13 Apr 2008

MINGGU KE 3


BELAJAR DARI KISAH YUSUF DAN POTIFAR
(Kejadian 39 : 1-23)



Yusuf dibeli oleh Potifar dan dibawa ke rumahnya sebagai budak, tetapi Tuhan menyertai Yusuf dan membuatnya berhasil dalam segala yang dikerjakannya. Ketika Potifar melihat bahwa Yusuf disertai oleh Tuhan, ia lalu memberi kuasa atas rumah dan segala miliknya kepada Yusuf. Tuhan memberkati rumah Potifar oleh karena Yusuf. Tetapi kemudian Yusuf difitnah oleh istri Potifar sehingga dimasukkan ke dalam penjara.
Sebagai seorang tuan/majikan yang telah melihat hasil kerja Yusuf dan tahu bahwa Tuhan menyertainya, seharusnya Potifar mempercayai ”kredibilitas” Yusuf dan tidak mudah termakan oleh hasutan istrinya. Tetapi emosi/amarah yang menguasainya membuat Potifar tidak bisa berpikir dengan bijaksana sehingga langsung mengambil tindakan. Alkitab kemudian tidak menceritakan tentang Potifar lagi, tapi setelah beberapa tahun kemudian Yusuf diangkat menjadi raja muda di Mesir, kira-kira bagaimana reaksi Potifar? Malu? Menyesal? Apa yang bisa kita pelajari dari Potifar? Sebagai anak Tuhan, bila kita menjadi atasan/majikan, kita harus bijaksana dan jangan mudah termakan oleh hasutan. Di zaman sekarang di mana orang berlomba-lomba untuk mencari posisi penting, memfitnah untuk menjatuhkan sesama sudah menjadi hal biasa. Karena itu bila kita mendengar cerita tentang seorang bawahan/karyawan, selidikilah dahulu kebenarannya, jangan langsung ambil tindakan dengan memecat/memberhentikannya. Pertimbangkan juga riwayat kerjanya selama ini, karena tidak mudah untuk mencari orang yang bisa kita percaya/andalkan. Bila ternyata apa yang kita dengar tidak benar dan kita salah memecat karyawan yang baik, sayang sekali bukan?
Bila kita menjadi bawahan/karyawan yang mengalami seperti Yusuf, difitnah oleh rekan kerja kita, janganlah marah atau sakit hati, mari belajar seperti Yusuf. Yusuf adalah seorang yang lembut hati, ia tidak melawan, tidak marah, tidak memberontak, tidak mengamuk saat difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara. Yusuf tidak membela dirinya, tetapi Tuhan menunjukkan pembelaan-Nya kepada Yusuf (ayat 21). Bila hidup kita benar di hadapan Tuhan, Tuhan akan menjadi Pembela kita. Pada waktunya, Tuhan akan mengangkat kita. Pemazmur berkata, ”Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.” (Mazmur 37 : 5-7, 9). Amin! (LH)

Senin, 14 April 2008
MENUJU KE TINGKAT YANG LEBIH TINGGI
Markus 10 : 46-52
Seorang anak kecil akan bertumbuh semakin hari semakin besar, dengan tingkat intelektual yang semakin berkembang. Tapi jika seorang anak kecil tidak mengalami pertumbuhan baik secara fisik maupun mental, maka sang orangtuapun pasti sangat kuatir akan keberadaannya. Demikian pula dengan kita sebagai anak-anak Allah, kitapun harus memiliki tingkat pertumbuhan rohani yang semakin baik.
Miliki kerinduan untuk berubah (ayat 47-48).
Kerinduan inilah yang memacu kita untuk hidup semakin hari semakin berkenan kepada Allah.
Meninggalkan hidup yang lama (ayat 50).
Kerinduan untuk berubah tanpa disertai tindakan adalah sia-sia. Kita perlu bertindak untuk mencapai kehidupan yang berkenan kepada Allah. Mari tinggalkan kehidupan yang lama, jangan terikat, dan melangkahlah dalam kehendak Tuhan.
Membuka diri untuk Yesus (ayat 51b).
Biarkan Yesus bekerja membersihkan kehidupan kita. Mintalah hati yang rela untuk dibersihkan supaya setiap rencana Allah terjadi dalam kehidupan kita.
Menjadi seperti Yesus (ayat 52).
Inilah tujuan hidup kita, menjadi seperti Yesus. Memiliki karakter dan pribadi Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Bukanlah hal yang mudah tapi perlu latihan setiap hari sampai kita bisa segambar dan serupa dengan Yesus. (Maria)
Sesuatu yang bertumbuh pasti meninggi.

Selasa, 15 April 2008
SESUATU YANG BARU
Yesaya 43 : 19a
Dapatkah kita melihat “sesuatu yang baru” yang Tuhan akan lakukan dalam hidup kita? Kadangkala kita dapat melihat tangan Tuhan bekerja, kadangkala awan gelap menutupi pandangan kita. Tidak masalah di mana kita sedang berada hari ini, arahkan pandangan kita pada apa yang Tuhan sedang kerjakan. Kita dapat percaya pada-Nya karena Ia setia. Rancangan-Nya adalah memberi kita harapan untuk masa depan. Rancangan-Nya adalah membuat sesuatu yang baru dalam hidup kita. Alkitab mencatat bahwa yang menyenangkan hati Tuhan adalah jika kita mengikuti kehendak-Nya. Mintalah kepada-Nya untuk memperlihatkan rencana-Nya hari ini. Jika kita melepaskan pemikiran akan masalah dan membuka hati untuk apa yang Tuhan sudah lakukan untuk kita, kita akan maju menerima kemenangan dan meraih “sesuatu yang baru” yang sudah disediakan Tuhan bagi kita. (DBR)
Allah selalu memberi sesuatu yang baru bila kita mau menerima-Nya.

Rabu, 16 April 2008
MEMBERI DARI KEKURANGAN
Lukas 21 : 1-4
Ada satu hal yang menarik dari bacaan hari ini. Tuhan Yesus mempunyai pandangan yang berbeda mengenai banyaknya jumlah pemberian. Seringkali manusia mengukur banyak sedikitnya pemberian dari besar kecilnya harga sesuatu yang ia berikan. Tetapi pandangan ini tidak sama dengan pandangan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berkata saat kita memberi dari kekurangan kita meskipun jumlahnya sedikit, di hadapan Tuhan pemberian kita itu sangat banyak. Seperti janda miskin ini, meskipun ia hanya memberi dua peser, tetapi di hadapan Tuhan ia memberi lebih banyak dari pada orang kaya yang memberi banyak dari kelimpahannya. Memang lebih susah ketika dalam kekurangan kita harus memberi dibanding dengan saat kita dalam kelimpahan. Intinya bukan banyak atau sedikit kita memberi tetapi ketulusan hati kita. Janda ini memberi dengan tulus hati, hal ini dapat kita lihat ketika ia memberikan semua hartanya kepada Tuhan meskipun ia sangat membutuhkan uang itu. Hati seperti inilah yang harus kita punya, saat kita hendak mempersembahkan persembahan kepada Tuhan. Kita harus memiliki hati yang rela dan tulus, maka persembahan kita akan berkenan di hadapan-Nya dan sangat berharga di mata-Nya. (Giant)
Ketulusan hati kita akan menyempurnakan persembahan kita.


Kamis, 17 April 2008
TANAMKAN BENIH KEBENARAN ALLAH
Yesaya 32 : 17
Benih yang baik akan menghasilkan pohon yang baik. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan dapat dinikmati oleh siapa saja yang memakannya. Pohon yang rindang akan memberi kesejukan dan keteduhan dan menjadi tempat burung-burung membangun sarang. Semuanya ini berawal dari satu benih yang kualitasnya baik. Nabi Yesaya dalam renungan kali ini menulis tentang kebenaran, bahwa di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran adalah ketenteraman dan ketenangan untuk selama-lamanya. Dapat dikatakan bahwa kebenaran di sini bagaikan benih yang tumbuh dan menghasilkan. Berarti dalam pertumbuhan ada kehidupan. Luar biasa berkat Tuhan di ayat ini. Dikatakan bahwa di mana ada kebenaran akan tumbuh damai sejahtera, sebaliknya tidak ada kebenaran tidak ada damai sejahtera. Jadi kebenaran adalan fondasi atau dasar yang harus kita tanam dalam kehidupan kita. Kebenaran yang dimaksud di sini tentunya adalah kebenaran Allah bukan kebenaran manusia atau duniawi. Karena kebenaran dunia akan menghasilkan kekacauan, sehingga tidak heran sekarang banyak terjadi kekacauan di segala bidang, bahkan di lingkungan gereja atau pelayanan, karena yang tumbuh adalah kebenaran manusia yang hanya mementingkan diri sendiri, atau menganggap diri lebih dari orang lain. Sebagai anak Tuhan, tanamkan benih kebenaran Allah yang nampak melalui buah Roh dalam sikap hidup dan ucapan, maka kehidupan kita akan dinikmati oleh orang lain dan mereka akan diberkati. Akibat kebenaran adalah damai sejahtera, ketenangan dan ketenteraman selama-lamanya bagi diri sendiri dan sesama. (Ane)
Pohon dilihat dari buahnya. Kebenaran Allah dan dunia jelas beda!

Jumat, 18 April 2008
SEBENTAR LAGI
Yesaya 56 : 1
Banyak orang yakin bahwa sebentar lagi Yesus akan datang kembali, tanda-tandanya sudah jelas. Firman Tuhan berkata, kedatangan Yesus kedua kali didahului oleh bencana di mana-mana, perang, kesulitan untuk bertahan hidup, pengkhianatan satu sama lain, egoisme yang meninggi, itu semua sudah terjadi. Jadi apa yang harus kita lakukan? Firman hari ini jelas sekali berkata, “…taatilah hukum dan tegakkan keadilan…”. Wow, perintah yang mahal sekali harganya! Lebih gampang menjumpai orang-orang yang tidak taat hukum dari pada yang taat hari-hari ini. Contoh yang kecil saja, lampu merah di jalan. Begitu juga yang namanya keadilan, segala sesuatu sudah begitu terputar balik, tidak jelas lagi mana yang benar, mana yang salah, bagaimana mau tegak? Sebagai orang Kristen, bila kita juga belum taat kepada hukum dan menegakkan keadilan, sadarlah bahwa sebentar lagi Tuhan Yesus datang dan membawa keselamatan. Mulailah taat hukum dan menegakkan keadilan dari diri sendiri, jangan tunggu orang lain. Ingat! Sebentar lagi… (cubs)
Sebentar berarti tidak lama lagi. Jangan sampai ketinggalan dan tidak selamat!

Sabtu, 19 April 2008
DIINDAHKAN TUHAN
Mazmur 8 : 4-5
Beberapa waktu yang lalu kami pergi ke daerah Utara Cina. Sebelum pergi kami mendengar ada badai salju dan cuaca yang kurang bersahabat. Tadinya kami merencanakan untuk batal karena banyak yang menyarankan demikian, tetapi biro perjalanan mengatakan tidak dapat dibatalkan. Kami berdoa dan berserah kepada Tuhan, kalau ini adalah rencana-Nya pasti Tuhan beri jalan keluar. Ketika kami akhirnya pergi ke sana cuaca masih dingin, air di danau menjadi es. Menurut tour guide cuaca waktu kami ke sana selama 4 hari lebih hangat dari beberapa hari sebelumnya. Salju ternyata turun di Selatan, daerah di mana belum pernah terjadi salju turun. Bagi kami itu merupakan campur tangan Tuhan dengan memindahkan salju supaya kami bisa menikmati perjalanan kami. (FF)
Tuhan selalu mengindahkan ciptaan-Nya.

Minggu, 20 April 2008
HANYA KASIH KARUNIA
I Korintus 15 : 8-11
Rasul Paulus, seorang rasul yang besar, sadar bahwa segala yang diperolehnya adalah ”kasih karunia”. Keselamatan yang ia peroleh dalam Yesus adalah kasih karunia. Karunia yang ia dapatkan adalah kasih karunia. Ia bekerja lebih keras dari semua rasul karena kesadaran akan dirinya yang dahulu adalah penganiaya jemaat Tuhan; tetapi bila ia dapat melayani Tuhan, iapun sadar bahwa itu adalah kasih karunia (ayat 10). Sayang, sekarang ini banyak orang yang seringkali tidak sadar akan hal itu. Mereka bangga dengan talenta/karunia yang mereka miliki, dan menjadi sombong bila telah bisa melayani Tuhan dengan bermain musik, menjadi pemimpin pujian, berkhotbah, atau memiliki karunia yang ’besar’. Apalagi dengan pujian dan sanjungan yang mereka terima, mereka jadi merasa diri hebat dan lupa bahwa semua itu adalah ”kasih karunia”.
Kita harus sadar bahwa talenta/karunia yang kita terima adalah dari Tuhan. Tuhan memberikannya kepada kita untuk melayani Dia, bukan untuk menyombongkan diri. Yesus berkata, ”Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15 : 5). Tanpa Tuhan kita tidak akan bisa berbuat apapun. Karena itu jangan mengandalkan kemampuan atau kepintaran kita, tetapi bersandarlah kepada Tuhan saja. Dan ingatlah selalu, apapun yang kita lakukan, itu adalah ”kasih karunia”. (Ginny)
Dengan mengingat kasih karunia Tuhan, kita akan menjadi rendah hati.


No comments: