27 Jan 2008

MINGGU KE 1 FEBRUARY


APA YANG MEMBUAT ALLAH TERSENYUM?

Senyuman Tuhan adalah tujuan hidup Anda! Karena menyenangkan Tuhan adalah tujuan pertama hidup Anda, tugas Anda yang terpenting adalah menemukan bagaimana caranya melakukannya. Alkitab memberikan Anda teladan yang jelas dari sebuah kehidupan yang memberikan kesukaan bagi Tuhan, yaitu kehidupan Nuh.
Pada zaman Nuh, seluruh dunia telah mengalami kemerosotan moral. Setiap orang hidup bagi kesenangan mereka sendiri, bukan bagi Tuhan. Tuhan merasa begitu jijik dengan manusia sehingga mempertimbangkan untuk memusnahkannya. Namun, ada satu orang yang membuat Tuhan tersenyum. Alkitab berkata bahwa Nuh adalah kesukaan bagi Tuhan. Tuhan berkata bahwa orang ini menyenangkan-Nya, ia membuat-Nya tersenyum. Tuhan akan memulai lagi dengan keluarganya. Karena Nuh menyenangkan Tuhan, Anda sekarang hidup! Dari kehidupan Nuh, Anda mempelajari kelima tindakan penyembahan yang membuat Tuhan tersenyum.
Tuhan tersenyum ketika Anda mengasihi-Nya di atas segalanya.
Nuh mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu di dunia ini, bahkan ketika tidak ada orang lain yang mengasihi Tuhan. Alkitab menceritakan bahwa dalam seluruh hidupnya, Nuh dengan konsisten mengikuti kehendak Tuhan dan menikmati hubungan yang akrab dengan-Nya. Pencipta Anda ingin bersekutu dengan Anda. Tuhan menciptakan Anda untuk mengasihi Anda, dan Ia rindu Anda mengasihi-Nya juga. Ia rindu Anda mengenal-Nya dan menghabiskan waktu bersama-Nya. Inilah mengapa belajar mengasihi dan dikasihi oleh-Nya seharusnya menjadi tujuan terbesar hidup Anda.
Tuhan tersenyum ketika Anda percaya kepada-Nya sepenuhnya.
Nuh menyenangkan Tuhan karena ia percaya kepada Tuhan, bahkan ketika hal itu tidak masuk akal. Alkitab berkata bahwa oleh iman, Nuh membangun sebuah bahtera di atas daratan yang kering. Ia diperingatkan tentang sesuatu yang tidak bisa dilihatnya, dan bertindak pada sesuatu yang diperintahkan kepadanya. Hasilnya, Nuh menjadi akrab dengan Tuhan. Percaya kepada Tuhan sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Ia tahu yang terbaik bagi kehidupan Anda. Percaya adalah suatu tindakan penyembahan, seperti orang tua senang ketika anak-anak mereka percaya akan kasih dan kebijaksanaan mereka. Iman Anda membuat Tuhan bahagia.
Tuhan tersenyum ketika Anda mentaati-Nya sepenuh hati.
Alkitab menceritakan bahwa Nuh melakukan segalanya tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Perhatikan bahwa Nuh taat sepenuhnya (tidak ada instruksi yang diabaikan) dan tepat (sebagaimana dan pada waktu yang Tuhan kehendaki). Ia mentaati Tuhan sepenuh hati. Itu artinya melakukan apapun yang diminta Tuhan tanpa keberatan atau keraguan. Tuhan tidak berhutang penjelasan ataupun alasan bagi segala hal yang diminta-Nya untuk Anda lakukan. Pemahaman bisa menunggu, tapi ketaatan tidak. Pada kenyataannya, Anda tidak akan pernah mengerti beberapa perintah sampai Anda mentaatinya dulu. Ketaatan membuka pemahaman. Mengapa ketaatan begitu menyenangkan Tuhan? Karena itu membuktikan Anda benar-benar mengasihi-Nya. Yesus berkata, ”Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan melakukan perintah-perintah-Ku.”
Tuhan tersenyum ketika Anda memuji dan mengucap syukur kepada-Nya terus-menerus.
Tindakan pertama Nuh setelah selamat dari air bah adalah mengungkapkan syukurnya kepada Tuhan dengan mempersembahkan korban bakaran. Karena pengorbanan Yesus, Anda tidak mempersembahkan korban binatang seperti Nuh. Sebaliknya, Anda diperintahkan untuk mempersembahkan bagi Tuhan ”persembahan pujian” dan ”persembahan syukur”. Anda memuji Tuhan karena siapa Dia, dan Anda mengucap syukur kepada Tuhan untuk apa yang telah Dia lakukan. Ketika Anda memberi Tuhan kesenangan, hati Anda dipenuhi sukacita!
Tuhan tersenyum ketika Anda menggunakan kemampuan Anda.
Seperti orang tua yang bangga, Tuhan secara khusus sangat menikmati melihat Anda menggunakan talenta dan kemampuan yang telah diberikan-Nya. Anda tidak memuliakan atau menyenangkan Tuhan dengan menyembunyikan kemampuan atau dengan mencoba menjadi orang lain. Anda menyenangkan-Nya dengan menjadi diri sendiri. Mulailah menggunakan kemampuan Anda bagi kesenangan Tuhan.

SENIN, 28 Januari 2008
MEMAKSIMALKAN KAPASITAS HIDUP
Kolose 3 : 23
Sebagai orang Kristen, kita terpanggil untuk mencapai standar yang lebih tinggi yaitu keunggulan. Dalam suratnya kepada para budak abad pertama, Paulus berkata, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalaht tuan dan kamu hamba-Nya.” Karena itu, apa saja yang menjadi “peranan” atau pekerjaan kita, kita harus bekerja sebaik-baiknya. “Semuanya” berarti segala sesuatu, sebab perintah ini tidak terbatas pada ibadah dan pujian di gereja atau pada pekerjaan tertentu saja, tetapi seluruh area kehidupan. Orang Kristen dituntut untuk memaksimalkan kapasitas hidupnya sebagai bagian dari perwujudan tanggung jawab mereka atas perlengkapan yang Allah telah berikan. Orang Kristen harus menunjukkan keunggulan dalam segala sesuatu yang mereka lakukan, bukan menurut standar dunia atau untuk mencari uang lebih banyak, tetapi karena iman kita dalam Kristus. Akhirnya, pekerjaan yang dibuat oleh orang Kristen harus ditandai oleh kualitas terbaik sebab pekerjaan itu mencerminkan standar moral kita. Jika kita tidak bekerja sehari penuh tetapi kita mendapat gaji untuk sehari penuh, itu berarti kita mencuri dari majikan kita dan tidak bersifat jujur. Sebagai pengikut Kristus kita dipanggil untuk menjadi “terang” dan “garam” di tengah masyarakat. Kita tidak boleh merendahkan nama-Nya dengan menunjukkan kelakuan dan kecakapan kerja yang rendah tingkatnya.
Kembangkan talenta yang Tuhan berikan dengan memaksimalkan kapasitas hidup.

SELASA, 29 Januari 2008
KUASAILAH DIRI ANDA
Amsal 25 : 28
Penguasaan diri merupakan salah satu buah Roh (Galatia 5 : 22-23). Ini sangat penting dalam kehidupan anak Tuhan. Mungkin kita merasa hidup kita tidak terkendali karena dipengaruhi situasi dan tekanan. Kita tidak memiliki pertahanan diri, rentan dan sensitif. Ini adalah situasi perasaan yang sangat menakutkan. Hal ini terjadi karena hawa nafsu daging dan keinginan sendiri yang memperbudak kita. Kita menjadi orang yang gampang emosi/marah, tersinggung, bahkan cenderung melukai orang lain. Bagaimana kita dapat memperoleh dan menghasilkan penguasaan diri yang nyata? Serahkan hidup untuk dipimpin oleh Roh, jadikan hidup ini sebagai budak kebenaran. Ijinkan Tuhan untuk mengendalikan hati, pikiran, perasaan dan kehendak kita. Dipimpin oleh Roh akan membuat kita menjadi orang yang kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh situasi apapun. (Neke)
Kuasailah dirimu supaya kamu dapat berdoa.

RABU, 30 Januari 2008
PERGI UNTUK KEMBALI
Yohanes 14 : 1-3
Pernahkah kita ditinggalkan oleh orang yang disayangi karena ia telah pulang ke rumah Bapa? Kita pasti merasa sedih karena tidak akan bertemu dia lagi di dunia ini. Perasaan seperti ini pernah dialami oleh para murid dan pengikut-Nya yang lain karena kehilangan orang yang mereka kasihi yaitu Yesus Kristus. Tetapi kepergian Yesus kepada Bapa berbeda dengan kepergian orang yang kita sayangi. Tuhan Yesus pergi untuk menyediakan tempat bagi setiap orang percaya yang setia memegang teguh imannya. Setelah tempat itu siap dan waktunya tiba maka Ia akan kembali lagi untuk menjemput dan membawa kita ke rumah Bapa. Ini adalah suatu janji yang Tuhan Yesus pernah ucapkan bagi setiap orang percaya. Ketika Tuhan Yesus berjanji maka janji-Nya itu akan Ia genapi, karena Yesus adalah Allah yang tidak pernah ingkar. Biarlah kita senantiasa terus berjuang mempertahankan iman, agar kelak bila Ia datang, Ia akan menemukan iman yang dewasa di dalam diri kita. Pegang teguh terus imanmu dan perjuangkan agar imanmu itu bertumbuh dewasa. (Giant)
Suatu saat Yesus pasti kembali. Adakah didapati-Nya iman di bumi?

KAMIS, 31 Januari 2008
DUTA KERAJAAN ALLAH
Yohanes 15 : 19
Masih ingat acara pemilihan ratu kecantikan seperti Putri Indonesia? Pemenangnya pastilah seorang yang berkualitas, bukan saja kecantikannya tetapi juga intelektual yang mengagumkan, karena nantinya ia harus mempertanggungjawabkan gelarnya ketika menjadi duta Indonesia bagi negara lain. Demikian juga kita, ketika kita menyandang gelar anak Tuhan, kita harus memiliki kualitas rohani yang baik. Kita menjadi duta Kristus di tengah-tengah dunia ini. Kita dipilih khusus oleh Allah dari dunia ini menjadi duta Kerajaan Allah, memperkenalkan nilai-nilai dan budaya sorgawi di tengah-tengah dunia ini. Apa yang harus kita perkenalkan? Tentunya kebenaran Allah melalui sikap hidup. Kita harus menjadi terang dan garam; menghadirkan damai, kasih, sukacita dan kekudusan hidup di tengah dunia ini yang belum mengenal Kerajaan Allah, sehingga kehadiran kita sungguh sangat dirindukan oleh dunia ini. Maukah kita menjadi duta Kerajaan-Nya? Milikilah kualitas rohani yang baik sehingga dunia akan mengenal pribadi Kristus melalui hidup kita. (Neke)
Sebagai duta, kita adalah wakil Kerajaan Allah di dunia.

Jumat, 1 Pebruari, 2008
SENANG MENUNJUK..?
Matius 7 : 3-5
Manusia senang sekali menunjuk orang lain. Kalau pekerjaannya gagal, seseorang akan sangat mudah menyalahkan perusahaan, atasan, kolega bahkan juga mungkin bawahannya. Jarang ada manusia yang mau mengakui suatu kegagalan sebagai kesalahannya, sebagai tanggung jawabnya. Banyak orang tidak mau melihat kepada dirinya sendiri, tidak mau introspeksi. Sangat disayangkan hal ini juga banyak terjadi di lingkungan umat Tuhan. Bia suatu program rohani tidak berhasil, banyak pemimpin yang tidak mau bertanggung jawab, tidak berani berkata, “Ini salah saya…”. Kalau pernikahan gagal, suami dan istri banyak yang tidak mau disalahkan. Sangat sering terjadi, akhirnya manusia menyalahkan Tuhan atau orang lain atau keadaan untuk kegagalannya itu. Firman hari ini mengingatkan bahwa kalau kita menunjuk orang lain, kesalahan mereka jauh lebih kecil dari pada kesalahan kita. Mari kita belajar untuk tidak menunjuk orang. Mari kita belajar untuk mengambil tanggung jawab dan introspeksi diri kita, supaya kita sendiri tidak malu dan jadi bahan pembicaraan orang lain. (cubs)
Kita menunjuk orang dengan satu jari, tapi ada tiga jari menunjuk ke kita, siapa yang salah?

Sabtu, 2 Pebruari, 2008
MUNGKIN BERSAMA ALLAH
Lukas 1 : 37
Seringkali dalam hidup ini kita diperhadapkan dengan berbagai kesulitan yang mengakibatkan ketakutan, keraguan dan kecemasan. Tidak terkecuali anak-anak Tuhan. Tidak sedikit anak-anak Tuhan yang mengalami kemerosotan iman pengharapan kepada Tuhan ketika diperhadapkan dengan masalah yang berat. Hal ini terjadi karena ketika beban pergumulan datang, kita lebih sering melihat kepada besarnya masalah dari pada memandang kuasa Tuhan yang jauh lebih besar dari pada apapun. Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah. Wow..., dahsyat! Kita baru memasuki bulan yang kedua di tahun 2008. Kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan yang dapat mengancam iman pengharapan kita kepada Tuhan atau tembok pergumulan apa yang akan menghalangi kita. Ketika kita merasa tidak ada jalan menghadapi masalah, ketika segala rencana kita buntu dan gagal, ingatlah bahwa segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Kuncinya adalah percaya penuh pada penyertaan-Nya, rancangan-Nya serta kuasa-Nya yang sanggup menerobos segala kemustahilan. Bersama Tuhan ada jawaban dan kemenangan. Yang penting kita taat melakukan perintah-Nya. (Neke)
Tidak ada yang tidak mungkin bersama Allah.

Minggu, 3 Pebruari, 2008
SIAPAKAH TELADAN KITA?
Matius 11 : 28-30
Anak-anak muda seringkali memiliki idola, entah itu artis, penyanyi, pemain band, atau yang lainnya. Dan biasanya idola mereka dijadikan teladan, apapun yang dilakukan idola mereka akan ditiru, cara berpakaiannya, model rambutnya, gaya bicaranya, dan lain-lain. Siapakah yang menjadi idola kita? Kalau kita mengatakan bahwa kita adalah pengikut Kristus, seharusnyalah Dia yang menjadi idola kita, teladan kita, dan apapun yang Yesus lakukan seharusnya kita tiru untuk menjadi seperti Dia.
Dalam firman Tuhan hari ini Yesus berkata, ”...belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati...” (ayat 29). Seorang yang lemah lembut memiliki hati yang peka dan berbelas kasihan, mau mengalah walaupun dirinya yang benar, tidak mempertahankan haknya, penurut, mudah untuk diajar, tidak suka melawan atau memberontak. Seorang yang rendah hati tidak mencari nama untuk dirinya, tidak suka menyombongkan keberhasilannya, tidak akan memamerkan kelebihannya, tidak mempertahankan gengsi atau harga dirinya. Yesus telah memberikan teladan bagi kita. Rasul Paulus menulis dalam suratnya, ”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2 : 5-8). Bagaimana? Maukah kita belajar dari Yesus? (Ginny)
Bagi anak Tuhan, Yesuslah teladan kita!

No comments: