29 Nov 2008

Minggu ke 1 Desember


Arti NATAL
Natal adalah salah satu dari peristiwa yang punya arti sangat penting dalam kekristenan. Natal adalah awal dari penggenapan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah sedih luar biasa, sangat kecewa bahwa manusia yang begitu dikasihi-Nya, ciptaan-Nya telah melanggar kepercayaan-Nya. Tetapi Allah tidak larut begitu saja dalam kesedihan. Dia segera merancang dan mengatur dengan begitu cermat suatu rencana untuk memungkinkan manusia kembali kepada-Nya. Ketika tiba waktu-Nya, maka Natal menjadi peristiwa pertama. Dengan Natal, Yesus Kristus yang adalah Raja, yang punya posisi sangat-sangat tinggi telah merendahkan diri-Nya sendiri dan menjadi seorang bayi mungil yang tidak berdaya di kandang domba. Yesus taat kepada Allah Bapa. Dengan adanya Natal maka ada kesempatan buat kita untuk menerima keselamatan kekal, untuk menerima mujizat terbesar yang ada di dunia ini. Tanpa Natal, seluruh rangkaian dan penggenapan rencana Allah tidak mungkin terjadi. Natal adalah awalnya dan kenaikan Yesus ke sorga adalah penyempurnaan-Nya. Itulah bukti paling nyata bahwa Allah tidak pernah bekerja setengah–setengah, Dia selalu menyelesaikan dengan sempurna. Itu tidak saja berlaku dalam penyelamatan manusia, tetapi itu berlaku dalam setiap rencana-Nya, termasuk dalam rencana-Nya bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Terjadinya Natal juga menunjukkan ketaatan orang-orang yang dipakai Allah untuk menjadi sarana. Yesus tidak mungkin langsung jatuh dari langit dengan begitu saja. Dia membutuhkan seorang wanita untuk mengandung-Nya selama sembilan bulan sebelum Dia lahir menjadi bayi. Mari kita lihat firman Tuhan seputar kelahiran Yesus menurut kitab Matius. “Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ”Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.” (Matius 1 : 18-25).
Mengapa Allah memilih Maria yang belum menikah hanya bisa dimengerti oleh-Nya, tetapi bahwa Maria memilih untuk taat, itu diperhitungkan Allah. Dengan ketaatannya kepada Tuhan itu Maria melakukan sesuatu yang sangat membahayakan dirinya menurut hukum pada masa itu. Dia mengambil resiko diputuskan oleh Yusuf tunangannya, dia dapat dirajam sampai mati bila diketahui orang-orang lain bahwa dia sudah hamil sebelum menikah. Tetapi Maria tahu bahwa itulah harga yang harus dia bayar dan dia juga tahu bahwa Tuhan bertanggung jawab untuk melindunginya sehingga semua resiko itu tidak terjadi. Sekali lagi, Tuhan membuktikan bahwa bila manusia berada di jalan-Nya, Dia bertanggung jawab terhadap hamba-hamba-Nya. Maria rela tubuhnya dipakai untuk menjadi tempat Yesus menjalani setiap bagian proses manusiawi yang diperlukan. Setiap ibu yang pernah hamil tahu bahwa kehamilan itu tidak selalu menyenangkan. Maria dengan sukacita menjalani semua supaya rencana Tuhan menjadi nyata. Demikian juga dengan Yusuf. Dia mau menjadi bagian dalam penggenapan rencana Allah paling mulia sepanjang masa. Yusuf bisa saja memutuskan Maria dengan begitu saja. Walaupun Yusuf didatangi oleh malaikat, tetapi dia berhak untuk menolak. Yusuf tidak menggunakan haknya itu. Dia memilih untuk melakukan kehendak Tuhan. Itu juga membutuhkan pengorbanan yang luar biasa. Apa itu? Setelah Yusuf menikahi Maria, dia tidak dapat berhubungan dengan istrinya itu sampai Yesus lahir. Buat seorang laki-laki itu adalah pengorbanan yang besar. Yusuf rela menjalaninya. Ketaatannya itu juga diperhitungkan Tuhan.
Kalau kita melihat dan merenungkan apa yang terjadi di seputar Natal seperti yang diuraikan di atas, maka kita seharusnya menyadari bahwa Natal berarti pengorbanan, Natal berarti ketaatan terhadap kehendak Allah, Natal berarti tidak mementingkan diri sendiri. Yang tidak kalah pentingnya Natal berarti kerendahan hati, tidak sombong.
Ketika kita menyadari arti Natal yang begitu luar biasa itu, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita memaknai Natal dalam kehidupan kita? Tuhan ingin agar kita mengikuti teladan-Nya yaitu mau berkorban untuk menyelamatkan orang lain. Sebelum naik ke sorga, Yesus minta pada murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28 : 19-20), dengan kata lain Yesus ingin kita murid-Nya sampai saat ini menjadi saksi-Nya sehingga orang bisa melihat Kristus di hidup kita dan mereka juga ingin memilikinya. Itu bukan tugas ringan, itu membutuhkan semua arti Natal yang telah ditunjukkan oleh Yesus. Untuk bersaksi, membutuhkan pengorbanan, ketaatan, tidak mementingkan diri sendiri dan kerendahan hati. Mari kita hadirkan Natal dalam hidup orang lain seperti halnya Yesus telah menghadirkan Natal dalam hidup kita. Amin.

SENIN, 1 Desember 2008
ALLAH YANG MENYEDIAKAN
Kejadian 22 : 8a
Suatu hari Minggu, sepulang gereja aku ke rumah seorang teman. Entah kenapa aku ingin sekali makan kue lopis (sejenis kue jajanan pasar, terbuat dari ketan berbentuk segitiga dan ditaburi kelapa, dimakan dengan gula jawa cair). Setelah makan siang di rumahnya kami pergi mencari lopis berkeliling sampai ke seluruh penjual kue yang ada di pasar dan tidak ada. Waktu pulang kami melihat ada tukang tape uli. Di sana ada jual lopis, tetapi lebih berbentuk seperti lemang (lontong ketan), aku beli saja. Waktu kami makan di rumah temanku, rasanya tidak seperti yang aku harapkan jadi aku masih ingin lopis. Hari Selasa berikutnya jam 21.30 aku ke rumah kakakku. Di mejanya aku melihat ada 2 lopis dari ketan putih dan ketan hitam. Hm…seperti lopis yang kuinginkan, padahal kakak tidak tahu aku mencari lopis sejak hari Minggu. Setelah berbincang-bincang, kakakku menyajikan lopis itu. Aku memakannya bersama suamiku. Dalam hati aku bersyukur, ‘Tuhan, ternyata Engkau begitu mempedulikan aku’. Hal yang kecil Tuhan perhatikan. Keinginan untuk makan lopis Tuhan sediakan. Kalau kita melihat situasi saat ini, kita menjadi takut. Tetapi percayalah kepada Tuhan, Dia Allah yang menyediakan. Kalau Tuhan memperhatikan bahkan hal yang kecil, Dia mengetahui kebutuhan kita lebih dari segalanya. Allah yang akan menyediakan…. (FF)
Allah yang empunya bumi dan langit akan menyediakan apa yang kita butuhkan.
SELASA, 2 Desember 2008
TUHAN SABAR MENANTI
II Petrus 3 : 8-9
Bacaan hari ini menyatakan kesabaran Tuhan yang menghendaki agar semua orang berbalik dan bertobat. Seringkali orang berpikir bahwa ayat tersebut ditujukan bagi orang yang belum mengenal Tuhan, tetapi sebenarnya ayat tersebut juga bagi kita yang menyebut diri ‘orang Kristen’. Berapa banyak orang yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi ternyata belum bertobat dari dosa-dosanya? Berbalik artinya hidup berlawanan arah dari kehidupan yang lama. Nyatanya masih banyak orang Kristen yang hidupnya belum berubah walaupun setiap Minggu ke gereja. Kebiasaan-kebiasaan lama, sifat-sifat yang jelek masih terus dipertahankan. Orang yang bertobat adalah orang yang sudah benar-benar mengenal Tuhannya sehingga hidupnyapun akan berubah, makin memiliki karakter seperti Kristus.
Mari kita introspeksi diri kita, apakah kita sudah berbalik dan bertobat dari hidup yang lama? Kesabaran Tuhan dalam menanti adalah juga bagi kita untuk kembali kepada-Nya. Jangan sampai terlambat! (Ginny)
Ingat! Kesabaran Tuhan juga ada batasnya.
RABU, 3 Desember 2008
SUDAH TERLAMBAT
Lukas 16 : 19-31
Masih ingatkah Anda dengan pepatah yang mengatakan, “Penyesalan datangnya terlambat”? Hal inilah yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Lukas ini. Ia menceritakan kisah mengenai seorang yang kaya dan seorang yang miskin. Selama di dunia orang kaya ini sangat bahagia sedangkan orang yang miskin bernama Lazarus itu sangat menderita. Di dalam kekayaannya orang kaya itu kerjanya hanya berpesta pora, ia lupa kepada Tuhan dan sesamanya yang menderita. Lazarus orang yang miskin itu bukan hanya menderita karena kekurangan materi tetapi ia juga menderita karena penyakit yang ia alami. Di tengah penderitaan dan kemiskinannya itu ia tetap percaya dan setia kepada Tuhan. Memang Allah kita adalah Allah yang Maha Adil. Orang yang setia kepada-Nya akan mendapat anugerah sedang orang yang melupakan-Nya akan mendapat hukuman. Kemahaadilan Allah dapat kita lihat dalam kisah ini. Orang yang kaya itu mendapat hukuman atas perbuatannya, sedangkan Lazarus mendapat anugerah karena kesetiaannya. Di dalam penghukumannya orang yang kaya itu mulai menyesal, tapi penyesalannya itu sudah terlambat. Karena pintu anugerah Allah telah tertutup baginya, dan tidak ada yang dapat membukanya lagi (Wahyu 3 : 7). Sekarang ini pintu anugerah itu masih terbuka lebar bagi kita. Oleh sebab itu marilah kita mematikan kedagingan kita dan hiduplah menjadi orang yang benar di hadapan-Nya. Bila pintu anugerah itu sudah tertutup maka kita tidak akan dapat membukanya lagi dan kita akan menyesal kemudian. Anda pasti tidak ingin menyesal seperti orang yang kaya itu kan? Jadilah orang yang berkenan di hadapan Tuhan! (Giant)
Bila sudah terlambat tidak dapat diperbaiki lagi!!! Sengsara adanya…

KAMIS, 4 Desember 2008
JANGAN SAMPAI TERJADI
Hosea 4 : 6
Kalau kita merenungkan firman hari ini sungguh mengerikan, ternyata umat Allah juga dapat binasa. Apa yang menyebabkan kebinasaan itu? Karena kita tidak kenal Allah kita. Sebenarnya ada 3 terjemahan kata kenal yaitu kenal secara umum, kenal biasa dan kenal akrab. Yang Tuhan minta adalah setiap orang yang menjadi umat-Nya mengenal Dia secara akrab. Yesus sering menggunakan kata-kata sahabat, Bapa, untuk menggambarkan keakraban yang Dia inginkan. Kita perlu berusaha mengenal Dia sampai akrab supaya apa yang dinyatakan dalam bacaan hari ini jangan sampai terjadi kepada kita. Binasa karena tidak kenal! Wow! Bagaimana cara mengenal Allah supaya bisa akrab? Hanya ada 1 resep, 3-in-1 rohani yang terdiri dari doa, membaca firman dan melakukannya. Tidak ada cara lain! Mari kita lakukan itu setiap hari supaya kita bisa akrab dengan Tuhan dan tidak binasa karena tidak mengenal Dia. (cubs)
Allah sangat senang bila kita akrab dengan-Nya.
JUMAT, 5 Desember 2008
MENGALAH ITU INDAH
Roma 12 : 18
“Huh, kenapa aku yang lebih kecil harus mengalah pada kakak, padahal dia yang salah?” Mama cuma menjawab, ”Kamu harus mengalah karena kamu anak yang lebih kecil.” Sampai dewasa prinsip itu masih aku lakukan pada orang yang lebih tua atau lebih muda, selalu mengalah. Walaupun aku tidak mengerti, tetap aku lakukan. Tapi sering aku melihat pembelaan Tuhan dalam hidupku. ”Itu baik bagimu, anak-Ku,“ kata Tuhan. ”Anak yang Kusayang, dia Kuhajar. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya. Aku memproses engkau seperti emas. Sampai engkau menjadi serupa dengan Aku, sehingga orang melihat Aku dalam hidupmu.” Salah satu cara Tuhan mengajar aku adalah dengan mengalah, sama seperti yang diajarkan mama. Dengan mengalah berarti aku telah mendahulukan kepentingan orang lain dan itu indah di mata-Nya Tuhan. (FF)
Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah berarti mendahulukan kepentingan orang lain.
SABTU , 6 Desember 2008
HATI YANG PEDULI
Lukas 10 : 25-37
Ketika membaca ayat-ayat di atas, kita sangat terharu dengan apa yang diperbuat oleh orang Samaria, Justru ia yang menolong dan sangat peduli seperti dalam firman Tuhan (Lukas 10 : 33). Orang Samaria mempedulikan orang lain? Peduli berarti mengambil bagian untuk menolong orang lain walaupun bukan bagiannya. Orang yang memiliki kepedulian berarti ia punya hati penuh belas kasihan (Amsal 14 : 21). Bila kita mengaku diri kita adalah anak-anak Tuhan, maka kita harus punya kepekaan atas penderitaan orang lain. Mari kita meneladani Yesus, yang begitu peduli terhadap kita, sehingga Dia rela mengorbankan hidup-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan dan menebus dosa kita padahal siapakah diri kita? Apakah kita seperti orang Samaria itu? Atau justru kita seperti imam dan orang Lewi yang tidak mau peduli padahal kita tahu firman? (DBR)
Tuhan sendiri yang akan memperhitungkan setiap kepedulian kita terhadap orang lain.
MINGGU, 7 Desember 2008
KEHENDAK-MU JADILAH
Matius 26 : 39
Pernahkah Anda mengalami masalah yang begitu berat yang membuat Anda putus asa? Apa yang Anda lakukan ketika mengalami keadaan seperti itu? Apakah Anda bersyukur dan berserah kepada Tuhan atau malah Anda mencoba menyalahkan Tuhan? Permasalahan yang sangat berat pernah Tuhan Yesus alami ketika Ia harus menyelesaikan misi dari Bapa, yaitu menyerahkan diri untuk disalib. Di saat mengalami masalah yang berat itu Ia menyerahkan kepada Bapa di sorga. Ini suatu teladan yang harus kita ikuti. Saat menghadapi masalah hendaknya kita menyerahkan kepada Tuhan. Minta agar Tuhan memberikan hikmat dan kekuatan untuk menghadapi masalah yang sedang kita hadapi. Hendaknya kita berkata, “Terjadilah kehendak-Mu, bukan kehendakku.”. Kehendak Tuhan adalah rancangan yang begitu indah dan luar biasa. Meskipun kehendak Tuhan terasa berat untuk kita jalani tapi itu adalah sesuatu yang terbaik bagi kita. Seperti kehendak Bapa kepada Tuhan Yesus yang harus menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia. Meskipun berat untuk Tuhan Yesus jalani, tapi itu kehendak Bapa yang membawa kemuliaan bagi Tuhan Yesus. Dengan kematian-Nya di atas kayu salib, menandakan kemenangan besar atas rencana penyelamatan manusia. Oleh sebab itu bila menghadapi masalah berkatalah, “Kehendak-Mu jadilah, bukan kehendakku yang jadi.” agar kita mampu menjalani kehendak Tuhan. (Giant)

No comments: