19 Apr 2008

Minggu ke 4 April


KASIH ALLAH YANG TIDAK TERBATAS

Suatu hari, aku bangun dini hari untuk menyaksikan sang surya terbit. Keindahan karya ciptaan Tuhan sungguh tak terlukiskan. Sementara aku mengaguminya, aku memuliakan Tuhan oleh karena karya-Nya yang mempesona. Sementara aku duduk di sana, aku merasakan kehadiran Allah dalam diriku.
Ia bertanya kepadaku, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Aku menjawab, "Tentu saja Tuhan! Engkaulah Allah dan Juruselamatku!" Kemudian Ia bertanya, "Seandainya engkau cacat jasmani, apakah engkau akan tetap mengasihi Aku?" Aku terpana. Aku memandangi tanganku, kakiku dan seluruh bagian tubuhku yang lain sambil memikirkan betapa banyak pekerjaan yang tidak akan dapat aku lakukan, pekerjaan-pekerjaan yang selama ini aku anggap biasa. Dan aku menjawab, "Akan sangat berat Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau."
Kemudian Tuhan berkata, "Seandainya engkau buta, apakah engkau akan tetap mengagumi ciptaan-Ku?" Bagaimana aku dapat mengagumi sesuatu tanpa dapat melihatnya? Kemudian pikiranku melayang kepada orang-orang buta di muka bumi ini dan betapa banyak di antara mereka yang mengasihi Tuhan dan mengagumi ciptaan-Nya. Jadi aku menjawab, "Sulit dibayangkan Tuhan, tetapi aku akan tetap mengasihi Engkau.".
Kemudian Tuhan bertanya kepadaku, "Seandainya engkau tuli, apakah engkau akan tetap mendengarkan firman-Ku?" Bagaimana aku dapat mendengar jika aku tuli? Aku tersadar, mendengarkan firman Tuhan tidak hanya dengan telinga, tetapi dengan hati. Maka aku menjawab, "Akan sangat berat, Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan firman-Mu."
Kemudian Tuhan bertanya, "Seandainya engkau bisu, apakah engkau akan tetap memuliakan Nama-Ku?" Bagaimana aku dapat memuji tanpa bersuara? Lalu menjadi jelas bagiku: Tuhan menghendaki kita menyanyi dari kedalaman hati dan jiwa kita. Tidak jadi soal apakah suara kita terdengar sumbang. Dan memuliakan Tuhan tidak selalu dengan nyanyian, tetapi dengan berbuat baik kita menyampaikan pujian kepada Tuhan dengan ucapan syukur. Jadi aku menjawab, "Meskipun aku tidak dapat melantunkan nyanyian pujian, aku akan tetap memuliakan Nama-Mu." Dan Tuhan bertanya, "Apakah engkau sungguh mengasihi Aku?" Dengan tegas dan penuh keyakinan, aku menjawab lantang, "Ya Tuhan! Aku mengasihi Engkau karena Engkaulah satu-satunya Allah yang Benar." Aku pikir aku telah menjawab dengan benar, tetapi ....Tuhan bertanya, "JIKA DEMIKIAN, MENGAPA ENGKAU BERDOSA?" Aku menjawab, "Karena aku hanyalah seorang manusia yang tidak sempurna.""JIKA DEMIKIAN, MENGAPA PADA SAAT SUKA ENGKAU MENYIMPANG JAUH? MENGAPA HANYA PADA SAAT DUKA SAJA ENGKAU BERDOA DENGAN KHUSUK?" Tidak ada jawaban, hanya airmata. Tuhan melanjutkan: "Mengapa melantunkan pujian hanya di gereja dan di tempat-tempat retret? Mengapa datang kepada-Ku hanya pada saat doa? Mengapa meminta dengan demikian egois? Mengapa tidak setia?" Airmata mengalir jatuh di pipiku.
"Mengapa engkau malu akan Aku? Mengapa engkau tidak mewartakan Kabar Sukacita? Mengapa pada saat aniaya engkau berpaling kepada yang lain sementara Aku menyediakan punggung-Ku untuk memikul bebanmu? Mengapa mengajukan alasan-alasan ketika Aku memberimu kesempatan untuk melayani dalam Nama-Ku?" Aku berusaha menjawab, tetapi tidak ada jawab yang keluar.
"Engkau dikaruniai hidup. Aku menciptakan engkau, jangan sia-siakan hidupmu. Aku memberkati engkau dengan talenta-talenta untuk melayani Aku, tetapi engkau senantiasa menghindar. Aku telah menyingkapkan rahasia firman-Ku kepadamu, tetapi pengetahuanmu tidak bertambah. Aku berbicara kepadamu, tetapi telingamu tertutup rapat. Aku menunjukkan belas kasih-Ku kepadamu, tetapi matamu tidak melihat. Aku mengirimkan penolong-penolong bagimu, tetapi engkau duduk berpangku tangan sementara mereka engkau singkirkan. Aku mendengarkan doa-doamu dan Aku telah menjawab semuanya. APAKAH ENGKAU SUNGGUH MENGASIHI AKU?"
Aku tidak mampu menjawab. Bagaimana mungkin? Aku amat malu. Aku tidak punya penjelasan. Apa yang dapat aku katakan? Ketika hatiku menjerit dan airmata telah membanjir, aku berkata, "Ampuni aku, Tuhan. Aku tidak layak menjadi anak-Mu."
Tuhan menjawab, "Itu anugerah, anak-Ku."
Aku bertanya, "Jika demikian, mengapa Engkau terus-menerus mengampuni aku? Mengapa Engkau demikian mengasihi aku?"
Tuhan menjawab, "Karena engkau adalah ciptaan-Ku. Engkau adalah anak-Ku. Aku tidak akan meninggalkan engkau. Jika engkau menangis, hati-Ku hancur dan Aku akan menangis bersamamu. Jika engkau bersorak kegirangan, Aku akan tertawa bersamamu. Jika engkau putus asa, Aku akan menyemangatimu. Jika engkau jatuh, aku akan mengangkatmu. Jika engkau lelah, Aku akan menggendongmu. Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman, dan Aku akan selalu mengasihimu selamanya."
Belum pernah aku menangis sedemikian pilu sebelumnya. Bagaimana mungkin aku bersikap dingin dan beku selama ini? Bagaimana mungkin aku melukai hati-Nya dengan segala kelakuanku? Aku bertanya kepada Tuhan, "Berapa besar Engkau mengasihi aku, Tuhan?" Tuhan merentangkan kedua belah tangan-Nya, dan aku melihat tangan-Nya yang berlubang tertembus paku. Aku bersimpuh di kaki Kristus, Juruselamatku. Dan untuk pertama kalinya aku berdoa dengan segenap hati. (IR)

Senin, 21 April 2008
MENGENAL ALLAH
II Petrus 1 : 2-3
Apakah kita ingin mengenal Allah lebih dalam lagi hari ini? Bukan hanya mendengar tentang Dia atau pernah membaca tentang Dia, tetapi sungguh-sungguh ingin mengenal-Nya? Di dalam Alkitab dikatakan bahwa Tuhan itu kasih. Pada-Nya ada damai, pada-Nya ada kebenaran. Jika kita mengenal-Nya kita akan memperoleh kasih, kedamaian dan kebenaran-Nya dalam hidup kita. Sama seperti jika kita mengenal seseorang dan berada bersama dengannya, bercakap-cakap setiap hari. Kita dapat mengenal Allah juga dengan cara itu, setiap hari berada di dekat-Nya dengan membaca Alkitab dan berdoa serta melakukan kehendak-Nya. Bila Allah tinggal dalam hati kita, maka di manapun kita berada, Dia ada juga di sana. Bila kita bicara kepada-Nya, Dia mendengarkan dan menanggapi. Jika kita mulai mengenal-Nya dengan lebih dalam lagi, kita akan mengalami kedamaian, kebaikan, kekuatan dan kemenangan-Nya dalam semua segi kehidupan kita. (DBR)
Allah menciptakan kita untuk mengenal Dia.

Selasa, 22 April 2008
TUJUAN ALLAH
Kejadian 1 : 26
Ketika Allah menciptakan manusia, Ia memiliki tujuan. Allah ingin supaya manusia segambar dan serupa dengan-Nya, bukan hanya dalam hal bentuk fisik tapi memiliki sifat dan karakter seperti Allah. Inilah tujuan utama Allah menciptakan manusia. Selanjutnya Allah ingin supaya manusia berkuasa atas ciptaan Allah lainnya. Manusia sangat berharga di mata Tuhan, sampai-sampai Allah memberikan kuasa pada manusia atas ciptaan-Nya. Tetapi bila kita lihat sekarang ini, manusia tidak lagi memiliki kuasa ini. Manusia tidak berkuasa atas ciptaan-Nya tapi sekarang manusia yang dikuasai oleh ciptaan-Nya. Manusia bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang. Mereka telah diperbudak oleh uang, padahal seharusnya mereka berkuasa atas uang. Mengapa hal ini dapat terjadi? Karena manusia telah kehilangan rupa dan gambar Allah. Mereka tidak lagi segambar dan serupa dengan Allah, karena dosa manusialah yang menghancurkan citra diri Allah. Bila manusia ingin kembali berkuasa atas ciptaan-Nya maka manusia harus menemukan kembali citra diri Allah supaya mereka dapat kembali segambar dan serupa dengan Allah. (Giant)
Sudahkah kita segambar dan serupa dengan Allah?

Rabu, 23 April 2008
JADI SEPERTI BAYI YANG BARU LAHIR
I Petrus 2 : 1-3
Renungan kali ini mengajar kita untuk membuang segala jenis kejahatan (ayat 1). Untuk itu jadilah seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin air susu yang murni dan bergizi tinggi. Rasul Petrus mengajar semua orang percaya untuk menjadi seperti bayi yang baru lahir. Apa yang menjadi keunikan dari seorang bayi yang baru lahir? Dia masih polos, tidak tahu apa-apa, bahkan harus dirawat serba ekstra dengan diberi air susu yang murni, bukan makanan atau minuman yang lain. Masalahnya sulit bagi kita untuk menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang masih polos tidak tahu apa-apa. Kita menganggap sudah dewasa, sudah tahu segalanya, sehingga perkara duniapun yang salah kita halalkan dengan berbagai macam pertimbangan.
Ada kalanya anak Tuhan banyak mengalami gangguan dalam kehidupan rohaninya dan masih hidup dalam cara hidup yang lama sehingga membuat dia tidak bertumbuh. Hal ini disebabkan karena kita menganggap bahwa kita sudah dewasa rohani, sudah banyak tahu firman, sudah melayani, sudah merasa nyaman dan aman, akhirnya membuat kita gampang jatuh dalam tabiat hidup yang lama yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Melalui renungan ini, jika kita benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan, mari kita buang segala jenis kejahatan dan jadi seperti bayi yang baru lahir. (Ane)
Bayi yang baru lahir tidak punya kejahatan dalam hatinya.

Kamis, 24 April 2008
JADILAH ORANG TERPILIH
Matius 22 : 14
Tidak semua orang yang dipanggil menjadi orang yang dipilih, ada syarat-syaratnya. Musa membawa kurang lebih tiga juta orang ketika keluar dari Mesir. Tidak semua mereka masuk tanah Kanaan. Hanya sebagian dari mereka (Bilangan 32 : 11), ditambah Kaleb dan Josua. Mengapa bisa demikian? Karena mereka yang binasa tidak percaya kepada Tuhan. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan bisa menolong mereka mengalahkan raksasa yang menduduki tanah Kanaan. Mereka dipanggil untuk keluar dari Mesir, tetapi mereka tidak dipilih masuk tanah Kanaan. Jadi apa kunci untuk bisa menjadi orang yang dipilih? IMAN DAN KETAATAN. Itulah yang dilakukan Yosua dan Kaleb, mereka beriman, percaya bahwa Tuhan sanggup. Mereka telah mengatakan iman mereka sebelum mereka benar-benar menyeberang sungai Yordan, sebelum mereka berperang melawan raksasa. Mereka juga taat kepada perintah Tuhan, mereka tahu bahwa Tuhan telah menyuruh mereka untuk menguasai tanah Kanaan. Akhirnya mereka, Yosua dan Kaleb, menerima upah dari Tuhan, mereka menjadi orang-orang yang dipilih. Kita juga bisa baca dari kisah dua raja Israel, Saul dan Daud. Dua-duanya diurapi Tuhan, tetapi nasib mereka beda sekali. Kuncinya juga IMAN dan TAAT. Pilihan ada di tangan kita. Apakah kita mau jadi orang dipilih atau cukup puas menjadi orang yang dipanggil? (cubs)
Jadilah orang terpilih dan nikmati berkat berlimpah dari Tuhan.


Jumat, 25 April 2008
BERHARGA DI MATA TUHAN
Yesaya 43 : 4
Dalam perjalanan mengunjungi suatu daerah, kami melihat ada pengrajin ukiran kulit telur. Kulit telur itu terdiri dari bermacam-macam jenis: telur ayam, bebek, angsa dan burung unta. Setelah diukir, di dalam telur itu dipasang lampu, yang kalau menyala berubah warna. Kami merasa begitu terkesan dengan ukirannya. Telur yang setelah dipakai, kulitnya biasanya kita buang karena tidak berharga, menjadi indah dan mahal harganya di tangan si pengukir. Demikian juga kita sebagai manusia yang berdosa, begitu kotor. Mungkin orang lain tidak mempedulikan kita karena kekurangan dan kelemahan kita, serta seringkali direndahkan oleh orang lain. Tetapi di tangan Tuhan kita menjadi indah karena Dia mengukir kehidupan kita dalam rencanaNya yang indah. Di tangan Tuhan kita menjadi berharga karena Dia menghargai kita sebagai ciptaan-Nya yang indah. (FF)
Kita berharga di mata Tuhan, apapun keadaan kita saat ini.

Sabtu, 26 April 2008
JANGAN MENGECEWAKAN
Matius 11 : 2-6
Yohanes Pembaptis yang dipenjara menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus, apakah Ia Mesias yang ditunggu-tunggu. Yesus menyuruh mereka menceritakan kepada Yohanes apa yang mereka dengar dan lihat Yesus perbuat, dan Ia berkata, ”Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (ayat 6). Apakah Yohanes kecewa? Yohanes adalah pembuka jalan bagi Yesus, tapi setelah ia ditangkap dan dipenjara, mungkin ia menjadi ragu, apakah benar Yesus adalah Mesias? Apakah yang dapat membuat seseorang menjadi kecewa? Biasanya adalah karena keinginan atau harapan yang tidak tercapai.
Sebagai anak Tuhan, kita harus percaya bahwa Yesus tidak akan pernah mengecewakan kita. Bila keinginan atau harapan kita tidak terwujud, mari kita introspeksi, mungkin keinginan kita itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, atau belum waktu-Nya Tuhan. Jangan kita menjadi kecewa dan meninggalkan Tuhan. Kita harus percaya bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik bagi anak-Nya. Tapi sebagai anak Tuhan, pernahkah kita sadari bahwa kita bisa membuat orang lain kecewa dan menolak Tuhan? Banyak orang dunia menaruh harapan terlalu tinggi terhadap anak Tuhan sehingga mereka kecewa. Berapa banyak orang yang belum mengenal Tuhan tidak mau menerima Yesus karena kecewa melihat hidup mereka yang menyebut diri sebagai ”anak Tuhan”? Seharusnya anak Tuhan menjadi saksi yang membawa orang datang kepada Yesus, dan bukan membuat orang menolak Yesus. Oleh sebab itu mari kita berhati-hati dengan hidup kita, jadilah saksi bagi Yesus. (Ginny)
Kekecewaan bisa memahitkan hati orang. Berhati-hatilah!

Minggu, 27 April 2008
KEKUATAN DARI SEBUAH KETAATAN
Yesaya 1 : 19
Adakah sesuatu dalam hidupmu yang engkau tahu Allah minta engkau melakukannya tetapi belum dilakukan? Mungkin Ia minta padamu untuk melepaskan suatu kebiasaan yang jelek? Atau suatu hubungan yang tidak sehat? Atau mungkin Ia minta engkau membuat suatu perjanjian yang belum sempat kau lakukan? Engkau takkan mengerti mengapa itu semua perlu dilakukan? Ketahuilah, Tuhan menginginkan yang terbaik bagimu. Ia ingin mencurahkan berkat-Nya atasmu, tetapi engkau dan Dia perlu bekerja sama. Bukalah hatimu dan bersedia untuk taat. Minta pada-Nya untuk memberitahu bagaimana cara mengatur hidup agar menyenangkan hati-Nya. Jika engkau memilih untuk menjadi taat dalam setiap segi hidupmu, engkau akan mengalami kebaikan Allah dan hidup berkelimpahan menurut janji-janji-Nya. (DBR)
Kekuatan dari sebuah ketaatan terletak pada pengharapan akan janji-Nya.

No comments: