23 Dec 2007

MINGGU KE 4



SEKARANGLAH WAKTUNYA !

Pernahkah Anda menyadari bahwa hidup kita di dunia ini sangat singkat waktunya dan bahwa waktu yang telah berlalu tidak bisa diputar kembali? Banyak orang sering tidak ingat akan hal ini dan karenanya banyak sekali hal-hal berharga yang mereka lewatkan. Banyak kehilangan yang mungkin tidak akan pernah bisa diraih kembali.
Banyak pasangan muda yang memiliki anak, terlalu sibuk mengejar karier dan pekerjaan sehingga melewatkan waktu bersama anak mereka. Anak--anak hanya diurus oleh pembantu sehingga hubungan mereka lebih erat dengan pengasuh mereka dari pada dengan orang tua. Ketika anak-anak menjadi besar, orang tua tidak bisa lagi mendekati mereka. Anak-anak sudah mempunyai agenda mereka sendiri dan tidak mau lagi bergabung dengan acara orang tua. Mereka lebih suka pergi dengan teman-teman dari pada dengan orang tua. Hubungan yang tidak terjalin dengan baik sejak kanak-kanak menyebabkan komunikasi yang tidak baik antara orang tua dan anak. Akibatnya orang tua tidak tahu apa yang diperbuat anak-anak mereka. Bila anak-anak memiliki pergaulan yang buruk, mudah sekali mereka terbawa oleh teman-teman mereka. Firman Tuhan berkata, ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22 : 6). Adalah tugas orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, bukan hanya sekedar memberi makan dan mencukupi kebutuhan materi mereka. Bila Anda tidak mau kehilangan anak-anak Anda, sekaranglah waktunya, jangan tunggu sampai terlambat!
Banyak anak-anak yang setelah dewasa, karena kesibukan mereka, tidak lagi memiliki hubungan dengan orang tua. Terlebih bila mereka telah menikah dan memiliki keluarga sendiri, seringkali mereka lupa dan tidak memiliki waktu untuk orang tua. Akibatnya banyak orang tua yang kecewa dan sakit hati kepada anak-anak mereka karena merasa ditelantarkan, merasa anak-anak melupakan jasa mereka. Firman Tuhan mengajarkan, ”Hormatilah ayahmu dan ibumu – ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” (Efesus 6 : 2-3). Banyak anak-anak yang setelah orang tuanya meninggal, baru merasa menyesal karena tidak mempedulikan mereka semasa masih hidup dan berusaha memperbaikinya dengan membangun makam yang indah dan megah buat mereka. Apakah gunanya? Mereka tidak melihat dan tidak bisa menikmatinya. Bila Anda mau menghormati dan mengasihi orang tua Anda, sekaranglah waktunya!
Banyak pasangan suami istri, setelah menikah beberapa lama, kehilangan api cinta mereka. Masing-masing sibuk dengan aktivitasnya sehingga kehilangan komunikasi dan kebersamaan. Mereka tidak lagi saling mengasihi dan saling memperhatikan sehingga banyak yang mengambil jalan berpisah untuk mencari cinta yang lain. Percayalah, tidak ada cinta yang lain. Hanya yang Tuhan ijinkan menjadi pasangan kita, itulah yang terbaik. Yesus berkata, ”Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19 : 4-6). Firman Tuhan mengajarkan, ”Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan. Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (Efesus 5 : 22, 25). Tuhan sanggup memulihkan kembali hubungan suami istri yang retak. Pertanyaannya adalah, ”Apakah Anda mau?” Kata kuncinya adalah ”saling” dan ”kasih”. Saling mengasihi, saling memperhatikan, saling mengampuni, saling mengalah, saling berkorban, saling mendengarkan, saling merendahkan diri, dan sebagainya. Jangan tunggu lagi, sekaranglah waktunya!
Banyak orang ingin memberikan hidupnya kepada Tuhan dan melayani Dia, tetapi ”nanti”. Nanti setelah tua dan pensiun, nanti setelah kesibukan pekerjaan berkurang dan ada waktu, nanti setelah hidup menjadi mapan dan segala kebutuhan tercukupi, nanti setelah anak-anak besar dan tidak butuh diasuh lagi, nanti..., nanti... Firman Tuhan mengingatkan, ”Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yakobus 4 : 14). Tuhan memanggil Anda saat ini, jangan tunda lagi sampai nanti. Serahkan hidupmu kepada Tuhan hari ini juga, esok mungkin tidak ada kesempatan lagi. Sekaranglah waktunya!
Banyak juga orang yang karena menyadari bahwa hidup ini singkat, jadi mengejar hal yang sia-sia dan melewatkan hal-hal yang berharga. Kita harus bijaksana dalam memilih karena waktu tidak bisa diputar kembali. Mulai saat ini, kejarlah hal-hal yang bernilai kekal, bukan yang fana. Jangan sia-siakan hidup Anda, sekaranglah waktunya! (LH)

Senin, 24 Desember 2007
MEMAHAMI KASIH ALLAH
Yohanes 3 : 16
Allah mengasihi kita bukan karena perbuatan kita, bukan juga karena kemurahan hati kita pada orang lain, bukan juga karena kerajinan kita beribadah, tetapi Tuhan mengasihi kita karena Dia adalah Allah. Tuhan mengasihi kita karena Dia adalah Pencipta kita. Dia adalah Bapa kita. Dia tetap mengasihi kita apapun keadaan kita. Dia memang sedih kalau kita susah, atau tertimpa masalah, Dia juga kecewa kalau kita tidak menaati-Nya, Dia mungkin marah kalau kita tidak mau bertobat, tetapi semua itu tidak menghalangi Tuhan untuk tetap mengasihi kita. Bahkan karena kasih-Nya pada kita, Dia mengorbankan Anak-Nya sendiri menjadi korban penebusan kita. Kita yang seharusnya dihukum mati, kita yang sudah tidak punya pengharapan sama sekali, kita yang tidak ada kesempatan secuilpun untuk diselamatkan, hanya dengan kasih-Nya Dia berikan kesempatan seluas-luasnya buat kita yang mau menerima-Nya. Kita tidak mungkin memahami kasih Allah, yang dapat kita lakukan adalah menerima kasih-Nya yang Dia berikan melalui Yesus Kristus. Kalau kita mau menerima kasih Allah, maka kita akan menerima Yesus Kristus. (cubs)
Satu-satunya cara memahami kasih Allah adalah melalui Yesus.

Selasa, 25 Desember 2007
KATAKANLAH
Keluaran 4 : 12
Sebagai seorang mahasiswa, David Livingstone pernah diutus untuk berkhotbah di Stanford Rivers. Pada saat di mimbar, ia samasekali lupa apa yang harus dikatakannya. Peristiwa ini sungguh-sungguh memalukan dan mengakhiri kariernya. Namun ia menyadari bahwa ia tidak boleh putus asa karena Allah telah memanggil ia menjadi seorang penginjil. Kemudian ia menulis, ”Saya bukanlah seorang pengkhotbah yang baik dan cara berpidato saya jelek. Bahkan beberapa orang berkata, seandainya mereka tahu saya yang berkhotbah, mereka tidak akan datang.” Seringkali kita diam ketika Allah memerintahkan kita agar menceritakan anugerah-Nya, kasih-Nya. Kita mengatakan, ”saya berat mulut dan berat lidah”. Padahal kalau Tuhan sudah suruh, yang kita perlu lakukan tinggal berkata-kata saja. Allah akan melakukan sisanya. Dia yang akan membuat orang yang mendengar merespon firman Allah. Lagipula yang perlu kita bagikan adalah apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita, pengalaman hidup kita. Tuhan tidak mencari orang yang pandai bicara, tetapi orang yang mau bicara. Ketika Musa dipanggil Tuhan untuk pergi dan membebaskan bangsa Israel, ia berdalih dengan mengatakan, ”Siapakah aku ini?” (Keluaran 3 : 11). Tetapi Tuhan kembali meneguhkan hatinya dan berfirman bahwa ”Aku akan menyertai engkau” (Keluaran 3 : 12). Kalau Allah menyuruh maka Dia akan memperlengkapi dan memberikan apa yang kita butuhkan. Marilah kita bersaksi tentang apa yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita supaya orang lain juga boleh mendapat keselamatan. (Aping)
Tidak mau masuk sorga sendirian? Bersaksilah supaya orang lain ikut juga.

Rabu, 26 Desember 2007
TENANGLAH, JANGAN TAKUT!
Markus 4 : 35-41
Setiap hari kita pasti mengalami masalah berat atau ringan, tetapi apapun masalahnya janganlah sampai iman kita menjadi goyah. Tuhan Yesus mengingatkan agar kita tenang saat masalah yang kita hadapi menjadi tidak terkendalikan. Kita jangan panik, karena kepanikan itu akan membuat kita tidak dapat berpikir dengan jernih. Kita harus senantiasa ingat bahwa Yesus selalu di pihak kita. Firman Tuhan berkata bila Yesus di pihak kita maka tidak ada yang dapat melawan kita. Oleh karena itu kita harus tenang agar kita dapat berdoa dan meminta pertolongan Tuhan. Karena hanya Tuhan sajalah sumber pertolongan kita. Dengan ketenangan maka kita akan dapat beriman kepada Kristus, tetapi dengan kecemasan dan ketakutan maka kita akan kehilangan iman kita. Jadi jangan takut saat masalah datang, tetaplah tenang. (Giant)
Hanya dengan tinggal tenang, kita dapat memecahkan masalah.

Kamis, 27 Desember 2007
SABAR
Yakobus 5 : 7-11
Di zaman serba cepat ini, orang tidak sabar dengan hal-hal yang lambat, semua maunya yang instant, cepat, ekspres. Begitu juga dengan orang Kristen dalam menantikan waktu Tuhan. Jika menghadapi masalah dan berdoa tetapi tidak mendapat jawaban, segera mencari jalan sendiri untuk memecahkan masalah. Bila Tuhan tidak segera menepati janji-Nya, jadi bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan. Firman Tuhan hari ini mengajar agar ”bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan”; seperti petani yang sabar menantikan panennya. Seorang petani harus tahu kapan waktu menanam dan kapan waktu panen. Bila ia terburu-buru, ia tidak akan mendapat hasil yang memuaskan. Sabar artinya tidak mudah terpancing, tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar. Sabar artinya tidak mudah goyah, kuat menanggung cobaan (tahan menderita). Seperti Ayub yang bertekun dalam penderitaan. Orang yang sabar tidak akan terburu-buru, sanggup menantikan waktu Tuhan. Orang yang sabar dapat mengendalikan dirinya. Penulis Amsal berkata, ”Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16 : 32). Kesabaran adalah salah satu buah Roh yang harus dihasilkan anak-anak Tuhan. Karena itu kita perlu belajar untuk dapat menjadi orang yang sabar, walaupun itu bukan hal yang mudah. (Ginny)
Kesabaran menandakan kekuatan dalam diri seseorang.

Jumat, 28 Desember 2007
MELATIH PERTUMBUHAN IMAN
Ibrani 12 : 1-12
Seringkali kita mengeluh kepada Tuhan, mengapa persoalan yang kita hadapi tidak ada habis-habisnya? Jika persoalan muncul dalam hidup kita, pasti Tuhan punya rencana yang indah bagi hidup kita. Sungguh benar apa yang firman Tuhan katakan dalam ayat 7 dan 8 bacaan kita hari ini. Keadaan yang demikian ini juga dialami oleh empat orang kusta yang dicatat dalam II Raja-raja 7. Mereka putus asa karena jelas mereka tidak akan bisa sembuh dengan akal mereka sendiri, dan karena penyakitnya mereka semua dibuang ke luar kota. Mereka tidak melakukan apa-apa sama sekali dan hanya menunggu kematian saja. Apa yang terjadi pada empat orang kusta itu juga dialami oleh orang Kristen dewasa ini. Tentu bukan penyakit kusta yang kita hadapi, tetapi ”kusta-kusta” zaman modern yang jauh lebih ganas dari penyakit kusta itu sendiri. Anehnya tidak sedikit di antara kita yang terkejut menghadapi semua ini sehingga mereka tidak tahu harus berbuat apa, mereka hanya duduk dalam keputusasaan. Apakah dengan demikian pertolongan Tuhan akan datang dengan sendirinya? Memang kita sebagai umat Tuhan tahu bahwa Tuhan sudah menyediakan pertolongan bagi setiap kita, tetapi Tuhan ingin agar kita juga bertindak. Di pihak Tuhan, Dia telah menyediakan pertolongan-Nya; di pihak kita, kita harus melangkah untuk menerima pertolongan itu. Dengan demikian iman kita menjadi terlatih dan semakin matang. Sebab itu seburuk apapun persoalan atau penderitaan yang kita hadapi, jangan putus asa atau hanya berdiam diri menunggu nasib. Yakinlah Allah sedang melatih iman kita. (DBR)
Masalah dan persoalan adalah cara Allah melatih pertumbuhan iman kita.

Sabtu, 29 Desember 2007
KITA BISA
Filipi 4 : 13
Dalam hidup ini, pengalaman masa lalu sangat menentukan sikap kita pada setiap masalah yang terjadi. Sebagian besar yang kita ingat biasanya adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, sejarah kelam. Akibatnya, kita menjadi takut, menjadi kuatir, menjadi ragu-ragu, tidak yakin apakah kita bisa mengatasi masalah yang sedang terjadi. Terutama kalau kita merasa bahwa masalah kita terlalu besar, terlalu berat untuk kita. Firman hari ini jelas-jelas memberi jaminan buat kita bahwa kita bisa melakukan apa saja di dalam Tuhan yang memberi kita kekuatan. Seperti Daud, sama seperti orang Israel lain, dengan kekuatan sendiri tidak mungkin dia mengalahkan Goliat yang besar badannya dua kali lipat. Tetapi dengan Tuhan, Daud yang mungil dapat mengalahkan raksasa Goliat. Kita juga bisa kalau bersama Yesus. Itu kuncinya. (cubs)
Tuhan yang memberi kita kekuatan! Ayo maju! Kita bisa.

Minggu, 30 Desember 2007
TIDAK ADA ALASAN
Roma 10 : 1-13
Manusia punya beberapa alasan untuk tidak menerima firman Tuhan. Seringkali mereka menyalahkan orang Kristen karena tingkah laku mereka. Mereka berkata, ”Aku tahu seorang Kristen yang tidak memperlakukanku dengan baik.” Atau, ”Aku masuk ke gereja, tapi tak seorangpun mau menyapaku.” Benar, orang Kristen tidak sempurna, dan banyak yang menjadi contoh yang tidak baik. Menyalahkan orang lain tidak akan menghilangkan tanggung jawab kita terhadap Tuhan. Kebenaran firman tidak tergantung bagaimana seseorang menjalankan iman dalam hidupnya. Penyelamatan adalah hanya dari Yesus sendiri. Ayat 9 bacaan hari ini berkata, ”Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Beberapa orang memakai orang Kristen sebagai alasan untuk menolak firman, tetapi jelas mereka tidak dapat menuding pada Yesus sebagai penyebabnya. Ia tidak berdosa dan sempurna adanya. Pilatus berkata tentang Dia, ”Aku tidak mendapat kesalahan apapun pada-Nya.” (Yohanes 18 : 38b). Tuhan Yesus berbuat apa yang tidak dapat dilakukan manusia. Ia menderita sampai mati di kayu salib supaya ada pengampunan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Manusia keras kepala saja yang dapat mengatakan, “Aku tidak senang menjadi orang Kristen karena aku tidak suka apa yang Yesus lakukan.” Jangan menyimpang karena melihat kesalahan orang lain. Lihatlah pada Yesus, di sana ada jalan menuju sorga. (DBR)
Tak ada alasan untuk berkata ’tidak’ kepada Yesus.

No comments: