4 Nov 2008

Minggu ke-1 November


Tuhan, bebanku berat..
“Mengapa bebanku berat sekali?" Aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersender. "Tidak adakah istirahat dari hidup ini?" Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal. "Ya Tuhan," aku menangis, "Biarkan aku tidur... Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!" Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan. Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku. Ketika aku mulai sadar, aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib. "Anakku," orang itu bertanya, "Mengapa engkau datang kepada-Ku sebelum Aku siap memanggilmu?" "Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat, betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi." "Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu? Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." "Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu, tetapi kenapa bebanku begitu berat?" "Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?" "Aku bisa melakukan hal itu?" Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba semua ini. Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya. “Itu punya Joan," kataku. Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus. Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak. "Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul?" pikirku. Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung terjatuh seketika. "Lepaskan beban ini!" Teriakku. "Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?" "Lihat ke dalamnya." Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambar ibu mertua Joan dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, "Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak seharusnya menikah denganmu. Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku..." Aku segera meletakkan gambar itu dan mengangkat gambar yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu. Gambar yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba, telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi. "Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya..." "Apakah kau ingin mencoba yang lain?" Tanya Tuhan dengan pelan. Aku mencoba beberapa. Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia memelihara 4 orang anak laki-laki tanpa suami. Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai oleh penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan. Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo. "Beban mereka semua sangat berat, Tuhan." Kataku. "Kembalikan bebanku." Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain. "Mari kita lihat ke dalamnya," Tuhan berkata. Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. "Itu bukan ide yang baik," jawabku, "Mengapa?" "Karena banyak sampah di dalamnya." "Biar Aku lihat." Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku. Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku. "Katakan kepada-Ku mengenai hal ini." "Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna wisma di sini. Tetapi kami tidak memiliki asuransi, dan ketika anak-anak sakit kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter. Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas." "Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu.... dan semua anak-anakmu, Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di mata-Ku." Kemudian ia mengambil sebuah gambar seorang anak laki-laki. "Dan yang ini?" Tanya Tuhan. "Andrew..." Aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban. "Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya...""Anak-Ku," Tuhan berkata. "Jika kau percayakan kepada-Ku, Aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, Aku akan memberikan engkau kesabaran." Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku. "Ya, Tuhan.." Aku berkata sambil menarik nafas panjang. "Kerikil-kerikil itu memang kecil, tetapi semua itu adalah penting. Aku membenci rambutku. Rambutku tipis, dan aku tidak bisa membuatnya kelihatan bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku!" "Anak-Ku, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalam hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar, bahkan seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang dimakan waktu. Itulah yang berharga di mata-Ku." Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya. "Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang," kataku, "Yang terakhir, berikan kepada-Ku batu bata yang terakhir." Kata Tuhan. "Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya." "Anak-Ku, berikan kepada-Ku." Kembali suara-Nya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangan-Nya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat luka-Nya. "Tuhan....Bagaimana dengan tangan-Mu? Tangan-Mu penuh dengan luka!!" Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajah-Nya untuk pertama kalinya. Dan pada dahi-Nya, kulihat luka yang sangat dalam... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke daging-Nya. "Tuhan," aku berbisik. "Apa yang terjadi dengan Engkau?" Mata-Nya yang penuh kasih menyentuh kalbuku. "AnakKu, kau tahu itu. Berikan kepadaku bebanmu, itu adalah milik-Ku, Aku telah membelinya." "Bagaimana?" "Dengan darah-Ku." "Tetapi kenapa, Tuhan?" "Karena Aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepada-Ku." Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke tangan-Nya yang terluka. Beban itu penuh dengan kotoran dan Iblis dalam kehidupanku: kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku. Kemudian Ia mengambil salibku, menghempaskan salib itu ke kolam yang berisi dengan darah-Nya yang kudus. Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya. "Sekarang anak-Ku, kau harus kembali. Aku akan bersamamu selalu. Ketika kau berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang." "Ya, Tuhan, aku akan memanggil-Mu." Aku mengambil kembali bebanku. "Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau. Kau lihat beban-beban itu? Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kaki-Ku, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth... Ketika kau meninggalkan bebanmu di sini, Aku akan menggendongnya bersamamu. Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." Seketika aku meletakkan bebanku. Cahaya itu mulai menghilang, namun masih kudengar suara-Nya berbisik, "Aku tidak akan meninggalkanmu atau melepaskanmu." (IR)

SABTU, 1 Nopember 2008
TIDAK TERDUGA
Kolose 4 : 2
Banyak hal yang terjadi dalam hidup ini tidak dapat diprediksi atau diduga sebelumnya. Siapa yang menyangka tiba-tiba institusi keuangan di Amerika mengalami kesulitan yang besar? Bila tidak ditolong, mereka mengalami kebangkrutan. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, kemarin penghasilan besar, hari ini pengangguran. Perubahan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Begitu juga masalah dalam hidup kita, terjadi secara tiba-tiba. Beberapa waktu yang lalu di suratkabar ditulis rumah-rumah yang terbakar gara-gara sekelompok anak bermain api, belum lagi yang mengalami kecelakaan di jalan dan sebagainya. Saya yakin, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang pernah membuat rencana untuk mendapat masalah. Banyak orang yang berusaha keras supaya bisa terhindar dari masalah. Masalah selalu datang pada saat yang tidak terduga sama sekali, kita tidak akan pernah bisa menghitung kapan kita dapat masalah.
Firman Tuhan banyak berbicara tentang masalah dan bagaimana cara mengatasinya. Alkitab memuat setiap masalah yang mungkin terjadi di dunia dan dalam hidup setiap manusia. Bacaan hari ini yang meminta kita untuk berjaga-jaga adalah salah satu ‘resep’ Tuhan untuk menghadapi masalah dalam hidup ini. Bila kita berjaga-jaga, ketika masalah datang kita sudah siap, kita akan bisa tetap tenang karena kita sudah tahu bagaimana mengatasinya. Mari kita turuti firman Tuhan untuk selalu berjaga-jaga dengan tekun dan teratur membaca dan merenungkan firman serta melakukan firman itu supaya bila masalah datang kita pasti menang dan iman kita semakin bertumbuh. Masalah diberikan supaya iman kita dapat bertumbuh dan kita menjadi semakin serupa Kristus. (cubs)
Siap tidak siap yang tidak terduga pasti datang.
MINGGU, 2 Nopember 2008
FIRMAN PEDOMAN HIDUP
Lukas 8 : 15
Di Jakarta seseorang dalam satu hari Minggu bisa beribadah lebih dari satu kali di tempat yang berbeda-beda. Setelah dicek dan ricek ternyata orang tersebut hanya ingin mendengarkan khotbah dari pendeta idolanya atau sekedar mencari khotbah yang ”bermutu”. Apakah alasan yang kedua ini bisa menyebabkan orang tersebut disebut orang yang ”rohani”? Kelihatannya sih iya, tapi coba kita simak firman Tuhan hari ini. Dikatakan, ”...mendengar dan menyimpan dalam hati yang baik...”. Ini artinya sebagai orang percaya kita tidak hanya cukup mendengarkan firman Tuhan saja bahkan memilah-milah khotbah sesuai ”kesukaan” kita tapi kita juga perlu menyimpan firman itu dalam hati dan menjadi bagian hidup kita. Firman Tuhan tidak seharusnya hanya dianggap sebagai pengetahuan semata atau digunakan untuk membela diri atau menyerang orang lain. Jadikan firman sebagai rambu-rambu kehidupan dan menghasilkan buah yang menyenangkan hati Tuhan. (Mar)
Tidak ada yang sebaik firman Tuhan sebagai pedoman hidup kita.
SENIN, 3 Nopember 2008
JANGAN TERTIPU!
Matius 4 : 8-10
Ada sebuah cerita, sepasang suami istri tua mendapatkan ”cakar monyet” yang dapat mengabulkan tiga permintaan. Mereka lalu memikirkan apa yang akan mereka minta. Lalu mereka sepakat untuk meminta uang yang banyak, dan mereka menyebutkan permintaan pertama mereka kepada ”cakar monyet” itu. Tak lama kemudian mereka mendapat telpon yang mengabarkan bahwa putra mereka satu-satunya meninggal karena kecelakaan, dan mereka mendapat uang asuransi yang jumlahnya lumayan besar. Ibu yang kehilangan anaknya itu merasa sangat sedih dan memaksa suaminya untuk meminta kepada ”cakar monyet” agar anak mereka dikembalikan. Ketika malam hari mereka sedang tidur, tiba-tiba pintu rumah mereka digedor. Mereka terbangun dengan kaget dan sang ibu segera keluar untuk membuka pintu karena ia berkata, ”Itu anakku pulang.”. Suaminya yang menyadari bahwa anak mereka telah mati dan yang datang itu adalah arwahnya, dengan gemetar ketakutan segera mengambil ”cakar monyet” tersebut dan menyebutkan permintaan ketiga agar arwah anak mereka pergi. Apa yang dapat Anda petik dari cerita ini?
Banyak orang, termasuk juga di antaranya orang-orang Kristen, yang mencari kekayaan dengan pergi ke tempat-tempat penyembahan atau ke ‘orang pintar’, dengan atau tanpa menyadari bahwa mereka telah ”mengikat kontrak” dengan Iblis. Dalam bacaan hari ini, Iblis berkata kepada Yesus bahwa ia akan memberikan ’semua kerajaan dunia dan kemegahannya’ asal Yesus mau menyembah dia. Iblis selalu meminta imbalan untuk apa yang diberikannya. Yesus berkata, ”Ia (Iblis) adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” (Yohanes 8 : 44b). Hati-hati, jangan sampai Anda tertipu! Ada harga yang harus dibayar bila bermain-main dengan Iblis. Iblis tidak pernah memberikan sesuatu dengan cuma-cuma, dan harganya sangatlah mahal! (Ginny)
Hati-hati dengan kekayaan yang ditawarkan oleh Iblis!
SELASA, 4 Nopember 2008
AKRAB DENGAN BAPA
Yohanes 10 : 27
Kita pasti pernah dan sering mendengar kata ‘akrab’ dengan Bapa? Menurut Anda, apakah ciri orang yang akrab dengan Bapa? Kalau kita baca ayat renungan hari ini maka kita akan menemukan ciri orang yang akrab dengan Bapa. Di ayat itu Rasul Yohanes memberikan tiga ciri orang yang akrab dengan Bapa. Pertama, orang yang akrab dengan Bapa akan selalu mendengar suara Bapa. Untuk menjalin hubungan yang intim maka diperlukan yang namanya “KOMUNIKASI”. Bila kita ingin memiliki hubungan yang intim dengan Bapa di sorga maka kita harus selalu berkomunikasi dengan Bapa. Dengan seringnya komunikasi maka kita akan semakin mengenal Pribadi Bapa kita. Kedua, orang yang akrab dengan Bapa pasti akan dikenal oleh Bapa. Orang yang sudah menjalin hubungan yang akrab pasti mereka akan saling mengenal satu sama lain. Demikian juga bila kita akrab dengan Bapa maka Bapa akan mengenal kita dan kita mengenal Bapa. Mengenal di sini bukan hanya sebatas tahu, tapi maksud mengenal di sini adalah memahami dan mengerti sifat / karakter / Pribadi Bapa. Ketiga, orang yang akrab dengan Bapa, ia akan selalu berada di mana Bapa berada. Bila kita akrab dengan Bapa, kita pasti akan senantiasa ikut kemanapun Bapa pergi, kita mengetahui maksud dan tujuan yang Bapa inginkan. Inilah ciri orang yang akrab dengan Bapa. Marilah kita menjalin hubungan yang akrab / intim dengan Bapa. (Giant)
Alangkah indahnya hidup ini bila kita dapat akrab dengan Bapa.
RABU, 5 Nopember 2008
MERENDAHKAN DIRI
Yakobus 4 : 1-10
Bila Tuhan menghendaki anak-anak-Nya merendahkan diri, terutama di hadapan Tuhan, hal itu bukan untuk kepentingan Tuhan melainkan untuk kepentingan dan kebahagiaan kita sendiri. Dalam hati yang rendah berarti tidak ada kecongkakan, di situlah Tuhan tinggal. Marilah kita camkan apa yang dikatakan oleh Tuhan, “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4 : 14-16). Oleh sebab itu perlu sekali kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, jangan membanggakan diri, dan katakan kepada Dia apa persoalan yang sedang kita hadapi yang tidak dapat diselesaikan sendiri. Banyak kegagalan yang dialami oleh anak-anak Tuhan karena mereka merasa mampu menyelesaikan persoalannya sendiri. Bila kita dengan jujur mau memohon pertolongan-Nya, Ia pasti menolong. Kepastian ini didapat dalam Yesaya 59 : 1. Hanya satu hal yang perlu kita ingat ketika kita minta tolong kepada Tuhan yaitu kita harus datang kepada-Nya dengan merendahkan diri kita. (DBR)
Orang yang merendahkan diri bukan berarti orang yang rendah diri.
KAMIS, 6 Nopember 2008
MAHKOTA KEMULIAAN
I Petrus 5 : 1-11
Alkitab jelas berkata bahwa Allahlah yang empunya segala kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Kita boleh lihat keadaan bergoncang, kita boleh lihat keadaan ekonomi tidak pasti, kita boleh lihat tekanan kepada orang percaya terjadi di mana-mana tetapi kembali pada hari ini kita diingatkan bersama-sama bahwa Dia, Allah, yang empunya segala kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Petrus adalah orang yang berbicara tentang Mahkota Kemuliaan ini. Kita tahu Petrus adalah orang yang pernah menyangkal Yesus sebanyak 3 kali sehingga kalau Petrus bicara tentang mahkota, dia hendak mengingatkan kita bukan karena tidak memiliki masalah atau Petrus lebih kuat, tetapi karena Tuhan yang empunya segala kuasa dan kekuatan yang akan memberi kemenangan. Mahkota Kemulian adalah mahkota yang kita raih sebagai upah kesungguhan kita dalam menggembalakan atau dalam melayani atau dalam menguatkan orang percaya yang lemah agar menjadi dewasa di dalam Tuhan. Siapa saja yang akan memperoleh Mahkota Kemuliaan :
1.Seorang yang menyadari tanggung jawabnya dalam proses keselamatan Allah (ayat 1-2).
Ada banyak orang yang berpikir bahwa proses keselamatan Allah hanyalah proses untuk menerima segala sesuatu yang diberikan Allah. Proses keselamatan Allah sifatnya dua arah: saya tidak akan menerima pengampunan dosa kalau saya tidak mau mengakui dosa saya; Allah tidak akan dapat menyelesaikan masalah saya kalau saya belum menyerahkannya kepada Tuhan.
2.Seorang yang tidak mencari keuntungan tetapi mau menjadi teladan (ayat 2-3).
Dunia ini penuh dengan orang yang mencari keuntungan. Alkitab berkata jangan kamu mencari keuntungan tetapi jadilah teladan.
3.Seorang yang berani melawan Iblis dengan iman (ayat 7–9).
Orang percaya yang lemah imannya adalah mangsa yang empuk bagi setan.
4.Seorang yang menyadari berkat-berkat yang Allah sediakan jika kita mendahulukan Tuhan (ayat 10-11). (IR)
Ingat bahwa Allah adalah sumber kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
JUMAT, 7 Nopember 2008
JANGAN DI AMBIL LAGI
I Yohanes 1 : 9
Seorang pendeta sebuah gereja di suatu kota senang mengamati jemaatnya. Dia memperhatikan ada seorang tua yang selalu memanggul sebuah karung yang kelihatannya berat ke manapun orang tua itu pergi. Karung itu hanya ditanggalkan ketika orang tua itu masuk ke gereja. Begitu keluar setelah ibadah, dia akan kembali memanggul karung itu. Suatu kali, pendeta itu tidak dapat menahan keingintahuannya dan bertanya kepada orang tua itu, “Pak, apa sih isi karungmu, boleh saya tahu?” Orang tua itu tidak berkata apa-apa, dia menurunkan karungnya dan membukanya. Isinya adalah ‘KESALAHAN’, ‘PENYESALAN’, ‘SAKIT HATI’, ‘DENDAM’, ‘KENANGAN BURUK’, ‘KEGAGALAN’, dan sebagainya. Pendeta itu kaget. Dia bertanya, “Kenapa pak, semua itu masih disimpan dan dibawa-bawa terus? Bukankah itu hanya memberatkan saja? Kenapa tidak diserahkan kepada Tuhan dan dibuang semuanya?” Pak tua itu menjawab, “Oo..semuanya sudah saya serahkan kepada Tuhan, itu sebabnya saya tidak pernah memanggul karung itu masuk ke dalam gereja. Di dalam gereja saya bebas karena saya sudah serahkan semua kepada Tuhan, maka selama saya di gereja, tugas Tuhanlah untuk memanggul karung saya itu.”
Bukankah kita juga seperti pak tua itu? Kita juga sering sekali mengambil kembali hal-hal yang kita sudah serahkan kepada Tuhan. Kita juga sering sekali memanggul “sampah masa lalu” ke manapun kita pergi dan hanya menanggalkannya ketika kita ke gereja. Mari kita belajar dari pak tua itu, jangan seperti dia yang punya pengertian yang salah. Segala yang sudah kita serahkan kepada Tuhan, apalagi hal-hal tersebut di atas, seperti kata bacaan hari ini sudah tidak ada lagi, sudah dibuang, jadi jangan diambil lagi untuk dibawa ke mana-mana. Nikmati hidup, jangan memperberat dengan membawa segala hal dari masa lalu. Akui, bereskan dengan Tuhan (bertobat) dan tinggalkan! (cubs)
Yang sudah dibuang jangan diambil lagi donk? Apalagi kalau itu sampah.
SABTU, 8 Nopember 2008
GOSIP...!!!
Yesaya 50 : 4
Secara tidak sadar infotainment tentang selebritis mengajarkan banyak orang untuk bergosip urusan orang lain. Anehnya, banyak pemirsa televisi sangat menantikan acara itu. Mari kita telusuri fakta tentang gosip yang tercantum dalam Amsal 18 : 21 :
Gosip membuat cara berpikir negatif terhadap seseorang.
Gosip menyebabkan hubungan terputus (kehilangan teman baik).
Gosip membuang waktu percuma.
Gosip harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan (Matius 12 : 35-37), karena itu merupakan perkataan yang sia-sia.
Jadi..., masih mau bergosip? Ingat dan sadarilah bahwa gosip itu dosa. Mulailah untuk memiliki pergaulan yang baik dan tekad untuk memiliki hidup yang berarti seperti dikatakan bacaan hari ini. (Mar)
Maukah Anda dijadikan bahan gosip? Kalau tidak mau, jangan menggosipkan orang!
MINGGU, 9 Nopember 2008
MENJADI ALAT TUHAN
Yohanes 4 : 4-30, 39-42
Banyak orang memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan, tetapi seringkali mereka merasa dirinya tidak layak dipakai oleh Tuhan karena masih banyak kekurangan, belum sempurna, masih sering berbuat dosa, dan banyak alasan lain. Dalam firman hari ini kita membaca tentang perempuan Samaria yang bertemu dengan Yesus. Perempuan ini bukan seorang yang sempurna, hidupnya berantakan; ia sudah pernah menikah lima kali, dan sekarang tinggal dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya. Jika dipikir, apakah Tuhan bisa memakai dia? Kenyataannya bisa! Saat ia percaya dan menerima apa yang Yesus katakan kepadanya, ia menjadi saksi yang hebat bagi Yesus.
Tuhan tidak mencari orang-orang yang sempurna karena tidak ada seorangpun yang sempurna. Kita semua sebenarnya tidak layak untuk melayani Tuhan, tetapi kita ”dilayakkan” oleh kasih karunia-Nya. Dalam Alkitab banyak orang-orang yang hidupnya tidak sempurna, tetapi kemudian dipulihkan dan menjadi alat Tuhan yang luar biasa. Mari serahkan hidup kita saat ini juga kepada Tuhan, biarkan Tangan-Nya yang kuat dan penuh kasih membentuk kita menjadi alat-alat yang berguna untuk memuliakan nama-Nya. (Ginny)
Jangan tunggu sempurna dulu untuk melayani Tuhan.

No comments: