1 Jun 2008

Minggu ke 1 Juni

Hancurkan RASA BERSALAH


Rasa bersalah adalah sebuah emosi yang sulit untuk dihapuskan, sulit untuk dihancurkan. Rasa bersalah adalah raksasa yang kelihatannya kecil, kelihatan tidak berbahaya, tetapi ternyata perusak yang sangat dahsyat. Akibat rasa bersalah seseorang bisa begitu hebat mengubah kehidupannya menjadi sangat buruk bila tidak dihancurkan secepat mungkin. Orang bisa jadi depresi, gila, bahkan bunuh diri karena rasa bersalahnya bila tidak bisa diatasi dengan baik. Rasa bersalah dengan sangat mudah menghancurkan masa depan, membubarkan keluarga dengan mengorbankan anak-anak dan sebagainya. Rasa bersalah perlu diatasi! Kita tidak perlu membawa-bawa rasa bersalah seumur hidup kita. Sayangnya masih banyak orang yang terus-menerus selama berpuluh tahun membawa-bawa rasa bersalah ke mana-mana. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah salah selain Yesus. Jadi bersalah itu wajar! Melakukan kesalahan itu wajar dan tidak bisa dihindari. Dari sejak lahirpun kita sudah bersalah karena kita membawa dosa Adam dan Hawa. Bukan berarti kita bebas berbuat salah, tetapi marilah kesalahan kita itu kita letakkan di kaki Yesus sehingga dibereskan, dihapuskan dan kita kembali disucikan, dibenarkan dalam Yesus.
Salah satu orang yang menghancurkan rasa bersalah dalam Alkitab adalah Daud. Setelah Daud dengan kejam mengambil Batsyeba dari Uria, Tuhan menyuruh nabi Natan untuk menegurnya. Setelah ditegur nabi Natan, Daud menyesal, dia mengasingkan diri selama 1 tahun dengan penuh penyesalan. Pada akhirnya Daud tidak tahan, dia menangis di hadapan Tuhan mengutarakan isi hatinya, penyesalannya dalam Mazmur 32 dan setelah itu dia bertobat dan mengalami pemulihan dari Tuhan dalam Mazmur 51. Daud, seorang pahlawan Israel yang punya segala-galanya, disebut orang yang berkenan di hati Tuhan, dihancurkan bukan oleh senjata musuh tapi oleh rasa bersalahnya karena diberitahu nabi Natan. Apa yang dirasakan Daud akibat rasa bersalahnya itu?
1. Kesendirian.
Daud adalah orang yang sangat dekat di hati Tuhan. Biasanya dia selalu minta pendapat Tuhan sebelum melakukan apapun. Tetapi ketika Daud dikuasai oleh rasa bersalahnya, dia menjauh dari Tuhan, dia menjadi orang yang sangat tertutup, dia hanya merenungi kesalahannya itu.
2. Kesedihan.
Tentu saja orang yang dikuasai rasa bersalah akan merasa sedih. Kenapa saya lakukan itu? Mengapa saya merugikan orang lain? Kesedihan yang begitu hebat bisa jadi mengakibatkan bunuh diri bila tidak segera dihancurkan.
3. Keasingan.
Orang yang begitu dihancurkan oleh rasa bersalah akan banyak berdiam diri, mukanya murung senantiasa. Orang lain dengan mudah dapat mengetahui ada sesuatu yang tidak benar darinya. Orang itu tidak mau bergaul, lebih senang mengurung diri sendiri, tidak mau berbagi. Itu yang menyebabkan orang yang dihancurkan rasa bersalah menjadi gampang depresi.


WAh, betapa hebatnya akibat rasa bersalah itu! Karenanya secepat mungkin perlu dihancurkan. Bagaimana caranya?
1. Buang dosa itu.
Kalau kita melihat bahwa rasa bersalah itu dosa, buang saja! Akui kepada Tuhan dan bertobat. Akibat paling menekan dari perasaan bersalah adalah pengasingan, penjauhan diri dari orang lain. Jadi, kalau kita mau buang dosa itu, pertama kita datang pada Tuhan, akui semua kesalahan kita, jangan mencari kambing hitam, minta ampun.
2. Kembalikan sukacitamu.
Setelah itu kita harus menerima dengan iman bahwa rasa bersalah itu tidak ada lagi, raksasa telah dikalahkan. Seperti halnya Daud, kita harus kembali membuka diri, bergaul dengan orang lain, saling terbuka, saling berbagi, karena seperti firman Allah katakan, “Besi menajamkan besi…” (Amsal 27 : 7). Kita tidak bisa sendiri.
3. Pulihkan persekutuan dengan Tuhan.
Tentu saja pemulihan sukacita sejati hanya bisa terjadi dengan pulihnya persekutuan kita dengan Tuhan. Kita tidak akan pernah bisa memulihkan hubungan dengan siapa saja sesama manusia sebelum hubungan kita dengan Tuhan pulih. Walaupun kita sempat menjauh dari Tuhan ketika dikuasai rasa bersalah, tapi jangan takut, Dia selalu menanti kita kembali bersekutu dengan-Nya. Kembalilah!
4. Tinggalkan yang di belakang.
Lupakan semua yang sudah terjadi. Ibarat kata pepatah, “nasi sudah jadi bubur”. Kalau kita sudah melakukan ketiga langkah di atas, lupakan kesalahan itu, kan sudah dibuang, sudah dihancurkan rasa bersalahnya? Jangan diingat terus, tapi seperti kata firman Tuhan “..aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” (Filipi 3 : 13). Lupakan yang lalu, fokus pada apa yang di depan kita, fokus pada tujuan, fokus pada Tuhan.
Setiap manusia pasti pernah bersalah, tapi yang paling penting, jangan tetap tinggal dalam kesalahan itu. Bereskan, tinggalkan dan maju terus! (cubs)

Senin, 2 Juni 2008
PERCAYALAH KEPADA TUHAN
Amsal 3 : 5-6
Apakah kita memerlukan tuntunan Tuhan dalam hidup kita? Ada kalanya Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dari pemikiran kita. Tidak masuk akal sebenarnya, tetapi ketentuan Allah adalah lain dari pada ketentuan dunia. Firman Tuhan berkata,”Apa yang kau tanam akan kau tuai.” Percayalah bahwa cara Allah adalah untuk kebaikan kita. Cara Allah adalah untuk memberi kelimpahan, bukan kesusahan. Ia ingin memberi kita masa depan penuh pengharapan. Jika kita mulai percaya pada Allah dan mengikuti perintah-perintah-Nya, biarpun kita belum mengerti, Ia berjanji akan mengarahkan langkah-langkah kita. Ia berjanji bahwa perjalanan kita akan diterangi hari demi hari. Percayalah! (DBR)
Kenapa kita tidak mau mempercayakan hidup pada Sang Pencipta?

Selasa, 3 Juni 2008
MENJADI SAHABAT YESUS
Yohanes 15 : 9-17
Kita tentu suka menyanyikan lagu tentang “Yesus adalah Sahabat yang setia” atau mungkin juga kita suka berkata dengan bangga bahwa Yesus adalah Sahabat kita dan kita adalah sahabat-Nya, tetapi seringkali kita tidak melakukan apa yang firman Tuhan katakan. Dalam bacaan hari ini Yesus berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (ayat 14). Jadi ada syaratnya kalau kita mau menjadi sahabat Yesus, yaitu taat kepada perintah-Nya.
Yesus berkata bahwa Ia mengasihi kita sebagai Sahabat dan satu perintah yang Ia berikan kepada kita sebagai sahabat-sahabat-Nya adalah untuk saling mengasihi. Tetapi mengapa begitu banyak anak Tuhan yang mengaku sebagai sahabat Yesus ternyata tidak mau saling mengasihi, malah saling bermusuhan, saling membenci dan menaruh dendam satu terhadap yang lain? Bagaimana perasaan Yesus melihat hal ini? Tentu Ia akan merasa sedih. Ia yang sebagai ”Sahabat” telah memberikan contoh bagaimana mengasihi, yaitu dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, tetapi kita yang Ia minta untuk saling mengasihi, belum untuk memberikan nyawa kita, ternyata tidak bisa melakukan perintah-Nya. Bagaimana kita bisa mengaku diri kita sebagai ”sahabat Yesus”? Mari, mulai hari ini kita belajar dari teladan yang Yesus berikan untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. (Ginny)
Mau jadi sahabat Yesus? Mari mengasihi sesama kita!


Rabu, 4 Juni 2008
TIDAK BISA INSTAN
Yakobus 1 : 3-4
Zaman sekarang ini semua serba cepat. Kita sering mendengar kopi, teh, mi, foto dan lain-lain yang serba instan. Kita juga selalu mau Tuhan menjawab doa kita dengan cepat, kita tidak mau diproses oleh Tuhan karena seringkali prosesnya lama sekali. Untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal, yang sangat baik, tidak bisa instan. Untuk mendapat emas murni 24 karat, tidak bisa instan. Untuk menjadi juara Olimpiade, tidak bisa instan. Apalagi untuk menjadi mempelai-Nya Tuhan, lebih lagi tidak bisa instan. Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk tekun dalam menghadapi pencobaan dan ujian terhadap iman dalam masalah-masalah yang terjadi dalam hidup kita. Pencobaan dan masalah diijinkan terjadi oleh Tuhan untuk menguji kita supaya kita memperoleh buah yang matang, bukan buah karbitan, dan kita menjadi sempurna tidak kekurangan suatu apapun. Pencobaan dan masalah yang terjadi ibarat gelanggang latihan atau sekolah kehidupan yang harus dilalui untuk menjadi dewasa rohani! (FF)
Menjadi dewasa butuh waktu dan pendidikan, tidak bisa instan!


Kamis, 5 Juni 2008
MARIA MAGDALENA
Yohanes 20 : 11-18
Alkitab adalah Kitab Suci yang tidak hanya membahas tentang kebaikan seorang tokoh, tetapi juga kejelekannya. Hari ini kita akan belajar dari sisi buruk kehidupan Maria Magdalena:
Mengapa kamu menangis?
Maria Magdalena masih saja bersedih karena kematian Yesus. Seperti halnya pagi itu ia datang ke kubur Yesus dengan berlinang airmata. Dalam hal ini Yesus tidak mempermasalahkan tangisannya, tapi airmatanya karena:
Airmata membuat Maria tidak dapat melihat Yesus (ayat 14).
Ini yang Yesus tidak mau. Permasalahan atau kesedihan yang Tuhan ijinkan bukan berarti kita tidak boleh menyikapinya dengan tangisan, tetapi jangan sampai airmata menutup ”mata rohani” kita untuk melihat Yesus yang ada dalam pergumulan kita.
Maria menangis karena matanya tertuju pada kubur bukan sorga.
Tuhan menghendaki kita untuk mengarahkan mata kita bukan pada permasalahan yang ada tapi pada pribadi Yesus, pada kehendak Allah.
Jangan kamu memegang Aku.
Mengapa kepada Tomas Yesus memberikan tangan-Nya yang berlubang paku tapi pada Maria Yesus tidak mengijinkannya untuk memegang-Nya? Dalam ayat 17, bahasa Yunani kata memegang adalah ”Meaptou” yang artinya menahan atau merintangi. Terkadang kita seperti Maria, tanpa sadar kita berusaha merintangi pekerjaan Tuhan. Inilah yang Tuhan ingin kita sadari. Seringkali keinginan dan kehendak kita tanpa sadar telah merintangi kehendak Allah dalam hidup kita. Mari kita lebih peka terhadap kehendak Allah atas hidup kita. Jangan biarkan keinginan dan kehendak kita menghalangi rencana indah Allah terjadi atas hidup kita. (Maria)
Jangan biarkan kesedihan menghalangi kita melihat Yesus.
Jumat, 6 Juni 2008
DIA BERKUASA
II Timotius 1 : 12
Apa yang hendak dinyatakan oleh bacaan hari ini? Jika Allah telah mempercayakan sesuatu kepada kita maka Dia setia, Dia tetap memelihara milik-Nya itu sampai hari kedatangan Yesus yang kedua kali. Yang menjadi masalah adalah apakah kita bisa seperti Paulus yang berani berkata, “…karena aku tahu kepada siapa aku percaya…”. Segala milik kita, bila kita pelihara sendiri, bisa hilang karena kita tidak berdaya terhadap hal-hal yang dapat mengambil kepunyaan kita itu. Kita bisa mengandalkan penjaga, anjing ataupun senjata untuk melindungi, untuk menjaga kepunyaan kita, tetapi semuanya itu tidak berguna. Hanya Allahlah yang dapat memelihara milik kita sampai pada kedatangan Yesus untuk kedua kali. Jadi sudahkah kita serahkan segala milik kita kepada Dia yang berkuasa untuk memelihara? Apakah kita punya keyakinan seperti Paulus yang tahu kepada siapa dia percaya? Hanya Tuhan yang berkuasa! Serahkan kepada-Nya untuk memelihara segala milik kita. (cubs)
Kenali Allahmu karena Dia berkuasa dan layak dipercaya.
Sabtu, 7 Juni 2008
CINTA ITU DEKAT
Yohanes 14 : 16-17
Almarhum Gombloh dalam sebuah lagunya mengatakan, “Bila cinta sudah melekat, gula jawa rasa coklat.” Cinta bisa membuat hal yang buruk jadi indah. Yang jelas, orang yang saling mencintai ingin selalu dekat satu sama lain. Berada di dekat kekasih kita akan membuat kita selalu aman, tenteram dan damai sejahtera.
Tuhan pun sangat mengasihi kita dan Dia juga selalu ingin ada dekat kita. Karena itu Dia mengirim Roh Kudus-Nya untuk menjadi Penolong dan Penghibur. Roh Kudus hadir dan tinggal dalam hati kita (ayat 16-18). Kehadiran Roh Kudus dalam diri manusia adalah bukti bahwa Allah sangat ingin dekat dengan kita karena Dia begitu mengasihi kita. Memang, kita tidak bisa melihat kehadiran-Nya. Namun bila kita percaya kepada-Nya dan dekat dengan-Nya kita akan mengenal-Nya dan merasakan kehadiran-Nya. Ketika Roh Kudus tinggal dalam hati kita, Dia akan berkarya dalam diri kita. Dia akan mengubah ketakutan kita dengan keberanian, mengubah kebencian dengan cinta kasih, mengubah dukacita menjadi sukacita, dan Dia memberikan damai sejahtera dalam hidup kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah taat selalu dan merindukan Dia dalam hidup kita. Apakah kita mengasihi Allah dan selalu ingin bersekutu dengan-Nya? Datang dengan kerendahan hati dan kerinduan yang dalam kepada-Nya maka Dia akan selalu hadir dan menemani kita. (YS)
Ketika cinta melekat, kita ingin selalu dekat.
Minggu, 8 Juni 2008
BAHAGIA YANG ABADI
Mazmur 16 : 11
Kalau boleh saya bertanya kepada Anda, ”Apa yang membuat hati Anda senang?” Mungkin beberapa dari Anda akan menjawab, ”Aku senang bila mendapat uang yang banyak.” Atau Anda akan berkata, ”Bila aku menonton acara lawak, hatiku bahagia sekali.” Beberapa dari Anda akan berkata, ”Aku senang bila bisa melakukan hobiku.” Kesenangan hidup akan membuat kita manusia bahagia. Namun bila hidup kita disenangkan oleh hal-hal di atas maka kebahagiaan kita akan sementara saja. Itu semua merupakan kesenangan dunia yang akan musnah oleh berjalannya waktu dan perubahan keadaan. Segala sesuatu yang sifatnya duniawi tidak akan memiliki keabadian. Oleh sebab itu carilah kebahagiaan yang abadi, di manakah itu? Hanya satu jawaban untuk pertanyaan ini yaitu di dalam Yesus Kristus. Sekarang kita sudah mengetahui di mana letak kebahagiaan yang abadi itu. Oleh karenanya sisihkan waktu untuk menghadap ke hadirat-Nya dan kenalilah Dia lebih dalam lagi. Orang-orang yang mengenal Kristus adalah orang-orang yang akan menemukan dan menerima kebahagiaan yang abadi itu. (Giant)
Persekutuan dengan Kristus adalah kebahagiaan abadi.

No comments: