24 Jun 2007

MINGGU KE - 5 JUNI





IMAN UNTUK SAAT INI DAN KELAK
Tuhan Yesus,
Aku percaya Engkau selalu menyertaiku.
Pada masa kesesakan besar
Engkau akan menguatkan aku.

Dalam deritaku aku melebur diri dalam derita-Mu
dan kehendakku dalam kehendak-Mu yang adalah baik semata.
Dan dalam ketakutan dan nestapaku
aku berlindung di relung luka-Mu.

Kalau ku berpaling pada-Mu,
Tuhan Yesus, aku terhibur.
Oh..Manusia yang menderita,
hatiku terpaut pada-Mu.
Engkau sertaku, dan ketika Kau sentuh jiwaku,
aku dikuatkan.

Tuhan Yesus, aku percaya kepada-Mu.
Engkau adalah perisaiku
dan para malaikat-Mu menjaga diriku,
dan aku tahu Bapaku menolong aku.

Tuhan Yesus, aku bersyukur pada-Mu.
Sorga menghimbau dan takhta gemerlap.
Deritaku akan segera berakhir.
Maka aku akan tetap bertahan.
Karena darah-Mu adalah kekuatanku;
Ia menguatkan yang lemah. (IR)
Senin, 25 Juni 2007
MUTLAK DITOLAK
Matius 11 : 28-30
Banyak orang sulit menerima kenyataan bahwa akan ada orang-orang yang tidak masuk ke sorga ketika mereka sudah meninggal. Rasanya sulit dipercaya bahwa Tuhan yang Maha Kasih itu tega memasukkan manusia ke neraka. Masa Tuhan yang Maha Baik sampai hati menjatuhkan hukuman sesadis itu? Apakah Dia benar-benar bermaksud seperti itu? Bukankah I Yohanes 4 : 16 mengatakan bahwa Tuhan itu kasih? Kalau begitu buat apa Dia menyediakan neraka? Padahal kalau kita mempunyai hubungan yang matang dan bertumbuh dengan Tuhan, kita tidak akan mungkin memandang remeh Alkitab. Itu sebabnya kita harus rindu mendalami dan menemukan kebenaran seluruh firman Tuhan. Marilah kita menyimak kembali Yohanes 3 : 16. Di sini Yesus menyatakan bahwa Bapa, dalam kasih-Nya yang ajaib, memberikan Anak yang satu-satunya untuk menyelamatkan manusia. Kita juga lihat dalam Ibrani 10 : 8-14 bahwa kita membutuhkan pengorbanan sekali untuk selamanya untuk menghapus dosa-dosa kita, dan dengan demikian Kristus datang dan memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu kita mendengar panggilan Kristus yang indah sekaligus himbauan yang sangat dalam pada bacaan kita hari ini. Tuhan bukanlah panglima perang yang menakutkan yang ingin agar kita ketakutan. Tetapi Ia adalah Bapa pengasih, pemurah dan penyelamat. Keinginan-Nya adalah menjalin hubungan yang akrab dan intim dengan manusia sampai selama-lamanya. (DBR)
Jangan menolak Tuhan kalau kita tidak mau ditolak oleh Tuhan.

Selasa, 26 Juni 2007
KETEKUNAN MEMBUAHKAN HASIL
Ibrani 6 : 12
Suatu ketika ada seorang menanam pohon bambu di Cina. Selama sekitar enam bulan pertama, pohon bambu itu disirami, diberi pupuk dan dirawat. Tapi tidak sedikitpun tampak tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Daun dan batangnyapun tampak mengering. Tetapi pada suatu hari di bulan ketujuh, pohon bambu itu tumbuh beberapa meter dalam waktu enam minggu saja. Pertanyaannya adalah, apakah pertumbuhan beberapa meter itu semata-mata hanya terjadi dalam enam minggu? Tentu saja tidak. Selama bulan-bulan pertama di mana orang yang menanamnya tidak melihat perkembangan apa-apa, ternyata bambu itu sedang menancapkan akar-akarnya ke dalam tanah. Kalau saja orang yang menanam itu berhenti menyiram dan memupukinya ketika melihat bahwa tidak ada tanda-tanda kehidupan pada pohon bambu itu, apakah yang akan terjadi? Pohon bambu itu tentu akan mati.
Kisah di atas memberi pelajaran tentang ketekunan dan kesabaran dalam menantikan janji Tuhan. Kita harus mempercayai Allah meskipun yang kita nantikan belum kelihatan wujudnya. Seperti Yusuf yang tekun ketika mengalami proses pembentukan Tuhan selama bertahun-tahun sebelum visinya bahwa dia akan menjadi seorang yang lebih tinggi kedudukannya dari seluruh anggota keluarganya (menjadi raja muda di Mesir) terwujud.
Memang tidak mudah untuk tetap tenang di tengah tekanan tetapi hal yang membuat kita kuat adalah janji Allah yang pasti digenapi. Ketika apa yang sedang Anda usahakan tampaknya belum memperlihatkan tanda-tanda keberhasilan, jangan cepat putus asa. Bertekunlah kepada Allah, sampai kita melihat hasil akhir yang menakjubkan.
Tidak ada buah yang matang dalam sekejap, semua butuh proses yang dilalui dengan tekun.

Rabu, 27 Juni 2007
TIDAK PERNAH LALAI
II Petrus 3 : 9
Tuhan tidak pernah lalai dalam menepati janji-Nya. Itu sudah pasti. Tidak pernah satu kalipun Dia gagal dalam menepati apa yang dikatakan-Nya. Tujuan kenapa Dia menepati janjipun jelas, Dia tidak mau ada seorangpun yang binasa, Dia tidak mau ada seorangpun yang kecewa kepada-Nya karena Dia tidak menepati janji. Allah adalah Allah yang konsisten, tidak seperti manusia yang suka inkonsisten. Bagi Allah sekali ‘ya’ selamanya ‘ya’. Itu seharusnya sudah cukup buat kita untuk tetap menantikan janji Allah digenapi. Jaminan itu harusnya cukup buat kita untuk tetap berpengharapan kepada Allah. Tuhan berkata bahwa Dia menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya. Mungkin itu yang menjadi masalah kita, kita tidak sabar menanti waktu-Nya Tuhan. Mari kita renungkan firman Tuhan ini, dan mari kita belajar bersabar menantikan janji Tuhan digenapi. Jangan kuatir, Dia tidak pernah lalai. Dia Tuhan. (cubs)
Allah tidak pernah lalai karena Dia ingin kita semua berbalik dari dosa dan bertobat. Tunggu apa lagi?
Kamis, 28 Juni 2007
TIGA NASIHAT
Roma 12 : 12
Bila kita membaca bacaan hari ini, kita akan dikuatkan. Rasul Paulus memberikan tiga nasihat kepada kita:
Untuk bersukacita dalam pengharapan. Mengapa? Saat kita berharap akan sesuatu pastinya kita akan menemukan rasa tidak sabar. Oleh sebab itu Rasul Paulus mengajak kita agar bersukacita tatkala kita berharap kepada Tuhan. Pengharapan kita bukan untuk memperoleh sesuatu yang fana, tetapi kita mengharapkan sesuatu yang abadi dari Tuhan. Pengharapan kita hanya pada Yesus. Kita berharap agar Kristus datang kali kedua ke dunia ini untuk menjadi Raja dan Hakim bagi manusia.
Untuk sabar dalam kesesakan. Biasanya ketika kita menghadapi kesesakan oleh masalah, kita menjadi tidak sabar. Kita langsung mengambil jalan pintas agar masalah itu cepat berlalu. Kesabaran akan membawa kedamaian jiwa. Saat kita sabar menghadapi masalah, maka jiwa akan menjadi tenang dan kedamaianpun akan kita rasakan. Jadi bila kesesakan itu datang dalam hidup kita, mulailah kita belajar bersabar. Anggap saja masalah itu sebagai suatu pembelajaran untuk mendewasakan kita.
Untuk bertekun dalam doa. Memang benar doa memerlukan ketekunan. Jadikan doa sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Bila doa sebagai kebutuhan, maka kita tidak akan merasa dipaksa untuk melakukannya. Tetapi bila kita menjadikan doa sebagai kewajiban, maka suatu saat kita akan merasakan doa menjadi beban yang memberatkan. Oleh sebab itu, agar kita dapat bertekun dalam doa maka kita harus menjadikan doa itu sebagai kebutuhan hidup kita.
Bila kita dapat melakukan tiga nasihat dari Rasul Paulus ini, maka hidup kita akan merasakan perubahan dan semakin didewasakan dalam Yesus Kristus. (Giant)
Nasihat itu hanya berguna dan berdampak bila dilakukan.


Jumat, 29 Juni 2007
SEMANGAT SAMURAI
Amsal 20 : 6
Samurai sejak dulu menjadi ikon dan kebanggaan dari bangsa Jepang. Sebenarnya samurai mengacu pada pribadi seseorang atau sekelompok orang yang bertugas sebagai pasukan pengamanan dari seorang tuan tanah atau bangsawan agung Jepang yang menguasai daerah atau wilayah tertentu. Ciri utama dan kebanggaan seorang samurai bukanlah terletak pada pedang atau katana (pedang pendek) yang dibawanya. Kekuatan samurai yang menjadi legenda sampai sekarang adalah pada kedisiplinan, ketaatan dan kesetiaan mutlak mereka pada junjungan atau bangsawan agung di mana ia mengabdikan dirinya. Seorang samurai telah belajar setia dan taat pada tuan dan tugasnya, mereka tidak akan segan untuk mengorbankan nyawanya bahkan untuk membunuh dirinya sendiri demi tuan atau tugas yang diembannya. Samurai tidak memerlukan alasan logis untuk menjalankan tugasnya, karena mereka beranggapan junjungan mereka selalu tahu yang terbaik sehingga perintahnya adalah mutlak tanpa perlu diperdebatkan. Bagaimana dengan ketaatan dan kesetiaan hidup kita pada Tuhan? Apakah kita memiliki kesetiaan dan ketaatan seperti seorang samurai ketika kita hidup bagi junjungan kita, Allah yang tahu apa yang terbaik hidup kita? Kesetiaan memang biasanya berat dilakukan karena hal ini tidak secara langsung memberi keuntungan pada diri kita. Tetapi Tuhan sungguh tahu apa yang terbaik dalam hidup kita, rencana-Nya tidak akan pernah salah. Perintah-Nya diberikan semata-mata buat kebaikan kita. Belajarlah mentaati Tuhan melalui firman-Nya dan otoritas-otoritas yang Tuhan tetapkan atas hidup kita.
Perlindungan dan berkat akan mengalir dari kesetiaan dan ketaatan kita.


Sabtu, 30 Juni 2007
MENJADI SAKSI YANG BENAR
I Petrus 2 : 11-17
Sesungguhnya ayat 12 adalah kenyataan dari kehidupan umat Tuhan yang hidup di zaman ini. Sebab meskipun kita sudah punya nama “anak Tuhan”, tapi bila perbuatan dan tingkah laku kita tidak beda dengan orang dunia, mustahil kita dapat menjadi saksi Kristus yang benar. Sebaliknya orang duniapun akan tertawa bila melihat kita. Kita diselamatkan Tuhan tidak hanya sekedar sampai keselamatan saja, tetapi kita punya tugas di antaranya menjadi saksi Kristus yang baik. Tidak ada jalan yang lain selain kita harus berani membuang segala sesuatu yang “lama” dalam hidup ini, walaupun mungkin yang “lama” itu menyenangkan daging kita. Jadi kita harus berani bertindak membereskan semua yang tidak berkenan kepada Tuhan, tanpa kecuali, dan kembali kepada prinsip Alkitab. Rasul Paulus dengan tegas mengatakan, “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.” (Kolose 3 : 3). Baca juga Kolose 2 : 6-7 dan Kolose 1 : 13-14. Memang membuang apa yang kita sukai adalah sangat menyakitkan. Tetapi bila kasih Kristus telah sepenuhnya menguasai hidup kita, tidak ada penderitaan yang seberat apapun yang dapat menghalangi kita untuk maju bersama Kristus dan menjadi saksi-Nya yang benar. (DBR)
Tanpa perubahan dalam hidup kita, kita tidak bisa menjadi saksi Kristus yang benar.
Minggu 1 Juli 2007
Hanya ada satu Allah yang benar
Yesaya 43 : 10-11
Saudara-saudara, ingatlah! Hanya TUHAN, dan TUHAN saja Allah kita! Cintailah TUHAN Allahmu dengan sepenuh hatimu: Tunjukkanlah itu dalam cara hidupmu dan dalam perbuatanmu. (Ulangan 6 : 4,5)

Tuhanlah yang menciptakan langit, Dialah Allah! Dialah yang menjadikan dan membentuk bumi, membuatnya kokoh dan tetap berdiri. Ia tidak menjadikannya tempat yang sunyi sepi, tetapi tempat untuk didiami. Dialah yang berkata, "Akulah TUHAN, dan tak ada lainnya.” (Yesaya 45 : 18)

Hai umat-Ku, kamulah saksi-saksi-Ku, kamu Kupilih menjadi hamba-hamba-Ku, supaya mengenal Aku dan percaya kepada-Ku, dan mengerti bahwa Akulah Allah. Aku Allah Yang Maha Esa, tak ada lainnya sebelum dan sesudah Aku.
Aku sendirilah TUHAN, selain Aku tak ada yang menyelamatkan.

No comments: