21 Feb 2008

Minggu ke 1 Maret


SINGKIRKAN KEKUATIRAN

DI antara tembok penghalang yang paling mengganggu pertumbuhan dan kemajuan anak Tuhan adalah kekuatiran. Dalam Matius 6, dalam satu perikop secara khusus Yesus membahas dan menguatkan murid-murid-Nya untuk bisa menyingkirkan kekuatiran. Yesus berkata bahwa kuatir itu tidak berguna. Kuatir tidak bisa mengubah apa-apa. Dia berkata bahwa kuatir tidak akan dapat menambah umur kita. Bahkan kuatir adalah satu-satunya tembok penghalang atau benteng pertahanan yang secara khusus dan mendetail dibicarakan oleh Yesus ketika Dia hidup sebagai manusia. Dalam kitab Ayub dikatakan bahwa apa yang kucemas{=kuatir}kan itu yang terjadi (Ayub 3 : 25). Kekuatiran bisa terjadi karena pengalaman masa lalu, berdasarkan apa yang terjadi di sekeliling kita dan sebagainya.

Kata kuatir dalam bahasa Inggris mempunyai dua arti. “to take thought (memikirkan secara serius)” dan “to be careful (berhati-hati)”. Secara sepintas dua arti itu bermaksud baik, tetapi bila kita renungkan maka ternyata tidak baik. Menurut bahasa Yunani, kata kuatir menggambarkan tentang seseorang yang pikirannya terbagi dua. Seorang yang kuatir adalah seorang yang terbagi antara kenyataan dan kemungkinan, antara yang perlu dan potensial. Seorang yang kuatir adalah seorang yang sedang berperang dalam dua medan. Tidak ada orang yang bisa menang dari perang semacam itu. Orang yang kuatir adalah orang yang mencoba hidup di masa depan, pikiran mereka sering melompat ke beberapa waktu yang akan datang, yang belum ada. Pertanyaan yang paling sering ditanyakan seorang yang kuatir adalah “bagaimana kalau… (perkataan negatif seperti ‘gagal’, ‘tidak…’ dan sebagainya)”? Persoalannya, masa depan itu belum datang dan bukan dia yang menentukan masa depan seperti apa. Tidak ada apapun yang bisa dilakukan sekarang yang akan mempengaruhi masa depan setitikpun. Apapun yang terjadi di masa depan tidak dapat kita perhitungkan dan kekuatiran tidak berguna sama sekali, kekuatiran adalah sia-sia dan harus disingkirkan. Contoh, ada seorang yang sering kuatir, sebut saja si A, akan membuka usaha menjual kue. Orang-orang di sekelilingnya sudah tahu kalau kue buatannya enak. Usaha itu sudah dipikirkan masak-masak, semua sudah siap. Karena si A ‘terbiasa’ kuatir, beberapa saat sebelum toko kuenya dibuka, A kuatir bagaimana kalau tidak ada orang yang mau beli? Bagaimana kalau toko ini gagal? Padahal toko itu dibuka saja belum. Itulah maksudnya orang yang suka kuatir hidup di masa depan.

Sebelum kita membicarakan tentang kekuatiran lebih jauh, ada dua hal yang perlu dipertegas disini:
Tidak perlu kuatir BUKAN berarti tidak perlu merencanakan.
Kuatir dengan merencanakan adalah dua kata yang berarti sangat jauh berbeda. Memang dalam Matius 6 Tuhan berkata jangan kamu kuatir, tetapi dalam Lukas 14 : 28 Dia juga minta kita untuk merencanakan hidup kita dengan baik. Banyak orang sering menyalahartikan firman tentang jangan kuatir menjadi tidak usah melakukan apa-apa. Tidak usah buat rencana, tidak usah kerja (“…bukankah burung dipelihara Tuhan?”), tidak usah melakukan apa-apa, padahal bukan itu maksud Tuhan. Hidup yang tanpa perencanaan adalah hidup yang mubazir. Yang perlu kita lakukan adalah kita buat rencana, kemudian kita serahkan rencana itu kepada Tuhan dan siap menerima perubahan yang Tuhan lakukan.
Tidak perlu kuatir TIDAK berarti tidak usah memperhatikan.
Kuatir juga beda dengan perhatian (“care”). Kita perlu dan harus memperhatikan kebutuhan orang lain karena itu kehendak Tuhan. Kita tidak usah kuatir akan reaksi orang lain. Kita tidak dapat mengontrol reaksi orang. Kita berbuat baik, orang bisa bereaksi jahat. Banyak orang akhirnya tidak memperhatikan orang lain karena kuatir akan reaksi yang akan diterima. Firman Tuhan tentang hal ini jelas, antara lain dalam Roma 12 : 18 dan Galatia 6 : 9.
Kenapa kuatir itu perlu disingkirkan?
A. Menurut Matius 6 secara jelas diterangkan bahwa kuatir itu :
1. Tidak konsisten (ayat 25).
2. Tidak rasional (ayat 26).
3. Tidak bisa merubah apa-apa (ayat 27).
4. Tidak logis (ayat 28-30).
5. Tidak untuk anak-anak Tuhan (ayat 31-32).
B. Bila kuatir dipelihara, tidak disingkirkan, maka seseorang akan mengalami tahap-tahap kuatir sebagai berikut: kuatir à stress àdepresi à hilang ingatan/bunuh diri. Berbahaya bukan?

Jadi jelas kuatir itu tidak ada gunanya. Kita harus menyingkirkan kekuatiran itu dari hidup kita. Bagaimana caranya? Kuatir bukanlah sebuah roh yang bisa diusir dengan doa. Kuatir adalah salah satu tembok penghalang yang harus dilawan dan disingkirkan dengan :
1. Memperbaiki prioritas kita.
Kita tahu bahwa kuatir itu berarti pikiran kita terbagi antara masa depan dan sekarang. Kita juga sudah tahu bahwa kita tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi di masa yang belum ada. Kalau kita bingung di antara dua waktu yang berbeda artinya prioritas kita berantakan. Jadi Yesus juga memberikan susunan prioritas yang benar supaya kita tidak kuatir. Apa itu? Matius 6 : 33: cari dulu kerajaan Allah… Kalau prioritas kita sudah benar, maka kekuatiran kita akan berkurang, karena kita tahu dan percaya kepada Tuhan yang berkuasa atas masa depan dan yang dapat menolong kita. Mencari Tuhan itu harus menjadi prioritas nomor satu kita.
2. Menyusun strategi yang jitu.
Di mana-mana untuk menyingkirkan musuh, diperlukan strategi yang jitu, bukan asal menyerang saja. Begitu juga halnya untuk menyingkirkan kekuatiran, kita perlu strategi yang jitu. Apa saja strategi yang diperlukan untuk menyingkirkan kekuatiran?
- Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari saja (Matius 6 : 34).
Kita tidak tahu apa yang terjadi besok, apakah kita masih hidup? Apakah ada bencana atau tidak? Bayangkan seandainya di pompa bensin tercantum papan “besok bensin gratis”. Hari ini kita datang, papannya tertulis demikian. Besok kita datang, tetap saja tulisannya, “besok bensin gratis”. Jadi buat apa berpikir tentang besok yang belum ada? Nikmatilah apa yang ada hari ini. Jangan sampai karena kita sibuk kuatir tentang besok, kita melewatkan untuk menikmati apa yang kita miliki hari ini. Ingat! Apa yang kita miliki hari ini mungkin besok tidak ada. Bukan tidak boleh membuat rencana, tetapi seperti firman Tuhan berkata, “bila Tuhan mengijinkan maka…”.
-
Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN,
dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi,
untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan
kesetiaan-Mu di waktu malam,
dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi.
Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.
(Mazmur 92 : 1-4)Kekuatiran sama halnya seperti sakit hati adalah pilihan.
Kita yang memilih apakah kita mau kuatir atau tidak. Bila kita memilih untuk kuatir, maka kekuatiran itu akan tinggal menetap dalam pikiran kita yang akibatnya semua aktifitas atau rencana Tuhan tidak dapat terwujud. Tapi kalau kita memilih untuk tidak kuatir alias menyingkirkan kekuatiran itu dari pikiran kita, maka tidak ada halangan buat kita mencapai tujuan dan melihat rencana Tuhan yang indah jadi dalam hidup.
- Jangan tinggal dalam penyesalan, kesuksesan atau sakit hati dari masa lalu.
Sama halnya seperti masa depan, masa lalu itu sudah tidak ada. Apakah dulu kita gagal, sukses atau pernah disakiti sudah tidak ada artinya lagi karena yang penting adalah seperti apa kita hari ini. “Lupakan yang di belakangmu…”, “yang dulu berharga sekarang semua itu kuanggap sampah…,”, beberapa perkataan Paulus yang dapat menolong kita untuk melupakan masa lalu.
3. Gunakan senjata 4 ayat & 8 kata mutiara setiap kali kita kuatir.
4 ayat yang perlu diingat setiap kali kuatir:
- Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku (Mazmur 50 : 15).
- Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah (Mazmur 55 : 22).
- Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu (I Petrus 5 : 7).
- Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4 : 6-7).
dan 8 kata mutiara itu adalah :
“ JANGAN KUATIR TENTANG APAPUN, BERDOALAH TENTANG SEGALA SESUATU”.
Bila kita melakukan 3 cara menyingkirkan kekuatiran seperti di atas, yakinlah kita bisa menyingkirkan kekuatiran dengan pertolongan Roh Kudus. Kita tidak bisa menghalangi kekuatiran datang, tetapi kita bisa segera menyingkirkan kekuatiran itu supaya rencana Tuhan dalam hidup kita tidak terhalang dan menjadi kenyataan. (cubs)




Kasih itu SABAR; kasih itu MURAH HATI; ia TIDAK CEMBURU. Ia tidak Memegahkan diri dan TIDAK SOMBONG. Ia tidak melakukan yang tidak SOPAN dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak PEMARAH dan tidak MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena KEBENARAN.
Ia MENUTUPI segala sesuatu, PERCAYA segala sesuatu, MENGHARAPKAN segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.




Senin, 25 Pebruari, 2008

YANG PENTING HATINYA

1 Samuel 16 : 7

Kebanyakan orang lebih senang melihat luarnya, melihat penampilannya dari pada apa yang di dalam. Contoh, banyak orang dalam memilih jodoh lebih mengutamakan kegantengan atau kecantikan, tubuh yang ramping, tinggi, dan sebagainya. Atau dalam hal berorganisasi, termasuk di dalam gereja, orang lebih suka membicarakan apakah ini boleh atau tidak? Sesuai prosedur standar atau tidak? Apa kata dunia…? Padahal itu semua adalah kesia-siaan di mata Tuhan. Ketika Tuhan menyuruh Samuel untuk mencari raja baru Israel di antara anak-anak Isai, secara manusiawi Samuel menilai berdasarkan penampilan, berdasarkan luarnya. Itu wajar menurut manusia, karena ‘ada harga ada barang’. Tetapi Tuhan berkata bahwa bukan penampilan yang Tuhan lihat, dan Dia memilih Daud yang paling kecil, yang paling tidak ada apa-apanya. Tidak disebutkan dalam Alkitab bahwa Daud ganteng. Daud dipilih Tuhan bukan karena parasnya, bukan pula karena kepandaiannya, tetapi karena hatinya yang begitu indah di mata Tuhan. (cubs)
Hati yang indah adalah hati yang akrab dengan Tuhan.

Selasa, 26 Pebruari, 2008

HIDUP BIJAKSANA

Efesus 5 : 15-17

Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk hidup bijaksana. Dalam ayat 15 dikatakan ”Perhatikanlah dengan seksama”, artinya melihat ke sekitar. Kata Yunaninya berarti ketelitian dan ketetapan. Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, karenanya kita perlu berhati-hati supaya bisa dengan lebih baik menghadapi kejadian-kejadian yang tidak kita harapkan. Mengapa kita perlu hidup bijaksana? 1. Hidup itu pendek (ayat 16). Kita harus mempergunakan kesempatan yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya. 2. Hari-hari adalah jahat (Ayat 16). Kita harus menjalani hidup di tengah penganiayaan, perang, konflik, penderitaan, penolakan dan lain-lain dengan bersandar kepada-Nya. 3. Allah mempunyai suatu rencana atas hidup kita. Allah menyatakan rencana-Nya melalui firman dan Roh-Nya yang diam di dalam kita. Ketika kita diselamatkan Ia mempunyai tujuan atas hidup kita dan kemudian kita harus mencari tujuan itu dan menjalani kehidupan sesuai dengan tujuan Allah. (Neke)
Hidup yang bijaksana adalah hidup yang dijalani untuk mencapai tujuan Allah.

Rabu, 27 Pebruari, 2008

DOA KESELAMATAN

Kejadian 18 : 16-33
Abraham adalah orang yang peduli dengan hidup orang lain. Hal ini terlihat ketika Tuhan hendak membinasakan Sodom dan Gomora. Abraham minta Tuhan untuk membatalkan rencana-Nya itu. Abraham berkata, ”Tuhan, apakah engkau akan melenyapkan orang benar bersama orang fasik?” Ini adalah usaha Abraham agar Tuhan tidak murka kepada Sodom dan Gomora. Abraham mempunyai beban untuk keselamatan sesamanya. Meskipun akhirnya Allah tetap memusnahkan Sodom dan Gomora tetapi Abraham telah berusaha sekuat tenaga untuk menolong Sodom dan Gomora. Sebagai orang percaya kita juga harus punya beban untuk keselamatan orang lain. Kita harus berdoa meminta Tuhan untuk menyelamatkan orang lain. Jangan jadi orang yang egois. Kita tidak boleh berpuas diri karena kita telah diselamatkan. (Giant)
Tugas kita adalah berdoa syafaat untuk keselamatan orang di sekeliling kita.

Kamis, 28 Pebruari, 2008

TIDAK PERNAH SENDIRIAN

Mazmur 27 : 10
Saya ingat suatu kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang lalu, seorang anak bunuh diri karena ulang tahunnya tidak diingat oleh siapapun. Pada hari itu dia berulang tahun, tetapi tidak seorang pun memberikan ucapan selamat dan merayakan ulang tahunnya. Anak itu merasa sedih, kemudian menulis surat bahwa tidak ada seorang pun peduli terhadap dia, lalu bunuh diri. Betapa menyedihkan! Ada banyak di antara kita yang sering merasa seperti anak itu juga. Banyak orang sering merasa tidak diperdulikan orang-orang di sekitar. Bacaan hari ini memberi kekuatan bagi kita. Di saat kita merasa orang-orang tidak peduli, di saat kita merasa sendirian, kita tahu Tuhan ada menemani kita. (FF)
Sebagai anak Allah, tidak pernah aku sendirian. Allahku selalu besertaku.

Jumat, 29 Pebruari , 2008

YA, AKU PERCAYA!

Mazmur 37 : 3
Pada suatu musim dingin di Jerman duduklah seorang ibu dengan anaknya yang masih kecil di depan meja makan yang kosong. Mereka lapar. Ibu itu bercerita tentang nabi Elia yang diberi makan oleh Allah lewat burung gagak. Tiba-tiba si kecil minta ijin kepada ibunya yang janda itu untuk membuka pintu agar burung gagak Allah dapat masuk dan membawa makanan buat mereka. ”Saya yakin burung gagak itu sedang dalam perjalanan,” katanya. Ibu yang punya iman sekuat anaknya itu mengijinkan. Saat itu juga lewatlah walikota dan ia tertarik dengan pintu yang terbuka di musim salju. Walikotapun mampir dan mencari tahu apa yang terjadi. Ketika dia mengetahui persoalannya, dia berkata, ”Saya akan menjadi burung gagak Allah!” Sejak itu walikota senantiasa mencukupi keluarga itu. Allah memang selalu memelihara umat-Nya.
Dalam bacaan hari ini pemazmur mengungkapkan sebuah pengharapan yang tak pernah mengecewakan. Ungkapan ini sudah terbukti berkali-kali. Pengharapan pemazmur kepada Tuhan tidak pernah membuatnya kecewa. Pernyataan ”ya, aku percaya” bukanlah suatu pernyataan yang dangkal menurut pengertian kita yang terbatas. Pernyataan ini adalah ungkapan hati yang mendalam atas apa yang sudah Allah lakukan bahkan atas apa yang belum Allah lakukan bagi kita. Percaya kepada Tuhan berarti menaruh seratus persen pengharapan hanya kepada Tuhan. Orang yang berharap kepada Tuhan adalah orang yang juga seharusnya melakukan yang baik dan berlaku setia. Ada begitu banyak yang dapat kita andalkan secara manusia, antara lain kemampuan kita sendiri, orang tua, sahabat, uang, pelayanan, atau juga benda-benda yang menjadi mistis bagi kita. Tetapi semuanya itu mengecewakan. Hanya kepada Tuhanlah kita bisa mengandalkan seluruh persoalan kita dan tidak menjadi kecewa. Marilah kita hanya percaya kepada Tuhan dan biarlah ungkapan hati kita lewat pernyataan ”ya, saya percaya” menjadi suatu pernyataan yang tulus dan didengar oleh Tuhan. (Aping)
Ya, aku percaya Yesus adalah Tuhan dan rajaku!

Sabtu, 1 Maret 2008

SUMBER KEKUATAN

YOHANES 5 : 35
Mama sering merupakan sumber inspirasi bagi saya, dia menjadi sahabat saya. Setiap kali mama sakit dan tidak bisa makan, dia selalu berusaha untuk makan, walaupun hanya nasi dengan air putih saja. Itu sesuatu yang sulit untuk dia, tapi dia berjuang. Katanya kalau kita tidak makan, tubuh kita akan lemah dan tidak cepat pulih, kekuatan tidak ada. Sama halnya dengan roh kita, memerlukan makanan agar kuat. Sama seperti jasmani, justru di saat lemah, di saat menghadapi masalah kita perlu lebih banyak makanan. Artinya di saat kita susah, kita perlu lebih banyak membaca dan merenungkan firman Tuhan, karena dari situlah sumber kekuatan kita. (FF)
Firman Tuhan yang adalah roti hidup, itulah sumber kekuatan rohani kita.

Minggu, 2 Maret 2008

ALLAH YANG TEPAT JANJI

Kejadian 21 : 1-7
Tuhan selalu menepati janji-Nya. Ketika Ia berjanji untuk menjadikan Abraham menjadi bangsa yang besar, maka Allah menepati janji-Nya dengan memberikan Ishak sebagai anaknya. Ishak adalah awal penggenapan janji Tuhan kepada Abraham. Dari sinilah bangsa yang besar itu muncul. Manusia tidak dapat mengukur berapa lama waktu Tuhan untuk menggenapi janji-Nya. Yang jelas Tuhan pasti menepati janji-Nya dan waktu penepatan janji itu sesuai dengan rencana-Nya. Kita harus menunggu waktu penepatan janji Allah kepada kita. Selama masa penantian itu kita harus tetap beriman dan sabar, walaupun kita menghadapi berbagai ujian dan pencobaan. Jangan pernah kita meragukan kesetiaan Allah untuk menepati janji-Nya. (Giant)
Allah selalu menepati janji-Nya, tidak peduli kapan.