6 Sept 2007

Minggu ke 2 September





DATANG APA ADANYA






Ketika tiba di tempat yang tertulis dalam undangan yang kuterima beberapa waktu lalu, aku terpana. Tempat itu begitu indah, begitu damai dan penuh dengan sukacita. Aku tak percaya! Kulihat lagi undangan yang akhirnya kuterima, setelah beberapa orang mencoba mengundangku ke tempat itu sebelumnya. Tempatnya benar! Tetapi pakaianku sangat kumal, bau dan kotor, badanku juga penuh dengan bisul yang bau. Aku hampir tidak punya keberanian untuk masuk ke sana. Tetapi ketika kuberanikan diri, ternyata pegawai di sana menerimaku dengan ramah. Juga sudah ada satu meja dengan namaku tertulis di sana! Mereka mengharapkanku! Itu saja sudah suatu perasaan yang lain. Tak pernah terpikir olehku orang mengharapkan kedatanganku! Kalau penolakan sudah sering kuterima. Kemudian ketika kulihat menu di sana, aku menemukan ada damai sejahtera, sukacita, pengampunan, kasih. Aku heran! Ketika pelayan menanyakan apa yang aku inginkan dan aku berkata tidak tahu, dia menawarkan, “Bagaimana kalau semuanya?” Kutanya, “Bagaimana aku bisa bayar untuk semuanya?” Pelayan itu berkata, “Sudah dibayar oleh Orang di sana itu, namanya Yesus.” Aku terperangah! Ada orang yang mau memberikan semuanya kepadaku?? Ketika kulihat ke arah Orang itu, Dia tersenyum dan memanggilku. Akupun menghampiri-Nya dan bertanya, “Mengapa?” Dia tersenyum dan berkata, ”Karena Aku mengasihimu, Aku ingin kamu datang kepada-Ku sebagaimana kamu adanya, tidak usah ditutup-tutupi dengan semua ketidakberdayaanmu, dengan semua kegagalanmu, dengan semua kekecewaan dan sakit hatimu.” Air mataku menetes. Dia bertanya, “Maukah kamu menerima semua yang ada di menu itu yang terbungkus dalam KESELAMATAN dari-Ku? Kalau kamu mau menerima, Aku akan mengubahkan seluruh keberadaanmu, tubuhmu, pakaianmu, bahkan hatimu!” Tentu saja aku mau. Seketika itu juga, aku merasa tubuhku menjadi bersih dan sehat, pakaianku putih bersih dan wangi, damai dan sukacita mengalir di hatiku, aku bahagia sekali! Yesus berkata, “Jika kamu suka akan apa yang kamu terima, bagikanlah kepada orang-orang di sekitarmu, sehingga mereka juga bisa mendapat apa yang kamu dapat hari ini, karena lihatlah sekelilingmu, begitu banyak tempat tersedia untuk mereka, tetapi mungkin mereka belum menerima undangan seperti yang telah kau terima. Aku juga menunggu mereka!” (IR).





Senin, 10 September 2007



MALU, TIDAK LA YAU!



Markus 8 : 38




Pernahkah kita malu menjadi orang Kristen? Saya harap jangan pernah kita malu untuk mengatakan, “Aku ini orang Kristen.” Ketika orang bertanya, “Apakah agamamu?” Biarlah dengan bangga kita menjawab dengan suara lantang, ”Aku orang Kristen!” Janganlah kita menyembunyikan identitas Kristen kita kepada semua orang, tetapi nyatakanlah kekristenanmu di dalam hidupmu dalam perkataan dan perbuatan. Bila di depan orang kita bangga menyebut diri kita sebagai pengikut Kristus maka Tuhan Yesus pun akan bangga mengakui kita sebagai anak-Nya. Markus 8 : 38 ini merupakan tegoran bagi kita yang saat ini masih malu-malu mengakui sebagai orang Kristen. Memang benar saat ini kita hidup di tengah-tengah orang yang bukan Kristen, tetapi hendaknya keadaan itu tidak memaksa kita menyembunyikan identitas kekristenan kita. Biarlah di tengan-tengah mereka kita malah menunjukkan kekristenan kita melalui kasih kita kepada mereka. Hanya dengan kasih kita kepada mereka maka Kristus akan diterima dalam hati mereka. Bila kita malu menjadi pengikut Kristus maka Tuhan pun akan malu karena kita. Dan bila Tuhan telah malu akan diri kita maka kita pun tidak akan menerima hak sebagai anak Allah. Jadi banggalah menjadi Kristen. (Giant)




Jangan malu dengan kekristenan kita, nanti Tuhan juga tidak akan malu dengan kita!




Selasa, 11 September 2007



MENYOGOK TUHAN?



I Samuel 15 : 1-23




Dalam firman hari ini kita membaca kisah tentang Saul yang disuruh Tuhan untuk menumpas bangsa Amalek. Tuhan berfirman lewat nabi Samuel, ”Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.” (ayat 3). Saul memang melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, tetapi ”Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga; tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.” (ayat 9). Ketika nabi Samuel datang untuk menegornya, Saul berdalih dengan mengatakan, ”Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allahmu, tetapi selebihnya telah kami tumpas.” (ayat 15).
Di zaman sekarang, kita memang tidak membawa korban hewan lagi kepada Tuhan. Tetapi mari kita pikirkan, seringkali kitapun berbuat seperti Saul. Kita memberi persembahan untuk ”menutup” dosa kita. Atau kita mencoba ”menyogok” Tuhan dengan memberi persembahan persepuluhan atau berbuat amal kebajikan (menyumbang) dari penghasilan yang kita dapatkan secara tidak halal. Apakah kita pikir Tuhan mau menerima persembahan kita? Jawaban Samuel kepada Saul adalah sama seperti jawaban Tuhan kepada kita, ”Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” (ayat 22). Mari kita belajar dari firman hari ini. Tuhan lebih suka kita taat kepada perintah-Nya walaupun kita tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada-Nya. (Ginny)




Persembahan yang Tuhan inginkan adalah hati yang mengasihi dan taat kepada-Nya.

Rabu, 12 September 2007





KARENA TUHAN

Lukas 17 : 10


Ketika malam hari kita merenungkan kembali apa yang telah kita kerjakan sepanjang hari, maka kita akan menemukan banyak sekali hal-hal yang luar biasa yang telah kita kerjakan. Sadarkah kita bahwa semua yang telah kita lakukan itu bukanlah semata-mata karena kekuatan kita sendiri? Kita harus ingat bahwa Tuhanlah yang memberikan kekuatan kepada kita sehingga kita dapat mengerjakan semua pekerjaan kita itu. Tanpa Tuhan maka kita tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan kita. Firman hari ini hendak mengingatkan agar kita senantiasa tidak sombong atas apa yang telah kita kerjakan dan yang telah kita capai dalam hidup kita. Karena kita hanya melakukan pekerjaan yang Tuhan tugaskan kepada kita. Bila saat ini kita sudah puas akan apa yang telah kita capai dan akhirnya kita menjadi sombong, maka kesombongan kita itu akan menghentikan karya Tuhan dalam hidup kita. Karena kita ketahui bersama bahwa Tuhan sangat tidak senang dengan orang yang sombong (Yakobus 4 : 6). Ketika saat ini kita telah berhasil dan banyak orang memuji keberhasilan kita. Seharusnya kita jangan terhanyut dalam pujian tersebut, tetapi kita harus berkata semuanya itu karena Tuhan (Roma 11 : 36). Biarlah segala pujian hanya bagi Tuhan karena Dialah yang mengerjakan segala sesuatu dalam hidup kita. (Giant)


Kesombongan kita dapat menghentikan karya Tuhan dalam hidup kita.

Kamis, 13 September 2007

DIBEBASKAN

Roma 5 : 8-9

Apa yang membuat kita yakin bahwa Allah telah menyatakan kita “tidak bersalah”? Jawabnya adalah karena pembebasan ini telah dilakukan sepenuhnya oleh Allah sendiri. Kita sama sekali tidak dapat melakukan apa-apa untuk menyingkirkan noda dosa kita sendiri. Itulah sebabnya Bapa mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Satu-satunya tebusan yang cukup untuk dosa adalah kematian (Roma 6 : 23). Dengan kematian Anak-Nya di kayu salib, Allah membebaskan kita dari hukuman mati. Ia memberikan kepada kita satu-satunya jalan keluar yaitu korban Anak Domba yang tak bercacat cela, Yesus Kristus nama-Nya (ayat 8). Apa yang telah dilakukan Yesus? Ia memungkinkan kita untuk kembali mendekat kepada Allah yang Maha Kuasa sebagai orang-orang yang bersih, murni dan kudus. Kemurnian kita tidak ada kaitannya dengan apapun yang telah kita lakukan karena darah Yesus telah memurnikan kita. Kita telah dibasuh di dalam darah-Nya dan hanya dengan darah-Nya noda dosa kita dapat dihapuskan. Setelah kita diselamatkan dengan darah Yesus, kita dibenarkan oleh-Nya. Dengan kata lain, Allah menyatakan bahwa kita adalah “orang yang tidak bersalah”. Itu berarti bahwa sekarang kita dapat berdiri di hadapan Bapa yang Maha Kudus dan sempurna, karena kita tahu bahwa sekarang Ia melihat kita sebagai anak-anak-Nya sendiri. Apakah itu berarti bahwa kita tidak akan berbuat dosa lagi? Bukan begitu. Yang pasti, jika kita telah menaruh iman kita di dalam Yesus, maka semua dosa kita telah diampuni-Nya. Karena itu bersyukurlah kepada Bapa di sorga, bukan hanya karena Ia telah mengampuni dosa kita, melainkan juga karena Ia telah membebaskan kita dari beban rasa bersalah. (Aping)
Pembebasan dari Allah bersifat kekal; berlaku baik di dunia maupun di sorga.

Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak. (Mazmur 37 : 5)
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
(1 Petrus 5 : 7)



Jumat, 14 September 2007


LUAR – DALAM

I Korintus 9 : 27


Sebagai orang Kristen hendaklah kita belajar membiarkan manusia baru di dalam diri kita menguasai manusia lahiriah kita sebab manusia lahiriah kita itu bukan manusia baru. Tubuh kita bukanlah tubuh yang dapat mengalami kelahiran baru. Tubuh kita akan tetap ingin melakukan segala sesuatu yang biasa dia lakukan. Hal-hal yang justru berada pada jalan yang salah. Tubuh Pauluspun berkeinginan untuk berbuat hal-hal yang demikian. Rasul yang agung ini tentu tidak perlu menahan-nahan dirinya apabila tidak ada keinginan menyimpang yang timbul dari dalam tubuhnya yang cenderung ingin selalu mengikuti hawa nafsu daging. Jadi janganlah Anda heran apabila tubuh Andapun menghendaki perbuatan seperti itu sebab kita memang harus memiliki tubuh jasmaniah sebagai wadah sementara kita hidup di dunia ini. Maukah Anda memutuskan kebiasaan lama yang buruk? Inginkah Anda dapat mengalahkan suatu godaan dari masa lalu? Maukah Anda berjalan dalam kemenangan atas tubuh Anda? Lakukanlah seperti apa yang telah dilakukan Rasul Paulus yang mengatakan, “Aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhnya... supaya jangan aku sendiri ditolak.” Siapa yang menguasai seluruhnya? Manusia baru yang berada dalam dirinya itu. (DBR)

Manusia rohani kita harus lebih kuat dan menguasai manusia jasmani kita.

Sabtu, 15 September 2007

MATA ITU PELITA

Matius 6 : 22-23


Apakah suatu kebetulan Yesus berkata seperti dalam bacaan hari ini? Mungkin kita berpikir bahwa itu sesuatu yang aneh. Terang gelapnya hidup kita tergantung dari mata kita. Apa benar? Kalau kita renungkan baik-baik, ternyata firman Tuhan tetap ‘ya’ dan ‘amin’, termasuk firman-Nya yang ini. Memang benar, mata sangat berpengaruh pada bagaimana sikap kita. Orang desa yang tidak punya televisi, tidak pernah melihat kehidupan kota yang kelihatannya menyenangkan, tidak akan merasa kurang. Mereka dapat menikmati kehidupannya dengan tenang, puas dengan apa yang mereka miliki dan kerjakan. Gangguan mulai datang ketika televisi masuk desa, atau ada orang kota dengan segala perlengkapannya yang kelihatan ‘wah’ datang ke desa itu. Mereka tiba-tiba jadi gelisah, jadi merasa ada yang kurang. Dari mana sebenarnya kegelisahan itu datang? Dari ‘melihat’, dari mata. Demikian juga orang bisa bertobat, bisa percaya Yesus setelah ‘melihat’ kuasa-Nya, melihat sendiri bahwa Yesus hidup. Banyak lagi contoh lain yang semuanya menunjukkan bahwa firman Tuhan dalam bacaan hari ini sangat benar sekali. Jadi mari, jadikan mata kita sebagai pelita untuk menerangi seluruh kehidupan kita, bukan menggunakan mata untuk menggelapi hidup, membuat kita terjerumus ke dalam kejahatan. (cubs)

Lewat mata seluruh kehidupan kita dapat terlihat, baik terang maupun gelap.

Minggu, 16 September 2007

HANYA OLEH IMAN

Efesus 2 : 8-10

Banyak orang sering berpikir bahwa mereka bisa masuk sorga dengan melakukan amal dan perbuatan baik. Firman Tuhan hari ini jelas mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh iman, bukan karena usaha kita, melainkan pemberian Allah (ayat 8). Jika kita bisa selamat karena perbuatan baik yang kita lakukan, kita bisa menjadi sombong. Tetapi firman Tuhan mengingatkan, ”Itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri.” (ayat 9), supaya kita tidak bisa membanggakan perbuatan baik kita, walaupun kita berkata bahwa itu semua kita lakukan ”tanpa pamrih”. Keselamatan kita terima hanya oleh iman kepada Yesus! Firman Tuhan berkata, ”Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4 : 12). Tanpa iman kepada Yesus, perbuatan baik kita akan sia-sia.
Jadi bila demikian, apakah kita tidak perlu berbuat baik? Tentu tidak begitu! Ayat selanjutnya dalam bacaan kita hari ini berkata, ”Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (ayat 10). Tuhan menciptakan kita untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Ia persiapkan, agar lewat perbuatan baik yang kita lakukan, orang akan mengenal kasih-Nya. Dalam suratnya, Yakobus menulis, ”...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” (Yakobus 2 : 22). Yesuspun mengajarkan, ”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5 : 16). Biarlah melalui perbuatan baik yang kita lakukan nama Tuhan dipermuliakan! (Ginny)

Perbuatan tanpa iman adalah sia-sia; iman tanpa perbuatan adalah mati.

No comments: