26 Dec 2007

Minggu ke 1 January






Hidup ini adalah suatu pilihan.


Ada hal-hal yang telah ditetapkan yang kita tidak dapat memilih, misalnya: kita tidak bisa memilih kapan kita mau dilahirkan, di mana kita akan lahir, dalam keluarga mana, siapa yang akan menjadi orang tua kita. Kita tidak bisa memilih apakah kita mau dilahirkan sebagai anak konglomerat atau anak petani miskin di desa. Kita tidak bisa memilih apakah mau dilahirkan dalam keluarga yang harmonis atau dari keluarga broken home, atau lahir sebagai anak di luar nikah. Kita tidak bisa memilih apakah kita mau memiliki orang tua yang bijaksana yang mengasihi dan mendidik anak-anaknya dalam takut akan Tuhan atau orang tua pemabuk yang setiap hari memukuli anak-anaknya. Semua itu adalah ketetapan dari Tuhan yang berdaulat atas hidup kita. Apapun keadaan kita, kita tidak boleh menyesalinya. Tetapi setelah kita hidup di dunia ini, setelah kita bisa mengerti dan bisa membedakan, kita akan harus memilih untuk hidup kita. Setiap keputusan yang kita ambil hari ini menentukan hari esok kita.
Bila kita lahir dalam suatu keluarga yang ”rusak”, mungkin dengan ayah tiri yang suka memukul atau bahkan sampai memperkosa, anak-anak terlibat narkoba dan seks bebas, bukan berarti kita harus tetap tinggal dalam keadaan seperti itu. Adalah pilihan kita sendiri apakah kita mau memperbaiki hidup kita atau tidak. Kita bisa bangkit meninggalkan masa lalu kita dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan untuk dipulihkan, atau kita tidak mau berjuang dan menyerah saja pada ”nasib”. Itu adalah pilihan kita.
Seorang karyawan yang diberhentikan dari kantornya mempunyai pilihan, apakah ia akan marah, kecewa, menyesali keadaan, menjadi murung dan stres dengan tinggal di rumah terus, atau ia akan bangkit dan berusaha mencari kerja, apapun yang bisa ia lakukan. Itu adalah pilihannya.
Setiap pilihan yang kita ambil pasti ada resikonya, jangan pernah disesali. Tidak ada gunanya kita meratapi dengan ”seandainya”. Seorang yang mengambil pilihan untuk pindah tempat tinggal akan menghadapi perjuangan untuk memulai kehidupan dengan situasi yang baru, beradaptasi dengan lingkungan yang baru, mencari pekerjaan baru. Jangan pernah menyesali dengan, ”Seandainya dulu saya tidak pindah, pasti saya tidak akan susah begini.” Suami istri jangan pernah menyesali pasangan yang telah dinikahi dengan, ”Seandainya dulu saya menikah bukan dengan dia, mungkin saya akan lebih bahagia.” Seorang ibu yang mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dan merawat anak-anaknya di rumah, jangan pernah menyesali dengan, ”Seandainya dulu saya tidak berhenti bekerja, pasti sekarang saya sudah mencapai jenjang karier yang tinggi.” Sebaliknya seorang ibu yang mengambil keputusan untuk bekerja, jangan pernah menyesali dengan, ”Seandainya dulu saya berhenti bekerja untuk merawat anak, pasti anak saya tidak akan jatuh dalam narkoba.” Kita harus memikirkan baik-baik setiap keputusan yang akan kita ambil dengan segala resikonya, keuntungan dan kerugiannya, kebaikan dan keburukannya. Jangan pernah menyesali keputusan apapun yang telah kita ambil. Hanya orang bodoh yang akan hidup dalam impian ”seandainya”.
Begitupun, dalam mengikut Tuhan kita harus memilih. Yesus berkata, ”Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6 : 24). Bila kita memilih mengabdi kepada Tuhan, kita harus melepaskan ”segalanya” untuk mengikut Dia. Kita tidak bisa mengatakan kita mau mengikut Tuhan, tapi hati kita masih terikat pada hal-hal duniawi. Kita masih suka kemewahan, masih ingin bersenang-senang mengikuti cara hidup orang dunia. Keputusan yang kita ambil hari ini akan menentukan langkah kita. Dalam kitab Wahyu tertulis, ”... Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat. Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 21 : 10-11). Waktunya sudah sangat singkat, kita harus memilih apakah kita mau menguduskan diri kita atau kita mau terus menjadi cemar.
Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di Roma, ”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12 : 1-2). Kita harus bisa memilih yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Pilihan kita hari ini menentukan masa depan kita. Jangan sampai ketika kita menghadap Tuhan nanti, Ia berkata, ”... Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7 : 22). Apakah pada waktu itu baru kita akan berkata, ”Seandainya....”? Terlambat sudah! Tidak ada gunanya lagi disesali! Mari, hari ini, di awal tahun yang baru ini kita tetapkan pilihan kita; pikirkanlah dengan sungguh-sungguh dan benar agar kita tidak salah memilih. Jangan sampai kita menjadi orang bodoh yang berkata, ”Seandainya...”. Menyedihkan bukan? Amin! (LH)



Senin, 31 Desember 2007

LUPAKAN DAN TINGGALKAN

Filipi 3 : 13-14
Jika Anda diberi kesempatan untuk mengulang hidup Anda kembali, apakah Anda akan menjalaninya seperti yang telah Anda lewati, ataukah Anda akan memilih yang lain? Dalam hidup, seringkali kita menyesali sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang telah kita lakukan, mungkin karena kita merasa hal itu salah dan tidak bisa diperbaiki atau diulang kembali. Mungkin kita berpikir, ”Kalau saja saya boleh mengulang kembali, saya tidak akan melakukannya.” Atau, ”Kalau saya bisa memilih kembali, saya tidak akan mengambil keputusan itu.”
Firman Tuhan hari ini mengajar kita untuk melupakan segala yang ada ”di belakang”, segala yang telah berlalu. Rasul Paulus, sebelum ia mengenal Tuhan, adalah seorang yang kejam, yang membunuh banyak pengikut Kristus. Tetapi setelah ia ”ditangkap” oleh Tuhan, ia berkata, ”..., aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” (ayat 13). Introspeksi baik untuk kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi agar tidak mengulang kembali, tetapi bukan untuk kita menyesalinya terus-menerus. Di hari terakhir tahun ini, mari kita renungkan, mungkin ada dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan sepanjang tahun ini, mungkin ada perkataan-perkataan menyakitkan yang telah melukai hati orang lain, mungkin ada pilihan atau keputusan yang telah salah kita ambil; ada banyak hal yang telah terjadi yang tidak bisa kita ulang kembali. Mari kita belajar dari Rasul Paulus, jangan terus menyesalinya, tetapi lupakan dan tinggalkan, artinya jangan mengulang kembali kesalahan yang sama; arahkan diri kita kepada apa yang di depan dan ”berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (ayat 14). (Ginny)
Introspeksi adalah untuk memperbaiki diri, bukan untuk bergumul terus dengan penyesalan.
SELASA, 1 Januari 2008

HIDUP BARU DALAM TUHAN

Yesaya 43 : 18-21
Banyak di antara kita memiliki masa lalu yang buruk, mungkin pernah mengalami pelecehan seksual, pernah jatuh ke dalam narkoba dan obat-obatan, pernah dianiaya oleh orang tua yang pemabuk, dan lain sebagainya. Seringkali masa lalu itu menjadi trauma untuk kita dalam melangkah ke depan. Firman Tuhan hari ini berkata, ”Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.” (ayat 18-19). Trauma masa lalu dapat menjadi penghambat bagi rencana Tuhan yang indah dalam hidup kita bila kita terus menyimpannya dalam ingatan kita. Tuhan mau kita melupakannya.
Rasul Paulus berkata dalam suratnya, ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (II Korintus 5 : 17). Bila kita ada dalam Kristus, kita adalah ciptaan yang baru. Yesus telah mati untuk menebus dosa kita dan menutup segala masa lalu kita. Sakit hati, kepahitan, kemarahan, luka-luka yang ada dalam hati hanya akan terus merusak hidup kita. Yang perlu kita lakukan adalah membuang dan tidak mengingat-ingatnya lagi. Memang tidak mudah untuk melupakan hal-hal yang menyakitkan di masa lalu, tetapi jika kita mau menyerahkannya pada Tuhan, percayalah Dia akan membaharui hidup kita. Di hari yang baru di awal tahun ini, mari kita melangkah bersama Tuhan. Jangan biarkan masa lalu menghambat langkah kita untuk maju terus. (Ginny)
Jangan biarkan masa lalu mengikat kita dan membuat kita tidak bisa melangkah maju.
RABU, 2 Januari 2008

TAHUN BARU, BERKAT BARu

Mazmur 5 : 13
Bagaimana kabar Anda di tahun baru ini? Apakah Anda mengalami sesuatu yang dahsyat dalam hidup Anda? Atau malah Anda sedang mengalami kesusahan yang tak berujung? Hari ini kita dingatkan bahwa Tuhan senantiasa memberkati umat-Nya yang hidup dalam kebenaran. Hanya orang yang benar di mata Tuhan yang akan merasakan berkat-Nya yang melimpah. Bila Anda di tahun ini ingin senantiasa merasakan berkat Tuhan maka Anda harus menjadi orang benar di hadapan-Nya. Bagaimana caranya kita dapat menjadi orang yang benar?
Orang yang benar pasti suka akan firman Tuhan, karena firman Tuhan adalah sumber dari kebenaran.
Orang yang benar pasti hidupnya akan tinggal dalam kebenaran, yaitu firman Tuhan.
Orang benar pasti akan mengeluarkan perkataan dan perbuatan yang benar. Pohon itu dapat dikatakan baik bila ia dapat mengeluarkan buah yang baik. Demikian juga hidup orang itu dikatakan benar bila ia dapat mengeluarkan buah kebenaran itu.
Di tahun yang baru ini marilah kita menjadi orang Kristen yang benar di hadapan Tuhan, karena kita akan merasakan berkat-Nya yang melimpah dan Tuhan juga akan memagari kita dengan perisai anugerah-Nya. (Giant)
Berkat baru hanya dapat disyukuri oleh orang yang melekat kepada Tuhan.

KAMIS, 3 Januari 2008

HARUS DISIPLIN

II Tesalonika 3 : 13
Orang Kristen harus berbuat apa yang baik. Ini adalah kalimat yang sangat sering kita dengar, tapi seringkali kita tidak senang dengan kalimat ini. Nama Kristen itu bukan sekedar julukan yang pasif, tetapi itu adalah menggambarkan gaya hidup sehari-hari. Artinya jika kita percaya kepada Yesus, maka iman percaya kita tidak hanya berada di pikiran saja, tetapi harus menjadi nyata dalam setiap pikiran, perkataan dan juga perbuatan. Paulus meminta kepada jemaat di Tesalonika agar setiap orang Kristen mengikuti teladan hidupnya (ayat 7) dan tidak meniru perbuatan orang dunia yang cuma ingin mencari kesenangan saja. Melihat orang yang hidupnya tidak tertib, Paulus dengan tegas mengatakan agar orang yang tidak bekerja janganlah ia diberi makan (ayat 10). Mengapa Paulus menegor begitu keras? Sebab Paulus tidak ingin orang-orang Kristen hidup tidak tertib, karena hidup tidak disiplin bisa merusak iman dan kesalehan. Bagi Paulus, menjadi orang Kristen artinya harus disiplin dalam segala hal, baik dalam pekerjaan, belajar, ibadah, menggunakan waktu, uang, menjalankan hukum dan menegakkan keadilan. Paulus meminta, “... supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan tidak menuruti ajaran dari kami.” Ini berarti Paulus tahu jika kita bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sifat buruk, kitapun bisa terpengaruh dan akhirnya menjadi sama buruk. Memang benar bahwa tidak ada gunanya kita menjadi orang Kristen apabila hidup kita sendiri tidak tertib. Hal itu akan membuat hidup kita tidak menjadi berkat bagi orang lain. Kita yang telah menjadi pengikut Kristus, marilah berjuang dengan disiplin yang tinggi yang telah diajarkan Kristus sehingga hidup kita bisa mempengaruhi dunia. Sekalipun dunia ini semakin jahat, kita tidak boleh menyerah begitu saja dengan keadaan yang tidak menguntungkan iman kita. Ajaran Tuhan Yesus yang kita laksanakan bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita sendiri harus lebih tegas lagi dalam menegor diri sendiri sebelum kita mengingatkan orang lain. (Aping)
Yesus akan melatih kita untuk disiplin bila kita mau.
JUMAT, 4 Januari 2008

BERANI MEMBUANG

Markus 2 : 22
Dalam hidup ini, seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal yang seharusnya kita buang. Masalahnya, banyak orang yang senang menimbun, tidak mau membersihkan, merasa sayang akan kenangan dan sebagainya. Banyak sekali alasan kenapa orang tidak membuang hal atau barang yang tidak berguna, sampah. Dalam rumah, banyak ibu-ibu yang senang menimbun kotak bekas pembungkus makanan, barang pecah belah yang sudah tua, bocor dan tidak berguna. Banyak ibu yang beralasan, “Siapa tahu masih bisa dipakai?” Padahal bila membutuhkan, banyak juga ibu yang tidak menggunakan apa yang sudah disimpannya. Begitu juga dengan bagian rohani. Banyak orang yang tidak mau membuang hal-hal yang tidak berguna. Banyak orang tidak mau membuang sakit hati, kecewa, kegagalan dan sebagainya. Padahal bacaan hari ini berkata, kantung anggur yang lama tidak bisa dipakai mengisi anggur baru karena anggur baru akan tumpah ke mana-mana. Bila kita mau punya hidup dengan sifat yang diubahkan Tuhan, bila kita ingin menjadi ciptaan baru, maka kita juga harus rela membuang sifat lama , kebiasaan lama, pikiran lama, sakit hati dan latar belakang kita. Baru setelah itu kita bisa menerima sifat baru yang sesuai dengan sifat-Nya Yesus. Maukah kita membuang yang lama? Sungguh-sungguh? Dari lubuk hati yang paling dalam? (cubs)
Lama dan baru tidak bisa bercampur. Kalau yang lama jelek, kenapa tidak dibuang?

SABTU, 5 Januari 2008

DAMPAK PENGAMPUNAN

Kolose 2 : 11-15
Perkara yang seringkali membuat anak Tuhan tidak bisa maju adalah keterikatan dengan dosa masa lalu. Ketika kita bertobat, kita memulai hidup baru bersama Tuhan. Kita berjalan dalam janji pemulihan, hidup berkelimpahan dan masa depan yang penuh harapan. Namun banyak yang meragukan anugerah Tuhan sehingga membuatnya hidup dalam penyesalan atas kegagalan, tidak bisa keluar dari masalah, keputusan yang buruk dan tidak mampu melepaskan masa lalu. Jika orang hidup seperti di atas, banyak sekali kesempatan yang tidak dapat dipergunakan. Hal demikian hanya membuat suatu keadaan di mana orang itu tidak bisa menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Mereka terbenam dalam penyesalan, punya gambar diri yang buruk, terluka oleh kenangan yang pahit, dan sebagainya. Yesus Kristus tahu akan kesalahan kita. Dia datang untuk menghapus secara total dan mengubah lembaran hidup kita yang kotor menjadi bersih. Ketika kita menghampiri-Nya, mengakui dosa dan minta ampun, maka Allah memutuskan untuk melupakan kesalahan dan kegagalan kita. Jangan lagi hidup dalam kenangan dosa masa lalu. Dia membatalkan dosa masa lalu kita dan membebaskan kita untuk menjalani masa sekarang dan berpengharapan untuk masa depan. (Neke)
Pengampunan-Nya membatalkan dosa masa lalu.

MINGGU, 6 Januari 2008

BERSYUKURLAH

Mazmur 92
Mazmur 92 adalah sebuah nyanyian untuk hari Sabat. Tempat manusia mencari perteduhan di hari-hari yang melelahkan. Lagu mazmur itu mulai dengan sebuah pujian, “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan.” (ayat 2). Adalah baik untuk mengalihkan pikiran kita dari dunia yang tak menentu dan menakutkan kepada pernyataan tentang Allah, “Kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam.” (ayat 2b). Allah mengasihi kita dan Ia setia. Ia membuat kita selalu bersukacita, “Sebab telah Kau buat aku bersukacita ya Tuhan dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.” (ayat 5). Dengan memuji membuat kita selain bersukacita, juga memberi kita hikmat. Kita akan mulai mengerti kebesaran Tuhan dan semua yang Ia ciptakan. Kita memperoleh hikmat-Nya yang tersembunyi bagi mereka yang tidak mengenal Allah. “Orang bodoh tidak akan mengetahui dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan dan orang–orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.” (ayat 7-8). Yang benar akan berkumpul dengan Yang Maha Kuasa yang tinggal dalam kekekalan. Mereka akan bertunas, “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma; akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.” (ayat 13). Sebuah lambang untuk keindahan dan kekuatan yang tak terpatahkan karena mereka ditanam dalam rumah Allah. “Mereka yang ditanam di bait Allah akan bertunas di pelataran Tuhan kita.” (ayat 14). Akar-akar mereka masuk dalam tanah kesetiaan Allah; mereka ditarik dalam kasih-Nya yang tak terpadamkan. Bersyukurlah dan pujilah Tuhan sekarang juga. Berilah pada Allah di dalam sorga ucapan syukur. Ia sumber kasih abadi. (DBR)
Sebuah hati yang seirama dengan hati-Nya akan selalu memuji-muji dan bersyukur kepada-Nya.

No comments: