6 Jun 2008

Minggu Ke -2 June



PERINGATAN KEPADA ORANG KAYA
Yakobus 5 : 1-6
Apakah tujuan Tuhan memanggil kita? Banyak orang berpikir mengikut Tuhan artinya diberkati dan menjadi kaya, akibatnya bila belum menjadi ”kaya” menurut ukuran mereka, mereka akan terus ”mengejar” uang untuk mencapainya. Padahal bukan itu maksud Tuhan memanggil kita. Bahkan Yakobus menulis dalam suratnya, ”Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah akan sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.” (Yakobus 5 : 1-3). Berbahaya jika kita mengejar uang dan mengumpulkan harta untuk menjadi kaya, sehingga kita mencintai uang lebih dari Tuhan.
Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus mengingatkan, ”Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (I Timotius 6 : 9-10). Uang bisa membuat kita berpaling dari Tuhan! Jika begitu, apakah berarti mengikut Tuhan tidak boleh menjadi kaya? Tentu tidak begitu, Tuhan mau memberkati anak-anak-Nya. Kita bisa membaca di Alkitab tentang orang-orang yang menjadi kaya karena diberkati oleh Tuhan, seperti Abraham, Ishak, Yakub, Salomo, Ayub dan lain-lain, tetapi Tuhan tidak mau hati kita terikat kepada harta kita. Yesus berkata, ”Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6 : 24). Kita harus memilih apakah mau menjadi hamba Tuhan atau hamba Mamon. Uang akan menjadi hamba yang baik bila kita bisa menguasainya, tetapi bila kita menjadi hambanya, ia akan menjadi tuan yang jahat yang akan mencelakakan hidup kita. Bila Tuhan memberkati kita, kita harus berhati-hati agar tidak menjadi sombong dan salah dalam menggunakan kekayaan kita. Apa yang diperingatkan oleh Yakobus (Yakobus 5 : 4-6)?
1. agar kita tidak mengumpulkan harta dengan menindas orang yang menjadi bawahan kita (ayat 4). Bila kita menjadi kaya tetapi menimbulkan kesengsaraan kepada orang lain, itu akan mendatangkan murka Tuhan.
2. Tuhan menjadikan kita kaya bukan untuk hidup berfoya-foya dengan harta kita (ayat 5), tetapi untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan tidak mau kita hanya mementingkan diri sendiri, menutup mata dan tidak peduli terhadap kesusahan orang.
3. Jangan menggunakan kekayaan kita untuk melakukan ketidakadilan (ayat 6). Banyak orang sering menggunakan uang untuk membeli keadilan walaupun mereka berada di pihak yang bersalah, Tuhan tidak berkenan dengan hal tersebut. Tuhan kita adalah Tuhan yang adil dan Dia akan menghukum orang yang bersalah.
Menjadi kaya tidaklah salah, tetapi kita harus tahu apa maksud Tuhan menjadikan kita kaya. Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya, ”Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” (Lukas 6 : 9). Tuhan mau agar kita memberkati orang lain dengan uang kita. Penulis Amsal berkata, ”Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3 : 9-10). Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita bila kita dapat menggunakan harta kita dengan benar. (LH)


Senin, 9 Juni 2008
MENDEKATLAH PADA TUHAN
Yakobus 4 : 8
Tahukah Anda bahwa memelihara kesehatan membuat kita lebih mudah mendekat pada Allah? Ini adalah kebenaran! Jika kita ada dalam puncak kondisi kesehatan, kita lebih siap menerima pengalaman-pengalaman dari Allah dalam segala hal. Allah berjanji bahwa Ia akan mendekat pada kita, jika kita mendekat pada-Nya. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat mendekat pada-Nya? Caranya berkomunikasi dengan Allah dan memberi hati kita kepada-Nya. Ini adalah mudah, semudah kita membaca Alkitab atau memilih untuk hidup secara sehat. Semakin kita dekat pada Allah semakin kita dapat mengalami kasih dan berkat-berkat-Nya. (DBR)
Mendekat pada Allah besar faedahnya.

Selasa, 10 Juni 2008
KETAATAN
Matius 26 : 36-46
Sebagai manusia, Yesus sangat takut dan gentar ketika tahu bahwa sebentar lagi Ia akan menghadapi kematian-Nya. Bukan kematian itu yang membuat Yesus takut, tetapi karena Ia tahu saat itu Ia akan memikul dosa seluruh umat manusia. Tuhan adalah Allah yang kudus dan tidak bisa melihat dosa sehingga Yesus tahu bahwa saat itu Ia akan terpisah dari Bapa-Nya. Hal itu menggentarkan hati-Nya karena Yesus tidak pernah berpisah dengan Bapa.
Ketika Abraham diminta untuk mengorbankan anaknya, Ishak, Abraham taat kepada perintah Tuhan walaupun tentu hatinya sangat sedih. Jika Ishak memohon belas kasihan Abraham untuk tidak membunuhnya, bagaimana perasaan Abraham? Demikan pula, Bapa di sorga juga pasti merasa sedih karena harus mengorbankan Anak yang dikasihi-Nya. Bagaimana jika Yesus minta belas kasihan Bapa-Nya untuk tidak minum cawan itu? Sebagai manusia, Yesus juga punya hak untuk memilih, apakah Ia mau taat kepada Bapa atau tidak. Coba pikirkan, bagaimana jika Yesus memilih untuk tidak taat? Tetapi sebagai Anak, Yesus hanya berkata, ”Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (ayat 39). Yesus memilih untuk taat kepada Bapa-Nya sehingga kita semua beroleh kemurahan Allah dan mendapat pengampunan dosa.
Yesus telah memberikan teladan ketaatan seorang Anak kepada Bapa. Sebagai anak-anak Tuhan, mari kita belajar dari teladan Yesus untuk juga selalu taat kepada Bapa. (Ginny)
Ketaatan adalah bukti bahwa kita tunduk kepada Bapa.

Rabu, 11 Juni 2008
LUAR BIASA
I Korintus 2 : 9
Kalau melihat perjalanan hidup saya, seringkali saya terpesona melihat karya Tuhan yang begitu indah. Kadang dalam hati saya mau sesuatu, Tuhan memberikan. Beberapa waktu lalu saya dalam hati ingin memiliki kamera digital. Saya belum memberitahu siapapun ketika seorang keponakan saya tiba-tiba bertanya apakah saya sudah punya kamera, karena keponakan yang lain mau memberikan kamera baru. Seringkali bahkan apa yang tidak pernah terpikir dalam hati saya, Tuhan memberikannya. Begitu luar biasanya Tuhan. Bahkan keselamatan yang kekal juga Dia berikan. Sungguh benar firman Tuhan hari ini bahwa Dia menyediakan apa yang tidak pernah terpikir, tidak pernah terlihat untuk mereka yang mengasihi Dia! Mari kita nikmati anugerah-Nya yang banyak dan luar biasa. Tugas kita hanyalah mengasihi Dia dengan sepenuh hati. Tidak sukar bukan? (FF)
Mengasihi Tuhan luar biasa indahnya.

Kamis, 12 Juni 2008
ANAK-ANAK YANG MEMBANGGAKAN
Mazmur 127 : 5
Saya membaca sebuah artikel yang menulis mengenai seorang peneliti bernama A.E. Winship. Pada tahun 1900 dia meneliti garis keturunan dua orang yang hidup di zaman yang sama. Pertama, seorang lelaki ateis yang hidup berantakan dan menikahi seorang yang tidak saleh. Pria itu Max Jukes (nama samaran, lahir tahun 1700). Darinya lahir 310 gembel, 150 penjahat, 7 pembunuh dan 100 pemabuk berat. Selain itu, hampir separuh keturunannya menjadi pelacur, dan 540 orang keturunannya menjadi beban negara, memboroskan uang negara tak kurang dari 250 juta. Kedua, Jonathan Edwards (lahir tahun 1703), seorang pengkhotbah terkenal yang menikahi wanita saleh. Darinya lahir 13 rektor, 65 profesor, 3 senator, 30 hakim, 100 pengacara, 60 dokter, 75 perwira angkatan darat dan laut, 100 penginjil dan pendeta, 60 penulis terkenal, 1 wakil presiden Amerika, 80 pemuka masyarakat dan 195 alumnus universitas yang menjadi gubernur dan menteri. Tak seorangpun dari 1394 keturunannya yang didata memboroskan dan menjadi beban keuangan negara.
Ketika saya selesai membaca artikel tersebut, saya menemukan kebenaran firman Tuhan, yaitu orangtua yang mengandalkan Tuhan dan mendidik anak-anaknya berdasarkan firman tak akan mendapat malu, mereka memiliki anak-anak yang membanggakan. Menurut pemazmur orangtua yang takut akan Allah tidak akan malu membicarakan anak-anak mereka di pintu gerbang yang merupakan tempat berkumpul dan memutuskan hal-hal penting di zaman itu (Rut 4 : 11). Apakah kita ingin memiliki anak yang membanggakan? (YS)
Anak adalah milik Tuhan yang harus dididik menurut cara Tuhan.


Jumat, 13 Juni 2008
MENJADI SEMPURNA
Yakobus 1 : 4
Kalau kita sempurna maka dikatakan bahwa kita tidak akan kekurangan apapun. Wah, hebatnya! Tetapi untuk menjadi sempurna ternyata ada syaratnya. Ada sesuatu yang harus dilakukan terlebih dahulu. Dalam ayat hari ini dikatakan bahwa kita memerlukan ketekunan sampai menghasilkan buah yang matang, bukan buah asal-asalan. Ketekunan terhadap apa? Ternyata kalau kita baca ayat 2 dan 3 dari Yakobus 1 ini yang diminta adalah kita tekun menjalani dan mengatasi pencobaan yang merupakan ujian terhadap iman kita. Bila kita tekun menghadapi ujian iman maka kita akan menjadi sempurna. Hal ini seperti anak-anak yang menghadapi ujian sekolah. Mereka hanya bisa naik kelas setelah berhasil mengatasi ujian yang diberikan setelah selama 1 tahun bertekun mempelajari segala sesuatu yang diperlukan untuk bisa mengalahkan soal-soal ujian. Rupanya itu juga yang Tuhan kehendaki untuk kerohanian kita. Ternyata masalah yang kita hadapi adalah ujian untuk menentukan kenaikan kelas kita yang akhirnya membawa kita jadi sempurna. Jadi mari kita tekun belajar firman Tuhan sehingga ketika ujian datang kita bisa mengatasinya dan naik kelas. (cubs)
Menjadi sempurna dan tidak kekurangan apapun adalah tujuan akhir kita.

Sabtu, 14 Juni 2008
TIDAK BERUBAH
I Petrus 2 : 9
Saya melihat film kartun yang menceritakan seekor singa yang dibesarkan di dalam kebun binatang. Anaknya secara tidak sengaja dibawa ke Afrika, dan ayahnya beserta rekan-rekan kebun binatang yang lain menyusul anak singa ini ke Afrika. Di Afrika singa ini putus pengharapan dalam mencari anaknya. Tetapi tupai sahabatnya memberi semangat kepadanya, “Kamu adalah singa, tidak peduli di mana kamu dibesarkan, di hutan ataupun di kebun binatang.”Lalu singa itu bangkit dan mencari anaknya, ceritanya berakhir bahagia. Dia dan anaknya keluar dari pulau itu bersama dengan hewan yang lain setelah melewati tantangan dalam perjalanannya.Seringkali saya merasa seperti singa itu, merasa takut dan tidak berdaya menghadapi tantangan kehidupan. Untuk bisa keluar dari kesulitan, untuk bisa mendapat kemenangan seperti singa itu, kita harus juga berpegang pada firman Tuhan. Sekali kita percaya kepada Tuhan, maka kita akan menjadi anak-Nya dan tidak ada apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Jangan biarkan sesuatu mengubah posisi kita sebagai anak Allah. (FF)
Waktu, tempat dan apapun tidak akan mengubah siapa kita. Anak Allah!

Minggu, 15 Juni 2008
SUMBER KEKUATANKU
Yesaya 40 : 29
Apakah yang sedang Anda rasakan saat ini? Apakah Anda merasa lelah sekali? Atau Anda sedang mengalami kehilangan semangat untuk berkarya? Pekerjaan yang kita lakukan memang dapat membuat kita mengalami situasi seperti itu. Bila mobil kehabisan bensin maka ia tidak akan dapat berjalan. Mobil itu baru bisa berjalan lagi bila diisi bensin. Demikian pula hidup kita, bila kita ingin bergairah lagi dalam menjalani hidup ini, harus diisi dengan kekuatan yang baru lagi. Dari mana kita memperoleh kekuatan yang baru itu? Yesaya berkata, ”Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.” Jadi di dalam Tuhan Yesuslah kita dapat memperoleh kekuatan dan semangat baru itu. Saat Anda lelah dan tiada berdaya oleh pekerjaan dan tekanan hidup ini, datanglah pada Yesus, di sana Anda akan menemukan damai sejahtera, sukacita dan kasih sayang Allah. Dalam Yesus Anda akan mendapat semangat yang baru. Dalam Kristus Anda akan menemukan jawaban bagi setiap masalah. (Giant)
Hanya Allah sumber kekuatanku.

No comments: