7 Nov 2008

Minggu ke 2 November




AKU TIDAK MAMPU
Orang menggolongkan Yeremia sebagai salah seorang yang tidak percaya akan kemampuan dirinya sendiri seperti halnya Musa. Ketika Tuhan memanggil Yeremia dan memberitahukan kepadanya bahwa ia telah ditetapkan menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, Yeremia menanggapi panggilan Tuhan itu dengan sebuah penolakan dengan alasan tidak mampu. Ada dua hal yang terkandung dalam doa Yeremia.
Pertama, pengakuan akan ketidakmampuan Yeremia menjelaskan bahwa ia tidak fasih berbicara, ditambah lagi usianya masih muda dan belum berpengalaman. Doa Yeremia ini adalah doa yang spontan keluar dari isi hatinya, bukan doa yang sudah disusun seperti orang menyusun pidato. Yeremia dikenal sebagai nabi peratap, yaitu nabi yang banyak nangisnya. Hati Yeremia itu lembut. Itulah sebabnya ia merasa tidak sanggup untuk menjadi seorang nabi yang harus tegar memperkatakan apa yang Tuhan ingin ia katakana, seorang yang sering berbicara karena dosa-dosa yang sudah keterlaluan dibuat umat Tuhan. Itulah yang dibayangkan oleh Yeremia, sanggupkah aku untuk menyuarakan kehendak Tuhan? Sanggupkah aku berbicara dengan keras dan tegas?
Kedua, penyerahan. Orang yang menolak sebuah tugas karena alasan tidak mampu, sangatlah berbeda dengan orang yang menolak tugas karena memang tidak bersedia melakukan tugas tersebut. Di dalam doanya Yeremia menjelaskan keadaannya yang sesungguhnya bahwa ia mempunyai kelemahan. Tuhan juga tahu hal itu. Namun pengakuan Yeremia itu bukan sekedar untuk memberitahukan Tuhan, namun suatu bentuk penyerahan diri. Tuhan tidak butuh hal lain dari Yeremia, Ia hanya butuh kesediaan dan ketaatan Yeremia untuk melakukan apa yang Ia perintahkan. Kekurangan yang diutarakan Yeremia sama sekali tidak menjadi penghalang untuk Tuhan memakainya. Hanya dengan mengulurkan tangan-Nya ke mulut Yeremia, kesulitan itu teratasi.
Semua orang pasti memiliki kekurangan di dalam dirinya, yang seringkali menjadi penghalang baginya untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan. Tetapi apapun kekurangan itu, akuilah semua di hadapan Tuhan dengan tidak usah malu. Tuhan tahu bagaimana mengajar, memperlengkapi, memampukan sembari terus menyempurnakan, sehingga kita dapat melakukan apa yang Ia inginkan. Bahkan lebih dari semua itu, Ia juga memperlengkapi kita secara rohani dengan semua karunia-karunia Roh, di mana Roh Kudus berkarya di dalam kehidupan kita. Oleh karena itu jangan lagi ragu-ragu sekarang ini, nyatakanlah kepada Tuhan apa yang ada di dalam hati kita, segala kekurangan dan kelemahan kita, mintalah Tuhan memampukan kita sebagaimana Tuhan memampukan Yeremia. (Yeremia 1 : 4-10). (Jac)

SENIN, 10 Nopember 2008
HIDUPLAH BAGI ALLAH
I Petrus 4 : 1-3
Renungan kita hari ini hendak mengingatkan agar kita menggunakan waktu kita bukan untuk hal yang sia-sia, melainkan untuk mengerjakan tugas dari Bapa di sorga. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus telah mengalami penderitaan badani, dan kita para pengikut-Nya pasti kelak akan mengalami hal yang sama. Oleh karena itu Rasul Petrus mengingatkan agar kita mempersiapkan diri agar bila masa penderitaan itu datang kita sudah siap. Biarlah kita menggunakan waktu kita menurut kehendak Allah bukan menurut keinginan manusia kita. Seringkali kita mempergunakan waktu untuk melakukan keinginan daging, yang bertujuan untuk memuaskan nafsu kita. Padahal segala sesuatu yang kita kerjakan berdasarkan hawa nafsu akan mendatangkan kefanaan. Tetapi bila mempergunakan waktu untuk melakukan kehendak Bapa maka hal yang kekal yang akan kita terima. Seringkali lebih mudah kita melakukan keinginan daging kita dari pada melakukan firman Tuhan. Kita lebih suka mengejar yang fana dari pada mengejar yang abadi. Firman Tuhan berkata bila kita mempergunakan waktu menurut keinginan daging maka kita sama seperti orang yang tidak mengenal Allah (ayat 3). Orang yang hidupnya telah menjadi manusia baru pasti akan setia dan senang melakukan kehendak Bapa. Saya percaya Anda adalah orang yang telah menjadi ciptaan baru, oleh karena itu pergunakan waktu yang sisa ini untuk melakukan kehendak Bapa. (Giant)
Waktu yang tidak digunakan bagi Allah tetap harus dipertanggungjawabkan.
SELASA, 11 Nopember 2008
MENGAPA ADA DOA YANG TERHALANG?
I Petrus 3 : 1-7
Sudah sering kita mendengar banyak doa yang dipanjatkan anak-anak Tuhan yang tidak dijawab. Jika hal itu terjadi pada kita, kita perlu memeriksa diri apakah ada perbuatan yang tidak benar. Bacaan hari ini secara khusus membahas tentang banyaknya kegagalan dalam rumah tangga. Untuk itu marilah kita perhatikan ayat 7 yang memperingatkan para suami. Hubungan suami istri dalam Alkitab sering digambarkan sebagai hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Jadi kalau Kristus begitu mengasihi jemaat-Nya, bahkan sampai rela mengorbankan diri-Nya tersalib, demikian pula diharapkan para suami mengasihi istrinya dengan sepenuh hati. Bahkan secara lebih tegas lagi dikatakan bahwa ”hormatilah mereka (para istri)”. Bila para suami mentaati apa yang Tuhan perintahkan pasti tidak akan ada suami yang menyakiti hati istri, apalagi melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, terutama pengkhianatan terhadap istri. Jadi bila ada doa yang tidak dijawab Tuhan, jangan pernah menyalahkan Tuhan, tetapi introspeksi terlebih dahulu. Firman Tuhan mengatakan, ”Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59 : 1-2). (DBR)
Hampirilah Tuhan dengan kekudusan maka Ia akan menjawab doamu.
RABU, 12 Nopember 2008
HIKMAT ALLAH
II Tawarikh 1 : 1-13
Ambisi untuk meraih keuntungan dengan cepat, ingin mendapat kekayaan dengan mudah, merupakan bagian hidup kebanyakan orang saat ini. Tak peduli bagaimana caranya, yang penting tujuan untuk memperoleh yang diinginkan bisa diwujudkan. Kalau kita pelajari dan pahami apa yang dilakukan Raja Salomo, sepertinya tidak sesuai dengan zaman sekarang. Salomo memilih hikmat Allah. Harta dan kekuasaan bukan menjadi tujuan utamanya, sebab ia sangat yakin bahwa Tuhan yang berpihak padanya akan memberkatinya. Kalau Salomo yang notabene adalah seorang raja, berdoa kepada Tuhan untuk memperoleh hikmat Allah, bagaimana dengan kita? Sudah seharusnya kita melihat teladan Salomo, yang mendulukan hikmat Allah. Sebab, hikmat Allah akan menuntun hidup kita pada berkat-berkat Allah yang telah tersedia. Bukanlah sesuatu yang berdosa jika kita memiliki harta atau kekuasaan. Tetapi yang seringkali terjadi adalah cara memperolehnya yang tidak benar, memanfaatkan segala cara, bahkan kadangkala rela melakukan hal yang tidak terpuji. Jadi, mintalah hikmat kepada Allah sehingga pikiran kita, hati, dan tindakan kita menjadi lebih bijaksana. Sebab harta kekayaan dan kuasa dapat dinilai, tetapi hikmat Allah sungguh tak ternilai. Ketika kita memperoleh hikmat Allah maka langkah-langkah hidup kita menjadi lebih jelas dan terang. Kita akan berjalan dengan tuntunan yang benar dan ke arah yang benar pula. Tiap rancangan yang kita susun dan selalu didasari oleh hikmat-Nya akan menghasilkan yang terbaik dalam kehidupan kita. Untuk itu, peliharalah cinta kasih terhadap Dia, tetaplah bertumbuh dalam rancangan-Nya, sehingga hikmat Allah akan terpancar dari pelbagai kegiatan yang kita lakukan. Tekunlah terus berdoa, jangan hilangkan waktu untuk selalu berkomunikasi dengan Allah, sebab melalui doa kita dapat menjalin pergaulan yang lebih akrab dan dekat dengan Tuhan Yesus. Kebajikan dan kemurahan-Nya akan mengikuti langkah hidup orang percaya. Tuhan Yesus memberkati. (IR)
Jangan mengandalkan hikmat sendiri tetapi gunakanlah hikmat Allah agar hidupmu diberkati.
KAMIS, 13 Nopember 2008
MENGAMPUNI DIRI SENDIRI
Markus 11 : 26
Mengampuni bukan suatu hal yang mudah. Ego kita, harga diri kita dan lain-lain menyebabkan kita tidak mau mengampuni. Mengampuni orang lain itu tidak gampang, tetapi mengampuni diri sendiri jauh lebih sulit. Ada yang bilang, bagaimana “saya bisa menyakiti saya”? Oh, sangat bisa! Ketika saya gagal dan saya tidak bisa menerima kegagalan itu, itulah saatnya “saya menyakiti saya”. Atau ketika saya melakukan kesalahan, tidak berbuat yang seharusnya, tidak mencapai prestasi gemilang, tidak punya berat badan yang ideal, ketika saya tidak seperti orang lain, ketika saya terjerat narkoba, ketika saya… masih banyak lagi hal-hal yang tidak memuaskan akan membuat “saya bisa menyakiti saya”. Pada dasarnya, manusia menghendaki kesempurnaan. Ketika itu tidak terjadi, manusia dapat menjadi kecewa kepada dirinya sendiri dan itu ternyata membuat banyak orang lebih mudah mengampuni orang lain dari pada dirinya sendiri. Mari kita belajar untuk mengampuni diri kita sendiri dengan menerima diri kita sendiri apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Hanya ketika kita dapat mengampuni diri kita sendiri, kita akan dapat datang kepada Tuhan karena seperti dikatakan firman hari ini ketika kita tidak mengampuni kesalahan orang termasuk kesalahan kita sendiri, Tuhan tidak dapat mengampuni kesalahan kita. (cubs)
Yang paling sulit di dunia ini adalah mengampuni diri sendiri.
JUMAT, 14 Nopember 2008
SAKSI HIDUP
Ibrani 12 : 1-2
Dalam Wahyu 15 : 4 dikatakan bahwa kita harus memiliki hati yang takut akan Tuhan. Artinya walaupun tidak dilihat orang tetapi tetap melakukan hal-hal yang baik dan ada ketakutan untuk melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Allah. Mengapa demikian? Dijelaskan dalam bacaan hari ini bahwa kita mempunyai banyak saksi yaitu:
Hati nurani kita. Ia merupakan saksi yang sangat dekat. Ketika kita berbuat dosa maka hati nurani kitalah yang pertama akan memberitahu kita.
Tuhan. Segala kejahatan kita yang kita pikir tidak dilihat siapapun tetap diketahui oleh Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi dari pada-Nya.
Setan/Iblis. Dialah yang selalu mengingatkan segala dosa kita, bahkan mendakwa kita sehingga kita cenderung tetap pada jalan kita sendiri. (Mar)
Setiap tindakan kita disaksikan oleh orang lain tanpa kecuali.
SABTU, 15 Nopember 2008
DOSA vs ANUGERAH
Yohanes 7 : 53 – 8 : 11
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah kepada Yesus untuk melihat apa yang akan dilakukan Yesus terhadapnya; karena sesuai dengan hukum Taurat, hukuman terhadap orang yang berbuat zinah adalah dilempari batu sampai mati. Tetapi Yesus hanya berkata, ”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (ayat 7). Akhirnya seorang demi seorang pun pergi meninggalkan tempat itu.
Kitapun sering berbuat seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, bukan? Kita suka menuding dan menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain tanpa menyadari bahwa kitapun sebenarnya adalah orang berdosa. Kita merasa diri kita jauh ’lebih baik’, ’lebih suci’ atau ’lebih rohani’ dari pada orang lain. Mungkin kita menganggap dosa yang kita lakukan tidaklah seberat yang dibuat orang lain, tetapi bagi Tuhan, dosa tetaplah dosa. Pelanggaran terhadap firman Allah adalah dosa, tidak ada dosa besar atau dosa kecil. Tetapi Tuhan memberi kesempatan baru kepada setiap orang yang mengakui dan bertobat dari dosanya. Yesus berkata kepada perempuan itu, ”Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (ayat 11b). Bila Tuhan telah mengampuni, jangan kita berbuat dosa lagi. Jangan sia-siakan anugerah-Nya! (Ginny)
Dosa mendatangkan hukuman. Anugerah Tuhan adalah pengampunan.
MINGGU, 16 Nopember 2008
PIKIRAN
Efesus 4 : 17
Pikiran adalah medan peperangan setiap hari. Sesungguhnya Tuhan telah memberikan otoritas kepada Anda untuk senantiasa menang dalam setiap petempuran, akan tetapi kadang-kadang kita menjadi pecundang karena telinga roh kita lebih kuat sinyalnya mendengar “Apa kata Iblis dari pada apa yang Tuhan katakan”. Dunia sekarang di mana kita tinggal adalah dunia yang sedang hanyut dengan segala keinginan dosa. Cara seseorang berpikir akan mempengaruhi cara bertindaknya. Ahli psikologi pernah berkata, “Apabila kita mengisi pikiran anak kita dengan kekerasan, maka kelak anak itu akan hidup bertindak dengan cara yang keras pula.” Untuk itu bila kita ingin menang dalam setiap petempuran, marilah kita isi pikiran dengan firman Tuhan. Bila pikiran kita penuh dengan firman Tuhan maka kita tidak akan pernah dikecoh oleh tipu muslihat Iblis. Semakin banyak kita memasukkan firman Tuhan dalam pikiran kita maka semakin kuat benteng yang telah kita bangun. Bila benteng yang ada di pikiran kita kuat maka Iblis tidak akan dapat merobohkannya. Iblis hanya dapat dikalahkan oleh firman Tuhan. Oleh sebab itu, penuhilah pikiran Anda dengan firman Tuhan. (Giant)
Pikiran jahat hanya dapat dikalahkan oleh firman Tuhan.

No comments: