berdarah bukannya bertambah sembuh tapi makin parah. Cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan segera. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, biasanya penderita demam berdarah dapat disembuhkan. Selain itu bila ada yang terkena demam berdarah perlu dilaporkan pada RT atau kepala desa setempat supaya dilakukan tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyebaran demam berdarah. (dr. Rudy Tan)

Meneladani Kristus dalam perkataan dan perbuatan

I Petrus 2 : 21

Kata Kristen berasal dari bahasa Inggris, “Christian”, yang artinya “Pengikut Kristus” (“Christ” = Kristus dan “ian” = pengikut). Jadi orang Kristen adalah orang yang menjadikan Kristus sebagai teladan dalam hidupnya. Yesus Kristus berjalan di depan dan ia (orang Kristen) mengikuti di belakang-Nya, sehingga tepatlah apa yang diumpamakan oleh Tuhan Yesus bahwa Ia adalah Gembala yang baik. Dalam hal apakah orang Kristen perlu menjadikan Kristus teladan?

1. Dalam hal pertumbuhan (Lukas 2 : 40, 52).

Yesus tidak selamanya menjadi bayi. Ia bertumbuh menjadi besar, berhikmat, disenangi sesama dan Allah. Ini merupakan pertumbuhan holistic (sepenuhnya). Orang Kristenpun sama. Seharusnya ia tidak hanya tumbuh besar secara jasmani, tetapi juga rohani. Ia harus mampu menjadi teladan bagi sesama orang Kristen dan hidupnya menyenangkan hati Bapa di sorga.

2. Dalam perkataan (I Petrus 2 : 22-23).

Pada waktu Yesus mengalami sesuatu yang menyakitkan, yang meskipun bukan karena kesalahan yang Dia lakukan, Dia tidak pernah membalasnya dengan perkataan yang menyakitkan juga. Tidak pernah kita temukan dalam Alkitab Yesus mencaci maki. Bahkan Ia mengharuskan para murid-Nya untuk membalas kejahatan dengan kebaikan, mendoakan musuh serta mengasihi orang yang menganiayanya.

3. Dalam kesetiaan (FIlipi 2 : 5-8).

Kesetiaan atau ketaatan merupakan kata kunci keberhasilan Yesus. Ia bisa saja tidak taat kepada Bapa, karena ke-Allahan Yesus tidak lebih rendah dari Bapa. Ia adalah Allah yang sederajat dengan Allah Bapa dan Allah Roh, namun ketaatan-Nya membuat Allah sangat meninggikan Dia. Dalam gereja masa kini, bukan harta, kepintaran dan kemampuan yang dibutuhkan, melainkan ketaatan yang menurut Alkitab lebih dari korban.

4. Dalam perbuatan.

Keadaan memang kadang sering memaksa kita untuk hidup tidak taat. Keadaan terkadang memaksa kita untuk membenarkan diri dengan perbuatan yang salah, terkadang juga kita menempuh jalan yang salah untuk menggapai keinginan daging kita. Tetapi sesungguhnya Allah memberi kemampuan istimewa kepada kita untuk memilih tindakan yang baik karena keadaan bukanlah alasan bagi kita untuk membela tindakan kita dan membenarkan tindakan yang kita ambil. Mari kita meneladani Kristus dalam perkataan dan perbuatan sehingga orang lain boleh melihat Kristus hidup di dalam kita. (GKG)