14 Jun 2008

Minggu ke 3 June

Bapa ku seorang pemulung ulung
Yohanes 3 : 16

Suatu hari seorang guru sekolah Minggu memberi tugas kepada murid-muridnya. "Seperti apa Allah Bapa itu? Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang ayah," ujar guru tersebut. Minggu berikutnya, sang guru menagih PR dari setiap murid. "Allah Bapa itu seperti dokter," ujar seorang anak yang ayahnya adalah dokter. "Ia sanggup menyembuhkan penyakit seberat apapun." "Allah Bapa seperti guru," ujar anak lain. "Dia selalu mengajarkan kita untuk berbuat yang baik dan benar." "Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya,” ujar seorang anak konglomerat. Guru tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan sosok Allah Bapa dengan semangat. Ada satu anak yang sejak tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban lain. "Eddy, menurut kamu Allah Bapa itu seperti…?" Ujar guru dengan lembut. Ia tahu anak ini tidak seberuntung yang lain dalam hal ekonomi dan cenderung lebih tertutup. Eddy hampir tidak dapat mengangkat muka dan suaranya begitu pelan ketika menjawab, "Ayah saya seorang pemulung...jadi saya pikir....Allah Bapa itu seorang pemulung ulung.." Guru terkejut dan anak-anak lain protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung. Eddy mulai ketakutan. "Eddy," ujar guru, "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?" Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab, "Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anak-Nya. Sama seperti papa yang memungut kaleng bekas Coca Cola, botol AQUA dan menjadikannya bernilai untuk memberi kami makan, Eddylah kaleng bekas Coca Cola itu yang sekarang dijadikan berguna oleh Allah Bapa. Dia adalah Pemulung Ulung." Memang, bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah seperti Anda dan saya, menjadikan kita anak-Nya, hidup bersama Dia, menjadikan kita biji mata kesayangan-Nya, bahkan menjadikan kita pewaris Kerajaan Allah. (IR)

Senin, 23 Juni 2008

PERCAYA SAJA DAN TERIMALAH

Markus 11 : 24
Apakah Allah pernah berbicara dalam hati kita yang sampai sekarang belum terwujud? Jika kita percaya untuk mendapatkan sesuatu, kadangkala mudah sekali keadaan atau tekanan-tekanan hidup menyeret kita ke lembah keputusasaan. Jika kita memilih untuk menerima janji-Nya, dengan membayangkannya dalam pemikiran kita dan menyatakan dengan kata-kata yang keluar dari mulut kita, iman percaya kita akan menjadi lebih kuat. Kita akan punya perasaan percaya diri. Kita akan mulai merasa lebih tenang. Kita mulai punya sukacita dan kedamaian karena tahu Allah sedang bekerja dengan rahasia untuk kepentingan kita. Apa kita percaya Tuhan hendak melakukan untuk kita hari ini? Dapatkah kita membayangkannya dalam pikiran? Dapatkah kita melihat diri kita sembuh dari penyakit? Dapatkah kita melihat bahwa kita sudah melunasi hutang kita yang terakhir? Dapatkah kita melihat bahwa berat badan kita sudah berkurang? Dapatkah kita melihat persekutuan yang indah dengan keluarga atau teman-teman sekerja yang sudah lama didambakan? Bertanyalah kepada Tuhan untuk memberi kita suatu gambaran dari apa yang Ia lihat jika Ia memandang pada kita. Jika kita membuka hati dan membiarkan Tuhan memberi pemikiran-Nya ke dalam hati kita, itu akan menjadi pemikiran kita juga dan kita menerima janji-janji-Nya karena iman kita. (DBR)
Butuh iman dan percaya untuk menerima janji Tuhan.

Selasa, 24 Juni 2008

MELAWAN KEINGINAN DAGING

Galatia 5 : 16-18
Satu keistimewaan yang Tuhan berikan kepada kita adalah ”kehendak bebas”, hak untuk memilih. Saat kita berkata ”ya” dan menerima Tuhan dalam hidup kita, Ia masuk dan tinggal dalam kita, tetapi Ia tidak pernah memaksakan kehendak-Nya kepada kita. Ia memberikan kepada kita kebebasan untuk memilih, apakah kita mau taat kepada-Nya dan membiarkan Ia memimpin hidup kita atau kita tetap mau mengikuti keinginan kita sendiri. Berbeda dengan Iblis. Sekali kita berkata ”ya” kepada Iblis, ia akan mencengkeram erat hidup kita dan memaksa kita untuk terus menuruti kemauannya.
Sebagai manusia yang masih memiliki keinginan daging, seringkali sukar bagi kita untuk tetap taat kepada Tuhan. Akibatnya seringkali kita tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, tetapi kita ”kalah” dan mengikuti keinginan daging kita. Rasul Paulus juga memiliki pergumulan ini, seperti yang ditulisnya dalam surat kepada jemaat di Roma, ”Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.” (Roma 7 : 22-23). Bagaimana caranya supaya kita bisa menang? Rasul Paulus memberi kuncinya dalam firman hari ini, ”...hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.” (ayat 26). Kita harus memberi hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus setiap hari agar kita dapat melawan keinginan daging kita. Yesus pun pernah berkata kepada Petrus, ”Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26 : 41).
Kalau kita sadar bahwa kita lemah, mari kita minta pimpinan Roh Kudus setiap hari, terus berjaga-jaga dan berdoa. Dengan demikian kita akan mampu melawan keinginan daging kita dan tunduk kepada kehendak Tuhan. (Ginny)
Dengan kekuatan Roh Kudus kita akan mampu menaklukkan keinginan daging.

Rabu, 25 Juni 2008

KARIB DENGAN ALLAH

Mazmur 62 : 2
Teman saya sudah 10 tahun berumah tangga dan baru melahirkan seorang anak perempuan yang lucu dan manis. Teman saya meninggalkan pekerjaannya demi mengurus bayinya. Dia menjadi seorang ibu rumah tangga penuh waktu yang begitu mengasihi anaknya. Kadang-kadang dia merasa kelelahan tapi dia tetap bergembira karena dia menikmati detik demi detik bersama anaknya, dan dia senang melihat pertumbuhan anaknya waktu demi waktu. Demikian juga Bapa di sorga, Dia menikmati detik demi detik dengan kita anak-anak-Nya, senang bercakap-cakap dengan kita. Dia menginginkan persekutuan yang indah, Dia mencurahkan perhatian-Nya kepada kita anak-anak-Nya. Tetapi sering kita tidak sadar, kita mencoba dengan kekuatan kita sendiri, berjalan jauh dari Allah. Padahal bila kita jauh dari Allah hanya masalah dan kesulitan saja yang mengelilingi kita. Kalau kita tetap dekat dengan Allah maka kita akan selamat, kita akan tenang menghadapi apapun. Siapa tidak mau? (FF)
Karib dengan Allah itu nikmat dan penuh berkat.

Kamis, 26 Juni 2008

TANPA VISI KACAU

Amsal 29 : 18
Saya sangat suka membaca cerita sejarah dan kepahlawanan. Salah satu buku sejarah yang pernah saya baca adalah mengenai kehebatan raja Louis XVI dari Perancis saat ia ditawan oleh orang-orang yang menggulingkan dan memenjarakan ayahnya. Mereka pikir raja Louis adalah calon pewaris takhta kerajaan Perancis, jika moralnya dihancurkan ia tidak akan duduk di takhta. Mereka pun membawanya ke negeri yang jauh dan memperlihatkan segala yang kotor, hawa nafsu orang muda dan pelacur. Bukan hanya itu, ia dihadapkan pada makanan yang mampu memperbudak dirinya 24 jam sehari. Ia dikelilingi segala hal yang menyeret jiwanya serendah-rendahnya. Mereka melakukan itu selama 6 bulan, namun ia tidak tergoda dengan bujukan dan rayuan mereka. Akhirnya mereka bertanya, ”Mengapa engkau tidak tertarik dengan semua itu padahal semua itu bisa memuaskan gairah mudamu?” Ia pun menjawab dengan elegan, ”Aku tidak mau melakukan semuanya itu karena aku dilahirkan untuk menjadi seorang raja.” Ia tidak mau menyentuh semua yang najis dan kotor karena visinya jelas, menjadi seorang raja.
Visilah yang menyebabkan orang biasa menjadi luar biasa, membangkitkan semangat kepahlawanan seseorang untuk menghasilkan hal-hal yang heroik seperti memaksa seseorang untuk berani bayar harga, menyebabkan seseorang memiliki api yang berkobar dan menyala di dalam jiwanya, menghasilkan dan membangkitkan semangat yang membara dan roh yang menyala-nyala, menyebabkan orang bisa berkobar secara emosional dan meledak-ledak saat menceritakannya, dan mengangkat seseorang hidup di atas rata-rata. Bagaimana dengan Anda, sudahkah memiliki visi yang harus diperjuangkan? (YS)
Tanpa visi yang jelas orang akan kehilangan arah dan tujuan hidup.

Jumat, 27 Juni 2008

TELADAN LEBIH BERARTI

Filipi 3 : 17
Di dalam apapun orang lebih melihat teladan dari pada kata-kata. Ada peribahasa, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.” Dalam mendidik anak, banyak orangtua yang disarankan untuk lebih memberi teladan dari pada hanya mengajari lewat kata-kata. Sering kita baca di koran berita yang mengatakan rakyat mengikuti teladan pemimpinnya, ternyata di Alkitab juga demikian. Itu salah satu penyebab kenapa Yesus sampai datang ke dunia menjadi manusia, supaya Dia dapat memberi teladan apa yang berkenan kepada Allah. Sedikit keteladanan lebih berarti dari pada banyak kata-kata. Yesus juga berkata bahwa kita harus menjadi teladan untuk setiap orang di sekitar kita. Dikatakan bahwa orang lain harus bisa melihat Yesus dalam kehidupan kita. Mari kita persedikit kata-kata dan perbanyak perbuatan yang bisa dijadikan teladan oleh orang lain. (cubs)
Teladan adalah contoh yang akan ditiru.

Sabtu, 28 Juni 2008

BAGAIMANA MENILAI DIRI KITA

Amsal 23 : 7
Kita punya daya khayal yang sangat kuat. Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk yang punya ketajaman mata. Memilih punya kesan yang tepat itu penting, karena hidup akan mengarah ke pemikiran kita. Cara kita melihat diri kita dalam pemikiran kita akan masuk dalam hati dan akan menjadi kenyataan. Jika kita menciptakan suatu gambaran dalam pemikiran kita untuk sesuatu yang kita inginkan atau sesuatu impian melintas, kita akan menuju ke arah itu. Lebih baik kita bangun tiap pagi dan menggambarkan kita adalah orang yang sukses, gambarkan kita sehat walafiat, gambarkan diri kita dan keluarga bukan hanya diberkati tetapi menjadi berkat bagi orang lain. Jika kita punya pemikiran yang tepat dan selalu menyerahkan hidup kita kepada Tuhan melalui doa dan puji syukur kita, kita akan maju dalam hidup kemenangan yang Tuhan sudah janjikan kepada kita. (DBR)
Kita adalah sebagaimana yang kita pikirkan.


Minggu, 29 Juni 2008 YANG BAIK Filipi 4 : 8
A
da seorang juru masak yang sangat handal mengolah berbagai macam masakan. Suatu hari ia diwawancarai oleh wartawan yang bertanya, ”Apakah rahasia Anda sehingga masakan Anda begitu enak?” Juru masak itu menjawab, ”Rahasia kelezatan masakanku terletak dari bahan-bahan yang segar. Saya menggunakan sayuran yang baik dan segar, daging yang berkualitas tinggi dan segar, dan saya mencampurkan kombinasi bumbu yang tepat sehingga masakan yang tercipta adalah masakan yang lezat. Tetapi bila saya memakai sayuran dan daging yang tidak baik, maka hasil masakannya pun tidak enak.” Prinsip juru masak ini dapat kita terapkan dalam hidup kita. Jika hidup kita dipenuhi dengan hal-hal yang buruk seperti kekerasan, kebencian, kemarahan dan perbuatan buruk lainnya, maka hasil yang akan kita keluarkan adalah suatu kejahatan. Tetapi bila hidup kita dipenuhi dengan hal-hal yang baik seperti kasih, kebaikan dan perbuatan baik lainnya, maka hasil yang akan kita keluarkan adalah suatu kebaikan. Mari kita penuhi pikiran kita dengan kebenaran, keindahan dan kebaikan, maka yang akan kita hasilkan adalah sesuatu yang akan menyukakan hati Tuhan dan sesama. (Giant)
Penuhilah hidup kita dengan hal-hal yang baik.

No comments: