3 Apr 2008

Minggu ke 2 April

Apa yang kau kuatirkan ?

Setiap manusia yang hidup cenderung untuk merasa kuatir akan hari besok. Kita tidak pernah kuatir akan hari kemarin karena kemarin sudah berlalu. Orang tidak akan berkata, ”Saya kuatir kemarin mau makan apa.”, tetapi, ”Saya kuatir besok mau makan apa.”. Orang yang sudah mati tidak perlu lagi mengkuatirkan apa-apa, tidak perlu lagi memikirkan hari besok karena sudah tidak ada lagi besok baginya. Tetapi bagi orang yang masih hidup, kekuatiran itu akan selalu datang. Mendengar berita tentang harga-harga yang semakin naik, resesi ekonomi yang tak kunjung selesai, isu-isu yang menakutkan..., semua itu dapat membuat orang menjadi kuatir. Tetapi apa yang Yesus katakan? ”Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” (Matius 6 : 25a). Yesus menasihatkan kita untuk tidak kuatir, mengapa? Karena:
1. kekuatiran membuat kita tidak dapat bersukacita (Amsal 12 : 21: Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.).
2. kekuatiran membuat kita tidak bisa mengucap syukur (Kolose 4 : 6: Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.).
3. kekuatiran membuat kita tidak bisa tidur nyenyak (Mazmur 4 : 9: Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman.).
4. kekuatiran memperpendek umur (Matius 6 : 27: Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?).
5. kekuatiran membuat iman tidak bisa bertumbuh (Matius 13 : 22: Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.).
Yesus berkata, ”Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6 : 34). Hari inipun belum berlalu, untuk apa kita kuatirkan besok? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, bahkan kitapun tidak tahu apakah besok kita masih ada? Nabi Yeremia berkata, ”Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3 : 22-23). Kasih setia yang Tuhan berikan selalu baru setiap hari, kasih setia-Nya cukup untuk kita melewati hari ini. Sebab itu Rasul Petrus berkata, ”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (I Petrus 5 : 7). Mari berjalan bersama Tuhan setiap hari dengan iman. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Dia tak akan pernah melepaskan tangan kita saat kita menaruh tangan kita dalam Tangan-Nya. ”Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4 : 7). Oleh sebab itu kita tidak perlu kuatir akan apapun juga. Amin! (LH)

Senin, 7 April 2008
BEGITU BESAR KASIH-NYA
Yohanes 3 : 16
Keponakan kami mempunyai anak tunggal yang begitu mereka kasihi. Mereka mempunyai apartemen yang terletak di pusat kota. Saat ini anak mereka sekolah di SMP. Bila sudah waktunya, anak itu ingin kuliah di Inggris. Sejak sekarang orangtuanya sudah menabung dan merencanakan untuk menjual apartemen untuk biaya kuliah anak mereka. Anaknya tidak tahu rencana orangtuanya tersebut. Saya bertanya, kemudian mereka akan tinggal di mana? Keponakan saya tidak menjawab. Kalau manusia saja begitu mengasihi anak sampai rela mengorbankan kesenangan dirinya sendiri, apalagi Bapa di sorga yang begitu mengasihi kita. Mungkin kita seperti anak itu tidak mengerti kalau orangtuanya sudah merencanakan masa depannya. Bapa sudah merencanakan masa depan yang indah bagi kita. Hidup kita ada dalam rencana Allah bahkan sejak kita berada dalam kandungan ibu kita. (FF)
Kasih Allah begitu besar buat kita. Jangan sia-siakan!

Selasa, 8 April 2008
PILIH YANG MANA?
Lukas 10 : 38-42
Ketika Yesus datang ke rumah Marta, ia sibuk sekali melayani-Nya, tetapi saudara perempuannya, Maria, duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Ketika Marta protes kepada Yesus karena membiarkan ia melayani seorang diri, Yesus menjawabnya, ”Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (ayat 42).
Kalau Tuhan Yesus datang bertamu ke rumah kita, manakah yang akan kita pilih, menjadi seperti Marta atau Maria? Memang Yesus tidak datang secara nyata ke rumah kita, tapi Yesus datang ke dalam hidup kita. Yesus berkata bahwa Marta kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Seringkali kitapun seperti itu bukan? Kita kuatir akan segala sesuatu dalam hidup ini, sehingga kita tidak bisa menyambut Yesus. Apakah Maria tidak mempunyai kekuatiran seperti Marta? Tentu saja! Maria pasti juga memiliki banyak masalah yang bisa membuatnya kuatir, tapi Maria memilih menyerahkan segala kekuatirannya kepada Yesus dan percaya bahwa Yesus dapat menjawab segala permasalahannya.
Hari ini, mari kita tentukan pilihan, apakah kita mau seperti Marta yang terus kuatir dan memikirkan masalahnya sendiri, atau kita mau seperti Maria yang percaya dan menyerahkan segala persoalannya kepada Tuhan? Rasul Petrus menulis dalam suratnya, ”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (I Petrus 5 : 7). (Ginny)
Tuhan sangat peduli kepada kita, jadi buat apa kuatir?

Rabu, 9 April 2008
HATI YANG BERSIH
II Tawarikh 16 : 9
Apakah kita memerlukan Tuhan untuk masuk dalam kehidupan sekarang? Alkitab berkata bahwa Allah sesungguhnya memperlihatkan diri-Nya dengan kesan yang kuat kepada dunia. Ia mencari mereka yang mempunyai hati yang tidak bersalah. Jika kita membuka hati pada Yesus dan bertanya kepada-Nya untuk mengampuni dan menyucikan hati kita oleh darah-Nya, Dia akan memberi kita hati yang tidak bersalah dan kita menjadi seseorang yang Tuhan cari untuk bekerja sama. Jika kita mengerti bahwa Allah ingin bekerja dalam hidup kita, iman kita akan bertambah, pengharapan bertambah dan pekerjaan Tuhan di dalam hidup kita berkembang. Percayalah pada kebenaran dari Alkitab hari ini. Mulailah mengucap syukur dan terima kasih atas pemberian-Nya untuk suatu hati yang bersih. Terima kasihlah kepada-Nya yang memilih kita untuk bekerja sama dengan-Nya. Carilah kebaikan dan kekuatan-Nya dalam hidup. Jika kita melakukan hal itu, kita akan melihat perubahan dalam hidup kita hari demi hari. (DBR)
Datanglah kepada Tuhan dengan hati yang bersih!

Kamis, 10 April 2008
KEKUATAN KASIH
Yohanes 3 : 16
Rasul Paulus menulis, ”Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (I Korintus 13 : 13). Mengapa kasih yang paling besar dibanding iman dan pengharapan? Karena tanpa adanya kasih maka iman tidak akan ada dan tanpa kasih pula pengharapan tidak akan muncul. Melalui kasih status manusia berubah, dari manusia berdosa menjadi manusia yang dibenarkan oleh Kristus. Karena kasih Allah maka Ia mengutus Anak-Nya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menjadi Penebus dosa manusia. Kasih Allah inilah yang menjadi dasar iman dan pengharapan kita. Oleh karena kasih-Nya pada manusia maka Yesus rela menderita. Ia rela dicaci maki, Ia rela dimahkotai duri, Ia rela dicambuk dengan cambuk yang berduri dan Ia juga rela disalib di bukit Golgota. Semua itu Ia lakukan karena Ia sangat mengasihi manusia. Kita harus ingat bahwa Allah kita adalah kasih (I Yohanes 4 : 7-8). Oleh sebab itu marilah kita saling mengasihi satu sama yang lain. Ketika kasih itu ada dalam hati kita maka kita telah lahir dari Allah dan kita telah mengenal Allah. (Giant)
Di dalam kasih tersimpan kekuatan yang dapat mengubah dunia.

Jumat, 11 April 2008
CARILAH KESUKAAN TUHAN
Hosea 6 : 6
Banyak hal yang kita lakukan untuk menyukakan hati orang yang kita kasihi. Bahkan kita rela berkorban apa saja demi untuk menyenangkan orang yang kita kasihi. Hal tersebut juga terjadi dalam hubungan kita dengan Bapa di sorga. Kita pasti rindu untuk menyenangkan hati Tuhan, tapi seringkali apa yang kita lakukan sebenarnya bukan apa yang Tuhan mau sehingga muncul pertanyaan, ‘apa sih yang Tuhan mau saya lakukan?’. Dalam bacaan hari ini dijelaskan tentang pertobatan yang pura-pura dari orang Israel membuat Tuhan tidak menyukai cara hidup mereka. Tuhan berkata bahwa Ia menyukai kasih setia dan bukan korban bakaran. Renungan ini menjadi berkat bagi kita untuk mengetahui apa yang Tuhan sukai. 1. Tuhan menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan. Dalam Yohanes 14 : 15 Yesus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Jelas di sini bahwa yang Tuhan suka dari kita adalah menuruti perintah-Nya. Jadi kasih kita kepada Tuhan adalah sikap hidup yang memuliakan Dia. Seringkali kita berpikir bahwa pengorbanan kita: waktu, tenaga, materi, itu sudah cukup, tapi Tuhan bilang bukan, karena Tuhan suka pengorbanan kita yang disertai dengan sikap hidup yang berkenan kepada-Nya dan komitmen mengasihi Tuhan. Apapun pengorbanan kita akan menjadi korban yang terindah bagi Tuhan. 2. Tuhan menyukai pengenalan akan Allah. Tuhan mau kita mengenal Dia sehingga kita tidak salah berpikir tentang Tuhan. Kita seringkali marah, kecewa sama Tuhan karena kita belum mengenal Dia secara pribadi; siapa, bagaimana dan apa karya Tuhan dalam hidup ini. Kalau kita mengenal Dia, kita akan tahu apa yang Tuhan mau kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Sebab itu penting sekali kita mengenal Dia secara pribadi melalui firman-Nya. Dua hal ini penting bagi kita bahwa Ia menyukai kasih setia dan pengenalan akan Allah lebih dari pada korban-korban kita. (Ane)
Kesukaan Tuhan yang utama adalah bersekutu dengan kita!

Sabtu, 12 April 2008
TUHAN PELIHARA
I Raja-raja 17 : 2-6
Sebagai pelayan Tuhan, kita dapat melihat dengan jelas sekali pemeliharaan Tuhan kepada hamba-Nya. Ketika Elia diperintah Tuhan untuk mendatangkan bencana kelaparan dan kekeringan di Israel, Tuhan tidak melupakannya. Tuhan mencukupi makan dan minum Elia. Sungguh luar biasa. Pemeliharaan Tuhan berlaku juga sampai hari ini, tidak berubah. Masalahnya, apakah kita mau seperti Elia, taat kepada Tuhan? Untuk mendapat pemeliharaan Tuhan, Elia harus pergi ke sungai Kerit, tidak bisa tinggal di rumahnya terus. Dia harus meninggalkan kenyamanan, semua fasilitas yang ada di rumahnya dan pergi ber’kemah’ di tepi sungai Kerit. Elia tidak melihat burung gagak membawakan roti dan daging sebelum dia tiba di tepi sungai. Itulah caranya Tuhan, Dia mau kita taat dulu baru lihat pemeliharaan-Nya. Dia mau melihat apakah kita beriman kepada-Nya atau lebih percaya kepada kenyamanan kita? Bila Elia tetap tinggal di rumah, dia akan mati kelaparan; taat kepada Tuhan, tetap dapat makan dan minum di tengah kekeringan. Mana yang kita pilih? (cubs)
Tuhan pelihara anak-Nya yang taat kepada-Nya.

Minggu, 13 April 2008
TINGGAL BERSAMA
Yohanes 15 : 7
Beberapa waktu yang lalu kami berkunjung ke rumah keponakan kami dan menginap selama dua minggu. Keponakan kami sudah mempersiapkan rumahnya untuk menerima kami. Rumahnya hanya mempunyai tiga kamar, salah satunya adalah gudang. Keponakan kami mengorbankan kamarnya bagi kami dan dia menyulap gudang menjadi tempat tidur baginya dan isterinya. Dengan menempatkan kontainer plastik, lalu papan di atasnya kemudian kasur, dan mereka tidur di situ. Hal itu membuat kami terharu. Pernahkah kita berkorban bagi Tuhan Yesus yang, bahkan seringkali, kita katakan Dia tinggal bersama-sama kita? Apakah kita sudah memberi yang terbaik bagi-Nya? Mengingat hal itu saya menjadi malu. Ternyata selama ini saya tidak memperlakukan Tuhan Yesus dengan istimewa. Saya belum memberikan tempat terbaik dalam hati saya kepada-Nya, padahal Tuhan Yesus tinggal bersama saya. (FF)
Bila Yesus tinggal bersama saya, haruslah Dia mendapat yang terbaik.

No comments: