21 Oct 2008

Minggu ke 4 Oktober

MENTORING

Salah satu tugas orang Kristen selain dari memberitakan injil kepada orang lain adalah untuk membimbing orang yang baru percaya kepada Tuhan supaya orang itu dapat bertumbuh dan menjadi dewasa rohaninya. Dalam kosakata sehari-hari pembimbingan itu disebut mentoring atau sahabat/buddy system. Firman Tuhan juga menyatakan hal itu. Kita perlu ingat satu hal yaitu bahwa tidak ada bayi yang bisa bertumbuh dengan sendirinya. Setiap bayi perlu dibimbing, perlu dimentori oleh ibu dan ayahnya, setahap demi setahap sampai akhirnya mereka bertumbuh dan menjadi dewasa. Dalam hal kerohanianpun, setiap orang yang dipakai Tuhan untuk membawa berita keselamatan kekal dan kemudian diresponi secara positif, maka menjadi tanggung jawab pembawa berita (=penginjil) itu untuk membimbing orang yang telah bertobat itu supaya dia bisa bertumbuh dan mengenal Tuhan secara sempurna dan menjadi dewasa rohani. Contoh dalam Alkitab tentang mentoring adalah Saulus/Paulus yang dimentori oleh Barnabas (Kisah Para Rasul 11 : 25-26). Kenapa kita perlu mentoring atau membimbing orang lain supaya lebih dalam mengenal Tuhan?

1. Salah satu wujud dari saling mengasihi yang dikatakan Yesus dalam Yohanes 13 : 34-35, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.".

2. Untuk memperlengkapi orang-orang kudus
(Efesus 4 : 11-12). Tuhan memberikan kita karunia yang berbeda-beda. Di samping untuk pertumbuhan kita sendiri dikatakan bahwa setiap rasul perlu mementori calon-calon rasul, membimbing mereka dengan hikmat Roh Kudus dan pengalaman supaya mereka juga bisa mengembangkan karunia yang Tuhan sudah berikan.

3. Kita tidak bisa membiarkan mereka yang menerima keselamatan karena pemberitaan kita menjadi terhilang kembali karena godaan dan pencobaan yang dari dunia ini. Ingat bahwa musuh kita, Iblis, tidak senang bila seorang pengikutnya bertobat menjadi pengikut Kristus, dia akan berusaha dengan segala cara untuk menarik kembali orang itu ke’pangkuan’nya. Jadi kita bertanggung jawab untuk membina mereka. Seperti dikatakan Paulus, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (I Korintus 3 : 6). Kalau tugas kita menyiram, maka kita melakukannya dengan cara mentoring, kalau tugas kita menanam, kita melakukannya dengan penginjilan. Apapun yang kita lakukan, semuanya untuk hormat kemuliaan nama Tuhan.

Untuk bisa mementor orang dengan efektif dan efisien, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

1. Kita perlu yakin betul bahwa itu adalah kehendak Tuhan, jangan kehendak kita sendiri karena sangat berbahaya. Mentoring orang membutuhkan banyak hal dari kita, bila bukan dari Tuhan tidak akan ada hasilnya, segala jerih lelah kita akan sia-sia saja. Jangan sampai kita menjadi seperti yang Tuhan Yesus katakan, “Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang." (Matius 15 : 14). Bisa-bisa kita yang dimentori mereka, bukan mereka yang kita mentori.

2. Kita perlu minta hikmat dari Tuhan.

Selama kita mentoring orang, kita perlu terus-menerus berhubungan erat dengan Tuhan, karena hanya Dia yang tahu apa langkah selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk kebaikan orang yang kita mentori. Mementor orang itu sifatnya adalah individu atau “custom-made”, artinya kita tidak bisa memukul rata ke semua orang. Untuk satu orang caranya begini, untuk yang lain begitu, tidak pernah bisa disamaratakan karena setiap orang punya kebutuhan yang berbeda dan juga punya karunia yang berbeda. Tuhan menciptakan setiap manusia unik. Kita juga harus mementor setiap orang yang Tuhan percayakan kepada kita secara unik juga.

3. Kita harus mau membayar harga.

Sama seperti seorang ibu, ketika dia merawat bayinya banyak sekali pengorbanan yang harus dia berikan. Tidak tidur dengan nyenyak, tidak boleh makan sembarangan karena mempengaruhi bayi, dan sebagainya. Begitu juga kita yang mementor orang yang ‘bayi rohani’ perlu berkorban waktu, tenaga, uang, kasih dan sebagainya. Banyak sekali. Tetapi itulah pengorbanan yang kita perlu lakukan karena dulu juga ada orang yang telah berkorban untuk mementor kita. Bila kita mengasihi orang lain, maka kita akan bersedia membayar harga untuk kebahagiaan orang itu.

Selama menjadi manusia, Yesus menghabiskan hampir seluruh hidup-Nya untuk mementor 12 murid-Nya. Walaupun satu gagal total, tetapi yang 11 menjadi kepanjangan tangan Tuhan yang luar biasa. Yesus telah memberi teladan, bila kita mau menjadi murid-Nya salah satu tugas kita adalah mengerjakan pekerjaan-Nya yaitu mentoring.

Tuhan berfirman, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6 : 9). Sebagai murid Yesus mari kita lakukan kehendak-Nya, jangan bekerja setengah-setengah, hanya membawa orang dibaptis saja, tetapi selesaikanlah tugas kita dengan membawa orang sampai dewasa di dalam Tuhan, atau paling tidak menemukan dan menjalani jalan yang benar. (cubs)

SENIN,20 Oktober 2008
DALAM BADAI YESUS ADA
Markus 6 : 45-52
Dalam firman hari ini kita membaca bagaimana murid-murid mengalami badai waktu menyeberangi danau. Ketika Yesus melihat betapa payahnya mereka mendayung, Ia datang kepada mereka. Tetapi dalam ketakutan mereka, murid-murid tidak mengenali Yesus dan mengira Yesus adalah hantu. (ayat 48-49).
Dalam mengarungi kehidupan, kitapun sering mengalami ”badai”; masalah pekerjaan, keuangan, penyakit, pergumulan rumah tangga dan lain-lain. Banyak hal bisa mengombang-ambingkan ”perahu” kehidupan kita. Tetapi kita harus percaya bahwa dalam pergumulan kita, Yesus ada. Masalahnya, seringkali ”mata rohani” kita tertutup oleh ketakutan dan kebingungan sehingga kita tidak bisa mengenali Yesus. Kita tidak bisa melihat bahwa di tengah badai yang kita hadapi, Yesus ada dan Ia mau menolong kita. Mari belajar untuk melihat dengan ”mata iman” kita. Dalam menghadapi segala persoalan, percaya bahwa Tuhan ada dan pasti akan menolong kita. (Ginny)

Jangan takut karena Yesus setia, Ia tidak pernah meninggalkan kita..

SELASA, 21 Oktober 2008
JAWABAN DARI APA YANG ADA
Keluaran 4 : 2

Manusia sering mencari jawaban dari tempat yang jauh. Ketika menghadapi masalah, mereka sering mencari jawabannya dari tempat jauh, dari orang lain, dari sumber-sumber di luar dirinya. Padahal bila kita renungkan dari pengalaman hidup kita, jawaban atas masalah kita terletak di tangan Tuhan dan apa yang ada di tangan kita. Contoh, ketika krisis ekonomi dan banyak orang kehilangan pekerjaan, beberapa waktu kemudian di koran ditulis tentang orang-orang yang kemudian menggunakan hobinya sebagai bisnis dan dalam waktu singkat berhasil mengembalikan tingkat ekonominya. Di artikel itu juga dicatat bagaimana karena desakan kebutuhan, beberapa orang mempelajari suatu ketrampilan seperti memasak dan kemudian membuka usaha kuliner. Mari kita belajar menggunakan apa yang ada di tangan kita sebagai jawaban atas masalah kita. Bila kita menggunakan apa yang di tangan kita dan kuasa Roh Kudus, seperti Musa bisa membebaskan orang Israel dari Mesir, kita juga bisa menang dari masalah kita. Jawaban yang kita cari sudah ada di tangan kita, tinggal digunakan dengan bantuan kuasa Allah yang Maha Tinggi. (cubs)

Lihat dulu apa yang ada di tangan dan doakan itu, karena itulah jawabnya.

RABU,22 Oktober 2008
INTEGRITAS
Roma 9 : 28
Saya percaya Anda pernah mendengar kata “integritas”. Integritas adalah ‘apa yang kita ucapkan sesuai dengan apa yang kita lakukan’. Jadi integritas belawanan dengan OmDo (Omong Doang). Dan sudah seharusnya orang Kristen memiliki integritas, karena Allah kita adalah Allah yang berintegritas. “Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera.” (Roma 9 : 28). Ayat ini membuktikan bahwa Allah kita bukan hanya OmDo tapi Ia adalah Allah yang berintegritas. Semua yang difirmankan-Nya pasti Ia genapi dengan perbuatan-perbuatan yang nyata. Kalau kita pelajari Alkitab dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru maka kita akan menemukan banyak sekali bukti-bukti bahwa Allah kita Allah yang bertanggung jawab dengan apa yang Ia ucapkan. Ketika Ia berjanji akan memberikan anak kepada Abraham, maka Ia buktikan dengan memberikan Ishak sebagai penggenapan janji-Nya. Inilah yang harus kita miliki bila kita ingin hidup kita berbeda dengan orang dunia, yaitu miliki integritas. Orang dunia sering OmDo tetapi anak Tuhan tidak boleh OmDo, melainkan perbuatannya harus sesuai dengan perkataan yang diucapkannya. Jadi marilah kita menjadi orang yang berintegritas. (Giant)

Perkataan sama dengan perbuatan, itu namanya integritas.

KAMIS, 23 Oktober 2008
FIRMAN TUHAN YANG TERUTAMA
Kisah Para Rasul 21 : 15-26
Rasul Paulus dituduh oleh orang-orang percaya di Yerusalem telah menganjurkan semua orang Yahudi yang tinggal di luar Yerusalem untuk melepaskan (tidak mengutamakan) hukum Musa dalam kehidupan mereka. Hal ini dianggap sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab karena menurut bangsa Yahudi hukum Musa/Taurat merupakan hal yang utama dalam kehidupan mereka. Padahal mereka sendiri tidak dapat melaksanakan seluruh hukum tersebut secara benar dalam hidup mereka, seperti yang dikatakan Petrus dalam Kisah Para Rasul 15 : 10, ”Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?” Selain itu hukum tersebut juga menjadi semacam tradisi turun-temurun. Karena itu Rasul Paulus menganggap bahwa hukum Musa tidak dapat menyelamatkan hidup manusia, tetapi memang dengan mengetahui hukum Taurat manusia mengetahui dosa. Mengetahui apa saja yang merupakan perbuatan dosa juga perlu supaya manusia menghindarinya. Tetapi yang terutama adalah keselamatan di dalam Kristus. Karena itu marilah kita membuang semua hal-hal yang mengikat kita karena tradisi atau kepercayaan nenek moyang. Keselamatan sudah kita terima dalam Yesus Kristus, karena itu hiduplah di dalam terang firman Tuhan. Jadikanlah firman Tuhan sebagai yang utama dalam kehidupan kita. (DBR)

Firman Tuhan akan menuntun kita pada jalan yang benar, yaitu jalan yang Tuhan inginkan.

JUMAT, 24 Oktober 2008
BUAT APA BERSAKSI..??
Kisah Para Rasul 20 : 21

Ketika kita mengalami pertolongan Tuhan, ketika doa kita dijawab-Nya, kita perlu bersaksi karena Tuhan ingin kita menceritakan apa yang telah diperbuat-Nya dalam hidup kita sehingga orang lainpun ingin mengalaminya juga. Selain itu, kesaksian kita bisa jadi merupakan jawaban yang ditunggu-tunggu oleh orang yang mendengarkannya. Kesaksian kita bisa membawa akibat yang menentukan antara hidup atau mati seseorang. Wow! Hebat sekali yah? Banyak orang tidak menyadari hal itu. Banyak orang tidak mau bersaksi karena malu, karena merasa apa yang dialami ‘biasa-biasa’ saja, dan sebagainya. Tidak ada satu peristiwa yang terjadi tanpa seijin Tuhan, dan kalau Tuhan sudah mengijinkan terjadi dan Dia sudah juga memberikan jalan keluarnya, maka wajib untuk kita bersaksi, menceritakan kepada orang lain apa yang kita alami, karena kita tidak pernah tahu, kapan dan di mana seseorang mempunyai masalah yang sama dengan kita dan masih menantikan jawabannya. Jangan jadi penghalang orang lain untuk juga menerima pertolongan Tuhan dengan tidak menyaksikan apa yang telah kita hadapi. (cubs)

Bersaksi adalah bercerita tentang apa yang sudah terjadi dan siapapun pasti bisa.

SABTU, 25 Oktober 2008
TUHAN LEBIH MEMENTINGKAN KARAKTER
II Korintus 5 : 17
Banyak orang Kristen mengira bahwa yang Tuhan inginkan dari mereka adalah pelayanan. Padahal Tuhan lebih mementingkan karakter kita dari pada pelayanan kita, sebab tanpa karakter semua yang kita lakukan tidaklah ada artinya di mata Tuhan. Bukan pelayanan/korban yang Dia inginkan melainkan ketataan kita kepada kehendak-Nya, itulah yang dituntut-Nya. Seseorang bisa saja melayani Tuhan dengan giat siang dan malam tetapi tanpa memiliki karakter maka pada akhirnya dia tidak akan dikenal oleh Tuhan (Matius 7 : 22-23). Seseorang bisa saja menjadi Profesor Teologia atau Penginjil yang dapat membangkitkan orang mati tetapi tanpa memiliki karakter semuanya itu tidak ada artinya. Bukan apa yang kita lakukan yang diperhitungkan melainkan keberadaan diri kitalah yang diperhitungkan (I Korintus 13 : 3). Anthony de Mello mengatakan hampir semua usaha manusia diarahkan untuk mengubah dunia sekelilingnya tetapi hanya sedikit usaha yang dilakukan untuk mengubah diri sendiri. Seringkali kita mengira bahwa sumber masalah kita berasal dari luar, padahal sebenarnya sumber masalah yang sebenarnya itu ada di dalam diri kita sendiri, yaitu di pikiran kita. Sekalipun dunia di sekeliling kita berubah tetapi jikalau kita tidak berubah maka perasaan negatif tersebut akan tetap ada. Berhentilah menyalahkan pihak lain dan mulailah belajar untuk mengubah diri Anda menjadi manusia baru yang berkarakter. Saat kita berubah maka dunia akan berubah menjadi baik, percayalah semuanya akan kelihatan baik-baik saja. (Mar)

Karakter adalah buah pertobatan pribadi dan itu yang diminta Tuhan lebih dari apapun.

MINGGU, 26 Oktober 2008
YESUS LEBIH BERAT
Yesaya 53 : 3-4

Ketika aku melihat Engkau, Tuhan Yesus. Aku menjadi malu. Aku telah meragukan kasih-Mu. Aku telah menyia-nyiakan kasih karunia-Mu bagiku. Ketika penderitaan itu datang, aku bilang, “Tuhan, cukuplah bagiku. Aku tidak kuat lagi.”. Lalu Engkau tersenyum dan memandang aku. Aku tertunduk, karena dalam firman-Mu, “Aku dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan. Aku sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Aku dan bagimu Aku tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakitmulah yang Aku tanggung dan kesengsaraanmu yang Aku pikul.” Sering kita merasa bahwa kita adalah orang yang menanggung penderitaan paling berat di dunia ini sehingga kita merasa tidak sanggup untuk menanggungnya. Tetapi dari firman Tuhan hari ini ternyata bahwa Yesus telah mengalami dan telah menanggung penderitaan yang jauh lebih berat dari kita. Dibanding penderitaan Yesus, penderitaan kita tidak ada apa-apanya. Ayo bangkit! Jangan menyerah! Serahkan penderitaan dan semua bebanmu kepada Yesus, Dia pernah menanggung yang jauh lebih berat, jadi beban kita “kecil” buat Dia.( FF)

Dia pasti bisa menanggung semua derita kita, karena Yesus pernah menanggung yang lebih berat.


No comments: