22 Apr 2007

Minggu ke -4 April

Untuk melayani Allah

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2 : 10)
“TanganMu membentuk (SHAPE) ku dan membuat aku.” (Ayub 10 : 8)
S= Spiritual gift (Karunia)
H= Heart (Hati)
A= Abilities (Kemampuan)
P= Personality (Kepribadian)
E= Experience (Pengalaman)
“Setiap orang hendaknya menggunakan karunia apapun yang telah ia terima untuk melayani orang lain.” (I Petrus 4 : 10)
Yesus: “Ikutlah teladan-Ku, sebab Aku datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.” (Matius 20 : 28)
Belajar melayani seperti Yesus:
Melayani seperti Yesus berarti bersedia.
“Dua orang buta....berteriak, ‘Tuhan, kasihanilah kami.’ ... Yesus berhenti dan bertanya, ‘Apa yang kaukehendaki Aku lakukan?’” (Matius 20 : 30-32)
“Jangan katakan pada tetanggamu untuk menunggu sampai besok jika engkau dapat membantunya sekarang.” (Amsal 3 : 28)
Hambatan-hambatan:
a. Keegoisan.
“Lupakan dirimu sedemikian sehingga engkau dapat mengulurkan tangan membantu.” (Filipi 2 : 4)
b. Perfeksionisme.
“Jika engkau menunggu sampai keadaan sempurna engkau tidak akan dapat melakukan apapun.” (Pengkhotbah 11 : 4)
c. Materialisme.
“Tidak ada pelayan yang dapat melayani dua tuan .... kamu tidak dapat melayani Allah dan uang.” (Lukas 16 : 13)
Melayani seperti Yesus berarti bersyukur.
“Yesus menengadah dan berkata. ‘Bapa, terima kasih bahwa Engkau mendengarkan Aku, Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi Aku berkata demikian untuk orang-orang yang berdiri di sini...’” (Yohanes 11 : 41–42)
“Layani Tuhan dengan sukacita.” (Mazmur 100 : 2)
“Dialah yang menyelamatkan kita dan memilih kita untuk pekerjaan-Nya yang kudus bukan karena kita layak tetapi karena rencana-Nya.” (II Timotius 1 : 9)
Hambatan-hambatan:
a. Membandingkan dan mengkritik.“Siapakah kamu menilai pelayan dari orang lain? Tuhan akan menilai apakah pelayanNya telah melayani dengan berhasil.” (Roma 14 : 4)
b. Motivasi yang salah.
“Jika engkau melakukan perbuatan baik, jangan pamer. Jika engkau pamer, engkau tidak akan mendapatkan imbalannya dari Bapamu yang di sorga.” (Matius 6 : 1)
Melayani seperti Yesus berarti setia.
“Aku telah memuliakan Engkau di dunia dengan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan untuk Aku lakukan.” (Yohanes 17 : 4)
“Satu hal yang dibutuhkan dari seorang pelayan ialah dia harus setia...” (I Korintus 4 : 2)
“Berilah dirimu untuk melakukan pekerjaan Tuhan, percayalah bahwa tidak ada hal yang kamu lakukan untuk Dia yang sia-sia.” (I Korintus 15 : 58)
“Ia tidak akan lupa bagaimana kerja kerasmu untuk Dia dan bagaimana kamu telah menunjukkan kasihmu kepada-Nya dengan cara memperhatikan orang Kristen yang lain.” (Ibrani 6 : 10)
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25 : 23)

Senin, 23 April 2007

WAKTU UNTUK ANAK

Efesus 6 : 4, Kolose 3 : 21

Seorang anak berusia 6 tahun dengan takut-takut mendekati ayahnya yang sedang melepas lelah. “Papa, berapa uang yang papa dapatkan sebagai gaji dalam 1 jam?” Tanya si anak. “200 ribu per jam, tapi kenapa kau bertanya begitu?” Kata si ayah. “Kalau begitu, bolehkah aku pinjam 100 ribu?” Kata si anak. Si ayah menjadi marah dan berkata, “Jadi rupanya kamu tanya pendapatan papa untuk kamu pinjam membeli mainan ya? Sana tidur, jangan ganggu papa.” Dengan sedih si anak masuk ke kamarnya.
Satu jam kemudian si ayah mulai tenang dan berpikir bahwa ia telah terlalu keras terhadap anaknya. Anaknya jarang minta uang dan mungkin kini ia sedang membutuhkannya. Ia masuk ke kamar anaknya. “Kamu sudah tidur, nak?” “Belum, pa,” sahut si anak. Dengan tersenyum si ayah berkata, “Maaf ya, papa tadi marah. Ini uang 100 ribu yang kamu minta.” “Terima kasih, papa,” jawab si anak sambil melompat dari tempat tidurnya. Kemudian dia mengambil uang 100 ribu lain yang dimilikinya. “Kalau kamu sudah punya uang, kenapa minta lagi?” Gerutu si ayah. “Karena tadi belum cukup, tapi sekarang sudah,” jawab si anak. Ia kemudian menyerahkan uang 200 ribu itu kepada ayahnya sambil berkata memelas hingga ayahnya tertegun, “Papa, aku punya 200 ribu sekarang. Bolehkah aku membeli 1 jam waktumu untuk ngobrol dan bermain-main denganku?” Kata si anak.
Tanpa kita sadari seringkali kita terlena dengan kesibukan kita sendiri, lupa bahwa selain uang, keluarga juga membutuhkan waktu dan perhatian kita.
Kata “kasih” oleh seorang anak dieja menjadi “waktu”.

Selasa, 24 April 2007

HANYA SEKILAS

Wahyu 22 : 1-5

Betapa bersyukurnya kita atas keajaiban dunia yang telah diciptakan Allah sebagai tempat tinggal kita saat ini. Sekalipun dunia ini telah rusak oleh kejahatan dan kesengsaraan, bumi ini penuh dengan hal-hal indah yang mempesona indera kita. Pagi-pagi benar di hari yang cerah, berjalanlah di taman bunga dan nikmatilah keindahan serta aromanya. Renungkanlah tentang keindahannya. Keindahan itu adalah sekilas pemandangan samar akan kemuliaan sorga. Juruselamat kita meyakinkan pada murid-Nya bahwa Dia akan kembali ke rumah Bapa-Nya, yaitu rumah-Nya yang kekal untuk menyiapkan tempat bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Tempat itu akan menjadi tempat yang sangat indah dan megah, dan tidak satupun tempat di bumi ini yang dapat menyamainya. Satu-satunya syarat agar dapat memasukinya adalah dengan iman secara pribadi kepada Kristus serta pada kematian dan kebangkitan-Nya. Percayalah akan pengorbanan-Nya, maka suatu hari Dia akan menyambut kita dalam keindahan dan sukacita yang mulia. (DBR)

Kristus membuka pintu sorga bagi mereka yang membuka hati bagi-Nya.

Rabu, 25 April 2007

SAHABAT

Mazmur 25 : 14

Renungan kita hari ini sekali lagi menegaskan bahwa “Tuhan adalah sahabat bagi orang yang takwa”, artinya orang yang taat melakukan firman-Nya. Alkitab menyebut sahabat sebagai “lebih akrab dari saudara” (Amsal 18:24), di bagian lain disebutkan sahabat “selalu setia kepada kawan” (Amsal 17:17). Jadi sahabat adalah orang yang sangat berarti dalam kehidupan seseorang. Sangat disayangkan bahwa banyak orang pada masa sekarang yang tidak punya sahabat, karena kesibukan dan kondisi lingkungan saat ini. Padahal, seperti kata pepatah, dua lebih kuat daripada satu. Justru di saat ini setiap orang membutuhkan orang yang bisa diandalkan, orang yang dapat diajak ‘curhat’, orang yang dapat ‘saling’ berbagi satu dengan lain, setiap orang butuh SAHABAT Bahkan kadang-kadang antara suami istripun tidak dapat menjadi sahabat satu dengan lain. Padahal, salah satu tujuan pernikahan adalah menjadi ‘satu’, yang artinya menjadi sahabat. Kalau Anda belum punya sahabat, mulai sekarang carilah seorang. Orang yang tidak punya sahabat tidak punya penopang di saat mengalami masalah yang berat, juga tidak ada orang yang bisa bergembira bersama. Memang, sahabat juga bisa mencelakakan seperti sahabatnya Ayub, tetapi biar bagaimanapun tetap lebih baik punya sahabat, karena Yesuspun mau menjadi Sahabat kita. (cubs)

Yesus Sahabat yang setia dan tidak pernah ingkar.

Kamis, 26 April 2007

BERDOA AGAR DITERANGI

Ibrani 10 : 23

Ada banyak hal yang kita tidak tahu. Ternyata orang yang paling rohani pun hanya mengetahui sebagian saja rencana Allah. Rasul Paulus berkata bahwa ia hanya “mengenal dengan tidak sempurna”, dalam arti ia hanya tahu sebagian saja (I Korintus 13 : 12). Oleh karena itu kita seharusnya juga berdoa seperti Rasul Paulus agar “mata hati kita diterangi”, bukan untuk diri kita sendiri saja tetapi juga untuk orang lain. Jika pengetahuan adalah satu-satunya jawaban, maka orang-orang yang mempelajari Alkitab paling banyak pasti memiliki iman yang paling hebat dan pasti akan melakukan perkara-perkara besar dalam nama Allah. Namun, kenyataannya ada banyak sarjana teologi yang mengingkari kuasa Allah. Kita bersyukur untuk gelar sarjana, tetapi itu bukan merupakan jawaban seutuhnya. Alkitab adalah berita hidup yang diberikan oleh Allah yang hidup. Untuk memahami Alkitab, kita perlu bersekutu dengan Allah dan meminta penerangan dari-Nya. Mungkin saudara pernah merasa heran mengapa saudara bisa melihat dengan jelas hal-hal yang ada dalam Alkitab, sedangkan teman-teman atau orang-orang yang saudara kasihi tampaknya buta. II Korintus 4 : 4 menyebutkan bahwa, “Ilah zaman ini telah membutakan pikiran banyak orang tidak percaya.” Oleh sebab itu hati dan pikiran kita perlu dibukakan atau diterangi oleh Allah. Inilah alasannya mengapa kita perlu mendoakan orang-orang tidak percaya. Bagi orang percaya, kita perlu berdoa minta diterangi agar kita bisa melihat keajaiban-keajaiban dari firman Tuhan (Mazmur 119 : 18).

Allah bisa membuka hati seseorang, karena itu teruslah berdoa.

Jumat, 27 April 2007

IMAN YANG RAPUH

Matius 26 : 69-75

Kisah dalam renungan kita hari ini mau mengingatkan agar kita memiliki iman yang kuat. Iman kita pasti akan diuji oleh Tuhan. Bila kita tidak memiliki iman yang kuat maka kita pasti akan menyangkal Tuhan ketika pencobaan datang. Bisa kita lihat bahwa karena Petrus tidak memiliki iman yang kuat maka ia menyangkal Tuhan Yesus. Bukan tidak mungkin suatu hari nanti kita akan menghadapi situasi seperti yang dihadapi oleh Petrus. Kita diperhadapkan dengan dua pilihan, kita hidup di dunia tapi menyangkal Tuhan Yesus atau kita mati tapi kita memperoleh hidup kekal karena iman percaya kita kepada Kristus. Bila iman kita tidak kuat maka kita akan bimbang. Sebaliknya bila iman kita kuat kita pasti akan memilih mati demi Kristus. Buat apa kita memiliki hidup di dunia tetapi kehilangan hidup yang kekal? Kematian demi Tuhan Yesus adalah kebahagiaan bagi orang percaya. Biarlah kita semakin hari semakin dekat kepada Tuhan sehingga iman kita dapat bertumbuh. Isilah hidupmu dengan firman yang memberi kekuatan. Jangan tinggalkan Tuhan walau apapun yang terjadi dalam hidupmu! (Giant)

Hidup bagi Kristus dan mati adalah keuntungan bagiku.

Sabtu, 28 April 2007

MELENTUR TAPI TIDAK PATAH

Galatia 5 : 16

Satu kenangan terindahku di masa kecil adalah pergi ke sungai dan duduk di tepinya. Disana, aku mengamati pohon bambu yang melentur ditiup angin dan kemudian dengan anggun kembali ke posisi lurus setelah angin berhenti. Ketika aku berpikir tentang kemampuan pohon bambu kembali ke asalnya, terpikir kata “resilence” (pulih kembali). Berdasarkan beberapa buku referensi, aku mendapatkan bahwa kata itu berarti kemampuan untuk pulih dari goncangan atau depresi atau situasi lain yang menyentuh batas situasi seseorang.
Pernahkah Anda merasakan seperti saat-saat Anda berada pada titik kehancuran? Bersyukurlah Anda dapat bertahan dalam pengalaman tersebut dan membicarakan hal tersebut. Selama menjalani pengalaman itu Anda mungkin merasakan berbagai emosi yang menekan. Anda merasa emosi Anda terkuras, lelah mental, dan Anda merasa seperti memikul beban fisik yang berat. Hidup adalah gabungan antara waktu-waktu baik dan waktu-waktu buruk, saat bahagia dan saat tidak bahagia. Di lain waktu, Anda akan mengalami satu dari waktu-waktu buruk atau saat tidak bahagia yang membawa Anda ke titik hancur Anda. Pada saat itu melenturlah tetapi jangan patah (hancur). Cobalah sebaik-baiknya untuk tidak membiarkan situasi buruk merampas yang terbaik darimu. Raih harapan Anda melalui cobaan berat yang tidak menyenangkan. Dengan harapan akan hari esok lebih baik atau situasi yang lebih baik, segalanya mungkin tidak seburuk yang Anda lihat. Cobaan berat yang tidak menyenangkan mungkin lebih mudah dikerjakan bila hasil akhirnya adalah sesuatu yang sangat berharga. Jika segalanya menjadi buruk dan Anda berada pada titik kehancuran, tunjukkan kemampuan Anda untuk pulih kembali. Seperti pohon bambu, melenturlah tetapi tidak patah.
Tuhan memberi kemampuan dan kekuatan kepada kita untuk melentur, gunakanlah itu.

Minggu, 29 April 2007

TITIK DAN LOBANG DONAT

Mazmur 104 : 1-15

Kerapkali perhatian kita justru tersita oleh setitik kekecewaan yang sangat kecil dalam masalah kita dan kita cenderung melupakan begitu banyak berkat yang kita terima dari Tuhan. Namun seperti lembaran kertas, hal-hal yang baik sebenarnya jauh lebih penting dari pada segala kesulitan yang menyita perhatian kita. Hal ini mengingatkan kita akan sebuah pepatah aneh yang menyatakan sebuah nasihat praktis yang baik: ”Saat Anda menapaki jalan hidup, jadikanlah hal berikut ini tujuan Anda: arahkan pandangan Anda pada kue donat, jangan pada lobang yang ada di tengahnya.” Ya, dari pada memusatkan diri pada berbagai pencobaan yang terjadi dalam hidup, kita seharusnya mengarahkan perhatian pada berkat-berkat kehidupan. Marilah kita berkata seperti pemazmur: ”Terpujilah Tuhan hari demi hari Dia menanggung bagi kita.” (Mazmur 68 : 20). (DBR)

Marilah kita terus memuji Dia agar perhatian kita tidak tertuju pada titik kecil dan lobang pada donat saja.

No comments: